MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG
( Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV
Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Oleh:
Bhirawa Widya Putranti
0907024
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
==========================================================
MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG
( Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh:
Bhirawa Widya Putranti
0907024
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Bhirawa Widya Putranti 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
BHIRAWA WIDYA PUTRANTI
MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG
(Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Sugihartono, M.A.
NIP : 196301041988031003
Pembimbing II
Susi Widianti, S.Pd.,M.Pd.,M.A.
NIP : 197312032003122001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang
Dra.Neneng Sutjiati,M.Hum
ABSTRAK
MEDIA PEMBELAJARAN ONOMATOPE BAHASA JEPANG (Studi Kasus Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh:
Bhirawa Widya Putranti
Skripsi ini dibimbing oleh:
Drs.Sugihartono, M.A. dan Susi Widianti, S.Pd., M.Pd., M.A..
Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian ini adalah banyaknya mahasiswa bahasa Jepang yang belum banyak mengetahui onomatope bahasa Jepang, khususnya pada pemahaman dan penggunaannya pada sebuah kalimat. Sehingga mahasiswa termasuk penulis pun mengalami kesulitan dalam mempelajari onomatope bahasa Jepang. oleh karena itu penulis mencoba mendesain sebuah media sebagai pembelajaran onomatope bahasa Jepang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana desain media dan pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang, kemudian untuk mengetahui tanggapan serta penilaian responden secara menyeluruh mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dan skala penilaian (rating scale) serta studi kepustakaan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 48 orang Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2012/2013.
Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden menyatakan bahwa media pembelajaran onomatope bahasa Jepang menarik dan lebih jelas dalam memaparkan kosakata onomatope. kemudian media pembelajaran ini cukup baik digunakan sebagai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang. Selain itu media media ini pun bisa digunakan dalam pembelajaran lain seperti bunpou dan kata kerja bahasa Jepang.
ABSTRACT
MEDIA OF JAPANESE ONOMATOPOEIA LEARNING
(A Case Study of the Media Exposure on Student Level IV Department of Japanese Language Education UPI Academic Year 2012/2014 )
By:
Bhirawa Widya Putranti
This Scription Guided by:
Drs.Sugihartono, M.A. and Susi Widianti, S.Pd.,M.Pd.,M.A.
The problem underlying this research is that many Japanese students who do not know much about Japanese onomatopoeia, especially on the understanding ang use in a sentence. So that students and writer was experienced difficulty in learning the Japanese onomatopoeia. Therefore, the writer tried to design a media for learning the Japanese onomatopoeia.
This research purpose to know how to design of media and media exposure learning of Japanese onomatopoeia, then to know the response and evaluating overall respondents about Japanese onomatopoeia learning media.
This research used a descriptive method, technique of data collection through questionnaire distribution and rating scales and literature study. The samples in this research were 48 students level IV Japanese Language Education Programs UPI academic year 2012/2013.
The result obtained, the majority of respondents stated that Japanese onomatopoeia learning media is interested and more clear in describe
onomatopoeia vocabulary, then this media is good enough to use as a media of learning Japanese onomatopoeia. Moreover this media can be used in other learning such as bunpou and Japanese verbs.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... xi
UCAPAN TERIMA KASIH ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 .Masalah Penelitian ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.5. Definisi Operasional ... 5
1.6. Metodologi Penelitian ... 6
1.7. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1. Media Pembelajaran ... 9
2.1.1. Pengertian Media ... 10
