• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis di Sawah Lebak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis di Sawah Lebak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

513

Kelimpahan Laba-Laba Pada Padi Ratun Yang Diaplikasikan

BioinsektisidaMetarhizium anisopliae dan Bacillus thuringiensis

di Sawah Lebak

Abundance of Spiders in Ratoon Paddy was Applied Metarhizium

anisopliae and Bacillus thuringiensis bioinsecticide in Swamps Land

Lina Budiarti1)*, Siti Herlinda1,2), dan Suwandi1,2) 1

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang

2

Pusat Unggulan RisetPengelolaan Lahan Suboptimal, Palembang *

Corresponding author: budiarti46@gmail.com

ABSTRACT

The spiders as natural enemies of insect pest to keep the pest populations were not increase in the ratoon paddy. This research was aimed to determine the abundance of spiders in ratoon paddy has been applied bioinsecticides. The research used randomized complete block design (RAK) with 2 hectare areas and applied by M. anisopliae, B. thuringiensis, Bt selled in market bioinsecticide treatments. Rice varieties used are Ciherang and then cut as high 2 cm. Observations spiders were done by using nets and pitfall traps were done after the application of bioinsecticide. The results showed that the relative abundance of spiders high in canopy and the ground surface. In the rice crop canopy found 7 families of spiders are family Tetragnathidae, Lycosidae, Araneidae, Linyphiidae, Oxyopidae, Salticidae and Thomicidae. The spiders that caught the pitfall trap founded 5 families that are Lycosidae, Araneidae, Tetragnathidae, Salticdae, and Linyphiidae. Spiders Lycosidae were a spider that have a high mobility. Family Tetragnatidae have a relatively high abundance in rice plant canopy and family Lycosidae have a relatively high abundance of spiders in the ground surface.

Key words: bioinsecticide, ratoon paddy, spiders ABSTRAK

Laba-laba sebagai musuh alami serangga hamauntuk menjaga populasi hama tidak meningkat di sawah lebak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan laba-laba yang berada pada padi ratun yang telah diaplikasikan bioinsektisida. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan luas 2 ha dengan tiga perlakuan bioinsektiida cair yaituM. anisopliae, perlakuan bioinsektisida B. thuringiensis dan sebagai kontrol dengan aplikasi Bt pasaran. Varietas padi yang digunakan adalah Ciherang yang dipotong setinggi 2 cm. Pengamatan laba-laba dilakukan dengan menggunakan jaring dan lubang jebakan (pitfall trap) di lakukan setelah aplikasi bioinsektisida.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kelimpahan relatif laba-laba tajuk dan permukaan tanah tinggi.Pada tajuk tanaman padi ditemukan 7 famili laba-laba yaitu family Tetragnathidae, Lycosidae, Araneidae, Linyphiidae, Oxyopidae, Salticidae dan Thomicidae.Laba-laba yang tertangkap lubang jebakan ditemukan 5 famili yaitu Lycosidae, Araneidae, Tetragnathidae, Salticdae, dan Linyphiidae.Laba-laba Lycosidae merupakan laba-laba yang memiliki mobilitas tinggi.Famili Tetragnatidae memiliki kelimpahan relatif tinggi pada tajuk

(2)

514

tanaman padi dan famili Lycosidae memiliki kelimpahan relatif tinggi untuk laba-laba di permukaan tanah.

Kata kunci: bioinsektisida, padi ratun, laba-laba

PENDAHULUAN

Sawah lebak khususnya di Sumatera Selatan memiliki banyak kendala.Karakteristiknya yang kering saat musim kemarau dan banjir pada saat musim penghujan menyebabkan petani di sawah ini bertanam hanya satu kali dalam satu tahun.Hal ini menyebabkan produksi padi di sawah ini masih rendah (Suparwoto dan Waluyo 2011).Upaya banyak dilakukan dengan menerapkan teknologi yang tepat agar sawah lebak dapat dioptimalkan sebagai lahan pertanian.Salah satunya adalah pemanfaatan tunggul dari tanaman padi utama yang dibudidayakan untuk padi ratun.

