• Tidak ada hasil yang ditemukan

Departemen Sosiologi Perilaku Sosial Komunitas Motor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Departemen Sosiologi Perilaku Sosial Komunitas Motor"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

PERILAKU SOSIAL KOMUNITAS MOTOR

(Studi Deskriptif Pada Komunitas Motor Piranha kota Binjai Sumatera

Utara)

SKRIPISI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Diajukan Oleh :

RUDIANTO

040901040

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Perkembangan komunitas motor di Kota Binjai telah membentuk suatu fenomena

baru dengan kehadiran komunitas-komunitas motor tertentu. Terbentuknya komunitas

motor ini karena kesamaan sudut pandang dan kegemaran terhadap komunitas motor dan

dunia otomotif khususnya sepeda motor. Perilaku sosial dan perkembangan komunitas

motor mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat umum.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengunpulan data dilakukan dengan survey,

observasi, wawancara, dan kuisioner. Lokasi penelitian adalah komunitas motor Piranha

B.O.C.( Binjai Otomotif Community) di Kota Binjai. Adapun yang menjadi unit analisis

dan informan dalam penelitian ini adalah ketua komunitas motor dan para anggota yang

aktif dalam komunitas motor, beserta masyarakat sekitar tempat beraktivitas komunitas

motor Piranha. Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan catatan dari

setiap hasil turun lapangan.

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Secara

umum hubungan yang baik terjalin antara komunitas. Sehingga dalam berbagi hal, mulai

dari informasi mengenai kegiatan dan perkembangan dunia otomotif, pelaksanaan

kegiatan komunitas motor dan Bakti Sosial bersama serta job-job yang menghasilkan

uang. Sehingga menjadi kebutuhan komunitas itu sendiri. Komunitas motor Piranha

Binjai Otomotif Community memiliki bentuk dan jalur yang sama dengan komunitas

motor di kota-kota lain. Mereka memiliki pemahaman yang didasarkan idealiasme yang

tinggi. Ditemukan juga bahwa dalam prakteknya ada sebagian dari anggota komunitas

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Rabb sekalian alam. Segala puji dan

syukur penulis haturkan kehadirat ilahi yag terus menganugrahkan rahmat dan

nikmat-Nya serta atas segala perkenan-nikmat-Nya sampai menjalani rutinitas akademik sampai

akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini adalah merupakan

kewajiban penulis sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana sosial pada Fakultas Imu

sosial Dan Ilmu Politik,Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini berjudul “ Perilaku Sosial Komunitas Motor (Studi Deskriptif Pada

Komunitas Motor Piranha Binjai, Sumatera Utara). ” Penelitian ini dilakukan Pada

Komunitas Motor Piranha di Kota Binjai. Penelitian ini melihat bagaimanakah

Sebenarnya Perilaku sosial dan aktivitas komunitas motor di tengah masyarakat.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masi banyak kekuranganya atau

bahkan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang kontruktif sangat penulis

butuhkan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini banyak sekali hal yang telah diberikan kepada

penulis berupa bantuan-bantuan baik moril maupun materil.

Untuk itu kesempatan ini ijinkan penulis untuk menghaturkan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada Bapak Drs. Muba Simanihuruk. M.Si yang telah sabar

membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga ucapkan terima kasih kepada “saudara –saudara Biker’s” di

Komunitas motor PIRANHA B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) yang menjadi

(4)

umum komunitas motor piranha, dan seluruh rekan- rekan anggota komunitas motor

piranha yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah banyak membantu saya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga tulisan ini menambah pengetahuan dan wawasan pemikiran, serta

pemahaman tentang dunia komunitas motor.

Medan, Maret 2011

(5)

DAFTAR ISI

1.2 Perumusan masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 8

1.5 Defenisi konsep... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA...11

2.1 Kajian Pustaka... 11

BAB III METODE PENELITIAN...21

3.1 Jenis Penelitian... 21

3.2 Lokasi Penelitian... 22

3.3 Unit Analisis Dan Informan... 22

3.3.1 Unit Analisis... 22

3.3.2 Informan... 22

3.3.3 Populasi Dan Sampel... 23

3.4 Tehnik Pengumpulan Data... 24

3.5 Interpretasi Data... 25

3.6 Jadwal Kegiatan... 26

3.7 Keterbatasan Penelitian... 26

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN...27

4.1 Deskripsi Lokasi penelitian... 28

4.1.1 Sejarah Umum Kota Binjai...28

4.1.2 Gambaran Umum Kota Binjai... 28

4.1.3 Gambaran Umum Piranha B.O.C...35

4.1.4 Visi Dan Misi Piranha B.O.C... 37

4.1.5 Sekertariat Dan Struktur Kepengurusan...39

4.2 Unit Analisis... 47

4.2.1 Identitas Diri... 48

4.2.2 Tanggapan Anggota komunitas tentang perkembangan komunitas motor, lingkungan sekitar, dan aktual negara... 54

(6)

4.2.5 Keinginan – keinginan Yang Hendak Dicapai... 68

4.2.6 Akses Informasi... 70

4.2.7 Interaksi Dengan Masyarakat... 71

4.2.8 Simbol-Simbol Yang Mereka Pakai... 73

4.2.9 Manfaat Komunitas Bagi Anggota... 74

4.3 Analisis Data... 77

4.3.1 Tentang Identitas Diri... 77

4.3.2 Tentang Tanggapan Anggota komunitas tentang perkembangan komunitas motor, lingkungan sekitar, dan aktual negara... 80

4.3.3 Tentang Kendaraan Bermotor... 82

4.3.4 Tentang Aktifitas Piranha Binjai Otomotif Community... 84

4.3.5 Keinginan – keinginan Yang Hendak Dicapai... 86

4.3.6 Akses Informasi... 87

4.3.7 Interaksi Dengan Masyarakat... 88

4.3.8 Aktifitas Piranha Binjai Otomotif Community... 88

4.3.9 Manfaat Komunitas Bagi Anggota... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...93

5.1 Kesimpulan………...93

5.2 Saran………..98

DAFTAR PUSTAKA………....

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi anggota komunitas menurut jenis kelamin ...45

Tabel 2. Komposisi anggota komunitas menurut tingkatan umur... 45

abel 3. Kompesisi anggota menurut status...46

Tabel.4 Komposisi anggota menurut tingkat pendidikan...47

Tabel 5. Komposisi anggota komunitas menurut suku bangsa...47

Tabel 6. Komposisi anggota komunitas menurut agama...48

Tabel 7. Komposisi anggota komunitas menurut pekerjaan orang tua...48

Tabel 8. Komposisi anggota komunitas menurut penghasilan orang tua perbulan..49

Tabel 9. Komposisi anggota komunitas menurut tanggapan orang tua terhadap kegemaran/kegiatan komunitas... 50

Tabel 10. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor Kota Binjai...51

Tabel 11. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor Sumatera Utara...51

Tabel 12. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Indonesia...52

Tabel 13. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Dunia...53

Tabel 14. Tanggapan tentang kondisi lingkungan sekitar...53

Tabel 15. Tanggapan tentang kondisi Negara...54

Tabel 16. Tanggapan anggota komunitas tentang faktor pendorong utama ikut komunitasmotor...55

Tabel 17. Tanggapan anggota komunitas tentang faktor penarik utama ikut komunitas Tabel 18. Kepemilikan Kendaraan Responden...57

Tabel 19. Status Kepemilikan Kendaraan...57

(8)
(9)

DAFTAR MATRIKS

(10)

ABSTRAK

Perkembangan komunitas motor di Kota Binjai telah membentuk suatu fenomena

baru dengan kehadiran komunitas-komunitas motor tertentu. Terbentuknya komunitas

motor ini karena kesamaan sudut pandang dan kegemaran terhadap komunitas motor dan

dunia otomotif khususnya sepeda motor. Perilaku sosial dan perkembangan komunitas

motor mulai mendapat perhatian lebih dari masyarakat umum.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengunpulan data dilakukan dengan survey,

observasi, wawancara, dan kuisioner. Lokasi penelitian adalah komunitas motor Piranha

B.O.C.( Binjai Otomotif Community) di Kota Binjai. Adapun yang menjadi unit analisis

dan informan dalam penelitian ini adalah ketua komunitas motor dan para anggota yang

aktif dalam komunitas motor, beserta masyarakat sekitar tempat beraktivitas komunitas

motor Piranha. Sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan catatan dari

setiap hasil turun lapangan.

Berdasarkan temuan data dan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa Secara

umum hubungan yang baik terjalin antara komunitas. Sehingga dalam berbagi hal, mulai

dari informasi mengenai kegiatan dan perkembangan dunia otomotif, pelaksanaan

kegiatan komunitas motor dan Bakti Sosial bersama serta job-job yang menghasilkan

uang. Sehingga menjadi kebutuhan komunitas itu sendiri. Komunitas motor Piranha

Binjai Otomotif Community memiliki bentuk dan jalur yang sama dengan komunitas

motor di kota-kota lain. Mereka memiliki pemahaman yang didasarkan idealiasme yang

tinggi. Ditemukan juga bahwa dalam prakteknya ada sebagian dari anggota komunitas

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dengan makin berkembangnya jaman, maka seseorang di tuntut untuk mobilitas

yang tinggi. Dan hal ini harus di dukung dengan adanya sarana transportasi yang baik.

