• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DATA PROYEK. 2.1 Pendahuluan Proyek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DATA PROYEK. 2.1 Pendahuluan Proyek"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DATA PROYEK

2.1 Pendahuluan Proyek

Proyek rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok D10-1 (DNB D10-16 – 04) ini hadir dengan sebuah rumah susun bertingkat di dalam kota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat megapolitan yang merupakan sebuah impian untuk memiliki hunian modern dan fasilitas yang memadai. Lokasi proyek yang strategis pada daerah Jakarta Utara inilah keunggulan dari proyek ini.

2.2 Maksud dan Tujuan

Proyek ini di bangun untuk memenuhi permintaan pasar dan kebutuhan masyarakat untuk memiliki hunian modern. Akses menuju pusat kota yang sangat dekat menjadi tujuan di bangunnya proyek rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04) ini.

2.3 Data Proyek

Data proyek terdiri atas data umum dan data teknis. Data umum merupakan data yang menunjukkan informasi suatu proyek secara garis besar (seperti nama proyek, lokasi, luas bangunan, jumlah lantai, nilai kontrak, konsultan perencana, dll). Sedangkan data teknis lebih mengacu kepada bahan- bahan struktur yang digunakan dalam suatu proyek.

(2)

2.3.1 Data Umum A. Lokasi Proyek

Site Plan lokasi rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04) dapat dilihat dari gambar 2.1 dan Site Plan pada gambar 2.2 .

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek

Bila di lihat dari Site Plan rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04) memiliki letak yang sangat strategis, karena letaknya yang dekat dengan beberapa tempat perbelanjaan seperti PRJ , selain itu rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04) ini juga memiliki akses yang sangat dekat dengan fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit Mitra Keluarga karena bersebelahan dan Serta aksesnya ke jalan tol Lingkar Luar.

 Lokasi proyek : Jalan HBR Motik, Landas Pacu Timur, Kemayoran, Jakarta Pusat

 Sebelah Utara : Sekolah Menengah Atas Jubilee

 Sebelah Selatan : Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran Lokasi Proyek

(3)

 Sebalah Barat : Rumah Susun

 Sebelah Timur : Pemukiman Warga

Gambar 2.2 Site Plan rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok

D10-1 (DNB 16 – 04) Keterangan Gambar :

 1A : Pintu Masuk Bersama

 1B : Pintu Masuk Adhi – Jakon

 2 : Pos Jaga

 3 : Washing Bay

 4 : Direksi Keet Kontraktor

 5 : Office MK

(4)

 7 : Stay Concrete Pump  8 : Stockyard Bekisting  9 : Stockyard Besi  10 : Gardu PLN  11 : Tower Crane  12 : Passanger Hoist  13 : Gudang

 14 : Site Office Subcont

 15 : Sumur Pantek

B. Project Team

Pemilik : - Kementrian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat

Kontraktor Utama : - PT. Adhi Karya - PT. Jaya Konstruksi Konsultan Perencana : - PT. Penta Architecture Perencana Arsitektur : - PT. Penta Architecture Perencana Struktur : - PT. Penta Architecture Perencana MEP : - PT. Penta Architecture Konsultan MK : - PT. Bina Karya

Kontraktor Pondasi : - PT. Pakubumi Semesta

Supplier Beton : - PT. Adhimix Precast Indonesia Supplier Besi : - PT. Toyo Giri

Supplier Baja : - PT. Master Steel - PT. Toyo Giri Alat Berat : - CV. Catur

Bekisting TW1-TW2 : - CV. Sejahtera Mandiri

Slab Precast : - PT. Adhimix Precast Indonesia - PT. APB

(5)

- PT. APB

Waterproofing : - PT. Triton Daya Raya Cat Interior dan Exterior : - PT. Wijaya Bangun Pertiwi Pekerjaan HT, Keramik : - PT. Deco Gress, Graruda Pekerjaan Sanitary : - Amstard

Pekerjaan Pintu Besi : - PT. Djakrindo Pekerjaan Aluminium : - PT. Astoria Pekerjaan Daun Kayu : - PT. Satya Graha Pekerjaan Hardware : - PT. Dekkson C. Data Luas Dan Elevasi Proyek

 Tower 1

Luas Lahan : +119.707 m2 Luas Bangunan : +40.300 m2 Jumlah Lantai : 24 lantai Elevasi Bangunan : Lantai 1 : 0,00 m Lantai 6 : +18,40 m Lantai 12 : +37,60 m Lantai 18 : +56,80 m Lantai 24 : +76,00 m Tinggi Bangunan : +80,00 m  Tower 2 Luas Lahan : +119.707 m2 Luas Bangunan : +53.200 m2

(6)