2.1.2. Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran ... 12
2.2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ... 15
2.3. Karakteristik dan Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 17
2.4. Audio Visual ... 19
2.5. Film ... 19
2.5.1. Film Animasi ... 21
2.6. Onomatope ... 22
2.6.1. Onomatope yang diteliti ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
3.2.Populasi dan Sampel ... 35
3.3. Instrumen Penelitian ... 36
3.4. Teknik Pengunmpulan Data ... 41
3.5. Teknik Pengolahan Data ... 41
3.6. Prosedur Penelitian ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1. Analisis dan Penafsiran Angket ... 44
4.2. Analisis dan Penafsiran Skala Penilaian (Rating Scale) ... 56
4.3. Penjelasan Desain Media Pembelajaran ... 60
4.4. Penjelasan Pemaparan Media Pembelajaran ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi Angket ... 37
Tabel 3.2. Kisi-kisi Skala Penilaian ... 39
Tabel 3.3 Penafsiran Data Angket ... 42
Tabel 4.1. Penafsiran Angket 1 ... 44
Tabel 4.2. Penafsiran Angket 2 ... 45
Tabel 4.3. Penafsiran Angket 3 ... 45
Tabel 4.4. Penafsiran Angket 4 ... 46
Tabel 4.5. Penafsiran Angket 5 ... 47
Tabel 4.6. Penafsiran Angket 6 ... 47
Tabel 4.7. Penafsiran Angket 7 ... 48
Tabel 4.8 Penafsiran Angket 8 ... 48
Tabel 4.9. Penafsiran Angket 9 ... 49
Tabel 4.10. Penafsiran Angket 10 ... 50
Tabel 4.11. Penafsiran Angket 11 ... 50
Tabel 4.12. Penafsiran Angket 12 ... 51
Tabel 4.13 Penafsiran Angket 13 ... 52
Tabel 4.14. Penafsiran Angket 14 ... 52
Tabel 4.15. Penafsiran Angket 15 ... 53
Tabel 4.16. Penafsiran Angket 16 ... 53
Tabel 4.17. Penafsiran Angket 17 ... 54
Tabel 4.18. Penafsiran Angket 18 ... 54
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses Keberhasilan Penyampaian Pesan ... 12
Gambar 2.2. Kerucut Pengalaman Edgar Dale ... 15
Gambar 4.1. Penjelasan Hasil Menggunakan Skala Rentang Angka... 59
Gambar 4.2. Pemotongan Gambar menggunakan Windows Movie Maker ... 61
Gambar 4.3. Potongan Film Animasi pada Microsoft Power Point 2010 ... 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam setiap pembelajaran bahasa tentu terdapat berbagai aspek yang perlu
dipelajari dan diperhatikan, hal itu pun berlaku ketika kita mempelajari bahasa
asing khususnya bahasa jepang. Tujuan dari pembelajaran bahasa jepang adalah
agar para pembelajar mampu mengungkapkan suatu pendapat atau ide
menggunakan bahasa jepang. Sehingga untuk menunjang tujuan tersebut maka
salah satu aspek kebahasaan yang harus diperhatikan dan dikuasai adalah goi
(kosakata)
Kosakata atau goi dalam bahasa jepang dapat diklasifikasikan berdasarkan
pada cara-cara, standar atau sudut pandang apa kita melihatnya. Berdasarkan
asal-usulnya , kosakata bahasa jepang dapat dibagi menjadi tiga macam yakni, wago,
kango, dan gairaigo. Dalam wago atau kosakata bahasa jepang asli terdapat salah
satu karakter dari wago yang termasuk dalam giongo dan gitaigo. Ishida
(Sudjianto dan Ahmad,2009: 100) menyebutkan karakteristik dari wago antara
lain adalah sebagai berikut:
Banyak kata-kata yang secra simbolik mengambil tiruan bunyi terutama gitaigo seperti ussura, honnori, daari, dan sebgainya.
Banyak kata-kata yang menyatakan hujan, tumbuhan, binatang, serangga, dan sebagainya.
Sehingga sudah jelas bahwa giongo dan gitaigo termasuk dalam goi dan
merupakan hal yang harus dipelajari. Dalam pembelajarannya karena sering sulit
untuk membedakan antara giongo dan gitaigo maka ada juga yang
menggabungkan keduanya dan menyebutnya sebagai onomatope. (Sudjianto dan
Ahmad, 2009 : 116)
Onomatope merupakan salah satu aspek yang penting untuk di pelajari
dalam bahasa jepang, karena onomatope dapat mengekspresikan berbagai bunyi
2
pun sering muncul dalam pembelajaran bahasa jepang, seperti dokkai, kaiwa,
sakubun dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran kaiwa (berbicara) onomatope
sering digunakan untuk memunculkan komunikasi yang alami. Sedangkan dalam
pembelajaran dokkai, onomatope digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan
atau nuansa dalam sebuah wacana. Selain itu onomatope juga banyak digunakan
dalam kegiatan pembelajaran bahasa jepang. Antara lain onomatope banyak
digunakan dalam novel, komik, film animasi yang berbahasa jepang, kemudian
ketika berbicara mengggunakan bahasa jepang, serta komunikasi melalui media
sosial.
