• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PGSD 1003347 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PGSD 1003347 Chapter3"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Dadan Agung Muamar, 2014

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi, waktu dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengolahan analisis data.

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Suhardjono (dalam Arikunto, 2006: 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.Sedangkan menurut Russeffendi (dalam Natalia & Kania,2008: 4) “penelitian kelas merupakan suatu tindakan yang terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang dilakukan oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahaan yang ada dalam kelas yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan seperti metode mengajar, kurikulum.” Jadi, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu tindakan yang dilaksanakan oleh guru terhadap permasalahan yang ada di dalam kelas yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran.

Menurut Natalia & Kania (2008: 10) tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci, tujuan PTK antara lain:

1. Meningkatkan kualitas isi, masukkan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.

2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran.

3. Hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang berlangsung.

4. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan. 5. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga

(2)

Menurut Arikunto (2006: 22) ada beberapa persyaratan penelitian tindakan oleh guru, yaitu:

1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan secara terus-menerus, objektif, dan sistematis. Artinya dicatat atau direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan yang diperoleh peneliti.

3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu, siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus digunakan sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya.

4. Penelitian tindakan terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.

5. Penelitian tindakan harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun pelakunya sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik mengenai tindakan, suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-hal yang dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya.

(3)

B. Model Penelitian

(4)

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart(dimodifikasi dari Arikunto, 2006: 15) Prosedur penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis dan Mc. Taggart dalam bentuk siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap. Penelitian diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (observation), melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

1. Perencanaan

Setelah mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah, peneliti mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), tes evaluasi, dan lembar observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan sebelumnya pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan tindakan sebanyak tiga siklus. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti menggunakan teknik TPS (Think, Pair, and Share)

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran dilaksanakan.Observasi saat pembelajaran dilaksanakan dilakukan oleh observer. Observer mengamati kegiatan guru dan siswa. Kegiatan pengamatan atau pengambilan data, analisis data untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran, dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Yaitu dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer.

4. Refleksi

(5)

C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Cibogoyang terletak di Jalan Tangkuban Parahu No.87 Desa Cibogo, Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.. Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model TPS untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, dilaksanakan pada bulan Mei 2014.

Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V semester genap Sekolah Dasar Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran 2013-2014. Jumlah siswa kelas V di SD Negeri 1 Cibogo berjumlah 16 orang. Namun yang mengikuti penelitian hanya 15 orang. Dengan jumlah laki-laki 10 orang dan perempuan 6 orang.Siswa kelas V SD Negeri 1 Cibogo memiliki latar belakang yang heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian petani, buruh, pedagang, wiraswasta, dan lain-lain.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)

a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPS selama ini.

b. Wawancara dengan pihak sekolah (wali kelas V). Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS.

c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah tempat penelitian.

2. Tahap Persiapan Pra-tindakan

(6)

b. Merancang dan menyusun instrumen pembelajaran yang akan dilakukan, yang terdiri dari RPP dan LKS. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dilakukan agar proses pembelajaran dapat lebih terarah untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.

c. Menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data berfungsi untuk merekam semua kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu instrumen pengumpulan data harus disusun secara baik. Instrumen pengumpulan datayang dibuat oleh peneliti adalah tes dan lembar observasi. d. Konsultasi instrumen pembelajaran dan instrumenpengumpulan data kepada

dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.

e. Merevisi instrumen jika diperlukan.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think, Pair, and Share)

2) Menyusun instrumen pengumpulan data berupa tes dan lembar observasi untuk mengukur keberhasilan siklus yaitu mengukur kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS materi “Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda”

3) Konsultasi atau bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai instrument penelitian yang telah dibuat.

4) Revisi instrumen jika diperlukan.

b. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Teknik Pembelajaran

(7)

langkah-langkah pada penerapan Teknik Pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS

(Think, Pair, and Share)adalah sebagai berikut:

1) Guru memperlihatkan gambar tokoh para pejuang pada masa penjajahan Belanda.

Gambar 3.2

Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda

2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai gambar para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan pertanyaan sebagai berikut :  Sebutkan nama-nama tokoh pejuang pada gambar tersebut?

 Sebutkan asal daerah para tokoh tersebut?

 Bentuk perjuangan yang para tokoh tersebut lakukan?

 Diantara para tokoh di atas siapa yang kalian kagumi? Mengapa kamu mengagumi tokoh tersebut?

3) Guru meluruskan jawaban siswa dan mengajak siswa untuk mengetahui lebih jauh mengenai perlawanan para tokoh pejuang terhadap Belanda melalui LKS. 4) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok dengan anggota setiap

kelompoknya empat orang siswa.

5) Guru membagikan LKS kepda setiap siswa dalam kelompok. 6) Guru menjelaskan prosedur pengerjaan LKS.