Jumlah Lantai : 32 lantai Elevasi Bangunan : Lantai 1 : 0,00 m Lantai 8 : +24,80 m Lantai 16 : +50,40 m Lantai 24 : +76,00 m Lantai 32 : +101,60 m Tinggi Bangunan : +105,6 m

D. Biaya Dan Waktu Penyeleseian Proyek

Lama Kontruksi : 510 hari

Waktu Pemeliharaan : 365 hari kalender Nilai Kontrak : Rp. 677.068.000.000,- Sifat Biaya : Lumpsum fix price

E. Fasilitas Tambahan

Terdapat banyak fasilitas pelengkap yang menjadi pendukung selama proyek berlangsung. Fasilitas- fasilitas tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kantor dan Gudang

 Kantor Kontraktor PT. Adhi Karya , PT. Jaya Konstruksi, PT. PENTA Architecture, dan PT. BINA KARYA (Persero)

 Kantor Sub-Kontraktor

(7)

 Gudang Logistik dan Alat

 Gudang Formwork

 Gudang Bahan

 Pos Penjaga

2. Tempat Stock Mekanikal

 Stock Material dan Elektrikal

 Stock Besi/Baja untuk Tulangan

 Stock Material Bekisting 3. Alat Penunjang Perkerjaan

Tower Crane  Genset  Jet Pump 4. Fasilitas Lainnya  Toilet  Mushola

 Dapur dan dispenser

2.3.2 Data Teknis

Spesifikasi teknis merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam pembangunan suatu proyek. Spesifikasi teknis merupakan ketentuan- ketentuan dalam pelaksanaan kontruksi atau persyaratan tentang penggunaan jenis material. Spesifiasi teknis meliputi mutu bahan yag di gunakan dan tipe mesin serta material yang digunakan. Pihak kontraktor harus melaksanakan perkerjaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi teknis yang sudah di tetapkan oleh konsultan perencana maupun ketentuan dari pihak owner.

(8)

Pada bagian ini akan di bahas mengenai bahan- bahan struktur yang di gunakan dalam proyek rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04).

A. Raft Pondasi

Pondasi merupakan bagian yang sangat penting bagi setiap gedung. Pondasi berfungsi menerima gaya gaya yang di berikan oleh kolom, kemudian menyalurkannya ke tanah. Kontraktor untuk perkerjaan pondasi berbeda dengan kontraktor utama struktur. Jenis pondasi yang di gunakan adalah Raft Foundation.

Spesifikasi Raft Foundation :

 Mutu Beton : fc’ 30 Mpa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Slump Test beton : 120 mm

 Mutu Baja : BJ 500 MPa

B. GWT (Ground Water Tank)

GWT (Ground Water Tank) adalah bagian dari gedung yang sekarang di wajibkan harus ada. Fungsi dari GWT adalah sebagai tempat penyimpanan air bersih untuk operasional gedung.

Spesifikasi GWT :

 Mutu Beton : fc’ 30 Mpa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Additive Integral merk Grace type Betec M5 : 1,2 kg/m3

(9)

 Mutu Besi : BJTD 40

 Kapasitas GWT : 10000 m3/hari

C. Retaining Wall

Retaining Wall adalah bagian dari struktur vertical dari struktur bangunan. Fungsi dari Retaining Wall adalah sebagai dinding yang menahan gaya lateral tanah, atau menahan tekanan tanah kearah horizontal agar tidak terjadi kelongsoran pada area bawah tanah atau basement.

Spesifikasi Retaining Wall :

 Mutu Beton : fc’ 30 MPa – 41,5 MPa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Slump Test Beton : 160 mm

 Mutu Besi : BJTD 40

D. Shear Wall

Shear Wall merupakan bagian struktur yang berfungsi untuk menahan momen pada suatu bangunan yang menyebabkan terjadinya goyangan pada struktur bangunan.

Pada struktur bangunan rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04) memiliki Spesifikasi Shear Wall :

 Mutu Beton : fc’ 30 MPa – 41,5 MPa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

(10)

 Mutu Besi : BJTD 40

E. Drop Panel

Drop Panel merupakan model struktur tanpa balok berupa penebalan kepala kolom yang berfungsi menahan gaya geser dan momen negatif pada tumpuan kareta tidak adanya balok. Keunggulan drop panel di bandingkan metode SRPM dengan balok adalah lantai yang diperoleh terasa lebih luas dan tinggi karena jika di butuhkan, tidak perlu finishing dengan plafond; hemat biaya proyek karena mengurangi pemakaian beton dan bekisting untuk balok. Kelebihan drop panel selain itu adalah memudahkan dalam mengontrol lendutan dan keretakan.

