• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI BUDAYA ASWAJA AL-NADLIYAH UNTUK MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH ALIYAH HIKMATUL AMANAH PACET-MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI BUDAYA ASWAJA AL-NADLIYAH UNTUK MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH ALIYAH HIKMATUL AMANAH PACET-MOJOKERTO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

268

IMPLEMENTASI BUDAYA ASWAJA AL-NADLIYAH UNTUK MEMBENTUK KARAKTER TANGGUNG JAWAB DI MADRASAH ALIYAH HIKMATUL

AMANAH PACET-MOJOKERTO

Winda Wahyuni*1, Husnur Rofiq*2, Rahmat*3 Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto, Indonesia

1noyamanoaiki310@gmail.com, 2umasoviq@gmail.com, 3rahmatpaikhac@gmail.com

Abstract

The researcher formulated the problem, namely 1) what are the Aswaja cultures found in the Senior High School Featured Hikmatul Amanah Pacet-Mojokerto? 2) How is the Formation of the Character of Responsibility in the Senior High School Featured Hikmatul Amanah Pacet-Mojokerto? 3) Implementation of Aswaja al-Nadliyyah Culture to Shape the Character of Responsibility of Students in Senior High School Featured Hikmatul Amanah? The purpose of this study was to analyze the Implementation of the Formation of Responsibility Characters through the Aswaja al-Nadliyyah culture of the students in the Senior High School leading Hikmatul Amanah Pacet-Mojokerto. Based on the results of the study it can be concluded that the Implementation of Aswaja al-Nadliyyah Culture to Shape the Character of the Responsibility of Students in Senior high School Featured Hikmatul Amanah Pacjok Mojokerto namely the Aswaja-based curriculum in 2013, there are Aswaja cultures or traditions including reading Istighasah and Tahlil, Dhahah, Sholawat, Sholawat, Sholawat prayer etc. One of the formation of the character of responsibility in Senior high School Featured Hikmatul Amanah uses the method of assigning tasks to students. In the Implementation of Aswaja al-Nadliyyah Culture to Form Responsibility Characters with Aswaja Culture as a habituation to students.

Keywords: Implementation, Aswaja Culture, Character Abstrak

Peneliti merumuskan masalah yaitu 1) apa saja budaya Aswaja yang terdapat di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah Pacet-Mojokerto?2) Bagaimana Pembentukan Karakter Tanggung Jawab di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah Pacet-Mojokerto? 3) Implementasi Budaya Aswaja al-Nadliyyah untuk Membentuk Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah? Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis Implementasi Pembentukan Karakter Tanggung Jawab melalui budaya Aswaja al-Nadliyyah pada peserta didik di Madrasah Aliyah unggulan Hikmatul Amanah Pacet-Mojokerto. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Implementasi Budaya Aswaja al-Nadliyyah untuk Membentuk Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah Pacet Mojokerto yaitu kurikulum tahun 2013 berbasis Aswaja, terdapat budaya atau tradisi Aswaja meliputi pembacaan Istighasah dan Tahlil, sholat dhuhah, sholawat, dll. Salah satu Pembentukan karakter tanggung jawab di Madrasah

(2)

269

Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah menggunakan metode pemberian tugas kepada peserta didik. Dalam Implementasi Budaya Aswaja al-Nadliyyah untuk Membentuk Karakter Tanggung Jawab dengan Budaya Aswaja sebagai pembiasaan kepada peserta didik.

Kata Kunci :Implementasi, Budaya Aswaja, Karakter

INTRODUCTION

Di Indonesia sekarang banyak kita jumpai menurunnya karakter yang dapat menganggu ketenangan masyarakat yang tentram dan damai. Adanya Globalisasi menjadikan turunnya sebuah karakter bangsa. Arus Globalisasi sangat merambat cepat diseluruh penjuru dunia bahkan di daerah yang sulit dijangkau sekaliapun. (Ibniyanto 2017)

