• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA. Logam Berat. / cm, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA. Logam Berat. / cm, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Logam Berat

Logam berat adalah unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3

Logam berat ialah unsur logam dengan berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Termasuk logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb (Am.geol. Inst., 1976).

, antara lain Cd, Hg, Pb, Zn, dan Ni. Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup (Subowo dkk, 1999).

Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh mahluk hidup (Anonimous, 2008).

Menurut Darmono (1995), faktor yang menyebabkan logam berat termasuk dalam kelompok zat pencemar adalah karena adanya sifat-sifat logam berat yang tidak dapat terurai (non degradable) dan mudah diabsorbsi.

Organisme pertama yang terpengaruh akibat penambahan polutan logam berat ke tanah atau habitat lainnya adalah organisme dan tanaman yang tumbuh

(2)

ditanah atau habitat tersebut. Dalam ekosistem alam terdapat interaksi antar organisme baik interaksi positif maupun negatif yang menggambarkan bentuk transfer energi antar populasi dalam komunitas tersebut. Dengan demikian pengaruh logam berat tersebut pada akhirnya akan sampai pada hierarki rantai makanan tertinggi yaitu manusia. Logam-logam berat diketahui dapat mengumpul didalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam tubuh untuk jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi (Saeni, 1997).

Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan agrokimia (pupuk dan pestisida), asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan limbah rumah tangga, industri, dan pertambangan (Alloway, 1990).

Tabel 1. Kisaran umum konsentrasi Logam Berat Pada Pupuk, Pupuk Kandang, Kapur, dan Kompos (mg/kg).

Unsur Pupuk Fosfat

Pupuk Nitrat

Pupuk

Kandang Kapur Kompos

B 5 – 115 - 0.3 – 0.6 10 - Cd 0.1 – 170 0.05 – 8.5 0.1 – 0.8 0.04 – 0.1 0.01 – 100 Co 1 – 12 5.4 – 12 0.3 – 24 0.4 – 3 - Cr 66 – 245 3.2 – 19 1.1 – 55 10 – 15 1.8 – 410 Cu 1 – 300 - 2 – 172 2 – 125 13 – 3580 Hg 0.01 – 1.2 0.3 – 2.9 0.01 – 0.36 0.05 0.09 – 21 Mn 40 – 2000 - 30 – 69 40 – 1200 - Mo 0.1 – 60 1 – 7 0.05 – 3 0.1 – 15 - Ni 7 – 38 7 – 34 2.1 – 30 10 – 20 0.9 – 279 Pb 7 – 225 2 – 27 1.1 – 27 20 – 1250 1.3 – 2240 Sb < 100 - - - - Se 0.5 - 2.4 0.08 – 0.01 - U 30 – 300 - - - - V 2 – 1600 - - 20 - Zn 50 – 1450 1 – 42 15 - 566 10 - 450 82 – 5894 Sumber : Alloway 1995

(3)

Soepardi (1983) dalam Brachia, 2009 menyatakan kisaran logam berat timbal (Pb) sebagai pencemar dalam tanah adalah 2-200 ppm dan kisaran logam berat timbal (Pb) dalam tanaman adalah 0.1-10 ppm.

Tabel 2. Kisaran Logam Berat Sebagai Pencemar Dalam Tanah dan Tanaman

Unsur Kisaran Kadar Logam Berat

Tanah Tanaman ppm As 0,1-40 0,1-5 B 2-100 30-75 F 30-300 2-20 Cd 0,1-7 0,2-0,8 Mn 100-4000 15-200 Ni 10-1000 1 Zn 10-300 15-200 Cu 2-100 4 -15 Pb 2-200 0,1-10 Sumber : Soepardi (1983) dalam Brachia, 2009.

Babich dan Stotzky (1978) mengemukakan bahwa berbagai faktor lingkungan berpengaruh terhadap logam berat yaitu keasaman tanah, bahan organik, suhu, tekstur, mineral liat, kadar unsur lain dan lain-lain. pH adalah faktor penting yang menentukan transformasi logam. Penurunan pH secara umum

meningkatkan ketersediaan logam berat kecuali Mo dan Se (Klein dan Trayer, 1995).

Reaksi tanah (pH) berperan dalam mengontrol sifat-sifat kimia logam dan proses lainnya didalam tanah. Tingkat ketersediaan logam berat tergantung pada pH lingkungan dimana logam tersebut berada. Pada pH rendah ketersediaan beberapa logam berat meningkat (Taberima, 2004).

Terserapnya logam berat timbal (Pb) dan kadnium (Cd) ke tanaman di pengaruhi oleh pH tanah yang rendah dan KTK tanah yang rendah.

