1 BAB I
PENDAH ULUAN
1.1 Latar Belakang M asalah
Sastra m em iliki definisi yang cukup luas. S astra m erupakan se buah gam baran dari kehidupan m asyarakat. Berbagai m acam bentuk karya sastra m ulai dari karya lisan sam pai karya tulis bisa dengan m udah ditem ukan dim ana saja, karena sastra sudah m enja di bagian dari kehidupan. M enurut W elle k dan W arren (1990:109) sastra m enyajikan kehidupan, dan kehidupa n sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Pengarang m enciptakan sebuah sastra dengan cara m enggam barkan sua tu keadaan dalam waktu terte ntu. Sehingga, sastra juga disebut se bagai m edia untuk m engekspresikan perasaan sese orang terhadap suatu ke jadian.
Ada banyak bentuk dari karya sastra sa lah satunya ada lah film . Film m erupakan penjelm aan terpadu antara berba gai unsur yakni sastra, teater, seni rupa, dengan teknologi canggih dan m odern serta sarana publika si (Baksin, 2003:3). M enurut UU No. 8 Tahun 1992 te ntang perfilm an, definisi film adalah karya cipta seni dan budaya yang m erupakan m edia kom unika si m assa pandang -dengar yang dibuat berdasarkan asas sinem atografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan atau bahan hasil pe nem uan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran m elalui proses kim iawi, proses
elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi m ekanik, eletronik, dan atau lainnya. Skenario dibuat oleh pe ngarang da n dijadikan sebuah film sebagai m edia untuk m enyam pa ikan pesan ke pada m asyarakat. Film ada lah m edia kom unikasi ya ng bersifa t audio visual untuk m enyam paikan suatu pesan kepada sekelom pok orang yang berkum pul di suatu tem pa t tertentu (Effendy, 1986:134).
Sastra adalah lem baga sosial yang m engguna kan bahasa sebagai m edium dan bahasa itu se ndiri m erupakan ciptaan sosia l (Dam ono, 1984:1). Film m erupakan sebuah bentuk karya sastra yang m em iliki aspek sastra berupa bahasa . Film m em iliki unsur intrinsik dan ekstrinsik seperti karya sastra tertulis, bedanya unsur tersebut disam paikan kepada m asyarakat da lam bentuk gam bar dan suara. Film berfungsi sebaga i contoh nyata untuk m enggam bark a n konsep kebaika n, keburuka n, atau politik serta interaksi sosia l dalam kehidupa n. S etiap film m em iliki alur dan tem a tertentu yang m enggam barkan suatu kehidupa n sosial dalam m asyarakat. Oleh karena itu, banyak ahli filsafat sa stra m enyatakan film sam a seperti novel, lakon, atau cerita. Film bisa dia nggap sebagai sesuatu secara khusus, deta il, serta ilustrasi konkrit yang m enggam barkan m asala h m oral tertentu dan usaha untuk m enyelesaikan m asalah tersebut (Freeland dan W artenberg, 1995:7).
Karya sastra adala h gam baran kehidupan sosial m asyarakat yang telah diperkaya oleh im ajina si sastrawan (Dam ono, 1984:12). Penelitian ini m em bahas tentang representasi fenom ena sosia l di m asyarakat Korea m elalui film . Film yang digunakan dalam penelitian ini adalah f ilm Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) karya
Hong Seok-jae yang ditayangkan perdana pa da tahun 2014 dalam 19th Busan International F ilm Festival (BIFF) dan dirilis di bioskop K orea Selatan pada tangga l 12 M aret 2015. Film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 ) berhasil m em enangkan beberapa penghargaan diantaranya Direc tor’s Guild Award dan NETPAC Award pada 19th Busan International Film Festival (BIFF). Film ini juga berhasil
m enarik perhatian lebih dari seratus ribu pe nonton hanya dalam tiga hari setelah film ini dirilis dan m em enangkan Penghargaan Aktor dan Penonton pada 40th
Seoul Inde pendent Film Festival.1
Film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) m enceritakan tentang se kelom pok pem uda yang aktif berkom unikasi m elalui m edia sosial dan m asalah yang tim bu l akibat perilaku m ereka. Sekelom pok pem uda tersebut kesal dengan kom entar jahat seorang wa nita di m edia sosial m en gejek seorang tentara ya ng bunuh diri. M ereka m em balas dengan m engirim kom entar negatif m elalui m edia sosial kepada wanita itu. Kom entar wanita itu dan kom entar-kom entar balasannya cepat tersebar dan m enjadi isu populer saat itu. Nam un, saat m ereka m endatangi apartem en nya untuk m enuntut perm intaa n m aaf, wanita itu sudah gantung diri karena m erasa tertekan. Sekelom pok pem uda itu pun dituduh bertanggung jawab atas kem atian wanita itu akibat ulah m ereka di m edia sosia l.
