• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan Puskesmas (Budaya Kerja Puskesmas sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Kota Balige Sumatera Utara) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelayanan Kesehatan Puskesmas (Budaya Kerja Puskesmas sebagai Sarana Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil di Kota Balige Sumatera Utara) Chapter III V"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

BUDAYA KERJA PUSKESMAS SOPOSURUNG SEBAGAI SARANA

PELAYANAN KESEHATAN SALAH SATUNYA BAGI IBU HAMIL

3.1 Aspek Sosial Budaya Kesehatan Khusus Dalam Pelayanan Kebidanan

3.1.1 Pengaruh Sosial Budaya Pada Kesehatan Masyarakat

Tantangan berat yang masih dirasakan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi serta penyebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. Selain masalah tersebut, masalah lain masih perlu diperhatikam adalah masalah sosial budaya masyarakat, adat istiadat, perilaku, dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.

Keadaan sosial budaya masyarakat tidak saja seluruhnya bersifat negatif, tetapi ada juga yang positif yang dapat dimanfaatkan dalam pembangunan kesehatan, yaitu semangat gotong royong dan kekeluargaan serta sikap musyawarah dalam mengambil keputusan. Pembangunan dalam suatu negara berdampak positif juga menimbulkan hal-hal yang negatif, seperti timbulnya daerah kumuh di pekotaan akibat pesatnya urbanisasi, polusi karena pesatnya perkembangan industri, ibu (ASI) secara optimal kepada anaknya, masalah kesehatan jiwa yang menonjol, dan penyalahgunaan obat.

(2)

tingkat pendidikan penduduk, khsusnya wanita yang masih rendah, keadaan sosial ekonomi yang belum memadai, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang masih rendah, petugas kesehatan yang masih belum merata, dan jauhnya lokasi tempat pelayanan kesehatan dari rumah penduduk, kebiasaan atau adat istiadat serta perilaku masyarakat yang kurang menunjang kesehatan, misalnya ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit melahirkan . ibu menyusui di larang mengonsumsi makanan yang amis (ikan, telur). Bayi usia satu minggu sudah diberi nasi, pisang, supaya mekoniumnya cepat keluar.

3.1.2 Aspek Sosial Budaya Dalam Kesehatan Ibu dan Anak

Hingga saat ini, sudah banyak program pembangunan kesehatan di Indonesia yang ditujukan pada penanggulangan masalah-masalah kesehatan ibu dan anak. Pada dasarnya, program tersebut lebih menitikberatkan pada upaya penurunan angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran kasar, dan angka kematian ibu. Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan dan morbiditas. Penyakit-penyakit tertentu, seperti infeksi saluran pernapasan (ISPA), diare, dan tetanus yang sering diderita oleh bayi dan anak yang sering kali berakhir dengan kematian.

(3)

kepercayaan dan pengetahuan budaya, seperti konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab akibat antara makana dan kondisi sehat sakit. Kebiasaan dan ketidak tahuan, sering kali membawa pengaruh baik dalam hal positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya sebagai fakta dasar sebab ini menyangkut selera manusia karena peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang di sertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan ajuran terhadap beberapa makanan tertentu.

3.1.3 Makanan, Penyakit, dan Kesehatan Anak

Salah satu faktor yang secara langsung dapat memengaruhi kondisi kesehatan bayi adalah makanan yang diberikan. Dalam setiap masyarakat ada aturan-aturan yang menentukan kuantitas, kualitas dan jenis-jenis, makanan yang seharusnya dan tidak seharusnya dikonsumsi oleh anggota suatu rumah tangga, sesuai dengan kedudukan, usia, jenis kelamin, dan situasi situasi tertentu. Misalnya, Ibu yang sedang hamil tidak diperbolehkan mengkonsumsi makan tertentu, sebaliknya suami yang bekerja sebagai pencari nafkah berhak mendapat jumlah makanan yang lebih banyak dan bagian yang lebih baik daripada anggota keluarga yang lain, atau anak laki-laki diberin makan lebih dulu daripada anak perempuan.

(4)

keluarga adalah ibu. Dengan kata lain ibu mempunyai peran sebagai gatekeeper keluarga.

3.1.4 Persepsi Masyarakat Tentang Penyakit

Dari sudut pandang sistem medis modren , adanya persepsi masyarakat yang berbeda tentang penyakit sering kali menimbulkan permasalahan pada beberapa daerah beranggapan bahwa bayi yang mengalami kejang disebabkan kemasukan roh halus, dan hanya dukun yang dapat menyembuhkannya. Padahal kejang mungkin disebabkan oleh demam yang tinggi, atau adanya radang otak yang bila tidak disembuhkan dengan cara yang tepat dapat menimbulkan kematian. Kepercayaan terhadap demam dan diare pada bayi adalah karena bayi tersebut bertambah kepandaiannya, seperti mampu berjalan. ada pula yang menganggap bahwa bahwa diare yang sering diderita oleh bayi dan anak-anak disebabkan pengaruh udara, yang sering dikenal dengan istilah “masuk angin”. Karena persepsi terhadap penyakit beda, pengobatannya pun berbeda-beda. Misalnya, disuatu daerah dianggap bahwa diare ini disebabkan oleh “masuk angin” yang dipersepsikan sebagai mendinginnya badan anak, maka anak perlu diobati dengan bawang merah karena dapat memanaskan badan anak.

(5)

merupakan tindakan pertama yang paling sering dilakukam dalam upaya mengobati atau kesehatan. Jika upaya inin tidak berhasil, baru dicari upaya lain, misalnya membawa ke petugas kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan, dan lain-lain.

