i
KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN
LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA
TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN
2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
ARISA PRATIWI 081324041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 September 2012
Penulis
vi
ABSTRAK
KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA TERHADAP KESIAPAN
MENJADI GURU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2008
Arisa Pratiwi
Universitas Sanata Dharma 2012
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Populasi adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan ekonomi angkatan 2008 yang telah mengikuti PPL sejumlah 36 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh. Teknik pengumpulan data variabel prestasi PPL dengan dokumentasi, sedangkan angket digunakan untuk mengumpulkan data variabel minat menjadi guru, keluarga dan kesiapan menjadi guru. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi ganda.
vii
ABSTRACT
THE CONTRIBUTION OF ACHIEVEMENTOF THE FIELD EXPERIENCE PROGRAM, THE STUDENTS’ INTEREST TO BECOME
TEACHERS, AND THE FAMILY TOWARD THE READINESS OF BEING TEACHERS OF THE STUDENTS OF ECONOMIC EDUCATION
STUDY PROGRAM, 2008 BATCH
Arisa Pratiwi Universitas Sanata Dharma
2012
This research aims to reveal how much the achievement of the Field Experience Program (FEP), the students’ interest to become teachers, and the family contribute the readiness of being teachers of the students of Economic Education Study Program, 2008 batch.
This is a causal associative research. The population involved 36 students of Economic Education Study Program, 2008 batch who had taken FEP. The sample collection technique is saturated sampling. The data variable collection technique is documentation for FEP achievement, while questionnaries are
technique for collecting the data variable which consists of the students’ interest
to become teachers, the family and the readiness to become teachers. The data analysis technique is the double regression analysis technique.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi mulai dari penyusunan proposal hingga pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan di Universitas Sanata Dharama Yogyakarta dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penyusuanan skripsi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 23 Mei 2012 sampai dengan tanggal 06 September 2012. Penyusuanan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi. Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa kontribusi prestasi program pengalaman lapangan (PPL), minat mahasiswa menjadi guru, dan keluarga terhadap kesiapan menjadi guru pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008.
Dalam menyusun skripsi ini banyak pengalaman yang penulis dapatkan antara lain mengenai teori-teori baru yang berkaitan tentang prestasi, minat, keluarga dan juga hal-hal lain yang berkaitan dengan kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru, selain itu penulis juga dapat merasakan bagaimana betapa sulitnya menyusun skripsi butuh tahapan-tahapan yang harus diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini terutama kepada:
ix
2. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S. selaku DosenPembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu untuk membimbing penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Kaprodi yang telah menyetujui judul penelitian penulis sehingga penyusunan skripsi penulis dapat berjalan lancar.
4. Ibu Titin selaku sekretariat yang telah membantu jalannya administasi kelengkapan data penulis
5. Kedua orang tua dan adik saya atas segala dukungan, doa, dan semangat yang di berikan kepada penulis selama penyusunan skripsi.
6. Dika Puspa Wijaya yang selalu bersedia membantu, menemani dan memotivasi penulis dalam menyusun skripsi
7. Semua rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang telah bersedia menjadi subjek penelitian penulis
8. Semua pihak dan sahabat-sahabat yang tidak dapat disebut satu per satu, yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
Yogyakarta, 26 September 2012
Penulis,
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Batasan Masalah... 8
C. Rumusan Masalah ... 10
D. Tujuan Penelitian ... 11
E. Manfaat Penelitian ... 11
1. Manfaat Teoretik ... 11
xi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kesiapan Menjadi Guru ... 13
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Menjadi Guru ... 18
2. Indikator Kesiapan Menjadi Guru ... 21
B. Landasan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 23
1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 23
2. Tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 23
C. Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 25
D. Penilaian Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) ... 26
E. Minat Menjadi Guru ... 30
1. Minat Berarti Penerimaan atau Kesadaran ... 31
2. Minat Berarti Konsentrasi atau Perhatian ... 31
3. Minat Berarti Dorongan atau Motivasi ... 32
4. Aspek-Aspek Minat Menjadi Guru ... 33
F. Keluarga ... 34
1. Pengertian Keluarga ... 34
2. Faktor-Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Kesiapan Menjadi Guru ... 36
G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 39
H. Kerangka Pemikiran ... 40
xii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian... 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
1. Tempat Penelitian ... 45
2. Waktu Penelitian ... 46
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 46
D. Variabel Penelitian ... 47
E. Sumber Data Penelitian ... 49
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 50
1. Instrumentasi ... 51
2. Pengukuran Instrumentasi ... 53
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 59
G. Teknik Analisis Data ... 74
1. Analisis Deskriptif... 66
2. Uji Hipotesis ... 74
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Program Studi ... 84
B. Tujuan Program Studi Pendidikan Ekonomi ... 86
xiii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ... 88
B. Uji Hipotesis ... 94
1. Uji Prasyarat ... 94
2. Uji Asumsi Klasik ... 97
3. Pengujian Hipotesis ... 101
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 105
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 116
B. Keterbatasan Penelitian ... 117
C. Saran-Saran ... 118
1. Bagi Mahasiswa ... 118
2. Bagi LPTK ... 119
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
TabelII.1 Rentang Nilai PPL ... 29
Tabel III.1 Jumlah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 yang Telah Mengikuti PPL ... 46
Tabel III.2 Instrumen Yang Diperlukan ... 50
Tabel III.3 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Menjadi Guru ... 52
Tabel III.4 Kisi-Kisi Instrumen Minat Menjadi Guru ... 52
Tabel III.5 Kisi-Kisi Instrumen Keluarga ... 53
Tabel III.6 Alternatif Pilihan Jawaban ... 53
Tabel III.7 Distribusi Frekuensi Menggunakan Acuan PAP Tipe II ... 54
Tabel III.8 Rangkuman Uji Validitas Untuk Kesiapan Menjadi Guru ... 61
Tabel III.9 Rangkuman Uji Validitas Untuk Minat Menjadi Guru ... 62
Tabel III.10 Rangkuman Uji Validitas Untuk Keluarga ... 63
Tabel III.11 Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian ... 65
Tabel III.12 Rangkuman Hasil Uji Coba Reabilitas Instrumen Angket ... 66
Tabel V.1 Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 88
Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Kategori Prestasi PPL ... 89
Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Kategori Minat Menjadi Guru ... 90
Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Kategori Keluarga... 91
xv
Tabel V.6 Hasil Uji Normalitas ... 95
Tabel V.7 Hasil Uji Linearitas ... 96
Tabel V.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 97
Tabel V.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 99
Tabel V.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 100
Tabel 11 Regresi ... 102
Tabel 12 Koefisien Derterminasi ... 104
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangat penting dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
menyatakan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pada hakekatnya penyelenggaraan dan keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor SDM seperti kualitas guru.