Tampaknya sepeda motor menjadi alat transportasi yang paling mudah di jumpai, dari

mulai jalanan besar yang padat dengan kemacetan lalu lintasnya, bisa dipastikan ada

kendaraan roda dua yang melintas. Efisiensi dan mobilitas menjadi pertimbangan utama

seseorang memilih sepeda motor. Saat ini popularitas sepeda motor memang tengah

menanjak dan menjadi pilihan utama bagi sebagian besar masyarakat indonesia.

Pertumbuhan komunitas motor di Indonesia mengalami perkembangan yang

cukup pesat, hal ini merupakan sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial

masyarakat yang semakin heterogen. Berdasarkan perbandingan dengan pertumbuhan

kendaraan bermotor roda dua dapat disimpulkan berbanding lurus dengan pangsa pasar

sepeda motor di Indonesia merupakan yang terbesar di Asia. Berdasarkan data yang

dihimpun dari AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia), kepemilikan sepeda

motor di Indonesia saat ini adalah sekitar 10 penduduk per sepeda motor. Dibandingkan

dengan negara tetangga; Malaysia dan Thailand yang kepadatan sudah mencapai 3,5

orang per sepeda motor, hal itu merupakan salah satu dasar pertumbuhan komunitas

motor.

Menurut pandangan Soerjono Soekanto, dalam kehidupan masyarakat dalam

pengertian komunitas terdapat ikatan solidaritas antar individu, yang biasanya ditentukan

(12)

bahasa, norma – norma sosial, dan cara – cara hidup bersama pada umumnya yang

dinamakan cummunity sentiment / perasaan komunitas. Adapun unsur – unsur perasaan

komunitas antara lain :

a. Seperasaan: Unsur seperasaan akibat seseorang berusaha untuk mengidentifikasikan

dirinya dengan sebanyak mungkin orang dalam kelompok tersebut, sehingga

kesemuanya dapat menyebutkan dirinya sebagai “kelompok kami”, “perasaan kami”

dan sebagainya.

b. Sepenanggungan. Setiap induvidu sadar akan peranannya dalam kelompok dan

keadaan masyarakat sendiri memungkinkan peranannya; dalam kelompok dijalankan,

sehingga dia mempunyai kedudukan yang pasti dalam darah dagingnya sendiri

c. Saling memerlukan; induvidu yang tergabung dalam masyarakat setempat, merasa

dirinya tergantung pada “komuniti ” - nya yang meliputi kebutuahan fisik maupun

kebutuhan – kebutuhan psikologis. ( Soekanto, 2003 : 150,151 )

Sedangkan menurut pendapat Athur Hilman (1951), komunitas itu mempunyai

kriteria yang relatif sama, yaitu mempunyai ciri kehidupan bersama yang relatif besar

berstandar pada peranan atau derajat hubungan sosial yang sentimental. Komunitas

(community) dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:

1. Community sebagai unsur statis, artinya community terbentuk dalam suatu wadah/

tempat dengan batas-batas tertentu, maka iya menunjukan dari kesatuan-kesatuan

masyarakat sehingga dapat disebut sebagai suatu kelompok masyarakat setempat.

2. Community dipandang sebagai unsur dinamis, artinya menyangkut suatu proses yang

(13)

kepentingan, keinginan atau tujuan-tujuan yang sifatnya fungsional.

Sepeda motor di indonesia tidak hanya di anggap sebagai alat transportasi, namun

juga merupakan gaya hidup yang tidak terpisahkan dari masyarakat indonesia.Sepeda

motor menjadi citra dari pemiliknya, menjadi sebuah hobi bagi pemiliknya, dan dari

sinilah masyarakat dalam hal ini pemilik atau pengguna sepeda motor mulai mencari

wadah atau tempat untuk menyalurkan hobinya yang kemudian membentuk

kelompok-kelompok pecinta sepeda motor atau yang lebih akrab kita kenal dengan komunitas

motor,club motor maupun geng motor. Berangkat dari sinilah kemudian muncul dan

berkembangnya beragam komunitas motor dengan kareteristik atau ciri khas yang

berbeda-beda.

Komunitas terbentuk oleh berbagai tujuan, pandangan dan pemahaman tentang

pengetahuan menciptakan proses. Berbagi pengalamaman menciptakan keyakinan

mendalam dan aturan dasar tentang menjadi angota sebuah komunitas. Pemahaman

pengetahuan menciptakan proses yang menjadikan sebuah anggota dapat melihat apakah

kegiatan mereka berguna bagi lingkungan sekitarnya dan usaha yang terus-menerus untuk

menciptakan teori, alat dan hubungan antar anggota.

Suatu komunitas mengandung tiga karakteristik. Pertama, para anggota suatu

komunitas berbagi identitas, nilai-nilai, dan pengertian-pengertian. Kedua, mereka yang

didalam komunitas memiliki berbagai sisi dan hubungan langsung; interaksi terjadi bukan

secara terisolasi melainkan, melalui hubungan-hubungan tatap muka dan dalam berbagai

keadaan atau tata cara. Ketiga, komunitas menunjukkan suatu resiprositas yang

(14)

altruisme (mementingkan orang lain); kepentinga jangka panjang di dorong oleh

pengetahuan dengan siapa seseorang berinteraksi, dan altuarisme dapat dipahami sebagai

suatu rasa kewajiban dan tanggung jawab.(dalam C.P.F Luhlima,2008:14).

Komunitas motor adalah pasar potensial masa depan. Sebuah komunitas motor

dibentuk oleh sekelompok orang yang memiliki hubungan khusus antara mereka,

komunitas cenderung diidentifikasikan sebagai dasar atas kepemilikan atau identifikai

bersama diantara pekerja, tetangga, dan kelompok minat. Melalui komunitas, sekelompok

orang berbagi nilai – nilai kognitif emosi dan mateial.

( http//www:digilib.UI.ac.id/apac/themes/libri2/detailjsp?id=126102&lokasi=lokal

)

Perkembangan komunitas motor di Indonesia pada saat ini semakin meluas

sampai ketingkat desa, komunitas motor semakin digemari oleh masyarakat karena

komunitas dianggap dapat secara langsung menyalurkan hobi mereka dengan mudah dan

lebih mengarah pada implikasi sosial yang lebih positif maupun negatif. Situasi yang

berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor merupakan mesin

penghasil generasi yang tidak ada bedanya dengan organisasi – organisasi lainnya yaitu

merupakan tempat pencarian jati diri dan aktualisasi diri.

Beberapa kareteristik komunitas motor itu antara lain; ada satu komunitas motor

yang mengharuskan anggotanya menggunakan satu merek pabrikan saja, ada pula yang

mewajibkan anggotanya dengan type sepeda motor tertentu, atau berdasarkan kapasitas

mesin cc sepeda motor, ataupun mencirikan komunitas mereka dengan warna-warna

(15)

ada pula komunitas motor yang terbentuk karena lebih mengarah atas persamaan hobi

dan visi misi yang ingin di capai bersama, yaitu hobi modifikasi, freestyle, touring,

balapan maupun croos country.

Komunitas sepeda motor merupakan bentuk kelompok yang terbentuk atas

kesamaan ketertarikan dan hobi yang sama juga memiliki visi-misi yang sama. Untuk

menunjukkan identitasnya pada masyarakat biasanya suatu komunitas motor

mnggunakan atribut-atribut tertentu atau acessoris yang dipasangkan pada sepeda motor

anggota komunitas, yang menunjukkan bahwasannya mereka adalah berasal dari satu

komunitas tertentu.

Komunitas motor juga sebagai wadah bagi para bikers ( pecinta atau pengguna

sepeda motor), yang mempunyai idialisme tinggi keselamatan berkendara dan dapat

menuangkan dan ide-ide mereka dalam komunitas yang diikutinya, yang kemudian dapat

mengkampanyekan ide-ide tersebut dalam kehidupan masyarakat melalui wadah

komunitas, yang kemudian munculah istilah”sefty riding” di indonesia pada era 90-an

dan dilanjutkan dengan ”Smart riding” hingga saat ini.