Judul film Socialphobia m em iliki arti fobia sosial atau ketakutan se seorang terhadap interaksi sosial dan cenderung m enutup diri dari lingkungan sosial . Kata fobia berasal dari bahasa Yunani, yaitu phobos yang berarti takut. Takut adalah perasaan cem as sebagai respon terhadap suatu ancam an (Nevid, Rathus, dan
Greene, 2005: 168). Sehingga m akna dari judul film ini adalah pengguna m edia sosial m irip seperti penderita fobia sosial. M ereka m enghindari interaks i langsung dan lebih m em ilih berinteraksi m elalui m edia sosia l.
Film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) m erupakan bentuk representasi dari gejala sosial berupa penggunaan m edia sosial yang terdapa t di da lam sebuah karya sastra. Karya seni sastra m erupakan aktivita s yang representatif sebagai kreativitas yang m enjadi alterna tif dalam m enjelaskan gejala -ge jala sosial (Ratna, 2003:39). Representasi m em iliki kecenderungan, yaitu se suatu yang dihadirkan kem bali m erupakan suatu rekaya sa, bukan yang sebenarnya, hanya tem pela n-tem pelan terhadap se buah peristiwa, sehingga perlu ditafsirkan, dim aknai kem ba li, ataupun dibaca ulang (Susanto, 2012:33). Film ini m encerita kan kehidupa n pada zam an m odern saat ini yang dim udahkan dengan kehadiran teknologi kom unikasi dan inform asi serta dam paknya bagi m asyaraka t terutam a generasi m uda di K orea .
Sebagiaan besar pengguna m edia sosial akan terkejut saat m engetahui bahwa m edia sosia l dianggap se bagai ruang publik oleh lem baga -lem ba ga sosial dan pengadilan, bukan seba gai ruang pribadi sese orang (Andrew s, 2013:123). Pengguna m edia sosial di dalam film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) bebas m enyam paikan pendapa t m ereka, term asuk m enulis kata -kata kasar. M ereka tidak m enyadari bahwa perkataan m ereka bisa m em bahayakan diri m ereka sendiri. Hal ini m erupakan dam pak dari penggunaan m edia sosial secara tidak bertanggung jawab yang tercerm in di da lam film . Di satu sisi banyak keuntungan da n dam pak positif m edia sosial apabila diguna kan dengan berta nggung jawa b. Akan tetapi, disisi lain akan m uncul dam pak negatif jika m edia sosia l disalahgunakan. Film
m am pu berperan sebagai m edia untuk m em aham i suatu peristiwa dalam kehidupan sosia l.
Kehidupan m anusia m odern sem akin dim udahkan seiring berkem bangnya kem ajuan teknologi kom unika si seperti internet. M edia sosial m erupakan se buah alat yang m em fasilitasi kom unikasi dengan orang lain berbasis jaringan interne t. Kom unikasi m erupakan suatu bentuk interaksi sosial yang terjadi di dalam m asyarakat. Sem ua orang bisa dengan m uda h berhubungan sa tu sam a lain m elalui m edia sosial. M enurut Chris Brogan (2010:11) m edia sosial ada lah sa tu se t baru kom unikasi dan alat kola borasi yang m em ungkinkan banyak jenis interaksi yang sebelum nya tidak tersedia untuk orang biasa. Ada pun fungsi dari m edia sosia l, yaitu sebagai sarana be lajar, bersosialisasi, sa ling bertukar inform asi, hibura n, dokum entasi, dan pengawa san (Kem enterian Perdaga ngan Republik Indonesia, 2014:33-34).
Penggunaan m edia sosial sudah m erupakan bagian dari rutinitas m asyarakat Korea. M eningkatnya penggunaan m edia sosial berbanding lurus dengan kecepatan akses interne t di K orea. M enurut laporan State of the Interne t yang dirilis Akam ai Technologie s edisi kuartal IV tahun 2014 dalam website kom pa s2, Korea Selatan m enduduki urutan pertam a kecepatan internet tercepat secara globa l dengan rata-rata kone ksi internet 22,2 M bps. Sejak tahun 1990 -a n, pem erintah K orea Selatan m em prioritaska n perkem bangan internet untuk m em ajukan negaranya. Pem erintah m engupayakan se luruh m asyarakat K orea m em anfaatkan koneksi internet dalam kehidupan se hari-hari.