3.1.5 Kehamilan, Persalinan, dan Kematian Ibu

Permasalan utama yang saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan dengan persallinan, dalam mengahadapi masalah ini, pemerintah pada bulan Mei 1988 mencanangkan program Safe Motherhood. Yang mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita, tertama pada masa kehamilan, persalinan, dan pasca-persalinan. Ini merupakan salah satu faktor yang amat perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika persalinan. Perilaku perawatan kehamilan penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan ibu sendiri. Fakta berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu yang menganggap kehamilan sebagi hal yang biasa, alamiah, dan kodrati. Mereka merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun dokter.

(6)

permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga oleh faktor menikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai dipedesaan. Disamping itu, denagn masih adanya preferensi terhadap jenis kehamilan yang berturut-turut dalam janga waktu yang relatif pendek, yang menyebabkan ibu berseiko tinggi saat melahirkan.

Permasalahan lain yang cukup besar pengaruhnya pada kehamilan adalah masalah gizi. Hal ini disebabkan oleh adanya kepercayaan dan pantangan terhadap beberapa makanan. Sementara kegiatan mereka sehari-hari tidak berkurang ditambah lagi dengan pantangan terhadap beberapa makanan sebenarnya sangat dibutuhkan oleh wanita hamil tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan ibu dan janin. Tidak heran bila kasus anemia dan kurang gizi pada wanita hamil cukup tinggi, terutama di daerah pedesaan. Penyebab utama tingginya angka anemia pada wanita hamil disebabkan kurangnya zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan darah

3.2 Aspek Sosial Budaya Kehamilan

(7)

Strategi-strategi tersebut dilakukan warga masyarakat agar dapat di capai kondisi kehamilan dan persalinan ideal tanpa gangguan.

Terlepas dari sudut pandang masyarakat tentang masa kehamilan dan persalinan yang kritis, terdapat berbagai pandangan budaya( tuntutan budaya). Serta faktor-faktor sosial lainnya dalam kepentingan reproduksi. Pada masa kehamilan dan saat menjelang persalinan, aspek finansial juga dapat menjadi masalah jika ibu hamil dengan pasangan belum bekerja, berhenti bekerja, atau dengan penghasilan kurang. Ibu hamil mungkin tinggal dirumah kontarakan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan dalam lingkungan kumuh sehingga ibu rentan terhadap kekurangan gizi selama kehamilan. Dalam setiap masyarakat ada mitos atau kepercayaan tertentu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan adat istiadat tertentu.

3.2.1 Manajemen Kebidanan pada Ibu Hamil

Proses manajemen kebidanan diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses ini dapat berulang, dengan tahap evaluasi sebagai data awal pada siklus berikutnya. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan

(8)

3.2.2 Pengkajian

Ini adalah langkah bidan untuk mencari semua informasi yang berkaitan dengan pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui anamnesis. Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan. Anamnesis dapat dilakukan dalam dua cara yaitu Auto anamnesis12 dan Allo anammesis13

− Pasien kelihatan senang dengan apa yang di sampaikan oleh bidan

mengenai apresiasi dan motivasi untuk peningkatan kesehatannya selama hamil

. Setelah bidan menjalankan kedua hal ini maka para bidan akan membuat data dan membuat evaluasi atas hasil pekerjaan dan respon pasien terhadap pelayanan yang telah dikerjakan oleh bidan di puskesmas soposurung. 3.2.3 Evaluasi Pelayanan Kesehatan Bagi Para Bidan Dilihat Dari Respon Pasien

− Pasien mengerti dengan penjelasan yang di berikan, terbukti dengan dapat

menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan dan pada saat bidan memeberikan penjelasan kepada pasien selalu memberi respon dengan senyum dan anggukan kepala

− Pasien bersedia melakukan pemeriksaan ulang di hari berikutnya

3.3 Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Hamil

1. Perubahan fisiologis

Adanya fertilisasi dan konsepsi bertemunya ovum (sel telur) dengan sperma akan terjadi pembuahan dan pembelahan sel-sel sehingga tumbuh dan berkembang

12

Auto anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung. Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari sumber nya.

13

(9)

dalam kandungan ibu. Ibu tidak mengalami menstruasi selama masa kehamiannya. Dalam proses pertumbuhan janin tersebut terjadi perubahan hormonal khususnya meningkatnya hormon pertumbuhan bagi janin. Akibatnya merasa mual, pusing-pusing, tak ada nafsu makan. Gejala lain yang muncul, peningkatan denyut nadi, peningkatan tekanan darah/tensi. Pada orang-orang tertentu terjadi perubahan kulit diman kulit menjadi kehitam-hitaman. Adanya penurunan sel-sel darah merah. Selama kehamilah berat badan aka semakin bertambah yang di sebabkan berat janin, plasenta, air ketuban, otot-otot pada bokong dan buah dada. Adanya perubahan fisik ini dapat merubah bentuk fisik ibu hamil, dimana yang tadinya langsing menjadi montok, gendut, gerakan melambat.

2. Perubahan psikologis

Kehamilan dan kelahiran tersebut pada umunya merupakan suatu proses yang menimbulkan arti emosional yang sangat besar artinya pada setiap wanita. Peristiwa-peristiwa kejiwaan yang menyertai pada ibu hamil, mulai dari peristiwa ngidam yang pada umumnya dibarengi dengan emosi-emosi yang kuat karena dorongan hormonal, ibu menjadi lebih peka, mudah tersinggung.

