• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 BOTUPINGGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 BOTUPINGGE"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA GANTUNG MELALUI METODE DRILL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 BOTUPINGGE

Rahman Hamzah1, Hariadi Said2, Asry Syam 3 1

FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Rahman Hamzah) [email protected]

2

FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Hariadi Said) [email protected]

3

FIKK, Universitas Negeri Gorontalo (Asry Syam) asrysyam @yahoo.co.id

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode drill dapat meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya gantung pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge. Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya gantung melalui metode drill pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge. Hasil Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil jika 80% dari jumlah 20 orang sudah menunjukkan kriteria nilai baik (75 – 84) dalam kemampuan lompat jauh gaya gantung. Hasil pengamatan belajar siswa menunjukkan hasil yang diharapkan. Sebab dari 20 siswa yang diberi tindakan, diperoleh data pada observasi awal yakni 56,88%, pada siklus I meningkat menjadi 74,06% dan pada siklus II meningkat menjadi 80,21%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa metode drill dapat Meningkatkan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Gantung pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge.

Kata Kunci : Lompat Jauh,Gaya Gantung, Metode Drill ABSTRACT

Formulation of the problem in this study is whether to use a drill method can improve long jump style depends on the class VII C SMP Negeri 1 Botupingge. Goals to be achieved through this research is to improve the long jump style hanging through drill method in class VII C SMP Negeri 1 Botupingge. Results of this class action is considered successful if 80% of the 20 people already showing good value criteria (75-84) in the long jump ability hanging style. Students' observations demonstrate the expected results. Because of the 20 students who were given the action, obtained data on initial observation that is 56.88%, in the first cycle increased to 74.06% and the second cycle increased to 80.21%. The conclusion from this study is that the method can drill Upgrading Long Jump Style Hanging in Class VII C SMP Negeri 1 Botupingge.

Keywords: Long Jump, Style Hanging, Methods Drill 1. PENDAHULUAN

Lompat jauh adalah salah satu cabang olahraga yang dilakukan dengan melakukan lompatan sejauh-jauhnya dan tujuan dari lompat jauh adalah melompat sejauh mungkin dari titik tertentu menuju ketitik berikutnya. Dalam lompat jauh ini ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh pelompat yaitu ; awalan, tolakan atau tumpuan, sikap badan saat di udara, dan mendarat. Dalam melakukan lompat jauh yang membedakan pelaksanaanya yaitu pada

saat diudara. Ada gaya jongkok, gaya berjalan diudara dan gaya gantung atau melenting.

Lompat jauh gaya gantung adalah gerakan yang dimulai dengan awalan badan yang menumpu pada satu kaki, kemudian tubuh diangkat dari satu titik tertentu ketitik yang lain. Saat melayang, posisi tubuh seperti sedang

gantung dengan sikap badan melenting

kebelakang. Selanjutnya, gerakan diakhiri dengan mendarat menggunakan kedua kaki secara baik dan terkontrol.

(3)

Namun pelaksanaan pembelajaran penjaskes di SMP Negeri 1 Botupingge belum sesuai dengan harapan. Masih ada proses belajar yang masih menggunakan cara lama dalam melaksanakan pembelajaran. Salah satunya yaitu dengan penerapan metode ceramah. Pelaksanaan metode ini terkadang membuat siswa menjadi bosan dan tidak bisa berkonsentrasi dengan baik. Hal ini membuat siswa memilih bermain dengan teman ataupun mengganggu teman yang lain. Sehingga pada pelaksanaan materi lompat jauh yang dalam hal ini lompat jauh gaya gantung yang di sajikan oleh guru penjaskes, siswa tidak mampu melaksanakannya dengan baik.

Kesalahan yang seringkali ditunjukan oleh siswa disaat melakukan lompatan yaitu; kurangnya kecepatan lari,langkah tidak tetap jaraknya,pada empat langkah terakhir terlalu bernafsu, tolakan kurang keras, sudut atau arah

tolakan terlalu rendah, kurang berani

menjulurkan kaki ke depan, dan selalu mendarat dengan pantat.

