• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL & KERANGKA TEORI KARYA Ke 9 Oleh: Amrizal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL & KERANGKA TEORI KARYA Ke 9 Oleh: Amrizal"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL & KERANGKA TEORI KARYA Ke 9

Oleh: Amrizal

1. PENDAHULUAN

Profil jasa

angkutan

penumpang penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

Pertama,

Kemampuan Bersaing:

Sekarang ini sangat banyak Merek Maskapai

yang beroperasi Indonesia, dan lebih dari 900 unit beroperasi di

Penerbangan Domestik

.

Disadari atau tidak Jumlah Armada

GARUDA INDONESIA

(plus Citylink) per 31 Des

2014 sebanyak 169 unit dan tahun 2016 sebanyak 197 unit adalah nomor dua terbanyak

setelah LION (Plus Wing) begitu juga dengan jumlah produksi. Namun dilihat dari:

Fase

transformasi operasional Garuda 2006-2015, Ekspansi dan revitalisasi armada, Rute

domestik 2014, Rute Internasional 2014, Strategi peningkatan kinerja, Pertumbuhan

pangsa pasar, serta Armada (dalam penggunaan) Maskapai penerbangan Asia Pasifik,

bahkan Peluang ASEAN Open Sky tahun 2015 dimana

Maskapai GARUDA INDONESIA

sangat menakjubkan dibanding dengan sejumlah maskapai lain yang

beroperasi di

Penerbangan Domestik

. Artinya bahwa

Maskapai GARUDA INDONESIA

mengalami

Kemajuan-kemajuan yang sangat significant dan

Kemampuan Bersaingnya

sudah sangat

teruji dan tidak diragukan lagi sebagai

Jasa angkutan

Penerbangan Domestik.

Kedua,

Dikenal Luas:

Dari dahulu hingga sekarang

GARUDA INDONESIA

dimata

masyarakat tanah air,

maskapai angkutan udara komersial ini bukan merupakan jasa

angkutan yang LCC = Least Cost Carrier. Artinya terbang dengan

GARUDA INDONESIA

bukanlah

“Terbang Murah” dan

maskapai ini

tidak ikut “perang tarif” dalam mencari

penumpang. Meskipun demikian jaminan dan kepercayaan yang diberikan kepada

punumpang selama ini tidak pernah mengecewakan dan Brand maskapai ini adalah teratas

dibanding dengan sejumlah maskapai lain yang

beroperasi di

Penerbangan Domestik

.

Ketiga, Peningkatan Sumber Dana

: GARUDA INDONESIA

adalah BUMN, laba

hasil operasi selalu meningkat sepanjang tahun walaupun jaminan pemerintah sangat

foskus pada maskapai ini, maka untuk berpacu di pasar Global maskapai ini tidak akan

pernah tertinggal dari

sejumlah maskapai lain

yang

beroperasi di

Penerbangan Domestik.

Keempat,

Keunggulan Tekhnologi:

GARUDA INDONESIA

perkembangannya

mengikuti trent masa kini, seluruh armada yang digunakan

“terbaru”

dengan tingkat

pelayanannya yang bertaraf internasional, dan dalam operasinya sebagai

Penerbangan

Domestik maskapai ini merupakan “rayal class”.

2 KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1.1 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

2.1.2 Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas Konsumen

2.1.3 Hubungan Variabel Path Analysis Method dengan

Variabel Keunggulan Bersaing

Untuk mengetahui keterikatan Pengembangan Model dan pengaruh antar variabel

dapat dijelaskan pada kerangka pemikiran berikut:

(2)

Gambar 1: Model Konseptual dan Hubungan Fungsional Antar Inter Variable Path Analysis Method melalui Hubungan Langsung & Tidak Langsung (Y1 = Intevening Variable), serta Hubungan langsung Hasil Estimasi lanjutan (…. Fungsi Estapet) Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing (Y3).

Kualitas Pelayanan

(X1)

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

H3:Coeff. Reg

c

1 > 0 H4: Coeff. Reg

c

2 > 0 r 2 (Xi ) > 0.6  r 2 (Y1) > 0.6  r 2 (Xi ,Y1) > 0  r 2 (Y 1 ,Xi) > 0 Unstandardized Coefficients: Model Fungsional Loyalitas Konsumen: Y1 = a0 + a1 X1 + E1 Y2 = b0 + b1 Y1 Calc + E2 Y2Calc = c0 + c1 X1 + c2Y1 + E3 Y2Calc = d0 + d1 Y1 + d2X1 + E4 Standardized Coefficients: Path Analysis Method: Loyalitas Konsumen (…..fungsi Semula): Y1 = 1X1 + 1

Y2 = 1X1 + 1Y1 + 2

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet):

Y3 = 1 Y1 + 2Y2 Y3 Calc = 1 Y1 + 2Y2 + 3Y3v

H

1: C oe ff . R e g

a

1>0 H4

:

Coeff. Reg

1> 0. H1

:

Coeff. Reg

1 > 0 H1: r 2 X1>0

H

5: Coeff. Reg

2 > 0

H

2

:

C oe ff . R eg

b

1 >0 r 2(Y i ) > 0.6 H3: Coeff. Reg 3 > 0  r 2(Y i ,Y3v) > 0.6  r 2(Y 3v ,Yi) > 0.6

Y3v.1. Memperluas Route Penerbangan GARUDA INDONESIA

Y3v.2. Mampu Menciptakan INOVASI Produk Jasa GARUDA INDONESIA Y3v.3. Senantiasa Meningkatkan Promosi PenerbanganGARUDA

INDONESIA

r 2(Y

3v) > 0.6

Y3v= Intevening Variable

Y1 = Intevening Variable Loyalitas Konsumen (Y2) Kepuasan Konsumen (Y1) Keunggulan Bersaing (Y3) Dimensi Keunggulan Bersaing (Y3v) Dimensi Kualitas Pelayanan (X1v)

(3)

3

Unstandardized Coefficients:

Model Regresi I :

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen

Y

1

= a

0

+ a

1

X

1

+ e

1

Y

2

= b

0

+ b

1

Y

1 Calc

+ e

2

Y

2 Calc

= c

0

+ c

1

X

1

+ c

3

Y

1

+ e

3

Y

2 Calc

= d

0

+ d

1

Y

1

+ d

3

X

1

+ e

4

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing

Y

3v

=

0

+

1

Y

1

+

2

Y

2

+

1

Y

3

=

0

+

1

Y

3v Calc

+

2

Y

3 Calc

=

0

+

1

Y

1

+

2

Y

2

+

3

Y

3v

+

3

Y

3 Calc

=

0

+

1

Y

3v

+

2

Y

1

+

3

Y

2

+

4

Metode Path Analysis

Standardized Coefficients:

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen

Y

1

=



1

X

1

+

1

Y

2

=

1

X

1

+



1

Y

1

+

2

dimana:

Y

1

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Loyalitas Konsumen

X

1

= Kualitas Pelayanan

1

=

Koefisien

regresi

variabel

Kualitas Pelayanan



1

=

Koefisien

regresi intervening

variabel

Kepuasan Konsumen



= Error Term

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet)

Y

3

=

1

Y

1

+

2

Y

2

Y

3 Calc

=

1

Y

1

+

2

Y

2

+

3

Y

3v

dimana:

Y

3

= Y

3u

= Keunggulan Bersaing

Y

1

= Y

1u

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Y

2u

= Loyalitas Konsumen

Y

3v

= Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing



1

= Koefisien regresi variabel Kepuasan Konsumen



2

= Koefisien regresi variabel Loyalitas Konsumen



3

= Koefisien regresi intervening

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(4)

Hasil Perhitungan Empiris

yang dirangkum kedalam

Gambar 2 (meliputi semua

penjabarannya) sebagai berikut:

Gambar 2: Model Konseptual dan Hubungan Fungsional Antar Inter Variable Path Analysis Method melalui Hubungan Langsung & Tidak Langsung (Y1 = Intevening Variable), serta Hubungan langsung Hasil Estimasi lanjutan (…. Fungsi Estapet) Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing (Y3).

