• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PKH 0806907 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PKH 0806907 Chapter3"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. TEMPAT PENELITIAN

Tempat pelaksanaan penelitan ini adalah SLB Karya Bhakti Kota

Bandung, alasannya Sekolah Luar Biasa ini merupakan salah satu Sekolah Luar

Biasa yang menghasilkan peserta didik berprestasi di bidang olahraga cabang

olahraga atletik lari tunanetra. Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran

pendidikan jasmani khusus pada cabang olahraga atletik lari dengan peserta didik

tunanetra serta pelajaran tambahan di luar jam sekolah yang dikhususkan bagi

pelaksanaan cabang olahraga atletik lari. Dimana kondisi peserta didik siap

mengikuti pelaksanaan pendidikan jasmani cabang olah raga atletik lari baik saat

jam pelajaran ataupun diluar jam pelajaran.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Menurut Sujana dan

Ibrahim (1989, hlm. 64),

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini. Dengan kata lain, penelitian Deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Pendekatan penelitian ini menggunakan Kualitatif (Qualitative research

atau qualitative study), Sugiyono (2010, hlm. 15) menyatakan bahwa:

(2)

Metode deskriptif merupakan suatu penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan

secara objektif. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang dimaksudkan

untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau

kelompok tertentu secara akurat. Dengan kata lain, penelitian deskriptif

dilakukan untuk mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi

saat ini. Penelitian deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna baru,

menjelaskan sebuah kondisi keberadaan, menentukan frekuensi kemunculan

sesuatu, dan mengkategorikan informasi. Penelitian deskriptif dilakukan dengan

memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukkan

hubungan antara berbagai variabel. Dalam penelitian ini mendeskripsikan

pelaksanaan pendidikan jasmani cabang olah raga atletik lari bagi peserta didik

tunanetra yang dilaksanakan di SLB Kharya Bhakti Kota Bandung hingga dapat

mencetak atlet cabang olahraga atletik lari tunanetra.

C. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Instrumen atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti

itu sendiri. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 306), peneliti kualitatif sebagai

human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis

data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”.

Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metode ini yaitu:

a. Observasi

“Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Observasi diartikan teknik pengumpulan data yang dilakukan

secara sistematis dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap

(3)

melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek

penelitian, langsung ditempat dimana suatu peristiwa, keadaan dan situasi

yang sedang terjadi. Adapun aspek-aspek yang diobservasi dalam penelitian

ini adalah: Kondisi fisik SLB dan Proses pelaksanaan pendidikan jasmani

pada cabang olah raga atletik lari bagi peserta didik tunanetra di SLB Karya

Bhakti Kota Bandung apakah sesuai atau tidak antara perencanaan dan

pelaksanaan, penyediaan sarana prasarana, modifikasi alat, dan pembinaan

peserta didik. serta Observasi yang dilakukan untuk mengetahui dan

mengamati secara lebih jelas dan rinci yang berkenaan dengan kegiatan

pelaksanaan pendidikan jasmani pada cabang olah raga atletik lari di

lingkungan sekolah dengan menggunakan alat bantu berupa kamera foto dan

daftar cek (terlampir). Observasi dilakukan untuk mengecek kebenaran

informasi yang diperoleh melaui wawancara.

b. Wawancara

Menurut Esterberg (dalam Sugiyono. 2010, hlm. 317)

mengemukakan “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.” Sedangkan Sugiyono

(2010, hlm. 317) menyatakan “Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti

ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.” Teknik

wawancara yang digunakan adalah dengan pembicaraan informal artinya

pertanyaan yang diajukan tergantung pada wawancara dengan

mempertimbangkan pokok-pokok yang akan dipertanyakan. Wawancara

untuk memperoleh informasi dilaksanakan dengan melihat situasi dan

kondisi Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Jasmani, dan guru wali kelas,

(4)

berlangsung biasa dan wajar. Pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti

pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari. Wawancara yang dilakukan

untuk mengungkap permasalahan yang dibahas yang sifatnya mendalam

tentang “Pelaksanaan Pendidikan Jasmani Pada Cabang Olahraga Atletik

Lari Bagi Peserta Didik Tunanetra di SLB Karya Bhakti Kota Bandung”

fokus tersebut selanjutnya dirumuskan dalam pernyataan penelitian dengan

indikator berikut:

1. Program pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Cabang

Olahraga Atletik Lari Bagi Peserta Didik Tunanetra

2. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada

Cabang Olahraga Atletik Lari Bagi Peserta Didik Tunanetra

3. Fasilitas yang disediakan sekolah dalam menunjang pendidikan jasmani

cabang olah raga atletik lari

4. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan jasmani pada

cabang olahraga atletik lari bagi peserta didik tunanetra

5. Cara mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pendidikan jasmani pada

cabang olahraga atletik lari bagi peserta didik tunanetra

Wawancara yang dilakukan untuk mengungkap permasalahan yang sifatnya

mendalam. Pedoman Wawancara (terlampir).

c. Dokumentasi

Sugiyono (2010, hlm. 329) menyatakan bahwa “Dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.” Teknik dokumentasi

ini dilaksanakan untuk memperoleh data sekunder guna melengkapi data

yang belum ada, yang belum diperoleh melalui wawancara dan observasi.

