• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL BILINGUAL BERGAMBAR BERBASIS MODEL PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) PADA MATERI PELUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL BILINGUAL BERGAMBAR BERBASIS MODEL PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) PADA MATERI PELUANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BILINGUAL BERGAMBAR BERBASIS MODEL PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) PADA MATERI PELUANG

Mayang Sari

Program Studi Pendidikan Matematika Email: may.mayangsari97@gmail.com

ABSTRACT

This research aims to produce a bilingual illustrated module product based on predict, observe, explain (POE) on the probability material for class VIII Junior High School/MTs which is valid and practical. The type of research developed is research and development (Research and Development) which refers to the ADDIE development model which consists of 5 stages, namely analysis, design, development, implementation, and evaluation. The instrument used was the expert expert validation sheet to measure the validity of the module and the questionnaire sheet and student interview guidelines to measure the practicality and ease of use of the module. The results showed that the assessment of the experts was very valid with the average percentage of material experts was 4.47%, the average percentage of language experts was 4.5%, and the average percentage of media experts was 4.89%. The POE-based illustrated bilingual module on the probability material also obtained a percentage value of 83.85% of the student responses in the practical category.

Keywords: bilingual illustrated module, Predict, Observe, Explain. PENDAHULUAN

Pada dasarnya, tujuan utama pendidikan adalah menyediakan wadah dimana bakat dan potensi personal individu dapat dikembangkan secara intensif dan optimal, sehingga memberi dampak perubahan pada kehidupannya dan masyarakat. Dengan demikian pendidikan berperan penting untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan zaman. Hal ini dapat diwujudkan dalam pembelajaran kreatif, inovatif, dan relevan.

Hasil observasi yang dilakukan di Mts Al-Munawwaroh, minimnya penggunaan sumber belajar untuk guru dan peserta didik. Sekolah hanya menggunakan salah satu modul dari penerbit tanpa buku pegangan. Modul yang digunakan masih belum mengakomodir semua komponen modul yang ada. Artinya modul yang digunakan dalam pembelajaran belum sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa

sedangkan modul yang dikembangkan guru belum ada. Selain itu, guru lebih mendominasi proses pembelajaran sedangkan siswa lebih pasif dalam aktivitas belajar. Hal ini membuat siswa kesulitan dalam memahami konsep pembelajaran.

Untuk mengurangi kesulitan belajar siswa guru dapat mengembangkan sebuah bahan ajar salah satunya modul. Modul merupakan sarana pembelajaran yang mencakup isi materi, metode serta evaluasi sehingga siswa dapat belajar secara mandiri. Modul adalah rancangan pembelajaran yang memuat materi, metode hingga cara evaluasi dirancang dengan sistematis dan menarik sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan (Ma, 2011). Modul yang dikembangkan harus mampu meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran.

Keberhasilan suatu pembelajaran juga tergantung pada model pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran di sekolah hanya menggunakan metode ceramah dan

(2)

diskusi. Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan minat belajar dan keaktifan siswa adalah model Predict, Observe, Explain (POE). Model POE dapat membentuk struktur kognitif siswa melalui tiga tahapan yaitu memprediksi, mengamati, serta menjelaskan hasil pengamatan (Warsono & Hariyanto, 2012). Tujuan dari model pembelajaran POE adalah memprediksi suatu persoalan yang diberikan, kemudian dibuktikan melalui demonstrasi atau kegiatan percobaan lalu menjelaskan hasil dari memprediksi dan mengamati (Sari et al., 2018). Pembelajaran dengan menggunakan model POE memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasikan kemampuannya melalui tiga tahapan pembelajaran sehingga terciptanya orientasi belajar mandiri dan dan berpusat ke siswa.

Pembelajaran harus inovatif dan kreatif agar berdampak positif pada pengetahuan peserta didik. Untuk itu penerapan program bilingual dalam pembelajaran menjadi langkah tepat dalam menarik minat belajar siswa. Hal ini sesuai dengan tantangan di era revolusi industri 4.0 saat ini. Proses pembelajaran di sekolah sudah menerapkan program bilingual tetapi belum diterapkan secara optimal pada pembelajaran matematika. Penerapan program bilingual dapat menciptakan lulusan yang memiliki skill produktif dan berdaya saing internasional salah satunya meningkatnya kemampuan bahasa Inggris. Menurut Arnyana (dalam Puspita et al., 2014) tujuan program bilingual di Indonesia adalah untuk meningkatkan penguasaan materi pelajaran, meningkatkan kemampuan dan komunikasi berbahasa Inggris dalam forum internasional, serta mampu mengakses pengetahuan ilmiah dari berbagai media internasional.