Dalam perkuliahan bahasa jepang, onomatope sangat jarang dipelajari
sehingga kebanyakan mahsiswa bahasa jepang belum terlalu paham mengenai
onomatope. Hal ini pun diungkapkan Imas (2005 : 4) dalam skripsinya “Onomatope merupakan salah satu aspek yang cukup sulit dipelajari dalam mempelajari bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan dalam bangku perkuliahan, tidak
diberikan materi mengenai onomatope yang merupakan bagian dari goi
(kosakata)”.
Selain itu, kesulitan yang dialami oleh pembelajar mungkin disebabkan
karena jumlah onomatope dalam bahasa jepang banyak, sedangkan padanan
artinya dalam bahasa Indonesia sangat terbatas, serta masing-masing onomatope
memiliki makna dan nuansa yang berbeda. Walaupun sebenarnya onomatope
dapat dipelajari secara mandiri, namun dikhawatirkan mahasiswa kurang
memahami makna dan nuansa penggunaan onomatope tersebut, sehingga
dilhawatirkan mahasiswa dapat mengalami kesulitan dalam penggunaan
onomatope dalam sebuah wacana dan kalimat.
Dalam hal ini pun penulis mengalami kesulitan yang sama dalam
pembelajaran onomatope. Sehingga untuk mengatasi kesulitan tersebut maka
dibutuhkan suatu cara yang dianggap tepat untuk membantu pembelajar dalam
memahami onomatope. Oleh karena itu penulis bermaksud menggunakan salah
satu komponen pembelajaran untuk mengatasi kesulitan tersebut, yaitu media.
3
merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mutlak diperlukan dan
keberadaannya tidak dapat diabaikan selama melaksanakan kegiatan
pembelajaran”. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Sadiman (Sudjianto, 2010 : 85) menyatakan bahwa “Media
pembelajaran dapat digunakan untuk memberikan rangsangan atau motivasi bagi
pembelajar agar dapat berfikir, menaruh perhatian, atau menaruh minat yang lebih
terhadap materi yang sedang dipelajarinya”. Dengan menggunakan media juga dapat mempermudah pengajar dalam menyampaikan pelajaran.
Media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa jepang sangat bervariasi
tergantung pada tujuan dan materi yang diajarkan. Sehingga untuk memperoleh
media yang baik, dalam pemilihannya harus sesuai dengan kondisi kegiatan
pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, serta komponen
pembelajaran yang lainnya.
Dalam hal ini penulis memilih media yang disesuaikan dengan karakteristik
onomatope yang banyak menyatakan ekspresi mengenai suatu keadaan. Dan
pemilihan media ini sesuai dengan harapan penulis, yaitu pembelajar tidak hanya
mengetahui arti dari onomatope tetapi pembelajar pun dapat memahami makna,
penggunaan, dan situasi bagaimana onomatope itu terbentuk. Sehingga dengan
melihat karakter dan tujuan pembelajaran onomatope tersebut, penulis memilih
media yang termasuk dalam klasifikasi media audio-visual yaitu film.
Audio-visual berupa film dianggap tepat untuk mengatasi kesulitan dalam pembelajaran
onomatope karena film dapat menampilkan audio dan visual secara bersamaan
sehingga dianggap dapat memperlihatkan ekspresi onomatope secara utuh.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis bermaksud meneliti
tentang media pembelajaran bahasa jepang dengan judul penelitian :
Media Pembelajaran Onomatope Bahasa Jepang (Studi Kasus
Pemaparan Media terhadap Mahasiswa Tingkat IV Jurusan Pendidikan
Bahasa Jepang UPI Tahun Ajaran 2012/2013)
Penulis memilih tingkat IV sebagai obyek penelitian, karena tingkat IV telah
4
pembelajaran. Sehingga diharapkan tingkat IV dapat memberikan penilaian yang
baik terhadap media pembelajaran ini
1.2. Masalah Penelitian
1.2.1. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah desain media pembelajaran onomatope bahasa Jepang?
