• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2008"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

i

KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN

LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA

TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN

2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

ARISA PRATIWI 081324041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 September 2012

Penulis

(5)
(6)

vi

ABSTRAK

KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA TERHADAP KESIAPAN

MENJADI GURU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2008

Arisa Pratiwi

Universitas Sanata Dharma 2012

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Populasi adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2008 yang telah mengikuti PPL sejumlah 36 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data variabel prestasi PPL dengan dokumentasi, sedangkan angket digunakan untuk mengumpulkan data variabel minat menjadi guru, keluarga dan kesiapan menjadi guru. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi ganda.

(7)

vii

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF ACHIEVEMENTOF THE FIELD EXPERIENCE PROGRAM, THE STUDENTS’ INTEREST TO BECOME

TEACHERS, AND THE FAMILY TOWARD THE READINESS OF BEING TEACHERS OF THE STUDENTS OF ECONOMIC EDUCATION

STUDY PROGRAM, 2008 BATCH

Arisa Pratiwi Universitas Sanata Dharma

2012

This research aims to reveal how much the achievement of the Field Experience Program (FEP), the students’ interest to become teachers, and the family contribute the readiness of being teachers of the students of Economic Education Study Program, 2008 batch.

This is a causal associative research. The population involved 36 students of Economic Education Study Program, 2008 batch who had taken FEP. The sample collection technique is saturated sampling. The data variable collection technique is documentation for FEP achievement, while questionnaries are

technique for collecting the data variable which consists of the students’ interest

to become teachers, the family and the readiness to become teachers. The data analysis technique is the double regression analysis technique.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi mulai dari penyusunan proposal hingga pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di Universitas Sanata Dharama Yogyakarta dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penyusuanan skripsi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 23 Mei 2012 sampai dengan tanggal 06 September 2012. Penyusuanan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa kontribusi prestasi program pengalaman lapangan (PPL), minat mahasiswa menjadi guru, dan keluarga terhadap kesiapan menjadi guru pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008.

Dalam menyusun skripsi ini banyak pengalaman yang penulis dapatkan antara lain mengenai teori-teori baru yang berkaitan tentang prestasi, minat, keluarga dan juga hal-hal lain yang berkaitan dengan kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru, selain itu penulis juga dapat merasakan bagaimana betapa sulitnya menyusun skripsi butuh tahapan-tahapan yang harus diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini terutama kepada:

(9)

ix

2. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku DosenPembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi.

3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Kaprodi yang telah menyetujui judul penelitian penulis sehingga penyusunan skripsi penulis dapat berjalan lancar.

4. Ibu Titin selaku sekretariat yang telah membantu jalannya administasi kelengkapan data penulis

5. Kedua orang tua dan adik saya atas segala dukungan, doa, dan semangat yang di berikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.

6. Dika Puspa Wijaya yang selalu bersedia membantu, menemani dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi

7. Semua rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian penulis

8. Semua pihak dan sahabat-sahabat yang tidak dapat disebut satu per satu, yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

Yogyakarta, 26 September 2012

Penulis,

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah... 8

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

1. Manfaat Teoretik ... 11

(11)

xi

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kesiapan Menjadi Guru ... 13

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Menjadi Guru ... 18

2. Indikator Kesiapan Menjadi Guru ... 21

B. Landasan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 23

1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 23

2. Tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 23

C. Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 25

D. Penilaian Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 26

E. Minat Menjadi Guru ... 30

1. Minat Berarti Penerimaan atau Kesadaran ... 31

2. Minat Berarti Konsentrasi atau Perhatian ... 31

3. Minat Berarti Dorongan atau Motivasi ... 32

4. Aspek-Aspek Minat Menjadi Guru ... 33

F. Keluarga ... 34

1. Pengertian Keluarga ... 34

2. Faktor-Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Kesiapan Menjadi Guru ... 36

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 39

H. Kerangka Pemikiran ... 40

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

1. Tempat Penelitian ... 45

2. Waktu Penelitian ... 46

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 46

D. Variabel Penelitian ... 47

E. Sumber Data Penelitian ... 49

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 50

1. Instrumentasi ... 51

2. Pengukuran Instrumentasi ... 53

3. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 59

G. Teknik Analisis Data ... 74

1. Analisis Deskriptif... 66

2. Uji Hipotesis ... 74

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Program Studi ... 84

B. Tujuan Program Studi Pendidikan Ekonomi ... 86

(13)

xiii

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ... 88

B. Uji Hipotesis ... 94

1. Uji Prasyarat ... 94

2. Uji Asumsi Klasik ... 97

3. Pengujian Hipotesis ... 101

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 105

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 116

B. Keterbatasan Penelitian ... 117

C. Saran-Saran ... 118

1. Bagi Mahasiswa ... 118

2. Bagi LPTK ... 119

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

TabelII.1 Rentang Nilai PPL ... 29

Tabel III.1 Jumlah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 yang Telah Mengikuti PPL ... 46

Tabel III.2 Instrumen Yang Diperlukan ... 50

Tabel III.3 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Menjadi Guru ... 52

Tabel III.4 Kisi-Kisi Instrumen Minat Menjadi Guru ... 52

Tabel III.5 Kisi-Kisi Instrumen Keluarga ... 53

Tabel III.6 Alternatif Pilihan Jawaban ... 53

Tabel III.7 Distribusi Frekuensi Menggunakan Acuan PAP Tipe II ... 54

Tabel III.8 Rangkuman Uji Validitas Untuk Kesiapan Menjadi Guru ... 61

Tabel III.9 Rangkuman Uji Validitas Untuk Minat Menjadi Guru ... 62

Tabel III.10 Rangkuman Uji Validitas Untuk Keluarga ... 63

Tabel III.11 Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian ... 65

Tabel III.12 Rangkuman Hasil Uji Coba Reabilitas Instrumen Angket ... 66

Tabel V.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 88

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Kategori Prestasi PPL ... 89

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Kategori Minat Menjadi Guru ... 90

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Kategori Keluarga... 91

(15)

xv

Tabel V.6 Hasil Uji Normalitas ... 95

Tabel V.7 Hasil Uji Linearitas ... 96

Tabel V.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 97

Tabel V.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 99

Tabel V.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 100

Tabel 11 Regresi ... 102

Tabel 12 Koefisien Derterminasi ... 104

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

dan membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Pada hakekatnya penyelenggaraan dan keberhasilan pendidikan

ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor SDM seperti kualitas guru.