Selain penerapan bilingual, gambar juga bisa digunakan pada proses pembelajaran. Melalui gambar peserta didik lebih mudah memahami konsep pembelajaran matematika melalui visualisasi yang disajikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Rohani (dalam Yogica et

al., 2014) yang mengatakan bahwa melalui gambar siswa dapat memperjelas suatu konsep dengan memperhatikan hal-hal disekitarnya.

Pengembangan modul akan bermakna apabila dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. Maka modul disusun dengan konsep unik, menarik dan menerapkan karakteristik model pembelajaran POE, penerapan program bilingual, serta di lengkapi dengan illustrasi-illustrasi yang sesuai dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman, hasil belajar dan kemandirian peserta didik.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang mengacu pada model pengembangan Dick & Carrey yaitu model ADDIE, model ini terdiri dari 5 langkah yaitu 1) analysis, 2) design, 3)

development, 4) implementation, 5)

evaluation (Tegeh et al., 2014). Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini berupa modul bilingual bergambar berbasis POE pada materi peluang.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini meliput i instrumen validitas, dan instrument praktikalitas. Lembar validasi digunakan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan kelayakan modul yang telah dikembangkan. Angket validasi berisi penilaian, kritik dan saran dari validator terhadap produk yang dikembangkan. Sedangkan angket praktikalitas dan wawancara dengan siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap kemenarikan dan kemudahan penggunaan modul yang dikembangkan.

Analisis validasi dilakukan dengan cara perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan rumus menurut Muliyardi (dalam Riyadi, 2014) 𝑅 = ∑ 𝑉𝑖 𝑛 𝑖=1 𝑛 Keterangan: R : rerata hasil

(3)

𝑉𝑖 : skor hasil penilaian validator ke-i 𝑛 : banyak validator

Dengan kriteria seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Validitas Modul

Skor Penilaian

rerata > 4,20 Sangat Valid 3,40 < rerata ≤4,20 Valid 2,60 < rerata ≤3,40 Cukup Valid 1,80 < rerata ≤2,60 Kurang Valid rerata ≤ 1,80 Tidak Valid

Analisis praktikalitas dilakukan dengan cara perhitungan tiap butir pernyataan menggunakan rumus menurut Purwanto (2010):

𝑁𝑃 = 𝑅

𝑆𝑀𝑥 100 Keterangan :

NP : Nilai persen yang dicari R : Skor mentah yang diperoleh SM : Skor maksimum

100 : Bilangan tetap

Dengan kriteria seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Kriteria Kepraktisan Modul

Skor Penilaian 85 - 100 Sangat praktis 75 - 84 Praktis 60 - 74 Cukup praktis 55 - 59 Kurang praktis 0 - 54 Tidak praktis

Suatu produk pengembangan modul akan berakhir dan berhasil apabila memenuhi skor penilaian syarat kelayakan, kemenarikan serta kemudahaan dalam penggunaanya. Skor penilaian kelayakan didasarkan pada penilaian materi, bahasa dan media. Untuk skor penilaian kemenarikan berdasarkan respon siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL Analisis

Pengembangan modul didasari pada analisis kebutuhan yang muncul dilapangan. Berdasarkan observasi didapatkan permasalahan minimnya penggunaan

sumber belajar oleh guru dan siswa, minimnya penerapan model pembelajaran dan belum dioptimalkan program bilingual pada pembelajaran matematika. Maka diperlukan pengembangan modul bilingual bergambar berbasis POE.

Modul bilingual bergambar yang dikembangkan harus sesuai dengan Kurikulum 2013. Terdapat tiga aspek dalam kompetensi kelulusan dalam kurikulum 2013 yaitu aspek sikap, pengetahuan serta keterampilan. Berdasarkan silabus kurikulum 2013 kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa yaitu teorema Phytagoras, lingkaran, bangun ruang sisi datar, statistika dan peluang. Dalam modul yang dikembangkan, peneliti mengambil kompetensi dasar pada materi peluang, dengan indikator yang harus di capai oleh siswa yaitu siswa mampu memahami titik sampel, ruang sampel, kejadian, peluang empirik dan peluang teoritik.