(10)

Apakah bayinya sehat atau cacat, apakah ibu dapat melahirkan dengan lancar. Hal ini akan diperberatlagi kalau ada status yang berkaitan dengan rumah tangganya. Secara terperinci, hal-hal yang dapat menimbulkan kecemasan. Dan ketakutan pada ibu hamil adalah :

a. Ibu mengalami hamil pertama, belum mempunyai pengalaman misalnya memikirkan perubahan-perubahan yang akan terjadi seperti adanya pergerakan anak, adanya kelainan kelainan kulit

b. Anak yang tidak diharapkan, misalnya sudah pernah mau digugurkan tetapi tidak gugur, takut anaknya cacat. Kehamilan diluar nikah

c. Apabila ibu memiliki pengalaman persalinan yang lalu tidak menyenangkan seperti anak lahir abnormal, anak meninggal, pendarahan banyak dan sebagainya.

d. Masalah-masalah seksual, apakah boleh mengadakan hubungan seksual, sedangkan ibu takut tidak dapat melayani suaminya

e. Keadaan sosial ekonomi, apakah mampu membiayai perawatan maupun persalinan nanti.

f. Terlalu mengharapkan anak dengan jenis kelamin tertentu g. Umur ibu sudah tergolong resiko tinggi, lebih dari 35 tahun h. Ibu menderita penyakit tertentu

i. Tidak mendapatkan dukungan dari suami ataupun keluarga 3. Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik

(11)

yang berkaitan dengan kehamilan dan faktor-faktor disekitar kehamilannya. Seperti telah dikemukakan diatas, bebrapa kondisi psikologis yang akan muncul dan dapat mempengruhi kondisi kehamilan ibu. Bidan yang akan senantiasa berhubungan dengn ibu yang sedang hamil, diharapkan mampu melalui tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan ibu hamil melalui berbagai metode maupun hubungn dapat mengadakan komunikasi terapeutik.

Komunikasi terapeutik yang dimaksud adalah yang dimana diharapkan dapat meredam pemunculan faktor psikosisosial yang berdanmpak negatif terhadap kehamilannya. Oleh karena itu seorang bidan diharapkan membantu ibu sejak awal kehamilannya untuk mengorganisasikan perasaannya, pikirannya, kekuatannya untuk menerima, memelihara kehamilan dengan lancar. Dalam proses komunikasi terapeutik, bidan lebih memfokuskan terhadap fase-fase kritis yang akan dilalui oleh ibu hamil.

Pasien : “Bu bidan, pada umur kehamilan saya yang

kedua bulan ini, saya meras tidak enak makan, pusing,

muntah, tidak bisa tidur”

Bidan : “Bu, apa yang dirasakan oleh ibu, dirasakan

pula oleh ibu-ibu lain. Hal ini akibat pengaruh ini bisa

diatasi dengan usaha penyesuaian, makan yang cukup,

teratur dan menjaga pikiran yang sehat, meningkatkan

kesadaran untuk menerima dan memelihara kehamilan

ini bersama-sama keluarga lain khususnya suami.”

(12)

3.4 Komunikasi Terapeutik Dengan Ibu Masa Melahirkan

Peristiwa bukan hanya kelahiran merupakan proses murni fisiologis belaka, akan tetapi banyak pula diwarnai dengan komponen psikologis. Tetapi ada perbedaan yang dialami oleh ibu yang satu dengan yang lainnya.

Pengalaman di masyarakat, ada ibu-ibu yang sangat mudah melahirkan bayinya, dan juga ada ibu-ibu yang sangat sukar untuk melahirkan bayinya, dan kadang-kadang sampai mengalami keadaan abnormal seperti operasi.

1. Perubahan fisiologis

Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan pergerakan-pergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar, pergerakan-pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman. Kadang-kadang ibu mngalami gangguan kencing kaki bengkak. Kondisi-kondisi otot panggul dan otot-otot jalan lahir mengalami pemekaran.

2. Perubahan psikologis

Pada minggu-minggu terakhir menjelang kelahiran bayinya, ibu banyak dipengaruhi oleh perasaan-perasaan dan ketegangan. Ibu merasa cemas apakah bayinya dapat lahir lancar, sehat, atau cacat. Ibu juga amat bahagia akan menyongsong kelahiran bayinya yang diidam-idamkannya. Disamping itu ibu merasakan takut kepada darah, takut sakit, takut terjadi gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati.

(13)

3. Pelaksanaan komunikasi terapeutik pada Ibu melahirkan

Melihat berbagai bentuk kecemasan yang muncul pada ibu yang akan melahirkan dan juga pada suami yang menunggunya, maka orientasi pelayanan bukan hanya ditujukan kepada sang ibu juga sekaligus kepada sang suami. Ibu dituntut untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menunjang proses pelontaran/kelahiran bayi. Sang suami juga dibesarkan hatinya, di jelaskan apa yang terjadi pada istrinya.

Pasien : Aduh bu bidan, saya tidak tahan menahan sakit, masih

lamakah ini terjadi ? saya kapok, bantulah saya”

Bidan : “Bu, ibu sudah ada kemajuan dalam proses persalinan

ini, (sambil menepuk-nepuk/mengelus-elus tangan klien). Perlu

saya jelaskan bahwa fase-fase persalinan sampai bayi ibu lahir

adalah

(jelaskan dengan singkat). Tetapi prosesnya itu akan semakin

lancar kalau ibu berusaha dak keyakinan, serta berusaha

bersama-sama kita untuk mempercepat kelahiran . sampai detik

ini keadaan bayi ibu cukup sehat, dan ibu juga kondisinya baik.

Suami ibu telah menunggu di luar, sambil berdoa dan selalu

menanyakan keadaan ibu. Lakukanlah apa yang saya sarankan,

tidak lama lagi bayi ibu akan lahir, saya selalu membantu ibu.

3.5 Komunikasi Dengan Ibu Masa Nifas

1. Perubahan psikologis

Setelah proses persalinan berlalum, maka akan terjadi proses involsi yaitu pemulihan fungsi-fungsi alat kandungan secara perlahan-lahan ke kondisi semua. Setelah melahirkan, perut ibu masih kelihatan besar.