( http://saft7.com/?p=293&cpage=2)

Berkembangnya komunitas motor di kota – kota semakin marak merupakan

sebuah realita yang dihasilkan dari perkembangan sosial masyarakat yang semakin

heterogen. Hal tersebut akan menimbulkan implikasi sosial yang positif maupun negatif,

situasi yang berkembang saat ini di sebagian masyarakat bahwa komunitas motor telah

menjadi mesin penghasil generasi yang disiplin dalam berlalu lintas ataupun sebaliknya

(16)

Perilaku komunitas motor tidak saja meresahkan masyarakat, tapi juga

merugikan club – club motor lain yang merasa tidak terlibat dalam aksi – aksi anarkis

maupun negatif. Perilaku komunitas motor tentu saja sangat mengkhawatirkan, karena

mereka merupakan generasi muda yang kelak diharapkan menjadi penerus, pemilik masa

depan bangsa. Perilaku komunitas motor dalam berlalu lintas menurut banyak kalangan

harus dilihat secara menyeluruh, tanpa bermaksud membenarkan tindakan negatif

perilaku komunitas motor yang tidak lepas dari faktor–faktor di luarnya.

Kehadiran komunitas motor menimbulkan permasalahan sosial ditengah – tengah

masyarakat, setelah selama ini masyarakat sudah banyak dipusingkan oleh aksi seperti

tawuran antar pelajar, sampai hal – hal yang menjerumus kriminal. Perilaku komunitas

motor dalam berkendara sebenarnya bukan hal baru. Aksi main kebut dan cenderung

brutal dalam mengendarai kendaraannya sudah ada sejak 10 tahun bahkan belasan tahun

yang lalu, selain itu masih banyak permasalahan oleh para komunitas motor dimana

safety riding / keselamatan dalam berkendara dan peraturan lalu lintas yang sama sekali

tidak di terapkan oleh para komunitas motor.

( http//etd.eprints.ums.ac.id / 4809 / 1 / f100040139.PDF )

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa perilaku disiplin para komunitas motor

masih kurang, sehingga para komunitas motor sering melakukan tindakan-tindakan

pelanggaran dalam berlalu-lintas, hal demikian tidak hanya membahayakan diri para

anggota komunitas motor, tetapi juga membahayakan penguna jalan lainnya. Maka

(17)

1.2. Perumusan Masalah

Lincoln dan Guba (1985 : 218 ) mendefinisikan masalah sebagai suatu keadaan

yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi

yang menimbulkan tanda – tanda dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk

mencari sebuah jawaban. Faktor yang berhubungan tersebut mungkin berupa konsep,

data empiris, pengalaman atau unsur lainnya.

( Maleong, 2006 : 93 ).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perilaku sosial komunitas motor Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif

Community)?

2. Bagaimana Aktivitas Dan Perkembangan komunitas motor PIRANHA B.O.C ( Binjai

Otomotif Community)?

1.3. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pernyataan M Iqbal Hasan ( 2002 : 44 ) bahwa tujuan penelitian

adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah

penelitian selesai. Dengan demikian pada dasarnya tujuan penelitian memberikan

informasi mengenai apa yang akan diperoleh setelah selesai penelitian. Berdasarkan

(18)

pertanyaan pada perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan penelitian yang hendak

dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana perilaku komunitas motor PIRANHA B.O.C ( Binjai

Otomotif Community) dalam berlalu lintas.

2. Untuk mengetahui bagaimana Aktivitas dan Perkembangan komunitas motor Piranha

B.O.C ( Binjai Otomotif Community).

1.4. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan manfaat penelitian ini berupa:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan ilmiah yang berkaitan

dengan komunitas motor, sehingga dapat memberikan bahan masukan terhadap

pihak-pihak yang berkompeten.

1.4.2 Manfat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti berupa fakta – fakta

temuan di lapangan dalam meningkatkan daya kritis dan analisis peneliti sehingga

memperoleh pengetahuan tambahan dari penelitian tersebut. Dan khususnya penelitian ini

dapat menjadi referensi penunjang yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian –

penelitian selanjutnya.

1.5. Definisi Konsep

(19)

penelitian ini, maka penulis membatasi konsep-konsep yang digunakan. Pemberian

batasan konsep ini diperlukan diperlukan untuk menuntun peneliti dalam menangani

rangkaian proses penelitian bersangkutan serta dalam menginterpretasikan hasil

penelitian (faisal, 2003 : 107). Adapun konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian

ini adalah :

1. Perilaku: Merupakan cara bertingkah laku tertentu dalam suatu situasi tertentu.

Menurut Weber suatu tipe perilaku dapat dipahami, Artinya secara intelektual

apabila perilaku tersebut Rasional. Rasionalitas tersebut tergantung padaa pola

perilaku yang terwujud dengan cara yang dianggap logis, Artinyaperilaku ang

sesuai dengan urutan perilaku yang dapat di duga, Sedangkan menurut Emitai

ETzioni Perilaku menunjukan bahwa individu-individu yang berusaha untuk

berbuat sesuai komitmen moral mereka berperilaku dengan cara sistematis dan

berarti.

2. Komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari

yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat

antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau

values (Kertajaya Hermawan, 2008). Proses pembentukannya bersifat horisontal

karena dilakukan oleh individu-individu yang kedudukannya setara. Komunitas

adalah sebuah identifikasi dan interaksi sosial yang dibangun dengan berbagai

dimensi kebutuhan fungsional (Soenarno, 2002). Kekuatan pengikat suatu

komunitas, terutama, adalah kepentingan bersama dalam memenuhi kebutuhan

kehidupan sosialnya yang biasanya, didasarkan atas kesamaan latar belakang

(20)

biasanya diikat oleh batas lokasi atau wilayah geografis. Masing-masing

komunitas, karenanya akan memiliki cara dan mekanisme yang berbeda dalam

menanggapi dan menyikapi keterbatasan yang dihadapainya serta

mengembangkan kemampuan kelompoknya.(

3. Subkultur adalah suatu budaya atau seperangkat dari orang dengan perilaku dan

keyakinan yang berbeda dalam kebudayaan yang lebih luas. Esensi dari suatu

subkultur, yang membedakan dengan pengelompokan sosial yang lain, adalah

pemahaman tentang gaya dan perbedaan dalam gaya, pakaian, musik dan hal-hal

lain.

4. Komunitas sepeda motor merupakan bentuk kelompok pengguna sepeda motor,

yang terbentuk atas kesamaan ketertarikan dan hobi yang sama juga memiliki

visi-misi yang sama.Untuk menunjukkan identitasnya pada masyarakat biasanya

suatu komunitas motor mnggunakan atribut-atribut tertentu atau acesoris yang

dipasangkan pada sepeda motor anggota komunitas, yang menunjukkan

bahwasannya mereka adalah berasal dari satu komunitas tertentu.

5. Piranha B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) adalah komunitas pemilik

kendaraan bermotor berbagai merek di daerah Kota Binjai, Sumatera Utara,

Indonesia. Sebuah sarana berkomunikasi dan berdiskusi antar pemilik dan

penggemar sepeda motor. PIRANHA B.O.C dibuat untuk membantu para

(21)

juga mendapatkan informasi-informasi yang penting, berguna dan bermanfaat

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2. Kelompok Sosial Dan Subkultur

Secara

perilaku dan kepercayaan yang berbeda dengan

dapat terjadi karena perbeda

gender, dan dapat pula terjadi karena perbedaan aestheti

kombinasi dari faktor-faktor tersebut.

Anggota dari suatu subkultur biasanya menunjukan keanggotaan mereka dengan

gaya hidup ata

memasukan studi tentang simbolisme

kebudayaan) dan bagaimana simbol tersebut diinterpretasikan oleh kebudayaan induknya

dalam pembelajarannya.

Secara harfiah, subkultur terdiri dari dua kata. Sub yang berarti bagian, sebagian

dan kultur kebiasaan dan pembiasaan Tapi secara konseptual, subkultur adalah sebuah

gerakan atau kegiatan atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Yang

biasanya digunakan sebagai bentuk perlawanan akan kultur mainstream tersebut. Bisa

berupa perlawanan akan apa saja; agama, negara, institusi, musik, gaya hidup dan segala

yang dianggap mainstream. Secara kasar itu bisa diartikan juga sebagai 'budaya yang

(23)

Kebanyakan kita menganggap dan mengidentikkan subkultur dengan suatu

kegiatan yang sifatnya negatif. Geng motor, musik underground, anak jalanan dan

perilaku amoral lainnya. Padahal, kalaulah kita tahu dan sadar akan arti dan tujuan kata

tersebut dialamatkan, maka kita akan sadar dengan sendirinya bahwa subkultur tidak

selalu ditujukan untuk hal yang negatif. Pesantren barangkali salah satu subkultur yang

nyata dan jelas juga berkesan positif. Pesantren yang dimaksud adalah pesantren yang

kiai dan sistem pendidikannya tidak mengacu pada sistem pendidikan nasional. Contoh

lain selain pesantren adalah klub/komunitas pecinta sepedamotor yang mewadahi para

pecinta atau pengendara sepeda motor ke arah yang lebih positif.