Guru adalah suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan

karena guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu

pendidikan. Baik-tidaknya mutu pendidikan sangat tergantung pada

komponen-komponen utama yang membentuknya yaitu guru. Rendahnya profesionalisme

guru di Indonesia merupakan tantangan bagi Lembaga Pendidik Tenaga

Kependidikan (LPTK). LPTK adalah suatu wadah untuk mencetak tenaga

(17)

mutu pendidikan. Untuk itu LPTK diharapkan mampu membentuk pribadi dan

menyiapkan lulusan-lulusan calon guru profesional serta calon guru yang siap

kerja.

Sebagai salah satu LPTK, Universitas Sanata Dharma khususnya Program

Studi Pendidikan Ekonomi memiliki misi menghasilkan tenaga kependidikan

baik guru maupun non guru yang profesional. Lulusan USD diharapkan siap

terjuan sebagai tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sebagai pendidik yang

profesional. Untuk menjadi guru yang profesional, para calon guru harus

mempunyai kesiapan fisik, kesiapan mental maupun kesiapan secara segi

kognitif. Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, dengan

memiliki kesiapan pekerjaan, segala sesuatu akan dapat teratasi dan dikerjakan

dengan lancar dan hasil yang baik. Kesiapan adalah sebagai faktor internal

seseorang sebelum dan selama menghadapi suatu permasalahan atau kegiatan,

dimana sikap tersebut memuat mental, sikap, keterampilan yang harus dimiliki

dan dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu berupa

perencanaan, guna menghadapi masalah yang akan timbul (Slameto, 2010: 113).

Kesiapan menjadi guru tentu saja merupakan hal yang sangat penting.

Kesiapan menjadi guru adalah keadaan yang menunjukkan calon guru sudah

memenuhi persyaratan yang diwajibkan bagi seorang guru. Kesiapan menjadi

guru merupakan kesiapan mental dari para calon guru, terutama menjadi guru

ekonomi. Kesiapan menjadi guru akan sangat menentukan baik tidaknya kualitas

(18)

pendidikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan menjadi guru,

faktor tersebut berasal dari dalam diri maupun dari luar. Faktor yang berasal dari

dalam diri antara lain minat, motivasi, bakat, intelegensi, keterampilan,

kemandirian, kreativitas, kesehatan dan penguasaan ilmu pengetahuan.

Sedangkan faktor yang berasal dari luar antara lain lingkungan keluarga,

pendidikan formal, informasi dunia kerja, sarana dan prasarana belajar dan

pengalaman-pengalaman sebelumnya. Prestasi PPL (Program Pengalaman

Lapangan), minat menjadi guru dan lingkungan keluarga adalah tiga faktor dari

banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan lulusan USD untuk menjadi tenaga

pendidik yang profesional.

Sebagai salah satu Jurusan Kependidikan yang ada di Universitas Sanata

Dharma, Pendidikan Ekonomi tentu saja membekali mahasiswa-mahasiswanya

yang pada dasarnya adalah calon guru ekonomi dengan memberikan pengetahuan

dan informasi pendidikan secara maksimal dalam proses belajar mengajar

maupun program lainnya, misalnya Pengajaran Mikro (PPL I) dan Program

Pengalaman Lapangan (PPL II). PPL ditujukkan untuk pembentukan guru atau

tenaga pendidik yang profesional melalui kegiatan pelatihan di sekolah. PPL

dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan

secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan

tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

Pengalaman kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan

(19)

Pengalaman Lapangan (PPL). Dengan adanya pelaksanaan PPL tersebut

diharapkan lulusan FKIP USD dapat menerapkan berbagai kecakapan keguruan

secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi yang nyata dan pada akhirnya

dapat mengambil manfaat dari pengalaman mengajar sehingga para calon guru

semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional sebelum mereka

benar-benar berada di sekolah. Selain itu, PPL yang dilaksanakan hendaknya

juga dapat menjadi salah satu cara yang tepat dalam menyesuaikan kualitas

lulusan dengan permintaan tenaga kerja, khususnya sebagai calon guru agar

sesuai dengan tuntutan jaman yang selalu menghendaki adanya perubahan.

Prestasi PPL merupakan hasil penilaian berupa skor yang diperoleh

mahasiswa praktikan setelah melakukan tugas-tugas dalam kegiatan praktek

mengajar di sekolah. Prestasi PPL ini menunjukkan seberapa besar kemampuan

dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa calon guru dalam mengajar. Penilaian

PPL ini dilakukan oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. Guru Pamong

menilai komponen pembelajaran, komponen tugas-tugas lain di sekolah, serta

penampilan personal dan sosial mahasiswa praktikan, sedangkan Dosen

Pembimbing menilai komponen praktik pembelajaran mahasiswa praktikan

minimal 1 kali ke sekolah, aspek-aspek personal dan sosial, laporan akhir atau

pertanggungjawaban, dan menguji serta menentukan nilai final (Buku Pedoman

PPL, 2007: 17). Dengan adanya penilaian tersebut, mahasiswa praktikan dapat

mengukur sejauh mana keterampilan mengajar yang mereka miliki untuk siap

(20)

masih banyak mahasiswa praktikan yang bermasalah ketika kegiatan praktek

sudah berakhir. Misalnya saja saat ujian PPL, ada sebagaian mahasiswa

praktikan yang lupa dengan materi yang telah mereka ajarkan di sekolah. Hal ini

terjadi karena praktikan kurang menguasai dan memahami materi bahan ajar.

Dilihat dari penilaian PPL ini, maka kita dapat melihat seberapa besar

kesiapan dan kemampuan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan tugas

kependidikannya dan memahami komponen-komponen dalam proses pendidikan.

Kontribusi prestasi PPL terhadap kesiapan menjadi guru nantinya dapat dilihat

dari kemampuannya melaksanakan tugas kependidikan dan memahami

komponen-komponen dalam proses pendidikan.