Guru adalah suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan
karena guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Baik-tidaknya mutu pendidikan sangat tergantung pada
komponen-komponen utama yang membentuknya yaitu guru. Rendahnya profesionalisme
guru di Indonesia merupakan tantangan bagi Lembaga Pendidik Tenaga
Kependidikan (LPTK). LPTK adalah suatu wadah untuk mencetak tenaga
mutu pendidikan. Untuk itu LPTK diharapkan mampu membentuk pribadi dan
menyiapkan lulusan-lulusan calon guru profesional serta calon guru yang siap
kerja.
Sebagai salah satu LPTK, Universitas Sanata Dharma khususnya Program
Studi Pendidikan Ekonomi memiliki misi menghasilkan tenaga kependidikan
baik guru maupun non guru yang profesional. Lulusan USD diharapkan siap
terjuan sebagai tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sebagai pendidik yang
profesional. Untuk menjadi guru yang profesional, para calon guru harus
mempunyai kesiapan fisik, kesiapan mental maupun kesiapan secara segi
kognitif. Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, dengan
memiliki kesiapan pekerjaan, segala sesuatu akan dapat teratasi dan dikerjakan
dengan lancar dan hasil yang baik. Kesiapan adalah sebagai faktor internal
seseorang sebelum dan selama menghadapi suatu permasalahan atau kegiatan,
dimana sikap tersebut memuat mental, sikap, keterampilan yang harus dimiliki
dan dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu berupa
perencanaan, guna menghadapi masalah yang akan timbul (Slameto, 2010: 113).
Kesiapan menjadi guru tentu saja merupakan hal yang sangat penting.
Kesiapan menjadi guru adalah keadaan yang menunjukkan calon guru sudah
memenuhi persyaratan yang diwajibkan bagi seorang guru. Kesiapan menjadi
guru merupakan kesiapan mental dari para calon guru, terutama menjadi guru
ekonomi. Kesiapan menjadi guru akan sangat menentukan baik tidaknya kualitas
pendidikan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan menjadi guru,
faktor tersebut berasal dari dalam diri maupun dari luar. Faktor yang berasal dari
dalam diri antara lain minat, motivasi, bakat, intelegensi, keterampilan,
kemandirian, kreativitas, kesehatan dan penguasaan ilmu pengetahuan.
Sedangkan faktor yang berasal dari luar antara lain lingkungan keluarga,
pendidikan formal, informasi dunia kerja, sarana dan prasarana belajar dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Prestasi PPL (Program Pengalaman
Lapangan), minat menjadi guru dan lingkungan keluarga adalah tiga faktor dari
banyak faktor yang mempengaruhi kesiapan lulusan USD untuk menjadi tenaga
pendidik yang profesional.
Sebagai salah satu Jurusan Kependidikan yang ada di Universitas Sanata
Dharma, Pendidikan Ekonomi tentu saja membekali mahasiswa-mahasiswanya
yang pada dasarnya adalah calon guru ekonomi dengan memberikan pengetahuan
dan informasi pendidikan secara maksimal dalam proses belajar mengajar
maupun program lainnya, misalnya Pengajaran Mikro (PPL I) dan Program
Pengalaman Lapangan (PPL II). PPL ditujukkan untuk pembentukan guru atau
tenaga pendidik yang profesional melalui kegiatan pelatihan di sekolah. PPL
dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan
secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan
tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
Pengalaman kerja adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan
Pengalaman Lapangan (PPL). Dengan adanya pelaksanaan PPL tersebut
diharapkan lulusan FKIP USD dapat menerapkan berbagai kecakapan keguruan
secara menyeluruh dan terintegrasi dalam situasi yang nyata dan pada akhirnya
dapat mengambil manfaat dari pengalaman mengajar sehingga para calon guru
semakin memiliki kecakapan keguruan secara profesional sebelum mereka
benar-benar berada di sekolah. Selain itu, PPL yang dilaksanakan hendaknya
juga dapat menjadi salah satu cara yang tepat dalam menyesuaikan kualitas
lulusan dengan permintaan tenaga kerja, khususnya sebagai calon guru agar
sesuai dengan tuntutan jaman yang selalu menghendaki adanya perubahan.
Prestasi PPL merupakan hasil penilaian berupa skor yang diperoleh
mahasiswa praktikan setelah melakukan tugas-tugas dalam kegiatan praktek
mengajar di sekolah. Prestasi PPL ini menunjukkan seberapa besar kemampuan
dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa calon guru dalam mengajar. Penilaian
PPL ini dilakukan oleh Guru Pamong dan Dosen Pembimbing. Guru Pamong
menilai komponen pembelajaran, komponen tugas-tugas lain di sekolah, serta
penampilan personal dan sosial mahasiswa praktikan, sedangkan Dosen
Pembimbing menilai komponen praktik pembelajaran mahasiswa praktikan
minimal 1 kali ke sekolah, aspek-aspek personal dan sosial, laporan akhir atau
pertanggungjawaban, dan menguji serta menentukan nilai final (Buku Pedoman
PPL, 2007: 17). Dengan adanya penilaian tersebut, mahasiswa praktikan dapat
mengukur sejauh mana keterampilan mengajar yang mereka miliki untuk siap
masih banyak mahasiswa praktikan yang bermasalah ketika kegiatan praktek
sudah berakhir. Misalnya saja saat ujian PPL, ada sebagaian mahasiswa
praktikan yang lupa dengan materi yang telah mereka ajarkan di sekolah. Hal ini
terjadi karena praktikan kurang menguasai dan memahami materi bahan ajar.
Dilihat dari penilaian PPL ini, maka kita dapat melihat seberapa besar
kesiapan dan kemampuan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan tugas
kependidikannya dan memahami komponen-komponen dalam proses pendidikan.
Kontribusi prestasi PPL terhadap kesiapan menjadi guru nantinya dapat dilihat
dari kemampuannya melaksanakan tugas kependidikan dan memahami
komponen-komponen dalam proses pendidikan.