Spesifikasi Drop Panel :

 Mutu Beton : fc’ 30 Mpa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Slump Test beton : 12-14 ± 2

 Mutu Besi : BJTD 40

F. Kolom

Kolom adalah bagian vertical dari struktur yng berfungsi menerima gaya aksial tekan serta menerima atau tidak menerima momen. Kolom memikul beban vertikal dari lantai dan atap yang kemudian di salurkan untuk di pikul oleh pondasi.

Pembebanan yang dipikul oleh kolom lantai dasar tentu lebih besar dari pembebanan yang dipikul oleh kolom lantai 1, demikian seterusnya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kriterian desain yang

(11)

ekonomis, ukuran penampang kolom cenderung mengecil pada level lantai yang lebih tinggi. Selain itu, dalam proyek rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet) Kemayoran Blok D10-1 (DNB 16 – 04) ini, semua kolom di rancang berpenampang persegi dan persegi panjang.

Spesifikasi Kolom :

 Mutu Beton : fc’ 30 MPa – 41,5 MPa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Slump Test Beton : 160 mm

 Mutu Besi : BJTD 40

G. Balok

Balok adalah bagian dari struktur yang menerima beban dari pelat lantai. Balok berfungsi memikul beban yang dipikul oleh pelat lantai dan menyalurkannya ke kolom dan balok juga merupakan penghubung antara kolom yang satu dengan kolom lainnya. Dimensi balok lantai di pengaruhi oleh bentang antara balok tersebut dan beban yang di rencanakan.

Spesifikasi Balok :

 Mutu Beton : fc’ 30 MPa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Slump Test beton : 120 mm

 Mutu Besi : BJTD 40

(12)

Pelat lantai merupakan komponen struktur yang memikul pembebanan akibat okupansi secara langsung. Secara teoritis, adanya pelat lantai turut berperan dalam memperbesar kekakuan struktur bngunan.

Berbeda dengan pembagian tipe balok dan kolom yang berdasarkan ukuran penampang, pembagian tipe pelat lantai pada shop drawing di lakukan berdasarkan tebal pelat tersebut.

Spesifikasi Pelat Lantai:

 Mutu Beton : fc’ 30 MPa

 Semen : Portland type 1

 Kadar Lumpur : Max 1% dari berat kering

Slump Test Beton : 120 mm

 Mutu Besi : BJTD 40

I. Tangga

Tangga adalah prasarana transportasi yang sangat vital selain lift jika ingin membangun bangunan tinggi seperti rusun. Tangga ini memiliki fungsi pula sebagai tangga darurat apabila terjadi kebakaran.

Secara structural tangga di bagi menjadi 3 komponen bagian, yakni anak tangga, pelat tangga, pelat bordes, balok bordes, dan kolom bordes.

Spesifikasi Tangga :

 Tebal Pelat : 12 cm

 Mutu Beton : 30 Mpa

 Mutu Tulangan : BJTD 40

(13)

2.4 Sistem Struktur

Secara umum, struktur bangunan proyek Rusun Wisma Atlet ini di rancang dengan menggunakan struktur beton bertulang pada bagian lantai bawah sampai lantai atasnya. Sedangkan pada atapnya mengunakan rangka atap baja. Struktur pondasi yang ada , menggunakan pondasi Bore Pile. Sedangkan system dinding penahan tanah mengunakan soldier pile dengan grand anchor ditambah dinding retaining wall.

2.5 Desain Kriteria

Dalam merencanakan struktur suatu bangunan perlu di ketahui desain kriteria yang di gunakan, sehingga dimesi dari bagian- bagian strukturnya dapat sesuai dengan beban yang berkerja dan hokum yang berlaku.

Pada proyek ini perencanaan dan pelaksanaan struktur berpedoman pada peraturan- peraturan sebagai berikut :

Semua semen harus Cement Portland tipe I yang sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan ASTM C150, SNI 15-2049-1994 dan SII.0013-82, NI-8.

Construction joints dan control joints harus dipasang sesuai dengan peraturan ACI 318.

 Beban beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI 347.

Hammer test harus sesuai dengan peraturan ASTM C-305-79 Test core drill harus sesuai dengan peraturan ASTM C42-77  Uji pembebanan harus sesuai dengan peraturan ACI 318-77

 SNI 03-2847-2002 : Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung.

(14)

 SNI 03-1974-1990 : Metode pengujian kuat tekan beton.

 SNI 03-2458-1991 : Metode pengujian pengambilan contoh untuk campuran beton segar.

 SNI 03-2461-1991 : Spesifikasi agregat ringan untuk beton struktur.  SNI 03-2492-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton

dilaboratorium.

 SNI 03-2496-1991 : Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.

 SNI 03-2834-1992 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.  SNI 03-4810-1998 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji di

Lapangan.

SNI 15-2049-1994 : Semen Portland.

