• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF.

Arifin

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

ABSTRAK

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Telah dilakukan pengangkutan limbah radioaktif padat dan cair dari instansi penimbul limbah ke Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif ( IPLR ).Tujuan pengangkutan limbah adalah untuk memindahkan dan mengamankan limbah dari instalasi penimbul limbah baik dari Badan Tenaga Nuklr Nasional ( BATAN ) maupun dari luar BATAN ke tempat Penyimpanan Sementara Limbah Radioaktif. Limbah yang diangkut Ke Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ( PTLR ) berupa limbah padat dan cair. Pengangkutan limbah radioaktif padat cair menggunakan mobil pengangkut limbah padat dan cair. Monitoring paparan radias dan radionuklida limbah dalam mobil pengangkut dilakukan untuk keselamatan petugas. Untuk tahun 2012 dilakukan pengangkutan sebanyak 31 kali pengangkutan dengan jumlah 218 buah sumber bekas dan 90 drum 100 L baik dari BATAN maupun luar BATAN.

Kata kunci : pengangkutan limbah radioaktif padat, cair, instalasi pengolah limbah radioaktif ABTRACT

TRANSPORTATION OF LIQUID AND SOLID RADIOACTIVE WASTE FROM WASTE GENERATER TO RADIOACTIVE WASTE TREATMENT INSTALLATION. Transportation of radioactive waste from waste source Instalation to IPLR ( Radioactive Waste Treatment Instalation) had been done.The purpose of the waste transportation is to move and to safe the waste from BATAN and outside of BATAN to the Interim Storage of radioactive waste. The waste were transported to Radioactive Waste Treatment Center, consist of solid and liquid waste Transportaion of solid and liquid radioactive waste using solid and liquid radioactive exposure. Monitoring of radiation exposure radionuclides in waste transporter were conducted for worker safety. In the year of 2012 there had been transported about 31packaged transportation activities, The waste consist of spent sources 218 pieces and radioactive waste 90 drum 100 L from BATAN and the outside of BATAN.

Keywords : waste transporter & liquid radioactives wastes, radioactive waste treatment instalation

PENDAHULUAN

Aplikasi teknik nuklir dalam bidang industri, kesehatan dan penelitian berdampak terhadap timbulnya limbah radioaktif. Mengingat potensi bahaya yang masih mungkin ditimbulkan oleh limbah tersebut yang dapat berakibat kepada manusia maupun lingkungan, maka untuk meminimalisasi kemungkinan timbulnya bahaya, limbah tersebut harus dikelola secara memadai. Pengelolaan limbah radioaktif meliputi pengumpulan, pengelompokan, transportasi limbah ke Instalasi Pengolahan Limbah Radioaktif, monitoring sebelum pengolahan, pengolahan, monitoring limbah yang telah diolah, pengangkutan ke tempat disposal, disposal,

(2)

monitoring lingkungan. Agar proses pengelolaan limbah radioaktif benar-benar dapat terlaksana dengan baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, baik secara nasioanal maupun internasional, maka masalah pengelolaan limbah radioaktif di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaga Nukliran. Adapun sebagai Badan Pelaksana Pengelolaan Limbah Radioaktif adalah Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang selanjutnya menjadi tugas pokok Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR-BATAN).Dari beberapa rangkaian kegiatan pengelolaan limbah radioaktif yang dilaksanakan oleh PTLR, pengangkutan limbah radioaktif dilakukan dengan menggunakan alat transportasi limbah yang berupa mobil pengangkut limbah padat dan cair. Monitoring paparan radionuklida dalam limbah, dalam mobil pengangkut dilakukan untuk keamanan dan keselamatan petugas beserta lingkungannya. Adapun cara atau sistem pengangkutan limbah yang ditimbulkan oleh Instansi penimbul limbah diangkut dengan menggunakan mobil pengangkut untuk diolah dan disimpan di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR). Dari hasil kegiatan pengangkutan untuk periode tahun 2012 telah diangkut 218 buah sumber bekas dan 90 drum 100 L limbah padat. Selama kegiatan pengangkutan periode 2012 dari Instansi penimbul limbah ke tempat penyimpanan limbah sementara telah terlaksana dengan baik,

METODE

Sebelum kegiatan pengangkutan dilakukan perlu adanya persiapan-persiapan antara lain :

 Pengecekan dokumen pengangkutan limbah radioaktif seperti : Ijin pengangkutan, ijin penggunaan zat radioaktif, data limbah, berita acara, serah terima limbah radioaktif, surat tugas dan lain-lain.