Artike l yang ditulis oleh Jo M yeong-hyeon di website The Star3 m engatakan bahwa film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) m ewakili keadaan yang sedang terjadi. Kem ajuan teknologi m em buat orang-orang sibuk denga n telepon genggam nya dan lebih sering berkom unikasi m elalui m edia sosial daripa da berkom unikasi secara langsung. Film ini m enga jarkan untuk lebih berhati-hati dalam m enggunakan m edia sosia l karena tulisan kita bisa diakse s dan diliha t oleh banyak orang.
Selain film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ), adapun beberapa film Korea lain yang m em bahas tentang penggunaan m edia sosial salah satunya yaitu film Ingtoogi: T he Battle of Interne t Trolls (잉 투 기 ) yang disutradarai oleh Um Tae -hwa dan dirilis pada tahun 2013. 4 Alasan pem iliha n film Socialphobia (소 셜 포 비아 ) sebagai objek penelitian karena film tersebut le bih sesuai untuk m eneliti tenta ng dam pak penggunaan m edia sosial bagi m asyarakat K orea dibandingkan film Ingtoogi (잉 투 기 ). Film Ingtoogi (잉 투 기 ) juga m em bahas tentang penggunaan m edia sosial seba gai alat kom unikasi m odern di Korea, nam un film tersebut lebih m enonjolkan pertengkaran dan konflik antar pem ain. Dam pak-dam pak penggunaan m edia sosial ba gi m asyaraka t Korea ya ng tercerm in di film Ingtoogi (잉 투 기 ) lebih sedikit daripa da di film Socialphobia (소 셜 포 비아 ). Film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) juga m enggunakan jenis m edia sosial yang beragam daripada film Ingtoogi (잉 투 기 ).
Dari uraian di atas, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi pem ilihan film Socialphobia (소 셜 포 비 아) sebagai objek penelitia n. Pertam a, film Socialphobia
3 http://thestar.chosun.com/svc/m/view.html?catid=25&con tid=201410060 4330 4 https://mubi.com/films/ingtoogi -the-ba ttle-o f-internet-trolls
(소 셜 포 비아 ) m enceritakan keadaan yang sedang terjadi pada zam an sekarang yaitu penggunaan m edia sosial dalam kehidupa n sehari-hari. Kedua, film ini m enceritakan dam pak positif dan negatif yang terjadi pada pengguna m edia sosial khususnya bagi kalanga n generasi m uda di Korea . Kem udian, Alasan terakhir adalah film tersebut belum pernah dianalisis secara akadem is dan teore tis.
1.2 Rumusan M asalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, m asalah -m asalah yang akan dibahas, yaitu:
a. Bagaim ana representasi dam pak positif penggunaan m edia sosia l bagi generasi m uda di Korea dalam film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 )?
b. Bagaim ana representasi dam pak negatif penyalahgunaan m edia sosial bagi generasi m uda di Korea dalam film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 )?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitia n terhadap film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 ) ini m em iliki tujuan sebagai berikut:
a. Untuk m engetahui representasi berbagai bentuk dam pak positif penggunaan m edia sosial bagi ge nerasi m uda di Korea yang terda pat dalam film Socialphobia (소 셜 포 비아 ). Dam pak positif dari m edia sosial bisa dim anfaatkan untuk m em perm udah m asyaraka t dalam berkom unikasi dan m enjalankan aktivitasnya.
b. Untuk m engetahui representa si dam pak negatif penyalahgunaan m edia sosial bagi generasi m uda di Korea yang terdapat dalam film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ). Melalui film ini, penonton bisa m engetahui dibalik dam pak ne gatif dari m edia sosial terda pat pesan agar berha ti -hati dalam m enggunakan m edia sosial, serta m eningkatkan kesadaran m asyarakat untuk tida k m elakuka n kesala han dan berdam pak buruk bagi orang lain.