2. Bagaimanakah pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa
Jepang?
3. Bagaimanakah hasil dari pemaparan media pembelajaran onomatope
bahasa Jepang?
4. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa tingkat IV terhadap media
pembelajaran onomatope bahasa Jepang?
1.2.2. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian tidak meluas maka penulis
membatasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Yang dimaksud dengan desain media pada penelitian ini adalah
merancang media pembelajaran dengan cara menghimpun beberapa
potongan film animasi dari berbagai sumber referensi yang akan
dijadikan sebagai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.
2. Karena jumlah onomatope sangat banyak maka penulis membatasi
onomatope yang digunakan. Yaitu 36 onomatope yang terdapat dalam
buku ajar bahasa Jepang dari tingkat I hingga tingkat III.
3. Penulis hanya ingin memaparkan pemahaman makna onomatope dan
tanggapan mahasiswa terhadap media pembelajaran onomatope bahasa
Jepang.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan anatara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui desain media pembelajaran onomatope bahasa jepang.
2. Mengetahui pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa
5
3. Mengetahui hasil dari penerapan media pembelajaran onomatope
bahasa Jepang.
4. Mengetahui tanggapan siswa mengenai media pembelajaran
onomatope bahasa Jepang.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan alternatif media pembelajaran onomatope bahasa
Jepang.
2. Membuat pembelajaran onomatope bahasa Jepang mudah dipahami
oleh pembelajar.
3. Menambah minat pembelajar terhadap pembelajaran onomatope
bahasa jepang.
1.5. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan makna atau istilah yang digunakan dalam
penelitian ini, penulis akan menguraikan istilah tersebut sebagai berikut adalah :
1. Media
Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Gerlach dan Ely (1971) dalam Azhar (2010: 3).
2. Media Pembelajaran
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran, yang dapat
membantu menyampaikan pesan (dalam penelitian ini mengenai
onomatope) dari sumber (penulis) kepada penerima pesan (mahasiswa).
Dalam penelitian ini alat atau media yang digunakan adalah film
tepatnya beberapa potongan film animasi yang menunjukkan kegiatan
atau ekspresi kosakata onomatope.
6
Pemaparan media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penyampaian media pembelajaran yang kemudian akan diberi tanggapan
oleh sampel penelitian.
4. Onomatope
Onomatope merupakan salah satu komponen yang menarik dalam
pembelajaran Bahasa Jepang karena mampu mengekspresikan berbagai
bunyi dalam Bahasa Jepang, sehingga menambah variasi dalam
mempelajari Bahasa Jepang. Sudjianto dan Dahidi (2009 : 115)
Dalam penelitian ini onomatope yang digunakan adalah onomatope
yang terdapat dalam buku ajar bahasa Jepang dari tingkat I hingga tingkat
III.
1.6. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur
ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”. (Sutedi, 2011 : 58) 1.6.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 2008 :
90-91). Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa tingkat IV jurusan
pendidikan bahasa jepang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 90
orang sebagai populasi dan 48 orang mahasiswa tingkat IV sebagai
sampel.
Penulis memilih mahasiswa tingkat IV jurusan pendidikan bahasa
Jepang sebagai sampel karena telah mempelajari mengenai media
7
dapat memberikan penilaian yang baik terhadap media pembelajaran
onomatope bahasa Jepang.
1.6.2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam
kegiatan penelitian. (Sutedi, 2008 : 155)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang
berisi tanggapan mengenai media pembelajaran dan skala penilaian.
1.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa angket dan studi pustaka
1. Angket : angket dibuat untuk mengetahui bagaimana hasil
dari pemaparan media dan tanggapan mengenai media pembelajaran
onomatope bahasa jepang.
2. Skala penilaian : skala penilaian dibuat untuk memperoleh data
yang berupa informasi mengenai penilaian media pembelajaran
onomatope bahasa Jepang.
