• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI KONSENTRASI LARUTAN HARA TANAMAN PAK CHOI (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI KONSENTRASI LARUTAN HARA TANAMAN PAK CHOI (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI KONSENTRASI LARUTAN HARA TANAMAN PAK

CHOI (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) PADA TEKNOLOGI

HIDROPONIK SISTEM TERAPUNG

Optimizing of Nutrient Solution Concentration for Pak Choi (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) in Deep Pool Growing System

Anas Dinurrohman Susila1*, Aria Sesmininggar2

1Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia. Telp/Fax: 0251-629353/628060, E-mail anasdsusila@ymail.com,

HP:08128331521

2AlumniDepartemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

(2)

OPTIMASI KONSENTRASI LARUTAN HARA TANAMAN PAK CHOI (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) PADA TEKNOLOGI HIDROPONIK

SISTEM TERAPUNG

Optimizing of Nutrient Solution Concentration for Pak Choi (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) in Deep Pool Growing System

ABSTRACT

The objective of this research was to find the optimum nutrient solution concentration on pak choi growth and yield in Deep Pool Growing System. This research was located at Deep Pool Growing System facility, Danasworo Hydrogarden Ciapus, Bogor from November 2005 to March 2006. The study was arranged in Completely Randomize Design with four levels of nutrient solution concentration (control, EC 0.75 mS.cm-1, EC 1.50 mS.cm-1 and EC 2.25 mS.cm-1). The quadratic response nutrient solution concentration are occurred on plant height, number of leaves, stem diameter, chlorophyl content, total plant weight and marketable plant weight. Root height was reduced linearly with nutrient solution concentrations application. Base on total plant weight and marketable plant weight, the optimum nutrient solution concentration for pak choi in Deep Pool Growing System was 1.30-1.33 mS.cm-1

Keywords : Deep Pool Growing System, Hydroponic, Nutrient solution concentration, , , Pak choi

PENDAHULUAN

Budidaya tanaman secara hidroponik telah menjadi salah satu alternatif bercocok tanam tanaman hortikultura terutama sayuran. Hidroponik merupakan suatu teknologi untuk menumbuhkan tanaman dalam larutan hara dengan atau tanpa menggunakan media buatan (pasir, kerikil, rockwool, vermikulit) sebagai pendukung mekanik (Jensen, 1997). Hidroponik yang telah berkembang di Indonesia antara lain

(3)

NFT (Nutrient Flim Technique), hidroponik terapung, aeroponik dan hidroponik substrat.

Sayuran yang diproduksi dengan teknologi hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri. Sayuran hidroponik dijual di supermarket-supermarket dengan harga yang lebih mahal. Walaupun demikian, banyak masyarakat yang mengkonsumsi sayuran hidroponik karena lebih terjamin kualitasnya. Hasil penelitian Halim (2002) terhadap pembelian sayuran hidroponik di PT Hero Supermarket menunjukan bahwa 53.12% konsumen lebih memilih sayuran hidroponik karena lebih bersih, segar dan terjamin kualitasnya. Sayuran yang dibudidayakan dengan hidroponik tersebut misalnya selada, caisin, pak choi, bayam, kangkung, petsai, kailan, tomat, cabai dan paprika.

Pak choi (Brassica rapa L. cv. group Pak Choi) memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan di Indonesia karena budidayanya yang mudah serta kandungan gizinya. Pak choi dapat tumbuh sepanjang tahun di dataran rendah. Pak choi merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik seperti 2.3 mg -karoten, 53 mg vitamin C dan 102 mg Ca dalam 100 g bobot segar (Tay dan Toxofeus, 1994).