Minat mahasiswa menjadi guru juga memiliki kontribusi terhadap

kesiapan menjadi guru. Minat merupakan salah satu faktor pendukung kesiapan

seorang calon guru untuk menjadi guru. Minat menjadi guru adalah perasaan

senang dan ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang diikuti dengan

adanya pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru, perhatian yang besar

terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru, khususnya

guru ekonomi. Minat akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Bila

seseorang tidak berminat melakukan suatu pekerjaan maka tidak akan maksimal

pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut. Begitu juga dengan minat

mahasiswa terhadap profesi guru. Bila mahasiswa mempunyai minat terhadap

profesi guru maka dirinya akan lebih siap untuk melakukan profesinya sebagai

(21)

berminat terhadap profesi guru. Kenyataan yang ada di lapangan saat ini, banyak

orang yang menganggap bahwa profesi guru merupakan suatu profesi yang

menguntungkan dan yang paling menjanjikan untuk masa depan. Anggapan ini

muncul setelah adanya program sertifikasi guru dimana tunjangan untuk guru

dinaikkan 1x gaji pokok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak juga

mahasiswa masuk LPTK bukan karena keinginannya untuk menjadi tenaga

pendidik atau sebagai guru, tetapi karena tuntutan dari orang tua atau karena

mereka tidak mampu bersaing ke Universitas yang bergengsi. Mereka yang

masuk LPTK yang semestinya akan menjadi guru tetapi karena tidak diikuti

dengan keinginannya, menyebabkan minat menjadi guru pun tidak dimiliki

sepenuhnya. Minat menjadi guru merupakan keadaan dimana calon guru

mempunyai keinginan dan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk

mewujudkan menjadi guru. Minat mahasiswa menjadi guru berpengaruh

terhadap kesiapan menjadi guru karena dimana orang yang lebih berminat atau

memiliki minat yang tinggi maka mereka akan berupaya untuk memberikan

perhatian yang lebih dalam pengembangan profesinya tersebut dan juga berusaha

untuk mempersiapkannya.

Keluarga merupakan salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi calon

guru untuk siap menjadi guru. Lingkungan keluarga adalah tempat dimana anak

mendapatkan pendidikan dan pengetahuan yang paling mendasar dan utama yang

mempengaruhi anak dalam menentukan tujuan hidupnya. Sehingga faktor

(22)

mengambil keputusan untuk menentukan tujuan hidupnya dimasa yang akan

datang. Keluarga yang memiliki padangan positif terhadap profesi guru maka

akan mendorong anaknya untuk menjadi guru, dorongan tersebut dapat dilihat

dari perhatian orang tua, kesiapan orang tua untuk membiayai pendidikannya,

banyak keluarganya yang menjadi guru dan lingkungan tempat tinggal dimana

mahasiswa itu berada. Mahasiswa yang menuntut ilmu di Program Studi

Pendidikan Ekonomi yang nantinya akan menjadi guru ekonomi, maka di sini

peran penting keluarga terutama orang tua dalam mendorong anaknya untuk

menjadi guru. Apabila keluarga mahasiswa memiliki latar belakang dari dunia

pendidikan atau dengan kata lain banyak keluarganya yang berprofesi sebagai

tenaga pendidik atau guru, maka akan sangat mempengaruhi mahasiswa calon

guru untuk lebih siap menjadi guru, karena dalam kesehariannya mahasiswa

tersebut akan berinteraksi dengan hal-hal tentang keguruan maupun mendapatkan

banyak pengetahuan dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan

keguruan, dan apabila keluarga mendukung anaknya menjadi guru maka akan

mempengaruhi kesiapan anak tersebut untuk menjadi guru.

Namun, beda halnya dengan mahasiswa yang berasal dari keluarga biasa

(bukan dari lingkungan keluarga pendidik), biasanya mereka kurang adanya

dukungan dari keluarga atau orang tua dalam menyiapkan dirinya untuk menjadi

guru. Hal ini karena adanya hambatan-hambatan seperti kurangnya pengetahuan

dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan keguruan, dan kurangnya

(23)

hambatan tersebut maka tidak adanya dukungan keluarga akan berpengaruh

terhadap kesiapan menjadi guru walaupun ada sebagian kecil mahasiswa yang

bukan dari keluarga pendidik memiliki dukungan dari keluarganya untuk menjadi

guru. Sehubungan dengan kesiapan menjadi guru, lingkungan keluarga akan

menjadi faktor pendukung seorang mahasiswa untuk menjadi guru, apabila

lingkungan keluarga mendukung seseorang untuk menjadi guru maka orang

tersebut akan lebih siap untuk menjadi guru.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru dan Keluarga Terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Ekonomi Angkatan 2008”.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perlu diadakan

pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan

yang ingin diteliti serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat luasnya

masalah permasalahan yang ada. Peneliti memfokuskan pada variabel yang

diteliti yaitu Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru,

Keluarga dan Kesiapan Menjadi Guru. Penelitian ini dilakukan di Program Studi

Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek

penelitiannya adalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 yang telah

(24)

pengertian variabel Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi

Guru, Keluarga dan Kesiapan Menjadi Guru, maka perlu adanya pembatasan

pengertian variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Prestasi PPL (X1) merupakan hasil penilaian berupa skor yang diperoleh

mahasiswa praktikan setelah melakukan tugas-tugas dalam kegiatan praktek

mengajar di sekolah.

2. Minat Menjadi Guru (X2) merupakan perasaan senang dan ketertarikan

seseorang terhadap profesi guru yang diikuti dengan adanya pengetahuan dan

informasi mengenai profesi guru, perhatian yang besar terhadap profesi guru

serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru, khususnya guru ekonomi.

3. Keluarga (X3) adalah tempat dimana anak mendapatkan pendidikan dan

pengetahuan yang paling mendasar dan utama yang mempengaruhi anak

dalam menentukan tujuan hidupnya.

4. Kesiapan Menjadi Guru (Y) merupakan suatu kondisi seseorang, kemauan,

ketrampilan dan keinginan menggeluti profesi guru yang membutuhkan

keahlian khusus yang ditunjukkan dengan adanya penguasaan kompetensi

keguruan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

(25)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada kontribusi yang besar dan signifikan Prestasi Program

Pengalaman Lapangan terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008?

2. Apakah ada kontribusi yang besar dan signifikan Minat Menjadi Guru

terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi 2008?

3. Apakah ada kontribusi yang besar dan signifikan Keluarga terhadap Kesiapan

Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan

2008?

4. Seberapa besar kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat

Menjadi Guru, dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa

(26)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan

terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Ekonomi Angkatan 2008.

2. Untuk mengetahui kontribusi Minat Menjadi Guru terhadap Kesiapan Menjadi

Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.

3. Untuk mengetahui kontribusi Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.

4. Untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat

Menjadi Guru dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil

penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat secara teoretik maupun praktis:

1. Manfaat Teoretik

a. Menambah pengetahuan dan mendukung teori-teori yang sudah ada

khususnya yang berhubungan dengan Prestasi Program Pengalaman

Lapangan, Minat Menjadi Guru, Keluarga dan Kesiapan Menjadi Guru.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang

(27)

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukkan bagi mahasiswa lain bahwa di saat para mahasiswa

calon guru menjadi guru, keterampilan mengajar sangat dibutuhkan.