Salah satu kendala yang dihadapi dalam budidaya padi ratun adalah adanya organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama. Populasi hamaseperti wereng, penggerek batang padi, hama putih palsu dan walang sangit (Leptocorisa acuta) yang tinggi pada saat padi ratun menghasilkan malai matang susu di sebabkan ekosistem padi ratun ini menyediakan habitat dan relung yang sesuai untuk walang sangit. Oleh sebab itu banyak upaya yang dilakukan untuk mengendalikan hama pada padi ratun. Penggunaan insektisida yang terus menerus oleh petani memberikan dampak yang negatif tidak hanya untuk lingkungan tetapi juga untuk produk pertanian dan kelangsungan hidup musuh alami hama seperti predator dan parasitoid. Menurut Widiarta et al. (2006) lahan yang terkena paparan insektisida kimia akan menyebabkan terjadinya penurunan keanekaragaman spesies artropoda.

Artropoda predator seperti laba-laba sangat rentan terhadap aplikasi insektisida sintetik. Padahal keberadaan laba-laba di ekosistem sawah lebak khususnya sangat berperan dalam menjaga populasi hama sampai pada ambang yang tidak merugikan (Soedijo dan Pramudi 2015). Oleh sebab itu perlunya pengendalian hama yang ramah terhadap lingkungan dengan pemanfaatan musuh alami sebagai agensia hayati. Selain itu pemanfaatan jamur entomopatogen seperti Metarhizium anisopliae dan Bacillus

thuringiensis sebagai bioinsektisida yang dapat mengurangi penggunaan insektisida

sintetik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan laba-laba di lahan yang diaplikasikan bioinsektisda.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu

Penelitian padi ratun ini dilakukan di sawah lebak desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir.Lahan penelitian seluas 2 ha. Penelitian padi ratun dilakukan dari bulan Desember sampai Maret 2015. Varietas padi yang digunakan Ciherang.Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok dengan 3 perlakuan dan 8 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu bioinsektisida cairM. anisopliae, perlakuan bioinsektisida cair B. thuringiensis danBt pasaran.

Pemotongan Tunggul Padi Utama

Setelah batang padi utama dipanen kemudian dilakukan pemotongan tunggul .Tunggul tersebut dipotong setinggi 2 cm dari permukaan tanah yang dilakukan dengan menggunakan sabit.

(3)

515

Aplikasi Bioinsektisida

Bioinsektisida cair M. anisopliae dan B. thuringiensis diaplikasikan pada tajuk tanam padi ratun pada luaslahan 2 ha dan dosis 2 L per ha, masing-masing bioinsektisida tersebut diaplikasikan pada masing-masing petak perlakuan. Untuk bioinsektisida M. anisopliae akan diaplikasikan pada petak perlakuan M. anisopliae, untuk bioinsektisida B. thuringiensis diaplikasikan pada petak perlakuan B.

thuringiensis dan kontrol dengan Btpasaran. Bioinsektisida cair diaplikasikan pada

tanaman padi yang berumur 7 hari setelah pemotongan (hsp).Aplikasi bioinsektisida cair tersebut dilakukan setiap 7 hari hingga padi memasuki fase bulir padi berisi dan merunduk.Aplikasi dilakukan pada sore hari pada pukul 16.00 WIB.Dua hari setelah aplikasi, diamati kelimpahan laba-laba.

Pengambilan Sampel Laba-Laba

Setelah dua hari aplikasi bioinsektisida, juga dilakukan pengamatan terhadap kelimpahan laba-laba.Pengamatan dilakukan melalui pengamatan laba-laba di tajuk dan laba-laba yang aktif di permukaan tanah.Pengambilan laba-laba di tajuk dilakukan dengan menggunakan jaring serangga dan dilakukan sebanyak 5 ayunan ganda pada setiap petak perlakuan.Setiap satu kali ayunan ganda laba-laba yang tertangkap dimasukan ke kantong plastik yang berisi formalin 2%, begitu seterusnya sampai ayunan ke 5 pada setiap petak perlakuan.Penjaringan dilakukan pada pagi hari dari pukul 06.00-08.00 WIB.

