• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profil Kepribadian Guru Pkn Dalam Membina Civic Dispositions Siswa Di Sekolah : studi deskriptif di SMP Negeri 2 Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Profil Kepribadian Guru Pkn Dalam Membina Civic Dispositions Siswa Di Sekolah : studi deskriptif di SMP Negeri 2 Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

RENI RISMA NURSARI (1105604) PROFIL KEPRIBADIAN GURU PKN

DALAM MEMBINA CIVIC DISPOSITIONS SISWA DI SEKOLAH. (Studi

Deskriptif di SMP Negeri 2 Cimerak Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran).

(2)

ABSTRACT

RENI RISMA NURSARI (1105604) PERSONALITY PROFILE OF TEACHERS IN PROMOTING CIVIC PKN dispositions SCHOOL STUDENT. (Descriptive Study on SMP Negeri 2 Cimerak District of Cimerak District Pangandaran).

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang dipilih untuk melakukan

penelitian dilengkapi dengan alamat lengkap lokasi, pelaku serta kegiatan yang

akan diteliti. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasution (2003, hlm 43) bahwa “lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat, atau lokasi penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur yaitu pelaku, tempat dan kegiatan yang dapat di observasi”. Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Cimerak, yang terletak di Jalan Ciparanti No. 351, Kecamatan

Cimerak, Kabupaten Pangandaran. Lokasi penelitian dipilih oleh peneliti karena

memenuhi kriteria yang diharapakan oleh peneliti yang dapat menunjang terhadap

penelitian yang dilakukan. Adapun alasan peneliti yaitu :

1. Kurangnya peran nilai kepribadian guru terhadap civic dispositions,

yang mana belum berperan sebagai fasilitator

2. Dalam pembinaan civic dispositions dalam pembelajaran PKn masih

belum banyak dimunculkan di sekolah

3. Pembinaan civic dispositions sangat dipngaruhi oleh keteladanan guru

di sekolah

4. Terdapat factor-faktor yang menghambat siswa dalam pembinaan civic

dispositions di sekolah.

Maka dari itu, peneliti tertarik ingin melakukan penelitian di SMP Negeri

2 Cimerak, agar mengetahui bagaimana peran guru PKn dalam membina civic

dispositions siswa di sekolah.

(4)

Dalam penelitian kualitatif memerlukan informasi dan data-data dari

berbagai sumber yang sesuai dengan tujuan dari penelitian. Oleh karena itu, perlu

ditentukan subjek penelitian yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi

tersebut. Adapun subjek penelitian itu sendiri merupakan sasaran atau pihak-pihak

yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan

dilaksanakan.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2009, hlm 53-54) mengungkapkan

bahwa :

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dijadikan sebagai subjek

penelitian dalam penelitian ini adalah:

a. Kepala sekolah SMP Negeri 2 Cimerak Djodo Sudrajat, S.Pd, M.Pd sebagai

pihak yang dapat memberikan informasi berkenaan dengan penyusunan

kebijakan dan perencanaan serta penyedia sarana prasana sekolah di SMP

Negeri 2 Cimerak

b. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan Nursoleh S.Pd, sebagai pemberi

informasi berkenaan dengan gambaran umum kepribadian guru PKn dan

kedisiplinan siswa yang dimiliki oleh guru PKn dan peserta didik SMP

Negeri 2 Cimerak

c. Guru PKn Dadang Nugraha S.Pd, MM, dan Ngadimin S.Pd, merupakan objek

dan informan yang sangat baik dalam memberikan gambaran tentang

kedisiplinan siswa yang kaitannya dengan mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan

d. Peserta didik kelas 8 sebagai objek dalam kedisiplinan siswa di SMP Negeri 2

(5)

Dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan berapa banyak informan

untuk menunjang penelitian. Penelitian kualitatif akan berhenti ketika tidak ada

lagi fenomena atau aspek baru yang muncul.

B. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam mencapai tujuan penelitian yang diharapkan diperlukan

tahapan-tahapan penelitian agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Oleh

karena itu, penulis menyusun tahapan-tahapan penelitian guna memperoleh hasil

yang maksimal. Adapun tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian merupakan langkah awal dalam melakukan sebuah

penelitian. Hal yang pertama kali dilakukan adalah menentukan masalah yang

akan diteliti, objek atau sasaran penelitian serta lokasi penelitian kemudian

dibentuk menjadi sebuah judul penelitian. Adapun yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah masalah bagaimana peran kepribadian guru PKn dalam

membina civic dispositions siswa di sekolah, sasarannya adalah peserta didik di

SMP Negeri 2 Cimerak, Jalan Ciparanti No. 351, Kecamatan Cimerak, Kabupaten

Pangandaran.

Setelah ditetapkan judul penelitian, tahap selanjutnya yang perlu dilakukan

adalah pra penelitian atau penelitian pendahuluan. Tahap ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran umum tentang permasalahan atau situasi lokasi penelitian

apakah sesuai dengan fokus penelitian atau tidak. Pada tahap ini dilakukan

penelitian pendahuluan dengan pihak SMP Negeri 2 Cimerak dan

memperkenalkan identitas, serta menjelaskan maksud dan tujuan penulis datang

ke sekolah.

Setelah penulis mendapatkan gambaran umum tentang kondisi masalah

kepedulian lingkungan siswa SMP Negeri 2 Cimerak, selanjutnya penulis

mengajukan rancangan penelitian yang terdiri dari judul penelitian, latar belakang

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian metode dan

(6)

2. Tahap Perizinan Penelitian

Tahapan perizinan merupakan hal penting yang perlu diperhatikan oleh

penulis dalam mendapatkan legalitas dari lembaga atau instansi terkait. Sejalan

dengan pernyataan Moleong (2002, hlm 87) bahwa “pertama-tama yang perlu

diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian”. Perolehan izin dari pihak-pihak yang terkait ini guna memberikan kelancaran dalam proses penelitian. Adapun tahapan perizinan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Ketua Jurusan

Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(FPIPS) UPI Bandung

b. Selanjutnya, surat permohonan izin penelitian yang sudah ditandatangani oleh

Ketua Jurusan PKn, kemudian diserahkan kepada Dekan FPIPS UPI melalui

Dekan Pembantu Bidang Akademik dan Kemahasiswaan untuk mendapatkan

surat rekomendasi dari Kepala BAAK UPI yang mengatur segala urusan

administrasi dan akademik

c. Surat permohonan izin penelitian kemudian diserahkan kepada lokasi

penelitian dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Cimerak

d. Setelah surat sampai pada pihak sekolah, kemudian penulis melakukan

konfirmasi kepada pihak sekolah SMP Negeri 2 Cimerak terkait izin sekolah

sebagai lokasi penelitian

e. Penulis menyiapkan segala sesuatu yang menjadi langkah awal penelitian

dengan membuat format wawancara terlebih dahulu

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Setelah tahap pra penelitian selesai dan penulis mendapatkan izin dari

sekolah untuk penelitian, maka barulah penelitian dapat dilaksanakan. Dalam

tahap pelaksanaan penelitian, penulis mencari segala hal yang dapat dijadikan

sebagai informasi dari subjek penelitian di lokasi penelitian sebagaimana yang

(7)

dengan fokus permasalahan sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan responden yang akan diwawancarai, dengan cara mendatangi dan

menghubunginya

b. Mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan kesepakatan

c. Melakukan studi dokumentasi disertai dengan catatan lapangan sesuai dengan

fokus permasalahan di lapangan

d. Sambil memproses data, penulis mengkaji literatur yang berkaitan dengan

fokus masalah dalam penelitian ini

e. Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan

sebuah kesimpulan

C. Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam mencapai keberhasilan penelitian diperlukan adanya pendekatan

dan metode yang menunjang. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menggambarkan suatu fenomena atau

situasi sosial dalam ruang lingkup tertentu yang hasil analisisnya berupa

pemaparan gambaran dalam bentuk uraian naratif. Hal ini sesuai dengan definisi

yang diungkapkan oleh Syaodih (2012, hlm 60) bahwa “Penelitian kualitatif

adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”.