Electrical conductivity (EC) larutan hara dalam budidaya hidroponik adalah salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Nilai EC menunjukan konsentrasi garam - garam terlarut. Setiap jenis tanaman memerlukan EC optimal yang berbeda - beda bahkan disetiap tahap pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman pada larutan hara dengan EC tinggi melebihi nilai EC yang optimum akan menyebabkan stres dan tanaman tidak dapat menyerap cukup air untuk pertumbuhan maksimum (Morgan, 2000a). Selain itu dengan EC yang tinggi akan meningkatkan penggunaan larutan pupuk sehingga meningkatkan biaya produksi. Sedangkan apabila EC lebih rendah dari nilai EC optimum, tanaman akan kekurangan unsur-unsur yang diperlukan untuk

(4)

pertumbuhan optimum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan hara yang optimum untuk pertumbuhan dan produksi pak choi yang ditanam dengan Teknologi Hidroponik Sistem Terapung.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2005 sampai dengan Maret 2006 di fasilitas Deep Pool Growing System, Danasworo Hydro Garden, Ciapus Bogor yang berada pada ketinggian 500 dpl. Bahan yang digunakan adalah benih pak choi white tropical type, media tanam berupa rockwool dan pupuk hidroponik AB mix. Komposisi hara dari stok A meliputi KNO3, Ca(NO3)2, Fe-EDTA sedangkan komposisi stok B terdiri dari KNO3, KH2PO4, MgSO4, MnSO4, CuSO4, (NH4)2SO4, Na2HBO3, ZnSO4 dan Na2MoO4. Konsentrasi ion – ion yang terdapat di dalam AB Mix tersebut yaitu 22.5 ppm NH4+, 429 ppm K+, 180 ppm Ca2+, 24 ppm Mg2+, 1178 ppm NO3-, 108 ppm SO42-, 194 ppm H2PO4-, 2.232 ppm Fe3+, 0.275 ppm Mn3+, 0.261 ppm Zn2+, 0.324 ppm B3+, 0.049 ppm Cu2+ dan 0.048 ppm Mo2+.

Persemaian dilakukan dengan menggunakan tray plastik dan tisu, transplanting menggunakan panel 77, sedangkan untuk floating menggunakan panel 15. Panel -panel tersebut memiliki ketebalan 4 cm dan berukuran 40 cm x 60 cm. Floating diletakan pada kolam cor beton berukuran lebar 3 m, panjang 17 m dan kedalaman 60 cm. Kolam ini berada di dalam greenhouse berdinding kasa 20 mesh dan beratap UV plastik dengan ketebalan 0.02 mm. Alat-alat yang digunakan antara lain pH dan EC meter, DO meter (Dissolved Oxygen), termohigrometer, lightmeter, penggaris, jangka sorong, pinset, sikat, ember, gelas ukur, timbangan dan blower.

(5)

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor tunggal yaitu konsentrasi larutan nutrisi (K) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu K1 (kontrol/tanpa penambahan hara), K2 (larutan dengan EC=0.75 mS.cm-1), K3 (larutan dengan EC=1.5 mS.cm-1) dan K4 (larutan dengan EC=2.25 mS.cm-1). Masing-masing perlakuan terdiri dari 20 ulangan sehingga terdapat 80 satuan unit percobaan dimana setiap satuan unit percobaan terdiri dari 15 tanaman. Jumlah tanaman yang diperlukan adalah 1200 tanaman. Setiap ulangan diambil 3 tanaman contoh untuk dilakukan pengamatan.

Dari data yang diperoleh akan diuji dengan uji F, dan bila menunjukkan pengaruh nyata maka pengujian akan dilanjutkan dengan uji regresi.

Pelaksanaan

Persiapan awal meliputi pembersihan greenhouse, panel dan kolam. Selanjutnya dilakukan pengisian kolam dengan air dan larutan hara sampai diperoleh konsentrasi sesuai dengan perlakuan. Tinggi larutan pada kolam sekitar 20 cm.

Benih pak choi disemai pada tray plastik dengan tisu yang telah dibasahi kemudian diletakan pada ruang gelap. Penyemaian dilakukan selama 3 hari. Benih yang telah tumbuh dalam persemaian kemudian ditransplanting pada panel 77 dengan media tanam rockwool selama 4 minggu. Pemeliharaan dilakukan dengan penyemprotan pupuk daun dengan dosis 2 g.L-1 setiap 2 hari sekali. Setelah 4 minggu, tanaman ditransplanting ke panel 15 kemudian diapungkan (floating) diatas kolam sesuai dengan perlakuan.

