• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano 4.1.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat sebelah selatan, di antara 6057’49” – 7045’00” Lintang selatan dan 107025’8” – 108007’30” bujur timur, dengan luas wilayah 306.519 Ha, jika dilihat dari segi geografis Kabupaten Garut merupakan daerah yang terdiri dari batuan dan pegunungan. Jenis batuan terluas adalah berupa batuan hasil gunung tak teruraikan, yang tersebar di beberapa daerah dengan luas 124.465 Ha yang mencakup 40,64% dari seluruh luas wilayah. Secara topografi Kabupaten Garut terletak pada ketinggian 500 – 1.000 meter di atas permukaan laut, yang meliputi areal seluas 122.465 Ha mencakup 39,85% dari seluruh wilayah. Persentase kemiringan lahan berkisar antara 15-40% meliputi areal seluas 127.747 Ha (41,68%).

Gambar 2. Peta Kabupaten Garut

(2)

Kabupaten Garut berbatasan langsung dengan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung di sebelah utara, Kabupaten Tasikmalaya di sebelah timur, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di sebelah barat, serta Samudera Indonesia di sebelah selatan. Wilayah Kabupaten Garut secara administratif terbagi menjadi 37 kecamatan dengan 405 desa (Priatna, 2013).

4.1.2 Keadaan Umum Kecamatan Leles

Kecamatan Leles berbatasan secara administratif dengan Kecamatan Kadungora di sebelah utara, Kecamatan Banyuresmi di sebelah selatan, Kecamatan Cipaku dan Kabupaten Bandung di sebelah barat dan Kecamatan Leuwigonong di sebelah timur. Luas wilayah Kecamatan Leles adalah 65,24 Km2 terdiri dari 12 desa, dengan luas desa terbesar adalah Desa Dano yaitu 17,15 Km2, sedangkan yang terkecil adalah Desa Salamnunggal yaitu 0,58 Km2. Jarak dari Kecamatan Leles ke Ibukota Kabupaten yaitu sepanjang 12 Km yang dapat ditempuh selama 15 menit perjalanan, sedangkan jarak ke Ibukota Provinsi sejauh 50 km. Kecamatan Leles memiliki jalan darat yang tergolong sebagai jalan Provinsi sepanjang 11 Km dan jalan kabupaten sepanjang 7 Km, jika dilihat dari permukaan jalan untuk jalan diaspal terdapat sepanjang 39 Km, jalan diperkeras sepanjang 20 Km dan jalan tanah sepanjang 43 Km.(Priatna, 2013).

4.1.3 Keadaan Umum Desa Dano

Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut terletak pada lintang selatan 07o 06’15,1” dan bujur timur 107o 51’10,8”. Batas wilayah Desa ini diantaranya sebelah utara yaitu Desa Jangkurang, sebelah selatan yaitu Kecamatan Tarogong, sebelah timur yaitu Desa Lembang dan sebelah barat yaitu Kabupaten Bandung. Luas wilayah Desa Dano adalah 17,15 Km2 dan kondisi

(3)

iklim sebagaimana halnya di Desa lain di Kecamatan Leles, Desa Dano mempunyai iklim 7 (tujuh) bulan basah dan 5 (lima) bulan kering dengan curah hujan rata – rata 1100 Mm/bulan, jenis tanah Andosol / Latosol, suhu rata – rata 24,27 0C dengan ketinggian dari permukaan laut 1149 mdl.

Kondisi bentangan wilayah di Desa Dano merupakan wilayah dataran tinggi/ pegunungan yang berbukit – bukit dan merupakan kawasan hutan yang memiliki potensi wisata. Jarak ke Ibukota kecamatan yaitu 12,3 km, lama jarak tempuh ke kecamatan 1 jam, jarak ke Kabupaten yaitu 27,3 km, sedangkan jarak ke Provinsi yaitu 72,3 km. Desa Dano memiliki potensi untuk lokasi peternakan karena memiliki wilayah yang cukup luas yang dapat digunakan oleh para peternak sebagai tempat untuk beternak dan untuk pengadaan pakan rumput disamping memanfaatkan pakan yang ada, mayoritas dari para peternak hanya untuk keperluan konsumsi saja. Desa Dano banyak terdapat domba tangkas yang berkualitas yang merupakan salah satu ciri khas Kabupaten Garut terutama di wilayah Kampung Soreang dan Patrol. Potensi ini didukung oleh faktor sosial lainnya bahwa mayoritas penduduk Desa Dano bermata pencaharian petani dan peternak, sehingga hal tersebut berpengaruh kepada persediaan pakan yang tercukupi.

