• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL BALI DALAM KUASA POSTCOLONIAL PADA FILM EAT PRAY LOVE Representasi Identitas Budaya Lokal Bali Dalam Kuasa Postcolonial Pada Film Eat Pray Love.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL BALI DALAM KUASA POSTCOLONIAL PADA FILM EAT PRAY LOVE Representasi Identitas Budaya Lokal Bali Dalam Kuasa Postcolonial Pada Film Eat Pray Love."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL BALI DALAM

KUASA POSTCOLONIAL PADA FILM EAT PRAY LOVE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

LARASATI REYMA PRAMISTA L.100080083

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL BALI DALAM

KUASA POSTCOLONIAL PADA FILM EAT PRAY LOVE

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

LARASATI REYMA PRAMISTA L.100080083

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi Untuk Diujikan oleh Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Klomunikasi

Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

(4)

iii

HALAMAN PENGESAHAAN

SKRIPSI

REPRESENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL BALI DALAM KUASA

POSTCOLONIAL PADA FILM EAT PRAY LOVE

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

LARASATI REYMA PRAMISTA NIM. L100080083

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Pada tanggal :

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat mendapatkan gelar S-1.

(5)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, 1 Mei 2012

(6)

v MOTTO

Man Jadda Wa Jadda (Nabi Muhammad Saw)

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan kepada :

Allah SWT

My Parents

My Brother and My Sister

My Boyfriend

My Friends

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Komunikasi merupakan bidang ilmu yang berusia 30 tahunan yang berkembang sesuai dengan bidangnya. Telah banyak tokoh yang menulis tentang kajian komunikasi beserta tori-teori yang berkembang di dalamnya. Komunikasi merupakan salah satu dari ilmu sosial yang meneliti tentang masyarakat atau individu. Oleh karena itu komunikasi tidak bisa diukur dengan skala angka yang pasti. Komunikasi berhubungan dengan banyak disiplin ilmu yang ada, misalnya budaya, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya. Dari banyaknya hubungan ini tidak menutup kemungkinan komunikasi sebagai ilmu baru akan meneliti kajian yang berhubugan dengan ilmu tersebut.

(9)

viii

dimana Barat dianggap sebagai kebudayaan dengan peradaban yang maju sedangkan Timur dianggap sebagai kebudayaan berperadaban yang masih traditional.

Selain itu unsur postcolonial yang ditampilkan dalam film tersebut sangat kental sekali, dimana budaya Timur yang sedikit demi sedikit mengalami perubahan budaya karena pengaruh dari Barat yang mengubah struktur budaya Timur sesuai dengan selera Barat. Seperti pada pariwisata di Bali yang sebagaian besar adalah bentukan dari bangsa Barat terhadap persepsi keindahan alam di Bali, yang kemudian bangsa Barat menanamkan nilai tentang keindahan alam Timur sebagaimana yang telah mereka amati. Dan hingga sekarang keindahan alam bangsa Timur menganut pada versi bangsa Barat memandang seperti; sawah, pantai, gunung, hutan dan aktivitas masyarakat tradisionalnya yang dianggap indah bagi bangsa Barat. Selain keindahan alam, hal yang berubah karena adanya postcolonial yang ada di Bali yaitu tentang kecantikan wanita Bali. Dimana sekarang wanita Bali sudah tidak mengikuti tata cara perpenampilan wanita Bali jaman kolonial. Sekarang rambut wanita Bali sudah tidak disangul lagi melainkan di urai, dan wanita Bali sekarang sudah tidak bertelanjang dada lagi, mereka sudah mengunakan baju yang menutupi bagian dadanya.

Dari penjelasan singkat di atas, merupakan inti sari dari penelitian ini. Ini adalah skripsi yang mengambil judul “Representasi Identitas Budaya Lokal Bali

(10)

ix

hanya mengambil objek Bali yang dicitrakan dalam film tersebut. Dimana Bali mengambil hampir sebagaian lokasi cerita dilakukan di Bali.

Atas adanya skripsi ini saya ingin berterima kasih kepada banyak orang. Pertama saya ingin berterima kasih kepada kedua dosen pembimbing saya yaitu, Mas Fajar Junaedi dan Bu Ellen M Yasak yang telah membimbing saya hingga selesai skripsi. Dan saya juga berterima kasih kepada kedua orang tua saya yaitu, Papa Soni (Alm) dan Mama Puji, yang telah membiayai kuliah saya. Terima kasih yang sangat mendalam kepada kakak Rangga ,tante Lilis dan nenek Sastro serta sepupu saya Nathan. Ucapan terima kasih yang istimewa kepada Yoga, Suci, Fatin, Fitri, Vina, Geby, Agnes, Anis, Hanto, Randra dan Herma. Dan juga saya juga ingin berterima kasih kepada seluruh teman-teman angkatan 2008 beserta kakak tingkat dan adek tingkat, serta seluruh keluarga besar Fakultas Ilmu Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammdiyah Surakarta.

