KAS US
• S eorang suami mengumpat dan memukul istrinya karena tidak mau memenuhi kebutuhan sexnya • S eorang suami selalu cemburu dan membatasi
pergaulan maupun cara berdandan istrinya
• S eorang suami bila marah selalu membanting atau merusak benda benda di sekitarnya
• S eorang suami merasa bersalah karena berselingkuh tapi terus menerus di ulang
• S eorang suami merasa putus asa tidak bisa mengubah perilaku istrinya yang dianggapnya “pencemburu”
Konseling
•
Hubungan antara 2 orang (konselor & klien),bersifat saling membantu, untuk menyelesaikan masalah tertentu
•
Bertujuan memberdayakan klien dalam menanggapi masalah kehidupan•
M engembangkan mekanisme koping yang efektif dalam menghadapi masalah kehidupanTujuan Konseling
•
M embantu klien menghadapai situasi krisis (crisisintervention)
•
M embantu klien mengatasi penderitaan•
M embantu klien menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan•
M embantu klien menata kehidupannya dan merencanakan masa depanPendamping / Konselor
Peran pendamping adalah sebagai fasilitator membantu,
mempermudah, memberi dukungan/motivasi
Tug a s uta m a:
•
M endukung untuk memahami masalah•
M endukung memahami hal-hal yang terkaitdengan masalah (M isal: mengapa masalah terjadi, pihak-pihak yang terlibat)
•
M endukung memahami alternatif-alternatif penyelesaian masalah•
M embantu mengenal kekuatan/kelebihan dan keterbatasannya•
M enggunakan sebaik mungkin sumber daya untuk menyelesaikan masalah pendamping seyogyanya mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang, mampu berempati pada individu/masyarakat yang didampingi; tetapi tidak memperlihatkan keberpihakan dan tidak bias/ memiliki prasangka
Prinsip Dasar Pendampingan
•
Prinsip Kesetaraan•
Pemberian nasehat vs pencarian alternatif dan pemahaman akan implikasi•
Keputusan terakhir tidak diambil oleh pendamping•
Pendampingan bukan advokasi•
Tolok ukur keberhasilan adalah kemandirian dan kemampuan membuat keputusan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dialami•
Pendampingan tidak (hanya) memfokuskan pada pengalaman menyakitkan yang terjadi pada masa lalu, tetapi membantu memecahkanmasalah-masalah konkrit yang dihadapi saat sekarang
•
Bukan melupakan pengalaman menyakitkan, tetapi mengintegrasikan dalam keutuhankehidupan
•
Kerahasiaan, empati, menghargai & menghormati memfasilitasi.Keterampilan Dasar Konseling
•
Kemampuan berempati, menghayati penderitaan klien•
Keterampilan membina hubungan saling percaya•
Keterampilan berkomunikasi•
Keterampilan mendengar aktif•
Keterampilan memberi dukungan & membangun semangat klienKeterampilan Dasar Konseling
•
Keterampilan untuk memberikan informasi & psikoedukasi•
Keterampilan membantu klien memecahkan masalah•
Keterampilan memahami sikap, perilaku dan suasana perasaan klien, termasuk mengenali bahasa tubuhEmpati
•
Adalah kemampuan untuk merasakan hal-hal yang dihayati orang lain; bagaimana jika berada dalam posisi orang lain tsb, namun tetap sebagai pihak yang berdiri di luar masalah•
Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam situasi yang dihadapi orang tsb, lalu gagal bersikap objektif•
E mpati berkaitan dengan kepedulian, pemahaman, serta sikap menghargai/menghormatiMendengar Aktif-Reflektif
1. M embiarkan orang lain berbicara
2. M emperlihatkan kepedulian kita melalui bahasa tubuh
cth: memandang matanya, sesekali mengangguk, menampilkan ekspresi yang sesuai, dll
1. E kspresi-ekspresi verbal singkat dapat
memperlihatkan bahwa kita menghargai dan memahami
4. M engajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka
(open-ended questions) untuk mengeksplorasi
cth: “bagaimana kelanjutannya? ”; “lalu? ”; :oh… begitu. Lalu bagaimana? ”
5. M engulang isi cerita dalam bahasa yang lebih singkat & padat memastikan pemahaman kita tidak keliru, dan meyakinkannya bahwa ia sungguh-sungguh didengar
cth: “Tadi anda bercerita tentang anak… .., dan perasaan anda yang sedih…
Betul begitu ? ”
6. M erefleksikan perasaan yang terkandung dalam cerita
cth: “Tampaknya anda kecewa karena… .Anda jadi bingung harus berbuat
Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Proses Konseling
•
Jangan terlalu cepat mengusulkan jalan keluar atau memberi nasehat•
Hindari menarik kesimpulan terlalu cepat dan memberi solusi imatur•
Hindari terlalu banyak bertanya “mengapa? ”•
Jangan menggunakan perintah, atau bahkan ancamancth: “..sebaiknya anda melakukan … , bila tidak saya tidak bertanggung jawab… ”