3. Studi pustaka : teknik pengumpulan informasi yang berkaitan
dengan penelitian melalui sumber-sumber referensi baik melaui buku
maupun website.
Langkah-langkah penelitian:
1. Memaparkan media pembelajaran kepada sampel.
2. Memberikan soal dan angket
3. Mengolah data.
4. Melaporkan hasil penelitian.
1.7. Sistematika Penulisan
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian, rumusan dan
batasan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, definisi
8
2. BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan dan menguraikan tentang pengertian dari media
pembelajaran, jenis dan karakteristiknya, pentingnya penggunaan media
pembelajaran, pengertian mengenai onomatope dan hal lain yang berkenaan dengan
penelitian ini.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan dan menguraikan mengenai metode penelitian,
populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian
serta teknik pengolahan data.
4. BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang analisis data penelitian, pengolahan data dan
pembahasan.
5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Menjelaskan mengenai hasil kesimpulan serta saran atau rekomendasi dari
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
“Metode adalah sebuah cara yang digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu masalah. Dalam penelitian, metode dapat diartikan sebagai “Cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian” (Sutedi, 2011 : 53).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Sutedi (2011 : 58) menyatakan bahwa “Penelitian deskriptif yaitu
penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang
terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual”. Penulis memilih metode deskriptif karena untuk menjabarkan media pembelajaran kemudian mendapat tanggapan dan penilaian dari sampel mengenai
baik atau tidaknya media pembelajaran tersebut.
Dalam penelitian ini, penulis tidak mengukur efektivitas atau pengaruh suatu
media pembelajaran..
3.2. Populasi dan Sampel
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009 : 117). Sugiyono
pun menambahkan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki
36
“Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data” (Sutedi, 2011 : 179).
Pada awal penelitian ini penulis memlih tingkat III semester V tahun ajaran
2012/2013 jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI sebagai obyek dari penelitian ini,
namun karena keterbatasan waktu dan berdasarkan saran pembimbing satu dengan
alasan, bahwa tingkat III belum mempelajari materi perkuliahan mengenai media
pembelajaran, sedangkan yang telah mempelajari materi tentang media pembelajaran
adalah tingkat IV, sehingga penulis mengganti obyek penelitian ini kepada
mahasiswa tingkat IV.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat IV semester VII
tahun ajaran 2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang FPBS UPI yang
berjumlah kurang lebih sekitar 90 orang yang dibagi ke dalam tiga kelas. Dan
keseluruhan sampel untuk penelitian ini berjumlah 48 orang.
3.3. Instrumen Penelitian
Sutedi , (2011 : 155) menjelaskan “Instrumen penelitian yaitu alat yang
digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan
dalam kegiatan penelitian”. Secara garis besar instrumen penelitian dibagi menjadi
dua yaitu tes dan non-tes. Instrumen tes berupa tes tulisan, tes lisan, dan tes tindakan.
Sedangkan non-tes berupa angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, skala,
sosiometri, daftar (cheklist) dan sebagainya.
Dalam penelitian ini karena penulis hanya menginginkan tanggapan dan
penilaian mengenai media pembelajaran, sehingga penulis menggunakan instrumen
penelitian non-tes berupa angket dan skala.
3.3.1. Angket
Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian
yang diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian).
37
cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan
disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden”.
Angket merupakan salah satu instrumen yang mewakili penulis untuk
menanyakan tanggapan atau respon mengenai sesuatu hal yang diteliti. Dalam
hal ini sampel berperan sebagai informan atau sumber data mengenai
pertanyaan yang dibuat oleh penulis dan disajikan dalam angket.
Pembuatan angket ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan atau
respon dari sampel mengenai pemaparan media pembelajaran onomatope
bahasa Jepang.
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket
Media Pembelajaran Onomatope Bahasa Jepang
Variabel yang
diukur
Indikator
pengukuran Pernyataan
No
pernyataan Jumlah
Tanggapan
dan pendapat
sampel (pembelajar) mengenai pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang
Minat Pengetahuan
pembelajar mengenai
penggunaan media
pembelajaran
onomatope bahasa
Jepang.