 ANSI / AWS D1.4 : Tata cara pengelasan Baja tulangan.

 ASTM A 184 M : Standar spesifikasi untuk anyaman batang baja ulir yang difabrikasi untuk tulangan beton bertulang.

 ASTM A 496-9 : Standar spesifikasi untuk kawat baja untuk beton bertulang.

 ASTM A 500 : Standar spesifikasi untuk jaring kawat las ulir untuk beton bertulang.

 ASTM A 615M : Standar spesifikasi untuk tulangan baja ulir dan polos gilas untuk beton bertulang.

 ASTM A 645M-96a : Standar spesifikasi untuk baja gilas ulir dan polos Tulangan baja untuk beton bertulang.

 ASTM A 82 : Standar spesifikasi untuk kawat tulangan polos untuk penulangan beton

 ASTM A 82-94 : Standar spesifikasi untuk jaringan kawat baja untuk Beton bertulang.

ASTM C 31-91 : Standar praktis untuk pembuatan dan pemeliharaan benda uji beton di lapangan.

 ASTM C 33 : Standar spesifikasi agregat untuk beton.  ASTM C 33-93 : Standar spesifikasi untuk agregat beton.

(15)

 ASTM C 39-93a : Standar metode uji untuk kuat tekan benda uji silinder beton.

 ASTM C 494 : Standar spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton.  ASTM C 685 : Standar spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui

penakaran volume dan pencampuran menerus.

 AASTHO M153-70 : Karet spons yang dibentuk dan pengisi sambungan dari gabus untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.

 AASTHO M173-60 : Pengendap sambungan beton, tipe elastis yang dituang panas.

ACI 318-05 : Building Code Requirements for Structural Concrete.

AISC-LRFD-05 : American Institute of Steel Construction – Load and Resistance Factor Design tahun 2005.

Hot rolled mild steel bar : sesuai dengan standar BS4449 atau ASTM A615

Hot rolled hihg yield steel deformed bar : sesuai dengan standar BS4449. Cold reduced steel wire : sesuai dengan standar BS4482.

 Standard Indonesia untuk baja tulangan yaitu SK SNI S-05-1989-F atau ASTM A 645M-96a atau ASTM A 615M .

 Pengujian agregat halus dan agregat kasar harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan dalam ASTM C33, ACI 318 dan SII.

 Sampel benda uji dan uji kekuatan harus dilaksanakan sesuai ASTM C-172 dan ASTM C-31.

 Konsolidasikan beton sesuai ACI 301 dan ACI 309 segera sesudah dicor.  301-84 : Specification for Structure Concrete for Buildings.

308-71 : Standard Practice for curing Concete. C144-93 Aggregate for Masonry Mortar. C171-92 Sheet Materials for Curing Concrete.

C309-93 Liquid Membrane-Forming Compounds for Curing Concrete. E1155-87 Test Method for Determining Floor Flatness and Levelness

Using the F-number System (Inch-Pound Units). Curing paper : ASTM C171

(16)

 Pasir : ASTM C144 : pasir alam yang bersih.

ASTM C882 Test Method for Bond Strenghth of Epoxy-Resin Systems Used with Concrete.

ASTM C638 Test Method for Tensile Properties of Plastics.

ASTM C695 Test Method for Compressive properties of Rigid Plastics. ASTM D790 Test Method for Flexural Properties of Unreinforced and

Gambar

Gambar 2.1  Peta Lokasi Proyek
Gambar 2.2  Site Plan rumah susun bertingkat tinggi (Wisma Atlet ) Kemayoran Blok  D10-1 (DNB 16 – 04)

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan atas pelayanan publik di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM sebagai unit kerja pengawasan

Kaisar Romawi ketika itu, Diocletian mulai mengalami kesulitan-kesulitan yang serius dalam menjalankan pemerintahannya diatas daerah yang sangat luas, kesulitan ini di antaranya,

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Aktivitas siswa dalam belajar pasca erupsi Merapi dapat dengan baik jika lingkungan belajar kondusif,

Hal ini karena pada kedua metode tersebut terdapat perbedaan beberapa parameter: Pada metode AASHTO terdapat Structur number (SN) yang di dalam perhitungan SN

Berangkat dari kecenderungan motivasi konsumen tadi maka bermunculan bisnis jasa katering yang bisa melayani kebutuhan konsumennya di berbagai tempat yang potensial,

Pada umumnya kedua tipe hutan tersebut masih dalam kondisi yang baik, hal ini didasari masih dapat ditemukannya satwa dengan perilaku yang sensitif terhadap perubahan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan terdapat perbedaan keterampilan servis atas bola voli antara siswa

Komite Pemantau Risiko bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi kepada Dewan