Untuk laba-laba pada permukaan tanah menggunakan pitfall traps. Pengambilan laba-laba menggunakan pitfall traps ini dilakukan setiap dua hari setelah aplikasi bioinsektisida cair. Pemasangan pitfall traps dilakukan sebanyak 24 buah per ha. Cara pemasangan pitfall traps adalah menggunakan silinder plastik bening bervolume 300 ml yang lubang diameternya minimal 10 cm, diisi dengan formalin 4% sebanyak 100 ml, lalu dipasang selama 2x24 jam di permukaan tanah pada saore hari pukul 16.00 WIB. Selanjutnya laba-labayang tertangkap dikumpulkan kedalam botol vial yang berisi alkohol 70%. Laba-laba yang didapat diidentifikasi di bawah mikroskop dan dihitung jumlah individunya dilaboratorium.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Artropoda predator merupakan musuh alami yang berperan penting dalam menekan populasi hama padi ratun. Artropoda predator yang ada di tanaman padi ratun terdiri dari serangga predator dan laba-laba. Laba-laba merupakan predator generalis yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali populasi hama di padi ratun. Melimpahnya artropoda predator pada padi ratun dapat dilihat dari tingginya nilai kelimpahan relatif artropoda predator tersebut pada setiap umur tanaman padi ratun. Semakin tinggi nilai kelimpahan relatif famili laba-laba menunjukkan bahwa semakin melimpahnya populasi laba-laba pada ekosistem tersebut.

Dari hasil identifikasi laba-laba yang tertangkap jaring pada padi ratun umur 9-58 hsp famili laba-laba yang ada pada padi ratun di sawah lebak adalah laba-laba famili Lycosidae, Araneidae, Tetragnathidae, Linyphiidae, Oxyopidae, Salticidae, dan Thomicidae. Dari ketujuh famili tersebut laba-laba famili Tetragnathidae memiliki nilai kelimpahan yang tinggi jika dibandingkan dengan yang lainnya. Hasil analisis nilai

(4)

516

kelimpahan relatif laba-laba famili Oxyopidae juga memiliki nilai kelimpahan yang tinggi setelah famili Tetragnathidae.Dari hasil identifikasi tersebut diketahui bahwa pada tajuk tanaman padi ratun ditemukan cukup banyak famili laba-laba.Hal ini disebabkan pada tajuk tanaman padi ratun menyediakan mangsa yang banyak jenisnya. Sehingga laba-laba memiliki peranan yang sangat penting sebagai predator hama padi ratun. Herlinda et al. (2014b) melaporkan bahwa predator tajuk cenderung mencari tajuk tanaman padi sebagai relung ekologinya karena mangsa predator tersebut berada pada tajuk. Herlinda et al. (2008) juga menyatakan bahwa beranekaragamnya spesies

mangsa pada suatu habitat maka akan semakin beragam juga jenis predator yang

akan menempati relung tersebut.

Tabel 4.1.Kelimpahan relatif (%) laba-laba yang tertangkap jaring pada petak perlakuan bioinsektisida cair Metarhizium anisopliae, Bacillus thuringiensis dan

Bacillus thuringiensis pasaran pada tanaman padi ratun umur 9-23 hari

setelah panen

Umur padi (hsp)

Famili

Jumlah laba-laba yang tertangkap jaring (ekor per 5 ayunan ganda) Bio. M. anisopliae Bio. B. thuringiensis Bt Pasaran