 Persiapan alat angkut dan pendukung pengangkutan limbah radioaktif.  Persiapan formulir isian pengangkutan dan formulir material

terkontaminasi.

 Mempersiapkan alat proteksi radiasi seperti surveymeter, Thermoluminisence dosimeter ( TLD), pendose, dan lain-lain.

 Persiapan personil/petugas pengangkutan dan petugas proteksi radiasi, serta perlengkapannya.

 Pada Gambar 1 ditunjukkan prosedur pengangkutan limbah radioaktif secara diagram.

(3)

Keterangan ;

BAPETEN : Badan Pengawas Tenaga Nuklir PTLR : Pusat Teknologi Limbah radioaktif

BPL : Bidang Pengolahan Limbah

Pengangkutan limbah radioaktif dapat dilakukan jika telah diperoleh surat izin pengangkutan yang dikeluarkan oleh BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) serta seluruh persyaratan teknis maupun administrasi yang berkaitan dengan kegiatan pengangkutan limbah telah dipenuhi oleh instansi penimbul limbah.

Sebelum dilakukan pengangkutan limbah atau sumber bekas, perlu dilakukan

survey lapangan dimana limbah tersebut akan diangkut serta paparan yang Penimbul limbah Sub-pengangkutan & Penyimpanan Sementara BAPETEN BPL

PTLR

Gambar 1. Diagram Prosedur Sistem Pengangkutan Limbah Radioaktif

Persiapan Tim Pengangkutan

Pelaporan survey Permohonanan Pengangkutan Izin Pengangkutan Instruksi Pelaporan Pelaporan Instruksi Permohonan ijin pengangkutan Pelaksanaan Pengangkutan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(4)

ditimbulkan oleh limbah tersebut, Dari hasil survey akan dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

 Koordinasi limbah tentang ukuran, jumlah limbah, paparan, dan sifat lainnya ;  Peralatan yang diperlukan sebelum limbah tersebut diangkut ;

 Mengetahui sumber limbah aktivitas rendah,sedang atau tinggi;

 Mengetahui sumber tersebut masih terpasang pada alat atau sudah terlepas

dari alat.

Berdasarkan International Commision on Radiation Protection (ICRP-60 1991), ditetapkan bahwa batas dosis untuk pekerja radiasi 50 mSv/tahun dan masyarakat 1/10 mSv/tahun. Penerimaan paparan radioaktif yang tinggi dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan, Oleh karena itu diperlukan pengelolaan limbah secara optimal.

Di Indonesia pengelolaan limbah radioaktif diatur dalam UU No. 10 tahun 1997 dan PP no. 26/2002 tentang pengangkutan bahan radioaktif, dimana Badan Pelaksana Pengelolaan Limbah Radioaktif adalah BadanTenaga Nuklir Nasional (BATAN). Selanjutnya pelaksanaan menjadi tugas Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) untuk melaksanakan seluruh kegiatan pengelolaan limbah radioaktif.

Batasan paparan limbah yang dapat diangkut oleh petugas pengangkut limbah radioaktif adalah 200 mrem/jam, artinya jarak antara personil/petugas yang mengangkut yaitu 200 mrem/jam dari sumber atau limbah radioaktif yang diangkutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data hasil pengangkutan limbah radioaktif tahun 2012 dapat diketahui bahwa limbah radiaaktif padat mengandung 5 jenis radionuklida, yaitu Co-60, Cs-137, Sr-90, Fe-55, dan Ir-192. Radionuklida yang diangkut umumnya berupa sumber bekas tertutup yang digunakan untuk gaugging, loging dan sumber standar.