(4)

Supardi (1983) dalam Charlena (2004) menjelaskan bahwa Pb dan Cd tidak akan larut ke dalam tanah jika tanah tidak terlalu masam.

Bahan organik (BO) adalah salah satu komponen terpenting didalam tanah. Berperan dalam perkembangan struktur tanah dan mengatur perpindahan polutan dan bahan pencemar didalam tanah, dan berperan penting didalam siklus perputaran serta penyimpanan hara dan air (Taberima, 2004). Senyawa humat juga berperan dalam membentuk ikatan kompleks dengan logam-logam. Adanya pembentukan kompleks mempengaruhi kereaktifan dan efek toksik dari logam (Matagi et al., 1998)

Logam Berat Timbal (Pb)

Penyebaran logam timbal di bumi sangat sedikit. Jumlah timbal yang terdapat diseluruh lapisan bumi hanyalah 0,0002 % dari jumlah seluruh kerak bumi. Jumlah ini sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah kandungan logam berat lainnya yang ada di bumi (Palar, 2008). Selain dalam bentuk logam murni, timbal dapat ditemukan dalam bentuk senyawa inorganik dan organik. Semua bentuk timbal (Pb) tersebut berpengaruh sama terhadap toksisitas pada manusia (Darmono, 2001).

Timbal adalah logam lunak kebiruan atau kelabu keperakan yang lazim terdapat dalam kandungan endapan sulfit yang tercampur mineral-mineral lain terutama seng dan tembaga. Penggunaan Pb terbesar adalah dalam industri baterai kendaraan bermotor seperti timbal metalik dan komponen-komponennya. Timbal digunakan pada bensin untuk kendaraan, cat dan pestisida. Pencemaran Pb dapat terjadi di udara, air, maupun tanah. Pencemaran Pb merupakan masalah utama,

(5)

tanah dan debu sekitar jalan raya pada umumnya telah tercemar bensin bertimbal selama bertahun-tahun (Sunu, 2001).

Sifat-sifat khusus logam Pb, yaitu :

a) Merupakan logam yang lunak, sehingga dapat dipotong dengan menggunakan pisau atau dengan tangan dan dapat di bentuk dengan mudah.

b) Merupakan logam yang tahan terhadap peristiwa korosi atau karat sehingga logam Pb dapat digunakan sebagai bahan coating.

c) Mempunyai kerapatan yang lebih besar dibandingkan dengan logam-logam biasa kecuali emas dan merkuri.

d) Mempunyai titik lebur yang rendah, 327,5 o e) Merupakan penghantar listrik yang tidak baik.

C

(www.diskusiskripsi.com, 2010).

Timbal sebagian besar diakumulasi oleh organ tanaman, yaitu daun, batang dan akar, dan akar umbi-umbian (bawang merah). Perpindahan Pb dari tanah ke tanaman tergantung komposisi dan pH tanah, serta KTK. Konsentrasi timbal yang tertinggi (100-1000 mg/kg) akan mengakibatkan pengaruh toksik pada proses fotosintesa dan pertumbuhan. Timbal hanya mempengaruhi tanaman bila konsentrasi tinggi (anonimous, 1998). Tanaman dapat menyerap logam Pb pada saat kondisi kesuburan tanah, kandungan bahan organik, serta KTK tanah rendah. Pada keadaan ini logam berat Pb akan terlepas dari ikatan tanah dan berupa ion yang bergerak bebas pada larutan tanah. Jika logam lain tidak mampu menghambat keberadaannya, maka akan terjadi serapan Pb oleh akar tanaman (Charlena, 2004).

(6)

Menurut Badan Standardisasi Nasional yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia) tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam pangan (ICS 67.220.20) pada tahun 2009 menyatakan bahwa batas maksimum kandungan logam berat timbal (Pb) pada buah dan sayur serta hasil olahnya adalah 0.5 mg/kg. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang penetapan batas maksimum cemaran mikroba dan kimia dalam makananyang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 2009 juga menyatakan bahwa batas maksimum kandungan logam berat timbal (Pb) dalam buah olahan dan sayur olahan adalah 0.5 ppm atau mg/kg.

Timbal adalah racun bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat global. Penyebab terjadinya keracunan timbal bersifat lokal, bervariasi dalam komunitas dan negara yang berbeda. Penelitian menunjukkan bahwa timbal yang banyak terserap oleh anak, walaupun dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase awal pertumbuhan fisik dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan akademik (www.diskusiskripsi.com, 2010).

Dalam jangka lama Pb terakumulasi pada gigi, gusi dan tulang. Jika konsentrasi Pb meningkat, akan terjadi anemia dan kerusakan fungsi otak serta kegagalan fungsi ginjal (www.diskusiskripsi.com, 2010).