Karakteristik siswa dapat dilihat dari gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa MTs Al-Munawwaroh yaitu gaya belajar visual atau visual learner. Pada gaya belajar ini siswa lebih mudah mengingat dengan menekankan pada apa yang mereka lihat. Siswa dengan gaya belajar visual memahami suatu pelajaran melalui materi bergambar, sehingga diperlukan sumber belajar yang menyajikan materi pelajaran dengan ilustrasi atau gambar. Hal ini mendukung untuk dikembangkannya modul bilingual bergambar. Selain itu, pengembangan modul bilingual bergambar juga didukung oleh kemampuan yang memadai siswa dalam menerapkan program bilingual dikelas. Perancangan

Pada tahap ini dilakukan perancangan produk awal yang akan dikembangkan dengan mendesain peta kerangka struktur modul. Kerangka modul pada tahap design digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan modul. Terdapat tiga tahapan dalam proses perancangan yang dilakukan yaitu pemilihan media, pemilihan format, dan rancangan awal. Pada tahap ini dipilih sumber belajar yang akan

(4)

dikembangkan yaitu berupa modul bilingual bergambar. Materi yang dipilih mencakup materi peluang yang disertai gambar-gambar yang relevan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi yang disajikan. serta model yang digunakan yaitu model predict, observe, explain (POE).

Pengembangan

Kerangka Modul yang telah didesain pada tahap perancangan dikembangkan menjadi satu kesatuan utuh. Modul yang telah dikembangkan divalidasi oleh beberapa para ahli yaitu ahli materi, ahli bahasa dan ahli media.

1. Ahli Materi

Berdasarkan hasil validasi oleh dua orang ahli materi diperoleh hasil validasi seperti pada Tabel 3:

Tabel 3. Hasil Validasi Ahli Materi

Aspek Skor

Format 4,40

Isi 4,50

Aspek POE 4,50

Rata-rata 4,47

Dari analisis data yang disajikan dalam Tabel 3 diperoleh skor rata-rata 4,47 dari 2 validator dengan kategori sangat valid. 2. Ahli Bahasa

Berdasarkan validasi oleh ahli bahasa Indonesia dan bahasa Inggris diperoleh hasil validasi seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Validasi Ahli Bahasa

Aspek Skor

Lugas 4,50

Komunikatif 5

Dialogis dan Interaktif 4,50 Kesesuaian dengan

Perkembangan Siswa 4,50 Kesesuaian dengan Kaidah

Bahasa 4,33

Rata-rata 4,5

Dari analisis data yang disajikan dalam Tabel 4 diperoleh skor rata-rata 4,5 dari ahli bahasa dengan kategori sangat valid.

3. Ahli Media

Berdasarkan validasi oleh ahli media diperoleh hasil validasi seperti pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Validasi Ahli Media

Aspek Skor Kesederhanaan 5 Keterpaduan 5 Penekanan 5 Keseimbangan 4,33 Bentuk 5 Warna 5 Rata-rata 4,89

Dari analisis data yang disajikan dalam Tabel 5diperoleh skor rata-rata 4,89 dari ahli media dengan kategori sangat valid. Modul yang telah divalidasi, kemudian dilakukan perbaikan berdasarkan saran-saran yang diberikan oleh validator. Hal ini bertujuan agar modul yang dihasilkan dapat meminimalisir kesalahan -kesalahan pada modul sehingga modul dapat digunakan pada tahap uji coba.