Kualitas Pelayanan

(X1)

Y3v.1. Memperluas Route Penerbangan GARUDA INDONESIA

Y3v.2. Mampu Menciptakan INOVASI Produk Jasa GARUDA INDONESIA Y3v.3. Senantiasa Meningkatkan Promosi PenerbanganGARUDA

INDONESIA

Y3v= Intevening Variable

Y1 = Intevening Variable Loyalitas Konsumen (Y2) Kepuasan Konsumen (Y1) Keunggulan Bersaing (Y3) Dimensi Keunggulan Bersaing (Y3v) Dimensi Kualitas Pelayanan (X1v)

HASIL PERHITUNGAN EMPIRIS

Data Dengan Kategori (Jumlah ke I)

Unstandardized Coefficients: Model Fungsional Loyalitas Konsumen: Y1 = 29.656 + 0.169 X1 + E1 Y2 = 4.043 + 1.613 Y1 Calc

Y2 = 4.043 + 156116.101b X1 + 1.613 Y1 Calc

Y2 = 51.884 + 0.272 Y1Calc - 156115.352b X1

b)

Excluded Variables: Beta In X1&Y2

Standardized Coefficients: Path Analysis Method: Loyalitas Konsumen (…..fungsi Semula):

Y1 = 0.898 X1

Y2 = 156116.101b X1 + 0.749Y1 Calc

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet): Y3v = 0.112 Y1 + 0.804 Y2 Y3 = 0.060 Y1 + 38784.337bY2 + 0.840 Y3v Calc  r 2(Y i ,Y3v) = 0.606  r 2(Y 3v ,Yi) = 0.606 r 2(Y 3v) = 0.737 H3: Coeff. Reg 3= 1.223 r 2(Y i ) = 0.646

H

5: Coeff. Reg

2= 38784.337b (Excluded Variable) H4

:

Coeff. Reg

1 = 0.069 H2:Coeff. Reg

2 = 0.383

H

1 : :C oe ff . R eg a 1= 0 .169

H

2

:

Co e ff. Re g

b

1 = 1 .6 1 3 H4:Coeff. Reg

c

2 = 1.613

H3: Coeff. Reg

c

1= 156116.101b (Excluded Variable)r 2 (X i ) = 0.742  r 2 (Y 1) = 0.414  r 2 (Xi ,Y1) = 0.414  r 2 (Y1 ,Xi) = 0.414 H1

:

Coeff. Reg

1 = 0.098 H1: r 2 X1>0

(5)

5

Unstandardized Coefficients:

Model Regresi I :

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen

Y

1

= a

0

+ a

1

X

1

+ E

1

Y

2

= b

0

+ b

1

Y

1 Calc

+ E

2

Y

2Calc

= c

0

+ c

1

X

1

+ c

2

Y

1

+ E

3

Y

2Calc

= d

0

+ d

1

Y

1

+ d

2

X

1

+ E

4

Y

1

= 29.656 + 0.169 X

1

+ E

1

Y

2

= 4.043 + 1.613 Y

1 Calc

Y

2

= 4.043 +

156116.101

b

X

1

+ 1.613 Y

1 Calc

Y

2

= 51.884 + 0.272 Y

1Calc

-

156115.352

b

X

1

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet)

Y

3v

=

0

+

1

Y

1

+

2

Y

2

+

1

Y

3

=

0

+

1

Y

3v Calc

+

2

Y

3 Calc

=

0

+

1

Y

1

+

2

Y

2

+

3

Y

3v

+

3

Y

3 Calc

=

0

+

1

Y

3v

+

2

Y

1

+

3

Y

2

+

4

Y

3v

= 32.773 + 0.098 Y

1

+ 0.383 Y

2

Y

3

= 2.212 + 1.304 Y

3v Calc

Y

3

= 4.103 + 0.069 Y

1

+

38784.337

b

Y

2

+ 1.223 Y

3v Calc

Y

3

= 44.172

- 43759.313

b

Y

3v Calc

+ 0.189 Y

1

+ 0.468 Y

2

Metode Path Analysis

Standardized Coefficients:

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen

Y

1

= 0.898 X

1

(

Persamaan Regresi 1)

Y

2

=

156116.101

b

X

1

+ 0.749Y

1 Calc

(

Persamaan Regresi 3)

atau

Y

1

=

0.898 X

1

(

Persamaan Regresi 1)

Y

2

=

- 156115.352

b

Y

1Calc

+ 0.749 X

1

(

Persamaan Regresi 4)

dimana:

Y

1

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Loyalitas Konsumen

X

1

= Kualitas Pelayanan

1

=

Koefisien

regresi

variabel

Kualitas Pelayanan



1

=

Koefisien

regresi intervening

variabel

Kepuasan Konsumen



= Error Term

(6)

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet)

Y

3v

= 0.112 Y

1

+ 0.804 Y

2

(

Persamaan Regresi 1)

Y

3

= 0.060 Y

1

+

38784.337

b

Y

2

+ 0.840 Y

3v Calc

(

Persamaan Regresi 3)

atau

Y

3v

=

0.112 Y

1

+ 0.804 Y

2

(

Persamaan Regresi 1)

Y

3

=

- 43759.313

b

Y

3v Calc

+ 0.163 Y

1

+ 0.744 Y

2

(

Persamaan Regresi 4)

dimana:

Y

3

= Y

3u

= Keunggulan Bersaing

Y

1

= Y

1u

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Y

2u

= Loyalitas Konsumen

Y

3v

= Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing



1

= Koefisien regresi variabel Kepuasan Konsumen



2

= Koefisien regresi variabel Loyalitas Konsumen

(7)

7

3.2

Hasil Perhitungan, Data Dengan Kategori (Jumlah ke II)

Hasil Perhitungan Empiris

yang dirangkum kedalam

Gambar 3 (meliputi semua

penjabarannya) sebagai berikut:

Gambar 3: Model Konseptual dan Hubungan Fungsional Antar Inter Variable Path Analysis Method melalui Hubungan Langsung & Tidak Langsung (Y1 = Intevening Variable), serta Hubungan langsung Hasil Estimasi lanjutan (…. Fungsi Estapet) Terhadap Variabel Keunggulan Bersaing (Y3).

Kualitas Pelayanan

(X1)

Y3v.1. Memperluas Route Penerbangan GARUDA INDONESIA

Y3v.2. Mampu Menciptakan INOVASI Produk Jasa GARUDA INDONESIA Y3v.3. Senantiasa Meningkatkan Promosi PenerbanganGARUDA

INDONESIA

Y3v= Intevening Variable

Y1 = Intevening Variable Loyalitas Konsumen (Y2) Kepuasan Konsumen (Y1) Keunggulan Bersaing (Y3) Dimensi Keunggulan Bersaing (Y3v) Dimensi Kualitas Pelayanan (X1v)

HASIL PERHITUNGAN EMPIRIS

Data Dengan Kategori (Jumlah ke II)

Unstandardized Coefficients: Model Fungsional Loyalitas Konsumen:

Y1 = 14.527 + 0.246 X1 + E1

Y2 = 13.071 + 1.451 Y1 Calc

Y2 Calc = 7.548 + 0.290 X1 + 0.634 Y1

Y2Calc = 7.548 + 0.634 Y1 + 0.290 X1

All Variables: Goodness of fit regression models

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet):

Y3v = 0.534 Y1 + 0.436 Y2

Y3 Calc = 0.517 Y1 + 0.138 Y2 + 0.354 Y3v

Standardized Coefficients: Path Analysis Method: Loyalitas Konsumen (…..fungsi Semula):