JS JI KR JS JI KR JS JI KR 9 Lycosidae 2 5 13.16 3 5 12.20 2 7 15.56 Araneidae 2 3 7.89 1 2 4.88 2 3 3.09 Tetragnathidae 3 11 28.95 3 14 34.15 3 14 14.43 Linyphiidae 2 2 5.26 3 6 14.63 2 3 3.09 Oxyopidae 2 10 26.32 2 11 26.83 2 14 14.43 Salticidae 1 2 5.26 1 1 2.44 1 3 3.09 Thomicidae 2 5 13.16 2 2 4.88 1 1 1.03 Total 14 38 100.00 15 41 100.00 13 45 54.73 16 Lycosidae 3 8 12.70 3 9 15.52 2 7 11.67 Araneidae 2 3 4.76 2 5 8.62 2 4 6.67 Tetragnathidae 4 19 30.16 4 15 25.86 3 23 38.33 Linyphiidae 3 9 14.29 3 6 10.34 3 6 10.00 Oxyopidae 2 15 23.81 2 12 20.69 2 16 26.67 Salticidae 1 2 3.17 1 4 6.90 1 2 3.33 Thomicidae 3 7 11.11 3 7 12.07 1 2 3.33 Total 18 63 100.00 18 58 100.00 14 60 100.00 23 Lycosidae 3 8 11.11 2 10 13.89 3 6 8.11 Araneidae 2 5 6.94 2 4 5.56 1 1 1.35 Tetragnathidae 4 23 31.94 4 22 30.56 3 25 33.78 Linyphiidae 3 8 11.11 3 8 11.11 3 13 17.57 Oxyopidae 2 16 22.22 2 18 25.00 2 20 27.03 Salticidae 1 4 5.56 1 3 4.17 1 4 5.41 Thomicidae 3 8 11.11 2 7 9.72 3 5 6.76 Total 18 72 100.00 16 72 100.00 16 74 100.00

Ket: hsp: hari setelah panen, JS: Jumlah Spesies, JI: Jumlah Individu, KR: Kelimpahan Relatif, Bt pasaran: Bacillus thuringiensis pasaran

(5)

517

Tabel 4.2.Kelimpahan relatif (%) laba-laba yang tertangkap jaring pada petak perlakuan bioinsektisida cair Metarhizium anisopliae, Bacillus thuringiensis dan

Bacillus thuringiensis pasaran pada tanaman padi ratun umur 44-58 hari

setelah panen

Umur padi (hsp)

Famili

Jumlah laba-laba yang tertangkap jaring (ekor per 5 ayunan ganda) Bio. M. anisopliae Bio. B. thuringiensis Bt Pasaran

JS JI KR JS JI KR JS JI KR 44 Lycosidae 1 2 10.00 1 3 15.79 1 1 6.25 Araneidae 0 0 0.00 1 1 5.26 1 1 6.25 Tetragnathidae 3 6 30.00 3 5 26.32 3 6 37.50 Linyphiidae 2 6 30.00 2 4 21.05 2 3 18.75 Oxyopidae 2 6 30.00 2 5 26.32 1 3 18.75 Salticidae 0 0 0.00 1 1 5.26 1 2 12.50 Thomicidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 8 20 100.00 10 19 100.00 9 16 100.00 51 Lycosidae 1 1 6.25 1 1 6.67 2 2 13.33 Araneidae 1 1 6.25 1 2 13.33 1 1 6.67 Tetragnathidae 3 4 25.00 2 4 26.67 3 5 33.33 Linyphiidae 2 3 18.75 2 4 26.67 2 3 20.00 Oxyopidae 2 5 31.25 2 4 26.67 2 4 26.67 Salticidae 1 2 12.50 0 0 0.00 0 0 0.00 Thomicidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 10 16 100.00 8 15 100.00 10 15 100.00 58 Lycosidae 2 3 15.79 1 2 10.53 1 2 12.50 Araneidae 0 0 0.00 0 0 0.00 1 1 6.25 Tetragnathidae 3 6 31.58 3 7 36.84 2 3 18.75 Linyphiidae 2 4 21.05 3 4 21.05 2 5 31.25 Oxyopidae 2 4 21.05 1 3 15.79 2 3 18.75 Salticidae 1 2 10.53 1 3 15.79 1 2 12.50 Thomicidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 10 19 100.00 9 19 100.00 9 16 100.00