Penulis,

(11)

x

Daftar Bagan,Tabel dan Gambar ... xiii

Abstraksi ... xvi a. Film dan Representasi ...10

b. Identitas dan Budaya dalam Film ...12

b.1 Identitas Budaya ...13

(12)

xi

c.1 Estetika Alam Bali dalam Kuasa Postcolonial...21

c.2 Perempuan Bali dalam Postcolonial...24

F. Semiotika Sebagai Bidang Kajian ...28

G. Penelitian Terdahulu...37

H. Metodologi Penelitian...38

I. Definisi Konseptual...46

J. Kerangka Pikiran...53

BAB II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sinopsis Film ...55

B. 1. Seputar Film “Eat Pray Love” ...56

2. Seputar Sutradara Film ”Eat Pray Love”...57

C. Cast and Crew “Eat PrayLove”...59

BAB III. PENYAJIAN DATA A. Estetika Alam ...66

1. Persawahan ...66

2. Gunung ...68

3. Pantai ...69

4. Hutan ...70

5. Aktivitas masyarakat ...71

(13)

xii

1. Rambut Terurai...72

2. Menutup Bagian Dada ...72

BAB IV. HASIL PENELITIAN A. 1 Makna Simbol Eksotiska Alam di Bali dalam Film Eat Pray Love...74

1. Persawahan ...74

2. Gunung ...79

3. Pantai ...84

4. Hutan ...88

5. Aktivitas Masyarakat ...95

A.2 Pembahasan Postcolonial... 103

Estetika Alam dalam Kuasa Postcolonial... 103

B. Makna Simbol Kecantikan Wanita di Bali dalam Film Eat Pray Love ...112

1. Rambut Terurai...112

2. Menutupi Bagian Dada ...117

V. PENUTUP A. Kesimpulan...122

B. Saran ...125

(14)

xiii

DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GAMBAR

A. Daftar Bagan

1. Bagan 1: Kerangka Pemikiran ... ...54

B. Daftar Tabel 1. Tabel 1: Simbol Eksotiska Alam Bali ... ...74

2. Tabel 2: Simbol Kecantikan wanita Bali Postcolonial ... ...112

C. Daftar Gambar Gambar I.1. Piramida Lukisan Raden Saleh ... 22

Gambar I.2. Perempuan Bali Kuno ... 26

Gambar I.3. Elemen-Elemen Makna Peirce ... 30

Gambar I.4. Tingkat Makna Saussure ... 32

Gambar I.5. Elemen-Elemen Signifikasi Berlapis Ganda Barthes ... 35

Gambar I.6. Tingkat Makna Barthes...41

Gambar IV.1. Perbedaan Keindahan Alam Barat dan Timur... 77

Gambar IV.2. Lukisan Persawahan Karya Raden Saleh ... 78

Gambar IV.3. Perbedaan Gunung ... 81

(15)

xiv

Gambar IV.5: Perbedaan high context dan low context pantai... 86

Gambar IV.6: Upacara Adat di Bali ... 88

Gambar IV.7: Perbedaan Hutan 1 ... 91

Gambar IV.8: Perbedaan Hutan 2 ... 92

Gambar IV.9: Pohon Besar Yang Diselimuti Kain Poleng ... 94

Gambar IV.10: Aktivitas Mencuci Pakaian ... 97

Gambar IV.11: Kegiatan Sembayang ... 98

Gambar IV.12: Perbedaan Pasar...100

Gambar IV.13: Pura Yang Menghadap Ke Barat ... 102

Gambar IV.14: Beberapa Lukisan Raden Saleh pada Masa Mooi Indie...104

Gambar IV.15: Beberapa Potongan Scene Yang Dilakukan Di Bali...111

Gambar IV.16: Postcolonial Kecantikan Wanita Bali dari Scene...114

Gambar IV.17: Boneka Barbie...116

Gambar IV.18: Lukisan Wanita Bali...116

Gambar IV.19: Bentuk Pakaian Wanita Bali...118

Gambar IV.20: Wanita Bali Jaman Postcolonial...120

Gambar IV.21: Pakaian Wanita Bali Jaman Dulu...121

(16)

xv ABSTRAK

Larasati Reyma Pramista, L100080083.2012. Representasi Identitas Budaya Lokal Bali dalam Kuasa Postcolonial pada Film “Eat Pray Love”. Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penelitian ini bertujuan untuk membongkar representasi identitas budaya lokal Bali dalam kuasa postcolonial pada film Eat Pray Love. Selanjutnya penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan konstribusi dalam kajian

cultural studies terutama dalam membandingkan budaya Barat dengan budaya Timur dan postcolonial yang direpresentasikan melalui gambar di Dunia Ketiga.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, secara lebih khususnya lagi penelitian ini menggunakan metode semiotika. Semiotika digunakan sebagai pendekatan untuk menganalisis simbol yang terdapat dalam

scene pada film. Gambar dalam film dianggap sebagai tanda-tanda yang dibentuk oleh relasi dengan tanda lain. Film sebagai bagian dari media yang menanamkan contoh budaya di dalamnya, yang kemudian mempunyai praktik penandaan yang dapat dianalisis dari banyak segi, seperti posisi kamera (angle), posisi objek atau manusia dalam frame, pencahayaan (lighting), dan proses pewarnaan (tinting).