(8)

8) Setelah siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, guru meminta siswa untu duduk berpasangan dalam kelompoknya. Masing-masing dalam kelompok tersebut terdapat dua pasangan.

9) Setiap pasangan siswa mendiskusikan hasil dari pengerjaan LKS tersebut. 10)Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diminta berdiskusi dengan

kelompoknya, kelompok awal yang terdiri dari empat orang siswa. Setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan jawaban hasil diskusi dengan semua anggota kelompok.

11)Setaip perwakilan anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas.

12)Guru meluruskan jawaban siswa dan melakukan penguatan.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan oleh observer. Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran dengan penerapan teknik TPS. 2) Melakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa.

Adapun tes yang dilakukan peneliti adalah berupa kuis, yang sesuai dengan tahapan pada model TPS.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.

Siklus II

a. Perencanaan

(9)

2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi guru dan siswa, dan tes evaluasi akhir pembelajaran untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam pembelajaran IPS dengan materi “Perjuangan Melawan Penjajahan Jepang.”

3) Konsultasi atau bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai instrument penelitian yang telah dibuat.

4) Revisi instrumen jika diperlukan. b. Pelaksanaan

1) Guru memperlihatkan gambar tokoh para pejuang pada masa penjajahan Jepan

Gambar 3.3

Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Jepang

2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai gambar para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan pertanyaan sebagai berikut :  Sebutkan nama-nama tokoh pejuang pada gambar tersebut?

 Sebutkan asal daerah para tokoh tersebut?

 Bentuk perjuangan yang para tokoh tersebut lakukan?

 Diantara para tokoh di atas siapa yang kalian kagumi? Mengapa kamu mengagumi tokoh tersebut?

3) Guru meluruskan jawaban siswa dan mengajak siswa untuk mengetahui lebih jauh mengenai perlawanan para tokoh pejuang terhadap Jepang melalui LKS. 4) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok dengan anggota setiap

(10)

5) Guru membagikan LKS kepda setiap siswa dalam kelompok. 6) Guru menjelaskan prosedur pengerjaan LKS.

7) Setiap siswa mengerjakan LKS secara individu terlebih dahulu.

8) Setelah siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, guru meminta siswa untu duduk berpasangan dalam kelompoknya. Masing-masing dalam kelompok tersebut terdapat dua pasangan.

9) Setiap pasangan siswa mendiskusikan hasil dari pengerjaan LKS tersebut. 10)Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diminta berdiskusi dengan

kelompok nya, kelompok awal yang terdiri dari 4 orang siswa. Setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan jawaban hasil diskusi dengan semua anggota kelompok.

11) Setaip perwakilan anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas.

12) Guru meluruskan jawaban siswa dan melakukan penguatan.

13) Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai perjuangan melawan penjajahan Jepang.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan oleh observer. Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran dengan penerapan teknik TPS. 2) Melakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa.

Adapun tes yang dilakukan peneliti adalah berupa tes evaluasi di akhir pembelajaran, yang sesuai dengan tahapan pada model TPS.

d. Refleksi

(11)

Siklus III

a. Perencanaan

1) Menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think, Pair and Share).

2) Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dan lembar tes untuk mengukur keberhasilan siklus yaitu mengukur kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS materi “Pergerakan Nasional dan Sumpah Pemuda”.

3) Konsultasi atau bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai instrument penelitian yang telah dibuat.

4) Revisi instrumen jika diperlukan.

b. Pelaksanaan

1) Guru memperlihatkan gambar tokoh pergerakan nasional

Gambar 3.4

Tokoh Pergerakan Nasional

2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai gambar para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan pertanyaan sebagai berikut :  Sebutkan nama-nama tokoh pejuang pada gambar tersebut?

(12)

 Bentuk perjuangan yang para tokoh tersebut lakukan?

 Diantara para tokoh di atas siapa yang kalian kagumi? Mengapa kamu mengagumi tokoh tersebut?

3) Guru meluruskan jawaban siswa dan mengajak siswa untuk mengetahui lebih jauh mengenai perlawanan para tokoh pejuang terhadap Jepang melalui LKS. 4) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok dengan anggota setiap

kelompoknya empat orang siswa.

5) Guru membagikan LKS kepda setiap siswa dalam kelompok. 6) Guru menjelaskan prosedur pengerjaan LKS.

7) Setiap siswa mengerjakan LKS secara individu terlebih dahulu.

8) Setelah siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, guru meminta siswa untu duduk berpasangan dalam kelompoknya. Masing-masing dalam kelompok tersebut terdapat dua pasangan.

9) Setiap pasangan siswa mendiskusikan hasil dari pengerjaan LKS tersebut. 10)Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diminta berdiskusi dengan

kelompok nya, kelompok awal yang terdiri dari empat orang siswa. Setiap kelompok ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan jawaban hasil diskusi dengan semua anggota kelompok.