Globalisasi kini menfasilitas segala kebutuhan manusia yang positif maupun negatif. Media-media berupa informasi dan komunikasi melaju dengan pesat, seperti televisi, handphone, internet, koran, dll. Karena semakin berkembang dunia modern yang serba instan sedikit demi sedikit mulai mengikis sebuah adat tradisional di Indonesia yang sudah dipegang erat mulai dari zaman dahulu yang terkenal akan ciri budaya lokalnya kini memudar, moralitaspun semakin berkurang, adat istiadat yang dulu sangat dihormati oleh masyarakat sekarang mulai dihindari, cara berpakaian mulai mengikuti adat barat, berinteraksi dengan lawan jenis menjadi hal yang biasa, generasi milenial menjadikan narkoba sebagai tren masa kini yang sulit untuk dihindari. (Rifa'i 2017)

Pola sikap pemuda milenial masih sering dijumpai perilaku yang tidak mencerminkan tujuan dari sebuah pendidikan. Pendapat Bimo Walgito karakter adalah sebuah perilaku yang terdapat pada individu atau organisasi yang tidak dapat muncul sendiri. Perilaku yang terjadi karena stimulus yang diterima oleh individu atau organisasi yang berhubungan baik sitimulus eksternal maupun internal. (Walgito 2013) Oleh karena itu, dalam karakter yang dimiliki manusia bertujuan untuk memenuhi segala kebutuhan dalam kehidupanya sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk ber-kebutuhan. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan karakter dapat berdampak negatif terhadap perilaku anak. Oleh karena itu, pola sikap anak dinilai dari bagaimana tingkah lakunya, cara berbicaranya, anak yang baik ialah anak yang berperilaku sesuai norma agama, tetapi pada saat dewasa sering dijumpai kekerasaan yang dilakukan oleh anak-anak (Ramadhanti 2019). Melihat keadaan karakter Indonesia

(3)

270

saat ini membutuhkan solusi yang dapat memperbaiki moral generasi penerus bangsa melalui pendidikan karakter.

Di Indonesia tidak hanya membutuhkan generasi yang cerdas secara intelektual, dengan kecerdasan inilah yang menjadi sebuah bekal dalam mempersiapkan anak untuk menyongsong masa depan. Karena seseorang akan lebih mudah dan berhasil dalam menghadapi segala macam rintangan dengan memiliki pondasi yang kuat untuk berhasil secara akademis. Bangsa Indonesia membutuhkan generasi penerus bangsa yang mempunyai karakter yang baik. Dalam orde reformasi begitu banyak langkah-langkah yang telah dilakukan dalam usaha pembentukan karakter (Adzim 2018).

Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan didalammya yang harus terselesaikan agar permasalahan tersebut tidak semakin bertambah. Permasalahan sarana prasarana, tunjangan guru, dan pola sikap siswa termasuk dalam permasalahan di lingkungan pendidikan. Dari sikap siswa dengan dekadensi moral yang menurun di dunia pendidikan menjadikan potret buram bagi pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan merupakan aspek yang sangat penting, karena dengan adanya pendidikan dapat membentuk karakteristik generasi yang bermoral dan tanggung jawab.

Pendidikan mengarahkan dan membentuk peserta didik dalam menghadapi dan mempersiapkan diri dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh sebab itu fungsi afektif dalam pokok pendidikan terpusat bagaimana proses pendidikan dalam dapat membentuk karakter peserta didik yang mempunyai nilai-nilai positif. Di sekolah juga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Di sekolah guru memegang peranan penting, mengajarkan dan mendidik dengan teori-teori serta mengaplikasikan kepada peserta didik sehingga terjadi per-kembangan yang baik. Penanaman karakter tidak cukup disekolah saja, dalam seluruh lapisan masyarakat pun perlu dilakukan pem-bentukan karakter (Amirudin 2017).

Pendidikan mengarahkan dan membentuk peserta didik dalam menghadapi dan mempersiapkan diri dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, oleh sebab itu fungsi afektif dalam pokok pendidikan terpusat bagaimana proses pendidikan dalam dapat membentuk karakter peserta didik yang mempunyai nilai-nilai positif. Di sekolah juga memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter peserta didik. Di sekolah guru memegang peranan penting, mengajarkan dan mendidik dengan teori-teori serta mengaplikasikan kepada peserta didik sehingga terjadi per-kembangan yang

(4)

271

baik. Penanaman karakter tidak cukup disekolah saja, dalam seluruh lapisan masyarakat pun perlu dilakukan pem-bentukan karakter.