(6)

Floating dilakukan selama 5 minggu. Pemanenan dilakukan pada 5 minggu setelah floating dengan cara mencabut seluruh tanaman beserta rockwool.

Pengamatan

Analisis air dilakukan sebelum dan sesudah penanaman pada kolam. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nitrit, nitrat, amonium dan kalsium. Selanjutnya pengamatan terdiri atas tiga bagian yaitu : Pengamatan harian, meliputi suhu dan kelembaban greenhouse, EC larutan, pH larutan, suhu larutan dan DO larutan. Pengamatan harian ini dilakukan pada pagi, siang dan sore hari. Pengamatan mingguan, meliputi pengukuran tinggi tanaman, jumlah daun dan intensitas cahaya.. Pengamatan saat panen, meliputi jumlah tanaman hidup per panel, bobot total per panel, bobot akar per panel, bobot tajuk per panel, bobot total per tanaman, bobot akar per tanaman, bobot tajuk per tanaman dan diameter batang. Sebelum pemanenan dilakukan analisis klorofil dan analisis N, P dan K.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman pak choi cukup baik sampai akhir penelitian. Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yaitu kutu daun aphid dan Spodoptera litura mulai terjadi pada 1 MST (Minggu Setelah Tanam). Namun serangan OPT ini tidak sampai mengganggu pertumbuhan tanaman. Sedangkan penyakit tidak tampak menyerang tanaman pak choi selama penelitian.

Suhu greenhouse pada pagi hari berkisar antara 24.5 - 41.50C. Kisaran suhu greenhouse tertinggi terjadi pada siang hari yaitu antara 24 - 430C. Sedangkan pada sore hari suhu greenhouse berkisar antara 22 - 410C. Kelembaban relatif atau relatif humidity (RH) greenhouse pada pagi hari berkisar antara 51 - 100%. RH greenhouse terendah dicapai pada siang hari dengan kisaran 41 - 98%. Sedangkan pada sore hari RH berkisar

(7)

antara 52 - 100%. RH greenhouse yang mencapai nilai 100% ini disebabkan karena turunnya hujan pada saat pengamatan.

Suhu larutan pada pagi hari dari keempat perlakuan relatif sama, yaitu berkisar antara 25.0 - 27.50C. Kisaran suhu larutan tertinggi dari masing-masing perlakuan dicapai pada siang hari dengan kisaran 24.8 - 31.60C. Sedangkan pada sore hari, suhu larutan berkisar antara 23.8 - 29.00C.

Intensitas cahaya di dalam greenhouse pada pagi hari berkisar antara 2 600 - 33 000 lux, siang hari berkisar 7 900 - 67 000 lux, dan pada sore hari berkisar 1 100 - 25 000 lux.

Nilai kisaran pH larutan pada keempat perlakuan semakin menurun dengan meningkatnya konsentrasi larutan. Kontrol memiliki kisaran pH 6.98 - 8.41, perlakuan konsentrasi 0.75 mS.cm-1 memiliki kisaran pH 6.77 - 7.89, perlakuan konsentrasi 1.50 mS.cm-1 memiliki kisaran pH 6.45 - 7.68 dan pada perlakuan konsentrasi 2.25 mS.cm-1 memiliki kisaran pH 6.28 - 6.99. Nilai Electrical Conductivity (EC) larutan pada setiap perlakuan mengalami penurunan kecuali pada kontrol. Kontrol mengalami peningkatan EC dari 0.12 menjadi 0.21 mS.cm-1. Sedangkan pada ketiga perlakuan lainnya terjadi penurunan nilai EC, penurunan terkecil yaitu 0.01 terjadi pada perlakuan 0.75 mS.cm-1 dan penurunan terbesar yaitu 0.11 terjadi pada perlakuan 2.25 mS.cm-1. Kandungan oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) pada keempat perlakuan juga mengalami penurunan. Kontrol mengalami penurunan terkecil diantara perlakuan lainnya yaitu sebesar 0.41 dari 2.76 menjadi 2.35 mg.L-1.. Perlakuan 0.75 mS.cm-1 mengalami penurunan tertinggi yaitu sebesar 2.81 dari 4.87 menjadi 2.35 mg.L-1. Perlakuan 1.50 mS.cm-1 dan 2.25 mS.cm-1 mengalami penurunan masing-masing sebesar 2.11 dan 2.78.

