• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

JI. Ir. H. Juanda 36, Jakarta 10120 Indonesia Telepon : (021) 345 8400 Fax : (021) 345 8500

Email : [email protected] Website : http://www.bnpb.go.id

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB

Sabtu, 06 Juni 2009

Pada hari Jum’at, 05 Juni 2009 pukul 08.00 WIB hingga hari Sabtu, 06 Juni 2009 pukul 08.00 WIB, dilaporkan informasi kejadian alam dan bencana di wilayah Indonesia yang diperoleh Pusdalops BNPB sebagai berikut :

I. Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan A. Kondisi Terkini

1. Hari Jum’at, 05 Juni 2009, terpantau adanya titik panas di wilayah Sumatera dan wilayah Kalimantan. Kondisi cuaca berdasarkan informasi dari BMKG di Sumatera dan Kalimantan sebagai berikut :

Daerah Jumlah Hot Spot*) Kondisi Cuaca**)

SUMATERA

Sumatera Utara 59 Hujan Ringan

Riau 77 Hujan Sedang

Jambi 2 Hujan Ringan

Sumatera Selatan 2 Hujan Ringan

KALIMANTAN

Kalimantan Barat 21 Hujan Ringan

Kalimantan Selatan - Berawan

Kalimantan Tengah - Berawan

Kalimantan Timur - Hujan Ringan

*) Sumber: Dep. Kehutanan (Satelit NOAA-18) **) Sumber: BMKG (kondisi cuaca secara umum)

2. Jarak pandang (visibility) pada hari Jum,at, 05 Juni 2009 di beberapa kota di Sumatera dan Kalimantan dilaporkan sebagai berikut :

Nama Kota 07:00 10:00 13:00 16.00 SUMATERA Medan 8.000 m 6.000 m 10.000 m 12.000 m Pekanbaru 5.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Jambi 14.000 m 12.000 m 13.000 m 14.000 m Palembang 8.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

(2)

2

KALIMANTAN Pontianak 6.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m Palangkaraya 6.000 m 8.000 m 10.000 m 10.000 m Samarinda 6.000 m 8.000 m 10.000 m 8.000 m Banjarmasin 10.000 m 10.000 m 10.000 m 10.000 m

Keterangan : Jarak Pandang ( Visibility) normal > 3.000 meter Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

3. Ditinjau dari aspek meteorologi pada tanggal 04 Juni – 06 Juni 2009, wilayah Sumatera dan Kalimantan diperkirakan mempunyai :

a.

Potensi kebakaran Tinggi terdapat di wilayah NAD, Sumut, Riau, Sumbar, Jambi, Sumsel, Lampung, Bengkulu, Babel, Kalbar, Kalteng, Kaltim dan Kalsel.

b.

Potensi kebakaran Sangat Tinggi terdapat di NAD, Sumut, Riau, Sumsel, Sumbar, Jambi, Lampung, Babel dan Kep.Riau.Sedangkan di Kalimantan terdapat di Kalbar, Kalteng dan Kaltim.

4. Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 06 Juni 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah NAD arahnya menuju Utara sampai ke wilayah Malaysia, di wilayah Sumut, Riau, Jambi, Sumsel dan Lampung arahnya menuju Barat Laut – Utara sampai ke wilayah Malaysia, di wilayah Babel arahnya menuju Utara – Timur Laut, di wilayah Kalsel arahnya menuju Barat Laut, di wilayah Kaltim arahnya menuju Utara – Barat.

Sumber : Badan Meteorologí, Klimatologi dan Geofísika B. Upaya Kesiapsiagaan Kebakaran Hutan dan Lahan

1. BNPB senantiasa berkoordinasi dengan Dep. Kehutanan, LAPAN dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika untuk memantau perkembangan titik panas (hotspot) serta jarak pandang (visibility) setiap hari.

2. Secara umum, Satlak PB, Satkorlak PB, Manggala Agni Dinas Kehutanan, Kepolisian dan instansi/sektor terkait tetap menyiagakan petugas untuk memantau perkembangan kondisi titik api yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan.

3. Dinas Kehutanan mengawasi kegiatan pembukaan lahan oleh perusahaan dan membina masyarakat untuk tidak melakukan pembukaan lahan dengan membakar.

4. Masing-masing dinas dan instansi terkait di wilayah Sumatera dan Kalimantan berupaya untuk menyiagakan sumberdaya yang cukup untuk melakukan tindakan pemadaman dini dan pemadaman terpadu apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan.

Sumber : Dep. Kehutanan dan Meneg LH

II. Aktivitas Gunung Api di Wilayah Indonesia

Saat ini ada 1 (satu) gunung api yang dinyatakan dalam status ‘Awas” (Level IV) dan 4 (empat) gunung api yang dinyatakan dalam status “Siaga” (Level III) diantaranya :

A. Status Gunung Berapi

1. Gunung Api Karangetang di Kab. Sitaro, Prov. Sulawesi Utara (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 31 Mei 2009 pukul 13.00 WITA hingga hari Jum’at, 05 Juni 2009 status kegiatan G. Api Karangetang masih dalam keadaan ”Awas” (Level IV).