Nilai-nilai yang dikembangkan Kemendiknas ada delapan belas, antara lain: karakter religius, jujur, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, persahabatan, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab, disiplin, toleransi, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu (Ramadhanti 2019). Adanya nilai-nilai pendidikan karakter tersebut diharapkan bisa mempengaruhi peserta didik, dengan begitu dapat melahirkan generasi milenial yang unggul. Memiliki sebuah pencapaian perilaku yang dapat mengembengkan perilaku yang baik, jujur dan sosial.

Nilai-nilai pendidikan karakter sangat perlu ditanamkan kepada generasi muda, dengan begitu kecerdasan emosionalnya lebih terarah. Indikator nilai-nilai pendidikan karakter yang ditetapkan oleh pemerintah terdapat dalam ajaran Aswaja. Dalam ajaran

Aswaja terdapat tradisi amaliyah NU, yang memiliki lingkup yang sangat luas melalui

tradisi amaliyah NU tersebut. Dengan begitu, tradisi amaliyah NU mempunyai keterkaitan dengan penanaman karakter yang sesuai dengan nilai-nilai karakter, oleh karena itu tradisi amaliyah NU dapat menjadi salah satu alternatif strategi dalam pembentukan karakter bangsa. Dalam pembentukan karakter melalui Aswaja dapat menanamkan nilai Islami yang hendak di bentuk dalam pribadi peserta didik (Nizar 2013).

Madrasah Aliyah merupakan sebuah lembaga pendidikan yang mempunyai peranan yang penting untuk mengembangkan nilai-nilai karakter teerutama dalam karakter tanggung jawab tersebut. Dengan konsep pendidikan Madrasah dapat membangun pribadi-pribadi peserta didik dengan sikap rajin, jujur kreatif, tanggung jawab, dan lainnya. Sehingga dapat menumbuhkan kepribadian muslim yang tangguh dan harmonis. Di Madrasah bukan hanya menekankan pentingnya pengaplikasian nilai-nilai itu saja, melainkan, memberikan contoh langsung dalam kehidupan sehari-hari khususnya di dalam lingkungan sekolah.

Sesuai dengan yang diterapkan di Madrasah Aliyah unggulan Hikmatul Amanah, dalam pembentukan karakter di Madrasah tersebut terdapat pada semua mata pelajaran, seluruh pendidik bekerja sama dalam pembentukan karakter, agar dapat menumbuhkan

(5)

272

kepribadian yang lebih baik salah satu upaya yang dilakukan sekolah ialah menjadikan budaya Aswaja sebagai pembiasaan kepada peserta didik yang dilaksanakan setiap hari. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil salah satu dari delapan belas nilai-nilai karakter yaitu karakter tanggung jawab, yang berhubungan dengan tradisi Aswaja. Dengan maksud agar peserta didik memiliki rasa tanggung jawab serta menumbuhkan kecintaan terhadap budaya-budaya Aswaja yang telah di wariskan secara turun temurun.

METHOD

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualititatif. Bentuk yang di kumpulkan dalam pengumpulan data ialah bentuk kata-kata dan gambar. Menurut Sukmadinata, penelitian kualitatif ialah yang digunakan dalam mendeskripsikan, serta menganalisis peristiwa, aktivitas sosial, sikap, dan kelompok atau individual (Sukmadinata 2009). Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif nialah penelitian yang menggambarkan data informasi yang berdasarkan sesuai dengan fakta yang telah diperoleh pada saat dilapangan. Jenis penelitian deskriptif ialah penelitian yang paling dasar, yang digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang bersifat ilmiah. Dalam deskriptif kualitatif di gunakan untuk me-ngembangkaan teori yang telah di di rangkai melalui data yang di dapat pada saat dilapangan.