Ket: hsp: hari setelah panen, JS: Jumlah Spesies, JI: Jumlah Individu, KR: Kelimpahan Relatif, Bt pasaran: Bacillus thuringiensis pasaran

Laba-laba famili Tetragnathidae, Lyniphiidae, dan Oxyopidae memiliki kelimpahan relatif tinggi dilahan bioinsektisida dan Bt pasaran. Menurut Herlinda et al. (2014a) menyatakan bahwa laba-laba famili Tetragnathidae dan Araneidae merupakan laba-laba yang menangkap mangsanya dengan membuat jaring pada tajuk tanaman padi sedangkan laba-laba famili Lycosidae, Linyphiidae, Oxyopidae, Salticidae, dan Thomicidae adalah laba-laba pemburu.Laba-laba famili Lycosidae merupakan laba-laba pemburu yang memiliki kemampuan mobilitas mencari mangsa lebih tinggi dibandingkan famili laba-laba pemburu lainnya.Karena kemampuan mobilitasnya yang tinggi laba-laba famili Lycosidae ini tidak hanya ditemukan pada tajuk tanaman tetapi keberadaannya juga sangat melimpah di permukaan tanah.

Hasil analisis kelimpahan relatif laba-laba dengan menggunakan lubang jebakan diketahui bahwa artropoda predator yang aktif di permukaan tanah pada tanaman padi ratun adalah dari famili Lycosidae, Araneidae, Tetragnathidae, Linyphiidae, Salticidae.Laba-laba Lycosidae juga memiliki kelimpahan relatif yang tinggi.Laba-laba

(6)

518

Lycosidae memiliki kemampuan mobilitas yang tinggi sebagai laba-laba pemburu.Laba-laba ini lebih banyak ditemukan dengan perangkap lubang jebakan.

Tabel 4.2.Kelimpahan relatif (%) laba-laba yang tertangkap dengan pitfall trap pada petak perlakuan bioinsektisida cair Metarhizium anisopliae, Bacillus

thuringiensis dan Bacillus thuringiensis pasaran pada tanaman padi ratun

umur 9-23 hari setelah panen

Umur padi (hsp)

Famili

Jumlah laba-laba yang tertangkap lubang jebakan (ekor per 2 pitfall trap)

Bio. M. anisopliae Bio. B. turingiensis Bt pasaran

JS JI KR JS JI KR JS JI KR 9 Ordo Arachnida Lycosidae 4 10 76.92 3 6 66.67 3 12 92.31 Araneidae 1 1 7.69 0 0 0.00 1 1 7.69 Tetragnathidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Linyphiidae 1 1 7.69 1 1 11.11 0 0 0.00 Salticidae 1 1 7.69 1 2 22.22 0 0 0.00 Total 7 13 100.00 5 9 100.00 4 13 100.00 16 Ordo Arachnida Lycosidae 5 15 78.95 6 11 84.62 6 13 76.47 Araneidae 1 1 5.26 1 1 7.69 1 2 11.76 Tetragnathidae 1 1 5.26 1 1 7.69 1 1 5.88 Linyphiidae 1 2 10.53 0 0 0.00 1 1 5.88 Salticidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 8 19 100.00 8 13 100.00 9 17 100.00 23 Ordo Arachnida Lycosidae 5 15 75.00 5 16 76.19 4 17 80.95 Araneidae 2 2 10.00 1 2 9.52 1 2 9.52 Tetragnathidae 1 1 5.00 1 1 4.76 1 1 4.76 Linyphiidae 0 0 0.00 1 1 4.76 1 1 4.76 Salticidae 1 2 10.00 1 1 4.76 0 0 0.00 Total 9 20 100.00 9 21 100.00 7 21 100.00

Ket: hsp: hari setelah panen, JS: Jumlah Spesies, JI: Jumlah Individu, KR: Kelimpahan Relatif, Bt pasaran: Bacillus thuringiensis pasaran