(14)

Setelah melahirkan, ibu memunculkan berbagai ekspresi yang diakibatkan oleh karena telah berlalunya peristiwa yang sangat menentukan dalam hidupnya. Peristiwa yang tealh di lewatkan itu baginya merupakan peristiwa yang sangat mengesankan oleh karena :

a. Ibu merasa bangga karena telah mampu mengatasi kesulitan, kecemasan, kesakitan, penderitaan dengan tenaganya sendiri.

b. Ibu meras bahagia karena telah mendapatkan relasi dengan bayinya, dan ia ingin cepat-cepat menegetahui jenis kelamin bayinya, bentuk bayinya.

Namun disamping itu ada pemunculan gejala-gejala psikis yang tidak bahagia pada ibu-ibu yang telah melewati masa perjuangannya. Hal ini disebabkan oleh karena:

a. Ibu mengalami, kesenduan, kepedihan hati, kekecewaan,dan penderitaan batin, misalnya anak yang dilahirkan merupakan hasil diluar nikah. Sehingga anak yang dilahirkan memberikan beban perasaan, noda-noda yang cukup berat dalam hidupnya.

b. Disamping itu, kepedihan serta kesenduan yang muncul diakibatkan oleh karena jenis kelamin bayinya yang tidak sesuai dengan idamannya ataupun idaman suaminya/mertuanya. Atau bayi yang dilahirkan mengalami kecacatan. Timbul perasaan tidak cinta anaknya.

c. Bagi ibu-ibu yang telah bercerai, maka kelahiran anaknya merupakan peristiwa yang tidak menyenangkan.

(15)

Melihat kemungkinan pemunculan peristiwa psikis pada ibu yang melahirkan bayinya, maka bidan secara hati-hati melakukan komunikasi terapeutik, karena kestabilan emosi belum pulih seperti semula. Orientasi pembicaraan lebih berkisar penerimaan terhadap bayi, serta kondisi fisik dan psikis ibu nifas.

Bidan : “Bu, saya berikan ucapan selamat, karena bayi ibu telah

lahir dengan selamat atas perjuangan ibu yang begitu tabah dan

(16)

BAB IV

TANGGAPAN PARA STAFF PUSKESMAS DAN MASYARAKAT

TERHADAP BUDAYA KERJA PUSKESMAS SOPOSURUNG

Banyak masalah yang menjadi pemicu rendahnya pencitraan puskesmas pada saat sekarang. Sarana yang tidak lengkap seperti obat-obatan yang kurang bermutu dari segi variasi, petugas yang kurang tanggap dengan pasien, keramahan yang kurang dari pemberi layanan, sehingga masyarakat kurang puas setiap berobat ke pusat pelayanan kesehatan ini. Disamping itu program puskesmas yang kurang berjalan menjadi pemicu rendahnya mutu pelayanan puskesmas di mata masyarakat.

Penyebab kurangnya minat masyarakat untuk berobat di sarana pelayanan kesehatan.

1. Kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya kesehatan. 2. Jarak yang di tempuh terlalu jauh.

3. Banyak persyaratan administrasi yang harus di lengkapi.

4. Telalu lama menunggu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 5. Kurang nyaman dengan pelayanan yang diberikan

Ketidak puasan pasien terhadap pelayanan kesehatan sehingga kurang/tidak ingin berobat di tempat pelayanan kesehatan.

(17)

masuk pemeriksaan, serta ketertiban dan kebersihan lingkungan puskesmas. Sikap, perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan petugas, serta kemudahan mendapatkan informasi dan komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam persepsi kepuasan pasien.

4.1 Tanggapan Staff Puskesmas Mengenai Pelayanan Kesehatan Dan

Keberadaan Puskesmas Soposurung

1. Kepala puskesmas (dr. Daslan Simanjuntak)

Beliau sudah menjadi pegawai puskesmas dan menjadi kepala puskesmas sejak 2012 tetapi sebelumnya dia di tugaskan di Puskesmas Sigumpar. Menurut beliau puskesmas dicitrakan saat ini lebih kepada promotif14 dan preventif15

Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau bukan kuratif. Pegawai mengakui bahwa sebanyak-banyak nya pasien yang antri masih bisa tertanggulangi dan sejauh ini belum ada keluhan dan sebisa mungkin diusahakan tidak ada. Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan sesuai profesi keahlian masing-masing. Pengabdian adalah pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagi wujud aktualisasi (pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan (sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

14

Suatu rangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamkan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Contoh : penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

15

(18)

menimbulkan wabah penyakit. Kuratif adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang. Administrasi adalah suatu kegiatan pelayanan ketatausahaan, seperti: pencatatan, pelaporan dan pengarsipan hasil kegiatan, yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijakan program untuk mencapai tujuan organisasi. Evaluasi adalah sebuah kegiatan penilaian, pengawasan dan pengamatan yang dilakukan secara berkelanjutan melalui rapat pertemuan untuk menentukan hasil program pelayanan kesehatan dan penetapan kebijakan program selanjutnya. Koordinasi adalah kegaiatan mengatur pelayanan kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas program (dalam unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling mendukung pencapaian target pelayanan.

Untuk masalah obat sejauh ini para pegawai rasa cukup

untuk memenuhi kebutuhan pasien setiap bulannya. Tetapi obat

yang dari segi jenis obat masih terbilang kurang karena kadar dari

setiap obat masih terbilang rendah untuk tingkat jenis obat, karena

kalau jenis itu ibaratnya obat kejang masih belum ada contoh nya

seperti itu. ( Wawancara, 04/05/2017)

(19)

berjarak-jarak. Hari datang nya pasien biasanya itu hari senin karena awal-awal minggu begitu pendapat beliau. Masalah bidan yang memiliki sifat kurang ramah atau tidak bersahabat masih tidak ada keluhan dan semoga tidak ada untuk seterusnya.