Setelah dilakukan analisis, diperoleh kesimpulan bahwa dalam hal representasi identitas budaya lokal Bali dalam kuasa postcolonial ini masih melekat pada wacana postcolonial. Representasi dimulai dari perbedaan budaya Barat dan budaya Timur yang dianalisis dengan oposisi biner, dimana Barat dipandang sebagai low context dan timur dipandang sebagai high context.

Sedangakan representasi postcolonial yang terjadi melalui pengaruh Barat yang mengubah Bali sebagai tujuan wisata sesuai selera Barat, dan kecantikan wanita Bali yang mulai pudar karena pengaruh Barat dalam hal berbusana dan bentuk rambut.

Film Eat Pray Love bagaimanapun juga telah membawa nuasa baru dalam gagasan yang direpresentasikannya, terutama yang berkaitan dengan representasi identitas budaya Lokal Bali. Bali yang dianggap sebagai pariwisata paling maju di Indonesia melalui representasi ini mencoba menyadarkan publik bahwa Bali merupakan bentukan dari kolonial Barat yang menjadikan Bali sebagai tujuan wisata selera Barat.

(17)

xvi ABSTRACT

Larasati Reyma Pramista, L100080083.2012. Representation in Bali Local Cultural Identity in Postcolonial Power of Film "Eat Pray Love". Surakarta Muhammadiyah University Degree Program

This study aims to dismantle the representation of local cultural identity of Bali in the power of Postcolonial on Eat Pray Love. Further research is also expected to contribute in the study of cultural studies, especially in comparing Western culture with Eastern culture and the Postcolonial is represented through images in the Third World.

This research uses descriptive qualitative research, more specifically again using the methods of semiotic research. Semiotics is used as an approach for analyzing symbols contained in the scene on film. The images in the film are considered as signs formed by relationships with other signs. Film as part of media culture that instills in them an example, which then has a practice of marking that can be analyzed from many aspects, such as camera position (angle), the position of objects or people in the frame, lighting (lighting), and the coloring (tinting).

After analysis, the conclusion that in terms of representation of local cultural identity of Bali in Postcolonial power is still attached to the Postcolonial discourse. Representation starts from different Western cultures and Eastern cultures were analyzed by binary opposition, where the West is seen as a low context and high context is seen as the East. While the representation of Postcolonial that occur through the influence of the changing West Bali as a tourist destination according to Western tastes, and beauty of Balinese women who began to fade due to Western influence in terms of dress and hair form.

Eat Pray Love, however, had brought a new nuasa the notion that they represent, especially with regard to the representation of local cultural identity of Bali. Bali tourism is regarded a s the most advanced in Indonesia through a representation of the public is trying to realize that Bali is the formation of the colonial West that makes Bali as a tourist destination of Western tastes.

Referensi

Dokumen terkait

Diagaram Level 0 diatas menjelaskan dalam Sistem Penduung Keputusan Kenaikan Jabatan Fungsional dan Pangkat Dosen, terdiri dari tiga proses yaitu proses untuk

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG JASA Gd. Tunggala

: Harga Ternak Kecil Menurut Jenis Ternak dan Ukuran Ternak di Pasar Lokal dan Pasar Kota

Hasil Penelitian Tentang Kajian Yuridis Terhadap Hak Penyandang Disabilitas Untuk Menjadi Pegawai Negeri Sipil Sesuai Ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang

- Data kependudukan dan sosial ekonomi - Data sistem penyediaan air existing - Data sumber air baku - Data hidrologi - Peta topografi - Data Sekunder - Dokumentasi - Wawancara

iLi uid Diistal iis lay iLD ةيقرل باعيتسا تادرفما ماكلا ةراهم ةسردم عباسلا لصفلا ةبلطل ةيوناثلا ةيماسإا راد وجراوديس وراو مولعلا ٬ اذ ةيفلخو سيردت ي اوبصع

Bahwa penelitian membuktikan bahwa pelaksanaan CGPI berpengaruh terhadap ROI, yang dalam hal ini terjadi pada kategori usaha komunikasi (PT. Telekomunikasi

Perpindahan yang terjadi selama proses pengeringan adalah proses perpindahan panas yang mengakibatkan menguapnya air dari dalam bahan yang akan dikeringkan dan proses