1.4 M anfaat Penelitian
Penelitia n ini m em iliki m anfaat teoritis dan m anfaat praktis sebagai berikut: a. M anfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk m enperkaya
pengaplikasian teori sosiologi sastra m elalui film . Teori tersebut digunakan untuk m engetahui representasi dam pak positif dan negatif penggunaan m edia sosial di kala ngan ge nerasi m uda di K orea yang tercerm in dalam sebuah karya sastra berupa film .
b. M anfaat praktis dari penelitian ini adalah m em berikan pengetahuan kepada pem baca m engenai dam pak-dam pak yang m uncul akibat penggunaan m edia sosial khususnya generasi m uda di Korea yang terdapat di dalam film dan untuk m engapresiasi sebuah karya sastra berupa film .
1.5 Tinjauan Pustaka
Tinja uan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah beberapa penelitian se belum nya yang m engana lisis karya sastra dengan m enggunakan teori sosiologi sastra. Penelitian dari W ardhani (2014) m ahasiswi Prodi Bahasa Korea, Universitas Gadjah M ada yang berjudul Representasi dan Dam pak Hallyu pada Kehidupan M asyarakat Korea dalam Dram a Reply 1997 (응 답 하 라 1997): Kajian Sosiologi Sastra. Penelitia n tersebut m enjelaskan fenom ena dan dam pak positif serta negatif dari Hallyu da lam kehidupan m asyarakat Korea yang tercerm in di dalam film dengan m enggunaka n kajian sosiologi sa stra .
Penelitia n berjudul Representasi M odernisasi di Korea: Kajian Sosiologi Sastra dalam Film The Way Home karya Nyom an M irah Trinipastika m ahasiswi Prodi Bahasa Korea yang ditulis tahun 2013. Penelitian tersebut m enjelaskan tentang bentuk m odernisasi yang dialam i oleh m asyarakat K orea dalam bentuk fisik dan non-fisik yang tercerm in dalam film . Penelitian tersebut m enggunakan teori sosiologi sastra sebagai landasan teori.
Penelitia n dari Aulianisa (2014) M ahasiswi Jurusan Sastra Perancis, Universitas Gadja h M ada, yang berjudul Dam pak Perang Terha dap Kaum Perem puan dalam N ovel Morte Parmi Les V ivants Karya Freidoune Sahebjam : Sebuah Pendekatan Sosiologi S astra. Penelitian terse but m enjelaska n tentang dam pak perang terhadap kaum perem puan di Afganistan yang digam barkan da lam novel Morte Parmi Les Viv ants dengan m endeskripsika n perm asalahan sosial m enggunaka n kajian sosiologi sa stra.
Adapun artikel yang m em bahas tentang film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 ) dalam Jurnal Pendidika n Rohani m elalui Film tahun 2015 ya ng ditulis ole h Kim M in-su. Artikel tersebut m enjelaska n tentang pesan m oral yang terdapat dalam film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ), serta m engapresiasi film tersebut m elalui perspektif keagam aan. Jurnal tersebut juga m enjelaskan unsur-unsur tersirat yang terdapat di da lam film , m isalnya terdapat ta nda salib dalam nam a akun Twitter yang digunaka n pem eran utam a Kim Ji Ung.
Penelitia n di a tas m enggunaka n dram a, film , dan nove l sebaga i objeknya, nam un pada pene litian ini m engguna kan film yang berbe da yaitu film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ). Teori yang diguna kan dalam pene litian ini tidak berbeda jauh denga n penelitian di atas, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan tinjauan pustaka. Denga n dem ikia n, dapat disim pulkan ba hwa belum ada penelitia n m engenai representasi dam pak m edia sosial bagi generasi m uda di Korea dalam film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) m enggunakan teori sosiologi sastra sebagai objek penelitian secara akadem ik m aupun non-akadem ik.
1.6 Landasan Teori
Film Socialphobia (소 셜 포 비아 ) m erupakan karya sastra yang m enceritakan tentang sekelom pok rem aja m enggunakan m edia sosial sebagai alat kom unikasi dan dam pak yang tim bul akibat penggunaan m edia sosia l. Penelitian ini m enggunaka n teori-te ori yang berkaitan denga n m asyarakat di dalam sebuah karya sastra. Ole h sebab itu, teori yang sesuai digunaka n dalam pene litian ini adalah teori sosiologi sastra. Jda nov (1956) dalam Escarpit (2005:8) m engatakan
bahwa sastra harus dipanda ng dalam hubungan yang tak terpisahkan dengan kehidupan m asyarakat.