1. Revisi oleh Ahli Materi

Hasil revisi oleh ahli materi dipaparkan pada Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Revisi Modul oleh Ahli Materi Perbaiki ilustrasi gambar pada materi Sebelum

Revisi

Sesudah Revisi

Perbaiki susunan jawaban pada contoh soal

(5)

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

2. Revisi oleh Ahli Bahasa

Hasil revisi oleh ahli bahasa dipaparkan pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Revisi Modul oleh Ahli Bahasa Gunakan huruf kapital pada penulisan matematika menjadi Matematika

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Perbaiki, dan konsisten pada penggunaan

vocabulary dan grammar dalam

pembelajaran matematika Sebelum Revisi Sesudah Revisi

3. Revisi oleh Ahli Media

Hasil revisi oleh ahli media dipaparkan pada Tabel 8 berikut:

Tabel 8. Revisi Modul oleh Ahli Media Perbaiki gambar dan jenis huruf pada cover modul

Sebelum Revisi

Sesudah Revisi

Perbaiki Jenis huruf dan warna pada setiap sub judul

Sebelum Revisi Sesudah Revisi

Berikan space pada header dan footer Sebelum

Revisi

Sesudah Revisi

Penerapan

Modul yang sudah dinyatakan valid kemudian di uji cobakan ke subjek penelitian untuk melihat kepraktikalitasan modul. Pada tahap ini dilakukan uji coba secara terbatas melalui dua cara yaitu secara online dan offline. Uji coba ini dilakukan disesuaikan pada kondisi pandemi saat ini. Uji coba online dilakukan pada subjek penelitian 10 siswa melalui grup aplikasi WhatsApp dan uji coba offline dilakukan pada subjek penelitian 14 siswa secara tatap muka.

Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan evaluasi mencakup keseluruhan proses dari semua tahap (analysis sampai tahap implementation) serta hasil perhitungan dari

(6)

para validator dan respon siswa terhadap modul yang dikembangkan.

PEMBAHASAN Validitas

Validasi dilakukan oleh lima orang ahli, yaitu dua ahli materi, dua ahli bahasa, dan satu ahli media. Hasil validasi secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Hasil Validasi Modul Bilingual Bergambar Aspek Skor Isi 4,47 Intruksional 4.5 Tampilan 4,89 Rata-Rata 4,62

Berdasarkan hasil validasi secara keseluruhan diperoleh nilai validasi sebesar 4,62 dengan kategori sangat valid. Hal ini menunjukkan bahwa modul bilingual bergambar berbasis POE yang dikembangkan sudah sesuai dengan perumusan masalah yang diberikan. Sehingga modul bilingual bergambar berbasis POE yang dihasilkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas VIII pada materi peluang.

Praktikalitas Angket

Hasil responden siswa dilakukan melalui dua tahap yaitu online dan offline menunjukkan peningkatan jumlah responden dan rata-rata skor berdasarkan seluruh item pernyataan dari angket praktikalitas. Angket praktikalitas disebarkan secara online melalui google form. Adapun penilaian hasil uji coba online dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Uji coba Terbatas Online

Kriteri Modul (%)

Petunjuk penggunaan modul mudah dipahami

54 Langkah-langkah POE cukup

jelas

52

Materi yang disajikan mudah dipahami

48 Latihan soal membuat siswa

tertantang

50 Kunci jawaban membantu siswa

mencari jawaban yang benar

52 Materi dan gambar ilustrasi

meningkatkan motivasi belajar siswa

58

Memudahkan siswa berdiskusi 52 Tampilan modul menarik 52 Bahasa dalam modul sederhana

dan mudah dipahami

54 Pernyataan pada modul jelas,

runtut, dan mudah dipahami

52

Rata-rata 52,4

Berdasarkan Tabel 10 hasil penelitian uji coba online yang berjumlah 10 siswa mendapatkan persentase rata-rata 52,40% dengan kategori tidak praktis. Hal ini disebabkan kurangnya respon siswa akibat beberapa faktor yaitu ketersediaan signal dan paket data dalam pengisian angket melalui google form. Setelah melakukan uji coba online peneliti melakukan uji coba ulang secara offline dengan menerapkan protokol kesehatan. Adapun penilaian hasil uji coba offline dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Uji coba Terbatas Offline

Kriteri Modul (%)

Petunjuk penggunaan modul mudah dipahami

90 Langkah-langkah POE cukup jelas

77,14 Materi yang disajikan mudah

dipahami

78,57 Latihan soal membuat siswa

tertantang

80 Kunci jawaban membantu siswa mencari jawaban yang benar

81,43 Materi dan gambar ilustrasi

meningkatkan motivasi belajar siswa

84,29

Memudahkan siswa berdiskusi 90 Tampilan modul menarik 87,14 Bahasa dalam modul sederhana

dan mudah dipahami

(7)

Pernyataan pada modul jelas, runtut, dan mudah dipahami

82,86

Rata-rata 83,86

Berdasarkan Tabel 11 hasil penilaian dari uji coba offline yang berjumlah 14 siswa diperoleh persentase rata-rata 83,86% dengan kategori praktis. Ketercapaian nilai praktikalitas ini dikarenakan ketermudahan siswa dalam menggunakan sumber belajar modul yang dikembangkan baik dari segi kejelasan isi materi dan petunjuk penggunaan.