1,2 2
Kesenangan
pembelajar
mempelajari
onoamtope bahasa
Jepang menggunakan
media ini
3,4 2
38
belajar mudah dipahami.
Materi pelajaran sulit
dipahami.
6 1
Pemilihan
potongan
film
animasi
Animasi yang dipilih
sesuai dengan materi
pelajaran.
9 1
Animasi yang dipilih
tidak sesuai dengan
materi pelajaran
10 1
Minat
media
Pembelajar tertarik
dengan media
pembelajaran.
7 1
Pembelajar tidak
tertarik dengan media
pembelajaran.
8 1
Unsur
audio dan
visual
Unsur audio dan visual
sudah sesuai.
13 1
Unsur audio dan visual
tidak sesuai.
14 1
Penggunaan
film
potongan
animasi
Pemaparan materinya
lebih jelas.
15 1
Pemaparan materinya
tidak jelas.
16 1
Penggunaanya pada
materi pembelajaran
lain.
17, 18 2
Bahasa Penggunaan bahasa
mudah dipahami
39
Penggunaan bahasa
sulit dipahami.
12 1
JUMLAH 18
3.3.2. Skala
“Instrumen skala dapat digunakan untuk mengukur sikap, minat, perhatian, atau penilaian dari responden terhadap sesuatu hal”
(Sutedi, 2011: 175). Skala yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah skala penilaian.
Skala penilaian ini dibuat untuk mendapatkan penilaian dari
sampel mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan skala jenis rating scale.
Karena “Rating scale ini lebih fleksibel, tidak terbatas untuk
pengukuran sikap saja tetapi untuk mengukur status sosial, ekonomi,
kelembagaan, pengetahuan, kemampuan, proses kegiatan, dan
lain-lain” (Sugiyono, 2009 : 141)
Yang terpenting dalam pembuatan rating scale ini adalah
penjabaran dari angka-angka yang terdapat dalam skala penilaian.
Tabel 3.2
Tabel Kisi-Kisi Skala Penialaian
Media Pembelajaran onomatope bahasa Jepang
Variabel yang diukur
Indikator Pernyataan Nomor pernyataan
40 Tanggapan atau pendapat sampel (pembelajar) mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang Tampilan media media pembelajaran Penggunaan bahasa pada media pembelajaran
5 1
Pengemasan media
pembelajaran
7 1
Kesesuaian unsur audio dan visual
2 1
Menarik
perhatian 9 1
Pemilihan
potongan video 3 1
Kesesuaian media
pembelajaran dengan materi pelajaran
1 1
Materi yang terdapat dalam media pembelajaran Penjelasan materi melalui potongan film animasi
4 1
Pemahaman materi
menggunakan media
pembelajaran
6 1
Penggunaan media
pembelajaran pada materi
41
pelajaran lain
Penggunaan media
Keefektivitasan waktu
penggunaan media
pembelajaran.
8 1
Waktu penggunaan media
Penggunaan bahasa pada media
pembelajaran
6 1
JUMLAH 10
Keterangan penafsiran angka pada penilaian skala penilaian :
4 = sangat baik.
3 = cukup baik
2 = kurang baik
1 = sangat tidak baik
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2011 : 193), “Teknik pengumpulan data bila dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data data dapat menggunakan sumber primer dan
sumber sekunder”. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber data
yang tidak langsung memberikan data pada sumber data, misalnya lewat orang lain
atau dokumen.
Bila dilihat dari penjelasan diatas, maka sumber data yang digunakan penulis
dalam penelitian ini adalah sumber primer, dan menggunakan teknik yang
menggunakan angket dan skala. Kemudian disebarkan pada sampel yang
42
UPI tahun ajaran 2012/2013. Dan setelah data terkumpul maka dilakukan
pengolahan data.
3.5. Teknik Pengolahan Data
Setelah seluruh data telah diperoleh, penulis melalui metodelogi penelitian
akan mengolah data berupa angket dan skala penialaian (ratting scale.)