(8)

Berdasarkan pengamatan visual, pada kontrol umumnya tangkai daun pada daun bagian bawah berwarna ungu. Menurut Ashari (1995), kekurangan fosfor (P) mengakibatkan terjadinya akumulasi karbohidrat yang dapat mendorong terbentuknya antosianin sehingga daun dan batang berwarna kemerahan atau ungu. Pada perlakuan konsentrasi 2.25 mS.cm-1 umumnya tanaman memiliki daun muda yang berwarna kuning, sedangkan daun tua berwarna kuning dengan tulang daun tetap hijau. Menurut Salisbury dan Ross (1995), kekurangan Fe dimulai pada daun muda dengan ciri klorosis pada seluruh bagian daun, sedangkan kekurangan Mg terlihat pada daun tua dengan dicirikan helai daun diantara tulang daun berwarna hijau pucat atau kuning dengan tulang daun tetap hijau. Sedangkan pada perlakuan konsentrasi 0.75 dan 1.50 mS.cm-1 umumnya tanaman berwarna hijau.

Tinggi Tanaman

Perlakuan konsentrasi larutan hara berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pak choi mulai 1 MST (Tabel 1). Pada umur 1 - 3 MST tinggi tanaman menunjukan respon linier. Hal ini terlihat dengan tinggi tanaman yang semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi larutan. Sedangkan pada umur 4 - 5 MST, tinggi tanaman menunjukan respon kuadratik.

Jumlah Daun

Jumlah daun memberikan respon linier pada umur 1 -4 MST. Pada umur 5 MST, jumlah daun menunjukan respon kuadratik terhadap perlakuan konsentrasi larutan hara.

(9)

Perlakuan konsentrasi larutan hara sampai dengan EC 2.25 mS.cm-1 berpengaruh kuadratik terhadap diameter batang tanaman pak choi. Sedangkan perlakuan konsentrasi larutan hara sampai dengan EC 2.25 mS.cm-1 menurunkan panjang akar secara linier dari 18.65 – 6.00 cm. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan hara menyebabkan akar tanaman pak choi semakin pendek.

Hasil Panen

Perlakuan konsentrasi larutan hara sampai dengan EC 2.25 mS.cm-1 meningkatkan secara linier jumlah tanaman hidup per panel dari 13.65 – 14.75. Sedangkan pada variabel bobot akar per panel, perlakuan konsentrasi larutan hara tidak berpengaruh nyata. Bobot total dan bobot tajuk per panel memberikan respon kuadratik terhadap perlakuan konsentrasi (Tabel 4). Persamaan garis dari bobot total per panel yaitu Y = -124.564X2 + 331.024X + 511.577 R2 = 0.2299 sedangkan persamaan garis dari bobot tajuk per panel adalah Y = -126.690X2 + 337.956X + 330.434 R2 = 0.2911. Berdasarkan perhitungan matematis dari kedua persamaan garis tersebut diperoleh titik optimum yang sama yaitu 1.33 mS.cm-1.

Perlakuan konsentrasi larutan hara tidak berpengaruh nyata terhadap bobot akar per tanaman. Bobot total dan bobot tajuk per tanaman memberikan respon kuadratik terhadap perlakuan konsentrasi. Persamaan garis dari bobot total per tanaman yaitu Y = -10.5583X2 + 27.4080X + 36.6591 R2 = 0.2610 sedangkan persamaan garis dari bobot tajuk per tanaman adalah Y = -11.3781X2 + 29.4241X + 26.0988 R2 =0.3006. Berdasarkan perhitungan matematis dari kedua persamaan garis tersebut diperoleh titik optimum yang sama yaitu 1.30 mS.cm-1.