Saat ini siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge berjumlah 20 siswa, dengan perincian 10 orang laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Berdasarkan hasil observasi awal

yang dilakukan oleh penulis tentang

keterampilan siswa dalam melakukan teknik dasar lompat jauh gaya gantung di kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge secara umum dapat dikatakan masih kurang. Dari 20 siswa, ditemukan hanya 1 orang siswa ( 5 % ) yang berhasil mencapai KKM 75, dan 4 orang siswa ( 20 % ) mendapat nilai kategori cukup ( C ), dan 6 orang siswa ( 30 % ) mendapat nilai kategori kurang ( K ), dan sisanya sejumlah 9 orang siswa atau sebesar 45 % mendapat nilai kategori sangat kurang ( SK ) atau dirata-ratakan capaian siswa memperoleh nilai 56,88% ini artinya, dari 20 orang siswa kelas VII C dalam melakukan lompat jauh gaya gantung dikatakan rendah atau masih jauh dari apa yang diharapkan

Melihat kenyataan yang terjadi

sebagaimana diuraikan di atas patut menjadi perhatian utama seorang guru untuk menemukan solusi terbaik dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran agar keterampilan lompat jauh gaya gantung siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu solusi yang tepat dilakukan oleh seorang guru terkait permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode drill (

proses pembelajaran yang menitikberatkan kepada factor pengulangan). Dalam metode drill ini siswa mendapat pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta langsung dari guru

sehinggah memungkinkan siswa untuk

melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga, hal ini dapat menghemat waktu belajar, disamping itu juga siswa langsung mengetahui hasil prestasinya sehinggah siswa dapat melakukan tehnik dasar lompat jauh gaya gantung yang baik dan benar karena mendapat pengawasan dan bimbingan dari guru secara langsung. Merujuk pada uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan menggunakan metode drill sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lompat jauh gaya gantung di kelas VII C SMP Negeri 1 Botopingge.

2. METODE PENELITIAN

Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakn di SMP Negeri 1 Botupingge yang rencananya dilaksanakan bulan April sampai Mei 2015 semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan di kelas VIIC dengan jumlah peserta didik 20 orang yang terdiri dari 10 orang peserta didik laki-laki dan 10 orang peserta didik perempuan. Dari segi latar belakang ekonomi pada umumnya peserta didik berekonomi menengah ke bawah, sedangkan pada segi kemampuan jasmani peserta didik bervariasi. Terutama pada pelaksanaan lompat jauh gaya gantung, dimana kemampuan siswa dalam kategori kurang sehinggah perlu diadakan penelitian tindakan kelas.

Variabel Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat tiga variable yaitu :

1) Variabel input; meliputi media pembelajaran,

prasarana pembelajaran,kesiapan siswa,

ketersediaan guru mitra, penetapan waktu, dan

lain-lain yang mendukung pelaksanaan

pembelajaran.

2) Variabel proses; yakni pelaksanaan tindakan dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat,

(4)

dalam hal ini pelaksanaan pembelajaran tehnik dasar lompat jauh gaya gantung melalui metode drill.

3) Variabel output; berupa peningkatan keterampilan tekhnik dasar lompat jauh gaya gantung pada atletik nomor lompat. Indikator keterampilan pada tekhnik dasar lompat jauh gaya gantung adalah: (a)cara mengambil

awalan/ancang-ancang;(b)cara melakukan

tolakan;(c)sikap saat melayang ;(d)cara melakukan pendaratan

Tahapan-Tahapan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan dalam tahapan siklus. Tiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali tindakan dan 1 kali tes. Pelaksanaan siklus I berdasarkan hasil refleksi pada observasi awal. Siklus berikutnya dilaksanakan berdasarkan hasi lrefleksi siklus I, dan seterusnya. Tindakan siklus berakhir apabila telah memenuhi target sebagaimana telah ditetapkan pada indikator kerja.

