• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER (lanjutan) Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PERVASIVE

DEVELOPMENTAL

DISORDER

(lanjutan)

(2)
(3)

DEFINISI

• Suatu kondisi progresif yang berkembang

setelah beberapa bulan perkembangan

normal.

• Lingkar kepala waktu lahir: normal

• Perkembangan awal: normal.

(4)

• Terjadi antara usia 5-48 bulan  biasanya antara usia 6 bulan-1tahun.

• Perkembangan kepala mulai mengalami deselerasi.

• Hilangnya gerakan tangan bertujuan  berkembang karakteristik gerakan

stereotipi seperti mencuci tangan atau meremas-remas tangan.

• Kemampuan bahasa ekspresif & reseptif terganggu sangat berat & dikaitkan

(5)

• Preschool years:

 berkembang gait apraxia, truncal

apraxia & ataxia.

 sering tampak hilangnya kemampuan interaksi sosial tapi minat sosial sering meningkat kemudian.

 sering terjadi pada anak ♀, tapi saat ini anak ♂ dengan gangguan ini atau seperti ini sudah ada.

(6)

KRITERIA DIAGNOSIS

MENURUT DSM-IV-TR

A. Terdapat semua ini:

1. tampak perkembangan pre- & perinatal yang normal.

2. tampak perkembangan psikomotor yang normal selama 5 bulan

pertama setelah lahir.

3. lingkar kepala yang normal ketika lahir.

(7)

B. Onsetnya terjadi setelah periode perkembangan normal:

1. deselerasi pertumbuhan kepala antara usia 5-48 bulan.

2. hilangnya keterampilan tangan

bertujuan yang didapat sebelumnya antara usia 5-30 bulan; dengan

perkembangan pergerakan tangan yang stereotipi (spt meremas tangan atau mencuci tangan)

(8)

3. hilangnya ikatan sosial dini dalam perjalanannya (meski seringnya interaksi sosial berkembang

kemudian).

4. tampilan yang buruk dari gaya berjalan yang terkoordinasi atau gerakan tubuhnya.

5. gangguan yang berat pada bahasa ekspresif & reseptif dengan retardasi psikomotor berat.

(9)

SEJARAH

• Kasus pertama kali dilaporkan oleh Andreas Rett pada thn 1966.

• Laporan awalnya tentang penemuan klinis seperti gait ataxia, truncal ataxia, apraxia, kesulitan bernafas, abnormal EEG, kejang.

• Rett juga mengobservasi beberapa gambaran yang mengarah ke autisme.

(10)

EPIDEMIOLOGI

• Diperkirakan prevalensi antara 1 dalam 15.000 – 1 dalam 22.000 anak ♀.

• Meski terdapat beberapa anak ♂ dilaporkan

memiliki gambaran kondisi seperti ini, tapi tidak ada yang secara jelas menemui semua kriteria untuk kondisi ini.

(11)

ETIOLOGI

• Dikaitkan dengan kadar ammonia perifer yg tinggi  tidak terbukti!!

• Faktor genetik  kembar monozigot & anggota keluarga yang lain (extended family).

• Akhir-akhir ini  gen MECP2  ditemukan terlibat dalam beberapa kasus.

(12)

DIAGNOSIS DAN

GAMBARAN KLINIS

• Kriteria dx  lihat slide 6-8.

• Perkembangan anak awal: normal.

• Onset: insidious, mengikuti suatu periode stagnasi perkembangan & pengenalan yang terlambat.

• Deselerasi pertumbuhan kepala & badan.

• Hilangnya minat dalam lingkungan menjadi agak mencolok.

(13)

• Hilangnya kemampuan yang

didapat sebelumnya, termasuk

pergerakan tangan bertujuan.

• Kurangnya minat sosial  potensial

besar untuk misdiagnosis “autisme”

pada preschool years.

Saat anak mencapai usia sekolah

 gambaran seperti autisme

menjadi berkurang.

(14)

• RM berat, kejang & masalah motorik  area penting yang harus dipikirkan!!

• Pada fase “pseudostationary”  perlu

perhatikan: kesulitan bernafas, bruksisme, masalah motorik & skoliosis dini.

• Episode apnea dapat bergantian dengan hiperventilasi.

• EEG sering abnormal & sering terjadi kejang.

(15)

PATOLOGI &

PEMERIKSAAN LAB.

• Abnormal spesifik bervariasi, termasuk: pe↑ kadar

tembaga & ammonia dalam darah, atrofi kortikal pada CT-scan otak, abnormal EEG.

• Studi neuropatologi: pe↓ berat otak serta hilangnya neuron2 dengan perubahan pada substansia nigra & nukleus kaudatus.

• Kontradiksi  akibat neurokimiawi seperti endorfin, kortisol & dopamin.

(16)

DIAGNOSIS BANDING

• Individu yang lebih besar (usia sekolah).

• Autisme.

• Childhood Disintegrative Disorder.

• Sindroma Asperger.

(17)

PERJALANAN PENYAKIT &

PROGNOSIS

• Sindr.Rett: suatu kondisi

neuro-degeneratif yang progresif.

• Pada orang dewasa  yang non-

ambulatory disebabkan oleh

masalah

motorik & skoliosis.

(18)

TATALAKSANA

• Tidak ada terapi spesifik!!

• Edukasi khusus, modifikasi perilaku, terapi fisik & pernafasan  berguna.

• Angka kejadian kejang yang me↑  perlu

perhatian  penggunaan medikasi yang me↓ ambang kejang.

• Psikoedukasi kepada keluarga (ortu & saudara2 pasien).