RESULTS AND DISCUSSIONS

Budaya Ahlusunnah Wal Jamaah Al-Nadliyyah di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah

Adapun budaya Aswaja al-nadliyyah yang terdapat di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah, sebagaimana hasil lapangan dan hasil analisis, peneliti menemukan bahwa Budaya Aswaja yang terdapat di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah antara lain: a) istighasah, Istighasah atau Dalil al-Najah merupakan penggalan-penggalan Al-Quran yang di kelas oleh pemilik yayasan Hikmatul amanah yaitu Prof.Dr. KH.Asep Saefudin Chalim, MA. Dalil al-Najah menjadi icon Hikmatul Amanah. Pembacaan Istighasah dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di Hikmatul Amanah pada waktu pagi, seluruh peserta didik berkumpul dilapangan sebelum memasuki kelas dan di dampingi para guru, melalui pembacaan Istighasah atau Dalil al-najah tersebut dengan harapan agar doa peserta didik dapat terkabulkan. b) Sholat Dhuha, setelah melaksanakan

(6)

273

pembacaan Istighasah sebelum pelajaran dimulai dilanjutkan dengan sholat dhuhah berjamaah yang dilaksanakan diaula Hikmatul Amanah. c) Madin (Madrasah Diniyah), di madrasah diniyah terdapat budaya Aswaja sebagai pembiasaan pesetra didik seperti pembacaan tahlil, yasin , Asmaul Husna, Al-Quran, serta kitab-kitab yang telah ditentukan di dalam Madrasah. Waktu pelaksanaan Madrasah Diniyah menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran umum di masing-masing kelas.

Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah

Adapun Pembentukan Karakter Tanggung Jawab yang terdapat di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah, sebagaimana hasil lapangan dan hasil analisis, peneliti menemukan bahwapembentukan karakter di MAU Hikmatul Amanah terdapat di seluruh mata pelajaran yang sesuai dengan peraturan yang telah tertulis pada PEMENDIKBUD bahwa peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 24 tahun 2016 Kompetensi Dasar yang terdapat pada bab II Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pasal 2 Kompetensi Inti sebagaimana di maksud pada ayat (1) Kompetensi Inti sikap sosial adapun rumusannya yaitu menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, kerjasama, toleran, dan damai. Termasuk karakter tanggung jawab yang sesuai dengan tema peneliti.

Sesuai hasil penelitian, contoh pembentukan karakter yang terdapat di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah yaitu dengan metode pemberian Tugas, dengan pemberian tugas tersebut peserta didik memiliki tanggung jawab atas dirinya sendiri dan kepada guru, apabila tugas tersebut tidak dapat terselesaikan guru aka melakukan evaluasi mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Implementasi Budaya Ahlusunnah Wal jamaah Al-Nadliyyah untuk Membentuk Karakter Tanggung Jawab Peserta Didik di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah

Adapun Implementasi Budaya Aswaja untuk Membentuk Karakter Tanggung Jawab yang terdapat di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah, sebagaimana hasil lapangan dan hasil analisis, peneliti menemukan bahwa dalam Implementasi Budaya Aswaja untuk membentuk Karakter peserta didik, sesuai dengan kurikulum yang digunakan di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah yang berbasis Aswaja guru

(7)

274

menerapkan Budaya-budaya Aswaja disekolah, dengan melakukan pembiasaan antara lain :

Istighasah, Istighasah atau Dalil al-Najah merupakan penggalan-penggalan Al-Quran

yang di kelas oleh pemilik yayasan Hikmatul amanah yaitu Prof.Dr. KH.Asep Saefudin Chalim, MA. Dalil al-Najah menjadi icon Hikmatul Amanah. Pembacaan Istighasah dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di Hikmatul Amanah pada waktu pagi, seluruh peserta didik berkumpul dilapangan sebelum memasuki kelas dan di dampingi para guru, melalui pembacaan Istighasah atau Dalil al-najah tersebut dengan harapan agar doa peserta didik dapat terkabulkan.

Sholat Dhuha, stelah melaksanakan pembacaan Istighasah sebelum pelajaran dimulai dilanjutkan dengan sholat dhuhah berjamaah yang dilaksanakan diaula MAU Hikmatul Amanah.

Madin (Madrasah Diniyah), di madrasah diniyah terdapat budaya Aswaja sebagai pembiasaan peserta didik seperti pembacaan tahlil, yasin, Asmaul Husna, Al-Quran, serta kitab-kitab yang telah ditentukan di dalam Madrasah. Waktu pelaksanaan Madrasah Diniyah menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran umum di masing-masing kelas.