Minat mahasiswa menjadi guru juga memiliki kontribusi terhadap
kesiapan menjadi guru. Minat merupakan salah satu faktor pendukung kesiapan
seorang calon guru untuk menjadi guru. Minat menjadi guru adalah perasaan
senang dan ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang diikuti dengan
adanya pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru, perhatian yang besar
terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru, khususnya
guru ekonomi. Minat akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Bila
seseorang tidak berminat melakukan suatu pekerjaan maka tidak akan maksimal
pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut. Begitu juga dengan minat
mahasiswa terhadap profesi guru. Bila mahasiswa mempunyai minat terhadap
profesi guru maka dirinya akan lebih siap untuk melakukan profesinya sebagai
berminat terhadap profesi guru. Kenyataan yang ada di lapangan saat ini, banyak
orang yang menganggap bahwa profesi guru merupakan suatu profesi yang
menguntungkan dan yang paling menjanjikan untuk masa depan. Anggapan ini
muncul setelah adanya program sertifikasi guru dimana tunjangan untuk guru
dinaikkan 1x gaji pokok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak juga
mahasiswa masuk LPTK bukan karena keinginannya untuk menjadi tenaga
pendidik atau sebagai guru, tetapi karena tuntutan dari orang tua atau karena
mereka tidak mampu bersaing ke Universitas yang bergengsi. Mereka yang
masuk LPTK yang semestinya akan menjadi guru tetapi karena tidak diikuti
dengan keinginannya, menyebabkan minat menjadi guru pun tidak dimiliki
sepenuhnya. Minat menjadi guru merupakan keadaan dimana calon guru
mempunyai keinginan dan dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk
mewujudkan menjadi guru. Minat mahasiswa menjadi guru berpengaruh
terhadap kesiapan menjadi guru karena dimana orang yang lebih berminat atau
memiliki minat yang tinggi maka mereka akan berupaya untuk memberikan
perhatian yang lebih dalam pengembangan profesinya tersebut dan juga berusaha
untuk mempersiapkannya.
Keluarga merupakan salah satu faktor dari luar yang mempengaruhi calon
guru untuk siap menjadi guru. Lingkungan keluarga adalah tempat dimana anak
mendapatkan pendidikan dan pengetahuan yang paling mendasar dan utama yang
mempengaruhi anak dalam menentukan tujuan hidupnya. Sehingga faktor
mengambil keputusan untuk menentukan tujuan hidupnya dimasa yang akan
datang. Keluarga yang memiliki padangan positif terhadap profesi guru maka
akan mendorong anaknya untuk menjadi guru, dorongan tersebut dapat dilihat
dari perhatian orang tua, kesiapan orang tua untuk membiayai pendidikannya,
banyak keluarganya yang menjadi guru dan lingkungan tempat tinggal dimana
mahasiswa itu berada. Mahasiswa yang menuntut ilmu di Program Studi
Pendidikan Ekonomi yang nantinya akan menjadi guru ekonomi, maka di sini
peran penting keluarga terutama orang tua dalam mendorong anaknya untuk
menjadi guru. Apabila keluarga mahasiswa memiliki latar belakang dari dunia
pendidikan atau dengan kata lain banyak keluarganya yang berprofesi sebagai
tenaga pendidik atau guru, maka akan sangat mempengaruhi mahasiswa calon
guru untuk lebih siap menjadi guru, karena dalam kesehariannya mahasiswa
tersebut akan berinteraksi dengan hal-hal tentang keguruan maupun mendapatkan
banyak pengetahuan dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keguruan, dan apabila keluarga mendukung anaknya menjadi guru maka akan
mempengaruhi kesiapan anak tersebut untuk menjadi guru.
Namun, beda halnya dengan mahasiswa yang berasal dari keluarga biasa
(bukan dari lingkungan keluarga pendidik), biasanya mereka kurang adanya
dukungan dari keluarga atau orang tua dalam menyiapkan dirinya untuk menjadi
guru. Hal ini karena adanya hambatan-hambatan seperti kurangnya pengetahuan
dan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan keguruan, dan kurangnya
hambatan tersebut maka tidak adanya dukungan keluarga akan berpengaruh
terhadap kesiapan menjadi guru walaupun ada sebagian kecil mahasiswa yang
bukan dari keluarga pendidik memiliki dukungan dari keluarganya untuk menjadi
guru. Sehubungan dengan kesiapan menjadi guru, lingkungan keluarga akan
menjadi faktor pendukung seorang mahasiswa untuk menjadi guru, apabila
lingkungan keluarga mendukung seseorang untuk menjadi guru maka orang
tersebut akan lebih siap untuk menjadi guru.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru dan Keluarga Terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Ekonomi Angkatan 2008”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perlu diadakan
pembatasan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk memperjelas permasalahan
yang ingin diteliti serta agar lebih terfokus dan mendalam mengingat luasnya
masalah permasalahan yang ada. Peneliti memfokuskan pada variabel yang
diteliti yaitu Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi Guru,
Keluarga dan Kesiapan Menjadi Guru. Penelitian ini dilakukan di Program Studi
Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Subjek
penelitiannya adalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 yang telah
pengertian variabel Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat Menjadi
Guru, Keluarga dan Kesiapan Menjadi Guru, maka perlu adanya pembatasan
pengertian variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Prestasi PPL (X1) merupakan hasil penilaian berupa skor yang diperoleh
mahasiswa praktikan setelah melakukan tugas-tugas dalam kegiatan praktek
mengajar di sekolah.
2. Minat Menjadi Guru (X2) merupakan perasaan senang dan ketertarikan
seseorang terhadap profesi guru yang diikuti dengan adanya pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru, perhatian yang besar terhadap profesi guru
serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru, khususnya guru ekonomi.
3. Keluarga (X3) adalah tempat dimana anak mendapatkan pendidikan dan
pengetahuan yang paling mendasar dan utama yang mempengaruhi anak
dalam menentukan tujuan hidupnya.
4. Kesiapan Menjadi Guru (Y) merupakan suatu kondisi seseorang, kemauan,
ketrampilan dan keinginan menggeluti profesi guru yang membutuhkan
keahlian khusus yang ditunjukkan dengan adanya penguasaan kompetensi
keguruan yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah ada kontribusi yang besar dan signifikan Prestasi Program
Pengalaman Lapangan terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008?
2. Apakah ada kontribusi yang besar dan signifikan Minat Menjadi Guru
terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi 2008?
3. Apakah ada kontribusi yang besar dan signifikan Keluarga terhadap Kesiapan
Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan
2008?
4. Seberapa besar kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat
Menjadi Guru, dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa
D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan
terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Ekonomi Angkatan 2008.
2. Untuk mengetahui kontribusi Minat Menjadi Guru terhadap Kesiapan Menjadi
Guru Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.
3. Untuk mengetahui kontribusi Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.
4. Untuk mengetahui kontribusi Prestasi Program Pengalaman Lapangan, Minat
Menjadi Guru dan Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil
penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat secara teoretik maupun praktis:
1. Manfaat Teoretik
a. Menambah pengetahuan dan mendukung teori-teori yang sudah ada
khususnya yang berhubungan dengan Prestasi Program Pengalaman
Lapangan, Minat Menjadi Guru, Keluarga dan Kesiapan Menjadi Guru.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian yang relevan di masa yang
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai masukkan bagi mahasiswa lain bahwa di saat para mahasiswa
calon guru menjadi guru, keterampilan mengajar sangat dibutuhkan.