•
Hindari menginterupsi, menyetop, memberikan komentar saat orang tsb masih berbicara•
Jangan mengkritik atau merendahkancth: “masalah kecil saja anda cepat putus asa… ”
•
Perhatikan metafora-metafora dan pesan tersirat•
Perhatikan ekspresi non-verbal, intonasi suara, bahasa tubuh•
Fokuskan pada penilaian aspek psikologis dan bukan ukuran-ukuran moral•
Hindarkan bersimpati•
S etiap akhir sesi berikan simpulan akan proses, hasil yang telah dicapai, dan rencana mendatangM embangun M otivasi
Perubahan Perilaku Diri
Filosofi:
Kemampuan setiap orang untuk mengarahkan kehidupannya dan berubah menjadi lebih baik. Tujuan:
M emotivasi klien untuk mengubah perilaku kekerasan di masa lalu
Langkah:
1. mendiskusikan pengalaman PKDR T
2. mengenali kemampuan mengendalikan diri 3. mendiskusikan kekuatan dan kelemahan
M engelola Pikiran & E mosi Negatif
Filosofi:
Pikiran/persepsi salah atau negatif akan
menentukan emosi dan perilaku kita
Tujuan:
M elatih mengenali pikiran negatif dan
dampaknya seraya mengubah menjadi pola pikir
yang positif dan rasional
Langkah:
1. M engenali pikiran negatif positif
2. Problem solving
M engelola Konflik
Filosofi:
M engelola konflik berarti mencari solusi dari setiap pertentangan yang seringkali memicu KDR T
Tujuan:
Klien mampu bersikap positif dalam menanggapi konflik Langkah:
1. melatih bersikap tenang dan menghargai pendapat orang lain
2. klarifikasi masalah
M engelola Amarah
Filosofi:
Kemarahan, ketegangan dan perilaku agresif
adalah suatu kondisi yang dapat dikelola dengan
latihan mengendalikan diri
Tujuan:
Terbentuk perilaku klien yang mampu mengenali
tanda tnda amarah dan mengendalikannya
Langkah:
1. M engenali pertanda amarah
2. M elatih kemampuan mengendalikan dengan
memindahkan perhatian
Teknik R elaksasi
Filosofi:
M elatih relaksasi adalah melatihkan kesadaran kita akan kemampuan diri untuk mengontrol ketegangan Tujuan:
Klien mampu melakukan teknik nafas lambat dan
relaksasi otot progresif untuk meredakan ketegangan Langkah:
1. Latihan teknik nafas lambat
R itual melepas perilaku kekerasan
Tujuan:
M emperkuat kepercayaan diri untuk
meninggalkan perilaku kekerasan
Langkahnya:
– R eview pelatihan
– Diskusi
Burn-out Syndrome
•
Orang-orang yang menekuni kegiatankemanusiaan dapat mengalami kelelahan kepedulian
•
Kelelahan kepedulian burn-out syndrome; berada dalam titik jenuh dalam menghayatiaktivitasnya, seolah-olah (untuk sementara waktu) tidak dapat berfungsi dengan baik; kelelahan fisik & mental akibat kerja keras>> untuk mencapai pengharapan tinggi
•
Biasanya timbul setelah beberapa bulan atau tahun•
Burn-out syndrome berkembang perlahan dalamwaktu yang cukup lama
•
Tidak setiap kepribadian rentan terkena burn-outsyndrome.
•
Biasanya terjadi pada orang dengan kepribadian perfeksionis, idealis, berkomitmen & berdedikasi tinggi, atau memiliki target tinggi terhadap hasil yang ingin dicapai, sehingga memberikan lebihbanyak dari yang dapat diberikan olehnya terhadap orang lain.
H a l ya ng m ela ta rbela k a ng i a nta ra la in:
• M engalami secara terus menerus bekerja dalam situasi menyakitkan/traumatis
• S ituasi kerja yang penuh tuntutan dan tekanan, tanpa penghargaan memadai
• Tiada waktu dan kesempatan untuk “mengambil jarak” • M enyadari situasi sangat rumit dan sulit diselesaikan • Kesadaran tentang keterbatasan kemampuan berbuat • R asa tanggung jawab besar, kepedulian dan keinginan
membantu yang besar tapi terbentur situasi nyata yang sulit • Identifikasi (kelekatan kuat) pada yang didampingi
M a nifes ta s i burn-out syndrome:
•
kelelahan yang sangat & hilang energi;•
perasaan yang menumpul, seperti jauh dari lingkungannya/merasa sendiri;•
cepat marah & tersinggung, tidak sabar;•
merasa tidak dihargai, skeptis, sinis;•
adanya kesedihan, ketidakberdayaan, hilang kegembiraan, gangguan tidur (depresi);•
gangguan somatik;•
mungkin kehilangan kepedulian atau kelembutan yang sebelumnya menjadi ciri khas
Bagaimana mencegah dan meminimalkan burn-out
syndrome?
M engadakan masa bebas kerja secara teratur,menyediakan waktu beristirahat & berekreasi di luar lokasi kerja, adanya rotasi/variasi kerja
M emberikan penghargaan dan perhatian terhadap pekerja atas kerja keras, dedikasi, inisiatif daninovasi mereka
M engembangkan hubungan saling menguatkan dengan keluarga & rekan kerja; dapat jugadilakukan kegiatan-kegiatan kelompok untuk