Secara lebih detail Sugiyono (2009, hlm 1) mengartikan penelitian

kualitatif sebagai

Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Sejalan dengan pendapat di atas Creswell (dalam Patilima, 2010, hlm 2-3)

(8)

Penelitian kualitatif sebagai sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambar holistik yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci, dan disusun dalam sebuah latar ilmiah

Adapun karakteristik penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2009, hlm 9)

bahwa penelitian kualitatif itu:

1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrument kunci

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas mengenai

penelitian kualitatif, dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian kualitatif

merupakan suatu penelitian yang meneliti permasalahan sosial atau fenomena

yang terjadi dalam masyarakat dimana untuk mencari informasi peneliti dijadikan

sebagai alat utama, setelah data diperoleh kemudian disusun secara terperinci

dalam bentuk kata-kata atau uraian naratif.

Sebagaimana penelitian yang akan dilakukan oleh penulis yang merupakan

kajian analitis terhadap fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan berkenaan

dengan kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa yang

diterapkan guru yang bersangkutan dalam membina kedisiplinan di lingkungan

sekolah. Karena penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang hasil dari

penelitian yang telah dianalisis berupa pemaparan gambaran mengenai fenomena

yang terjadi selama proses penelitian berlangsung dalam bentuk uraian naratif

yang menunjukan bagaimana peran guru PKn dalam membina civic dispositions

siswa.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam melakukan penelitian

kualitatif penulis harus memiliki kompetensi-kompetensi tertentu agar tujuan

(9)

diperlukan penulis dalam melakukan penelitian kualitatif dikemukakan oleh

Sugiyono (2009, hlm 26) sebagai berikut:

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti

2. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun hubungan yang akrap dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial

3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada objek penelitian (konteks sosial)

4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan wawancara mendalam secara triangulasi serta sumber-sumber lain 5. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan

mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural/budaya

6. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas dan trasferabilitas hasil penelitian

7. Mampu mengahasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru 8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis dapat dikatakan sebagai

instrument kunci dalam penelitian kualitatif. Hal ini didasarkan pada beberapa

kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian

kualitatif. Dengan demikian proses penelitian bergantung pada peneliti itu sendiri

dalam mengumpulkan informasi yang menjadi fokus permasalahan, proses

pengumpulan informasi ini akan dianggap berakhir ketika dalam mengumpulkan

informasi telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh artinya sudah tidak

ada lagi informasi baru.

Untuk dapat mencapai tujuan penelitian yang diharapkan maka diperlukan

suatu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang akan diteliti.

Metode merupakan cara yang digunakan dalam penelitian untuk mencapai suatu

tujuan penelitian yang diharapkan. Menurut Syaodih (2012, hlm 52) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan “metode penelitian adalah rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

(10)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi

deskriptif. Adapun pengertian metode deskriptif menurut Nana Syaodih

Sukmadina (2012, hlm 72) bahwa:

Penelitian deskriptif adalah yaitu suatu bentuk penelitian yang paling dasar, dan ditujukan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran yang

mendetail tentang fokus permasalahan yaitu bagaimana peran kepribadian guru

PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah secara intensif, terperinci

dan mendalam yang diterapkan di SMP Negeri 2 Cimerak. Dengan menggunakan

studi Deskriftip ini penulis berharap dapat mengidentifikasi, menggambarkan dan

mengkaji peranan kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa

di SMP Negeri 2 Cimerak secara rinci dan menyeluruh.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena pada langkah ini bertujuan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan dalam penelitian. Dalam penelitian kualitatif alat yang digunakan

sebagai pengumpul data adalah peneliti itu sendiri. Sesuai dengan pernyataan

Sugiyono (2009, hlm 2) bahwa “dalam penelitian kualitatif, peneliti menjadi

instrument. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang

atau human instrument”. Selain mengandalkan pada kemampuan dari peneliti itu

sendiri perlu juga menggunakan pedoman wawancara dan observasi. Sejalan

dengan pernyataan tersebut, Sugiyono (2009, hlm 63) mengatakan bahwa

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participant observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan

(11)

lapangan, studi literatur, dokumentasi dan triangulasi. Berikut merupakan

penjelasan dari masing-masing teknik pengumpulan data:

1. Wawancara

Wawancara menurut Esterberg dalam (Sugiyono, 2009, hlm 72) sebagai berikut “a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of

meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Sejalan dengan pendapat di atas Moleong (2002, hlm 135) mendefinisikan

bahwa

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Definisi dari wawancara juga diungkapkan oleh Herdiansyah (2013, hlm

31) yang menyatakan bahwa

Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam proses memahami.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini menggunakan wawancara

dalam proses pengumpulan data dengan menjadikan responden sebagai sumber

lengkap yang diharapkan dapat menjawab semua pertanyaan dengan jelas secara

lisan, agar penulis dapat mengetahui secara mendalam tentang hal-hal yang akan

diteliti serta mendapatkan informasi jelas mengenai peran kepribadian guru PKn

dalam membina civic dispositions siswa. Pada penelitian ini wawancara ditujukan

kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, guru PKn dan

perwakilan siswa-siswi SMP Negeri 2 Cimerak.

(12)

Pengumpulan data dengan cara observasi yaitu dengan melakukan

pengamatan secara langsung di tempat penelitian atau objek penelitian untuk

mengetahui secara langsung gejala sosial, proses, situasi, kondisi dan aktivitas

dari yang diteliti. Definisi observasi menurut Syaodih (2012, hlm 220) merupakan ”suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung”. Menurut Danial dan

Warsiah (2009, hlm 77) bahwa

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu penomena tertentu.

Selain itu, Herdiansyah (2013, hlm 131) menyatakan bahwa

Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta ”merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka melalui observasi dalam penelitian

ini penulis melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan-kegiatan siswa

yang berkenaan dengan kedisiplinan dan kondisi sekolah dengan segala fasilitas

sekolah yang ada dalam mendukung terwujudnya civic dispositions siswa di

sekolah. Selain itu, penulis akan melihat program kegiatan siswa di luar jam

pelajaran.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan sangat penting digunakan dalam teknik pengumpulan

data. Menurut Bogdan dan Biklen dalam (Moleong, 2002, hlm 153) bahwa “catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

Dengan demikian maka dalam memudahkan proses pengumpulan data,

penulis menggunakan teknik catatan lapangan dengan cara mencatat segala hal

(13)

didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan oleh penulis berkenaan dengan peran

kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di SMP Negeri 2

Cimerak.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan metode mempelajari sebuah hasil penelitian

terdahulu atau sumber-sumber lainnya. Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm 30) bahwa “studi kepustakaan (literature) adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, liflet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa studi literatur

digunakan dengan mempelajari beberapa referensi terkait untuk dapat melengkapi

data-data primer dari objek penelitian. Studi literatur ini diperlukan sebagai bahan

pembahasan dan menemukan teori-teori yang sesuai dari hasil penelitian. Dalam

penelitian ini, penulis menggunakan literatur dari jurnal, buku-buku, dan beberapa

penelitian terdahulu yang relevan dengan permalasalahan yang penulis ambil yaitu

kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa.

5. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian kualitatif data yang didapatkan bisa melalui wawancara

secara langsung dengan masyarakat, melalui observasi, juga melalui dokumentasi.

Menurut Danial dan Warsiah (2009, hlm 30) mendefinisikan studi dokumentasi

sebagai

Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, data penduduk, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte dsb.