Dengan dimilikinya keterampilan mengajar maka kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan lancar dan tujuan dari pembelajaran dapat
tercapai.
b. Sebagai masukkan bagi LPTK bahwa diperlukan minat yang tinggi untuk
mempersiapkan mahasiswa menjadi guru yang kompeten dan profesional.
c. Sebagai masukan bagi keluarga bahwa dorongan atau motivasi itu sangat
diperlukan, karena dorongan dari keluarga akan mempengaruhi seseorang
untuk semangat menjalankan kegiatannya maupun untuk mengambil
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesiapan Menjadi Guru
Kesiapan sangat penting untuk memulai suatu pekerjaan, karena dengan
memiliki kesiapan pekerjaan akan dapat teratasi dan dapat berjalan lancar dengan
hasil yang baik. Menurut Chaplin dalam Nurhayati (2010), ”kesiapan (readiness) adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang
menguntungkan untuk mempraktikkan sesuatu”. Sedangkan menurut Thorndike
dalam Slameto (2010:61), mengatakan bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk
belajar berikutnya seseorang untuk dapat berinteraksi dengan cara tertentu.
Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian akan berpengarauh pada atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi individu mencakup 3 aspek yaitu:
1. Kondisi fisik, mental dan emosional 2. Kebutuhan-kebutuhan, motif, dan tujuan
3. Keterampilan, dan pengetahuan (Slameto, 2010:115)
Dengan demikian, kesiapan adalah sebagai faktor internal yang dimiliki
seseorang dalam menghadapi suatu masalah yang akan timbul dimana sikap
tersebut meliputi sikap, mental, keterampilan yang harus dimiliki dan
dipersiapkan sebelum dan selama melakukan kegiatan tertentu yang berupa
Prinsip-prinsip kesiapan menurut Slameto (2010:117), adalah sebagai
berikut:
a. Semua aspek perkembangan ini berinteraksi (saling mempengaruhi)
b. Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dan
pengalaman
c. Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan
d. Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu
selama masa pembentukan dan masa perkembangan
Dari berbagai prinsip-prinsip tersebut, maka segala sesuatu yang telah
diperoleh seseorang akan memberikan pengalaman bagi perkembangan
berikutnya dan akan membuat individu benar-benar siap untuk melakukan
kegiatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah kondisi seseorang yang
membuatnya siap untuk mempraktekkan sesuatu pada situasi tertentu, sehingga
jika kesiapan sudah ada pada seseorang tersebut maka kesiapan akan menunjuk
pada pengetahuan, pengalaman serta penampilan yang dimiliki seseorang dalam
kaitanya dengan tujuan yang akan dicapai.
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan
Dosen yang dimaksud dengan Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik, pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hamalik (2003: 36)
berbagai keahlian khusus. Jadi profesi guru memerlukan suatu keahlian khusus
dan hal tersebut dapat diperoleh dengan mengikuti pendidikan guru melalui
lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK). Guru merupakan komponen
manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha
pembentukan sumber daya manusia yang potensial. Oleh karena itu guru yang
merupakan salah satu unsur di bidang pendidikan harus berperan secara aktif
dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan
tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Profesi guru merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme
2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia
3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai
dengan bidang tugas
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5) Memiliki tanggung jawab atas pelakasanaan tugas keprofesionalan
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru (UU No 14 Tahun
2005 pasal 7 tentang Guru dan Dosen).
Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru
sebagai tenaga profesional kependidikan. Dalam hal ini sebagaimana
dikemukakan oleh Sardiman A.M. (1986: 133), sebagai berikut:
a) Capable personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai,
sehingga mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif.
b) Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang
memiliki komitmen terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru
diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta
sikap yang tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus merupakan
penyebar ide pembaharuan yang efektif.
c) Guru sebagai developer, yakni harus memiliki visi keguruan yang mantap
dan luas perspektifnya. Guru harus mau dan mampu melihat jauh ke
depan dalam menjawab tantangan yang dihadapi oleh sektor pendidikan
sebagai suatu sistem.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa guru
merupakan suatu profesi yang memerlukan keahlian khusus yang diperoleh
dari lembaga pendidikan agar dapat mendidik dan mengajar sehingga
membantu pembentukan SDM yang potensial. Untuk dapat menjadi guru tidak
profesionalisasi, sehingga memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan
dalam bidang kependidikan. Di samping itu juga harus mampu memenuhi
beberapa kriteria, syarat serta memiliki ciri-ciri sebagai seorang profesional.
Menurut Sardiman (1986:162) guru harus memiliki sepuluh kompetensi
dasar, antara lain:
1) Menguasai bahan
2) Mengelola program belajar-mengajar
3) Mengelola kelas
4) Menggunakan media atau sumber
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan
6) Mengelola interaksi belajar-mengajar
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran
8) Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10)Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran
Dengan demikian dapat disimpulkan kesiapan menjadi guru adalah suatu
kondisi seseorang, kemauan, ketrampilan dan keinginan menggeluti profesi guru
yang membutuhkan keahlian khusus yang ditunjukkan dengan adanya
penguasaan kompetensi keguruan yang meliputi kompetensi pedagogik,
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Menjadi Guru
Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki seseorang
sebelum melakukan sesuatu, dimana kesiapan ini dipengaruhi oleh diri sendiri
atau oleh pihak luar. Faktor internal (dalam diri) terbagi menjadi dua yaitu
jasmaniah dan rohaniah (psikologis). Yang termasuk faktor jasmaniah adalah
bagaimana kondisi fisik dan panca indra, sedangkan faktor psikologis meliputi
minat, tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Semua ini
akan berpengaruh pada kesiapan seseorang. Aspek-aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kesiapan adalah sebagai berikut (Slameto, 2010: 59):
a. Kematangan
Kematangan adalah suatu kondisi yang dapat menimbulkan
perubahan tingkah laku sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan.
b. Kecerdasan
Kecerdasan atau daya pikir merupakan salah satu aspek penentu
keberhasilan seseorang dalam melaksanakan sesuatu pekerjaan. Seseorang
yang memiliki kecerdasan normal atau di atas normal akan lebih siap
dalam menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
dibandingkan dengan orang yang kecerdasannya di bawah normal. Aspek
kecerdasaan ini sangat berpengaruh terhadap kesiapan mahasiswa calon
c. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan psikomotorik yang merupakan salah
satu aspek yang harus dimiliki seseorang agar dapat mengembangkan
dirinya dan lebih kreatif dalam segala hal. Jadi dengan adanya
keterampilan mengajar yang dimiliki seorang calon guru maka ia akan
lebih siap menjadi guru.