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan

dengan prosedur: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan tindakan, (3) pemantauan dan evaluasi, dan (4) refleksi dalam setiap siklus. Secara lebih rinci tahapan penelitian tindakan kelas untuk setiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Persiapan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan persiapan ini adalah sebagai berikut.

a) Melaporkan dan meminta izin kepada kepala sekolah serta mengkonsultasikan tentang guru yang akan menjadi mitra kerja;

b) Menyusun indicator sebagai sasaran

yang ingin dicapai sesuai dengan

permasalahan yang diangkat oleh

peneliti;

c) Menetapkan model pembelajaran yang

tepat sesuai dengan pokok bahasan;

d) Menyusun scenario pembelajaran

dengan model pembelajaran yang telah ditetapkan (metode drill), serta

mempertimbangkan hal-hal yang

mungkin terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung;

e) Membuat lembar pemantauan/observasi

untuk melihat situasi proses

pembelajaran ketika metode drill diterapkan;

f) Merancang atau membuat lembar

evaluasi untuk melihat sudah sejauh mana peningkatan keterampilan siswa;

2) Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan scenario pembelajaran yang telah direncanakan sebagaimana dimuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

3) Pemantauan dan Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan

pemantauan/observasi dan evaluasi. Pemantauan dilakukan terhadap proses

pelaksanaan pembelajaran baik

menyangkut kegiatan guru maupun aktivitas belajar siswa. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa ( kemampuan tekhnik dasar lompat jauh gaya gantung )

4) Refleksi

Refleksi dilakukan dengan melihat data pemantauan dan evauasi yang telah dianalisis. Proses refleksi diorientasikan pada kegiatan identifikasi

kelemahan-kelemahan yang terjadi saat

pembelajaran berlangsung. Hasil refleksi ini menjadi acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Tekhnik Pengumpulan Data

Sumber data adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge tahun pelajaran 2014/2015. Jenis data yang diperoleh adalah data kuntitatif dan kualitatif yang terdiri dari hasil belajar ( kemampuan tekhnik dasar lompat jauh gaya gantung pada cabang atletik nomor lompat ) dan data proses pembelajaran yang menggunakan metode drill.

Adapun tekhnik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut

1) Data tentang kemampuan tekhnik dasar lompat jauh gaya gantung pada cabang atletik nomor lompat diambil dengan memberikan tes unjuk kerja melalui lembar pemantauan penampilan gerak. Setiap indicator yang diamati pada

(5)

tiap-tiap jenis sikap diberi nilai dengan rentang 0 – 100.

2) Data tentang situasi pembelajaran ( kegiatan guru dn aktivitas belajar siswa) Pada saat dilaksanakan tindakan, diambil dengan menggunakan lembar pemantauan. Setiap indicator yang diamati diberikan tanda contreng (√) berdasarkan kategori pelaksanaannya. Tekhnik Analisis Data

Hasil yang didapatkan dalam

pemantauan dan evaluasi dikumpul untuk dianalisis. Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui : (1) hasil belajar siswa dari segi psikomotoriknya, yakni kemampuan tekhnik dasar lompat jauh gaya gantung pada cabang atletik nomor lompat; (2) tingkat efektivitas proses pembelajaran.

3. HASIL PENELITIAN Observasi Data Awal 1. Pelaksanaan tindakan a) Kegiatan Pendahuluan

Berdoa, presensi, apersepsi, motivasi dan penjelasan tujuan pembelajaran. Pemanasan Statis dan Dinamis b) Kegiatan Inti

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi,

Menjelaskan teknik lompat jauh gaya gantung secara umum (nilai yang ditanamkan: Disiplin, Kerja keras, Kreati, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat,

Cinta damai, Gemar membaca,

Tanggung jawab);

Memberikan contoh teknik dasar

awalan dan tumpuan lompat jauh gaya gantung dengan menggunakan alat bilah bambu dan membuat check mark (nilai yang ditanamkan: Disiplin, Kerja keras, Kreati, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air, Menghargai prestasi,

Bersahabat, Cinta damai, Gemar

membaca, Tanggung jawab);

Mempraktekan teknik dasar awalan lompat jauh gaya gantung dengan

menggunakan alat berupa bilah

bambu/membuat check mark (nilai

yang ditanamkan: Disiplin, Kerja keras, Kreati, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air, Menghargai prestasi,

Bersahabat, Cinta damai, Gemar

membaca, Tanggung jawab); Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

Menyimpulkan tentang hal-hal yang

belum diketahui (nilai yang

ditanamkan: Disiplin, Kerja keras, Kreati, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air.);