(10)

Analisis Klorofil dan N, P dan K Jaringan Tanaman

Analisis daun pak choi menunjukan bahwa perlakuan konsentrasi larutan hara sampai dengan EC 2.25 mS.cm-1 berpengaruh secara kuadratik terhadap kandungan klorofil a, klorofil b dan klorofil total. Hasil analisis kandungan N, P dan K pada jaringan tanaman pak choi menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan hara maka semakin tinggi pula kandungan N dan K. Kandungan P pada jaringan tanaman pak choi juga semakin meningkat kecuali pada perlakuan konsentrasi 0.75 mS.cm-1 yang mengalami penurunan.

Pembahasan

Penurunan nilai EC yang terjadi selama 5 MST pada perlakuan 0.75, 1.50 dan 2.25 mS.cm-1 ini disebabkan adanya penyerapan unsur hara oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Penyerapan unsur hara ini semakin besar pada konsentrasi larutan yang semakin tinggi. Hal ini terlihat dari penurunan EC yang semakin besar pada konsentrasi larutan yang lebih tinggi.

Derajat kemasaman (pH) larutan pada setiap perlakuan mengalami peningkatan selama penelitian. Menurut Gerber (1985), dalam sistem hidroponik umumnya pH disekitar akar akan meningkat seiring dengan waktu. Harjadi (1989) menambahkan bahwa naiknya pH disebabkan karena tanaman menyerap anion (NO3-, PO4-, SO4-) lebih cepat daripada kationnya (Ca2+, Mg2+, K+). Anion kemudian digantikan oleh ion hidroksil (OH-) yang dilepaskan oleh sel-sel tanaman atau ion bikarbonat (HCO3-) yang dihasilkan dari respirasi, sedangkan kation digantikan oleh ion (H+) yang dihasilkan secara metabolik.

Sistem akar tanaman memerlukan oksigen untuk proses respirasi aerobik. Proses ini akan menghasilkan energi yang diperlukan untuk pertumbuhan akar. Akar

(11)

tanaman pak choi yang semakin pendek pada konsentrasi larutan yang semakin tinggi diduga berkaitan dengan nilai DO yang semakin rendah. Menurut Morgan (2000b), kapasitas air membawa oksigen akan berkurang dengan adanya garam nutrisi. Rendahnya oksigen terlarut menyebabkan rendahnya proses respirasi akar, sehingga energi yang dihasilkan untuk pertumbuhan akar juga rendah. Pertumbuhan akar yang lebih panjang pada konsentrasi larutan yang semakin rendah memungkinkan tanaman untuk memperluas areal penyerapan hara. Hasil penelitian Putri (2004) juga menunjukan bahwa semakin miskin larutan hara, akar kangkung akan semakin panjang. Konsentrasi larutan dengan EC yang rendah akan memberikan hasil panen yang rendah kemudian meningkat sampai titik optimum. Ketika titik optimum telah tercapai, peningkatan EC akan mengakibatkan menurunnya hasil panen. Tanaman yang berada pada tingkatan EC yang melebihi batas optimum akan menjadi stres karena kekurangan garam dan tidak dapat menyerap cukup air untuk memaksimalkan pertumbuhannya (Morgan, 2000a).

Berdasarkan titik optimum pada bobot total/panel, bobot tajuk/panel, bobot total/tanaman dan bobot tajuk/tanaman diperoleh konsentrasi larutan hara yang optimum yaitu 1.30 dan 1.33 mS.cm-1. Pada konsentrasi tersebut bobot total/panel dapat mencapai 731.50 g. Produksi tertinggi yang dicapai pada kisaran 1.30-1.33 mS.cm-1 diduga karena pada kisaran konsentrasi tersebut ketersediaan hara dalam larutan dapat menjamin kebutuhan hara tanaman pak choi yang dibudidayakan dengan THST untuk pertumbuhan dan produksi.

KESIMPULAN

1. Perlakuan konsentrasi larutan hara sampai dengan EC 2.25 mS.cm-1 selama 5 MST berpengaruh kuadratik terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang,

(12)

kandungan klorofil, bobot total per panel, bobot tajuk per panel, bobot total per tanaman dan bobot tajuk per tanaman.