Kemudian bagian profesionalisme dan bagian keterampilan medis. Untuk masalah profesionalisme dalam waktu dekat ini akan diadakan seminar atau pelatihan untuk pembelajaran staf-staf yang berkepentingan di puskesmas, tetapi memang sebelumnya ada seminar tetapi ada waktu dan tempat yang sudah disesuaikan dari dinas kesehatan di Kecamatan Balige yang biasanya di laksanakan di Hotel Sumatera yang ada di Balige. Seperti seminar yang terjadi pada sekitar bulan April minggu ke III 2017 diadakan nya seminar mengenai monitoring evaluasi kepada para staff pegawai yang diadakan di Hotel Sumatera. Dan tetap dibayari oleh pemerintah

Dalam bagian sarana dan prasarana puskesmas sangat kurang dari segi jumlah ataupun kuantitas alat kesehatan karena alat yang sudah lama ada yang rusak dan ada yang hilang. Selama beliau menjabat sudah banyak alat kesehatan yang rusak dan hilang terutama yang berbahan besi karena besi itu semakin lama semakin berkarat. Tetapi dari segi staff masih terbilang cukup. Pasien yang di layani selama melayani di puskesmas soposurung memiliki penyakit batuk dan pilek yang lebih sering datang ke puskesmas. Semua pasien yang berobat tidak dipungut biaya apapun atau gratis dan hal ini sudah berlaku sejak 6 tahun hingga sekarang (2017).

(20)

musyawarah, Puskesmas Soposurung akan di libatkan ke kecamatan atau pun kelurahan. Sekarang sistem puskesmas sudah bergeser tidak ada lagi yang namanya pengobatan gratis ataupun pelayanan yang bersifat kuratif.

Profesi pasien yang sering datang yaitu Pegawai Negri Sipil. Awal mendaftar menggunakan KTP dari setiap pasien.

2. Dokter Gigi (drg. Yetty Manalu)

Beliau adalah dokter gigi. Dan hanya beliau lah dokter gigi yang ada di puskesmas soposurung balige, semenjak tahun 2000 beliau sudah melayani sebagai dokter di puskesmas soposurung. Dan beliau juga membuka usaha di rumah beliau yaitu klinik dokter gigi yang berada di balige. Sembari bekerja sebagai dokter gigi di puskesmas soposurung, juga menjalankan bisnis sepulang kerja. Beliau memandang puskesmas dicitrakan sebagai sarana pelayanan kesehatan puskesmas yang sangat mudah di jangkau masyarakat dan sangat ekonomis. Serta mudah untuk menjalankan pengobatan. Standard memenuhi kriteria sebagai pelayanan kesehatan bagi masyarakat termasuk dalam kategori baik. Dan puskesmas juga bertugas menjadi unit layanan kesehatan rawat jalan yang pertama dan sejauh ini hal itu bisa terkendali dan termanajemen dengan baik. Didukung dengan staf dan pekerja-pekerja yang masih berpotensi dan cukup di puskesmas soposurung tentunya.

(21)

terkadang apabila obat yang ada dipuskesmas telah habis maka puskesmas akan mengajukan permintaan kembali kepada pemerintah untuk menyediakan obat ke puskesmas soposurung. Tetapi apabila berbicara mengenai jenis obat masih terbilang cukup,beliau juga mengungkapkan sebagai kualitas pelayanan kesehatan bahwa puskesmas soposurung masih tetap menjaga kebaikan puskesmas yang tetap diusahakan oleh pegawai-pegawi yang bekerja didalamnya.

(22)

balige masih terbilang satu kecamatan yaitu Kecamatan Balige. Padahal seharusnya puskesmas biasanya hanya berdiri satu puskesmas dalam setiap kecamatan. Sehingga mungkin puskesmas soposurung kurang diperhatikan fisiknya yang sudah tua. Para staf dana kepala puskesmas juga sudah sering menyepakati agar membuat surat permohonan tetapi alhasil surat yang selalu mereka berikan tidak ada jawaban dan tindaklanjut dri pemerintah. Dokter Yetty juga menyatakan bahwa alat-alat yang ada diruangan nya yaitu ruangan poli gigi sudah sangat-sangat perlu diganti karena semenjak tahun 2006 alat-alat kesehatan dan pemeriksaan gigi di sediakan hingga sekarang yaitu tahun 2017 belum ada pergantian alat. Dan kita bisa membayangkan sudah 11 tahun dipakai dan sudah sewajarnya juga alat itu diganti menjadi yang baru.

Dan karena itu juga lah beliau selaku dokter terkadang kesulitan untuk mengobati pasien. Yang dimana karena alat kesehatan gigi yang sangat minim. Dokter sendiri yang bisa mengerjakan pelayanan nya sebatas mencabut gigi dan memberi obat apabila sakit kalau untuk menambal gigi tidak bisa karena tidak ada alat untuk itu.

Tapi kamilah, alat gigi terahir kali alat gigi itu datang

tahun 2006 berarti sekitar 11 tahun. Bayangkanlah bagaimana alat

itu kan. Jadi yang bisa kami lakukan pun yah cuma pencabutan

sama ya kalo sakit dikasih obat. Lebih dari situ yah gk bisa lagi

seperti menambal ya gak bisa lagi ( Wawancara, 10/05/2017)

(23)

mebangun puskesmas ini supaya dekat dengan anak sekolah karena beliau mengakui terkadng pada saat pagi-pagi sekitar jam 8 sampai jam 9 para pelajar disana akan melakukan baris berbaris pada saat di tengah kegiatan itu. Ada-ada saja didapati pasien anak sekolah yang pingsan karena manahan sakit atau pun tidak sarapan dari rumah sehingga menyebabkan pelajar tersebut lemas dan pingsan serta di bawalah ke puskesmas tetapi apabila sudah termasuk dalam kategori parah. Tetapi apabila belum parah atau pun hanya butuh istirahat maka pihak sekolah akan menempatkan siswa-siswa nya di UKS (Unit Kesehatan Sekolah) di masing-masing sekolah. Karena juga kan puskesmas adalah pertolongan pertama sehingga sebelum mengetahui penyakit betul-betul parah tunggu ada persetujuan dari pihak rumah sakit yang akan memberi surat rujukan kerumah sakit. Barulah setelah diperiksa parah dan puskesmas tidak berpotensi untuk mngobati lagi maka akan di bawa rumah sakit. Tetapi apabila masih bisa di obati oleh pihak puskesmas maka puskesmas akan berusaha untuk mengobati pasien sampai sembuh dan memberikan obat kepada pasien.