(14)

Reni Risma Nursari, 2015

Sumber Data Sama Observasi

Partisipatif

Wawancara Mendalam

Dokumentasi

Kepala Sekolah

catatan selama melakukan penelitian berupa buku yang relevan, peraturan, laporan

kegiatan, foto dan lain-lain yang dihimpun dipilih yang sesuai dengan tujuan dan

fokus masalah. Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dari teknik

wawancara dan observasi

6. Triangulasi

Prosedur triangulasi merupakan bukti-bukti yang yang berasal dari

sumber-sumber tersebut. Keabsahan dalam sebuah data sangat diperlukan agar

hasil penelitian tidak melenceng dari data yang ditemukan di lapangan. Dalam

teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2009, hlm 83) ”triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”. Lebih lanjut Sugiyono

(2009, hlm 83) membagi triangulasi menjadi dua jenis yaitu

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat digambarkan seperti gambar 3.1 dan

[image:14.595.160.452.494.644.2]

3.2 berikut.

Gambar 3.1

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (bermacam-macam cara pada sumber yang

sama)

(15)

Gambar 3.2

Triangulasi dengan tiga sumber

Sumber: Gambar diolah peneliti tahun 2014

E. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini merupakan langkah penting dalam penelitian, karena dapat

memberikan makna terhadap data atau informasi yang didapat dari proses

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Adapun pengertian dari analasis data

dijelaskan oleh Moleong (2002, hlm 103) bahwa “analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data”. Lebih lanjut, Sugiyono (2009, hlm 89)

menyatakan bahwa

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian kualitatif tahap analisis data dilakukan dari sebelum

memasuki lapangan, selama penelitian itu berlangsung sampai penelitian selesai

dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nasution dalam (Sugiyono, 2009,

hlm 89) bahwa

Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.

Berdasarkan pernyataan di atas, analisis data dalam penelitian kualitatif

(16)

berlangsung dilapangan analisis data dilakukan secara interaktif yaitu pada saat

pengumpulan data berlangsung. Hal ini sejalan dengan Miles dan Huberman

dalam (Sugiyono, 2009, hlm 91) mengemukakan bahwa

Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan beberapa komponen yaitu data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification. Berikut merupakan penjelasan dari tiga

komponen dalam analisis data, yaitu

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data. Kegiatan

ini bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah

terkumpul. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Menurut Sugiyono (2009, hlm 92) mendefinisikan bahwa “mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polannya”. Memilih hal yang pokok

dan merangkum didasarkan pada fokus permasalahan penelitian. Proses reduksi

ini dilakukan karena data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak

untuk itu maka proses reduksi ini dilakukan. Dengan demikian data yang telah

direduksi dapat memudahkan penulis untuk mengetahui gambaran dengan lebih

jelas dan untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya bila masih diperlukan.

Dalam penelitian ini data yang akan direduksi adalah mengenai peran

kepribadian guru PKn dalam membina civic dispositions siswa di sekolah,

sehingga memberikan gambaran jelas kepada penulis mengenai hal-hal pokok apa

saja yang sesuai dengan kepribadian guru Pkn dalam mendisiplinkan siswa, serta

memudahkan penulis untuk dapat menentukan pengumpulan data selanjutnya

apabila masih diperlukan untuk melengkapi.

(17)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Menurut Sugiyono (2009: 95) menyatakan bahwa “dengan mendiplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut”. Dari pendapat di atas

maka untuk memudahkan penulis dalam memahami data, display data dapat

disajikan berupa uraian naratif, tabel, grafik dan sejenisnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan data yang disajikan dalam penelitian

ini berupa gambaran uraian naratif mengenai peran kepribadian guru PKn dalam

membina civic dispositions siswa di SMP Negeri 2 Cimerak.

3. Conclusion Drawing/Verification (Kesimpulan dan Verifikasi)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Menurut Sugiyono (2009: 99) bahwa

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

Dengan demikian, kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini yaitu

mendapatkan hasil dari penelitian yang telah dilaksanakan dalam bentuk

pertanyaan singkat dan mudah dipahami sehingga mudah dalam menyimpulkan

bagaimana gambaran peran kepribadian guru PKn dalam membina civic

dispositions siswa di SMP Negeri 2 Cimerak.