Laba-laba famili Tetragnathidae selain di temukan di tajuk tanaman padi juga ditemukan di permukaan tanah pada umur tanaman padi ratun 16-23 hsp. Pada umur tanaman padi ratun 16 hsp kelimpahan relatif artropoda predator Tetragnathidae adalah 5,26% di lahan bioinsektisida cair M. anisopliae, 7,69% di lahan bioinsektisida cair B.

thuringiensis dan 5,88% di lahan yang diaplikasikan Bt pasaran. Kelimpahan relatif

laba-laba Tetragnathidae di permukaan tanah lebih kecil dibandingkan dengan kelimpahan relatifnya di tajuk tanaman padi.Hal ini karena laba-laba Tetragnathidae adalah laba-laba yang membuat jaring di tajuk tanaman untuk menangkap mangsanya.

Kelimpahan relatif laba-laba di permukaan tanah pada setiap umur tanaman padi ratun cenderung berubah-ubah.Hal ini disebabkan predator memiliki kemampuan berpindah yang tinggi dalam mencari mangsanya.Menurut Herlinda et al. (2004) menyatakan bahwa predator mampu berpindah antar habitat karena predator tersebut mengikuti ketersedian mangsa di habitatnya.

Laba-laba famili Araneidae juga ditemukan di permukaan tanah.Laba-laba Araneidae juga laba-laba tajuk yang aktif mencari mangsanya dengan membentuk jaring seperti laba-laba famili Tetragnathidae.Kelimpahan relatif laba-laba Araneidae kecil

(7)

519

dibandingkan kelimpahan relatif artropoda predator lainnya yang aktif di permukaan tanah. Pada umur tanaman padi 58 hsp kelimpahan relatifnya 16,67% di lahan yang diaplikasikan bioinsektisida cair M. anisopliae dan di lahan yang diaplikasikan Bt pasaran sedangkan di lahan bioinsektisida cair B. thuringiensis tidak ditemukan.

Tabel 4.2.Kelimpahan relatif (%) laba-laba yang tertangkap dengan pitfall trap pada petak perlakuan bioinsektisida cair Metarhizium anisopliae, Bacillus

thuringiensis dan Bacillus thuringiensis pasaran pada tanaman padi ratun

umur 9-23 hari setelah panen

Umur padi (hsp)

Famili

Jumlah laba-laba yang tertangkap lubang jebakan (ekor per 2 pitfall trap)

Bio. M. anisopliae Bio. B. turingiensis Bt pasaran

JS JI KR JS JI KR JS JI KR 44 Ordo Arachnida Lycosidae 2 2 50.00 2 3 75.00 1 2 66.67 Araneidae 1 1 25.00 1 1 25.00 1 1 33.33 Tetragnathidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Linyphiidae 1 1 25.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Salticidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 4 4 100.00 3 4 100.00 2 3 100.00 51 Ordo Arachnida Lycosidae 4 5 83.33 3 4 80.00 3 5 83.33 Araneidae 1 1 16.67 0 0 0.00 0 0 0.00 Tetragnathidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Linyphiidae 0 0 0.00 1 1 20.00 1 1 16.67 Salticidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 5 6 100.00 4 5 100.00 4 6 100.00 58 Ordo Arachnida Lycosidae 2 3 50.00 2 4 100.00 2 4 66.67 Araneidae 1 1 16.67 0 0 0.00 1 1 16.67 Tetragnathidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Linyphiidae 1 2 33.33 0 0 0.00 1 1 16.67 Salticidae 0 0 0.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Total 4 6 100.00 2 4 100.00 4 6 100.00

Ket: hsp: hari setelah panen, JS: Jumlah Spesies, JI: Jumlah Individu, KR: Kelimpahan Relatif, Bt pasaran: Bacillus thuringiensis pasaran

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah kelimpahan laba-laba di lahan yang diaplikasikan bioinsektida pada tajuk tanaman padi ratun ditemukan 7 famili yaitu famili

Lycosidae, Araneidae, Tetragnathidae, Linyphiidae, Oxyopidae, Salticidae, dan Thomicidae. Kelimpahan laba-laba tajuk yang tinggi adalah family Tetragnathidae dan Oxyopidae.Laba-laba yang ditemukan di lahan bioinsektisida yang tertangkap lubang jebakan ada 5 famili yaitu family Lycosidae, Araneidae, Tetragnathidae, Linyphiidae, dan Salticidae.Kelimpahan tertinggi laba-laba di permukaan tanah adalah famili Lycosidae.

