DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Nurita Puji. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai yang Dibungkus Plastik, Daun Pisang dan Daun Jati. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Azizah. 2007. Formulasi Laru Tempe Terstandar Isolat Daun Waru. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI Tempe Kedelai. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Dwidjoseputro, D. dan F. T.Wolf, 1970. Microbiological Studies of Indonesian Fermented Foodstuff.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Fransiska. 2010. Pemanfaatan Limbah Singkong Sebagai Biogas. Fakultas Teknik, Universitas Dipenogoro. 2007. Semarang.
Frazier, W. C. and D. C. Westhoff. 1981. Food Microbiology. Tata Mc Graw Hill Pub. Co. Ltd, New Delhi.
Hansen, P. J. 2005. Use of Haemacytometer.http:// www.animal. ufl.edu/hansen/ protocols/hemacytometer.html. [23 Januari 2007].
Hermana dan M. Karmini. 1996. Pengembangan Teknologi Pembuatan Tempe. Di dalam: Sapuan dan M. Sutrisno (eds.). Bunga Rampai Tempe Indonesia. Yayasan Tempe Indonesia. Jakarta.
Hermana dan Sutedja. 1970. Advances in the preparation of tempe. Gizi Indonesia, 2: 167.
Karmini, Mien dkk. 2009. Aktivitas Enzim Hidrolitik Kapang Rhizopus sp. Pada Proses Fermentasi Tempe. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kasmidjo, RB. 1989. Tempe Mikrobiologi dan Biokimia Pengolahan serta. Pemanfaatannya. UGM Press. Yogyakarta.
Martodisiswojo dan Rajakwangun. 1995. Tanaman Waru. Fakultas Farmasi, Camcer Chemoprevention Research Center, UGM. Yogyakarta.
Murata, K., T. Miyamoto, E. Kokufu, dan Y. Sanke. 1970. Changes in biotin and folic acid contents during tempeh fermentation. S. Vitaminol 16: 281-284.
Purnama, F. Ardian. 2010. Kadar Air, Abu, Protein dan Karbohidrat Pada Tahapan Pembuatan Tempe. Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Samson, R.A dan van Reenen-Hoekstra. 1988. Introduction to Food-borne Fungi. CBS, Baarn. Belanda.
Shurtleff, W. dan A. Aoyagi. 1979. The Book of Tempeh. Harper and Row Publ, New York.
Steinkrauss, K. H. 1983. Handbook of Indigenous Fermented Food. Marcell Dekker Inc, New York.
Sudiarso, F. D. 1993. Kajian Teknologis dan Finansial Produk Laru Tempe Kedelai. Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
Suprapti, M. L. 2005. Teknologi Pengolahan Pangan. Kanisius. Yogyakarta.
Suyanto, P. 1997. Prospect of tempe as functional food. Proceeding of The International Tempe Symposium.
Syamsuhidayat, S.S dan Hutapea, J.R. 1991. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Syarief, R. dan H. Halid. 1989. Teknologi Penyimpanan Pangan. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB, Bogor.
Tim Penyusun. 1991. Komposisi Zat Gizi Pangan di Indonesia. Direktur Bina Gizi Masyarakat dan Puslitbang, Kementerian Kesehatan, Jakarta.
Walker, G. M. 1999. Media for industrial fermentation. Di dalam: Robinson, K, C. A. Batt, (eds.). Encyclopedia of Food Microbiology. Academic Press, New York.
Wang, H. L., E. W. Swain, dan C. W. Hesseltine. 1975. Mass production of Rhizopus oligosporus spores and their application in tempeh fermentation. J. of Food Sci. 40:15.
Warisno dan Kres Dahana. 2010. Meraup Untung dari Olahan Kedelai. Agro Media Pustaka: Jakarta.
Yusuf, H. Pengaruh Jenis Kapang, Jenis Pengemas, dan Lama Penyimpanan terhadap Aktifitas Inokulum Murni Tempe Kedelai. 1985. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.