Dengan dimilikinya keterampilan mengajar maka kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan dari pembelajaran dapat

tercapai.

b. Sebagai masukkan bagi LPTK bahwa diperlukan minat yang tinggi untuk

mempersiapkan mahasiswa menjadi guru yang kompeten dan profesional.

c. Sebagai masukan bagi keluarga bahwa dorongan atau motivasi itu sangat

diperlukan, karena dorongan dari keluarga akan mempengaruhi seseorang

untuk semangat menjalankan kegiatannya maupun untuk mengambil

(28)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kesiapan Menjadi Guru

Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan

memiliki kesiapan pekerjaan akan dapat teratasi dan dapat berjalan lancar dengan

hasil yang baik. Menurut Chaplin dalam Nurhayati (2010), ”kesiapan (readiness) adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang

menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu”. Sedangkan menurut Thorndike

dalam Slameto (2010:61), mengatakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk

belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu.

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian akan berpengarauh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencakup 3 aspek yaitu:

1. Kondisi fisik, mental dan emosional 2. Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan

3. Keterampilan, dan pengetahuan (Slameto, 2010:115)

Dengan demikian, kesiapan adalah sebagai faktor internal yang dimiliki

seseorang dalam menghadapi suatu masalah yang akan timbul dimana sikap

tersebut meliputi sikap, mental, keterampilan yang harus dimiliki dan

dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu yang berupa

(29)

Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2010:117), adalah sebagai

berikut:

a. Semua aspek perkembangan ini berinteraksi (saling mempengaruhi)

b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dan

pengalaman

c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan

d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu

selama masa pembentukan dan masa perkembangan

Dari berbagai prinsip-prinsip tersebut, maka segala sesuatu yang telah

diperoleh seseorang akan memberikan pengalaman bagi perkembangan

berikutnya dan akan membuat individu benar-benar siap untuk melakukan

kegiatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi seseorang yang

membuatnya siap untuk mempraktekkan sesuatu pada situasi tertentu, sehingga

jika kesiapan sudah ada pada seseorang tersebut maka kesiapan akan menunjuk

pada pengetahuan, pengalaman serta penampilan yang dimiliki seseorang dalam

kaitanya dengan tujuan yang akan dicapai.

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan

Dosen yang dimaksud dengan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hamalik (2003: 36)

(30)

berbagai keahlian khusus. Jadi profesi guru memerlukan suatu keahlian khusus

dan hal tersebut dapat diperoleh dengan mengikuti pendidikan guru melalui

lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Guru merupakan komponen

manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha

pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Oleh karena itu guru yang

merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan secara aktif

dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan

tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Profesi guru merupakan bidang

pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:

1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketaqwaan, dan akhlak mulia

3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas

4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

5) Memiliki tanggung jawab atas pelakasanaan tugas keprofesionalan

6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja

7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat

8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan

(31)

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru (UU No 14 Tahun

2005 pasal 7 tentang Guru dan Dosen).

Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru

sebagai tenaga profesional kependidikan. Dalam hal ini sebagaimana

dikemukakan oleh Sardiman A.M. (1986: 133), sebagai berikut:

a) Capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan,

kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai,

sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.

b) Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang

memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru

diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta

sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan

penyebar ide pembaharuan yang efektif.

c) Guru sebagai developer, yakni harus memiliki visi keguruan yang mantap

dan luas perspektifnya. Guru harus mau dan mampu melihat jauh ke

depan dalam menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan

sebagai suatu sistem.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa guru

merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus yang diperoleh

dari lembaga pendidikan agar dapat mendidik dan mengajar sehingga

membantu pembentukan SDM yang potensial. Untuk dapat menjadi guru tidak

(32)

profesionalisasi, sehingga memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan

dalam bidang kependidikan. Di samping itu juga harus mampu memenuhi

beberapa kriteria, syarat serta memiliki ciri-ciri sebagai seorang profesional.

Menurut Sardiman (1986:162) guru harus memiliki sepuluh kompetensi

dasar, antara lain:

1) Menguasai bahan

2) Mengelola program belajar-mengajar

3) Mengelola kelas

4) Menggunakan media atau sumber

5) Menguasai landasan-landasan kependidikan

6) Mengelola interaksi belajar-mengajar

7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran

8) Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah

9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10)Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan

guna keperluan pengajaran

Dengan demikian dapat disimpulkan kesiapan menjadi guru adalah suatu

kondisi seseorang, kemauan, ketrampilan dan keinginan menggeluti profesi guru

yang membutuhkan keahlian khusus yang ditunjukkan dengan adanya

penguasaan kompetensi keguruan yang meliputi kompetensi pedagogik,

(33)

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Menjadi Guru

Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang

sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dipengaruhi oleh diri sendiri

atau oleh pihak luar. Faktor internal (dalam diri) terbagi menjadi dua yaitu

jasmaniah dan rohaniah (psikologis). Yang termasuk faktor jasmaniah adalah

bagaimana kondisi fisik dan panca indra, sedangkan faktor psikologis meliputi

minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Semua ini

akan berpengaruh pada kesiapan seseorang. Aspek-aspek psikologis yang dapat

mempengaruhi kesiapan adalah sebagai berikut (Slameto, 2010: 59):

a. Kematangan

Kematangan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan

perubahan tingkah laku sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan.

b. Kecerdasan

Kecerdasan atau daya pikir merupakan salah satu aspek penentu

keberhasilan seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan. Seseorang

yang memiliki kecerdasan normal atau di atas normal akan lebih siap

dalam menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya

dibandingkan dengan orang yang kecerdasannya di bawah normal. Aspek

kecerdasaan ini sangat berpengaruh terhadap kesiapan mahasiswa calon

(34)

c. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan psikomotorik yang merupakan salah

satu aspek yang harus dimiliki seseorang agar dapat mengembangkan

dirinya dan lebih kreatif dalam segala hal. Jadi dengan adanya

keterampilan mengajar yang dimiliki seorang calon guru maka ia akan

lebih siap menjadi guru.

d. Minat

Minat merupakan aspek yang harus dimiliki mahasiswa calon guru,

karena untuk menjadi seorang guru ia harus mengetahui dan menyadari

kemampuan dan minat yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu yang

akan dilakukan.

e. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi

setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Mahasiswa calon guru yang memiliki motivasi yang tinggi

dalam melakukan tugasnya, maka akan mendorong dirinya untuk terus

berusaha untuk mengajar yang lebih baik.

f. Kesehatan

Tubuh yang sehat adalah kondisi yang memungkinkan seseorang

untuk melakukan tugasnya dengan baik. Jadi jika seorang guru sehat

jasmani maupun rohani, maka ia akan dapat mengerjakan tugas-tugas

(35)

Aspek-aspek tersebut di atas harus dimiliki oleh setiap orang

khususnya guru sebagai tenaga pendidik agar tidak mendapat hambatan yang

akan mengganggu kelancaran pekerjaannya. Pada dasarnya kesiapan

merupakan kemampuan potensial fisik dan mental untuk melakukan

pekerjaan yang didukung oleh keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan

yang relevan. Adapun faktor lain yang mempengaruhi kesiapan menjadi guru

yang berasal dari luar antara lain lingkungan keluarga, pendidikan formal,

informasi dunia kerja, sarana dan prasarana belajar dan

pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sehubungan dengan kesiapan mahasiswa untuk

menjadi guru, pengalaman mengajar yang ditunjukkan dengan prestasi PPL

dan lingkungan keluarga merupakan faktor-faktor dari luar yang

mempengaruhi kesiapan menjadi guru. Bagi lulusan FKIP pengalaman

mengajar itu merupakan hal yang sangat penting. Pengalaman mengajar di

dapat dari adanya micro teaching (PPL I) dan Program Pengalaman

Lapangan (PPL II). Dengan memiliki pengalaman mengajar maka

diharapkan mahasiswa calon guru akan lebih siap menjadi tenaga pendidik.

Sedangkan lingkungan keluarga akan menjadi faktor pendukung seseorang

untuk menjadi guru, apabila lingkungan keluarga mendukung seseorang

(mahasiswa) untuk menjadi guru maka orang tersebut akan lebih siap untuk

(36)

2. Indikator Kesiapan Menjadi Guru

Menurut UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV

pasal 8 guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Seseorang dikatakan siap menjadi guru apabila

memiliki aspek-aspek berikut:

a. Kompetensi

Kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru

meliputi: kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

professional, dan kompetensi sosial.

1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan

pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan

ketrampilan yang dimiliki seorang guru dalam mengelola proses

pembelajaran.

2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,

dan berakhlak mulia.

3) Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi

(37)

membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

4) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau

wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (PP RI No 19 tahun 2005

tentang SNP Bab VI pasal 28 ayat 3).

b. Memiliki Kualifikasi Akademik

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus

dipenuhi oleh seorang pendidik dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat

keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku

(PP RI No 19 tahun 2005 tentang SNP Bab VI pasal 28 ayat 2).

c. Memiliki Sertifikat Pendidik

Sertifikat pendidik diperoleh setelah memenuhi persyaratan. Sertifikat

pendidik diselenggaran oleh perguruan tinggi yang memiliki program

pengadaan tenaga kependidikan.

d. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan

Seorang mahasiswa calon guru yang memiliki kesiapan menjadi guru

cenderung ingin memajukan dan mengembangkan pendidikan.

Keinginannya untuk memajukan pendidikan dapat dilihat dari

(38)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kesiapan menjadi guru

adalah (a) kompetensi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial, (b) pengetahuan/

kualifikasi akademik, (c) ketrampilan, dan (d) keinginan mewujudkan

tujuan pendidikan.

B. Landasan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan

Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan

(2007: 7), Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan muara dari

seluruh program pendidikan prajabatan guru. Program Pengalaman Lapangan

dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan

secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan

latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.

2. Tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL)

PPL bertujuan agar praktikan memiliki komponen-komponen berikut:

a. Mengenal lingkungaan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh,

meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan

kependidikan.

b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan

terintegrasi dalam situasi yang nyata di bawah bimbingan Guru pamong

(39)

c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki

kecakapan keguruan secara profesional.

Menurut Hamalik (2004: 171-172) mengatakan bahwa “PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi

baik latihan mengajar maupun latihan diluar kompetensi-kompetensi

profesional yang disyaratkan oleh pekerjaan guru atau tenaga pendidik yang

lain”. Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon pendidik yang

memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola

tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat dalam

menggunakannya di dalam penyelenggaraan dan pengajaran, baik di sekolah

maupun di luar sekolah.

Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakulikuler

yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup latihan mengajar

maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar serta terbimbing dan

terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan.

Pengalaman Lapangan berorientasi: (1) berorientasi pada kompetensi, (2)

terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional calon-calon

guru atau tenaga pendidik lainnya, dan (3) dilaksanakan, dikelola, ditata

secara terbimbing dan terpadu. Pendapat Gilarso (1986: 5), “Program latihan

keterampilan keguruan (Teaching Skill Training), bagi para calon guru pada

umumnya dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap peerteaching (dihadapan

(40)

sesungguhnya). Kegiatan praktik pembelajaran di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta merupakan mata kuliah wajib ditempuh dan wajib lulus

oleh mahasiswa calon guru. Kegiatan ini terbagi menjadi dua yaitu

Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).

C. Prestasi Program Pengalaman Lapangan

Untukmengukur keberhasilan mengajar para mahasiswa calon guru, maka

di akhir dari kegiatan praktek mengajar diadakan suatu penilaian PPL. Dengan

penilaian PPL maka kita akan melihat seberapa besar kemampuan dan

keterampilan keguruan yang dimilikinya. Besarnya kemampuan dan keterampilan

keguruan ini juga dapat dilihat dari nilai PPL yang diperoleh (prestasi PPL).

Menurut Winkel (2004 : 181) “Prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai”. Jadi prestasi diperoleh melalui suatu usaha yang kemudian dinilai

seberapa besar usaha yang telah dilakukan dan bagaimana hasil dari usaha

tersebut. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah

melakukan pekerjaan atau aktivitas tertentu. Prestasi itu tercapai setelah

melakukan pekerjaan tertentu sehingga merupakan tingkat pencapaian dalam

pekerjaan tersebut. Prestasi berkaitan erat dengan kemampuan, ketrampilan dan

sikap yang dimiliki oleh seseorang dilihat dari caranya menghadapi suatu masalah

dan mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Prestasi dinyatakan dalam

bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

(41)

PPL adalah hasil penilaian berupa skor yang diperoleh mahasiswa praktikan

setelah melakukan tugas-tugas dalam kegiatan praktek mengajar di sekolah.