Teknik pengolahan data dari sampel akan dilakukan dengan cara-cara seperti
berikut
3.5.1. Pengolahan Angket
1. Mejumlahkan setiap jawaban angket dan lembar pengamatan
2. Menyusun frekuensi jawaban
3. Membuat tabel Frekuensi
4. Menghitung prosentasi dari setiap jawaban dengan rumus :
x 100%
P = Prosentase frekuensi dari setiap jawaban responden
F = Frekuensi dari setiap jawaban responden
n = Jumlah responden
Tabel 3.3
Penafsiran Data Angket
Interval Prosentase Keterangan
0,00% Tidak Seorangpun
01,00% - 05,00% Hampir tidak ada
06,00% - 25,00% Sebagian Kecil
26,00% - 49,00% Hampir Setengahnya
50,00% Setengahnya
43
76,00% - 95,00% Sebagian Besar
96,00% - 99,00% Hampir Selurunhya
100% Seluruhnya
3.5.2. Pengolahan Skala / Ratting Scale
1. Membuat tabulasi data mengenai jumlah responden dan hasil
dari ratting scale.
2. Kemudian jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat
skor tertinggi). Untuk ratting scale yang digunakan penulis
nilai tertinggi dari setiap butir adalah 4. Untuk menghitung
skor kriterium menggunakan perhitungan sebagai berikut:
3. Kemudian jumlah dari data tabulasi dibagi dengan skor
kriterium.
4. Kemudian dapat dibuat kategori menggunakan skala rentang
angka.
Contoh :
Jika diibaratkan skor kriterium = 1200
Dan hasil penjumlahan data tabulasi = 818
300 600 900 1200
Sangat kurang baik cukup baik sangat baik Tidak
Baik 818
Skor kriterium = skor tertinggi setiap butir × jumlah butir
44
Dapat diartikan bahwa nilai 818 termasuk dalam kategori interval “ kurang baik dan cukup baik”. Tetapi mendekati lebih baik.
(Sugiyono,2011)
3.6. Prosedur Penelitian
Berikut merupakan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh penulis.
1. Menentukan sampel yang sesuai, yang dapat digunakan sebagai sumber
data.
2. Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipaparkan kepada sampel.
3. Membuat instrumen penelitian berupa angket dan skala penilaian
/ratting scale.
4. Melakukan konsultasi mengenai instrumen penelitian kepada dosen
pembimbing
5. Melakukan revisi terhadap instrumen penelitian
6. Melakukan penelitian dengan cara memaparkan media pembelajaran.
7. Menyebarkan instrumen pada sampel.
8. Mengolah data penelitian.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan penelitian, penulis akan menyampaikan
kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengolahan dan penafsiran data. Kemudian
penulis akan menyampaikan saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil penelitian yang telah
diperoleh, penulis menyimpulkan penelitian ini sebagai berikut:
ᬅ. Mendesain media pembelajaran onomatope bahasa Jepang dilakukan dengan cara mengumpulkan 29 potongan film animasi yang sesuai dengan kosakata
onomatope yang diambil dari serial kartun Doraemon. Kemudian dikemas
menggunakan Microsoft Power Point 2010 agar lebih menarik minat
pembelajar terhadap media dan materi pembelajaran, dan dilengkapi dengan
penjelasan mengenai onomatope beserta contoh kalimatnya.(lihat lampiran) ᬆ. Pemaparan media pembelajaran onomatope bahasa Jepang dilakukan dalam
satu tahap, dua waktu yang berbeda dan tiga kali pemaparan di kelas yang
berbeda, yaitu yang pertama pada hari senin, 16 Desember 2013 dilakukan
pemaparan di kelas 7B dan 7C yang berjumlah 12 dan 20 orang. Kemudian
yang kedua, pada hari selasa 17 Desember 2013 dilakukan pemaparan kepada
16 0rang di kelas 7A. Penulis memaparkan media pembelajaran kemudian
memberikan instrumen penelitian berupa angket dan skala penilaian (rating
scale).
ᬇ. Tanggapan terhadap media pembelajaran onomatope bahasa Jepang diketahui sebesar 72,91% responden menyatakan setuju bahwa media pembelajaran ini
menarik, dan sebesar 72,91% menyatakan setuju bahwa pemaparan
67
ada juga 12,50% responden yang menyatakan setuju bahwa animasi yang
dipaparkan tidak sesuai dengan kosakata onomatope yang dimaksud.