4.1.4 Kelompok Tani Lembur Sauyunan

Kelompok Tani Lembur Sauyunan merupakan salah satu kegiatan usaha swadaya masyarakat di Kampung Soreang Rt 03 Rw 03 Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut yang berdiri pada Tahun 2010. Kelompok ini hadir berdasarkan peluang potensi sumber daya ternak yang besar dan luas, kemampuan dalam melaksanakan, dan permintaan pasar terhadap hasil ternak terus meningkat. Kelompok ini tergerak untuk mendirikan kelompok dalam rangka melaksanakan

(4)

ternak ruminansia secara terpadu dan mandiri dalam naungan organisasi untuk menciptakan kreatifitas usaha yang diharapkan kedepan menjadi sumber mata pencaharian guna menunjang kehidupan keluarga dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pengembangan usaha milik Desa Dano yang dikelola oleh kelompok – kelompok yang berada di Desa Dano.

Kelompok Tani Lembur Sauyunan dalam perkembangannya mulai diperhatikan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan dan Bupati Kabupaten Garut. Program swadaya, optimalisasi sumber daya manusia, serta pemuliaan ternak Domba Garut pada kelompok ternak ini menjadi salah satu nilai tambah dan prestasi dibandingkan Kelompok Tani yang lain. Hal tersebut menjadikan pemerintah setempat melakukan pengajuan ke pemerintah pusat khususnya Kementerian Pertanian Republik Indonesia supaya Desa Dano Kecamatan Leles Kabupaten Garut diajukan menjadi Wilayah Sumber Bibit Domba Garut dengan prosedur yang ditetapkan dengan didukung program pendukung kebijakan pemerintah untuk membuat motivasi menambah ilmu pengetahuan para peternak, diantaranya Program SPR, penyuluhan pembuatan silase dan lainnya.

4.2 Ukuran Tubuh Domba Garut Jantan

4.2.1 Sifat Kuantitatif Bobot Badan Domba Garut Jantan Kelompok Umur < 1 Tahun, 1-1,5 Tahun dan > 1,5 Tahun.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sifat kuantitatif bobot badan yang dilakukan terhadap Domba Garut jantan di Kelompok Tani Lembur Sauyunan Desa Dano, populasi Domba Garut jantan pada semua kelompok umur sebanyak 34 ekor, setelah dilakukan perhitungan statistik diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 2.

(5)

Tabel 2. Sifat Kuantitatif Bobot Badan Domba Garut Jantan Umur < 1 Tahun, 1-1,5 Tahun dan > 1,5 Tahun

Nilai

Bobot Badan Domba Garut Jantan

< 1 Tahun 1-1,5 Tahun > 1,5 Tahun

Rata-rata (kg) 27, 25 33,89 51,72

SD 3,69 5,51 6,76

KV (%) 7,38 6,15 7,65

Minimum (kg) 21,17 24,40 40,43

Maksimum (kg) 34,27 40,40 63,27

Keterangan : SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variasi

Berdasarkan Tabel 2. terungkap bahwa nilai rataan bobot badan Domba Garut jantan umur < 1 tahun, 1-1,5 tahun dan > 1,5 tahun secara berturut-turut adalah 27,25 + 3,69 kg, 33,89 + 5,51 kg, dan 51,72+ 6,76 kg . Menurut SNI bobot badan Domba Garut jantan umur 8 – 12, 12 - 18 bulan, dan > 18 - 24 bulan adalah 23 kg , 33 kg dan 50 kg. Hal ini menunjukkan bahwa bobot badan untuk semua kelompok umur pada Domba Garut jantan di Kelompok Tani Lembur Sauyunan berada di atas persyaratan (minimum) SNI 7532.1 : 2015, menurut peternak Kelompok tersebut hal ini dikarenakan bibit Domba Garut jantan di Kelompok Ternak ini merupakan hasil perkawinan turunan Domba Garut jantan lain yang mempunyai performa unggul. Faktor genetik merupakan salah satu faktor lain penentu pertumbuhan Domba Garut jantan tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kecepatan pertumbuhan tidak lepas dari faktor genetik dan lingkungan (Hardjosubroto, 1994).

Koefisien variasi untuk kelompok umur < 1 tahun, 1 – 1,5 tahum, dan >1,5 tahun untuk bobot badan secara berturut-turut adalah 7,38%, 16,15% dan 7,65%. Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa bobot badan pada Domba

(6)

Garut jantan semua kelompok umur dikatakan seragam, hal ini sesuai menurut pendapat Nasoetion (1992), bahwa suatu data dikatakan seragam jika mempunyai nilai koefisien variasi kurang dari 15 %.