Prestasi PPL diperoleh melalui proses penilaian yang sesuai dengan ketentuan

penilaian PPL.

D. Penilaian Prestasi PPL

Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup

semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa

dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik. Suwarna et al. (2006:

218), “Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,

menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil prestasi belajar

mahasiswa”. Penilaian dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan

sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk mengambil keputusan.

Penilaian juga dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil

pengukuran. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan

tentang hasil atau prestasi belajar peserta didik.

Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan

ketercapaian belajar (ketercapaian kompetensi) peserta didik. Definisi

penilaian tersebut di atas berhubungan erat dengan setiap bagian dari belajar

mengajar. Ini menunjukkan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut

hasil belajar saja tetapi juga menyangkut semua proses belajar mengajar.

(42)

informal untuk menghasilkan informasi hasil belajar peserta didik. Proses

penilaian dapat berbentuk tes baik tertulis maupun lisan, lembar pengamatan,

pedoman wawancara, tugas akhir dan lain sebagainya.

Dalam PPL yang berwenang memberikan nilai adalah Guru Pamong

dan Dosen Pembimbing. Guru Pamong menilai komponen pembelajaran,

komponen tugas-tugas lain, serta penampilan personal dan sosial, sedangkan

Dosen Pembimbing menilai komponen praktik pembelajaran (minimal 1 kali),

aspek personal dan sosial, laporan akhir atau pertanggungjawaban, dan

menguji serta menentukan nilai final. Menurut Buku Pedoman PPL (2007: 16)

penilaian PPL bersifat:

a. Terbuka, artinya butir-butir yang dinilai dan hal-hal lain yang berkaitan

dengan penilaian diketahui juga oleh praktikan.

b. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan terus-menerus dari awal

sampai akhir.

c. Membimbing, artinya penilaian pelaksanaan merupakan bagian dari

pembimbingan, yaitu untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Dalam buku Pedoman PPL komponen-komponen yang dinilai antara

lain, sebagai berikut:

1) Proses Pembelajaran

a) Kemampuan menyusun rencana pembelajaran

(1) Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran dan indikator

(43)

(3) Kemampuan merancang pengalaman belajar yang mengaktifkan

peserta didik

(4) Kemampuan menyusun alokasi waktu media dan sumber belajar

yang relevan

(5) Kemampuan menyusun alat evaluasi formatif

b) Kemampuan melakukan proses pembelajaran

(1) Kemampuan melakukan kegiatan pra pembelajaran

(2) Kemampuan membuka pelajaran

(3) Kemampuan melaksanakan kegiatan inti pembelajaran

(4) Kemampuan menutup pembelajaran

2) Penampilan Personal

3) Laporan Akhir

a) Kelengkapan isi

b) Sistematika

c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar

(44)

Rentang nilai yang dipakai adalah 1-10, dengan predikat

sebagai berikut:

Tabel II. 1 Rentang Nilai PPL

Rentang Nilai Huruf Predikat

8,0-10,0 A Sangat Baik

6,6-7,9 B Baik

5,6-6,5 C Cukup

5,0-5,5 D Kurang

0,0-4,9 E Sangat Kurang

(Sumber: Buku Pedoman PPL, 2007: 17)

Penentuan Nilai Final

Nilai Keseluruhan oleh GP (NKGP) = lampiran 4

Nilai Keseluruhan oleh DP (NKDP) = lampiran 5

Nilai Final ditentukan oleh DP =

Keterangan:

GP = Guru Pamong

DP = Dosen Pembimbing

NKGP = Nilai Keseluruhan Guru Pamong

(45)

E. Minat Menjadi Guru

Menurut Abror (1993: 112), minat mengandung unsur-unsur: kognisi

(mengenal), asumsi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh karena itu minat

dianggap sebagai respon yang sadar karena kalau tidak demikian maka minat

tidak akan mempunyai arti apa-apa. Minat mengandung unsur kognisi, artinya

minat itu di dahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju

oleh minat tersebut. Minat mengandung unsur emosi karena dalam partisipasi

atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan

senang). Pengetahuan dan informasi yang akurat tentang profesi guru, maka

orang tersebut dimungkinkan akan tertarik untuk menjadi guru, sedangkan unsur

konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan unsur emosi yang

diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat terhadap suatu bidang atau objek

yang diminati. Kemuan tersebut kemudian direalisasikan sehingga memiliki

wawasan terhadap suatu bidang atau objek yang diminati.

Minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi

selain itu juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keriangan

hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga membantu

agar tidak mudah melupakan apa yang dipelajari. Besar kecilnya minat akan

mempengaruhi keberhasilan bagi setiap kreativitas manusia. Dalam hal belajar

minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar tersebut. Ada

(46)

1. Minat Berarti Penerimaan atau Kesadaran

Menurut Winkel (2004: 105) “Orang yang bersikap tertentu cenderung

menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu

sebagai hal yang berguna atau berharga baginya atau tidak”. Seseorang yang

berminat terhadap sesuatu maka ia akan menerima objek tersebut sebagai

sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi dirinya. Dengan demikian apabila

seorang mahasiswa calon guru yang telah memiliki minat dimungkinkan

lebih dapat menerima segala sesuatu yang menjadi bagian dari keguruan.

2. Minat Berarti Konsentrasi atau Perhatian

Menurut Winkel (2004: 100) “Konsentrasi atau perhatian atau perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dihadapi ialah pemusatan tenaga dan

energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses

belajar mengajar di kelas dan apa yang berkaitan dengan itu”. Seorang

mahasiswa calon guru yang telah memiliki minat akan bersedia dan lebih

mudah memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan keguruan.

Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai

dengan rasa sayang. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Seseorang yang berminat

terhadap sesuatu cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap hal

(47)

3. Minat Berarti Dorongan atau Motivasi

Menurut Charles dalam Sriwidadi (2000) mengatakan bahwa minat

sebagai dorongan yang menunjukkan perhatian individu terhadap objek yang

menarik atau menyenangkan, apabila individu memperhatikan sesuatu objek

yang menyenangkan, maka ia cenderung akan berusaha lebih aktif.