CONCLUSIONS

Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah menerapkan Budaya-budaya

Aswaja yang dijadikan sebagai rutinitas setiap hari yaitu, 1) Istighotsah, 2) Sholat Dhuha

berjama’ah, dan 3) Mengikuti pelajaran Madin.

Pembentukan karakter tanggung jawab di MAU Hikmatul Amanah yang sesuai dengan Kurikulum 2013 di KI 2 di mana dalam K13 KI 2 terdapat unsur nilai-nilai pendidikan karakter salah satunya yaitu pendidikan karakter tanggung jawab. Dalam pembentukan karakter semua pendidik bekerja sama, terutama dalam pembentukan karakter tanggung jawab, salah satu upaya yang dilakukan para guru ialah dengan metode pemberian tugas, apabila tugas tersebut terlaksana maka guru akan memberikan apresiasi berupa nilai, sebaliknya apabila tugas tersebut tidak terlaksana guru akan melakukan evaluasi, sehingga dapat memecahkan permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut.

Implementasi Budaya Aswaja untuk membentuk Karakter peserta didik, sesuai dengan kurikulum yang digunakan di Madrasah Aliyah Unggulan Hikmatul Amanah

(8)

275

yang berbasis Aswaja guru menerapkan Budaya-budaya Aswaja disekolah, dengan melakukan pembiasaan antara lain :

1) Istighasah, Istighasah atau Dalil al-Najah merupakan penggalan-penggalan

Al-Quran yang di kelas oleh pemilik yayasan Hikmatul amanah yaitu Prof.Dr.

KH.Asep Saefudin Chalim, MA. Dalil al-Najah menjadi icon Hikmatul Amanah. Pembacaan Istighasah dilaksanakan oleh seluruh peserta didik di Hikmatul Amanah pada waktu pagi, seluruh peserta didik berkumpul dilapangan sebelum memasuki kelas dan di dampingi para guru, melalui pembacaan Istighasah atau

Dalil al-najah tersebut dengan harapan agar doa peserta didik dapat terkabulkan.

2) Sholat Dhuha, stelah melaksanakan pembacaan Istighasah sebelum pelajaran dimulai dilanjutkan dengan sholat dhuhah berjamaah yang dilaksanakan diaula Hikmatul Amanah.

3) Madin (Madrasah Diniyah), di madrasah diniyah terdapat budaya Aswaja sebagai pembiasaan peserta didik seperti pembacaan tahlil, yasin, Asmaul Husna,

Al-Quran, serta kitab-kitab yang telah ditentukan di dalam Madrasah. Waktu

pelaksanaan Madrasah Diniyah menyesuaikan dengan jadwal mata pelajaran umum di masing-masing kelas. Dengan melakukan pembiasaan Budaya Aswaja, peserta didik akan sadar kewajiban tanggung jawabnya untuk memelihara Budaya Aswaja.

REFERENCES

Adzim, M. fauzil, Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Tradisi Tahlilan, (Semarang :2018).

Amirudin,Yoyok, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai- Nilai Aswaja, Jurnal Ilmiah Vicratina November 2017, Vol 2 Nomer 2, 109-120.

Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang Berbagai

Problem Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000).

Aceng Abdul Aziz dkk, Islam Ahlusunnah Waljama’ah, (Pengurus LembagaPendidikan Ma’arif NU Pusat : Jakarta, 2015).

Abdul Muchith Muzadi, Mengenal Nahdlatul Ulama, (Surabaya: Khalista, 2006). A. Sunarto AS, Jurnal Sosiologi Islam, (Vol. 3, No.2, Oktober 2013, ISSN: 2089-0192)

(9)

276

Assidiqi, Hasby (2015). Membentuk Karakter Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran

Search, Solve, Create, And Share.Math Didactic: Jurnal Pendidikan

MatematikaVol. 1, No.1, Januari - April 2015

Asrori, Muhammad, Pengertian dan Bacaan Dalam Istighosah, Jurnal Tausyah, Volume III, 2012.

Ibniyanto, Implementasi Pembelajaran Aswaja dalam Pembentukan Perilaku Sosial dan

Keagamaan Peserta Didik, (Surabaya:2017).