2. Gunung Api Anak Krakatau di Kab. Lampung Selatan, Prov. Lampung (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 6 Mei 2009 hingga hari Jum’at, 05 Juni 2009, status kegiatan G. Api Krakatau masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

3. Gunung Api Semeru di Kabupaten Lumajang dan Malang Provinsi Jawa Timur (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 6 Maret 2009 hingga hari Jum’at, 05 Juni 2009, status kegiatan G. Api Semeru masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

(3)

3

4. Gunung Api Ibu di Kab. Halmahera Barat, Prov. Maluku Utara (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 21 April 2008 hingga hari Jum”at, 05 Juni 2009, status kegiatan G. Api Ibu masih dalam keadaan ”Siaga” (level III).

5. Gunung Api Slamet di Kab. Pemalang, Kab. Banyumas, Kab. Brebes, Kab. Tegal dan Kab. Purbalingga Prov. Jawa Tengah (Laporan perkembangan).

Sejak tanggal 23 April 2009 hingga hari Jum’at, 05 Juni 2009, status kegiatan G. Api Slamet masih dalam keadaan ”Siaga” (Level III).

B. Rekomendasi

1. Pemerintah Kab. Sitaro dapat mengambil langkah-langkah pengungsian untuk melindungi masyarakat dari ancaman bahaya awan panas, guguran dan lontaran lava pijar terutama di wilayah sebagai berikut :

• Penduduk di sekitar G. Karangetang, terutama di kampung Kora-kora (Ds. Babali), Kampung Bolo dan Kopi (Kel. Tarorane, Kampung Hekang (Kel. Tatahadeng), Ds. Dame 1 bagian atas dan masyarakat di Lembah Kali Beha Timur di Desa Karalung. • Kecamatan Siau Tengah yaitu masyarakat yang berada Kampung Dompase.

• Kecamatan Siau Barat Utara yaitu masyarakat yang berada di pinggiran Kali Nanitu dan Kali Kinali.

• Warga yang berada di Kampung Kora-kora pada malam hari mengungsi di Desa Bebali ± 21 kk/60 jiwa dan pagi kembali kerumah masing-masing.

2. Masyarakat serta pengunjung/wisatawan di sekitar G. Api Karangetang, G. Api Ibu tidak diperbolehkan mendekati G. Api Ibu dalam radius 2 km.

3. Masyarakat diharapkan tidak mendekati pulau gunung Anak Krakatau dalam radius 2 km dari kawah G. Anak Krakatau.

4. Masyarakat di sekitar G. Api Karangetang, G. Anak Krakatau, G. Semeru, G. Api Ibu dan G. Slamet dihimbau agar tetap tenang tidak mempercayai isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, selalu mengikuti arahan dari Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.

5. Masyarakat di sekitar G. Semeru tidak melakukan aktifitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif yang merupakan wilayah bukaan kawah aktif G. Semeru sebagai alur luncuran awan panas, tidak mendekati Puncak Mahameru dan tidak melakukan pendakian yang melebihi wilayah Kalimati.

6. Masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan masker (penutup hidung) untuk mengantisipasi dampak hujan abu.

7. Bagi pesawat yang akan melintasi wilayah G. Semeru agar berhati-hati terhadap dampak abu letusan.

8. Masih banyak endapan material vulkanik lepas hasil letusan terdahulu di sekitar kawah G. Semeru, maka dimusim penghujan masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam sungai Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang diharapkan berhati-hati karena dapat terancam bahaya aliran lahar panas.

9. Belum dipandang perlu adanya pengungsian di semua gunung yang dinyatakan dalam status siaga.

10. Masyarakat sekitar G. Karangetang tidak diperbolehkan mendaki lebih dari 500 m dpal. 11. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke puncak G.

Slamet.

12. Penduduk di sekitar G. Karangetang, terutama di kampung Dame dan Kelurahan Tatahandeng agar lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya awan panas dan guguran lava pijar yang dapat terjadi setiap saat. Sedangkan masyarakat di sepanjang aliran Batu Awang, kali Kahetang, Kali Keting, kali Batang, kali Beha Timur dan Kali Nanitu agar mewaspadai bahaya sekunder berupa ancaman aliran lahar.

13. Jika terjadi hujan abu cukup deras, masyarakat dianjurkan menggunakan masker penutup hidung dan mulut dikarenakan abu vulkanik yang terhirup dapat mengganggu saluran pernafasan.

14. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Satkorlak dan Satlak PB setempat untuk memantau perkembangan kegiatan gunung api tersebut.