Berdasarkan teori minat yang diuraikan di atas dapat dijabarkan bahwa

timbulnya minat seseorang atau individu terhadap suatu objek ditandai

dengan timbulnya keinginan untuk terlibat secara langsung serta merasa

tertarik, menerima, senang dan termotivasi terhadap objek. Menurut Imron

(1995: 199), “Guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam

dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal”. Orang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa minat menjadi guru dapat timbul karena adanya pengetahuan dan

informasi mengenai profesi guru yang diikuti dengan perasaan senang dan

ketertarikan terhadap profesi guru sehingga timbul kemauan dan hasrat untuk

melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini adalah kemauan dan hasrat untuk

menjadi guru. Minat mahasiswa menjadi guru adalah suatu kecenderungan

jiwa mahasiswa yang bersifat untuk merasa tertarik, kesediaan memilih atau

menerima, senang ikut ambil bagian dan secara sadar ingin menjalani profesi

sebagai pengajar dan pedidik serta bekerja di bidang pendidikan tidak

(48)

Seseorang berminat apabila ia memiliki aspek-aspek, yaitu antara lain:

1. Kecenderungan Tertarik: seorang dapat dikatakan berminat jika ia

merasa tertarik, yaitu kemampuan fisik yang cenderung tertuju pada

suatu objek.

2. Penerimaan: seseorang yang berminat terhadap sesuatu maka ia akan

menerima objek tersebut sebagai suatu yang baik dan mungkin menjadi

bagian dari dirinya.

3. Senang Ikut Ambil Bagian: kemungkinan menjadi bagian dari objek

yang diminati menunjukkan minat yang kuat dalam diri individu

terhadap suatu objek. Apabila seseorang berminat pada suatu objek,

misalnya profesi guru, maka biasanya ia akan selalu berusaha untuk

berhubungan dengan minatnya terhadap profesi ini dengan jalan

menjadi guru.

Minat menjadi guru adalah pemusatan pikiran, perasaan, kemauan atau

perhatian seseorang terhadap profesi guru. Demikian pula minat menjadi

guru dapat timbul berdasarkan respons positif diri, pengalaman dan

keberadaan profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu. Berdasarkan

respons positif, rasa senang terhadap objek yang dalam hal ini profesi guru

dapat timbul dan dipengaruhi beberapa faktor. Faktor dalam yang dimaksud

adalah berupa dorongan dari individu yang berhubungan erat dengan dugaan

dorongan fisik yang dapat merangsang untuk mempertahankan diri seperti

(49)

Atas dasar pengertian di atas maka minat menjadi guru adalah perasaan

senang dan ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang diikuti dengan

adanya pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru, perhatian yang

besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru,

khususnya guru ekonomi. Maka minat menjadi guru dapat diukur melalui

komponen-komponen antara lain adanya pengetahuan dan informasi yang

memadai, adanya perasaaan senang dan ketertarikan, adanya perhatian yang

lebih besar, serta adanya kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.

F. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Lingkungan mempunyai peran yang cukup besar dalam

perkembangan individu. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat positif

dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada

individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau

kesempatan-kesempatan kepada individu, bagaimana individu mengambil

manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung kepada

individu yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat

diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan

dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan,

kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk

(50)

Keluarga sering disebut tempat dimana seseorang mendapat

pendidikan pertama dan utama di dalam kehidupannya. Segala sesuatu yang

didapatkan dalam kehidupan di keluarganya akan terlihat di dalam kehidupan

sehari-harinya. Menurut Ihsan (2003: 57), “keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena

dalam keluargalah kemudian anak dilahirkan dan berkembang menjadi

dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan

mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan

kepribadian tiap-tiap manusia”. Keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan tujuan hidupnya dimasa

yang akan datang. Mahasiswa yang menuntut ilmu Pendidikan Ekonomi

pada akhir tujuannya adalah menjadi guru ekonomi. Dalam hal ini peran

keluarga sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan dan dorongan

untuk mendorong anaknya untuk menjadi guru. Menurut Hasbullah (2006:

38), lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan anak

yang pertama, karena di dalam keluargalah anak pertama-pertama

mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dapat dikatakan lingkungan

keluarga adalah lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari

kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah keluarga.

Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan

(51)

pengetahuan yang paling mendasar dan utama yang mempengaruhi anak

dalam menentukan tujuan hidupnya. Sehubungan dengan kesiapan

mahasiswa untuk menjadi guru, lingkungan keluarga akan menjadi faktor

pendukung seseorang untuk menjadi guru, apabila lingkungan keluarga

mendukung seseorang (mahasiswa) untuk menjadi guru maka orang tersebut

akan lebih siap untuk menjadi guru.

2. Faktor-Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Kesiapan Mahasiswa Menjadi

Guru

Menurut Slameto (2010: 62-66), faktor-faktor keluarga yang

berpengaruh dalam menentukan keberhasilan anak antara lain sebagai

berikut:

a. Cara orang tua mendidik,

b. Relasi antar anggota keluarga

c. Suasana rumah

d. Keadaan ekonomi keluarga

e. Pengertian orang tua

f. Latar belakang kebudayaan

Enam faktor di atas dapat dikatakan berpengaruh dalam kesiapan

menjadi guru (Slameto, 2010), karena alasan sebagai berikut:

1) Cara orang tua mendidik anak, cara orang tua mendidik anaknya besar

(52)

dan dorongan dari orang tua, terutama dalam hal mendukung dan

membimbing anak yang kemudian akan mempengaruhi kesiapan

menjadi guru.

2) Relasi antar anggota keluarga, relasi orang tua dengan anaknya adalah

faktor yang terpenting. Karena demi menciptakan kelancaran belajar

serta keberhasilan anak, maka diperlukan relasi yang baik di dalam

keluarga tersebut.

3) Suasana rumah, yang dimaksudkan adalah sebagai suatu atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan

belajar, sehingga suasana rumah tersebut berkaitan dengan kenyamaan

dalam belajar dan akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam

studinya. Keberhasilan anak juga akan berpengaruh terhadap kesiapan

menjadi guru.

4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannnya dengan kesiapan

mahasiswa menjadi guru. Karena biaya yang diperlukan dalam studi

lazimnya bersumber dari keluarga.

5) Pengertian orang tua, anak belajar memerlukan dorongan dan pengertian

orang tua. Apalagi dalam memilih pekerjaan akan memerlukan

dorongan dan bimbingan dari keluarganya.

6) Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam

keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Apabila orang tua

(53)

kemungkinan besar anak tersebut akan lebih siap untuk menjadi guru,

karena pekerjaan saudara atau orang terdekatnya banyak memberikan

pengetahuan dan pengalaman kepada anak tersebut sehingga

berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam bekerja.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa (a) cara orang tua

mendidik anak akan membentuk kepribadian dan intelegensi anak yang

nantinya akan tampak pada kehidupannya dan keberhasilannya, (b) relasi

antar anggota keluarga sangat dibutuhkan karena keadaan tersebut

mencerminkan komunikasi antar anggota keluarga dalam kehidupan

sehari-hari, (c) suasana yang nyaman dalam rumah juga sangat mempengaruhi

keberhasilan anak dalam menempuh studinya, (d) keadaan ekonomi keluarga

juga mempengaruhi karena dengan keadaan ekonomi keluarga yang tinggi,

maka sarana dan prasarana belajar mengajar terpenuhi sehingga hal ini akan

memperlancar kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru, (e) pengertian orang

tua juga sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk mendapatkan dorongan

atas pekerjaan yang dipilihnya nanti, (f) selain kelima faktor tersebut, latar

belakang kebudayaan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam

menyiapkan diri mahasiswa untuk menjadi guru karena apabila orang tua

atau saudaranya banyak yang berprofesi sebagai guru, maka kemungkinan

(54)

G. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Nurhayati (2010) yang berjudul “Pengaruh Minat Mahasiswa Menjadi Guru, Prestasi Belajar, dan PPL terhadap Kesiapan Menjadi Guru

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006 FISE UNY” menunjukkan

hasil bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan minat menjadi guru

terhadap kesipan menjadi guru mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan

2006 dengan R = 0,600 dengan signifikansi 0,000 dan R2 = 0,360 serta thitung

sebesar 7,304 dengan signifikansi 0,000 (2) terdapat pengaruh positif dan

signifikan Prestasi Belajar terhadap kesiapan menjadi guru dengan R = 0,597

dengan signifikansi 0,000 dan R2 = 0,356 serta thitung sebesar 7,245 dengan

signifikansi 0,000 (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan PPL terhadap

kesiapan menjadi guru dengan R = 0,508 dengan signifikan 0,000 R2 = 0,258

serta thitung 5,749 dengan signifikansi 0,000 dan terdapat pengaruh positif dan

signifikan minat menjadi guru, prestasi belajar dan PPL terhadap kesiapan

menjadi guru yang ditunjukkan dengan nilai R = 0,712 dengan signifikansi

0,000 dan harga koefisien determinasi (R2) sebesar 0,507 serta Fhitung sebesar

31,84 dengan signifikansi 0,000. Persamaan dengan penelitian ini adalah

sama-sama meneliti pengaruh minat menjadi guru terhadap kesiapan menjadi

guru, tetapi yang membedakan adalah variabel prestasi belajar dan PPL

karena tidak digunakan.

(55)

Guru terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Akuntansi

Angkatan 2005” menujukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan minat pada profesi guru terhadap kesiapan menjadi guru dengan R

= 0,738, R2 = 0,554 dan thitung sebesar 9,47 lebih besar ttabel 1,990. Persamaan

dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti minat pada profesi guru

terhadap kesiapan menjadi guru, tetapi yang membedakan adalah variabel

pengalaman PPL dan penguasaan kompetensi keguruan tidak digunakan.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian sangat besar artinya. Dengan

adanya kerangka pemikiran akan dapat memberikan gambaran hubungan antara

variabel-variabel yang akan diteliti.

1. Kontribusi Prestasi PPL terhadap Kesiapan Menjadi Guru.

Prestasi PPL mahasiswa ditunjukkan dengan seberapa besar kesiapan

dan kemampuan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan tugas

kependidikannya dan memahami komponen-komponen dalam proses

pendidikan. Kontribusi Prestasi PPL terhadap kesiapan menjadi guru nantinya

dapat dilihat dari kemampuannya melaksanakan tugas kependidikan dan

memahami komponen-komponen dalam proses pendidikan. Mahasiswa yang

mempunyai prestai PPL yang tinggi dimungkinkan lebih memiliki kesiapan

menjadi guru karena telah memiliki pengalaman mengajar yang baik.

(56)

mahasiswa tersebut kurang memiliki kesiapan menjadi guru karena kurangnya

pengalaman yang diperoleh dari latihan mengajar.

2. Kontribusi Minat Menjadi Guru terhadap Kesiapan Menjadi Guru.

Selain prestasi PPL, minat menjadi guru juga memberikan kontribusi

terhadap kesiapan menjadi guru. Mahasiswa yang memiliki minat terhadap

profesi guru yang tinggi akan lebih siap menjadi guru dari pada mahasiswa

yang kurang memiliki minat terhadap profesi guru. Bagi mahasiswa yang

memiliki minat tinggi maka akan cenderung menerima segala sesuatu yang

berhubungan dengan minatnya, memberi perhatian lebih besar terhadap

sesuatu yang diminatinya dan mendorong mahasiswa tersebut untuk belajar

tentang teori yang berhubungan dengan minatnya tersebut.

3. Kontribusi Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru

Keluarga merupakan tempat dimana seseorang mendapatkan pendidikan

pertama dan utama yang nantinya akan menjadi bekal untuk menentukan

tujuan hidupnya terutama dalah masalah yang berkaitan dengan tujuan

hidupnya yaitu menentukan pekerjaan. Keluarga mempunyai pengaruh yang

cukup besar, dengan dorongan dan dukungan keluarga seseorang mampu

mencapai tujuannya dengan baik. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kesiapan menjadi guru, antara lain cara orang tua mendidik, relasi antar

anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga atau orang tua,

pengertian orang tua atau saudaranya yang menjadi guru. Sebagai contoh

Gambar

Tabel V.6 Hasil Uji Normalitas ....................................................................
Tabel II. 1 Rentang Nilai PPL
Gambar 1. Kerangkan Pemikiran
Tabel III.1 Jumlah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

The data in this study are movie manuscript (SL) and the Indonesian subtitle (TL) that containing equivalence strategy which is found in the data sources, that is Night

Meskipun kuantifikasi dari komponen-komponen penilaian tingkat kesehatan menghasilkan skor tertentu, masih perlu dianalisa dan diuji lebih lanjut dengan komponen lain yang

Sampel adalah sebagian atau contoh dari populasi. Moleong, 1990, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, hlm.. sampel berdasarkan ciri-ciri

Klarifikasi dihadiri oleh Direktur/Kuasa Direktur dengan membawa seluruh dokumen asli penawaran dan dokumen asli sesuai formulir isian kualifikasi.. Membawa 1

Segala Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat, karunia dan kekuatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan tanggung jawab

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana desain media dan pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang, kemudian untuk mengetahui

 Bersama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai jenis jenis teknologi yang terkait dengan kelainan pada sistem gerak.  Memberikan evaluasi dalam bentuk

Universitas