BAB I PENDAHULUAN
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis mencari data yang diperlukan untuk
penelitian dengan menggunakan angket (kuesioner) dan dokumentasi. Angket
atau kuesioner ini diberikan kepada mahasiswa dan diisi oleh mahasiswa
Program Studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 yang telah mengikuti
PPL. Sedangkan variabel Prestasi PPL diteliti dengan menggunakan
dokumentasi dari skor PPL.
Tabel III.2
Instrumen yang Diperlukan untuk Mengukur
Kontribusi Prestasi PPL, Minat Menjadi Guru dan Keluarga Terhadap Kesiapan Menjadi Guru
Variabel Penelitian
Indikator Data yang dicari
Prestasi PPL Skor yang diperoleh mahasisawa setelah melaksanakan kegiatan praktek mengajar di sekolah
Sumber: Data Primer, diolah tahun 2012
a. Instrumentasi
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup
yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban sehingga
mahasiswa (responden) hanya tinggal memilih jawaban. Selain itu, data
prestasi PPL diteliti dengan menggunakan dokumentasi dari nilai PPL.
Variabel Penelitian
Indikator Data yang dicari
Minat menjadi guru Pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru,
Perasaan senang dan keterkaitan terhadap profesi guru,
Perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta Kemauan dan hasrat untuk menjadi guru
Pengetahuan dan informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan keterkaitan terhadap profesi guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.
Keluarga Hubungan keluarga dan anak dalam mempersiapkan anaknya menjadi guru
Cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
Kesiapan menjadi guru Melihat kompetensi keguruan yang dimiliki masing-masing mahasiswa calon guru
Penguasaan kompetensi keguruan antara lain meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi sosial, pengetahuan atau kualifikasi akademik, ketrampilan, dan keinginan mewujudkan tujuan pendidikan.
1) Angket Variabel Kesiapan Menjadi Guru
Tabel III.3 Kisi-Kisi Instrumen Kesiapan Menjadi Guru
No. Indikator No Butir Jumlah
Butir 1. Kemampuan/ kompetensi: 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Profesional 4. Kompetensi Sosial 1,2,3,4* 5,6 7,8,9 10,11,12 4 2 3 3
2. Pengetahuan/ Kualitas Akademik 13,14,15* 3
3. Keterampilan 16,17 2
4. Keinginan mewujudkan tujuan
pedidikan 18*,19,20,21 4
*Butir soal yang gugur
2) Angket Variabel Minat Menjadi Guru
Tabel III.4 Kisi-Kisi Instrumen Minat Menjadi Guru
No Indikator No Butir Jumlah
Butir
1. Adanya pengetahuan dan informasi
mengenai profesi guru 1,2,3,4 4
2. Perasaan senang dan keterlibatan
terhadap profesi guru 5,6 2
3. Perhatian yang lebih besar terhadap
profesi guru 7,8 2
4. Kemauan/ kebersediaan dan hasrat
untuk menjadi guru 9*,10*,11,12 4
3) Angket Keluarga
Tabel III.5 Kisi-Kisi Instrumen Keluarga
No Indikator No Butir Jumlah
Butir
1. Cara orang tua mendidik 1, 2, 3, 4 4
2. Relasi antar anggota keluarga 5, 6, 7 3
3. Suasana rumah 8* 1
4. Keadaan ekonomi keluarga 9*, 10, 11* 3
5. Pengertian orang tua 12, 13 2
6. Latar belakang kebudayaan 14, 15 2
*Butir soal yang gugur
b. Pengukurannya
Pertanyaan-pertanyaan dalam angket tersebut disusun berdasarkan
skala Likert yang dimodifikasi. Setiap pertanyaan dari masing-masing
item memiliki empat alternatif jawaban dengan bobot skor 1-4. Skor tiap
alternatif jawaban pada pertanyaan positif dan pertanyaan negatif sebagai
berikut:
Tabel III.6 Alternatif Jawaban
No Alternatif Jawaban
Skor Item Pertanyaan
(+) (-)
1. Sangat Setuju Selalu 4 1
2. Setuju Sering 3 2
3. Tidak Setuju Kadang-Kadang 2 3
Setelah indikator-indikator dari setiap variabel diukur dengan
menggunakan skala Likert kemudian dibuatkan tabel distribusi frekuensi
dengan mengkategorikan data ke dalam kelas menurut tingkatannya karena
masih merupakan data mentah. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
merupakan data mentah karena belum disusun dengan cara apapun,
sehinga proses olah data belum dapat dilakukan.