11) Setaip perwakilan anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas

12) Guru meluruskan jawaban siswa dan melakukan penguatan

13) Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai pergerakan nasional dan sumpah pemuda.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan oleh observer. Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama pembelajaran dengan penerapan teknik TPS. 2) Melakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa.

(13)

yang sesuai dengan tahapan pada model TPS.

d. Refleksi

Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran IPS diantaranya. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model

pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share) sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada setiap siklus.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa pada proses pembelajaran dengan cara diskusi bersama teman dalam kelompok. 2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantarnya. a. Lembar observasidigunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru

dan siswa selama pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran TPS

(Think, Pair, and Share) untuk meningkatan kemampuan kognitif pada pembelajaran IPS. Lembar observasi juga berfungsi sebagai bahan refleksi apakah proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak. Lembar observasi yang dibuat disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran pada RPP. Sehingga ada sedikit perbedaan pada setiap siklusnya.

(14)

Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati

(15)

aturan-2 Kegiatan Inti

Tahap berpikir (think)

a. Guru menugaskan siswa untuk mengidentifikasi gambar tokoh pejuang yang telah disediakan b. Siswa bersama guru

melakukan tanya jawab mengenai tokoh pejuang yang terdapat pada gambar

c. Guru meluruskan jawaban yang kurang tepat dari siswa d. Guru mengajak siswa

untuk mengetahui lebih jauh para tokoh pejuang tersebut melalui LKS.

Tahap Berpasangan (pair)

a. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan tiap kelompok neranggotakan 4 orang siswa

(16)
(17)

b. Guru memberikan penguatan terhadap materi pelajaran c. Guru memberikan

lembar evaluasi pada siswa

d. Pengkondisian kelas

b. Tes digunakan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share).

F. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data ialah upaya yang dilakukan guru yang berperan sebagai peneliti untuk mengolah serta merangkum data secara akurat. Data yang dikumpulkan dari setiap pelaksanaan siklus dan kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

(18)

observasi keterlaksanaan pembelajaran diolah menjadi dalam bentuk presentase. Adapun langkah-langkah dalam mengolah data keterlaksanaan observasi:

a. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yag observer isi pada format aktivitas guru dan siswa.

b. Menghitung presentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan rumus berikut:

% Keterlaksanaan Metode =

x 100 %

c. Menginterpretasikan presentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperolah pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Kriteria Keterlaksanaan Teknik TPS (Think, Pair, and Share)

Presentase Rata-rata (%) Kategori

80 – lebih Sagat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 20 Sangat Kurang

Ridwan (dalam Ihsanudin, 2013: 39) 2. Analisis Kuantitatif

(19)

a. Melakukan penskoran terhadap nilai siswa pada saat post test di setiap siklusnya.

(Puerwanti dkk, 2008: 40) b. menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:

X =

(Nurhazariah, 2013: 36). Keterangan:

X = nilai rata-rata kelas

∑N = total nilai yang diperoleh seluruh siswa n = jumlah siswa

c. menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus:

TB =

(Nurhazariah, 2013: 37). Keterangan:

TB = ketuntasan belajar

∑S ≥ 65 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau sama dengan 65

n = jumlah siswa 100% = bilangan tetap

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan dan ketuntasan belajar siswa penting untuk diperhatikan, karena salah satu keberhasilan yang ingin dicapai adalah peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dibuat oleh sekolah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Nilai =

(20)

Gambar

Gambar 3.2 Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda
Gambar 3.3 Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Jepang
Gambar 3.4 Tokoh Pergerakan Nasional
gambar mengenai
+3

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga, mendidik siswa dengan akhlaqul karimah seperti, kuat iman (tidak terjerumus pada hawa nafsu), beribadah kepada Allah dengan cara yang benar (dapat dengan metode

Dengan demikian, manakala seseorang berzikir kepada Allah, dengan tasbih, tahlil, takbir atau berzikir dalam keadaan shalat, berdoa, membaca al- Quran, maka Allah juga akan

Dari Tabel 2 diketahui bahwa didapatkan konsentrasi garam dan lama fermentasi tidak berbeda nyata terhadap total padatan terlarut yang ada didalam kimchi

Hasil penelitian diperoleh bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I dan II mengalami peningkatan terutama pada siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru/ temannya

Kelebihan pada siklus 1 yaitu poses pembelajaran telah berhasil menumbuhkan semangat siswa dan membuat setiap siswa aktif dalam proses pembelajaran baik saat

Dari uji t diatas terlihat bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di provinsi Jawa Tengah 2010- 2014 adalah indeks

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan brushing rubber dan silika dari sabut kelapa sebagai bahan pengisi dalam pembuatan kompon genteng karet, serta

Mempermudah mengetahui posisi Desa Serangan yang disesuaikan dengan ciri- ciri dari masing-masing tahapan.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kondisi fisik