Dalam penelitian ini teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

(5)

pada cabang olahraga atletik lari berupa satuan pelajaran, daftar peserta

didik, kurikulum, daftar nilai, jadwal, sarana prasarana, foto kegiatan di SLB

Karya Bhakti Kota Bandung, serta foto kegiatan latihan di luar sekolah, serta

foto bukti hasil prestasi peserta didik.

D. PENGUJIAN KEABSAHAN DATA

Penelitian ini menggunakan triangulasi dalam pengujian keabsahan

datanya, menurut Wiersma dalam Sugiyono (2010, hlm. 372)

Triangulasi dalam pengujian kreakreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Validasi data dilakukan dengan teknik triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

“Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda”

(Sugiyono 2010, hlm. 373). Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi,

peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen

tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan

gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau

data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda

pula mengenai fenomena yang diteliti. Maka untuk memastikan mana yang

dianggap benar, peneliti dapat melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data

yang bersangkutan atau yang lain. Sumber triangulasi teknik dalam penelitian ini

yaitu hasil wawancara guru pendidikan jasmani serta observasi dan dokumentasi

lapangan yang dilakukan peneliti.

Sedangkan “Triangulasi sumber untuk menguji kreadibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai

(6)

berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati

kebenaran. Data dari ke tiga sumber tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan,

mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari ketiga

sumber data tersebut. Untuk kemudian data yang telah dianalisis tersebut

menghasilkan suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai tiga

sumber yang berbeda dengan pokok pertanyaan yang sama. Sumber tersebut yaitu

kepala sekolah, guru penjas, dan siswa tunanetra yang erprestasi pada cabang

olahraga atletrik lari.

Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil

yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data

atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan

kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks

atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan.

Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan. Untuk itu maka

peneliti dapat melakukannya dengan jalan:

1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

2. Mengeceknya dengan berbagai sumber data,

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Dalam hal ini yang penting adalah bisa mengetahui adanya alasan-alasan

terjadinya perbedaan-perbedaan yang terjadi selama dilapangan baik ketika

observasi ataupun wawancara.

E. ANALISIS DATA

Sugiyono (2010, hlm. 335) memandang bahwa analisis data merupakan

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh, seperti yang

(7)

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik

data primer maupun data sekunder. Proses analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini mengacu pada proses analisis data yang disampaikan oleh Miles &

Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 337), mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/verifikasi.

Pengertian dari redutsi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan ialah:

a. Reduksi data ialah data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi

direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang

yang tidak perlu isi dari data, kemudian dilakukan pengkodean dengan

menggunakan analisis konten, dan diorganisasi sedemikian rupa dengan

menggunakan analisis domain berdasarkan kategori-kategori yang ditemukan.

Kemudian dilakukan analisis komparatif dengan melakukan crosscheck

atau cek silang di antara kedua data tersebut. Setiap sumber data

dicrosschek dengan sumber data lainnya. Dengan demikian, validitas data

yang ada dapat dipertanggung jawabkan.

b. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Menarik kesimpulan dan verifikasi dilakukan sejak awal pengumpulan data,

peneliti mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola,

penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan

proposisi. Setelah didapat kesimpulan-kesimpulan sementara, kemudian

menjadi lebih rinci dan menjadi kuat dengan adanya bukti-bukti dari data.

(8)

muncul dari data diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni

Referensi

Dokumen terkait

容体と共発現した際に、恒常的に活性化することが報告されている [11]。これまでに私達 は、IL-3 に依存して増殖するマウス血球細胞 Ba/F3

Maka koperasi syariah Ben Iman Lamongan harus memperhatikan total kualitas jasa yang diberikan kepada nasabah untuk bisa tetap bertahan, dalam hal ini ada beberapa produk

di Indonesia mulai berkurang dan hal ini tidak terlepas dari masyarakat.Posisi masyarakat ibarat pedang bermata dua yaitu masyarakat bisa sebagai pelindung dan bisa juga

Laju alir umpan optimum bioreaktor hybrid anaerob bermedia pelepah sawit diperoleh sebesar 2.500 L/hari, pH relatif konstan sebesar 7,2, konsentrasi asam lemak

Dari hasil penelitian dengan metode di atas, penulis memperoleh jawaban atas permasalahan yang ada bahwa perlindungan bagi merek tiga dimensi menurut Undang-Undang

Selain itu, Perumnas juga terus berupaya menghadirkan hunian yang terbaik untuk masyarakat Indonesia dengan selalu memperhatikan tidak hanya dari sisi kualitas, tetapi juga yang

Pemanasan yang semakin tinggi terhadap kulit biji mete mengakibatkan terjadinya proses koagulasi protein pada dinding sel yang mengandung CNSL dan membuat dinding

Keempat variabel pembentuk peran lembaga kelompok tani yang meliputi KBM, unit produksi, kerjasama dan unit ekonomi memiliki keeratan hubungan yang tergolong