Oleh karena itu, data mentah perlu disajikan dalam bentuk tabel
yang berisi data yang telah digolong-golongkan ke dalam kelas-kelas
menurut urutan tingkatannya beserta jumlah individu yang termasuk dalam
masing-masing kelas, yang disebut tabel distribusi frekuensi. Pembuatan
tabel distribusi frekuensi menggunakan acuan PAP (Penilaian Acuan
Patokan) tipe II. (Masidjo, 1995 : 157) yaitu:
Tabel III.7 Distribusi Frekuensi Menggunakan Acuan PAP Tipe II
Skor Penilaian
81% - 100% Sangat Tinggi
66% - 80% Tinggi
56% - 65% Cukup
46% - 55% Rendah
Dibawah 46% Sangat rendah
Setelah menentukan skor, kemudian dilakukanlah pemberian
peringkat dan kategori dari masing-masing variabel sebagai berikut:
1) Prestasi PPL
Prestasi PPL dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,
setiap mahasiswa dalam periode tertentu. Dalam penelitian ini
variabel prestasi PPL diukur dari skor PPL yang diperoleh mahasiswa.
Prestasi PPL ditandai oleh tinggi rendahnya perolehan skor mahasiswa
calon guru setelah melaksanakan praktek mengajar di sekolah.
Kategori prestasi PPL dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: prestasi
PPL tinggi, cukup, dan rendah. Ketiga kategori prestasi PPL tersebut
masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
a) Prestasi PPL yang tinggi
Prestasi PPL yang tinggi jika mahasiswa calon guru mendapatkan
nilai paktek mengajar dengan skor 7,85-10,0
b) Prestasi PPL yang cukup
Prestasi PPL yang cukup jika mahasiswa calon guru mendapatkan
nilai paktek mengajar dengan skor 5,47-7,84
c) Prestasi PPL yang rendah
Prestasi PPL yang rendah jika mahasiswa calon guru mendapatkan
nilai paktek mengajar dengan skor dibawah < 5,46
2) Minat Menjadi Guru
Minat menjadi guru ditandai oleh adanya pengetahuan dan
informasi mengenai profesi guru, perasaan senang dan keterkaitan
terhadap profesi guru, perhatian yang lebih besar terhadap profesi guru
serta kemauan dan hasrat untuk menjadi guru. Kategori minat menjadi
tinggi, cukup, dan rendah. Ketiga kategori minat menjadi guru tersebut
masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1) Minat menjadi guru yang tinggi
Minat menjadi guru yang tinggi maksudnya seseorang
mahasiswa calon guru memiliki pengetahuan dan informasi
mengenai profesi guru yang memadai, memiliki perhatian yang
lebih besar, perasaan senang dan keterkaitan terhadap profesi guru,
serta memiliki kemauan dan hasrat yang tinggi untuk menjadi guru.
2) Minat menjadi guru yang cukup
Minat menjadi guru yang cukup maksudnya seseorang
mahasiswa calon guru memiliki pengetahuan dan informasi
mengenai profesi guru yang cukup memadai, memiliki perhatian,
perasaan senang dan keterkaitan terhadap profesi guru, serta
memiliki kemauan dan hasrat yang cukup untuk menjadi guru.
3) Minat menjadi guru yang rendah
Minat menjadi guru yang rendah maksudnya seseorang
mahasiswa calon guru memiliki sedikit pengetahuan dan informasi
mengenai profesi guru, memiliki sedikit perhatian, perasaan senang
dan keterkaitan terhadap profesi guru, serta memiliki sedikit
kemauan dan hasrat untuk menjadi guru.
3) Keluarga
Keluarga ditandai oleh ada-tidaknya dukungan dari orang tua
dirinya untuk menjadi guru. Kategori keluarga dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu: keluarga mendukung, netral, dan tidak mendukung.
Ketiga kategori keluarga tersebut masing-masing dijelaskan sebagai
berikut:
1) Keluarga yang mendukung
Keluarga yang mendukung adalah adanya dukungan menjadi
guru yang tinggi dari orang tua maupun dari saudara mahasiswa.
Adanya perhatian orang tua, relasi yang baik antar keluarga dengan
mahasiswa, keadaan ekonomi keluarga, dan banyaknya informasi
yang diberikan keluarga tentang hal-hal yang berkaitan dengan
keguruan akan mendukung seorang mahasiswa calon guru dalam
mempersiapkan dirinya untuk menjadi guru, sehingga mahasiswa
tersebut akan lebih siap menjadi guru nantinya.
2) Keluarga yang netral
Keluarga yang netral memungkinkan adanya dukungan yang
mendukung atau tidak mendukung, atau kedua-duanya.
3) Keluarga yang tidak mendukung
Keluarga yang tidak mendukung adalah tidak adanya
dukungan menjadi guru dari orang tua maupun saudara lainnya.