2. Perlakuan konsentrasi larutan hara sampai dengan EC 2.25 mS.cm-1 selama 5 MST menurunkan panjang akar secara linier dan meningkatkan secara linier jumlah tanaman hidup per panel.

3. Rekomendasi konsentrasi larutan hara yang optimum untuk pertumbuhan dan produksi tanaman pak choi yang dibudidayakan dengan THST adalah 1.30-1.33 mS.cm-1.

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 485 hal.

Gerber, J. M. 1985. Plant growth and nutrient formulas, p 58-67. In A. J. Savage (Ed.). Hydroponics Worldwide: State of the Art in Soilles Crop Production. International Center For Special Studies. USA.

Halim, P. 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian sayuran hidroponik di PT Hero Supermarket cabang Padjadjaran, Bogor. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120 hal.

Harjadi, S. S. 1989. Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 506 hal.

Morgan, L. 2000a. Electrical conductivity in hydroponics, p 39-44. In A. Knutson (Ed.). The Best of Growing Edge. New Moon Publish. USA.

________. 2000b. Are your plants suffocating? The importance of oxygen in hydroponics. The Growing Edge 12(6):50-54.

Prastyo, B. N. 2004. Evaluasi kinerja jaringan irigasi hidroponik dengan sistem nutrient film technique (NFT) untuk budidaya tanaman pakcoy (Brassica chinensis) di Parung Farm, Bogor. Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 84 hal.

Putri, U. T. 2004. Penggunaan kembali (re-use) larutan hara pada teknologi hidroponik sistem terapung beberapa komoditas sayuran daun. Skripsi. Departemen Budidaya Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal.

Salisbury, F. B. and C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. Diterjemahkan oleh D. R. Lukman dan Sumaryono. Institut Teknologi Bandung. Bandung. 241 hal. Tay, D. C. S. and H. Toxofeus. 1994. Brassica rapa L. cv. Group Pak choi, p 130-134.

In J. S. Siemonsma and K. Pileuk (Eds.). Plant Resources of South-East Asia 8 Vegetables. PROSEA Fondation. Bogor.

(13)

Tabel 1. Perubahan Tinggi Tanaman Pak Choi Selama 5 MST pada Konsentrasi Larutan Hara yang Berbeda

Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) 1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST Konsentrasi Larutan Kontrol 11.06 12.47 15.72 17.87 19.75 0.75 mS.cm-1 11.06 14.45 17.34 19.22 21.60 1.5 mS.cm-1 12.21 15.37 18.33 20.17 21.90 2.25 mS.cm-1 12.56 15.97 18.55 19.24 19.79 Respon L** L** L** Q** Q**

** : Berpengaruh sangat nyata pada uji statistik (p<1%) L : Uji regresi berpengaruh secara linier

Q : Uji regresi berpengaruh secara kuadratik

Tabel 2. Jumlah Daun Pak Choi Selama 5 MST pada Konsentrasi Larutan Hara yang Berbeda

Perlakuan Jumlah Daun

1 MST 2 MST 3 MST 4 MST 5 MST Konsentrasi Larutan Kontrol 4.62 5.67 5.90 7.95 8.90 0.75 mS.cm-1 5.02 6.52 8.17 9.12 11.03 1.5 mS.cm-1 5.18 6.85 8.33 8.97 11.13 2.25 mS.cm-1 5.48 7.15 8.73 9.08 10.55 Respon L** L** L** L** Q**

** : Berpengaruh sangat nyata pada uji statistik (p<1%) L : Uji regresi berpengaruh secara linier

Q : Uji regresi berpengaruh secara kuadratik

Tabel 3. Diameter Batang dan Panjang Akar Tanaman Pak Choi pada Konsentrasi Larutan Hara yang Berbeda

Perlakuan Diameter Batang (cm) Panjang Akar (cm) Konsentrasi Larutan Kontrol 0.70 18.65 0.75 mS.cm-1 0.77 7.93 1.5 mS.cm-1 0.76 7.72 2.25 mS.cm-1 0.75 6.00 Respon Q* L**