Y1 = 0.965 X1 Y2 Calc = 0.645 X1 + 0.360 Y1  r 2(Y i ,Y3v) = 0.985  r 2(Y 3v ,Yi) = 0.985 r 2(Y 3v) = 0.940 H3: Coeff. Reg 3= 0.499 r 2(Y i ) = 0.881 H4

:

Coeff. Reg

1 = 0.833

H

5: Coeff. Reg

2= 0.135 H1

:

Coeff. Reg

1 = 0.611 H1: r 2 X1>0 H2:Coeff. Reg

2 = 0.303

H

2: C oe ff . R eg b 1 = 1 .45 1

H

1: :C oe ff . R eg a 1= 0 .2 4 6 H3: Coeff. Reg c1 = 0.290 H4: Coeff. Reg c2 = 0.634 r 2 (X i ) = 0.914  r 2 (Y 1) = 0.870 r 2 (Y1 ,Xi) =   r 2 (X i ,Y1) = 0.988

(8)

Unstandardized Coefficients:

Model Regresi I :

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen

(….fungsi semula)

Y

1

= a

0

+ a

1

X

1

+ E

1

Y

2

= b

0

+ b

1

Y

1 Calc

+ E

2

Y

2Calc

= c

0

+ c

1

X

1

+ c

2

Y

1

+ E

3

Y

2Calc

= d

0

+ d

1

Y

1

+ d

2

X

1

+ E

4

Y

1

= 14.527 + 0.246 X

1

+ E

1

Y

2

= 13.071 + 1.451 Y

1 Calc

Y

2 Calc

= 7.548 + 0.290 X

1

+ 0.634 Y

1

Y

2Calc

= 7.548 + 0.634 Y

1

+ 0.290 X

1

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet)

Y

3v

=

0

+

1

Y

1

+

2

Y

2

+

1

Y

3

=

0

+

1

Y

3v Calc

+

2

Y

3 Calc

=

0

+

1

Y

1

+

2

Y

2

+

3

Y

3v

+

3

Y

3 Calc

=

0

+

1

Y

3v

+

2

Y

1

+

3

Y

2

+

4

Y

3v

= 14.839 + 0.611 Y

1

+ 0.303 Y

2

Y

3

= 10.231 + 1.161 Y

3v Calc

Y

3 Calc

= 5.063 + 0.833 Y

1

+ 0.135 Y

2

+ 0.499 Y

3v

Y

3Calc

= 5.063 + 0.499 Y

3v

+ 0.833 Y

1

+ 0.135 Y

2

Metode Path Analysis

Standardized Coefficients:

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen

(….fungsi semula)

Y

1

= 0.965 X

1

(

Persamaan Regresi 1)

Y

2 Calc

= 0.645 X

1

+ 0.360 Y

1

(

Persamaan Regresi 3)

atau

Y

1

=

0.965 X

1

(

Persamaan Regresi 1)

Y

2Calc

= 0.360 Y

1

+ 0.645 X

1

(

Persamaan Regresi 4)

dimana:

Y

1

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Loyalitas Konsumen

X

1

= Kualitas Pelayanan

1

=

Koefisien

regresi

variabel

Kualitas Pelayanan



1

=

Koefisien

regresi intervening

variabel

Kepuasan Konsumen



= Error Term

(9)

9

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet)

Y

3v

= 0.534 Y

1

+ 0.436 Y

2

(

Persamaan Regresi 1)

Y

3 Calc

= 0.517 Y

1

+ 0.138 Y

2

+ 0.354 Y

3v

(

Persamaan Regresi 3)

atau

Y

3v

=

0.534 Y

1

+ 0.436 Y

2

(

Persamaan Regresi 1)

Y

3Calc

= 0.354 Y

3v

+ 0.517 Y

1

+ 0.138 Y

2

(

Persamaan Regresi 4)

dimana:

Y

3

= Y

3u

= Keunggulan Bersaing

Y

1

= Y

1u

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Y

2u

= Loyalitas Konsumen

Y

3v

= Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing



1

= Koefisien regresi variabel Kepuasan Konsumen



2

= Koefisien regresi variabel Loyalitas Konsumen

(10)

3

.2

.1

Model Fungsional

Loyalitas Konsumen (...fungsi Semula):

Y

1

= 0.965 X

1

(

Persamaan Regresi 1)

Y

2 Calc

= 0.645 X

1

+ 0.360 Y

1

(

Persamaan Regresi 3)

atau

Y

1

=

0.965 X

1

(

Persamaan Regresi 1)

Y

2Calc

= 0.360 Y

1

+ 0.645 X

1

(

Persamaan Regresi 4)

dimana:

Y

1

= Kepuasan Konsumen

Y

2

= Loyalitas Konsumen

X

1

= Kualitas Pelayanan

1

=

Koefisien

regresi

variabel

Kualitas Pelayanan

1

=

Koefisien

regresi intervening

variabel

Kepuasan Konsumen



= Error Term

Berdasarkan data

persamaan regresi 1

tersebut ditunjukkan dengan nilai

Standardized Coefficients, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat data

kualitatif sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan Regresi Linier

sederhana

berikut:

Y1 = 0.965 X1

Dari persamaan regresi linier sederhana tersebut di atas menunjukkan bahwa Nilai

koefisien regresi untuk variabel kualitas pelayanan menunjukkan nilai yang positif

sebesar

0.965

dan signifikan pada

=

0.002

mempunyai arti jika kualitas

pelayanan yang

diberikan pihak

jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

ditingkatkan, maka tingkat kepuasan konsumen juga akan meningkat.

Berdasarkan data persamaan regresi 3 tersebut di atas ditunjukkan dengan nilai

Standardized Coeefisient, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat data kualitatif

sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan Regresi Linier Berganda berikut:

Y

2 Calc

= 0.645 X

1

+ 0.360 Y

1

Uji Hipotesis Persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut:

a. Penjelasan pada Persamaan Regresi 3 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

untuk variabel kualitas pelayanan menunjukkan

pengaruh tidak langsung

positif

sebes

ar

0.645

yang

signifikan pada

=

0.041.

Berdasarkan

Pengujian

Hipotesis

mempunyai arti jika kualitas

pelayanan yang diberikan pihak

jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

ditingkatkan, maka tingkat

kepuasan konsumen juga akan meningkat., sehingga berdampak pada

meningkatnya loyalitas konsumen.

b. Nilai koefisien regresi untuk variabel kepuasan konsumen menunjukkan

pengaruh

langsung

positif

sebesar

0.360

yang

signifikan pada

= 0.151.

Berdasarkan

(11)

11

Pengujian

Hipotesis

mempunyai arti bahwa dengan

meningkatnya kepuasan

konsumen, sehingga akan berdampak pada meningkatkan loyalitas konsumen.

c. Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut,

faktor yang paling berpengaruh

terhadap

loyalitas konsumen (Y

2

)

secara berurutan adalah

kualitas pelayanan

(X

1

)

dan yang terakhir adalah

kepuasan konsumen (Y

1

)

.

Berdasarkan Pengujian

Hipotesis,

hal itu ditunjukkan oleh

nilai koefisien regresinya yang lebih besar

(Unstandardized Coefficients)

atau nilai signifikansi

= yang paling kecil

(Standardized Coefficients) dari

kedua

variabel independen tersebut.

Pada taraf

signifikansi

0.005

dan degres of freedom (df) sebesar 3,

kedua

variabel independen

tersebut tidak significan

, oleh karena sehingga nilai t hitung Pada Persamaan

Regresi 3, masing-masing untuk X

1

=

Variabel

Kualitas Pelayanan



3.439

< nilai

t tabel =

5.841

dan Y

1

=

Variabel

Kepuasan Konsumen 1.918

< nilai t tabel =

5.841.