Konsep subkultur merupakan hal yang berdaya mobilitas mengkonstitusi

obyeknya dari studi. Hal ini merupakan suatu istilah klasifikatori yang mencoba

memetakan dunia sosial didalam suatu tindakan terhadap representasi. Keakuratan sub

kultur bukan pada sejauh mana mampu berfungsi dalam pemakaiannya. Kata Sub

bermakna sebagaI istilah dan menunjukan pembedaan dengan jelas arus utama budaya

dominan dalam masyarakat. Dengan kata lain, sub kultur dimaksudkan agar bagian

masyarakat tertentu mampu memaknai hidup secara baru sehingga dapat menikmati

kesadaran menjadi yang lain dalam perbedaan terhadap budaya dominan masyarakat.

Chicago School mengidentifikasi bahwa reaksi subkultur lahir bukan

sebagai fenomena reaksi individual tetapi reaksi kelompok terhadap problem kelas, the

haves and the haves not. Penolakan terjadi pada kaum kelas pekerja terhadap kelompok

kelas menengah. Dalam bahasa kategori Charles Wright, kelas dalam struktur kelas

(24)

pengusaha dan pimpinan militer), Kerah Putih (para eksekutif berupah tinggi), dan Kerah

Biru (pekerja biasa).

Dalam model pembagian seperti ini, keadaan kesejahteraan sosial dan ekonomi

dinilai sangat tidak adil. Kelompok yang merasa dirugikan, karena kondisi struktur

cipataan sangat berperan menyebabkan kondisi ini, berusaha dengan keterbatasan yang

ada tetap ingin dapat menikmati hidup dengan cara melakukan redefinisi budaya atau

menjadi subkultur agar terasa lebih nyaman.

Apalagi di Indonesia. Problem diatas terasa lebih menyolok. Perbedaan kaya yang

minoritas dan miskin hingga yang miskin mayoritas. Hal ini disebabkan oleh rendahnya

nasionalisme, terutama para pemimpin/kaum pejabat yang mengakibatkan terjadinya

politik yang kurang sehat, kebobrokan hukum, tingkat pemberdayaan edukasi bangsa

yang lemah, kemelaratan, dan lain sebagainya. Solusi terhadap masalah perbedaan kelas

ekonomi social yang tidak adil,hingga kini belum dapat mengambil manfaat

variable-variabel kepribadian bangsa, jati diri dan budaya bangsa, karena individu-individu

berkepribadian terbelakang, maka terjadilah dominasi konsumsi gaya hidup yang

mengimpor dari bangsa-bangsa maju.

Barker, mengidentifikasi tugas penyelamatan yang dapat dilakukan sub kultur

terdiri 5 (lima) fungsi ;

1. Fungsi solusi magis (mujarab) terhadap problem struktur sosio-ekonomi.

2. Fungsi menawarkan identitas kolektif yang berbeda dari yang tercipta disekolah dan

(25)

3. Fungsi memenangkan ruang bagi pengalaman dan naskah alternative terhadap realitas

social.

4. Fungsi memberikan sejumlah aktivitas waktu luang bermakna, bertolak belakang dari

sekolah dan tempat kerja.

5. Fungsi melengkapi solusi terhadap masalah dilema eksistensial identitas.

Subkultur merupakan sikap terhadap pemaknaan ulang, sedang suatu proses

redefinisi tersebut disebut bricolage, dan homology yang merupakan relasi sinkronik

yang tercipta antara kelompok particular terhadap dunia baru mereka yang telah di

redefiniskan.Hebdige, menyatakan bahwa penolakan budaya particular tersebut,

bermakna simbolik atau penolakan terhadap ritualitas. Telaah terhadap sub kultur,

menunjukan bahwa hal ini terjadi karena peta social yang tidak berimbang antara kelas

pekerja dewasa beserta kaum muda dan anak-anak mereka dengan kelas berkuasa yang

mengatur (the rulling class).

Tentu saja kaum muda lebih berani dan progresif dibanding kaum tua mereka

yang berasal dari kelas pekerja biasa, maka munculah kaum muda dengan ritualitas

simboliknya. Clarke, berprasangka negative adanya reduksionisme pada sub

kultur tersebut. Seperti misalnya gaya hidup Punk pada orang muda yang merupakan

reaksi yang didramatisasi atau didramatisir , bukan sikap protes terhadap pengangguran

dan kemiskinan. (Barker, C, 2003, hal.374-409).

Jika kita menganalisa permasalah yang ada dari sudut kajian subkultur diatas,

maka kita dapat menarik asumsi bahwasanya para remaja atau individu memandang

(26)

puasan mereka terhadap komunitas motor atau club motor yang telah ada, secara tidak

langsung terbentuknya komunitas motor piranha merupakan subkultur atau sebuah

gerakan atau kegiatan atau kelakuan (kolektif) atau bagian dari kultur yang besar. Yang

biasanya digunakan sebagai bentuk perlawanan akan kultur mainstream atau komunitas

yang telah ada yang lebih besar, Anggota dari suatu subkultur biasanya menunjukan

keanggotaan mereka dengan gaya hidup ata

subkultur seringkali memasukan studi tentang simbolisme

dan perilaku anggota sub kebudayaan) dan bagaimana simbol tersebut diinterpretasikan

oleh kebudayaan induknya dalam pembelajarannya.

Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan kelompok sosial ? sebelum kita

menjawab pertanyaan tersebut, kita harus menyadari kalau manusia merupakan mahluk

hidup yang tidak bisa hidup sendirian. Manusia selalu membentuk suatu himpunan atau

kesatuan manusia yang hidup secara bersama-sama dan saling berhubungan antara satu

manusia dengan manusia lainnya. Hubungan tersebut antara lain menyangkut

kaitan-kaitan timbul balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling

tolong menolong. Akan tetapi, apakah setiap himpunan manusia dapat dinamakan dengan

kelompok sosial ?

Untuk itu diperlukan beberapa tertentu, antara lain :

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari

(27)

3. Ada suatu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan antara mereka

bertambah erat. Factor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan

yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama lain-lain.

Tentunya factor mempunyai musuh yang sama, misalnya dapat pula

menjadi factor pengikat/pemersatu.

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola prilaku.

5. Bersistem dan berproses (Soekanto, 1994:126)

Jika persyaratan tersebut telah dipenuhi, maka suatu himpunan manusia sudah

dapat disebut dengan kelompok sosial. Bagaimanakah dengan komunitas motor yang

dibentuk oleh para remaja atau individu untuk menyalurkan hobi mereka ?

Secara konseptual, kelompok tersebut memang telah bisa dikatakan sebagai

sebuah kelompok sosial, namun kita harus melihat bahwa dari segi sosiologis, kelompok

komunitas motor tersebut, yang berdasarkan konsep Robert K. Merton sebagai suatu

membership group. Membership group merupakan kelompok dimana setiap orang secara

fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Batas-batas apa yang dipakai untuk

menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik, tidak dapat

dilakukan secara mutlak.

Situasi yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam kelompok

tadi, sehingga ada kalanya seorang anggota tidak begitu sering berkumpul dengan

kelompok tersebut, walaupun secara resmi dia belum keluar dari kelompok yang

(28)

Keadaan yang demikian bisa dijumpai pada komunitas motor sebagai sebuah

informal group, dimana setiap remaja atau individu bebas memilih untuk menjadi

(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengertian

penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif

mengenai kata – kata lisan maupun tertulis dan tingkah laku yang dapat diamati dari

orang – orang yang diteliti. Penelitian kualitatif dapat disebut juga sebagai proses yang

berkesinambungan sehingga tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data

dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. ( Suyanto, 2005 : 166 ).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai

kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat

yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai

suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran, tentang kondisi ataupun fenomena

tertentu. ( Bungin, 2007 : 68 ). Dalam deskriptif juga mengandung pekerjaan mencatat,

menganalisis dan menginterprestasi kondisi – kondisi yang terjadi mulai dari skala

kelembagaan keluarga atau kelompok atau masyarakat dan interaksinya

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti akan dapat memperoleh

informasi atau data yang lebih mendalam mengenai perilaku Sosial komunitas motor

Piranha binjai otomotif community ,di tengah masyarakat kota Binjai, khususnya dilokasi

(30)

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kota Binjai sumatera utara. Adapun alasan pemilihan

tempat ini adalah:

1. Lokasi penelitian merupakan masyarakat pemilik kendaraan bermotor roda dua, dari

berbagai merek, di kota Binjai.

2. Lokasi penelitian merupakan suatu komunitas ”Piranha binjai otomotif community”

atas satu kesamaan ketertarikan dan memiliki visi-misi,dalam menyalurkan hobi serta

bakat para anggota.

3. Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti berdomisili sehingga memudahkan

dalam mengakses data yang diperlukan dalam penelitian ini.

3.3 Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis

Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah Komunitas motor

”Piranha Binjai otomotif community, dan Masyarakat kecamatan Binjai timur, Kota

Binjai.

3.3.2. Informan

Mengingat jumlah unit analisis cukup banyak maka data diambil beberapa yang

disajikan sebagai sumber informan. Subjek yang telah tercermin dalam fokus penelitian

ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan menberikan

berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian, dalam penelitian ini

(31)

Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam kegiatan yang diteliti.

Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah: para anggota komunitas

motor ”Piranha” binjai otomotif community. yaitu, Ketua dan para aanggota komunitas

motor ”Piranha Binjai otomotif community, kota Binjai Informan tambahan yaitu mereka

yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam kegitan yang

diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan tambahan adalah masyarakat lainya

serta masyarakat Kota Binjai.

3.3.3. Populasi Dan Sampel

Responden yang akan menjadi informan dalam penelitian ini adalah para anggota

komunitas motor ”Piranha” binjai otomotif community. Sebagai prasyarat dari purposive

sampling penelitian ini , telah dibatasi karteristik para informan, untuk pemenuhan data,

dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yakni yang mengarah kepada pencapaian

tujuan penelitian. Adapun yang menjadi persyaratan responden, adalah :

 Pria dan Wanita

 Merupakan anggota komunitas motor ”Piranha” binjai otomotif

community.

 Aktif dalam kegiatan komunitas, minimal sebulan sekali.

Dari hasil pra-survey yang penelitian lakukan, jumlah anggota komunitas motor

”Piranha” binjai otomotif community berkisar 200 orang, jadi dambil sampel sebanyak

20 % dari populasi yaitu 40 orang.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu data primer dan data

(32)

yang biasa digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Data Primer

 Observasi partisipatif, yaitu peneliti ikut aktif dalam proses pengambilan data,

peneliti mengadakan pengamatan secara langsung. Data yang diperoleh melalui

observasi langsung terdiri dari rincian tentang kegiatan, perilaku, interaksi

interpersonal, dan proses penataan yang merupakan bagian dari pengalaman

manusia yang dapat diamati. Disini peneliti akan melakukan partisipasi langsung,

ikut serta dalam kegiatan komunitas motor Piranha. Hal ini dilakukan untuk

memperoleh gambaran faktual tentang aktivitas dan kegiatan apa saja yang

dilakukan komunitas moor Piranha di kota Binjai.

 Wawancara mendalam, yaitu peneliti mengadakan tanya jawab secara langsung

dengan para informan. Agar wawancara lebih terarah digunakan instrumen berupa

pedoman wawancara ( inteview guide ) yakni urutan – urutan daftar yang

diperlukan. Dalam penelitian ini digunakan juga instrumen penunjang lainnya

dalam wawancara yaitu alat bantu rekam ( tape recorder ) yang akan membantu

peneliti dalam menganalisis data dari hasil wawancara. Hal - hal yang ingin di

wawancarai adalah berupa informasi tentang kegiatan dan aktivitas komunitas

motor piranha, dan bagaimana respon masyarakat tentang kehadiran komunitas

motor Piranha di kota Binjai.

 Kuisioner, yaitu peneliti akan mengumpulkan data pendukung penelitian dengan

(33)

piranha, yang telah ditentukan sebelumnya. Diharapkan dari hasil penyebaran

kuisioner ini akan didapatkan data penunjang bagi penelitian.

b. Data Sekunder

Studi kepustakaan yaitu dilakukan untuk mendapatkan data – data sekunder

dengan mengumpulkan bahan – bahan yang berasal dari buku, juga dari sumber –

sumber lainnya seperti surat kabar, internet dan lain – lain yang berkaitan langsung dan

dianggap relevan dengan penelitian ini.

3.5. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan pencarian pengertian yang lebih luas tentang data

yang telah dianalisis. Atau dengan kata lain, interpretasi data merupakan penjelasan yang

terinci tentang arti yang sebenarnya dari data yang telah di analisis atau dipaparkan.

Dengan demikian, memberikan interpretasi dari data berarti memberikan arti yang lebih

luas dari data penelitian. Interpretasi data dapat juga disebut dengan analisa data. (

Hasan, 2004 : 137 ).

Penganalisaan data pada dasarnya adalah proses penyederhanan data yang

bertujuan untuk menghasilkan keterangan dan informasi yang dapat memberi arti

kedalam bentuk yang lebih muda dibaca, hal ini akan menghasilkan suatu keterangan

data yang terperinci dan sistematis. Setelah data – data terkumpul maka langkah

berikutnya adalah menganalisa data secara kualitatif. Selain itu data kuantitatif yang ada

digunakan sebagai pendukung data utama dilakukan dengan cara menyajikan tabel

(34)

analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsaan data, kemudian data

diuraikan dan disajikan secara deskriptif.

3.6. Jadwal Kegiatan

o

Jenis Kegiatan

Bulan

9

0

Pra Observasi

ACC Judul

Penyusunan Proposal

Penelitian

Seminar Penelitian

Revisi Proposal Penelitian

Penyerahan Hasil Seminar

Proposal

Operasional Penelitian

Bimbingan

Penulisan Laporan akhir

0

(35)

3.7. Keterbatasan Penelitian

Sebagai peneliti yang belum berpengalaman penulis merasa banyak kendala yang

dihadapi, salah satu diantaranya adalah penulis masih belum menguasai secara penuh

teknik dan metode penelitian sehingga dapat menjadi keterbatasan dalam mnegumpulkan

dan menyajikan data. Kendala tersebut diatasi melalui proses bimbingan dengan dosen

pembimbing skripsi, juga penulis berusaha untuk mencarai informasi dari berbagai

sumber yang dapat mendukung proses penelitian ini.

Terbatasnya waktu yang dimiliki informan juga mempengaruhi pengerjaan tulisan

ini, para informan yang memiliki aktifitas yang berbeda -beda hanya dapat bertemu pada

saat adanya kegiatan komunitas, mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing –

masing. Disamping itu waktu mereka juga terbatas karena mereka harus istirahat,

sehingga penulis harus rela melakukan wawancara berkali – kali. Disamping keterbatasan

penguasaan teknik dan metode penelitian serta keterbatasan waktu yang dimiliki para

(36)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah Umum Kota Binjai

Binjai adalah salah sat

dalam wilayah provinsi

ibukota provinsi Sumatra Utara

ibukota

langsung dengan Kabupaten Langkat di sebelah barat dan utara sert

pembangunan Mebidang yang meliputi kawasa

ini, Binjai dan Medan dihubungkan oleh jalan raya

menghubungkan antara Medan da

daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari

Masih sangat sedikit sekali terungkapkan mengenai asal usul kota Binjai di masa

silam, yang disebut sebagai sebuah kota yang terletak diantar

sebelah timur d

yaitu

(37)

dijumpai, bahwa kota Binjai itu berasal dari sebuah kampung yang kecil terletak di

pinggir Sungai Bingai, kira-kira di Kelurahan Pekan Binjai yang sekarang. Upacara adat

dalam rangka pembukaan Kampung tersebut diadakan di bawah sebatang

yang rindang yang batangnya amat besar, tumbuh kokoh di pinggir Sungai Bingai yang

bermuara ke

besar yang berkayuh sampai jauh ke udik.

Di sekitar pohon Binjai yang besar itulah kemudian dibangun beberapa rumah

yang lama-kelamaan menjadi besar dan luas yang akhirnya berkembang menjadi bandar

atau pelabuhan yang ramai didatangi oleh tongkang-tongkang yang datang dari

akhirnya melekat menjadi nama kota Binjai. Konon pohon Binjai ini adalah sebangsa

4.1.2. Gambaran Umum Kota Binjai

Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32"

BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai

hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah

yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang

panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10 sampai

Km 17 berada alam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17 adalah berada

dalam wilayah Kota Binjai.Ada

da

(38)

masih banyak penduduk yang menggantungkan kebutuhan air mereka kepada air sumur

yang memang masih layak dikonsumsi. Dengan batas – batas admininstratif yaitu:

• Sebelah Utara deng

• Sebelah Slatan deng

• Sebelah Barat deng

• Sebelah Timur deng

Pemerintahan Kota Binjai terbagi atas

menjadi

lingkup Kabupaten Langkat. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah:

Kecamatan Binjai Kota, Binjai Timur dan Binjai Selatan baru dibentuk pada tahun 1981.

Walikota berkantor di Balai Kota yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.

6, Binjai.Kota Binjai sebelumnya merupakan tempat bermarkas

Langkat yang mengurusi urusan kepolisian Kota Binjai dan Kabupaten Langkat. Pada

(39)

Tepat di depan Kantor Walikota, ada Lapangan Merdeka dan Pendopo Umar Baki

di Jalan Veteran. Lapangan Merdeka merupakan alun-alun warga Kota Binjai sedangkan

Pendopo Umar Baki adalah gedung serba guna untuk melangsungkan banyak acara resmi

maupun tidak resmi.

Demografi Kota Binjai merupakan kota multi etnis, dihuni ole

kaya akan kebudayaan yang beragam. Jumlah penduduk kota Binjai sampai pada April

2003 adalah 223.535 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.506 jiwa/km persegi. Tenaga

kerja produktif sekitar 160.000 jiwa. Banyak juga penduduk Binjai yang bekerja di

Medan karena transportasi dan jarak yang relatif dekat.