Menjelaskan tentang hal-hal yang

belum diketahui. (nilai yang

ditanamkan: Menghargai prestasi,

Bersahabat, Cinta damai, Gemar

membaca, Tanggung jawab,); c) Kegiatan Penutup

Evaluasi, diskusi dan tanya-jawab

proses pembelajaran yang telah

dipelajari. (nilai yang ditanamkan: Disiplin, Kerja keras, Kreati, Rasa ingin tahu, Cinta Tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat, Cinta damai, Gemar membaca, Tanggung jawab); 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Belajar a) Hasil pengamatan kegiatan siswa

Berdasarkan hasil observasi awal tentang hasil belajar lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik yang terdiri atas empat aspek penilaian, yang meliputi: 1) Awalan; 2) Tumpuan/Tolakan; 3) Melayang (Gaya Gantung); dan 4) Mendarat. Diperoleh data awal sebagai berikut : Dari 20 siswa, ditemukan hanya 1 orang siswa ( 5 % ) yang berhasil mencapai KKM 75, dan 4 orang siswa ( 20 % ) mendapat nilai kategori cukup ( C ), dan 6 orang siswa ( 30 % ) mendapat nilai kategori kurang ( K ), dan sisanya sejumlah 9 orang siswa atau sebesar 45 % mendapat nilai kategori sangat kurang ( SK ).

Berdasarkan hal tersebut, dapat

diketahui rata-rata hasil capaian siswa pada observasi awal sebesar 56,88 %. Nilai capaian tersebut belum memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar 80 %. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan hasil lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik.

(6)

Tabel.4.1. Diskripsi Data observasi awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge

Rentang

Nilai Ket Kriteria

Jumlah Siswa % 85 – 100 75 – 84 65 – 74 55 – 64 < 54 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas - 1 4 6 9 0 % 5 % 20 % 30 % 45 % Jumlah 20 100 %

b) Refleksi hasil observasi awal

Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal sebelum diberikan tindakan maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukan hasil belajar yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 5% siswa. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tesebut masing masing aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi lompat jauh gaya gantung pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge, melalui metode drill dengan pendekatan bermain. Maka dengan itu, peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus I (satu). Siklus I

1. Hasil Kegiatan Siswa Siklus I

Siklus I (satu) terdiri dari 3 kali tindakan dan 1 kali evaluasi. Waktu pelaksanaan dari tindakan tersebut yaitu pada pukul 15.30 Wita sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan tindakan tersebut yaitu di SMP Negeri 1 Botupingge Kab. Bone Bolango

Pada tindakan pertama, yaitu pada tanggal 28 April 2015. Peneliti memberikan materi tentang teknik dasar awalan dalam

melakukan lompat jauh. Adapun srategi

mengajar yang peneliti pakai yaitu dengan menggunakan bilah bambu dan membuat check

mark . Hal ini peneliti pakai guna mengatur pola langkah siswa pada saat melakukan awalan.

Pada tindakan kedua, yaitu pada tanggal 30 April 2015. Peneliti memberikan materi tentang tolakan dalam melakukan lompat jauh. Adapun srategi mengajar yang peneliti pakai yaitu awalan yang berjenjang . Ada dua hal yang membuat peneliti menerapkan awalan yang berjenjang tersebut yaitu, (1) agar siswa dapat memperkirakan momentum yang tepat saat melakukan tolakan; (2) siswa melompat sejauh-jauhnya kedepan.

Pada tindakan ketiga, yaitu pada tanggal 2 Mei 2015. Peneliti memberikan materi sikap melayang gaya gantung dan sikap mendarat . Adapun srategi mengajar yang peneliti pakai yaitu dengan menggunakan media benda yang di gantung. Hal ini peneliti gunakan bertujuan agar siswa dapat menguasai lompat jauh gaya gantung dengan baik dan strategi sikap mendarat yang peneliti pakai yaitu mendarat dengan gaya sleding hal ini peneliti gunakan bertujuan agar siswa dapat mendarat dengan baik.