Akan tetapi

kedua

variabel independen tersebut masih bisa ditingkatkan

secara sendiri-sendiri ataupun secara serempak oleh karena

koefisien regresinya

masih bernilai positif.

d.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk

kepuasan konsumen

sebesar 1.918

dengan hasil signifikansinya

pada

= 0.151

dan

degres of freedom

(df) sebesar 3

.

sehingga nilai t hitung

=

1.918

< nilai t tabel =

2.353.

Artinya,

berdasarkan Pengujian Hipotesis bahwa kepuasan konsumen

mempunyai pengaruh

yang tidak significant pada taraf  = 5 % (nilai t tabel =

2.353

), sedangkan pada

taraf significant  = 10 %

nilai t hitung

= 1.918

> nilai t tabel =

1.638

(nilai t

tabel

 = 10 %

sebesar

1.638

). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

variabel

Kepuasan Konsumen

tidak begitu berpengaruh

(atau lemah)

terhadap

loyalitas konsumen

. Jika

kepuasan konsumen

ditingkatkan maka

loyalitas

konsumen

tidak begitu meningkat

(atau elastisitas

kepuasan konsumen

bersifat

in-elastis). Namun demikian ungkapan

tidak begitu berpengaruh

(atau lemah)

, masih

dapat diartikan jika kepuasan konsumen meningkat, maka loyalitas konsumen

masih bisa meningkat. Sehingga dapat pula diartikan,

jika

kepuasan konsumen

pengguna

jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

semakin

tinggi, maka akan semakin tinggi pula loyalitas konsumen.

3

.2

.2

Model Fungsional

Keunggulan Bersaing (….fungsi estapet)

Y

3v

= 0.533 Y

1

+ 0.442 Y

2

(

Persamaan Regresi 1)

Y

3 Calc

= 0.513 Y

1

+ 0.178 Y

2

+ 0.317 Y

3v

(

Persamaan Regresi 3)

atau

Y

3v

=

0.533 Y

1

+ 0.442 Y

2

(

Persamaan Regresi 1)

Y

3Calc

= 0.317 Y

3v

+ 0.513 Y

1

+ 0.178 Y

2

(

Persamaan Regresi 4)

dimana:

Y

3

= Y

3u

= Keunggulan Bersaing

Y

1

= Y

1u

= Kepuasan Konsumen

(12)

Y

3v

= Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing



1

= Koefisien regresi variabel Kepuasan Konsumen



2

= Koefisien regresi variabel Loyalitas Konsumen



3

= Koefisien regresi intervening

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing.

Dari persamaan regresi linier berganda tersebut di atas menunjukkan bahwa:

a) Nilai koefisien regresi variabel

Kepuasan Konsumen (Y

1

= Y

1u

)

menunjukkan nilai

yang positif

sebesar

0.534

dan

signifikan

pada

= 0.465

mempunyai arti jika

Kepuasan Konsumen

yang diberikan pihak

jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

ditingkatkan

atau yang diterima oleh pengguna jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

meningkat

, maka

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) juga akan meningkat.

b) Nilai koefisien regresi variabel

Loyalitas Konsumen (Y

2

= Y

2u

)

menunjukkan nilai

yang positif

sebesar

0.436

dan

signifikan

pada

= 0.544

mempunyai arti ji

ka

Loyalitas Konsumen

pengguna jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA

INDONESIA

, maka

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) juga akan

meningkat.

c)

Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut,

faktor yang paling berpengaruh

terhadap

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) adalah variabel

Kepuasan

Konsumen (Y

1

)

, dan urutan berikutnya adalah variabel

Loyalitas Konsumen (Y

2

).

Hal itu ditunjukkan dengan nilai koefisien regresinya yang lebih besar bila

dibandingkan antara kedua variabel independen tersebut

atau yang memiliki taraf

Signifikansi yang paling kecil.

Berdasarkan data persamaan regresi tersebut di atas ditunjukkan dengan nilai

Standardized Coeefisient, dengan pertimbangan bahwa penelitian ini bersifat data kualitatif

sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan Regresi Linier Berganda berikut:

Y

3 Calc

= 0.517 Y

1

+ 0.138 Y

2

+ 0.354 Y

3v

Uji Hipotesis Persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai berikut:

a) Penjelasan pada

Persamaan Regresi 3

menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi

untuk variabel

Kepuasan Konsumen

(Y

1

) menunjukkan nilai yang positif sebes

ar

0.517

yang

signifikan pada

= 0.177

.

Berdasarkan

Pengujian

Hipotesis

mempunyai arti bahwa, jika

Kepuasan Konsumen yang diberikan pihak

jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

ditingkatkan

atau yang

diterima oleh pengguna jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA

INDONESIA

meningkat

, maka

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) juga

akan meningkat, sehingga berdampak terhadap meningkatnya

nilai

variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3)

[melalui intervening

Dimensi Rata-rata Keunggulan

(13)

13

b) Nilai koefisien regresi untuk variabel

Loyalitas Konsumen

(Y

2

) menunjukkan

nilai yang positif sebesar

0.138

yang

signifikan pada

=

0.630.

Berdasarkan

Pengujian

Hipotesis

mempunyai arti bahwa, jika

Loyalitas Konsumen

pengguna

jasa

angkutan

penerbangan domestik

GARUDA INDONESIA

meningkat

, maka

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) juga akan meningkat, sehingga

berdampak terhadap meningkatnya

nilai

variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3)

[melalui intervening Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing (Y

3v

)].

c) Nilai koefisien regresi untuk

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v)

menunjukkan nilai yang positif sebesar

0.354

yang

signifikan pada

= 0.227.

Berdasarkan

Pengujian

Hipotesis

mempunyai arti bahwa meningkatnya

Dimensi

Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) maka akan berdampak positif terhadap

meningkatnya

nilai

variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3).

d) Berdasarkan hasil nilai koefisien regresi tersebut,

faktor yang paling berpengaruh

terhadap

variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3)

secara berurutan adalah

variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

),

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v) dan yang

terakhir adalah variabel

Loyalitas Konsumen

(Y

2

).

Berdasarkan

Pengujian

Hipotesis bahwa faktor yang paling berpengaruh

tersebut ditunjukkan berdasarkan

nilai koefisien regresinya yang lebih besar

(Unstandardized Coefficients)

atau nilai

signifikansi

= yang paling kecil

(Standardized Coefficients) dari

ketiga variabel

independen tersebut. Sedangkan untuk taraf signifikan

= 0.05

terhadap ketiga

variabel independen tersebut ”

tidak significan secara statistik”

, akan tetapi ketiga

variabel independen tersebut masih bisa ditingkatkan secara sendiri-sendiri ataupun

secara serempak oleh karena ketiga variabel independen tersebut

mempunyai

koefisien regresi yang bernilai positif.

e) Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t hitung untuk

Dimensi Rata-rata

Keunggulan Bersaing

(Y3v)

sebesar 1.725

dengan hasil signifikansinya

sebesar

0.227

< 0.05

dan degres of freedom (df) sebesar 2

.

sehingga nilai t hitung

= 1.725

< nilai t tabel = 2.920.

Artinya, berdasarkan Pengujian Hipotesis bahwa

Dimensi

Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y

3v

)

mempunyai pengaruh yang tidak significant

pada

 = 5 % bahkan  = 20 % atau d

engan degres of freedom (df) sebesar 2

,

dimana

nilai t hitung

= 1.725

< nilai t tabel = 1.886 juga tidak significant, artinya

bahwa

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y3v)

”tidak begitu

berpengaruh”

terhadap variabel

Keunggulan Bersaing (Y3)

.

Jika

Dimensi

Rata-rata Keunggulan Bersaing

ditingkatkan maka

variabel

Keunggulan Bersaing ”tidak

begitu meningkat”

(atau elastisitas variabel

kepuasan konsumen

bersifat

in-elastis).