Agama di Binjai terutama:

Jalan Kapten Machmud Ismail.

Binjai Barat.

terutama oleh etnis India.

Perekonomian ,Daerah komersial dan pusat perekonomian serta pusat

pemerintahan terutama berpusat di wilayah Kecamatan Binjai Kota. Kawasan

(40)

adalah daerah konsentrasi

kawasan Binjai Barat. Kawasan Industri Binjai di Kecamatan Binjai Utara direncanakan

di Kelurahan Cengkeh Turi dengan luas wilayah 300 ha. Binjai juga adalah penghasil

kawas

Data t

Kotamadya Binjai bersumber dari sektor perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor

industri menyumbang nilai 23% dari total kegiatan perekonomian tadi. Pendapatan per

kapita penduduk Binjai adalah sebesar Rp. 3,3 juta, sayang angka ini masih berada di

bawah rata-rata pendapatan per kapita propinsi Sumatra Utara yang besarnya Rp. 4,9 juta.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga tetap sebesar 5,68 persen

pada tahun 2007. Hal ini menunjukkan kenaikan yang cukup baik jika dibandingkan

dengan tahun 2006 sebesar 5,32 persen.

Secara umum ada empat sektor yang cukup dominan dalam pembentukan total

PDRB Kota Binjai yaitu Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran, Sektor Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Sektor Jasa - jasaBidang

perkebunan tentu saja yang menjadi perhatian adalah perkebunan rambutan yang

mencapai 425 ha dengan kapasitas produksi 2.400 ton per tahun. Sayangnya, kapasitas

sebesar ini tidak dibarengi dengan modernisasi industri pengolahan rambutan menjadi

(41)

Pusat perbelanjaan tradisional di Binjai melayani penjual dan pembeli dari Binjai

sendiri dan Kabupaten Langkat. Pasar tradisional misalnya:

• Pusat Pasar Tavip - merupakan pasar tradisional terbesar di Binjai, lokasi di

Binjai Kota.

• Pasar Kebun Lada - berlokasi di Binjai Utara

• Pasar Brahrang - berlokasi di Binjai Barat

• Pasar Rambung - berlokasi di Binjai Selatan

• Pasar Trengganu - berlokasi di Binjai Timur

Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti:

• Binjai Supermall

• Pusat perbelanjaan Suzuya

• Mini Market Tahiti

• Toserba Binjai Ramayana

• Mall Ramayana

Pertokoan komersial yang lebih kecil terutama terpusat di rumah toko (ruko) sepanjang

Jalan Jenderal Sudirman, juga ada Jalan Ahmad Yani (d/h Jalan Bangkatan) yang

menjadi pusat makanan di malam hari.

Fasilitas Pendidikan Sampai saat ini, jumlah sekolah umum yang terdaftar di

Pemerintah Dati II Binjai adalah

(42)

tahun) adalah 78.000 jiwa. Dari total jumlah 241 buah sekolah ini, 85 sekolah di

antaranya terletak di Binjai Utara.

Sarana transportasi di dalam kota Binjai terutama adalah beca mesin roda tiga

yang unik dan mobil angkutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi ke luar

kota, selain transportasi jalan, ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan

Medan dan Kwala di Kabupaten Langkat.

Sampai dengan tahun 2007, prasarana jalan di Kota Binjai terdiri dari

• Jal

• Jal

• Jalan tanah 90 kilometer

Letak Binjai juga tidak jauh dari

itu, pelabuhan terdekat juga akan dihubungkan dengan jalan tol bila proye

• Rumah Tangga : 47.927 rumah tangga

• Tenaga kerja: 160.000 jiwa

(43)

4.1.3 Gambaran Umum Piranha B.O.C (Piranha Binjai Otomotif Community)

Piranha B.O.C (Piranha Binjai otomotif Community) adalah komunitas pemilik

kendaraan bermotor berbagai merek di daerah Kota Binjai, Sumatera Utara, Indonesia.

Sebuah sarana berkomunikasi dan berdiskusi antar pemilik dan penggemar sepeda motor.

Piranha B.O.C dibuat untuk membantu para pencinta sepeda motor agar dapat

menyalurkan hobi serta bakat para anggota dan juga mendapatkan informasi-informasi

yang penting, berguna dan bermanfaat seputar perkembangan kegiatan Biker’s dan

sepeda motor.

Piranha B.O.C dibentuk pada hari jum’at 11 Juni 2004 dari sebuah perkumpulan

anak-anak muda pencita sepeda motor dikecamatan Binjai Timur yang sering bertemu

dan bergabung dan berbincang disuatu Waroeng Bang Diwos di Jl. Dr. Wahidin No.84

KM 19 Binjai Timur, dimana setiap malam hari para pengurus/penggagas selalu hadir

untuk berbincang-bincang serta membahas cerita seputar sepeda motor, tentang aktivitas

Klub/Komunitas motor yang ada di Sumatera Utara, Freestyle dan balap motor,

modernisasi jaman serta tentang kemasyarakatan dan lain-lain. berangkat dari pola pikir

dan hobi yang sama, maka tercetus suatu gagasan/ide untuk membuat suatu

komunitas/klub motor yang di beri nama dengan Piranha B.O.C ( Binjai Otomotif

Community).

Di setiap pengambilan keputusan atau kegiatan haruslah dibicarakan dengan

seluruh pengurus dan anggota dalam satu forum dan mendapatkan persetujuan dari 50 %

+ 1 anggota melalui voting, barulah keputusan atau kegiatan yang digagas tersebut dapat

(44)

Hal yang mendasari kenapa dan mengapa nama Klub/Komunitas Motor ini diberi

nama PIRANHA B.O.C .Sebelum para manajemen dan anggota membuat nama menjadi

PIRANHA B.O.C, karena mereka selalu melakukan pergerakan dan tindakan dalam suatu

kegiatan yang dilakukan para pendiri sangat cepat dan agresif. Tidak pernah ada kata

malu atau malas untuk mengikuti setiap kegiatan baik itu kegiatan yang berhubungan

dengan sepeda motor, touring atau umum dan harus menjadi perhatian orang banyak dan

dikenal masyarakat.

Berangkat dari tindakan itu semua mereka selalu mengait-ngaitkan kegiatan dan

tindakan mereka tersebut dengan prilaku ikan dari sungai Amazon Piranha yang selalu

gesit dan agresif dalam melakukan tindakan keseharian dan tugasnya (makan dan

lain-lainnya).

Maka dari itulah kemudian mereka memberi nama Klub/Komunitas ini Piranha

sedangkan tambahan B.O.C (Binjai Otomotif Community) adalah suatu singkatan yang

menunjukan bahwa Klub/Komunitas yang kami bangun adalah komunitas sepeda motor

dan menunjukan kota asal dan kesekretariatan Piranha B.O.C.

Piranha B.O.C memiliki moto “MORE SPEEDY, FRIENDLY N TOP”. More

Speedy “maksudnya adalah setiap pergerakan atau melaksanakan kegiatan, anggota Lebih

cepat dan tanggap serta dalam hal menerima dan berbagi informasi”, Friendly “memiliki

rasa persaudaraan yang sangat tinggi dengan para pencita motor dan pengendara motor

(45)

Komunitas penggemar sepeda motor pada saat sekarang ini sangatlah banyak dan

beragam, khusunya di Kota Binjai Sumatera Utara. Di Kota Binjai, Sumatera Utara ini

banyak sekali bermunculan Klub-Klub otomotif yang masing-masing mempunyai ciri kas

sendiri-sendiri.Dengan adanya jalinan antara Piranha B.O.C dengan klub-Klub motor

lainnya yang ada di Sumatera Utara dan kota Binjai khusunya, diharapkan dapat menjalin

tali persaudaraan dan rasa persatuan dan kesatuan antara penduduk Sumatera Utara dan

Indonesia tentunya.

Ajang kumpul-kumpul para anggota Piranha B.O.C atau biasa yang kami sebut

Kopi Darat merupakan suatu ajang pertemuan bagi para anggota Piranha B.O.C secara

langsung dan juga setiap minggu 1 dan 3 setiap bulannya. Sedangkan Minggu 2 dan 4

melakukan merupakan salah satu agenda rutin yang selalu dilaksanakan setiap hari

Jum’at malam Sabtu pada konvoi/berkunjung keklub-klub lain yang ada di Binjai dan

Kota lain yang ada di Sumatera Utara. Bertempat di depan kantor DPRD Kota Binjai atau

Taman Remaja Kota Binjai Binjai pukul 20:00 W.i.b s/d Selesai.