Pada tanggal 4 Mei 2015, peneliti mengadakan evaluasi siklus I (satu), guna melihat hasil tindakan yang telah diberikan. Pada akhir siklus I (satu), peneliti menggunakan lembar pengamatan kegiatan selama proses pembelajaran seperti yang digunakan pada observasi awal. Berdasarkan analisis data yang diperoleh gambarannya sebagai berikut:

Kegiatan siswa pada siklus I ini menujukan peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik namun belum signifikan, yang terdiri atas empat aspek penilaian, yang meliputi: 1) Awalan; 2)

Tumpuan/Tolakan; 3) Melayang (Gaya

Gantung); dan 4) Mendarat. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh yaitu : dari 20 orang siswa yang diberikan tindakan, sebanyak 15 orang siswa atau 75 % termasuk kategori “Cukup” dengan rentang nilai 65 – 74 dan 5 orang siswa atau 25 % termasuk kategori “Baik” dengan rentang nilai 75 – 84.

Berdasarkan hal tersebut, dapat

diketahui rata-rata hasil capaian siswa pada kegiatan siklus I sebesar 74,06 %. Nilai capaian tersebut belum memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar 80 %. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan hasil lompat

(7)

jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik.

Tabel.4.2. Diskripsi Data Siklus 1

Kemampuan Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge

Rentang

Nilai Ket Kriteria

Jumlah Siswa % 85 – 100 75 – 84 65 – 74 55 – 64 < 54 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas - 5 15 - - 0 % 25 % 75 % 0 % 0 % Jumlah 20 100 %

2. Refleksi Hasil Kegiatan Siswa Siklus I Dari hasil kegiatan siswa siklus I dapat

diketahui bahwa menujukan peningkatan

kemampuan lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik namun belum signifikan. Hasil yang dicapai pada kegiatan siswa siklus I ini rata-rata 74,06 % atau meningkat dari observasi awal yakni 17,18 %. Dari hasil capaian siklus I ini rata-rata 74,06 % atau masih dalam kategori Cukup. Maka dengan itu, peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus II (dua). Siklus II

1. Hasil Kegiatan Siswa Siklus II

Siklus II (dua) terdiri dari 3 kali tindakan dan 1 kali evaluasi, sama halnya dengan siklus I (satu). Waktu pelaksanaan dari tindakan tersebut yaitu pada pukul 15.30 Wita sampai dengan selesai. Tempat pelaksanaan tindakan tersebut yaitu di SMP Negeri 1 Botupingge Kab. Bone Bolango

Dalam pemberian tindakan dari tindakan pertama sampai tindakan keempat, peneliti memberikannya sama dengan siklus I (satu). Namun dalam pelaksanaan siklus II (dua) ini, peneliti memberikan motivasi lebih kepada siswa serta mengoreksi teknik dasar lompat jauh gaya gantung yang masih belum dikuasai

dengan baik oleh siswa, yaitu teknik tolakan dan mendarat.

Pada akhir siklus II (dua), peneliti tetap memberikan evaluasi sebagaimana pada siklus I (satu). Berdasarkan analisis data yang diperoleh gambarannya sebagai berikut:

Kegiatan siswa pada siklus II ini menujukan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik yang signifikan, yang terdiri atas empat aspek penilaian, yang meliputi: 1) Awalan; 2)

Tumpuan/Tolakan; 3) Melayang (Gaya

Gantung); dan 4) Mendarat. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh yaitu : dari 20 orang siswa yang diberikan tindakan sebanyak 5 orang siswa atau 25% termasuk kategori “Sangat Baik” dengan rentang nilai 85 – 84, 12 orang siswa atau 60 % termasuk kategori “Baik” dengan rentang nilai 75 – 84 dan 3 orang siswa atau 15 % termasuk kategori “ Cukup “ dengan rentang nilai 65 – 74.

Berdasarkan hal tersebut, dapat

diketahui rata-rata hasil capaian siswa pada kegiatan siklus II sebesar 80,21%. Nilai capaian tersebut memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar 80 %. Untuk itu tidak perlu diadakan tindakan lanjutan.