(4)

4

III. Prakiraan Cuaca Wilayah JABODETABEK

Prakiraan cuaca wilayah JABODETABEK berlaku untuk hari Sabtu, 06 Juni 2009 dilaporkan sebagai berikut : NO L0KASI C U A C A Pagi (00.05 – 12.00) Siang (12.05 – 18.00) Malam (18.05 – 24.00)

1 Jakarta Pusat Berawan Berawan Berawan

2 Jakarta Utara Berawan Berawan Berawan

3 Jakarta Selatan Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

4 Jakarta Timur Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

5 Jakarta Barat Berawan Berawan Berawan

6 Jakarta Kep.Seribu Berawan Berawan Berawan

7 Bogor Berawan Berawan dan hujan

ringan kadang sedang

Berawan dan hujan ringan

8 Tangerang Berawan Berawan Berawan

9 Depok Berawan Berawan dan hujan

ringan Berawan

10 Bekasi Berawan Berawan Berawan

Keterangan :

- Hujan ringan : 1.0 – 5.0 mm/jam 5 – 20 mm/hari

- Hujan sedang : 5.0 – 10 mm/jam 20 – 50 mm/hari

- Hujan lebat : 10 – 20 mm/jam 50 – 100 mm/hari

- Hujan sangat lebat : > 20 mm/jam > 100 mm/hari

Peringatan Dini: Berpotensi hujan lokal dengan itensitas ringan-sedang yang kadang disertai

kilat/petir antara sore dan menjelang malam hari terutama di wilayah Bogor.

IV. Prakiraan Gelombang Tinggi

Prakiraan gelombang tinggi berlaku mulai tanggal 05 Juni 2009 pukul 07:00 WIB sampai dengan tanggal 06 Juni 2009 pukul 07:00 WIB sebagai berikut :

- 2.0 – 3.0 m : Samudera Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Perairan selatan Banten

dan Jawa Barat, Perairan barat pulau Sumba, Perairan Pulau Rote, Perairan selatan pulau Buru dan Seram, Laut Banda, Perairan Kep. Aru, Perairan Kep. Kai dan Tanimbar, laut Arafuru, Perairan selatan Merauke

- 3.0 – 4.0 m : Perairan barat Aceh

- 4.0 – 5.0 m : Perairan utara Aceh, Laut Andaman Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika.

V. Lain – lain

1. Gempa Bumi

- Telah terjadi Bencana Gempa Bumi Tektonik pada hari Jum,at, 05 Juni 2009 pada pukul 06.59.48 WIB dengan berkekuatan 5.0 SR pada kedalaman 24 Km, Pusat Gempa berada pada titik Koordinat 0.17 LS – 125.09 BT ( 180 km Barat Daya BITUNG-SULUT ). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum di peroleh informasi adanya kerusakan dari dampak gempa tersebut.

- Telah terjadi Bencana Gempa Bumi Tektonik pada hari Sabtu, 06 Juni 2009 pada pukul 01.08.39 WIB dengan berkekuatan 5.4 SR pada kedalaman 86 Km, Pusat Gempa berada pada titik Koordinat 9.43 LS – 123.77 BT ( 84 km Timur laut Kupang-NTT ). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami dan belum di peroleh informasi adanya kerusakan dari dampak gempa tersebut.

(5)

5

2. Banjir di Kota Palopo, Prov. Sulawesi Selatan.

Telah terjadi Banjir pada Jum’at, 05 Juni 2009 di Kec. Wara Selatan, Kab. Palopo, Prov. Sulawesi Selatan, yang disebabkan karena hujan yang deras sehingga meluapnya sungai Salutelue dan tidak berfungsinya saluran pembuangan air, Akibat bencana tersebut ± 200 unit rumah dan sejumlah jalan-jalan utama terendam dengan ketinggian air mencapai ± 30-50 cm, pada hari Sabtu 06 Juni 2009 pukul 06.30 WIB kondisi air sudah surut.

Sumber :Kodim 1403/ Palopo

Pengawas,

Ir. Fatchul hadi, Dipl. HE

Jakarta, 06 Juni 2009 An. Ketua Kelompok Piket,

Setio Sutarmo

Referensi

Dokumen terkait

LPKR memiliki indikator Stoc osc dan RSI mengindikasikan pola Uptrend, LPKR belum berhasil menembus Resistance di level harga 1020 sehingga terbuka peluang untuk menguji

Seperti yang dirasakan oleh pelanggan bengkel Honda yang membawa sepeda motor Honda miliknya ke bengkel AHASS untuk mengganti Oli sepeda motornya, namun layanan yang diberikan

Kemudian berdasarkan pengujian hipotesis kedua menggunakan N-Gain score pada minat belajar peserta didik diperoleh nilai standart gain kelas eksperimen sebesar 0,41 yang

Dari berbagai data dan informasi yang telah dikumpulkan maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dalam penelitian tentang perancangan alat pengingat pemasangan kunci ganda pada

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka penulis melakukan pembatasan masalah hanya pada tanggapan yang diberikan pada pengguna produk Telkomsel yang berkaitan

Beberapa saran yang ditujukan sebagai bahan untuk pengembangan lebih lanjut sistem seleksi dan rekrutmen karyawan baru tahap awal di PT Multi Anugerah Lestari Texindo

Kondisi tersebut didasarkan pada volume tangki penyimpanan akan lebih kecil jika ammonia berfasa cair jika dibandingkan pada fasa uap untuk massa ammonia yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konservatisme laba, struktur modal, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan corporate social responsibility terhadap