(5)

Rata-rata paparan terbesar dalam kondisi tertutup di sekitar seal souce 164 mrem/jam pada permukaan dan 56,2 mrem/jam pada jarak 1 m. Sedangkan paparan terkecil pada limbah padat tersebut 0,020 mrem/jam pada permukaan dan 0,016 pada jarak 1 m. Paparan radiasi yang terbesar selama pengangkutan masih diijinkan dalam Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2002 tentang Pengangkutan zat radioaktif yaitu 200 mrem/jam. Di dalam pengangkutan limbah lokasi dan jarak perjalanan harus diperhatikan untuk menghindari kemungkinan resiko bahaya yang ditimbulkan selama perjalanan Untuk itu persiapan peralatan pengangkutan benar-benar disediakan contoh wadah limbah yang akan diangkut, seperti lembaran Pb untuk

shielding paparan radiasi, tali pengikat dan alat monitor radiasi yang di letakkan di sekitar alat angkut limbah. Selama perjalanan pengangkutan kondisi wadah/pembungkus limbah tidak boleh berubah agar paparan radiasi yang telah diukur pada kabin maupun kanan, kiri dan belakang kendaraan tidak membahayakan baik pengemudi maupun orang di sekitar kendaraan tersebut. Khusus untuk priode tahun 2012 sumber bekas Iridium (Ir-192) lebih mendominasi karena tahun tersebut lebih sering yang dikirim limbah Iridium (Ir-192), untuk itu PTLR harus menyediakan shell drum 200 L untuk penyimpanan Iridium tersebut. Selama periode tahun ini sumber bekas Iridium-192 (Ir-Iridium-192) telah di simpan didalam shell drum 200 L sebanyak 157 buah.Untuk itu PTLR harus dapat menyiapkan wadah shell drum yang lebih optimal dan aman untuk penyimpanan sumber bekas tersebut.

(6)

Tabel 1. Data Kegiatan Pengambilan Limbah Radioaktif Tahun 2012

No. Tanggal Instansi/Pusat Jumlah (Bh) Jenis Limbah Kandunga n Keterangan 1. 05 – 01 - 2012 PRR-BATAN 7 drum 100 l Padat Campuran 2. 24 – 01 – 2012 PT. Pratita

prima Nugraha 19 Padat Ir-192 Diantar

3. 07 – 02 –

2012 PTBN-BATAN

12 drum

100 l Padat Campuran

4. 09 – 02 -

2012 Pertamina Cepu 1 Padat Ir-192

5. 13 – 02 – 2012 PT. Toba Pulp (Medan) 12 Padat Cs-137 6. 20 – 02 – 2012 PT. Socopindo

Jakarta 9 Padat Ir-192

7. 22 – 02 –

2012

PT. NDT

Instrument 11 Padat Ir-192 Diantar

8. 27– 02 – 2012 PT. Suparma 3 Padat Pm-147, Fe-55 9. 26 – 03 - 2012 BKL-PTLR 4 drum 100 l Padat Campuran 10. 24 – 05 – 2012 PRR-BATAN 15 drum 100 l Padat Campuran 11. 28 – 05 – 2012 Pertamina Balongan ( Jawa Barat ) 2 Padat Cs-137

(7)

12. 03 – 07 – 2012

PT. NDT

Instrument 12 Padat Ir-192 Diantar

13. 04 – 07 –

2012

PT. Pratita prima

Nugraha 29 Padat Ir-192 Diantar

14. 10 – 07 - 2012 PT. Lotte Packaging Tangerang 3 Padat Pm-147 15. 11 – 07 -2012 PRR-BATAN

Serpong 2 Padat Campuran

16. 20– 07 - 2012 PT. Newmont (NTB) 6 Padat Cs-137 17. 08 – 08 - 2012 PT. Adiprima Suraprinta 1 Padat Pm-147 18. 14 – 08 – 2012 PT.Pratita Prama