Tabel.4.3. Diskripsi Data Siklus II

Kemampuan Lompat Jauh Gaya Gantung Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge

Rentang

Nilai Ket Kriteria

Jumlah Siswa % 85 – 100 75 – 84 65 – 74 55 – 64 < 54 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas 5 12 3 - - 25 % 60 % 15 % 0 % 0 % Jumlah 20 100 % 2. Refleksi Hasil Kegiatan Siswa Siklus II

Dari hasil kegiatan siswa siklus II dapat

diketahui bahwa menujukan peningkatan

(8)

cabang olahraga atletik yang signifikan. Hasil yang dicapai pada kegiatan siswa siklus II ini rata-rata 80,21 % atau meningkat dari siklus I yakni 6,15 %. Dengan demikian, peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa sudah tidak perlu diadakan tindakan lanjutan.

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan lompat jauh gaya gantung pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge.

Tabel 4.4. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan Data Akhir Siklus II Kemampuan Lompat Jauh Gaya Gantung pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge. Rentang Nilai Ket Prosentase A B C 85 – 100 75 – 84 65 – 74 55 – 64 < 54 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 0% 5% 20% 30% 45% 0% 25% 75% 0% 0% 25% 60% 15% 0% 0% 0 % Ket : A : Observasi Awal B : Siklus I C : Siklus II 4. PEMBAHASAN

Metode drill merupakan cara mengajar dengan memberikan latihan secara berulang-ulang mengenai apa yang telah diajarkan guru sehingga siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu. Dalam penelitian ini, guru

memberikan penjelasan terlebih dahulu

mengenai lompat jauh gaya gantung, dengan memperhatikan indikator capaian sebagai berikut : 1) Awalan; 2) Tumpuan/Tolakan; 3) Melayang (Gaya Gantung); dan 4) Mendarat.

Setelah penjelasan dirasa cukup, guru

memberikan contoh bagaimana lompat jauh gaya gantung yang baik dan benar, dan siswa diminta memperhatikan dengan seksama dan teliti. Setelah itu, siswa diberikan tugas gerakan

untuk mendemonstrasikan lompat jauh gaya gantung dengan baik dan benar.

Hasil observasi awal tentang hasil belajar lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik di peroleh data awal sebagai berikut : dari 20 orang siswa yang diobservasi, ditemukan hanya 1 orang siswa ( 5 % ) yang berhasil mencapai KKM 75, dan 4 orang siswa ( 20 % ) mendapat nilai kategori cukup ( C ) dengan rentang nilai 65 - 74, dan 6 orang siswa ( 30 % ) mendapat nilai kategori kurang ( K ) dengan rentang nilai 55 - 64, dan sisanya sejumlah 9 orang siswa atau sebesar 45 % mendapat nilai kategori sangat kurang ( SK ) dengan rentang nilai 54 ke bawah, dengan rata-rata hasil capaian siswa pada observasi awal sebesar 56,88 %. Nilai capaian tersebut belum memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar 80 %. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan siklus I.

Pada siklus I ini menujukan peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik namun belum signifikan. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh yaitu : dari 20 orang siswa yang diberikan tindakan, sebanyak 15 orang siswa atau 75 % termasuk kategori “Cukup” dengan rentang nilai 65 – 74 dan 5 orang siswa atau 25 % termasuk kategori “Baik” dengan rentang nilai 75 – 84, dengan rata-rata capaian 74,06% atau meningkat dari observasi awal yakni 17,38%. Namun, nilai capaian tersebut belum memenuhi indikator kinerja yaitu sebesar 80%. Untuk itu perlu diadakan tindakan lanjutan siklus II.

Pada siklus II ini menujukan

peningkatan hasil belajar lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik yang signifikan. Hal ini dibuktikan dengan data yang diperoleh yaitu : dari 20 orang siswa yang diberikan tindakan sebanyak 5 orang siswa atau 25% termasuk kategori “Sangat Baik” dengan rentang nilai 85 – 84, dan 12 orang siswa atau 60 % termasuk kategori “Baik” dengan rentang nilai 75 – 84 dan 3 orang siswa atau 15 % termasuk kategori “ Cukup “ dengan rentang nilai 65 – 74, dengan hasil capaian pada kegiatan siswa siklus II ini rata-rata 80,21% telah memenuhi indikator kinerja yaitu 80%. Dengan demikian maka hipotesis yang telah di ajukan dapat diterima.