Kurangnya perhatian orang tua, relasi yang tidak baik antar
keluarga dengan mahasiswa, keadaan ekonomi keluarga yang
rendah, dan pemberian informasi yang kurang memadai dari
mempengaruhi mahasiswa calon guru dalam mempersiapkan
dirinya untuk menjadi guru, sehingga mahasiswa tersebut kurang
siap menjadi guru.
4) Kesiapan Menjadi Guru
Kesiapan menjadi guru ditandai dengan adanya penguasaan
kompetensi keguruan yang lengkap dan terintegrasi. Kategori kesiapan
menjadi guru dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: kesiapan menjadi
guru yang tinggi, cukup, dan rendah. Ketiga kesiapan menjadi guru
tersebut masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1) Kesiapan menjadi guru yang tinggi
Kesiapan menjadi guru yang tinggi maksudnya mahasiswa
calon guru memiliki banyak pengalaman mengajar dan mampu
menguasai kompetensi-kompetensi keguruan (pedagogik,
kepribadian, profesioanl dan sosial) secara lengkap.
2) Kesiapan menjadi guru yang cukup
Kesiapan menjadi guru yang cukup maksudnya mahasiswa
calon guru memiliki pengalaman mengajar dan mampu menguasai
kompetensi-kompetensi keguruan (pedagogik, kepribadian,
profesioanl dan sosial) yang cukup memadai.
3) Kesiapan menjadi guru yang rendah
Kesiapan menjadi guru yang tinggi maksudnya mahasiswa
mampu menguasai kompetensi-kompetensi keguruan (pedagogik,
kepribadian, profesioanl dan sosial) secara lengkap.
c. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, maka instrumen
harus diujicobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memperoleh
informasi mengenai sudah atau belum terpenuhinya persyaratan.
Instrumen memenuhi syarat sebagai alat pengukur data jika data valid dan
reliabel. Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan di FKIP USD
Jurusan Pendidikan Akuntasi. Pelaksanaan uji coba dilakukan sebanyak 1x
kepada 30 mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 yang telah
mengikuti PPL. Alasan pemilihan Jurusan Pendidikan Akuntansi ini
karena Akuntansi masih satu rumpun atau satu bidang studi dengan
Ekonomi.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kesahihan suatu instrumen. “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur”
(Sugiyono, 2008: 172).
Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini
digunakan teknik analisis faktor yang dikembangkan SPSS (Statistical Product and Service Solutions), yaitu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antar item setiap faktor
dalam variabel. Uji validitas menggunakan Rumus Korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut (Arikunto, 2006: 170):
Keterangan:
Rxy = koefisien Product Moment
N = jumlah sampel
X = skor masing-masing item
Y = skor total
∑XY = jumlah perkalian X dan Y ∑X2 = jumlah kuadrat X
∑Y2 = jumlah kuadrat Y Kesimpulan:
Jika perhitungan diperoleh angka, untuk mengetahui angket
valid atau tidak maka harus dikonsultasikan dulu dengan r hitung.
Angket dikatakan valid jika r hitung > r tabel begitu juga sebaliknya jika r
hitung < r tabel angket dikatakan tidak valid dengan taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Dalam penelitian ini proses perhitungan validitas
menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 16. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel
sampel. Peneliti melakukan pengujian ini dengan pengujian pra
penelitian dengan sampel sebesar 30 responden. Besarnya df = 30-2 =
28. Dengan df 28 dan alpha = 5% = 0,05 didapat r hitung = 0,374
(lihat r tabel pada df = 28 dengan dua sisi).
Berdasarkan hasil analisis data yang dibantu dengan Program
SPSS versi 16 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Uji Validitas Instrumen Kesiapan Mahasiswa Menjadi Guru
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel kesiapan mahasiswa
menjadi guru dikembangkan menjadi 21 butir pernyataan diperoleh
18 butir yang valid dan 3 butir yang gugur sehingga dari 21 butir
pernyataan yang dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat
untuk mengukur kesiapan mahasiswa menjadi guru hanya 18 butir
pernyataan.