Wawancara siswa

Wawancara dilakukan terhadap 14 siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa modul bilingual bergambar berbasis POE yang dikembangkan sudah praktis dari segi waktu, kemudahan penggunaan modul serta kejelasan materi yang disajikan dalam modul.

Berdasarkan data angket praktikalitas dan wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa modul bilingual bergambar berbasis POE dinyatakan praktis. Modul dapat digunakan sebagai sumber belajar mandiri siswa untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa modul bilingual bergambar berbasis POE layak untuk digunakan sebagai sumber belajar siswa pada materi peluang. Hal ini didasari pada hasil validasi oleh ahli materi, ahli bahasa, ahli media untuk kevalidan modul dan respon siswa serta wawancara siswa untuk kepraktisan modul.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama penelitian. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, validator, kepala sekolah MTs Al-Munawwaroh, guru bidang studi

matematika kelas VIII MTs Al-Munawwaroh, siswa kelas VIII.A yang telah memberikan waktu luangnya untuk melaksanakan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Ma, H. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pustaka Setia.

Purwanto, N. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Puspita, M., Sumarni, W., & Pamelasari, S. D. (2014). Pengembangan Modul Bilingual Bergambar terhadap Minat Belajar Siswa pada Tema Energi di Alam Sekitar. Unnes Science Education Journal, 3(2).

Riyadi, S. (2014). Pengembangan Buku Kerja Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Geometri Ruang di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok. Tesis tidak diterbitkan. Padang: Program Pascasarjana Konstrasi Matematika Universitas Negeri Padang.

Sari, R. P., Erviyenni, E., & Haryati, S. (2018). Pengembangan Modul Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) pada KD 3.10 Materi Asam Basa Kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA). Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1–10.

Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan, K. (2014). Model Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Warsono, H., & Hariyanto, M. S. (2012). Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yogica, R., Lufri, L., & Sumarmin, R. (2014). Efektifitas Modul Bergambar Disertai LKS Berorientasi Konstruktivistik Terhadap Proses dan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Biologi SMA. Penelitian Pendidikan, 5(1).

Gambar

Tabel 1. Kriteria Validitas  Modul
Tabel 8. Revisi Modul oleh Ahli Media  Perbaiki  gambar  dan  jenis  huruf  pada  cover modul

Referensi

Dokumen terkait

In conclusion, from the analysis of logical fallacies in the Argumentative Writing Made by the Sixth - Semester Students of the English Department of Widya Mandala

Dikatakan bersifat holistik karena penanganan komunikasi terapeutik pecandu tidak hanya bertumpu pada permasalahan NAPZA saja tetapi juga permasalahan sosial

Nilai tersebut memberikan gambaran bahwa sumbangan variabel independen (variabel efisiensi, persepsi resiko dan tingkat kemudahan) terhadap naik turunya variabel dependen

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peran radio komunitas sebagai media komunikasi bencana pada Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta (JRKY). Penelitian ini

Perlakuan nitrogen yang terlalu banyak selama pertanaman terbentuk dapat menghambat perkembangan simbiosis bakteri dan secara nyata menurunkan perkembangan kedewasaan

Dengan proses logika fuzzy, kedua variabel yaitu jarak terdekat dan tingkat kepadatan jalan akan menghasilkan suatu nilai yang akan dijadikan bobot dalam algoritma djikstra

Adapun teknik yang paling sedikit digunakan adalah teknik partikularisasi dengan jumlah data 1 (satu), kemudian teknik pengurangan dan adaptasi berjumlah 2 (dua)

Problematika peserta didik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Pesantren putra Datok Sulaiman adalah untuk menghindari pengaruh- pengaruh negatif