Demikian tahapan pengolahan dan analisis data yang dilakukan penulis

dalam penelitian ini. Melalui tahapan-tahapan penelitian yang telah dijelaskan

sebelumnya, diharapkan penelitian yang dilakukan dapat memperoleh data-data

yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan sesuai dengan fokus

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggambarkan tentang profil kepribadian guru PKn

terhadap membina civic dispositions siswa di sekolah. Adapun kesimpulan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Gambaran kepribadian guru PKn di SMP Negeri 2 Cimerak sudah

menunjukan sikap dan perilaku teladan dihadapan siswa dan dikalangan

staf pengajar lainnya. Membina civic dispositions yaitu dengan

menapilkan sikap teladan dihadapan siswa dengan berusaha datang ke

sekolah tepat waktu bahkan sebelum siswa datang ke sekolah, namun

karena kendala dan halangan perilaku datang ke sekolah sebelum siswa

datang tidak dilakukan secara konsisten. Selanjutnya yaitu selalu

berpakaian rapih, bersih dan menarik dihadapan siswa sesuai dengan

aturan yang diterapkan di sekolah. Menampilkan sikap taat beribadah

dengan menjalankan shalat lima waktu ketika guru PKn berada di sekolah,

menggunakan metode pembelajaran yang menarik untuk merangsang

keaktifan siswa, menerapkan berbagai penanaman karakter-karakter yang

harus dimiliki siswa salah satunya sikap disiplin. Membimbing siswa

membaca Asmaul Husna dan tadarus Al-Qur’an selama 15 menit ,

memberikan hukuman yang sifatnya membangun siswa yang melanggar

aturan sekolah berupa sanksi dalam bentuk administratif. Disiplin itu tidak

hanya bersumber dari sikap teladan yang ditunjukan oleh guru-gurunya di

sekolah, karena siswa memang lebih banyak menghabiskan waktu di

lingkungan rumahnya dibandingkan di sekolah, maka dari itu, penerapan

disiplin memang lebih kuat pengaruhnya dari lingkungan keluarga dan

pola didikan orang tua.

2. Guru PKn merencanakan pembelajaran civic dispositions bahwa dalam

(19)

dalamnya, dan nilai-nilai sikap. Dalam materi pembelajaran guru PKn

selalu mengaitkan dengan nilai-nilai karakter disiplin siswa dan empat

norma yang berlaku di lingkungan masyarakat, khususnya dalam

pembinaan disiplin siswa melalui pembelajaran civic dispositions di

sekolah. Menggunakan metode yang bervariasi, kreatif dalam

mengekplorasi materi pembelajaran, sehingga menarik siswa untuk lebih

bersemangat dalam mengikuti pembelajarannya.

3. Guru PKn melaksanakan pembelajaran civic dispositions sudah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dibuat, dan dijadikan

patokan atau pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

civic dispositions siswa di sekolah. Dalam penyusunan RPP pun

ditanamkan nilai-nilai karakter disiplin siswa di dalamnya dan nilai-nilai

sikap yang tercantum dalam RPP. Guru PKn selalu menerapkan sikap

teladan dengan cara mentaati, menunjukan dan selalu membimbing siswa

untuk melaksanakan program yang dibuat oleh sekolah. Contohnya yaitu

tercermin dalam kehadiran, selalu tepat waktu datang ke sekolah,

menghindari sikap bolos mengajar agar kehadiran guru dan siswa dapat

terlaksana dengan baik. Mencontohkan dan membimbing siswa untuk

menjauhi rokok dengan menyebutkan bahaya dari asap rokok bagi

kesehatan, menunjukan dan membimbing siswa dalam program shalat lima

waktu dan berjamaah bersama. Selain itu membimbing siswa dalam

program membacakan Asmaul Husna dan tadarus Al-Qur’a dan kebersihan

kelas.