(9)

5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya maka peneliti dapat

menyimpulkan yaitu metode drill dapat

meningkatkan hasil lompat jauh gaya gantung dalam cabang olahraga atletik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang signifikan dalam peneltian ini. Pada observasi awal rata-rata capaian siswa hanya mencapai nilai 56,88. Setelah diberikan tindakan lanjutan pada siklus I memperoleh peningkatan sebesar 17,18 menjadi 74,06. Selanjutnya diberikan tindakan pada siklus II dan mengalami peningkatan sebesar 6,15 menjadi 80,21. Hal ini memenuhi ekspektasi peneliti yang menetapkan indikator kinerja 80 %.

Dengan demikian maka hipotesis yang

telah di ajukan yaitu “Metode Drill

Meningkatkan Hasil Lompat Jauh Gaya Gantung Dalam Cabang Olahraga Atletik Pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Botupingge” dapat diterima.

6. REFERENSI

Aan Sunjata Wisahati dan Teguh Santosa. 2012.

Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan untuk SMP/MTs kelas VIII.

Jakarta: Pusat Perbukuan,Kementrian Pendidikan Nasional.

Alma Buchari, 2009. Menguasai Metode dan

Terampil Mengajar, Bandung: Alfabeta

Asmani J Ma’mur, 2014. 7 Tips Aplikasi

PAKEM ( Pembelajaran

Aktif,Kreatif,Efektif, dan Menyenangkan )Jogjakarta: DIVA Press

Budi Sutrisno dan Muhammad Bazia Khafadi. 2010. Pendidikan Jasmani,Olahraga,dan

Kesehatan 2 untuk SMP/MTs kelas VIII.

Jakarta: Pusat Perbukuan,Kementrian Pendidikan Nasional.

Giri Wiarto .2013. Atletik.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hilman Nurhuda dan Mia Kusumawati. 2010.

Arena Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs kelas VIII.

Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Kurniadi, Deni. Prapanca, Suro. 2010. Penjas

Orkes. Jakarta: Kemendiknas

Muhammad Rohman dan Sofan Amri. 2012. Metode Belajar Mengajar. Jakarta: Graha Ilmu

Pribadi R.Benny A, 2011.Model Assure untuk

mendesain pembelajaran sukses.Jakarta:

DIAN RAKYAT

Roestiyah N.K. 2012. Strategi Belajar

Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarjiyanto, Dwi & Sujarwadi. 2010. Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta:

Kemendiknas

Yusuf, Rahim. 2013. Meningkatkan Hasil

Lompat Jauh Gaya Jongkok Dalam

Cabang Olahraga Atletik Melalui

Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Limboto Barat

Gambar

Tabel 4.4. Perbandingan Data Akhir Siklus I dan  Data Akhir Siklus II Kemampuan   Lompat  Jauh  Gaya  Gantung  pada  siswa  kelas  VII  C  SMP  Negeri  1  Botupingge

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Encyclopedia of Social Sciences, warisan adalah harta benda orang mati yang diberikan kepada orang hidup, dan terdapat dalam suatu bentuk dimana lembaga harta benda

Tabel 3.1 merupakan tabel dosen yang memuat 6 fields yaitu field id yang digunakan untuk menyimpan ID dosen dan sebagai primary key , field nama_dosen

Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang profil wisatawan Taman Balekambang Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui motif dan karakteristik wisatawan Taman Balekambang

This year seminar officially picked up a theme: Research in Teacher Education: What, How, and Why?as a response to the professionalism demand of English teachers..

media yang tidak sebaikmedia lain dalam hal menghibur konsumen. Ini dikarenakan ruang lingkup editorial surat kabar yang cenderung lebih serius. Iklan di surat

pedesaan sebagai pihak yang di-Lain-kan dilandasi penolakan penggunaan tipe ideal dari narasi besar modernisasi, kesediaan menggali beragam diskursus dan praktik

Botle Dance. Metode pembelajaran kooperatif model Botle Dance ini lebih menekankan pada proses untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, guru hanya

Untuk lebih memahami tentang verba tidak beraturan kala lampau Perfekt, sebaiknya pembelajar bahasa Jerman perlu juga mempelajari pola perubahan bentuk verba tidak