d. Minat
Minat merupakan aspek yang harus dimiliki mahasiswa calon guru,
karena untuk menjadi seorang guru ia harus mengetahui dan menyadari
kemampuan dan minat yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu yang
akan dilakukan.
e. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi
setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Mahasiswa calon guru yang memiliki motivasi yang tinggi
dalam melakukan tugasnya, maka akan mendorong dirinya untuk terus
berusaha untuk mengajar yang lebih baik.
f. Kesehatan
Tubuh yang sehat adalah kondisi yang memungkinkan seseorang
untuk melakukan tugasnya dengan baik. Jadi jika seorang guru sehat
jasmani maupun rohani, maka ia akan dapat mengerjakan tugas-tugas
Aspek-aspek tersebut di atas harus dimiliki oleh setiap orang
khususnya guru sebagai tenaga pendidik agar tidak mendapat hambatan yang
akan mengganggu kelancaran pekerjaannya. Pada dasarnya kesiapan
merupakan kemampuan potensial fisik dan mental untuk melakukan
pekerjaan yang didukung oleh keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan
yang relevan. Adapun faktor lain yang mempengaruhi kesiapan menjadi guru
yang berasal dari luar antara lain lingkungan keluarga, pendidikan formal,
informasi dunia kerja, sarana dan prasarana belajar dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sehubungan dengan kesiapan mahasiswa untuk
menjadi guru, pengalaman mengajar yang ditunjukkan dengan prestasi PPL
dan lingkungan keluarga merupakan faktor-faktor dari luar yang
mempengaruhi kesiapan menjadi guru. Bagi lulusan FKIP pengalaman
mengajar itu merupakan hal yang sangat penting. Pengalaman mengajar di
dapat dari adanya micro teaching (PPL I) dan Program Pengalaman
Lapangan (PPL II). Dengan memiliki pengalaman mengajar maka
diharapkan mahasiswa calon guru akan lebih siap menjadi tenaga pendidik.
Sedangkan lingkungan keluarga akan menjadi faktor pendukung seseorang
untuk menjadi guru, apabila lingkungan keluarga mendukung seseorang
(mahasiswa) untuk menjadi guru maka orang tersebut akan lebih siap untuk
2. Indikator Kesiapan Menjadi Guru
Menurut UU RI No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Bab IV
pasal 8 guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan. Seseorang dikatakan siap menjadi guru apabila
memiliki aspek-aspek berikut:
a. Kompetensi
Kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru
meliputi: kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial.
1) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan
ketrampilan yang dimiliki seorang guru dalam mengelola proses
pembelajaran.
2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
3) Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
4) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau
wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (PP RI No 19 tahun 2005
tentang SNP Bab VI pasal 28 ayat 3).
b. Memiliki Kualifikasi Akademik
Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku
(PP RI No 19 tahun 2005 tentang SNP Bab VI pasal 28 ayat 2).
c. Memiliki Sertifikat Pendidik
Sertifikat pendidik diperoleh setelah memenuhi persyaratan. Sertifikat
pendidik diselenggaran oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan.
d. Kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
Seorang mahasiswa calon guru yang memiliki kesiapan menjadi guru
cenderung ingin memajukan dan mengembangkan pendidikan.
Keinginannya untuk memajukan pendidikan dapat dilihat dari
Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kesiapan menjadi guru
adalah (a) kompetensi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial, (b) pengetahuan/
kualifikasi akademik, (c) ketrampilan, dan (d) keinginan mewujudkan
tujuan pendidikan.
B. Landasan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan
Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan
(2007: 7), Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan muara dari
seluruh program pendidikan prajabatan guru. Program Pengalaman Lapangan
dirancang untuk melatih para calon guru agar memiliki kecakapan keguruan
secara lengkap dan terintegrasi. Program ini meliputi latihan pembelajaran dan
latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
2. Tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
PPL bertujuan agar praktikan memiliki komponen-komponen berikut:
a. Mengenal lingkungaan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh,
meliputi aspek fisik, tata administratif, serta tata kurikuler dan kegiatan
kependidikan.
b. Menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan
terintegrasi dalam situasi yang nyata di bawah bimbingan Guru pamong
c. Mengambil manfaat dari pengalaman ber-PPL agar semakin memiliki
kecakapan keguruan secara profesional.
Menurut Hamalik (2004: 171-172) mengatakan bahwa “PPL adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan bagi siswa LPTK, yang meliputi
baik latihan mengajar maupun latihan diluar kompetensi-kompetensi
profesional yang disyaratkan oleh pekerjaan guru atau tenaga pendidik yang
lain”. Sasaran yang ingin dicapai adalah pribadi calon pendidik yang
memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta pola
tingkah laku yang diperlukan bagi profesinya serta cakap dan tepat dalam
menggunakannya di dalam penyelenggaraan dan pengajaran, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.
Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan intrakulikuler
yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang mencakup latihan mengajar
maupun tugas-tugas kependidikan di luar mengajar serta terbimbing dan
terpadu untuk memenuhi persyaratan pembentukan profesi kependidikan.
Pengalaman Lapangan berorientasi: (1) berorientasi pada kompetensi, (2)
terarah pada pembentukan kemampuan-kemampuan profesional calon-calon
guru atau tenaga pendidik lainnya, dan (3) dilaksanakan, dikelola, ditata
secara terbimbing dan terpadu. Pendapat Gilarso (1986: 5), “Program latihan
keterampilan keguruan (Teaching Skill Training), bagi para calon guru pada
umumnya dilakukan melalui dua tahap yaitu tahap peerteaching (dihadapan
sesungguhnya). Kegiatan praktik pembelajaran di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta merupakan mata kuliah wajib ditempuh dan wajib lulus
oleh mahasiswa calon guru. Kegiatan ini terbagi menjadi dua yaitu
Pengajaran Mikro dan Program Pengalaman Lapangan (PPL).
C. Prestasi Program Pengalaman Lapangan
Untukmengukur keberhasilan mengajar para mahasiswa calon guru, maka
di akhir dari kegiatan praktek mengajar diadakan suatu penilaian PPL. Dengan
penilaian PPL maka kita akan melihat seberapa besar kemampuan dan
keterampilan keguruan yang dimilikinya. Besarnya kemampuan dan keterampilan
keguruan ini juga dapat dilihat dari nilai PPL yang diperoleh (prestasi PPL).