4. Faktor-faktor dominan kepribadian guru pkn dalam pembelajaran civic

dispositions dari diri individu dan dari lingkungan luar. Contohnya dari

diri individu guru PKn yaitu cara beliau mengajar, berbicara sopan,

berpenampilan menarik, komunikasi yang baik dengan siswanya, serta

(20)

Faktor kepribadian guru PKn yang paling dominan dalam pembelajaran

civic dispositions siswa yaitu cara berpenampilan guru, ketika dalam

pembelajaran di kelas guru PKn harus menampilkan penampilan yang

sopan baik itu dalam berpakaian, berbicara, dan berkomunikasi, supaya

siswa tertarik kepada gurunya untuk melaksanakan disiplin. Karena guru

sifatnya ditiru dan digugu oleh siswa, jika seorang guru PKn memiliki

kepribadian yang baik maka akan menciptakan peserta didik yang baik

pula. Penampilan seorang guru dalam menerapkan disiplin adalah salah

satu sikap dan perilaku sebagai guru PKn yang paling dominan yang

dilihat oleh siswa, karena fungsi dari guru PKn itu sendiri membina moral

siswa, dan membentuk siswa menjadi manusia Pancasila.

B. Saran

Setelah mengkaji permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian,

maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun

saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya:

1. Bagi Sekolah

a) Sekolah diharapkan selalu menjalankan aturan sekolah dengan

konsisten yaitu dengan bersikap adil dan tegas dalam memberikan

tindakan disiplin bagi setiap siswa tanpa membeda-bedakan status

dan bagi siswa yang melanggar peraturan

b) Menambah jumlah kegiatan agar siswa dapat lebih merasakan

dampak positif dari pembiasaan ini,

c) Lebih meningkatkan kediisiplinan bagi siswa yang masih malas-

malasan dan tidak serius dalam mengikuti pembiasaan

d) Menampilkan sikap teladan dari semua staf pengajarnya dihadapan

siswa dengan berusaha selalu datang tepat waktu, menggunakan

bahasa komunikasi yang sesuai dengan kaidah, berpakaian rapih,

bersih, menari, dan bersahaja, dan menghargai siswa sebagai suatu

(21)

e) Sekolah diharapkan selalu mengevaluasi tata tertib sekolah agar

meningkatkan kualitas pembinaan civic dispositions siswa dan

penanaman pendidikan karakter dengan mempertimbangkan

apakah peraturan yang telah ada relevan atau tidak serta

mempertimbangkan kekurangan dan kelebihan dari poin-poin

dalam tata tertib.

2. Bagi Guru PKn

a) Guru PKn diharapkan agar selalu meningkatkan iklim

pembelajaran yang inspiratif, kreatif dan inovatif dengan

menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif agar dapat

merangsang kektifan siswa dan motivasi belajar siswa menjadi

tinggi

b) Guru PKn diharapkan selalu membangun kewibawaan dengan

menerapkan kepribadian yang baik secara konsisten dalam

kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan

tenmapt tinggal

c) Guru PKn diharapkan selalu meningkatkan siswa akan pentingnya

menerapkan budaya disiplin dalam kehidupan sehari-hari melalui

berbagai cara seperti memberikan pembelajaran nilai moral, contoh

teladan, dan pemberian sanksi yang tegas bagi siswa yang

melanggar

d) Guru PKn diharapkan tetap berusaha mengatasi faktor-faktor

kepribadian terhadap pembinaan civic dispositions siswa di sekolah

lewat kerjasama dengan orang tua siswa, kepala sekolah, ataupun

dengan staf pengajar lainnya.

3. Bagi Siswa

a) Siswa diharapkan selalu menenrapkan karakter disiplin dalam

(22)

b) Siswa diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam

dirinya seperti sifat malas ke sekolah, malas belajar,

penyalahgunaan intenet, selalu sering menonton televise dan

menggunakan gadget

c) Siswa diharapkan agar memanfaatkan kelebihan dari teknologi dan

tidak menyalahgunakan kemajuan teknologi ke arah negatif

d) Siswa diharapkan selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa karena siswa

yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terlihat lebih aktif di kelas

4. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a) Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih

meningkatkan pengembangan metode dan model pembelajaran

yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata

pelajaran PKn

b) Lebih meningkatkan penerapan dan penanaman pendidikan

karakter di sekolah

c) Lebih meningkatkan dalam bentuk penelitian lebih jauh terhadap

penguatan pembinaan civic dispositions siswa di sekolah.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya senantiasa selalu mencari informasi

sebanyak-banyaknya dan berusaha meningkatkan wawasan dan pengetahuan,

terutama yang menyangkut profil kepribadian guru PKn terhadap

(23)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Mahpudz Asep, (2007). Pendidikan Nilai Moral Dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan, (Menyambut 70 Tahun Prof Drs, H.A Kosasih Djahari). Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) FPIPS-UPI Bandung.