* : Berpengaruh nyata pada uji statistik (p<5%) ** : Berpengaruh sangat nyata pada uji statistik (p<1%) L : Uji regresi berpengaruh secara linier

(14)

Tabel 4. Hasil Panen per Panel Tanaman Pak Choi pada Konsentrasi Larutan Hara yang Berbeda

Perlakuan Jumlah Tan Hidup/ Panel Bobot Akar/ Panel (g) Bobot total/ panel (g) Bobot Tajuk/Panel (g) Konsentrasi Larutan Kontrol 13.65 179.94 503.80 323.87 0.75 mS.cm-1 14.80 180.76 713.10 532.34 1.5 mS.cm-1 14.55 171.91 704.53 532.61 2.25 mS.cm-1 14.75 177.52 633.55 456.03 Respon L* tn Q** Q**

tn : Berpengaruh tidak nyata pada uji statistik (p>5%) * : Berpengaruh nyata pada uji statistik (p<5%) ** : Berpengaruh sangat nyata pada uji statistik (p<1%) L : Uji regresi berpengaruh secara linier

Q : Uji regresi berpengaruh secara kuadratik

Tabel 5. Hasil Panen per Tanaman Tanaman Pak Choi pada Konsentrasi Larutan Hara yang Berbeda

Perlakuan Bobot Akar/Tan (g) Bobot Total/Tan (g) Bobot Tajuk/Tan (g) Konsentrasi Larutan Kontrol 10.65 35.94 25.29 0.75 mS.cm-1 9.25 53.45 44.20 1.5 mS.cm-1 9.64 51.84 42.21 2.25 mS.cm-1 10.09 45.60 35.51 Respon tn Q** Q**

tn : Berpengaruh tidak nyata pada uji statistik (p>5%) ** : Berpengaruh sangat nyata pada uji statistik (p<1%) Q : Uji regresi berpengaruh secara kuadratik

Tabel 6. Hasil Analisis Klorofil Daun Pak Choi

Perlakuan Klorofil a Klorofil b Klorofil Total % Konsentrasi Larutan Kontrol 0.044 0.040 0.084 0.75 mS.cm-1 0.072 0.065 0.137 1.5 mS.cm-1 0.058 0.057 0.116 2.25 mS.cm-1 0.026 0.025 0.051 Respon Q** Q** Q**

** : Berpengaruh sangat nyata pada uji statistik (p<1%) Q : Uji regresi berpengaruh secara kuadratik

(15)

Tabel 7. Hasil Analisis N, P dan K Tanaman Pak Choi Perlakuan N P K % bobot kering Konsentrasi Larutan Kontrol 1.84 0.45 2.30 0.75 mS.cm-1 2.88 0.43 3.75 1.5 mS.cm-1 3.12 0.47 5.50 2.25 mS.cm-1 3.35 0.51 6.50

Sumber: Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Fakultas Pertanian

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan

Sehingga sebagai guru pembimbing (BK) tidak hanya memberikan materi-materi atau hanya teori tetapi, memberikan langsung praktik guna membantu permasalahan siswa dan

Hasil dari proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya adalah konsumen akan puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau jasa yang telah

Given one file with user data and one with click data for a website, the Pig Latin script in Example 1-4 will find the five pages most visited by users between the ages of 18 and

lebih tua menggunakan tutur kata yang sopan. Kesiapan dan kesanggupan guru mata pelajaran Al- Qur’an Hadits dalam penerapan metode pembelajaran di MAN 1 Tulungagung

The load moment limiter equipped with the comprehensive intelligent protection system is used with accuracy within 3% to provide a comprehensive logic and interlock control, thus

mengikutsertakan siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan perang guru sebagai motivator, fasilitator, evaluator, pembimbing,

empiris antara lain (1) Pelaksanaan supervisi Pengawas dalam membina guru pendidikan Agama Islam pada SMP Negeri di kecamatan Pamboang, belum terealisasi dengan baik;