Menurut Winkel (2004 : 181) “Prestasi merupakan bukti usaha yang dicapai”. Jadi prestasi diperoleh melalui suatu usaha yang kemudian dinilai
seberapa besar usaha yang telah dilakukan dan bagaimana hasil dari usaha
tersebut. Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah
melakukan pekerjaan atau aktivitas tertentu. Prestasi itu tercapai setelah
melakukan pekerjaan tertentu sehingga merupakan tingkat pencapaian dalam
pekerjaan tersebut. Prestasi berkaitan erat dengan kemampuan, ketrampilan dan
sikap yang dimiliki oleh seseorang dilihat dari caranya menghadapi suatu masalah
dan mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Prestasi dinyatakan dalam
bentuk simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang
PPL adalah hasil penilaian berupa skor yang diperoleh mahasiswa praktikan
setelah melakukan tugas-tugas dalam kegiatan praktek mengajar di sekolah.
Prestasi PPL diperoleh melalui proses penilaian yang sesuai dengan ketentuan
penilaian PPL.
D. Penilaian Prestasi PPL
Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup
semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa
dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik. Suwarna et al. (2006:
218), “Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil prestasi belajar
mahasiswa”. Penilaian dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan
sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk mengambil keputusan.
Penilaian juga dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan
tentang hasil atau prestasi belajar peserta didik.
Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan
ketercapaian belajar (ketercapaian kompetensi) peserta didik. Definisi
penilaian tersebut di atas berhubungan erat dengan setiap bagian dari belajar
mengajar. Ini menunjukkan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut
hasil belajar saja tetapi juga menyangkut semua proses belajar mengajar.
informal untuk menghasilkan informasi hasil belajar peserta didik. Proses
penilaian dapat berbentuk tes baik tertulis maupun lisan, lembar pengamatan,
pedoman wawancara, tugas akhir dan lain sebagainya.
Dalam PPL yang berwenang memberikan nilai adalah Guru Pamong
dan Dosen Pembimbing. Guru Pamong menilai komponen pembelajaran,
komponen tugas-tugas lain, serta penampilan personal dan sosial, sedangkan
Dosen Pembimbing menilai komponen praktik pembelajaran (minimal 1 kali),
aspek personal dan sosial, laporan akhir atau pertanggungjawaban, dan
menguji serta menentukan nilai final. Menurut Buku Pedoman PPL (2007: 16)
penilaian PPL bersifat:
a. Terbuka, artinya butir-butir yang dinilai dan hal-hal lain yang berkaitan
dengan penilaian diketahui juga oleh praktikan.
b. Berkesinambungan, artinya penilaian dilakukan terus-menerus dari awal
sampai akhir.
c. Membimbing, artinya penilaian pelaksanaan merupakan bagian dari
pembimbingan, yaitu untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Dalam buku Pedoman PPL komponen-komponen yang dinilai antara
lain, sebagai berikut:
1) Proses Pembelajaran
a) Kemampuan menyusun rencana pembelajaran
(1) Kemampuan merumuskan tujuan pembelajaran dan indikator
(3) Kemampuan merancang pengalaman belajar yang mengaktifkan
peserta didik
(4) Kemampuan menyusun alokasi waktu media dan sumber belajar
yang relevan
(5) Kemampuan menyusun alat evaluasi formatif
b) Kemampuan melakukan proses pembelajaran
(1) Kemampuan melakukan kegiatan pra pembelajaran
(2) Kemampuan membuka pelajaran
(3) Kemampuan melaksanakan kegiatan inti pembelajaran
(4) Kemampuan menutup pembelajaran
2) Penampilan Personal
3) Laporan Akhir
a) Kelengkapan isi
b) Sistematika
c) Penggunaan bahasa yang baik dan benar
Rentang nilai yang dipakai adalah 1-10, dengan predikat
sebagai berikut:
Tabel II. 1 Rentang Nilai PPL
Rentang Nilai Huruf Predikat
8,0-10,0 A Sangat Baik
6,6-7,9 B Baik
5,6-6,5 C Cukup
5,0-5,5 D Kurang
0,0-4,9 E Sangat Kurang
(Sumber: Buku Pedoman PPL, 2007: 17)
Penentuan Nilai Final
Nilai Keseluruhan oleh GP (NKGP) = lampiran 4
Nilai Keseluruhan oleh DP (NKDP) = lampiran 5
Nilai Final ditentukan oleh DP =
Keterangan:
GP = Guru Pamong
DP = Dosen Pembimbing
NKGP = Nilai Keseluruhan Guru Pamong
E. Minat Menjadi Guru
Menurut Abror (1993: 112), minat mengandung unsur-unsur: kognisi
(mengenal), asumsi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh karena itu minat
dianggap sebagai respon yang sadar karena kalau tidak demikian maka minat
tidak akan mempunyai arti apa-apa. Minat mengandung unsur kognisi, artinya
minat itu di dahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju
oleh minat tersebut. Minat mengandung unsur emosi karena dalam partisipasi
atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan
senang). Pengetahuan dan informasi yang akurat tentang profesi guru, maka
orang tersebut dimungkinkan akan tertarik untuk menjadi guru, sedangkan unsur
konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan unsur emosi yang
diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat terhadap suatu bidang atau objek
yang diminati. Kemuan tersebut kemudian direalisasikan sehingga memiliki
wawasan terhadap suatu bidang atau objek yang diminati.
Minat merupakan salah satu faktor yang memungkinkan konsentrasi
selain itu juga akan menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar. Keriangan
hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga membantu
agar tidak mudah melupakan apa yang dipelajari. Besar kecilnya minat akan
mempengaruhi keberhasilan bagi setiap kreativitas manusia. Dalam hal belajar
minat sangat besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar tersebut. Ada
1. Minat Berarti Penerimaan atau Kesadaran
Menurut Winkel (2004: 105) “Orang yang bersikap tertentu cenderung
menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu
sebagai hal yang berguna atau berharga baginya atau tidak”. Seseorang yang
berminat terhadap sesuatu maka ia akan menerima objek tersebut sebagai
sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi dirinya. Dengan demikian apabila
seorang mahasiswa calon guru yang telah memiliki minat dimungkinkan
lebih dapat menerima segala sesuatu yang menjadi bagian dari keguruan.
2. Minat Berarti Konsentrasi atau Perhatian
Menurut Winkel (2004: 100) “Konsentrasi atau perhatian atau perasaan tertarik pada suatu masalah yang sedang dihadapi ialah pemusatan tenaga dan
energi psikis dalam menghadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses
belajar mengajar di kelas dan apa yang berkaitan dengan itu”. Seorang
mahasiswa calon guru yang telah memiliki minat akan bersedia dan lebih
mudah memperhatikan segala sesuatu yang berhubungan dengan keguruan.
Minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai
dengan rasa sayang. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Seseorang yang berminat
terhadap sesuatu cenderung memberikan perhatian yang besar terhadap hal
3. Minat Berarti Dorongan atau Motivasi
Menurut Charles dalam Sriwidadi (2000) mengatakan bahwa minat
sebagai dorongan yang menunjukkan perhatian individu terhadap objek yang
menarik atau menyenangkan, apabila individu memperhatikan sesuatu objek
yang menyenangkan, maka ia cenderung akan berusaha lebih aktif.
Berdasarkan teori minat yang diuraikan di atas dapat dijabarkan bahwa
timbulnya minat seseorang atau individu terhadap suatu objek ditandai
dengan timbulnya keinginan untuk terlibat secara langsung serta merasa
tertarik, menerima, senang dan termotivasi terhadap objek. Menurut Imron
(1995: 199), “Guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam
dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal”. Orang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar”.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa minat menjadi guru dapat timbul karena adanya pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru yang diikuti dengan perasaan senang dan
ketertarikan terhadap profesi guru sehingga timbul kemauan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan, dalam hal ini adalah kemauan dan hasrat untuk
menjadi guru. Minat mahasiswa menjadi guru adalah suatu kecenderungan
jiwa mahasiswa yang bersifat untuk merasa tertarik, kesediaan memilih atau
menerima, senang ikut ambil bagian dan secara sadar ingin menjalani profesi
sebagai pengajar dan pedidik serta bekerja di bidang pendidikan tidak
Seseorang berminat apabila ia memiliki aspek-aspek, yaitu antara lain:
1. Kecenderungan Tertarik: seorang dapat dikatakan berminat jika ia
merasa tertarik, yaitu kemampuan fisik yang cenderung tertuju pada
suatu objek.
2. Penerimaan: seseorang yang berminat terhadap sesuatu maka ia akan
menerima objek tersebut sebagai suatu yang baik dan mungkin menjadi
bagian dari dirinya.
3. Senang Ikut Ambil Bagian: kemungkinan menjadi bagian dari objek
yang diminati menunjukkan minat yang kuat dalam diri individu
terhadap suatu objek. Apabila seseorang berminat pada suatu objek,
misalnya profesi guru, maka biasanya ia akan selalu berusaha untuk
berhubungan dengan minatnya terhadap profesi ini dengan jalan
menjadi guru.
Minat menjadi guru adalah pemusatan pikiran, perasaan, kemauan atau
perhatian seseorang terhadap profesi guru. Demikian pula minat menjadi
guru dapat timbul berdasarkan respons positif diri, pengalaman dan
keberadaan profesi guru dipandang dari sudut pribadi individu. Berdasarkan
respons positif, rasa senang terhadap objek yang dalam hal ini profesi guru
dapat timbul dan dipengaruhi beberapa faktor. Faktor dalam yang dimaksud
adalah berupa dorongan dari individu yang berhubungan erat dengan dugaan
dorongan fisik yang dapat merangsang untuk mempertahankan diri seperti
Atas dasar pengertian di atas maka minat menjadi guru adalah perasaan
senang dan ketertarikan seseorang terhadap profesi guru yang diikuti dengan
adanya pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru, perhatian yang
besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru,
khususnya guru ekonomi. Maka minat menjadi guru dapat diukur melalui
komponen-komponen antara lain adanya pengetahuan dan informasi yang
memadai, adanya perasaaan senang dan ketertarikan, adanya perhatian yang
lebih besar, serta adanya kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.
F. Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Lingkungan mempunyai peran yang cukup besar dalam
perkembangan individu. Pada umumnya pengaruh lingkungan bersifat positif
dalam arti bahwa lingkungan tidak memberikan suatu paksaan kepada
individu. Lingkungan memberikan kemungkinan-kemungkinan atau
kesempatan-kesempatan kepada individu, bagaimana individu mengambil
manfaat dari kesempatan yang diberikan oleh lingkungan tergantung kepada
individu yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat
diartikan sebagai segala sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan
dapat berupa hal-hal yang nyata, seperti tumbuhan, orang, keadaan,
kepercayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia termasuk
Keluarga sering disebut tempat dimana seseorang mendapat
pendidikan pertama dan utama di dalam kehidupannya. Segala sesuatu yang
didapatkan dalam kehidupan di keluarganya akan terlihat di dalam kehidupan
sehari-harinya. Menurut Ihsan (2003: 57), “keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena
dalam keluargalah kemudian anak dilahirkan dan berkembang menjadi
dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan
kepribadian tiap-tiap manusia”. Keluarga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan tujuan hidupnya dimasa
yang akan datang. Mahasiswa yang menuntut ilmu Pendidikan Ekonomi
pada akhir tujuannya adalah menjadi guru ekonomi. Dalam hal ini peran
keluarga sangat dibutuhkan dalam memberikan dukungan dan dorongan
untuk mendorong anaknya untuk menjadi guru. Menurut Hasbullah (2006:
38), lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan anak
yang pertama, karena di dalam keluargalah anak pertama-pertama
mendapatkan pendidikan dan bimbingan. Dapat dikatakan lingkungan
keluarga adalah lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling
banyak diterima oleh anak adalah keluarga.
Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan
pengetahuan yang paling mendasar dan utama yang mempengaruhi anak
dalam menentukan tujuan hidupnya. Sehubungan dengan kesiapan
mahasiswa untuk menjadi guru, lingkungan keluarga akan menjadi faktor
pendukung seseorang untuk menjadi guru, apabila lingkungan keluarga
mendukung seseorang (mahasiswa) untuk menjadi guru maka orang tersebut
akan lebih siap untuk menjadi guru.
2. Faktor-Faktor Keluarga yang Mempengaruhi Kesiapan Mahasiswa Menjadi
Guru
Menurut Slameto (2010: 62-66), faktor-faktor keluarga yang
berpengaruh dalam menentukan keberhasilan anak antara lain sebagai
berikut:
a. Cara orang tua mendidik,
b. Relasi antar anggota keluarga
c. Suasana rumah
d. Keadaan ekonomi keluarga
e. Pengertian orang tua
f. Latar belakang kebudayaan
Enam faktor di atas dapat dikatakan berpengaruh dalam kesiapan
menjadi guru (Slameto, 2010), karena alasan sebagai berikut:
1) Cara orang tua mendidik anak, cara orang tua mendidik anaknya besar
dan dorongan dari orang tua, terutama dalam hal mendukung dan
membimbing anak yang kemudian akan mempengaruhi kesiapan
menjadi guru.
2) Relasi antar anggota keluarga, relasi orang tua dengan anaknya adalah
faktor yang terpenting. Karena demi menciptakan kelancaran belajar
serta keberhasilan anak, maka diperlukan relasi yang baik di dalam
keluarga tersebut.