Djahari, K.A (1995/1998) Dasar-dasar Umum Metodologi dan Pengajaran Nilai Moral. Bandung: IKIP.

Abin, Syamsudin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda karya Remaja

Azis Wahab, Abdul dan Sapriya (2011). Teori dan Landasan pendidikan kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Budimansyah, D dan Winataputra, U. (2012) Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Perspektif Internasional (Konteks, Teori, dan Profil Pembelajaran). Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Budimansyah, D dan Suryadi, K (2008) PKn dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi PKn Sekolah Pascasarjana UPI

Darajat, Zakiah (1980). Kepribadian Guru. Yogyakarta: PT Bulan Bintang

Daryanto, (2013). Standar Kompetensi Penilaian Guru Profesional. Yogyakarta: Gava Media

Hamalik, Oemar. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bumi Aksara

E, Mulyasa. (2008). Kurikulum Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa. (2007). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Musbikin, Imam. (2010). Guru yang Menakjubkan. Yogyakarta: Buku biru

(24)

Wibowo, Agus dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Jayadi, Ahmad. (2005). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berdasarkan Pendekatan Konstektual. Bandung: Raja Grafindo Persada

Uzer, Usman (1995). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

B, Daroeso. (1989). Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang: CV. Aneka Ilmu

Nu’man, Sumantri. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakaera: Erlangga

Rusyan, Tabrani. (1990). Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Yayasan Karya Sarjana Mandiri

Sumadi, Suryabrata. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Soetomo, (1993). Dasar-dasar Interaksi belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional

Prijodarminto, Soegeng. (1994). Disiplin Kiat Menuju sukses. Jakarta: PT. Abadi

Rachman, Maman. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta: Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD

Rachman, Maman. (1999). Disiplin Siswa di Kelas.

Akhmadsudrajat.wordpress.com

Koestoer, (1983). Dinamika Dalam Psikologi Pendidikan. Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Kartidirdjo, Sartono (1993). Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia Pustaka Uutama

Kartini, Kartono. (2003). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Center for Civic Education (1994). National Standard for Civics and Government, p. 127-135)

(25)

Herdiansyah, H. (2013). Wawancara, Observasi, dan Focus Groups Sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Subana & Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syaodih, S.N. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sumber Dokumen:

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Sumber Skripsi :

Gambar

Gambar 3.1 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data (bermacam-macam cara pada sumber yang

Referensi

Dokumen terkait

Karagenan dari jenis Eucheuma mempunyai susunan senyawa yang komplek dari polisakarida yaitu terdiri atas sejumlah unit galaktosa dan 3,6 anhydrogalaktosa baik

“Mekanisme pada Station Pengempaan(Pressing) dan Faktor – faktor penyebab terjadinya Oil Losses dan Kernel Losses serta Kerusakan Peralatan. pada Station Pengempaan (Pressing) di

 Muhammad Ali Ash Shabuni, Rawai`ul Bayan  Wahbah Zuhaily,

[r]

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI BILINGUAL FAKULTAS ILMU KOMPUTER. UNIVERSITAS

Dengan demikian, setiap polimer atau komposit yang akan digunakan dalam aplikasi diluar ruangan, harus sangat tahan terhadap segala kondisi lingkungan. Mekanisme

Pengembangan Pembelajaran Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Penguasaan Dimensi Pengetahuan Dan Penalaran Siswa Sma Pada Materi Pokok Stoikiometri Universitas Pendidikan Indonesia

Selain dapat mengurangi pengunaan bahan bakar, sistem propulsi GODELOG lebih murah dari segi perawatan, memiliki pengaturan sistem penggerak yang lebih fleksibel,