(24)

sementara setiap instansi pelayanan puskesmas itukan harus mendukung satu sama lain tetapi beliau tidak mau berkata banyak dia hanya mengatakan hal itu seputar dengan kondisi puskesmas yang layanan nya gratis hingga sekarang.

Karena sedikit kesulitan karena sebenarnya apabila tidak gratis biaya puskesmas kepada pasien yang diman uang tersebut bisa menjadi kas untuk perbaikan-perbaikan hal kecil tanpa menunggu lama dari mana uang perbaikan itu di dapatkan contohnya seperti mempekerjakan tukang untuk memperbaiki kamar mandi maka biaya akan keluar dan tidak sedikit. Untuk masalah kebersihan puskesmas soposurung setiap harinya itu tergantung inisiatif para staf. Apakah staf akan mengerjakan piket dengan menayapu serta meapikan atau menggaji orang untuk membersihkan setiap hari dan para staf akan berunding serta membagi untuk masalah gaji dari orang yang ditugaskan untuk membersihkan. Untuk masalah kegiatan diluar atau aktivitas diluar hanya posyandu yang berjalan sekarang kalau pengobatan gratis sudah tidak lagi berjalan. untuk karakter-karakter setiap pasien sudah beragam-ragam di hadapi termasuk ada pasien yang baik dan mengatakan berapa harga untuk keseluruhan pengobatan lalu staf akan menjawab gratis tetapi terkadang pasien memberikan berapapun tetapi banyak juga yang didapati berkati terimakasih pun tidak.

3. Staff puskesmas (Rosmawati Silaban)

(25)

kondisi masalah antrian di puskesamas beliau mejawab sejauh dari perjalan puskesmas bahwa antrian masih berjalan dengan baik hanya saja tempat antrian kurang teratur karena hanya tersedia satu kursi panjang yang walaupun budaya antri masih berjalan baik karena pasien yang hanya pada hari tertentu saja yang banyak. Yang bangku tidak di tempatkan pada satu koridor saja tetapi di bagian depan ada dua dan di bagian samping kiri ada dua dan di belakang ada satu. Tetapi sejauh ini untuk fasilitas bangku tidak membuat pasien jadi berlama-lama berdiri hanya saja memang bangku di atur secara terpisah pisah di karenakan pintu dari setiap ruangan.

Gambar 14. Keadaan ruang tunggu atau tempat antrian pasien yang secara terpisah dikarenakan pintu dari setiap ruangan yang menjadi penghalang.

(26)

terkadang dalam bulan itu sudah habis padahal contohnya masih ada beberapa hari lagi sampe menunggu bulan depan. Tetapi semuanya masih terkendali dengan baik. Apabila ditanyakan masalah keramahtamaan para staf pegawai atau pun bidan sejauh ini baik karena masih menggunakan bahasa daerah juga yaitu bahasa batak. Jadi apabila berbicara dengan pasien masih nyaman dan masih dalam kategori baik. Untuk budaya kerja setiap bidan ataupun staff masih terbilang baik seperti yang tertera pada struktru yang telah di sepakati ada penanggung jawab setiap ruangan dan juga pekerjaan, bisa dilihat bahwa dari situlah profesional dan keterampilan staf, dokter dan bidan di puskesmas soposurung masih terbilang cukup.

Untuk masalah profesionalisme dan keterampulan medis

yang memadai yah bisa diliat sendirikan termasuknya yang

menjaga disini itu rata-rata bidan yang sudah senior nya yang

masih tau tugas bidan itu apa sebenarnya. Jadi walaupun nanti

kapus gak ada udah bisa bidan membuat resep ke pasien terkadang

juga bodan disini buka usaha nya di rumah kalau udah pulang

kerja. Jadi masalah itu yah menurut ku masih baik lah

(Wawancara, 11/05/2017

(27)

pagi. Sejauh yang dialami pasien yang seramai apapun masih bisa di atasi dan di tenangkan karena terkadang masyarakat itupun datang dan disambut oleh bidan-bidan yang ada disana dengan berbagai percakapan yang bukan hanya berbicara seputar puskesmas atau pun kesehatan tetapi juga kadang berbicara mengenai kabar yang sedang marak dan juga saling menanyakan marga16

Penyakit yang sering ditangani di puskesmas soposurung adalah penyakit biasa seperti demam, batuk, pilek dan juga penyakit orang tua itu bagi pasien yang umum. Apabila pelajar yang sering ditemui adalah demam, pusing, muntah, maag, pingsan. Yang ditangani sampai saat ini masih sampe pada tahap ini, karena apabila sudah parah biasanya langsung di rujuk atau di bawa ke rumah sakit terdekat yaitu rumah sakit balige. Cara puskesmas memberikan pelayanan terbaik adalah mengerjakan mandat staf pegawai kesehatan sesuai dengan yang tertulis. Bukan memandang sarana dan prasarana yang kurang memadai tetapi tetap berpandangan bahwa yang para pelayan di puskesmas masih di bawah naungan pemerintah dan semuanya untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan bersama. Masyarakat sekarang sudah terbebas dari biaya berobat ke puskesmas sehingga masyarakat ke puskesmas karena aturannya tidak ada pungutan apapun selama berobat di puskesmas. Penjadwalan puskesmas dengan desa tidak terlaun bagi orang batak. Ketika penulis menanyakan apa sebabnya puskesmas soposurung dibangun beliau hanya menjawab tidak tahu menahu masalah itu. Karena beliau merasa hanya sebatas melayani sebagai staff puskesmas atau pun bidan yang bekerja untuk masyarakat.