4.1.4 Visi Dan Misi Piranha B.O.C (Piranha Binjai Otomotif Community)

Visi:

Salah satu Visi yang ingin di capai yaitu, Menjadi komunitas yang solid, guyub,

saling berbagi dan menjunjung tinggi persaudaraan sesama anggota dan sesama

pengendara motor lainnya baik perorangan maupun yang tergabung dalam klub atau

komunitas menuju kebersamaan dalam satu wadah yang mengutamakan budaya tertib

(46)

• Misi:

1. Merangkul para biker’s dan pengendara motor lainnya dalam satu

wadah dalam rangka mewujudkan perilaku santun, elegan,

menerapkan budaya egaliter dan tidak arogan di jalan sampai tercipta

jalanan sebagai suatu tempat yang aman dan nyaman bagi semua

pengguna jalan.

2. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat sebagai perwujudan

tanggung jawab sosial dan peduli sesama.

3. Membuat Piranha B.O.C menjadi dikenal disegala bidang, baik dalam

hal komutitas motor, freestyle, Balap motor (event resmi dari IMI),

olahraga, seni dan kegiatan dimasyarakat dan agama.

Dari sejak pertama dibentuknya Piranha B.O.C sebagai wadah penggemar atau

pencinta sepeda motor. Terbukti dengan meningkatnya anggota setiap tahunnya. Dari

awal anggota yang hanya 25 orang (2004), 45 orang (2005), 62 orang (2006), 110 orang

(2007), peningkatan terjadi di tahun 2008 dengan jumlah anggota mencapai 200 orang

dan tahun 2009 anggota mencapai, 215 orang.

Dimana setiap tahunnya manajemen Piranha B.O.C selalu aktif membuat program

kegiatan yang terjadwal dan mengikuti kegiatan baik kegiatan Klub/Komunitas, Pemko,

Event Organizer, Produk Iklan Layanan (Sponsor), keAgamaan, Bakti Sosial, Balap

(47)

Dari sini bisa terlihat bahwa Piranha B.O.C merupakan suatu pasar yang potensial

untuk penyampaian informasi, produk dan layanan yang berhubungan dengan otomotif

khususnya kendaraan bermotor dan umum atau lainnya.

Sebuah komunitas yang mana didalamnya terdapat beraneka ragam fungsi dan

jenjang profesi dari anak sekolah sampai beberapa orang eksekutif muda dengan beragam

bidang khusus ikut berpartisipasi memberikan informasi-informasi yang berguna.

4.1.5. Sekertariat, Struktur kepengurusan

Sekretariat Piranha B.O.C yang terletak di Jalan Arif Rahman Hakim No. 142

Binjai Timur digunakan sebagai sarana musyawarah para pengurus ataupun sebagai

sarana berkumpul dan bertukar pikiran sesama anggota Piranha B.O.C. Berikut struktur

(48)

STRUKTUR ORGANISASI PIRANHA BINJAI OTOMOTIF COMMUNITY

SUSUNAN KEPENGURUSAN

PENASEHAT : Bpk. Sersan Mayor Mariono

( Anggota KODIM 02-01/BS – Medan )

: Bpk. Sersan Mayor Ridwan Kembaren

PENGURUS

/ KETUA PENASEHA

KETUA HARIAN

DIVISI/SEKSI KOMUNITAS

DIVISI/SEKSI HUMAS DIVISI/SEKSI

BALAP

DIVISI/SEKSI

OLAHRAGA &

DIVISI/SEKSI FREESTYLE DIVISI/SEKSI

UMUM &

(49)

: Bpk. Suherdi

( Sekertaris Desa Sumber Mulyo Rejo, Binjai Timur )

: Drs. Hendry Gunawan

KETUA UMUM : Ahmad Supriadi Lopez

WAKIL KETUA : Eka Maydesa Putra

Surya Abdi Sastra

KETUA HARIAN : Fahri Aditya Sembiring

Chandra Oktarivan

Dodi Permadi

Surya Winata Akbar

SEKERTARIS I : Rudy Hendrawan

SEKERTARIS II : Rudianto

BENDAHARA : Hendra Gunawan

WAKIL BENDAHARA : Eva Siregar

DIVISI / SEKSI – SEKSI

KOMUNITAS MOTOR : Raditya Sembiring

(50)

Edo Lesmana

HUMAS : Yan Ramadhani

Edi Chandra

Ardiansyah keleng

Agus

UMUM dan SOSIAL : Reza Aurel

Sulaiman

Budi Boor

Leo Gunawan

FREESTYLE : M. Indrawan

Andika 76

Atmy

Rinald

BALAP MOTOR : Madol

Yudho Kurnianto

Donni Andre Nasution

OLAHRAGA dan HIBURAN : Drs. Suhariono

Amek

Bambang Suyadi

TUGAS DAN WEWENANG

(51)

Ketua Umum adalah KETUA yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap

komunitas motor Piranha B.O.C dan semua hal mengenai hubungan antara sesama

pengurus berserta anggota, mengenai semua kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan

atau diagendakan, dan hubungan antara klub motor lainnya. Dan setiap anggota diluar

kepengurusan dapat langsung menyampaikan ide-ide dan gagasan. Ketua Umum atau

wakilnya wajib menjalankan semua anggenda yang sudah direncanakan yang sudah

disetujui oleh semua anggota.

• Wakil Ketua Umum

Wakil ketua umum harus mengkoordinasikan semua kegiatan komunitas motor

Piranha B.O.C ke masing-masing divisi dan kemudian diteruskan keseluruh anggota

komunitas motor Piranha B.O.C. Wakil Ketua Umum akan bertindak juga sebagai

perantara antara Ketua Umum dan Anggota. Dan Wakil Ketua Umum juga mengganti

Ketua Umum jika Ketua Umum berhalangan.

• Sekretaris

Sekretaris bertanggung jawab untuk membuat dan menyimpan semua berkas

komunitas motor Piranha B.O.C seperti Daftar Keanggotaan, Anggaran Rumah Tangga,

Aturan komunitas, semua laporan tertulis, salinan dari semua surat-menyurat. Sekertaris

juga wajib menyebrakan informasi yang berkaitan dengan komunitas motor Piranha

B.O.C kepada anggota.

• Bendahara

Bendahara menyimpan seluruh dana komunitas motor Piranha B.O.C. Bendahara

harus menyimpan catatan yang akurat dari semua pendapatan dan pengeluaran.

(52)

Bendahara harus menyampaikan laporan tahunan secara tertulis kepada seluruh anggota

pada Pertemuan Tahunan.

Portofolio PIRANHA B.O.C

2004 - 2009

• Mensosialisasikan kepada anggota Piranha B.O.C mengenai pentingnya Aman

dalan Berkendara (Safety Riding/SR) dan bekerjasama dengan Divisi SR Piranha

B.O.C.

Mengikuti forum diskusi dan komunitas motor lain yang peduli dengan SR.

• Membuka thread diskusi dan tanya jawab pada sesi diskusi pada saat kopi darat

mengenai SR.

• Mengkampanyekan pentingnya SR kepada anggota Piranha B.O.C sebagaimana

yang tertera pada salah atu syarat-syarat keanggotaan (koordinasi dengan Divisi

Sekretariat Piranha B.O.C)

(53)

• Mengikuti Roadrace disetiap event roadrace baik kejurda ataupun kejurnas

(dibawah naungan divisi Balap Motor Piranha B.O.C)

• Mengikuti Pertandingan/ kompetisi sepert Futsal, Bola kaki, Game kontes,

festival band dan audisi-audisi, dan lainnya (dibawah naungan divisi Olahraga

dan Hiburan Piranha.B.O.C).

• Mengikuti kegiatan Perayaan Hari Besar Islam.

• Mengikuti acara Club M Power Nopember 2007 yang diadakan oleh Anak Medan

Production dimana acara tersebut menjadi wadah berkumpulnya para Biker’s

yang ada di Sumatera Utara. Dengan konvoi dari Tanah lapang merdeka Medan

ke kota Binjai. Dan serangkaian acara puncak dilaksanakan dikota Binjai. Dan

Piranha B.O.C mendapatkan Gelar juara ke II pada acara tersebut.

• Mengikuti acara Djarum Black Noiser yang diadakan di Pangkalan Brandan

dimana Piranha B.O.C diminta menjadi frestyler.

• Mengikuti acara X mild Tour dikota Tanjung Pura dan konvoi kekota Pangkalan

Brandan (Piranha B.O.C ) menjadi Frestyler di acara tersebut.

• Mengikuti ajang frestyle di Kota Stabat dan Piranha B.O.C menjadi juara

Pertama dalam ajang tersebut.

• Menghadiri event-event biker’s yang bersifat luas dan dihadiri oleh banyak

klub/komunitas motor

• Mengikuti Jalan santai dan senam pagi sehat bersama IM3 di Lapangan Brimob

Sumut KOMPI-A Kota Binjai Juli 2008.

• Mengadakan Kerjasama dengan pihak PT. Bentol Prima dalam bidang sharing

(54)

SPG mobile (rental tujuh unit sepeda motor mio beserta satu orang leader SPG

sari anggota Piranha B.O.C) Juni 2008.

• Freestyle di Kota Binjai dalam event Club Mild Joint The Club.