3

.3

Hubungan antar variabel dari kedua model

fungsional

Metode Path Analysis:

Antara

Model Fungsional Klasik

Loyalitas Konsumen (sebagai fungsi Semula)

(14)

3.3.1 Kesimpulan

1) Hasil penelitian Pada Model Fungsional Klasik

Loyalitas Konsumen (sebagai fungsi

Semula),

menyatakan bahwa

bahwa Pengaruh Tidak Langsung positif

dari variabel

kualitas pelayanan

(X

1

) sebagai

faktor-faktor pendorong

naiknya

variabel

Kepuasan

Konsumen (Y

1

)

serta

berdampak terhadap naiknya

variabel

Loyalitas Konsumen (Y

2

).

Hal ini terbukti karena memiliki

nilai path yang lebih besar atau nilai

koefisien regresi

hubungan langsung dari variabel

kualitas pelayanan

(X

1

) sebesar

e1 = [(1-

0.645

)]

1/2

=

0.596.

2)

Sementara itu,

hasil penelitian

pada

Model fungsional

Keunggulan Bersaing

(sebagai

fungsi estapet)

, menyatakan bahwa Pengaruh Tidak Langsung

positif

dari

variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

) <

Pengaruh Tidak Langsung

positif

variabel

Loyalitas

Konsumen

(Y

2

)

masing-masing berperan

sebagai

faktor-faktor pendorong

naiknya

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y

3v

)

serta

berdampak terhadap naiknya

variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3

).

Hal ini terbukti karena memiliki

nilai path yang

lebih besar atau nilai

koefisien regresi hubungan langsung dari variabel

kepuasan

konsumen

(Y

1

) sebesar

e1 = [(1-0.517)]

1/2

=

0.695

,

sedangkan

nilai path atau nilai

koefisien regresi hubungan langsung dari variabel

Loyalitas Konsumen

(Y

2

) sebesar

e1

= [(1-0.138)]

1/2

= 0.928.

3) Pada Model Fungsional Klasik

Loyalitas Konsumen (sebagai fungsi Semula),

menyatakan

bahwa nilai

koefisien regresi hubungan langsung variabel

kualitas

pelayanan

(X

1

) sebagai

variabel tunggal sebesar 0.596

yaitu

lebih kecil

dari

nilai

koefisien regresi hubungan tidak langsung yang bernilai sebesar

0.622

, atau nilai

0.596

< 0.622,

maka dapat

disimpulkan bahwa hubungan yang sebenarnya antara kualitas

pelayanan dengan kepuasan konsumen adalah ”tetap dalam bentuk hubungan tidak

langsung”

(artinya tidak berubah dari asumsi semula/tidak mengalami kemajuan).

4)

Sementara itu,

pada

Model fungsional

Keunggulan Bersaing

(sebagai fungsi estapet)

,

Melihat bahwa nilai koefisien hubungan langsung variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

) dan

variabel loyalitas konsumen

(Y

2

) masing-masing bernilai sebesar

0.695 dan 0.928

>

[lebih tinggi atau lebih besar daripada]

nilai koefisien regresi hubungan tidak langsung

masing-masing bernilai sebesar

0.276 dan

0.060

,

atau nilai

0.695

> 0.276 dan

0.928

>

0.060

,

semula mengasumsi bahwa kedua variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

) dan variabel

loyalitas konsumen

(Y

2

) mempunyai

Pengaruh tidak langsung

terhadap variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3)

[melalui intervening

Dimensi Rata-rata Keunggulan

Bersaing

(Y

3v

)], Namun berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa

hubungan yang sebenarnya antara

kedua variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

) dan

variabel

loyalitas konsumen

(Y

2

) terhadap variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3)

adalah

hubungan langsung

.

5)

Oleh karena penggunaan

Model fungsional

Keunggulan Bersaing

(sebagai fungsi

estapet)

Secara optimal maupun secara maksimal adalah

lebih reliabel (atau lebih jitu)

dibanding dengan penggunaan

Model Fungsional Klasik

Loyalitas Konsumen (sebagai

fungsi Semula), sehingga

m

engharuskan

produsen penyedia

jasa

angkutan

penerbangan

domestik

GARUDA INDONESIA

meningkatkan kemampuan manejerialnya dan

sekaligus manajemen operasional

secara maksimal

dalam mengelola 200-san jumlah

(15)

15

armada (Aircraft berbagai type maupun model) sebagai

alat dalam pencapaian

tujuan-tujuan finansial perusahaaan serta untuk mendapatkan keberhasilan

yang mampu

melebihi

kemampuan

para pesaing

dari perusahaan jasa Maskapai lainnya.

3.3.2

Keterbatasan Penelitian

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, terdapat beberapa kekurangan dan

kelemahan dalam penyusunan penelitian ini. Kelemahan dan kekurangan tersebut

terutama, oleh karena tidak melengkapi dengan data berapa “

jumlah penumpang secara

keseluruhannya

maupun

posisi jumlah unit pesawat penumpang”

yang beroperasi sebagai

jasa

angkutan

penerbangan domestik

di Indonesia secara keseluruhann atau secara rata-rata

setiap: hari, bulan atau tahun. Artinya, tanpa diketahui “

jumlah penumpang

maupun

posisi jumlah unit pesawat penumpang”

yang beroperasi tersebut, mustahil akan diketahui

berapa jumlah penumpang yang diangkut oleh

GARUDA INDONESIA

secara

keseluruhann atau secara rata-rata setiap: hari, bulan atau tahun. Kekurangan dan

kelemahan lain juga tidak melengkapi “data jumlah penumpang” yang diangkut oleh anak

perusahaan

GARUDA INDONESIA

atau

yang tergabung dengan mergernya maskapai lain

selain

GARUDA INDONESIA

yang beroperasi sebagai

jasa

angkutan

penerbangan

domestik

di wilayah yang sama

secara keseluruhann atau secara rata-rata setiap: hari, bulan

atau tahun.

3.3.3

Saran

3.3.3.1 Implikasi Kebijakan

1) Untuk

meningkatkan

variabel

Loyalitas Konsumen (Y

2

)

melalui

upaya memaksimalisasi

atau meningkatkan

variabel

kualitas pelayanan

(X

1

),

disarankan agar

produsen

lebih

menekankan pada pembuatan

berbagai paket kebijakan, mencari alternatif baru

indikator kualitas pelayanan yang lebih significant secara statistik. Secara fisik,

untuk

dapat meningkatkan kualitas pelayanan, maka pihak perusahaan harus dapat

meningkatkan fasilitas fisik, seperti: Seat configuration yang nyaman, yang dilengkapi

layar monitoring mini untuk berbagai fasilitas: hiburan TV, Wi-fi, live music , Games,

YouTube, Navigasi mengetahui posisi Pesawat, Informasi dari Krew pesawat, untuk

menghubungi (menelphon) Pramugari/pramugara, Toilet bersih, bahkan musolla mini

diatas pesawat dan lain sebagainya yang disediakan guna

menunjang pelayanan sangat

memadai

.

2)

Faktor lain hasil penelitian

butir

5.1.4

point 1, 2 dan 5 pada

Model Fungsional Klasik

Loyalitas Konsumen (sebagai fungsi Semula), menyatakan

bahwa

variabel

kualitas

pelayanan

(X

1

)

sebagai variabel tunggal

ternyata

tidak mendukung kenaikan

variabel

Loyalitas Konsumen (Y

2

) meski sudah dilakukan

upaya maksimalisasi meningkatkan

kualitas pelayanan (X

1

) yang diberikan kepada konsumen ”melebihi” harapan

(16)

Adapun penyebabnya adalah karena

nilai koefisien regresi hubungan langsung variabel

kualitas pelayanan

(X

1

) sebagai

variabel tunggal lebih kecil

dari nilai koefisien regresi

hubungan tidak langsungnya, karena

hubungan yang sebenarnya adalah hubungan

tidak langsung

.