3) Suasana rumah, yang dimaksudkan adalah sebagai suatu atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan
belajar, sehingga suasana rumah tersebut berkaitan dengan kenyamaan
dalam belajar dan akan mempengaruhi keberhasilan anak dalam
studinya. Keberhasilan anak juga akan berpengaruh terhadap kesiapan
menjadi guru.
4) Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannnya dengan kesiapan
mahasiswa menjadi guru. Karena biaya yang diperlukan dalam studi
lazimnya bersumber dari keluarga.
5) Pengertian orang tua, anak belajar memerlukan dorongan dan pengertian
orang tua. Apalagi dalam memilih pekerjaan akan memerlukan
dorongan dan bimbingan dari keluarganya.
6) Latar belakang kebudayaan, tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam
keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Apabila orang tua
kemungkinan besar anak tersebut akan lebih siap untuk menjadi guru,
karena pekerjaan saudara atau orang terdekatnya banyak memberikan
pengetahuan dan pengalaman kepada anak tersebut sehingga
berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam bekerja.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa (a) cara orang tua
mendidik anak akan membentuk kepribadian dan intelegensi anak yang
nantinya akan tampak pada kehidupannya dan keberhasilannya, (b) relasi
antar anggota keluarga sangat dibutuhkan karena keadaan tersebut
mencerminkan komunikasi antar anggota keluarga dalam kehidupan
sehari-hari, (c) suasana yang nyaman dalam rumah juga sangat mempengaruhi
keberhasilan anak dalam menempuh studinya, (d) keadaan ekonomi keluarga
juga mempengaruhi karena dengan keadaan ekonomi keluarga yang tinggi,
maka sarana dan prasarana belajar mengajar terpenuhi sehingga hal ini akan
memperlancar kesiapan mahasiswa untuk menjadi guru, (e) pengertian orang
tua juga sangat diperlukan bagi mahasiswa untuk mendapatkan dorongan
atas pekerjaan yang dipilihnya nanti, (f) selain kelima faktor tersebut, latar
belakang kebudayaan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
menyiapkan diri mahasiswa untuk menjadi guru karena apabila orang tua
atau saudaranya banyak yang berprofesi sebagai guru, maka kemungkinan
G. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Nurhayati (2010) yang berjudul “Pengaruh Minat Mahasiswa Menjadi Guru, Prestasi Belajar, dan PPL terhadap Kesiapan Menjadi Guru
Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2006 FISE UNY” menunjukkan
hasil bahwa (1) terdapat pengaruh positif dan signifikan minat menjadi guru
terhadap kesipan menjadi guru mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan
2006 dengan R = 0,600 dengan signifikansi 0,000 dan R2 = 0,360 serta thitung
sebesar 7,304 dengan signifikansi 0,000 (2) terdapat pengaruh positif dan
signifikan Prestasi Belajar terhadap kesiapan menjadi guru dengan R = 0,597
dengan signifikansi 0,000 dan R2 = 0,356 serta thitung sebesar 7,245 dengan
signifikansi 0,000 (3) terdapat pengaruh positif dan signifikan PPL terhadap
kesiapan menjadi guru dengan R = 0,508 dengan signifikan 0,000 R2 = 0,258
serta thitung 5,749 dengan signifikansi 0,000 dan terdapat pengaruh positif dan
signifikan minat menjadi guru, prestasi belajar dan PPL terhadap kesiapan
menjadi guru yang ditunjukkan dengan nilai R = 0,712 dengan signifikansi
0,000 dan harga koefisien determinasi (R2) sebesar 0,507 serta Fhitung sebesar
31,84 dengan signifikansi 0,000. Persamaan dengan penelitian ini adalah
sama-sama meneliti pengaruh minat menjadi guru terhadap kesiapan menjadi
guru, tetapi yang membedakan adalah variabel prestasi belajar dan PPL
karena tidak digunakan.
Guru terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Angkatan 2005” menujukkan hasil bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan minat pada profesi guru terhadap kesiapan menjadi guru dengan R
= 0,738, R2 = 0,554 dan thitung sebesar 9,47 lebih besar ttabel 1,990. Persamaan
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti minat pada profesi guru
terhadap kesiapan menjadi guru, tetapi yang membedakan adalah variabel
pengalaman PPL dan penguasaan kompetensi keguruan tidak digunakan.
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam suatu penelitian sangat besar artinya. Dengan
adanya kerangka pemikiran akan dapat memberikan gambaran hubungan antara
variabel-variabel yang akan diteliti.
1. Kontribusi Prestasi PPL terhadap Kesiapan Menjadi Guru.
Prestasi PPL mahasiswa ditunjukkan dengan seberapa besar kesiapan
dan kemampuan mahasiswa calon guru dalam melaksanakan tugas
kependidikannya dan memahami komponen-komponen dalam proses
pendidikan. Kontribusi Prestasi PPL terhadap kesiapan menjadi guru nantinya
dapat dilihat dari kemampuannya melaksanakan tugas kependidikan dan
memahami komponen-komponen dalam proses pendidikan. Mahasiswa yang
mempunyai prestai PPL yang tinggi dimungkinkan lebih memiliki kesiapan
menjadi guru karena telah memiliki pengalaman mengajar yang baik.
mahasiswa tersebut kurang memiliki kesiapan menjadi guru karena kurangnya
pengalaman yang diperoleh dari latihan mengajar.
2. Kontribusi Minat Menjadi Guru terhadap Kesiapan Menjadi Guru.
Selain prestasi PPL, minat menjadi guru juga memberikan kontribusi
terhadap kesiapan menjadi guru. Mahasiswa yang memiliki minat terhadap
profesi guru yang tinggi akan lebih siap menjadi guru dari pada mahasiswa
yang kurang memiliki minat terhadap profesi guru. Bagi mahasiswa yang
memiliki minat tinggi maka akan cenderung menerima segala sesuatu yang
berhubungan dengan minatnya, memberi perhatian lebih besar terhadap
sesuatu yang diminatinya dan mendorong mahasiswa tersebut untuk belajar
tentang teori yang berhubungan dengan minatnya tersebut.
3. Kontribusi Keluarga terhadap Kesiapan Menjadi Guru
Keluarga merupakan tempat dimana seseorang mendapatkan pendidikan
pertama dan utama yang nantinya akan menjadi bekal untuk menentukan
tujuan hidupnya terutama dalah masalah yang berkaitan dengan tujuan
hidupnya yaitu menentukan pekerjaan. Keluarga mempunyai pengaruh yang
cukup besar, dengan dorongan dan dukungan keluarga seseorang mampu
mencapai tujuannya dengan baik. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kesiapan menjadi guru, antara lain cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga atau orang tua,
pengertian orang tua atau saudaranya yang menjadi guru. Sebagai contoh