Nilai maksimum bobot badan pada kelompok umur < 1 tahun adalah 34,27 kg dengan kode domba “Anut”, sedangkan nilai minimumnya adalah 21,17 kg dengan kode domba “17”. Nilai maksimum bobot badan kelompok umur 1-1,5 tahun adalah 40,40 kg dengan kode domba “Sontol”, sedangkan nilai minimumnya adalah 24,40 kg dengan kode domba “Banteng”. Nilai maksimum bobot badan kelompok umur >1,5 tahun adalah 63,27 kg dengan kode domba “Tukar”, sedangkan nilai minimumnya adalah 40,40 kg dengan kode domba “Supra”.

4.2.2 Sifat Kuantitatif Panjang Badan Domba Garut Jantan Kelompok Umur < 1 Tahun, 1-1,5 Tahun dan > 1,5 Tahun.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sifat kuantitatif panjang badan yang dilakukan terhadap Domba Garut jantan di Kelompok Tani Lembur Sauyunan Desa Dano, populasi Domba Garut jantan pada semua kelompok umur sebanyak 34 ekor, setelah dilakukan perhitungan statistik diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 3.

(7)

Tabel 3. Sifat Kuantitatif Panjang Badan Domba Garut Jantan Umur < 1 Tahun, 1-1,5 Tahun dan > 1,5 Tahun

Nilai

Panjang Badan Domba Garut Jantan

< 1 Tahun 1-1,5 Tahun > 1,5 Tahun

Rata-rata (cm) 53,22 55,09 64,71

SD 2,76 2,49 4,02

KV (%) 19,28 14,71 16,09

Minimum (cm) 47,53 51,23 58,60

Maksimum (cm) 58,33 58,30 70,17

Keterangan : SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variasi

Berdasarkan Tabel 3. terungkap bahwa nilai rataan panjang badan Domba Garut jantan umur < 1 tahun, 1-1,5 tahun dan > 1,5 tahun secara berturt-turut adalah 53,22 + 2,76 cm, 55,09 + 2,49 cm, dan 64,71+ 4,02 cm. Menurut SNI bobot badan Domba Garut jantan umur 8 – 12, 12 - 18 bulan, dan > 18 - 24 bulan adalah 49 cm , 51 cm dan 61 cm. Hal ini menunjukan bobot badan, panjang badan Domba Garut jantan di Kelompok Tani Lembur Sauyunan berada di atas persyaratan (minimum) SNI 7532.1 : 2015, hal ini dikarenakan Domba Garut jantan yang dipelihara peternak Domba Garut jantan setempat merupakan tipe tangkas sehingga peternak meningkatkan manajemen pemeliharaan dan akibatnya terjadi peningkatan intensitas seleksi, menurut (Warwick, dkk., 1990 dalam Nataatmaja dan Johar, 2008) peningkatan intensitas seleksi dan berdampak pada perubahan genetik.

Berdasarkan data tersebut bahwa, panjang badan Domba Garut jantan semua kelompok umur dikatakan tidak searagam karena mempunyai nilai koefisien variasi berturut-turut 19,28% , 14,71% , dan 16,09% atau lebih dari 15% dan tidak sesuai dengan pendapat Nasoetion (1992), hal ini dipengaruhi pada

(8)

umur terjadi pertumbuhan yang cepat pada rentang umur > 1 tahun, 1-1,5 tahun karena sedang mengalami proses pertumbuhan terbaik dan telah dideskripsikan melalui kurva Brody (1945), diperkuat dengan menurut kurva pertumbuhan Domba Garut dan persilangannya menggunakan model Von Bertalanffy dalam Ismeth., dkk (2007) yang menjelaskan bahwa domba umur 330 – 480 hari mengalami proses pertumbuhan yang cepat, sehingga diduga jika manajemen pemeliharaan tidak tepat akan menyebabkan performa domba tidak optimal. Manajemen pemeliharaan menjadi salah satu faktor lainnya.

Nilai maksimum panjang badan kelompok umur > 1 tahun adalah 58,33 cm dengan kode domba “Bonsai”, sedangkan nilai minimumnya adalah 47,53 cm dengan kode domba “Oscar”. Nilai maksimum panjang badan kelompok umur 1-1,5 tahun adalah 58,30 cm dengan kode domba “Paro”, sedangkan nilai minimumnya adalah 51,23 cm dengan kode domba “Banteng”. Nilai maksimum panjang badan kelompok umur >1,5 tahun adalah 70,17 cm dengan kode domba “Tukar”, sedangkan nilai minimumnya adalah 58,60 cm dengan kode domba “Toser”.