16

(28)

menganggu satu sama lain karena kegiatan puskesmas saat ini adalah hanya posyandu. Pengobatan gratis sudah tidak lagi karena puskesmas sudah menyediakan obat gratis setiap harinya. Profesi yang ditemui beragam-ragam tidak memandang ada yang petani, pegawai, pelajar. Karakter yang dihadapi masih bisa di tangani yang walaupun terkadang ada saja pasien yang kurang percaya kalau hanya mendengarkan pegawai berbicara satu kali itu terkhusus pada pasien yang sudah usia lanjut.

4. Fretty Sinaga (Staff Puskesmas)

(29)

baik tidak ada masalah. Sejauh ini tidak ada pasien yang mengeluh akan sikap bidan atau staff puskesmas yang membuat pasien tidak nyaman.

Kalau bidan yang ramah tamah, ya menurut saya sejauh ini

baik dan karena memank masih memili suku yang sama jadi tidak

masalah. Karen kan orang batak ciri khas bahasnya kasar kan,

jadi tidak begitu masalah bagi pasien. Karena ada juga terkadang

didapati pasien memiliki kekerabatan dengan pasien bisa saja satu

kampung atau pun satu marga. Ya seperti itu lah, jadi sejauh ini

baiklah kalau masalah pelayanan bidan disini sama pasien yang

datang (Wawancara, 12/05/2017)

(30)

hal-hal seperti itu termasuk juga lemari apotik yang sudah buruk jadi memang perlu renovasi besar terhadap hal ini. Terutama dekat sekolah yang dimna anak sekolah terkadang ada yang tiba-tiba kecelakaan atau luka parah harus diantar kesini dulu bagaimana dengan alatnya juga yang sudah lama sekali. Puskesmas ini dibentuk disini kalau masalah itu beliau tidak tau tapi mungkin karena dekat sekolah dan juga sekolah sebaiknya dengan layanan kesehatan sehingga mungkin di bangun disini.

(31)

contohnya pingsan. Karakter yang banyak di temui atau yang berkunjung ke puskesmas soposurung adalah petani dan anak sekolah. Dan memiliki keluhan yang berbeda tetapi keseringan keluhan yang tdiak terlalu parah atau masih bisa di atasi pleh pihak puskesmas.

Para staff mengakui bahwa sejauh ini pelayanan mereka di puskesmas masih terkoordinir dengan baik karena dilihat dari warga yang masih datang untuk berobat ke puskesmas soposurung.

4.2 Tanggapan Pasien Mengenai Pelayanan Kesehatan Dan Keberadaan

Puskesmas Soposurung

1. Juliati Simangunsong ( 47 Th)

(32)

kalau dilihat semua komposisi masih ada karena beliau kesini hanya sebatas berobat, memberitahukan keluhan kemudian di berikan obat.

Kalau masalah tugas mereka sebagai bidan masih baiklah,

karena juga bidan-bidannya masih mau meladenilah karena

selama saya berobat tidak pernah saya temui mereka sombong

kepada pasien. Tetapi kalau untuk pasien lain saya tidak tau yah

(Wawancara, 02 Mei 2017)

Untuk masalah kerapian dan penampilan sejauh ini rata-rata bidannya itu baik, rapi, terlihat seperti seorang bidan yang beersih dan rapi apalagi dengan pakaian putih mereka yang sudah menjadi ciri khas para pelayan kesehatan dengan warna putih. Banyak hal juga yang masih terbilang unggul dengan kerapian pribadi masing-masing kalau masalah kebersihan diluar beiau tidak mengatakan apa-apa untuk masalah tersebut.

(33)

Beliau adalah seorang pasien yang bertempat tinggal di hinalang, masih terbilang dekat dengan puskesmas soposurung, yang dimana beliau memiliki keluhan adanya nyeri dilutut sampai ke tulang kering. Beliau adalah salah satu orang yang sering berobat ke puskesmas soposurung, beliau menanggapi para staff yang memberikan informasi tentang administrasi pada masyarakat asih trbilang cukup baik. Karena memberikan kemudahan. Tetapi beliau terkadang menemui hal-hal dimana staf puskesmas yang di bagian adminitrasi/pendaftaran tidak tetap di ruangannya. Bagi beliau sebenarnya tidak masalah tetapi sebaiknya ketika mendengar atau melihat pasien diharapkan memberi pelayan nya sebagai staff puskesmas.

Kalau ditanyakan masalah bagaimana cara pelayanan di

awal itu. Yah bagaiman saya bilangnya yah, baik nya memang tapi

kadang kalau saya sudah mau menuju ke bagian registrasi ini, mau

kadang bidan nya tidak disitu sudah begitu yang mau ditanya pun

menanya lagi ke yang lain diman bidan yang seharusnya berada di

ruangan itu. Memang sejauh ini itu saja yang sedikit kurang lah

kalau yang lainnya, saya lihat baik-baik saja (Wawancara, 10/05/2017)

(34)

mungkin orang-orang didalamnya sudah termasuk bukan oramg-orang muda lagi atau sudah lama berpengalaman di bidang ini yaitu bidan di puskesmas soposurung ini dengan pendidikan yang mungkin berkaitan dengan pendidikan kesehatan sehingga untuk masalah penanganan dan profesionalisme mungkin pasien juga merasakan hal yang sama dengan beliau. beliau juga tidak menemukan kesulitan untuk masalah resp dan cara mengkonsumsi karena setelah menerima obat. Bidan yang bertugas akan menulis keterangan dan juga memberitahukan setiap petunjuk obat yang akan dikonsumsi dan tidak lupa mengingatkan makanan apa yang di larang serta boleh untuk di konsumsi oleh pasien.