Tabel III.8 Rangkuman Uji Validitas Untuk Kesiapan Mahasiswa Menjadi Guru
Butir
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,374 0,406 Valid 2 0,374 0,542 Valid 3 0,374 0,542 Valid 4 0,374 0,031 Tidak Valid 5 0,374 0,606 Valid 6 0,374 0,554 Valid 7 0,374 0,598 Valid 8 0,374 0,597 Valid 9 0,374 0,733 Valid 10 0,374 0,776 Valid 11 0,374 0,585 Valid 12 0,374 0,605 Valid
Butir
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Status
13 0,374 0,725 Valid 14 0,374 0,379 Valid 15 0,374 0,135 Tidak Valid 16 0,374 0,766 Valid 17 0,374 0,660 Valid 18 0,374 0,334 Tidak Valid 19 0,374 0,713 Valid 20 0,374 0,660 Valid 21 0,374 0,662 Valid
Sumber: Data primer, diolah 2012
2) Uji Validitas Instrumen Minat Menjadi Guru
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel minat menjadi guru
dikembangkan menjadi 12 butir pernyataan, diperoleh 10 butir
yang valid dan 2 butir yang gugur sehingga dari 12 butir
pernyataan yang dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat
untuk mengukur minat menjadi guru hanya 10 butir pernyataan.
Tabel III.9 Rangkuman Uji Validitas Untuk Minat Menjadi Guru
Butir
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,374 0,542 Valid 2 0,374 0,590 Valid 3 0,374 0,544 Valid 4 0,374 0,561 Valid
Butir
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Status
5 0,374 0,521 Valid 6 0,374 0,737 Valid 7 0,374 0,543 Valid 8 0,374 0,686 Valid 9 0,374 0,322 Tidak Valid 10 0,374 -0.151 Tidak Valid 11 0,374 0,404 Valid 12 0,374 0,747 Valid
Sumber: Data primer, diolah 2012
3) Uji Validitas Instrumen Keluarga
Berdasarkan indikator-indikator dari variabel Keluarga
dikembangkan menjadi 15 butir pernyataan, diperoleh 12 butir
yang valid dan 3 butir yang gugur sehingga dari 15 butir
pernyataan yang dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat
untuk mengukur Keluarga hanya 12 butir pernyataan.
Tabel III.10 Rangkuman Uji Validitas Untuk Keluarga
Butir
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,374 0,445 Valid 2 0,374 0,615 Valid 3 0,374 0,652 Valid 4 0,374 0,705 Valid 5 0,374 0,699 Valid 6 0,374 0,587 Valid
Butir
Pernyataan Nilai r tabel Nilai r hitung Status
7 0,374 0,541 Valid 8 0,374 0,323 Tidak Valid 9 0,374 0,361 Tidak Valid 10 0,374 0,560 Valid 11 0,374 0,358 Tidak Valid 12 0,374 0,603 Valid 13 0,374 0,493 Valid 14 0,374 0,617 Valid 15 0,374 0,524 Valid
Sumber: Data primer, diolah 2012
2. Uji Reabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2006: 178) “instrumen dikatakan reliabel
bila instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data
yang dipercaya”. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
rumus koefisiensi Alpha. Dalam Arikunto (2006: 196) menjelaskan
bahwa “rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.
Adapun rumus Alpha adalah sebagi berikut (Arikunto, 2006: 196):
Keterangan:
= reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= varians total
Jika dari perhitungan diperoleh angka, untuk mengetahui
instrument reliabel atau tidak maka harus dikonsultasikan dahulu
dengan r tabel. Angket dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel begitu juga
sebaliknya jika r hitung < r tabel angket dikatakan tidak reliabel dengan
taraf signifikansi 5% atau 0,05.
Sebagai pedoman untuk menentukan keterandalan instrument
penelitian digunakan interpretasi nilai r yang dikemukakan oleh
Arikunto (2006, 276), yaitu:
Tabel III.11
Tingkat Keterandalan Instrumen Penelitian
No. Koefisien Alpha Tingkat Keterandalan
1. 0,800 - 1,00 Sangat Tinggi
2. 0,600 - 0,799 Tinggi
3. 0,400 - 0,599 Cukup
4. 0,200 - 0,399 Rendah
5. 0,0 < 0,199 Sangat Rendah
Berdasarkan hasil analisis yang dibantu dengan
menggunakan program SPSS for windows versi 16. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel III.12 Rangkuman Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen Angket
Variabel Koefisien Alpha
Cronbach Status
Tingkat Keandalan
Kesiapan Menjadi Guru 0,904 Reliabel Sangat Tinggi
Minat Menjadi Guru 0,815 Reliabel Sangat Tinggi
Lingkungan Keluarga 0,877 Reliabel Sangat Tinggi
Sumber: Data primer, diolah 2012
Hasil pengukuran uji reliabilitas yang disajikan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa instrumen variabel kesiapan menjadi guru diperoleh
koefisien Alpha sebesar 0,904 termasuk dalam kategori tingkat
reabilitasnya sangat tinggi, minat menjadi guru diperoleh koefisien Alpha
sebesar 0,815 termasuk dalam kategori tingkat reabilitasnya sangat tinggi
dan keluarga diperoleh koefisien Alpha sebesar 0,877 termasuk dalam
kategori tingkat reabilitasnya sangat tinggi.