• Mengikuti Kegiatan Club Mild Joint The Club ( The City Explorer, The Corner,

the Sport, The City Convoi, Jambore Biker’s sumut/ The Touring, The Union )

mulai bulan September 2009 sampai Desember 2009.

Mewujudkan misi dan tanggung jawab sosial Piranha B.O.C kepada masyarakat

sekitar sehingga kehadiran Piranha B.O.C dapat dirasakan manfaatnya. :

• Mengadakan Panggung Hiburan Rakyat pada perayaan H.U.T Republik Indonesia

setiap tahunnya (2004-2008). Yang bertempat di Lapangan serbaguna Kelurahan

Sumber Mulyo Rejo Kecamatan Binjai Timur dan diselenggarakan untuk umum.

• Mengadakan Takbir Akbar bersama masyarakat Kelurahan Binjai Timur dengan

rute keliling kota Binjai pada tahun 2004.

• Mengadakan Sunatan massal di Masjid Nur Hidayah Kelurahan Sumber Mulyo

Rejo Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai dengan jumlah peserta 30 orang pada

tahun 2005.

• Bekerja sama dengan Persatuan Remaja Islam Masjid Nur Hidayah dalam

kegiatan buka Puasa Bersama dalam rangka berbagi dengan sesama dan menjalin

(55)

Binjai dengan jumlah peserta 109 orang. Dimana seluruh Anggota PIRANHA

B.O.C sebagai pelaksana.

• Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Remaja Masjid Binjai Selatan dalam

pelaksanaan Festival Sholawat Badar yang berlangsung di Jl. Samanhudi/Tanah

Merah Kecamatan Binjai Selatan Kota Binjai pada tahun 2007.

• Bekerjasana dengan Dinas Kesenian dan Pariwisata kota Binjai dalam Festival

Seni Budaya Islam Kota Binjai 2007 dihalaman kantor Dewan Kesenian dan

Pariwisata Kota Binjai.

• Mengadakan Festival GEMA ISLAMI PIRANHA 2007 di Lapangan Serba Guna

Kelurahan Sumber Mulyo Rejo Kecamatan Binjai Timur.

• Mengadakan dan Mengikuti Bakti Sosial ( memberikan bantuan ke Panti Asuhan

yang ada di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat ) yang diadakan oleh Klub-klub

motor yang ada di Kota Binjai dan Stabat dimana Piranha B.O.C menjadi

penggagas acara tersebut tahun 2008.

• Mengadakan Kerjasama dengan Radio Mom’s kota binjai dalam event Festival

Music Rock dan Model Se-Sumatera Utara Agustus 2008

• Mengadakan pertandingan sepak bola antara Klub/Komunitas motor di kota

Binjai dan Stabat memperebutkan Tropy Ketua Umum Piranha B.O.C pada bulan

Agustus 2008.

• Mengadakan Celebration Party ” Kemenagan Indah Selama Setahun” dan

(56)

4.2 Unit Analisis

Untuk mengetahui karakteristik komunitas motor Piranha Binjai Otomotif

Community, penulis melakukan survey pendahuluan terhadap anggota komunitas motor

yang dijadikan subjek penelitian. Kriteria yang dipakai adalah anggota komunitas motor

yang sudah pernah menjalani masa perkenalan (semacam orientasi) dan hadir

dikomunitas minimal sekali seminggu. Dari kriteria ini penulis mendapatkan 40 orang

(20%) dari sekitar 200 orang anggotanya.

Berikut ini disajikan hasil survey dan analisa terhadap karakteristik.Komunitas

Piranha Binjai Otomotif Community

4.2.1. Identitas Diri.

Tabel 1. Komposisi anggota komunitas menurut jenis kelamin.

o.

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

(%)

Laki-laki 28 70

Perempuan 12 30

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer

Data pada tabel ini menunjukan jumlah anggota komunitas yang laki-laki lebih

(57)

komunitas ini. Padahal komunitas ini merupakan komunitas motor yang sering touring

jauh dan sering melakukan kegiatan-kegiatan yang ekstrim.

Tabel 2. Komposisi anggota komunitas menurut tingkatan umur.

o

Tingkatan Usia Jumlah Persentase

(%)

Sebanyak 7 orang (17.5%) anggota komunitas motor ini berusia 16 – 19 tahun,

sedangkan 15 orang (37.5%) anggota komunitas motor ini berusia 20 – 23 tahun, dan

sebanyak 13orang (32.5%) berusia antara 24 - 27 tahun, dan sisanya 5 orang (12.5%)

berusia antara 28 – 37 tahun. Dalam pariasi usia para anggotanya komunitas motor ini

menjadi lebih matang dan pariatif dalam sebuah gagasan dan ide-ide yang mereka

lakukan.

Tabel 3. Komposisi anggota menurut status

o

Status Jumlah Persentase

(%)

(58)

Mahasiswa 10 25

Putus Sekolah 3 7.5

Bekerja 22 55

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer

Pekerja merupakan status yang dimiliki oleh sebagian besar anggota komunitas

motor ini banyaknya 22 orang (55%), Kemudian putus sekolah atau pekerja sambilan

(mocok-mocok) yang berjumlah 3 orang (7.5%). Dan sepertiganya anggotanya adalah

mahasiswa dengan jumlah anggota 10 orang (25%), dan sisanya ialah pelajar yang

berjumlah 5 orang (12.5%). Disini dapat dilihat para anggota komunitas motor ini hampir

mendomnasi para pekerja dan diikuti para pelajar. Tampak juga kita lihat para pekerja

keras dan adanya kesadaran tentang pendidikan.

Tabel.4 Komposisi anggota menurut tingkat pendidikan

o

Pendidikan Jumlah Persentase

(%)

SLTP 1 2,5

SLTA 20 50

Perg.

Tinggi/Akademi

15 37.5

(59)

Sumber : Data Primer

Hampir setengah anggota perpendidikan lulusan SLTA yang mencapai 20 orang

(50%), sedangkan 15 orang (37.5%) bependidikan Peguruan Tinggi atau Akademi,

Sedangkan yang mengikuti kursus 4 orang (10%) dan yang hanya tamtan SLTP hanya

sedikt sekali hanya 1 orang (2.5%). Dengan begitu ternyata anggota komunitas motor

semuanya berpendidikan.

Tabel 5. Komposisi anggota komunitas menurut suku bangsa

o

Suku Bangsa Jumlah Persentase

(%)

Jawa 25 62.5

Batak 4 10

Melayu 5 12.5

Karo 2 5

Lain-lain : Aceh,

Minang, Mandailing

4 10

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer

Tabel ini menunjukan keragaman suku bangsa anggota komunitas ini. Suku

bangsa Jawa yang terbanyak yaitu sebanyak 25 orang (62.5%). Sedangkan suku bangsa

(60)

(5%). Sedangkan suku bangsa Batak Toba hanya berjumlah 4 orang (10%), sisanya suku

bangsa Aceh, Minang, Mandailing hanya 4 orang (10%).

Tabel 6. Komposisi anggota komunitas menurut agama

o

Agama Jumlah Persentase

(%)

Islam 36 90

Kristen 4 10

Jumlah 40 100

Sumber : Data Primer

Jumlah penganut Agama Islam dalam komunitas motor ini sangat mendomuniasi

hingga mencapai 36 orang (90%) sedangkan jumlah penganut yang beragama Kristen

hanya 4 orang (10%). Tidak ada yang beragama Kristen Katolik, Budha dan Hindu.

Tabel 7. Komposisi anggota komunitas menurut pekerjaan orang tua

Gambar

Tabel 1. Komposisi anggota komunitas menurut jenis kelamin.
Tabel 9. Komposisi anggota komunitas menurut tanggapan orang tua terhadap
Tabel 11. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor Sumatera Utara
Tabel 12. Tanggapan tentang perkembangan komunitas motor di Indonesia
+6

Referensi

Dokumen terkait

Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Lamek Marpaung, M.Phill, Ph.D dan ibu Dr.Sovia Lenny,M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan

Ada dua macam yaitu: rangka penahan momen yang terdiri dari konstruksi beton bertulang berupa balok dan kolom, dan rangka dengan difragma vertikal, adalah rangka yang digunakan

[r]

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang. Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Kegiatan promosi kesehatan di Puskesmas Soposurung, khususnya dalam kegiatan penyuluhan terlaksana dengan baik dan kegiatan tersebut dilaksanakan dengan fasilitas yang cukup

Kendala yang ditemukan selama pelaksanaan ujian online menggunakan simudik pada saat simulasi dan pretest DDWK PAK Kota Pekalongan adalah (a) 8 orang peserta diklat

pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar siswa. Tetapi jika signifikansi <0,05 maka ada pengaruh

mungkin orang-orang didalamnya sudah termasuk bukan oramg-orang muda lagi atau sudah lama berpengalaman di bidang ini yaitu bidan di puskesmas soposurung ini dengan pendidikan