3)

Sedangkan hasil penelitian

butir

5.1.4

point 1 dan 3

pada

Model fungsional

Keunggulan

Bersaing

(sebagai fungsi estapet)

,

menyatakan

bahwa

variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

)

dan variabel

Loyalitas Konsumen

(Y

2

) sebagai independen variabel sama-sama

mendukung

naiknya

Dimensi Rata-rata Keunggulan Bersaing

(Y

3v

) yang berdampak

terhadap naiknya variabel

Keunggulan Bersaing (Y

3

). Dalam pada itu,

bahwa nilai

koefisien hubungan langsung variabel

kepuasan konsumen

(Y

1

) dan

variabel loyalitas

konsumen

(Y

2

) >

[lebih tinggi atau lebih besar daripada]

nilai koefisien regresi

hubungan tidak langsung, karena

hubungan yang sebenarnya adalah hubungan

langsung

.

3.3.3.2

Saran Penelitian yang Akan Datang

(1)

Model penelitian

Keunggulan Bersaing yang menggunakan Metode Analisa Jalur

Ganda (Double Part Analysis’ Method)

merupakan ”sebuah model penelitian baru”

yang melibatkan banyak data: Indikator, dimensi maupun variabel yang terkait dengan

model fungsional

Part Analysis Method yang dibuat/digunakan dalam penelitian ini.

Kebanyakan model penelitian yang dilakukan selama ini menggunakan Sebuah Metode

Analisa Jalur (Single Part Analysis Method), yaitu semacam Kinerja perusahaan yang

digerakkan dari berbagai aspek

pada sebuah model fungsional

Loyalitas Konsumen

atau

Model fungsional

Keunggulan Bersaing

saja. Alias tidak dikenal adanya asumsi

sebagai fungsi semula atau sebagai fungsi estapet.

(2)

Meskipun

merupakan ”sebuah model penelitian baru”

s

ehingga

untuk penelitian yang

akan datang disarankan pula agar mencari model yang lebih baru lagi, sebagai

perumpamaan menggunakan Tiga Metode Analisa Jalur (Triples Part Analysis’

Method) dan sebagainya, dan memiliki Model Analisis Regresi Linier Berganda

(multiples regression)

Keunggulan Bersaing

diatas

23

Independent Variables

(

Unstandardized

Coefficients)

yang

dapat

dirangkum

semuanya

didalam

”KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS”.

(3)

Sedangkan Model

hasil estimasi yang baik

atau yang disebut sebagai goodness of fit

regression models dari

Model fungsional

hasil estimasi

Metode Path Analysis

(

Standardized Coefficients

), yang berlaku

Pada Model Fungsional Klasik

Loyalitas

Konsumen (sebagai fungsi Semula)

maupun

pada

Model fungsional

Keunggulan

Bersaing

(sebagai fungsi estapet)

,

mampu mendeteksi menyimpulkan

”Hubungan

(17)

17

kedua independen variabel tersebut secara serempak terhadap

variabel dependentnya”

,

yaitu dengan cara membandingkan nilai

koefisien regresi hubungan langsung dengan

nilai koefisien regresi hubungan tidak langsungnya.

Artinya,

apabila nilai

koefisien

regresi hubungan langsung

>

[lebih tinggi atau lebih besar daripada]

nilai

koefisien

regresi hubungan tidak langsung, maka disimpulkan ”memiliki

hubungan langsung”.

Sebaliknya, apabila nilai

koefisien regresi hubungan langsung

<

[lebih rendah atau

lebih kecil daripada]

nilai

koefisien regresi hubungan tidak langsung,

maka

disimpulkan ”Tetap memiliki sebagai

hubungan tidak langsung”.

(4)

Sebagai sebuah saran untuk para peneliti berikutnya, Perbandingan kedua independen

variabel baik dari

Model Fungsional Klasik

Loyalitas Konsumen (sebagai fungsi

Semula) maupun dari

Model fungsional

Keunggulan Bersaing

(sebagai fungsi estapet)

variabel menentukan naik turunya variabel lain secara langsung atau secara tidak

langsung, perbandingan nilai

koefisien regresi hubungan tidak langsung dan nilai

koefisien regresi hubungan langsung

serta perbandingan-perbandingan lainnya

”menjadi lebih penting” untuk menentukan sikap pengambil kepusan atau produsen

penyedia jasa angkutan menentukan variabel mana yang menjadi perioritas utama,

kedua

dan seterusnya menerapkan KEBIJAKSANAAN, melalui

upaya maksimalisasi

atau upaya Optimalisasi.

(5)

Sebaiknya pada penelitian berikut lebih memperluas obyek penelitian serta mencari

ruang lingkup populasi yang lebih luas, sampel yang digunakan sebaiknya juga lebih

banyak, dengan demikian peneliti lanjutan dapat semakin memberikan gambaran yang

spesifik untuk penelitian-penelitan dibidang jasa berbagai moda transportasi pada

umumnya dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A, Kumar, Day, George S., Marketing Research, John Wiley & Sons, Inc,

New York, 2001.

Aaker, David A., Building Strong Brand, The Free Press, New York, 1996.

Aaker, David A., Strategic Market Management, John Wiley & Sons, Singapore, 1992.

Anindita, Bernadetta Dwiyani., "Analisis Kepuasan Pelanggan Pada Alfamart Tembalang

Dari Dimensi Pelayanan" (Studi Kasus Pada Alfamart Jl. Ngesrep Timur V/69 Kota

Semarang), Skripsi Sarjana, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro 2012. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Ferdinand, Augusty T.,

Metode Penelitian Manajemen, Badan Penerbit Universitas

Diponegoro, Semarang 2006.

Fibrianto, Lucky., ”Analisis Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Kualitas Pelanggan Bus

Damri Kota Semarang” (Studi Pada Penumpang Bus Damri Kota Semarang)

,

Skripsi Sarjana, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Diponegoro, Semarang 2011. Skripsi Tidak Dipublikasikan.

(18)

Gremler, Dwayne D. & Brown, Stephen W., "Service loyalty: Its nature, importance, and

implications". In Edvardsson, B., Brown, S. W., Johnston, R. and Scheuing, E. E.,

eds., Proceedings American Marketing Association, 1996.

Huriyati, Ratih., Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen, Alfabeta, Bandung, 2005.

Juwandi, Hendy Irawan., Kepuasan Pelayanan Jasa. Erlangga. Jakarta, 2004.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong., Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2001.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane., "Manajemen Pemasaran", Edisi Ketiga Belas Jilid

I, Penerbit Erlangga (Penerjemah: Bob Sabran, MM), Dicetak: PT Gelora Aksara

Pratama, Jakarta 2008.

Kotler, Philip., Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan,

Implementasi dan Pengendalian, Salemba Empat, Jakarta. 2002.

Lovelock, C.H., A basic toolkit for service managers. In: C.H. LOVEOCK (Ed.) Managing

Services-Marketing, Operations, and Human Resources (New Jersey 1992,

Prentice-Hall), pp. 17-30.

Lu Ting Pong, Dr. Tang Pui Yee, An Integrated Model of Service Loyalty, Department of

Business Studies, The Hongkong Polytechnic University, Hung Hom, Kowloon,

Hongkong, 2001.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani., Manajemen Pemasaran Jasa. Salemba Empat. Jakarta 2006.

Maylina, Wenny.,

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan terhadap Merek pada

Konsumen Pasta Gigi Pepsodent di Surabaya, Jurnal Ventura, Volume 6.

Surabaya 2003

Mowen C, John and Minor, Michael Minor., Consumer behavior: a framework, Prentice Hall 2001.

Parasuraman, A, Berry L.L. and Zeithaml, V.A 1985, "Conceptual Model of Service

Quality and its Implications for Future Research", Journal of Marketing, Vol 49,

Autumm, p.41-50.