ᬈ. Berdasarkan hasil dari skala penilaian (rating scale) yang mengukur segala aspek mengenai media pembelajaran onomatope bahasa Jepang, menghasilkan
prosentase sebesar 80,26% dan berkategori “cukup baik”, (dengan nilai 1541
dari 1920) untuk digunakan sebagai media pada materi pembelajaran
onomatope bahasa Jepang.
Saran
Dalam penulisan karya ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
hal-hal yang kurang sempurna, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan saran
penelitian sebagai berikut:
ᬅ. Perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam terhadap penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen murni agar mengetahui keefektifitasan
media pembelajaran onomatope bahasa Jepang ini dan dapat mengetahui apa
saja kekurangan dan kelebihan dari media pembelajaran ini.
ᬆ. Dalam pemaparannya perlu menggunakan aplikasi yang lebih baik seperti Macromedia Flash Player agar lebih komunikatif dan menarik.
ᬇ. Media film animasi ini tidak hanya dapat digunakan dalam materi pembelajaran onomatope, namun dapat juga digunakan untuk mengajarkan
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Atoda, Toshiko dan Kazuko, Hoshino. (1995). Tadashii Imi to Youbun ga Sugu
Wakaru Giongo. Gitaigo Tsukai kata Jiten. Tokyo : Sotakusha Kabushiki
Kaisha.
Chang, Andrew, C. (1990). A Thesaurus of Japanese Mimesis and Onomatopoeia:
Usage by Categories. Tokyo : Taishukan Mise Kabushiki Kaisha.
Etsuo,Ozawa. (1998). An Incomprehensive Dictionary of English Onomatopoeia.
Hinata, Shigeo & Junko, Hibiya. (1995). Gaikokujin No Tameno Nihongo Reibun
Mondai Shiri-Zu 14 Giongo Gitaigo. Tokyo: Aratake Shuppan Kabushiki
Kaisha
Kartadinata, Sunaryo. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI
Matsuura, Kenji. (1994). Kamus Bahasa Jepang-Indonesia. Kyoto,Japan : Kyoto
Sangyo University Press.
Sadiman,Arief.S. et al. (2008) MEDIA PENDIDIKAN Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Shiang, Tjhin Thian. (2009). Kata Berulang dalam Bahasa Jepang. Jakarta :
Gakushudo
Sudjianto. (2010). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Jepang.
Bekasi : Bahan Ajar Bahasa Jepang.
Sudjianto. dan Dahidi, Ahmad. (2009). Pengantar Linguistik Bahasa Jepang.
Jakarta : Kesaint Blanc.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
PT. Rosda Karya.
Sutedi, Dedi. (2009). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung :
Humaniora Utama Press.
Wibawa, Basuki dan Mukti, Farida. (1991). Media Pengajaran. Bandung :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Wina, Sanjaya. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Al-Hafizh, Mushlihin. (2012). Pengertian film Animasi. [Online]. Tersedia:
http://www.referensimakalah.com/2013/01/pengertian-film-animasi.html [24 November 2013]
Departemen Pendidikan. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. [Online]. Tersedia :
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU14-2005GuruDosen.pdf [25 November
2013]
Hanny. (2010). Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual. [Online]. Tersedia :
http://hanniyypurple.blogspot.com/2013/03/media-pembelajaran-berbasis-audio.html [23 November 2013]
Harkins, Jean dan Wierzbicka, Anna. (2001). Emotions in Crosslinguistic
Perspective [Online].Tersedia: :
http://books.google.co.id/books?id=GegXwYl3nfoC&printsec=frontcov
er&hl=id#v=onepage&q&f=false [20 Oktober 2013]
Smart Consulting. (2010). Pengertian Film. [Online]. Tersedia :
http://5martconsultingbandung.blogspot.com/2010/10/pengertian-film.html [24 November 2013]
Zoebazary, Ilham. (2012). Pengertian Film Animasi dan Sejarahnya. [Online].
http://id.shvoong.com/humanities/film-and-theater-studies/2280709-pengertian-film-animasi-dan-sejarahnya/ [24