Keracunan Pb pada orang dewasa ditandai dengan gejala seperti pucat, sakit dan kelumpuhan. Bila pada keracunan kronik, awalnya tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang tampak, tetapi semakin lama efek toksik itu menumpuk hingga akhirnya terjadi gejala keracunan. Keracunan timbal kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu dan sulit tidur. Sedangkan keracunan akut dapat terjadi bila timbal yang masuk kedalam

(7)

tubuh seseorang lewat makanan atau menghirup uap timbal dalam waktu yang relatif pendek dengan dosis atau kadar yang relatif tinggi. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian. Pada perempuan yang sedang hamil, timbal yang tertimbun dalam tulang akan masuk ke janin dan asupan timbal dapat menyebabkan keguguran. Kadar timbal dalam ASI (Air Susu Ibu) dari ibu-ibu yang bertempat tinggal di kota-kota jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ASI

dari ibu-ibu yang bertempat tinggal di pedesaan. Yakni masing-masing 1-30 mikrogram per kilogram dan 1-2 mikrogram per kilogram

(www.diskusiskripsi.com, 2000).

Tanaman Kangkung

Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuhan diklasifikasikan kedalam : Divisio : Spermatophyta Sub-divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Famili : Convolvulaceae Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomea aquatica Forsk (Kangkung air), Ipomea reptans Poir (Kangkung darat) (Rukmana, 1994).

Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Berbagai jenis masakan yang dapat

(8)

diolah dari bahan baku kangkung adalah: pencampur lotek, pecel, sayur tumis, lalap masak, oseng-oseng, cah, asam-asam, semur, sayur bening, sayur asam, sayur bobor, sayur podomoro, setup, dan pelecing kangkung (Rukmana, 1994).

Kandungan gizi dalam sayuran kangkung dapat disimak pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan gizi dalam tiap 100 gram sayuran kangkung segar.

Komposisi gizi Banyaknya Kandungan Gizi (1) (2) Kalori Protein Lemak Karbohidrat Serat Kalsium Fosfor Zat besi Natrium Kalium Vitamin A Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin C Niacin Air 30,00 cal 3, 90 gr 0,60 gr 4,40 gr 1,40 gr 71,00 mg 67,00 mg 3,20 mg 49,00 mg 458,00 mg 4825,00 S.I 0,09 mg 0,24 mg 59,00 mg 1,30 mg - 29,00 kal 3,00 gr 0,30 gr 5,40 gr - 73,00 mg 50,00 mg 2,50 mg - - 6300,00 mg 0,07 mg - 32,00 mg - 89,70 mg Sumber : 1. Food and Nutrition Center Hand-book No.1, Manila, (1964).

2. Direktorat Gizi Depkes R.I. (1981).

Jenis kangkung yang sudah umum dibudidayakan terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Kangkung air (I. aquatica Forsk)

Ciri-cirinya: bentuk daun panjang dengan ujung agak tumpul, berwarna hijau-kelam, dan bunganya berwarna putih kekuning-kuningan atau kemerah-merahan.

2. Kangkung darat (I. reptans Poir)

Ciri-cirinya: bentuk daun panjang dengan ujung meruncing, berwarna keputih-putihan, dan bunganya berwarna putih.

(9)

(Rukmana, 1994)

Gambar 1. Kangkung air (I. aquatica Forsk) asal desa Tanjung Rejo, kecamatan Sunggal kota Medan.

Keterangan : titik-titik pengambilan sampel tanah yang selanjutnya akan dikompositkan untuk dianalisis di Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

(10)

Gambar 2. Kangkung darat (I. reptans Poir) asal desa Titi Papan, kecamatan Medan Deli kota Medan.

Keterangan : titik-titik pengambilan sampel tanah yang selanjutnya akan dikompositkan untuk dianalisis di Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung

Kangkung mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap kondisi iklim di daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) diberbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Prasyarat tumbuh yang harus diperhatikan dalam perencanaan budidaya kangkung antaralain jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman kangkung berkisar antara 500-5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1 oC. Di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28 oC dan di

(11)

dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18 oC (Rukmana, 1994).

Mekanisme Penyerapan Logam Berat Pada Tumbuhan

Tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap ion-ion dari lingkungannya kedalam tubuh melalui membran sel. Dua sifat penyerapan ion oleh tumbuhan adalah (1) faktor konsentrasi, yaitu kemampuan tumbuhan dalam mengakumulasi ion sampai tingkat konsentrasi tertentu, bahkan dapat mencapai beberapa tingkat lebih besar dari konsentrasi ion didalam mediumnya; dan (2) perbedaan kuantitatif akan kebutuhan hara yang berbeda pada tiap jenis tumbuhan (Fitter dan Hay, 1991).