Parasuraman, A., Valarie A. Zeithaml and Leonard L. Berry, (1988)., "SERVQUAL: A

Multiple- Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality,"

Journal of Retailing, Vol 64 No 1, Spring, p12-40.

Putra, Febri Tri Bramasta dan Raharja, Edy., "Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan,

Harga Dan kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Bengkel Mobil

Rapiglass Autocare Semarang", Kripsi Sarjana, Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro 2010 (DIPONEGORO JOURNAL

OF MANAGEMENT, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr: Volume 1,

Nomor 1, Tahun 2012).

Rust, Rolland T & L Oliver. Richard, SerQual : New Direction Theory and Practice. Sage

Publication.Inc. USA, 1994.

Selnes, Fred., "A Examination of the Effect of Produck Performance on Brand Reputation,

Satisfaction and Loyalty" Europan Journal of Markrting, Vol. 27 No. 9, 1993, p. 19-35.

Setiyawati, Antari., "Studi Kepuasan Pelanggan Untuk mencapai Loyalitas Pelanggan

(Studi Kasus Pada Konsumen Toko Bangunan Bangun Rejeki Semarang)", Tesis

Program Studi Pascasarjana Universitas Diponogoro Semarang 2009. Tesis Tidak

Dipublikasikan.

Tjiptono, Fandy.,

Strategi Pemasaran, Edisi Pertama, Andi Ofset, Yogyakarta 2007.

Wicaksono, Deddy Setyawan., Analisis Kepuasan Pengguna Jasa Transportasi Taksi

Untuk meningkatkan Loyalitas (Studi pada PT Blue Bird Pusaka Di Semarang),

Tesis Program Studi Pascasarjana Universitas Diponogoro Semarang 2010.

Tesis

(19)

19

Widyaningtyas, Richa., "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Serta Dampaknya

Pada Kepuasan Konsumen Dalam Menggunakan Jasa Kereta Api Harina di PT.

Kereta Api Indonesia DAOP IV Semarang". Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomika

dan

Bisnis

Universitas

Diponegoro

2010.

Skripsi

Tidak

Dipublikasikan.

Wirasasmita, Rivai H., Sitorus, Roland, Manurung, Brenggan, Kamus Lengkap Ekonomi,

Pionir Jaya, Bandung, 1999.

Zeithaml, Valarie A., A Parasuraman, Berry, Leonard L., Service Quality : Balancing

Customer Perception an Expectation, Free Press, New York, 1990.

(20)

Cara paling Mudah Meng-unduh (Downloads) secara GRATIS sejumlah TULISAN

ILMIAH Dalam bentuk

Files PDF

sebagai berikut:

(21)

21

Daftar TULISAN ILMIAH Untuk PERGURUAN TINGGI, Terdiri:

Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN

JURNAL

PENELITIAN

Kuantitatif,

BUKU

AJAR

MODUL

SOAL

DAN

PEMECAHAN SOAL, BUKU TEKS, Laporan

Hasil & Jurnal Hasil

Penelitian Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI, LAPORAN HASIL

&

Jurnal Hasil

Penelitian SURVEY Dibidang Manajemen Transportasi

10 Macam Hasil Pegembangan KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Penelitian Survey dari 5 Hasil Penelitian SURVEY.

Dan Didapatkan 10 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF

Dibidang

MANAJEMEN TRANSPORTASI, termasuk

5 Proposal (Draft Hibah

DIKTI) Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI 2009 s/d 2016

12 Contoh/Bentuk PROPOSAL PENELITIAN SURVEY Dibidang MANAJEMEN

TRANSPORTASI 2014 s/d 2017

I. Bidang UMUM: ILMU EKONOMI & STUDI PEMBANGUNAN, Serta

Jurusan Terkait Bidang EKONOMI:

02 27 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP I to KOPTIS Wilayah III Jakarta

Files: 003 01 Perspektif Ekonomi Indonesia Dalam satu tahap pembangunan Jangka Panjang

004 02 Analisis Fungsi Tabungan Indonesia: Pengujian Model Hipotesa Pendapatan Permanen 005 03 Expor Kommoditi Primer Pulau Sumatera Lamam Perdagangan Luar Negeri Indonesia 006 04 Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi: Studi Kasus Indonesia 1969-1994

007 05 Pekiraan Pembentukan Modal Di Indonesia

008 06 Kebijaksanaan Deregulasi Perbankan Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia 009 07 Instabilitas Perdagangan Luar Negeri Indonesia

010 08 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dan Ketergantungan Terhadap Dana Luar Negeri 011 09 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Diantara Modal Dan Tabungan

012 10 Pengukuran Kondisi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Stedy-State Growth

013 11 Modal Asing Swasta Dan Pembentukan Investasi Produktif Dalam Pembiayaan Pembangunan

014 12 Trade-Off Antara Penerimaan Pajak Dan Kemampuan Menabung Masyarakat

015 13 Mobilisasi Tabungan Dan Investasi suatu Ekonomi Terbuka: Studi Kasus Indonesia 1969-1995

016 14 Pengaruh Pendapatan Permanen Dalam Pembentukan Tabungan 017 15 Peranan Ekspor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

018 16 Analisis Fungsi Konsumsi Indonesia Dengan Pendapatan Permanen 019 17 Pembiayaan Ekonomi Dalam Negeri Diantara Keinginan Dan Kenyataan

020 18 Sektor Perdagangan Luar Negeri Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Kegiatan Ekonomi 021 19 Reformasi Kebijaksanaan Makro Dan Pengaruh Ekonomi Sektor Terbuka

022 20 Keseimbangan Pendapatan Nasional: Investasi Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi 023 21 Analisis Pengaruh Pembentukan Tabungan Suatu Ekonomi Terbuka

024 22 Pengaruh Aliran Modal Asing Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan

025 23 Perkiraan Kebutuhan Investasi Dan Pengukuran Tinggal Landas

026 24 Kemampuan Pembentukan Modal Domestik: Sektor Pemerintah Dan Masyarakat 027 25 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Akumulasi Sumber Pembiayaan Pembangunan 028 26 Kualitas Pembangunan Ekonomi Indonesia Dan Dilema Ketergantungan Sumber Dana 029 27 Investasi Dan Pembiayaan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia

(22)

004 34 Jurnal Penelitian Kuantitatif TAHAP II to STMT Trisakti

Files: 030 01 Standar Ukuran Tinggal Landas Perekonomian Suatu Negara

031 02 Pembentukan Modal Domestik Bruto Sektor Pemerintah Dan Masyarakat 032 03 Pembentukan Tabungan Dan Pembiayaa Ekonomi Jangka Panjang Indonesia 033 04 Prestasi Ekonomi Indonesia Dan Pencapaian Steady-State Growth

034 05 Aliran Modal Asing Swasta Dalam Pembentukan Investasi Produktif 035 06 Fungsi Konsumsi Dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Permanen 036 07 Pendapatan Permanen Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Tabungan 037 08 Pengujian Model Tabungan Indonesia Dengan Hipotesa Pendapatan Permanen 038 09 Kebutuhan Tabungan Dan Sumber Pembiayaan Ekonomi Indonesia

039 10 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi: Trade-Off Antara Pajak Dan Tabungan 040 11 Aggregate Expenditre Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 3 Sektor) 041 12 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Terbuka 042 13 Aggregate Expendiure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 4 Sektor) 043 14 Pengaruh Sektor Perdagangan Luar Negeri Terhadap Aktivitas Ekonomi Indonesia 044 15 Aliran Modal Asing Dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pembentukan Tabungan 045 16 Penafsiran Tingkat effisiensi Marginal Ekonomi Indonesia Dan Prakiraan Pembentukan Modal