Teori sosiologi sastra digunakan untuk m engana lisis hubungan antara m asyarakat dan karya sastra. M enurut Dam ono (1984:2) sosiologi sastra adalah pendekatan terhadap sastra yang m em pertim bangka n segi-segi kem asyarakata n. Pendekatan yang um um dilakukan terhadap hubungan sastra dan m asyarakat adalah m em pelajari sastra seba gai dokum en sosial, seba gai potret kenya taan sosial (W ellek dan W arren, 1990:110).
M enurut Swingewood dalam bukunya “The Sociology of Litetature ” m engklasifikasikan 3 pe ndekatan da lam m engkaji objek pene litian denga n teori sosiologi sa stra yaitu, pendeka tan sastra sebagai cerm inan sosia l, m em pertim bangkan situasi sosial pe nulis, dan se bagai m anifestasi peristiwa sejarah dalam sebuah keadaan sosial terte ntu (Laurenson, 1972: 13-21). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, pendeka tan yang m enangkap karya sa stra sebaga i cerm inan sosial, ya ng m erefleksikan situa si pada m asa sastra tersebut diciptakan (Laurenson, 1972:13). Pendekatan ini m engadopsi dan m endokum enta sika n aspek-aspek dalam sebuah karya sastra, kem udian m elakukan argum enta si untuk m em buktika n bahwa sastra tersebut adalah se buah cerm inan m asanya. Dengan te ori ini, pengar ang m em iliki tugas m engartikulasikan nilai-nila i dan fakta-fakta m urni dari suatu m asa, dan m enjadikannya sebuah karya (Laurenson, 1972: 16).
Dalam film Socialphobia (소 셜 포 비 아 ) m enceritakan dam pak yang terjadi pada m asyarakat akibat penggunaan m edia sosial. Karya sastra adalah gam baran
kehidupan sosial m asyarakat yang tela h diperkaya oleh im ajinasi sastrawan (Dam ono, 1984:12). Hal ini m engam barkan fakta yang terjadi di dalam m asyarakat, m esti tidak sem uanya yang ada di film persis terjadi. Pengarang m em asukkan pikiran-pikira nnya ke dalam karya sastra agar gam baran kehidupan sosial m asyarakat m enja di lebih hidup. Penelitian ini m engguna kan pendekatan Swingew ood ya ng m enangkap karya sastra sebaga i cerm inan sosial, yang m erefleksikan situasi pada m asa sastra tersebut diciptaka n. Hal tersebut dikarenakan pendekatan ini m asih m em iliki hubungan dengan obje k film yang digunakan.
Sosiologi adalah ilm u yang m em pelajari struktur sosial dan proses -proses sosial, term asuk perubahan sosial dalam m asyarakat (Soem ardjan dan Soem ardi, 1964:14). Prose s sosial m em iliki pengaruh tim bal balik antar berbagai segi kehidupan m asyarakat. Bentuk um um dari proses-proses sosial ialah interaksi sosial, karena interaksi sosia l m erupakan syarat utam a ternyadinya aktivitas -aktivitas sosial. A dapun syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu adanya kontak sosial dan kom unika si (Soekanto, 1982:55-58).
Karya sastra sebagai produk dari dunia sosial yang sena ntia sa berubah -ubah, m erupakan kesatuan dinam is yang berm akna, sebagai perwujudan nilai -nilai dan peristiwa-peristiwa penting zam annya (Dam ono, 1984:40). M edia sosial m erupakan suatu bentuk dari interaksi sosial yang terjadi di dalam m asyarakat m odern, yaitu kem ajuan da n kem udahan dalam berkom unika si. Kehadiran m edia sosial dalam kehidupan sosial m enim bulkan dam pak-dam pak yang dirasa kan oleh m asyarakat. Dam pak-dam pak yang tercerm in di dalam film tersebut yang akan
diteliti dalam pene litian kali ini. O leh karena itu, pe nelitian ini m enggunakan teori sosiologi sastra seba gai landasannya untuk m enge ta hui hubungan karya sastra dengan m asyarakat.
1.7 M etode Penelitian
M etode penelitian yang diguna kan untuk m eneliti objek sastra ini adalah m enggunaka n landasa n teori sosiologi sastra. Terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitia n ini. Tahap pertam a adalah m elakukan studi pustaka untuk m enentuka n objek form al dan objek m aterial. Objek pene litian ditentukan dengan m em aham i dan m encari masalah m enarik. Setelah objek ditem uka n, selanjutnya m encari teori yang tepat untuk m enjawab rum usan m asalah y ang terdapat di dalam obje k. Teori yang digunakan ada lah teori sosiologi sastra dengan pe ndekata n yang m ena ngkap karya sastra sebaga i cerm inan sosia l, yang m erefleksikan situasi pada m asa sastra tersebut dic iptaka n (Laurenson, 1972:13).