4.2.3 Sifat Kuantitatif Lingkar Pinggang Domba Garut Jantan Kelompok Umur < 1 Tahun, 1-1,5 Tahun dan > 1,5 Tahun.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai sifat kuantitatif lingkar pinggang yang dilakukan terhadap Domba Garut jantan di Kelompok Tani Lembur Sauyunan Desa Dano, populasi Domba Garut jantan pada semua kelompok umur sebanyak 34 ekor, setelah dilakukan perhitungan statistik diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 4.

(9)

Tabel 4. Sifat Kuantitatif Lingkar Pinggang Domba Garut Jantan Umur < 1 Tahun, 1-1,5 Tahun dan > 1,5 Tahun

Nilai

Lingkar Pinggang Domba Garut Jantan

< 1 Tahun 1-1,5 Tahun > 1,5 Tahun

Rata-rata (cm) 73,60 80,66 94,35

SD 9,16 5,48 3,66

KV (%) 8,03 22,09 25,78

Minimum (cm) 47,53 73,67 88,53

Maksimum (cm) 84,93 90,40 100,00

Keterangan : SD = Standar Deviasi, KV = Koefisien Variasi

Berdasarkan Tabel 4. terungkap bahwa nilai rataan lingkar pinggang Domba Garut jantan umur < 1 tahun, 1-1,5 tahun dan > 1,5 tahun, secara berturt-turut adalah 73,60 + 9,16 cm, 80,66 + 5,48 cm, dan 94,35 + 3,66 cm. Deskripsi tentang lingkar pinggang erat kaitannya dengan ciri khas tubuh Domba Garut jantan yang “ngabaji” yaitu suatu bentuk konformasi tubuh yang besar di daerah depan (anterior) dan mengecil di daerah belakang posterior.

Berdasarkan data tersebut bahwa lingkar pinggang Domba Garut jantan pada kelompok umur 1-1,5 dan > 1,5 tahun dikatakan tidak seragam, karena mempunyai nilai koefisien variasi berturut-turut 22,09% dan 25,78% atau lebih dari 15% dan tidak sesuai dengan pendapat Nasoetion (1992), hal ini dipengaruhi pada umur terjadi pertumbuhan yang cepat pada rentang umur 1-1,5 tahun, karena sedang mengalami proses pertumbuhan terbaik dan telah dideskripsikan melalui kurva Brody (1945), sehingga diduga jika manajemen pemeliharaan tidak tepat akan menyebabkan performa domba tidak optimal, sedangkan untuk kelompok umur >1,5 tahun dikatakan tidak seragam karena mempunya pengaruh tingkat perbedaan umur dengan rentang 1,6 - 2,7 tahun dan terjadi keberagaman.

(10)

Nilai maksimum lingkar pinggang kelompok umur > 1 tahun adalah 84,93 cm dengan kode domba “Ere”, sedangkan nilai minimumnya adalah 47,53 cm dengan kode domba “Gatot2”. Nilai maksimum pada kelompok umur 1-1,5 tahun adalah 90,40 cm dengan kode domba “Balak”, sedangkan nilai minimumnya adalah 73,67 cm dengan kode domba “33”. Nilai maksimum kelompok umur >1,5 tahun adalah 100,00 cm dengan kode domba “Tukar”, sedangkan nilai minimumnya adalah 88,53 cm dengan kode domba “Supra”.

Gambar

Gambar 2. Peta Kabupaten Garut

Referensi

Dokumen terkait

Variabel yang berada pada kuadran C adalah variabel yang memiliki tingkat performance dan importance relatif rendah. Walaupun tingkat harapan pelanggan rendah namun performance

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2011-sekarang). Riwayat Pelatihan : MMB 2011 PEMA

= - 0.274** dan p = 0,001 &lt;0,01, sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan kecemasan dalam menyusun propo- sal

2016 Pada Dinas Kebersihan, Pertamanan &amp; Pemeilharaan Lampu Jalan Kabupaten Musi Banyuasin dinyatakan GAGAL, karena tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran. Sekayu,

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik melalui media pemeliharaan dengan dosis yang berbeda terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila merah

Sebagian besar responden dengan postur tubuh tidak simetris memiliki kebiasaan menggunakan tas punggung yang berat hanya pada satu sisi dan sebagian lainnya

Tanggapan guru terhadap pembelajaran berbasis masalah yang dikembangkan yaitu : dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa, meningkatkan penguasaan konsep

Nilai moral yang ditampilkan pengarang merupakan refleksi kehidupan masyarakat pada sekitar lingkungan pengarang berada sehingga ada keterkaitan perasaan sosial, kekuatan sosial,