046 17 Sumber-Sumber Pembentukan Investasi Dalam Struktur Ekonomi Sederhana 047 18 Aggregate Expenditure Ekonomi Sektoral (Kajian Perhitungan Ekonomi 2 Sektor) 048 19 Pembentukan Modal Domestik Bruto Dan Ketergantungan Terhadap Sumber Dana 049 20 Prestasi Ekonomi Dan Indeks Instabilitas Sektor Perdangan Luar Negeri Indonesia 050 21 Model Makro Keseimbangan Agregatif Pembentukan Tabungan Dan Investasi 051 22 Expor Kommoditi Primer Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional Pulau Sumatera 052 23 Konstribusi Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

053 24 Pengaruh Variabel-variabel Agregatif Terhadap Pembentukan Tabungan Dan Pendapatan 054 25 Pengembangan Sumber Pembiayaan Pembangunan Yang Semakin Bertumpu Pada

Kemampuan Sendiri

055 26 Pengembangan Instrumen Kebijaksanaan makro Terhadap Pembentukan Investasi Dan Pendapatan 056 27 Kebutuhan Tabungan Dan Pembentukan Investasi Produktif Bagi Pembiayaan Pembangunan 057 28 Pengaruh Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi

058 29 Pengaruh Deregulasi Perbankan Bidang Ekspor Terhadap Devisa Pendapatan Nasional 059 30 Aliran Dana Luar Negeri Di Indonesia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi 060 31 Strategi Indonesia Dan Manajemen Pembentukan Modal Bagi Peningkatan Pendapatan Masyarakat 061 32 Manajemen Perdagangan Internasional Pengurangan Distorsi Ekonomi Pasca Seleksi Aliran

Dana Luar Negeri

062 33 Manajemen Perbankan Pasca Deregulasi Dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Di Indonesia 063 34 Refleksi Ekonomi Indonesia Setelah 34 Tahun Membangun: Diantara Kekuatan Dan Kelemahan

005 10 BUKU AJAR, MODUL SOAL DAN PEMECAHAN

Files: 064 01 BUKU AJAR Pengantar Teori Ekonomi

065 02 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Pengantar Teori Ekonomi 066 03 BUKU AJAR Teori Ekonomi

067 04 BUKU AJAR Ekonomi Pembangunan 068 05 BUKU AJAR Pengantar Ekonomi Mikro

069 06 BUKU AJAR Ekonomi Makro Perthitungan Pend Nasional 070 07 BUKU AJAR Teori Ekonomi Mikro

071 08 MODUL SOAL DAN PEMECAHAN Teori Ekonomi Mikro 073 09 BUKU AJAR Ekonomi Manajerial

(23)

23

II. PENELITIAN KUANTITATIF Dibidang MANAJEMEN TRANSPORTASI

006 3 VERSI Teks Book EKO MANAJERIALPernah Disumbang ke DIKTI Dan Dikirim Ke USA File 075 01 Buku Teks 681h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Hasil Estimasi

Atau 075 01 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi Hasil Estimasi

File 076 02 Buku Teks 301h EKONOMI MANAJERIAL Dengan Fungsi Non-Estimasi

Atau 076 02 EKONOMI MANAJERIAL Penerapan Konsep-Konsep Mikro Ekonomi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 077 03 Buku Teks 509h EKO MANAJERIAL TRANSPORTASI Dengan Fungsi Non-Estimasi Atau 077 03 EKONOMI MANAJERIALTRANSPORTASI Penerapan Konsep Mikro Ekonomi

Dalam Bisnis Transportasi Dengan Fungsi Non-Estimasi

File 078 Ringkasan Isi Dan Surat Menyurat Pengiriman 3 Teks Book EKO MANAJERIAL Ke USA Atau 078 Request for Coop in Publishing 3 Text Books in MANAGERIAL ECONOMICS to The USA

Subject: Request for Cooperation in Publishing Text Books in MANAGERIAL

ECONOMICS: Application of Microeconomic Concepts Using Estimation

Result Function

(242 halaman)

008 3 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2010

Files: 079 01 Evaluasi Ekonomi Indonesia di Era Pembangunan Berkelanjutan

080 02 Evaluasi Ekonomi 50 Tahun Indonesia Membangaun

081 03 Kebutuhan Tabungan Sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

009 4 Jurnal Penelitian Kuantitatif PROFESIONAL Ilmu Ekonomi 2012

Files: 082 01 Pengembangan Ekonomi Dan Pengaruh POLIIK Di Era Kepemimpinan INDONESIA 083 02 Prestasi Ekonomi INDONESIA Jangka Panjang Dan Pencapaian Kondisi STEADY- STATE GROWTH

084 03 Perkiraan Kebutuhan Tabungan Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi Yang Hendak Dicapai 085 04 Pengendalian Ekonomi Ditengah Ancaman Krisis Dan Dilema Keterbatasan Sumber Pembiayaan Yang Salaing Trade-Off

010 4 Laporan Penelitian Kuantitatif MANAJEMEN TRANSPORTASI 2010

File 086 01 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 72h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010 Atau 086 01 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di

Indonesia

File 087 02 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI DARAT 2010 Atau 087 02 Kebutuhan Investasi Produktif Dan Pengembangan Produksi Jasa Angkutan Jalan Raya Di Indonesia

File 088 03 Laporan HASIL PENELITIAN Kuantitatif 77h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 088 03 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

File 089 04 Jurnal HASIL PENELITIAN Kuantitatif 18h Dibidang TRANSPORTASI LAUT 2010 Atau 089 04 Produksi Jasa Angkutan Laut Indonesia Dan Akseleritas Pendapatan Nasional

Gambar

Gambar 1: Model Konseptual dan Hubungan Fungsional Antar Inter Variable Path Analysis Method melalui                       Hubungan Langsung &amp; Tidak Langsung (Y 1  = Intevening Variable), serta Hubungan langsung                      Hasil Estimasi lanj
Gambar 2:  Model Konseptual dan Hubungan Fungsional Antar Inter Variable Path Analysis Method melalui                      Hubungan Langsung &amp; Tidak Langsung (Y 1  = Intevening Variable), serta Hubungan langsung                             Hasil Estima
Gambar 3: Model Konseptual dan Hubungan Fungsional Antar Inter Variable Path Analysis Method melalui                     Hubungan Langsung &amp; Tidak Langsung (Y 1  = Intevening Variable), serta Hubungan langsung                            Hasil Estimasi

Referensi

Dokumen terkait

Sistem penangkaran rusa di beberapa negara mengacu pada prinsip pengelolaan habitat yaitu secara intensif atau extensif. Pada pengelolaan intensif, campur tangan manusia

Judul Proposal : Estimasi Jarak Genetik Dan Faktor Peubah Pembeda Antara Kambing Kacang, Muara Dan Samosir Melalui Analisis Kraniometri.. Nama : Haris Saputra NIM :

Pr&amp;rsi &amp;enduduk atau rumah tangga dengan akses terhada&amp; +asilitas sanitasi yang layak adalah &amp;erbandingan antara &amp;enduduk atau rumah tangga yang memiliki

Sikap kerja angkat dan frekuensi angkut tidak berhubungan dengan keluhan MSDs karena pekerja pada bagian penimbangan melakukan sikap angkat dalam waktu yang singkat dan

merombak bahasa, tokoh-tokoh, cerita dan musik pengiring wayang Jawa menjadi gaya Palembang, sehingga pada masa Kesultanan Palembang Darussalam, Wayang Palembang sudah

Miskonsepsi pada siswa sering terjadi karena penguasaan konsep oleh siswa belum lengkap, sederhana dan berbeda, siswa belum mampu membedakan atribut (ciri

menggunakan modifikasi pengembangan perangkat model 4-D (four D models) yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa proses pengembangan perangkat pembelajaran

Hakim pada dasarnya bebas untuk menafsirkan ketentuan undang-undang terhadap suatu permasalahan hukum yang diperhadapkan kepada Hakim di depan