Selanjutnya, m enyusun rancangan penelitian. M elakuka n pengum pulan data m engenai pengertian, sejarah, dan fungsi m edia sosial da lam hubungannya dengan dam pak yang m uncul bagi m asyarakat K orea. Kem udian m elakukan pe nelitian dengan m etode analisis data, m enarik sim pulan, m elaku kan penulisan dan penyusunan hasil penelitia n. Setelah m enuliskan hasil penelitian sela njutnya m em baca kem bali hasil laporan dan m encari hal-ha l yang perlu direvisi. Kem udian langkah terakhir adalah m elaporka n hasil penelitia n.
1.7.1 M etode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adala h film Socialphobia (소 셜 포 비아 ) yang rilis di Korea pada tanggal 12 M aret 2015. Setelah m enonton keseluruhan film , dipilih dialog-dialog dan gam bar-gam bar pendukung yang m enggam barkan dam pak positif dan dam pak nega tif penggunaan m edia sosial bagi m asyarakat Korea. Kem udian m encari data pendukung m engenai penjelasan tentang m edia sosial dan dam pak pe nggunaan m edia sosia l. Selanjutnya m elakukan terjem ahan bahasa pa da dialog dari bahasa K orea ke bahasa Indonesia. Setelah itu m elakukan pengum pulan da ta pendukung de ngan m elakukan studi kepustakaan. Data pendukung di dapat dari buku, kam us, artike l berbentuk m edia cetak m aupun online, serta dalam bahasa Korea, Indone sia, m aupun Inggris.
1.7.2 M etode Analisis Data
Setelah data terkum pul dan diterjem ahkan, selanjutnya adalah m elakukan analisis data. Pertam a adalah m elakukan klarifika si data. Setelah data terklarifikasi, se lanjutnya adalah m ela kukan analisis data m enggunakan ka jian sosiologi sastra m ilik Swingewood dengan pendeka tan yang m enangkap karya sastra sebagai cerm inan sosia l, yang m erefleksikan situasi pada m asa sastra tersebut diciptakan (Laurenson, 1972:13).
Langkah awal dalam penelitian ini adalah m em buat uraian um um yang m enjelaskan tentang m edia sosial da n penggu naan m edia sosia l pada m asyarakat Korea. Selanjutnya m enganalisis data dengan m em ilih dia log da n gam bar yang m enunjukkan dam pak penggunaan m edia sosia l serta m enganalisisnya
m enggunaka n teori sosiologi sastra. Dari analisis tersebut akan didapa tkan representasi dam pak positif dan dam pak nega tif penggunaan m edia sosia l bagi m asyarakat Korea yang dicerm inkan di dalam film .
Adapun langka h-langkah kerja dalam penelitian ini se bagai berikut :
Bagan 1. Langkah K erja Penelitian
M em ilih Film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 ) sebagai objek penelitia n dan m enentuka n sosiologi sastra sebaga i teori yang digunakan.
M enentukan potongan dialog dan gam bar yang m enunjukkan dam pak positif dan ne gatif penggunaan m edia sosial.
M enerjem ahkan dialog ke dalam bahasa Indone sia dan m engum pulka n data pendukung penelitian.
M elakukan sinkronisa si dan analisis data, m enganalisis dam pak positif dan dam pak ne gatif yang terjadi akibat penggunaan m edia
sosial di dalam film .
M enarik kesim pulan dalam penelitia n.
M enyusun hasil penelitian da n m elaporkan dalam bentuk la poran penelitian.
1.8 Sistematika Penyajian
Penelitia n ini terdiri dari em pat bab. Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang m asalah, rum usan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pusta ka, landasan teori, m etode pe nelitian, dan sistem atika pe nyajian. Bab II m enjelaskan tentang pengertian dan penggunaan m edia sosial serta dam paknya bagi m asyarakat Korea, khususnya di kalangan generasi m uda . Bab III menjelaskan tentang representasi dam pak-dam pak penggunaan m edia sosia l yang terda pat di dalam film Soc ialphobia (소 셜 포 비 아 ). Bab VI berisi kesim pulan yang didapat dari hasil analisis pene litian dan saran.