3. Tioli Lumbantobing (75 th)

Beliau adalah seorang pasien yang datang dengan keluhan sakit kepala samapi pada leher. Beliau tinggal di hinalang. Beliau bukan pertama kali lagi berobat ke puskesmas tersebut tetapi sudah sering. Beliau sedikit cuek dengan pertenyaan yang saya tanyakan beliau menjawab segala sesuatu nya terlihat baik baik itu pelayana para staff puskesmas dimualai dari pengobatan hingga ke profesinalisme puskesmas sampai kepada obat ataupun pengarahan tetapi beliau menilai bahw kebersihan yang kurang dalam puskesmas terkhusunya bagian sensitif seperti kamar mandi dan dapur beliau tidak tau apakah itu salah bidan atau salah ssiap tetapi beliau menilai bahwa puskesmas ini masih minim dalam kebersihan.

Kalau kamu tanya saya masalah pelayanan saya lihat

semuanya baik karena bidan nya ramah dan sepertinya

pintar-pintar nya. Tapi mungkin saya melihat bahwa kebersihan nya

(35)

apalagi itu kamar mandinya sudah bisa jugalah di rapikan dan

dibangun kembali karena senenjak waktu saya muda saya berobat

kesini posis dari gedung puskesmas ini masih tetap sama

(Wawancara, 5/5/2017)

Disamping itu beliau juga mensyukuri puskesmas yang saat ini gratis karena beliau sudah merasa sangat tua dan perlu sering-sering berobat sehingga apabila puskesmas tidak gratis maka beliau mungkin tidak akan sesering ini berobat yang walaupun obatnya beda dan terkadang tidak manjur tetapi beliau sangat berterimakasih untuk hal itu.

4. Hernawati Simarmata (35 th)

Beliau ada pasien yang berasal dari Desa Pagar Batu. Keluhannya adalah demam, batuk dan flu, beliau pada saat saya wawancarai sepertinya sedang terburu-buru. Beliau sedang menunggu dikursi antrian dan pada saat itu penulis mewawancarai. Beliau menjawab hal yang sama dengan pasien yang lain hanya saja beliau mengomentari masalah obat yang terkadang menurut pasien masih kurang kualitasnya dibandingkan dengan obat yang di jual di pasaran dan juga di apotek umum. Tetapi mungkin karena puskesmas yang sekarang ini sudah gratis. Jadi pasien tidak terlalu komplain dengan masalah itu. Hanya mengikuto tetapi meank terkadang harus berulang kali datang ke puskesmas untuk meminta konsultasi kepada staff puskesmas yang ada di puskesmas.

Kalau masalah puskesmas dek baik nya selama ini saya

lihat tapi mungkin dengan kondisi obat lah , ya memang gak

(36)

emang sudah gratis juga kan. Tapi yah walaupun seperti itu,

maunya kan ya baik juga lah kondisi obat kalau mau memang

memberikan yang terbaik kepada masyarakat

(Wawancara, 08/05/2017)

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Tujuan dari pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat untuk mengatasi, menetralisasi atau menormalisasi semua masalah atau semua penyimpangan tentang kesehatan yang ada dalam masyarakat. Dengan meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat,maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat sehingga tidak ada lagi upaya yang dapat dilakukan selain meningkatkan kinerja petugas kesehatan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya.

Puskesmas adalah suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

(38)

Pelayanan kesehatan yang dikenal murah seharusnya menjadikan Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat, namun pada kenyataannya banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas kesehatan praktek lainnya.

Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat terhadap pelayanan Puskesmas, misalnya anggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesmas tidak cukup memadai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang digunakan untuk menunjang kegiatannya sehari-hari.

(39)

lokasi sekolah dan juga rumah warga yang dimana di soposurung itulah yang menjadi lokasi sekolah SD,SMP,SMA. Keramahan staf puskesmas yang masih baik, sopan dan ramah masih unggul. Hanya saja kurang mendukung dengan kondisi puskesmas yang kurang dalam perlengkapan. Sementara profesionalnya yang memadai. Peran Puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

5.2Saran

a. Masyarakat sekitar Desa Soposurung

Banyak hal mungkin yang boleh disampaikan oleh para masyarakat terkhusus bagi masyarakat yang pernah atau sering berobat kepuskesmas. Tidak salah apabila masyarakat seharusnya menyatakan keluhan apapun itu yang menyangkut masalah budaya kerja ataupun kebersihan tetapi cara penyampaian yang baik dan sama-sam membangun satu sama lain.

b. Staff puskesmas atau Bidan

(40)

c. Pemerintah

Gambar

Gambar 14. Keadaan ruang tunggu atau tempat antrian pasien yang secara

Referensi

Dokumen terkait

Data pengamatan rata-rata panjang tangkai dilakukan setiap kali panen dengan cara mengukur mulai dari pangkal tangkai hingga ujung tangkai menggunakan penggaris.Parameter panjang

Teorema tersebut dapat diartikan (diinterpretasikan) dengan menyatakan Teorema tersebut dapat diartikan (diinterpretasikan) dengan menyatakan bahwa jika ring isomorfik

Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan yaitu ibu menyusui untuk mengetahui apakah ibu terus memberikan ASI kepada.. bayi tanpa makanan tambahan selain suplemen

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan unuk akademik untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Kesehatan Reproduksi pada

yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol. berganti-ganti dengan menyusu pada

Kendala Yang Dihadapi Peradi Dalam Menjalankan Peran Untuk Menjaga Serta Memelihara Martabat Dan Kehormatan Profesi Advokat Di Indonesia. Kendala yang dihadapi adalah

Sumber radiasi tertutup Drum baja dengan Lubang pemuata n sumber A Drum baja dengan lapisan dinding dalam semen Sumber radiasi tertutup bekas Lubang pemuatan