Logam berat terserap kedalam jaringan tanaman melalui akar, yang selanjutnya akan masuk kedalam siklus rantai makanan (Alloway, 1990). Logam akan terakumulasi pada jaringan tubuh dan dapat menimbulkan keracunan bagi manusia, hewan, dan tumbuhan apabila melebihi batas toleransi.

Proses absorpsi racun, termasuk logam berat menurut Soemirat (2003) dapat terjadi lewat beberapa bagian tumbuhan, yaitu : (1) akar, terutama untuk zat anorganik dan zat hidrofilik; (2) daun, bagi zat yang lipofilik; dan (3) stomata untuk memasukkan gas. Adapun proses absorpsinya sendiri terjadi seperti pada hewan dengan berbagai mekanisme difusi, hanya istilah yang digunakan berbeda, yakni translokasi. Transpor ini terjadi dari sel ke sel menuju jaringan vaskuler agar dapat didistribusikan keseluruh bagian tumbuhan. Difusi katalitis terjadi dengan ikatan benang sitoplasma yang disebut dengan plasmadesmata. Misalnya

(12)

transpor zat hara dari akar ke daun dan sebaliknya transpor makanan atau hidrat karbon dari daun ke akar.

Sel-sel akar tumbuhan umumnya mengandung konsentrasi ion yang lebih tinggi daripada medium disekitarnya (Fitter dan Hay, 1991). Beraneka ragam unsur dapat ditemukan didalam tubuh tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsur-unsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yakni : 1) secara difusi dalam larutan tanah; 2) secara pasif oleh aliran tanah, dan 3) akar tumbuh kearah posisi hara dalam matrik tanah. Serapan hara oleh akar dapat bersifat akumulatif, selektif, satu arah (unit directional), dan tidak dapat jenuh. Penyerapan hara dalam waktu yang lama menyebabkan konsentrasi hara dalam sel jauh lebih tinggi, ini disebut sebagai akumulasi hara (Lakitan, 2001).

Menurut Eddy (2010) kangkung merupakan salah satu tanaman yang memiliki kemampuan yang disebut dengan hiperakumulator, yaitu relatif tahan terhadap berbagai macam bahan pencemar dan mengakumulasikannya dalam jaringan dengan jumlah yang cukup besar. Salah satu bahan pencemar tersebut adalah timbal (Pb). Tanaman kangkung mampu mentranslokasikan bahan pencemar timbal (Pb) dengan konsentrasi sangat tinggi ke pucuk tanpa membuat tanaman tumbuh dengan tidak normal dalam arti kata tidak kerdil dan tidak mengalami fitotoksisitas.

Gambar

Gambar 1. Kangkung air (I. aquatica  Forsk) asal desa Tanjung Rejo, kecamatan  Sunggal kota Medan
Gambar 2. Kangkung darat (I. reptans  Poir) asal desa Titi Papan, kecamatan  Medan Deli kota Medan

Referensi

Dokumen terkait

Hampir berbarengan dengan populernya radio amatir, di pertengahan 1980-an pesawat telepon mulai lazim digunakan untuk kepemilikan pribadi di Indonesia. Saat itu, permasalahan

“pemerintah kota pekanbaru bisa dikatakan konsisten dalam melaksanakan kebijakan ini apabila sesuai dan tidak bertentangan dengan kebijakan yang ada, selain itu keberadaan

Secara umum, konsentrasi isotop produk fisi dalam pendingin reaktor APR-1400 hasil analisis dengan menggunakan ORIGEN2.1 memberikan nilai yang lebih besar daripada data

Efek Ekstrak Metanol Daun Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.) terhadap Glukosa Darah Pada Mencit Model Diabetes Melitus.. Jurnal Medika Planta

Pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam meningkatkan pengamalan ibadah shalat siswa di Madrasah Aliyah Negeri Tuban adalah guru melakukan beberapa langkah dalam menyampaikan

Terkait penerimaan informan mengenai pemberitaan pemberian kartu kuning Jokowi oleh Ketua BEM UI dalam media online Line Today yakni berdasarkan wawancara dengan

Waktu standar untuk proses perakitan tersebut masih dapat dikurangi dengan cara perbaikan terhadap metode kerja aktual, karena pada metode kerja aktual masih banyak

Oleh itu, sekiranya perasaan ini dapat diterapkan dalam diri seseorang, pasti ianya mampu melahirkan individu yang berkerja dengan ikhlas dan tidak berbangga diri 48 ,