Gede, Anak Agung, O. dkk, “Memahami Hukum dan Kebudayaan”, (Bali: Pustaka Ekspresi 2016).

Rifa’I,Anwar dkk, Pembentukan Karakter Nasionalisme melalui Pembelajaran Aswaja, Jurnal : Jurnal of Educational Social Studies. 07-19. (Semarang:2017).

Walgito, Bimo, Psokologi Sosial, (Yogyakarta:Andi Offset, 2013).

Maharani Ramadhanti dkk, Pembentukkan Karakter dalam Pembelajaran BCCT(Beyond

Center and Circle Time), Jurnal Education. Vol 4 No. 1 Januari 2019.

Nizar,SamsulSejarah Sosial & Dinamika Intelektual (Pendidikan Islam di Nusantara), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013).

Studies, Rifa’I, Anwar, dkk.(2017). Pembentukan Karakter Nasionalisme melalui

Pembelajaran Pendidikan Aswaja pada Siswa Madrasah Aliyah Al Asror Semarang.Journal of Educational Social.

Geertz,Clifford, Mojokuto; Dinamika Sosial Sebuah Kota di Jawa, (Jakarta: Pustaka Grafiti Perss, 1986).

Endy Fadlullah,Muhammad, “Ahlu Al-Sunnah Wa Al-Jamaah dalam Perspektif Said Aqil

Siradj”, (Nidhomul Haq, Maret 2018), No. 1, Vol 3, ISSN 2503-1481.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2000).

Zuhri,Achmad Muhibbin,Pemikiran KH. M. Hasyim Asy’ari tentang Ahl al-Sunnah Wa

al-Jama’ah, (Surabaya: Khalista,2009).

Kurniawati. “Implementasi Mata Pelajaran Ahlussunah Waljama’ah An Nahdliyyah

(Aswaja) Di Mts Ma’arif Fatahillah Sindang Anom Kec. Sekampung Udik Kab.

(10)

277

Shoonhaji Sholeh, dkk, Pengantar Studi Islam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2010).

Nurcholis, 50 Amaliyah Nahdliyah, (Tulungagung: Bambang Adhyaksa ( Ketua Lembaga Pelestarian Seni dan Sejarah Tulungagung).

Fadeli dan Subhan, Antologi NU, Buku I, (Surabaya : Khalista, 2007).

H.M. As’ad Thoha, Pendidikan Aswaja Ke-NU-an, ( Sidoarjo: Al- Maktabah-PW LP Maarif NU Jatim, 2012 ).

Hermawan, Agung(2018). Mengetahui Karakteristik Peserta Didik Untuk Memaksimalkan Pembelajaran.

Fithrotul Aini,Adrika, Living Hadis Dalam Tradisi Malam Kamis Majelis Shalawat Addba’bil-Musafa (Ar-Rainiry; Internaional Journal of Islamic Studies Vol. 2, No.1, Juni 2014 ).

Mustari, Mohamad, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014)

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari penelitian sebelumnya serta untuk mengetahui apakah variabel nilai yang dirasa, kepercayaan pelanggan, dan

Untuk menganalisis interaksi tingkat aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis eksperimen riil dan laboratorium

Berdasarkan hasil dari analisis variansi dapat dijelaskan bahwa kecap ikan patin dengan medium fermentasi jeroan ikan yang diberi crude enzim bromelin daan garam

“Rancangan pengelolaan tingkat kebisingan untuk mengurangi dosis paparan kebisinganpada unit produksi guard shop di perusahaan elektronika Jakarta.. Noise

Pendekatan scientific atau pendekatan ilmiah, pembelajarannya merupakan proses ilmiah. Pembelajaran yang menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif yaitu memandang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara konsep diri dan kecerdasan emosi terhadap toleransi beragama, yang ditunjukkan dengan nilai R 2

Evakuasi penyintas Merapi Magelang dari 3 dusun (Dusun Gemer, Dusun Ngandong, Dusun Karanganyar, Desa Ngargaomulyo, Kecamatan Dukun) ke Posko Tamanagung. Personil Jogja :

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai alat untuk menerapkan teori yang diperoleh