(19)

CHILDHOOD

DISINTEGRATIVE

DISORDER

(20)

DEFINISI

• Suatu kondisi yang jarang.

• Ditandai dengan regresi nyata pada area

perkembangan multipel setelah beberapa

(21)

SEJARAH

• Pertama kali dijelaskan oleh Theodore Heller pada thn 1908  melaporkan suatu seri kasus yang menampilkan suatu regresi perkembangan yang

menetap & nyata setelah 3 atau 4 tahun mengalami perkembangan normal.

• Disebutnya dementia infantilis 

disintegrative psychosis atau Heller’s syndrome.

(22)

EPIDEMIOLOGI

• Data  jarang.

• Perkiraan prevalensi:

1 dalam 100.000 anak.

(23)

ETIOLOGI

• Faktor neurobiologi.

• ± ½ kasus  EEG abnormal & kadang terdapat kejang.

• Dikaitkan dengan kondisi medis umum yang bervariasi (cth: neurolipidoses, metakromatik leukodistrofi, penyakit Addison-Schilder,

subacute sclerosing panencephalitis).

• Kemungkinan terjadi bila onsetnya setelah usia 6 tahun.

(24)

KRITERIA DIAGNOSIS

MENURUT DSM-IV-TR

A. Tampak perkembangan yang normal

untuk 2 tahun pertama setelah lahir, yang

dimanifestasikan dengan adanya

komunikasi verbal & non verbal yang

sesuai usia, hubungan sosial, bermain &

perilaku adaptif.

(25)

B. Secara klinis tampak hilang secara bermakna keterampilan yang didapat sebelumnya (sebelum usia 10 tahun) pada minimal 2 dari area berikut:

1. bahasa ekspresif atau reseptif.

2. keterampilan sosial atau perilaku adaptif.

3. kontrol BAB dan BAK. 4. bermain.

(26)

C. Fungsi abnormal pada minimal 2 dari area berikut:

1. hendaya kualitatif pada interaksi sosial (cth: hendaya pada perilaku non verbal, kegagalan untuk

mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, kurangnya timbal balik secara sosial atau emosional).

(27)

2. hendaya kualitatif pada komunikasi (cth: terlambat atau kurangnya percakapan, ketidakmampuan untuk memulai atau melanjutkan suatu pembicaraan,

penggunaan bahasa yg stereotipi &

repetitif, kurangnya make-believe play yang bervariasi.

3. pola perilaku yang restriksi, repetitif & stereotipi, minat & aktivitas, termasuk stereotipi motorik & manerisme.

D. Gangguan tidak lebih baik untuk PDD spesifik lainnya atau skizofrenia.

(28)

GAMBARAN KLINIS

• Perkembangan dini harus normal untuk min.2 tahun  termasuk keterampilan sosial & komunikasi yang normal.

• Sebelum usia 10 tahun  hilangnya

keterampilan yang didapat sebelumnya yang bermakna pada min. 2 area berikut (biasanya banyak): komunikasi, interaksi sosial, kontrol BAB & BAK, kemampuan motorik.

(29)

• Gejala hampir sama dgn autisme  membingungkan bagi anak2 autisme yang regresif.

• Onset: antara usia 3-4 tahun, dapat mendadak atau bertahap.

• Terdapat agitasi atau ansietas yang tidak spesifik sebelum deteriorasi

perkembangan.

• Hilangnya keterampilan komunikasi & sosial  perlu perhatian dari ortu.

(30)

• Perilaku stereotipi, masalah dengan

transisi & perubahan, over aktivitas non

spesifik  sering berkembang.

• Deteriorasi pada keterampilan menolong

diri sendiri  tampak mencolok.

(31)

DIAGNOSIS BANDING

• Autisme

• Sindroma Rett.

• Skizofrenia.

(32)

PERJALANAN PENYAKIT

• ¾ kasus  perkembangan &

perilaku anak mengalami deteriorasi

sampai tahap fungsional yang lebih

rendah  stabil tanpa deteriorasi

lebih lanjut.

• Bbrp kasus  lebih pulih

keterampilan perkembangan

sebelumnya.

(33)

• Sedikit kasus  pemulihan yang sangat baik.

• Bbrp kasus  terutama yg berhub.

dengan proses neuropatologi progresif  deteriorasinya progresif & dapat

berakibat kematian.

• Harapan hidup  normal.

• Secara umum  outcome lebih buruk dari autisme.

(34)

TATALAKSANA

• Edukasi khusus & terapi perilaku.

(35)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implikatur yang terdapat dalam wacana rubrik Banyumasan di majalah Panjebar Semangat wujud implikatur konvensional yang meliputi

Setelah melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan di Desa Tana Mete maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara umur, kebiasaan

sebagai sampel dari keseluruhan mahasiswa PJKR STKIP Citra Bakti terutama yang berada pada semester 1 dan 3, sehingga secara umum pelaksanaan keiatan perkuliahan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten merupakan salah satu instansi pemerintahan yang setiap saat mengadakan suatu kegiatan

Air limbah organik industri merupakan air limbah dengan kandungan bahan-bahan residu berupa senyawa organik yang berasal dari proses produksi industri yang

Untuk penelitian selanjutnya yang akan menggunakan tumbuhan kayu apu (Pistia stratiotes L.) dengan logam jenis logam lain seperti krom, tembaga dan logam lainnya

Pada gedung kantor Jasa Raharja cabang Jawa Tengah, konsep Sistem struktur yang direncanakan adalah Sitem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang memiliki

Hal tersebut karena kurangnya kesadaran untuk mengakses pelayanan kesehatan, tidak ada rasa ingin tahu akan informasi kesehatan yang dibutuhkan, sehingga tidak