(8)

520

SARAN

Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang aplikasi boinsektisida terhadap laba-laba dilaboratorium guna mengurangi faktor lingkungan lainnya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini adalah bagian dari International Rice Research Institute (IRRI), Pillipines atas proyek Rice Intensification Project In South Sumatera (funded by Give 2 Asia) PLA ID: C-2014-1994 and Agreement ID: A-2012-186 yang di ketuai oleh Prof. Dr. Ir. Siti Herlinda, M.Si.

DAFTAR PUSTAKA

Herlinda S, Manulu HCN, Aldina RF, Suwandi, Wijaya A, Khodijah, dan Meidalima D. 2014a. Kelimpahan dan keanekaragaman spesies laba-laba predator hama padi ratun di sawah pasang surut. J. HPT Tropika. 14(1): 1-7.

Herlinda S, Septiana S, Suwandi, Wijaya A, Khodijah, Meidalima D, dan Thalib R. 2014b. Kelimpahan dan keanekaragaman spesies serangga predator selama satu musim tanam padi ratun di sawah pasang surut.Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. Palembang, 26-27 September 2014.

Herlinda S, Waluyo, Estuningsih SP, dan Irsan C. 2008b.Perbandingan keanekaragaman spesies dan kelimpahan artropoda predator penghuni tanah sawah lebak yang diaplikasi dan tanpa aplikasi insektisida.J. Entomol. Indon.2(5): 96-107.

Herlinda S, Rauf A, Sosromarsono S, dan Kartosuwondo U. 2004. Artropoda predator penghuni ekosistem persawahan di daerah Cianjur, Jawa Barat.J. Entomologi

Indonesia. 1(1): 9-15.

Soedijo S dan Pramudi MI. 2015.Keanekaragaman artropoda laba-laba pada persawahan tadah hujan di Kalimantan.Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. 1(6): 1307-1311.

Suparwoto dan Waluyo. 2011. Inovasi teknologi varietas unggul baru (VUB) meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani di lahan rawa lebak. J.

Pembangunan Manusia. 5(1): 1-12.

Widiarta IN, Kusdiman D, dan Suprihanto. 2006. Keragaman artropoda pada padi sawah dengan pengelolaan tanaman terpadu. J. HPT Tropika. 2(6): 61-69.

Referensi

Dokumen terkait

Seandainya diketahui bahwa laporan prarencana pabrik ini ternyata merupakan hasil karya orang lain, maka saya sadar dan menerima konsekuensi bahwa laporan prarencana

Rukun yang ketiga adalah benda-benda atau barang yang diperjualbelikan. Baik benda bergerak maupun yang tidak bergerak. 4) Nilai tukar pengganti barang. Nilai tukar merupakan alat

Air asia sebagai maskapai pertama yang memperkenalkan layanan E-ticketing di Asia, Air Asia menawarkan cara baru yang nyaman dalam membeli kursi Air asia melalui website

Udeng Gilig : Penutup kepala yang terbuat dari kain yang dipakai oleh Prajurit Nyutra sebagai salah satu kelengkapan seragam saat melaksanakan upacara kebesaran

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Tengah (Berita Negara tanggal 8 Agustus 1950) sebagaimana

Data mengenai timbulan,densitas, komposisi, dan kadar air sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di PPNS.. Data

The observation result on the objects of study indicated several points related to application of eco-interior aspect involving room organization, material choices, lighting