Nugraha 28 Padat Ir-192

19. 28 – 08- 2012 PT. BATEK Serpong 50 drum 100 l Padat Campuran 20. 19 – 09 - 2012 PT.Pratita prama

Nugraha 19 Padat Ir-192 Diantar

21. 20 – 09 -

2012

PT. Global

Sulution 3 Padat Ir-192 Diantar

22. 22 – 09 – 2012 RS.Karyadi Semarang 5 Padat 1 bh Co-60, 4 bh Cs-137 23. 28 – 09 –

2012 PT. Pupuk Kaltim 5 Padat Co-60

24. 01 – 10 – 2012 Pertamina Plaju Palembang 20 Padat 19 Cs-137, 1 Cd-109 25. 10 – 10 -

2012 PT. Bentoel Malang 5 Padat Sr-90

26. 17 – 10 -

2012 RS. Syaiful Anwar 1 Padat Co-60

27. 22 - 10 -

2012

PRR-BATAN 4 drum

(8)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kegiatan pengangkutan limbah radioaktif selama periode 2012 dari Instansi penimbul limbah lebih banyak didominasi oleh limbah dari Sumber bekas Ir-192 yang kemungkinannya sangat sulit dalam pengolahannya sebab limbah-limbah tersebut tercemar atau terkontaminasi. Oleh sebab itu perlu penanganan yang terencana dan aman untuk disimpan ditempat peyimpanan sementara.

Saran

Untuk memperkecil resiko yang ditimbulkan selama proses pengangkutan limbah radioaktif, baik resiko radiasi maupun non radiasi, maka kemampuan serta disiplin petugas perlu ditingkatkan. Sebelum pengangkutan dilakukan perawatan sehingga perbaikan, dan kondisi peralatan sudah siap untuk dioperasikan dengan aman dan selamat.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. International Atomic Energi Agency (IAEA), Regulation of the safe Transportation of Radioactive material, series No. 6, IAEA, Vienna 1991,

[2]. Undang-Undang No. 10 tahun 1997 tentang Ketenaga Nukliran, Jakarta, 1997

[3]. Peraturan pemerintah No.26 tahun 2002, Tentang Pengangkutan zat radioaktif.

[4]. Juklak/protap Pengangkutan Limbah Radioaktif, PTLR, Serpong 2005 [5]. Lok Book Pengangkutan Limbah Radioaktif

28. 31 – 10 –

2012

PT. NDT

Instrument 10 Padat Ir-192 Diantar

29. 01 – 11 -

2012

PT. Gudang Garam

Kediri 16 Padat Ir-192

30. 11 – 12 –

2012

RS. Sardjito

Yogyakarta 1 Padat Co-60

31. 17 – 12 -

Gambar

Tabel 1. Data Kegiatan Pengambilan Limbah Radioaktif Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

bahwa guna memberikan landasan hukum bagi pelaksanaan penerbitan Izin Usaha Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan di Kabupaten Kudus sebagaimana diamanatkan

Pada temperatur yang sama, penambahan konsentrasi partikel nano mampu meningkatkan nilai konduktivitas termal fluida nano sekitar 2% - 5% untuk setiap kenaikan fraksi

Menurut ASTM D6433 (2007) dalam perhitungan nilai kondisi jalan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), jenis-jenis kerusakan pada perkerasan kaku

SURYA KONSTRUKSINDO UTAMA sampai saat ini telah berhasil melaksanakan beberapa pekerjaan proyek pertambangan kontruksi, dan Jasa yang telah dipercayakan oleh para

Dalam tahap perencanaan peneliti akan membuat perencanaan sebagai berikut: menyusun instrumen pembelajaran berupa RPP dengan menerapkan metode eksperimen beserta

Metode yang dilakukan adalah dengan cara identitas pasien pemeriksaan secara laboratorium, pemeriksaan tanda vital pasien, profil pengobatan pasien dan analisa

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dari kuesioner FFQ (food frequency questionnaire) makanan dan minuman beresiko yaitu makan pedas, makanan asam dan

Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp:1805- 1810... Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 48 Ervianti