• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi Chapter III VI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan menggambarkan atau mendeskripsikan objek dan fenomenal yang ingin diteliti. Termasuk didalamnya bagaimana unsur-unsur yang ada dalam variabel penelitian itu berinteraksi satu sama lain dan ada pula produk interaksi yang berlansung (Siagian, 2011:52).

Penelitian deskriptif bersifat menggambarkan dan melukiskan sesuatu hal yang didapat dari lapangan. Melalui penelitian deskriptif, penulis ingin membuat gambaran secara menyeluruh tentang Respon Masyarakat terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.

3.2 Lokasi Penelitian

(2)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi berasal dari bahasa inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Dalam metode penelitian, kata populasi populer digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar, 2013:30).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang akan menjadi populasi dalam penelitian ini adalah penduduk di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah 276 kepala keluarga.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang bersifat representative dari populasi yang diambil datanya secara langsung (Siagian, 2011:156). Sampel adalah seperangkat prosedur untuk pemilihan unit-unit dari populasi yang dijadikan sebagai sampel penelitian.Penarikan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan penarikan sample oleh Taro Yaman.

Adapun rumus nya adalah :

�= N

Nd2+ 1

(3)

D = level signifikansi yang diinginkan umumnya 0,5 atau 0,1

� = 276

276. (0.1)2+ 1

�= 276 3,76

�= 73,4

�= 73 orang

Sehingga n (Jumlah Sample ) yang digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 73 responden.Dimana peneliti mendapatkan sampel dengan menanyakan langsung kepada calon responden atas kesediaannya dan pengetahuannya tentang program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II, sebelum peneliti menentukan kelayakan calon responden untuk menjadi bagian dalam sampel.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan

(4)

2. Studi Lapangan

Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu:

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai masyarakat dan pembangunan pariwisata di Desa Silalahi.

b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada penduduk Desa Silalahi yang dijadikan sebagai responden.

c. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan beberapa informan yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert digunakanuntuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau sekelompok orangtentang fenomena sosial. Skala ini sering disebut sebagai

summated scale yang berisisejumlah pertanyaan dengan kategori respon,

ditentukan alternatif kategori respon atausatu seri item respon (compiling possible

scale item) yang mengekspresikan luasjangkauan sikap dari ekstrem positif ke

(5)

Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap program pembangunan tersebut, maka peneliti membagi pemberian skor item respon tersebut menjadi tiga alternatif,yakni:

1. Pemberian skor data kategori persepsi dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni :

a. Skor tidak tahu (negatif) adalah -1 b. Skor kurang tahu (netral) adalah 0 c. Skor tahu (positif) adalah 1

2. Pemberian skor data kategori sikap dilakukan mulai dari respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni :

a. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 b. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 c. Skor setuju (positif) adalah 1

3. Pemberian skor data kategori partisipasi dilakukan mulai respon dari respon yang negatif menuju respon positif, yakni :

a. Skor tidak pernah ( negatif) adalah -1 b. Skor jarang (netral) adalah 0

c. Skor pernah (positif) adalah 1

Adapun langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah :

1. Pengkodingan, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya.

(6)

3. Menghitung frekuensi yaitu dengan menghitung besar frekuensi pada masing-masing kategori.

4. Tabulasi, yaitu dengan menggunakan tabel tunggal untuk mengetahui jawaban skor dari masalah yang diteliti.

Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap dan partisipasi, maka ditentukaninterval kelas sebagai skala pengukuran, yaitu :

I = H-L I = Interval kelas L = Nilai terendah K H = Nilai tertinggi K = Jumlah kelas I = 1-(-1)

3

= 2 = 0,66 3

-1 -0,66 -0,33 0 0,33 0.66 1

Maka untuk menentukan kategori respon positif atau negatif dengan adanya nilaibatasan sebagai berikut :

(7)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Silalahi II

Desa Silalahi II merupakan salah satu desa yang berada dikawasan Danau Toba, terletak di Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi. Desa Silalahi II saat ini dipimpin Kepala Desa yaitu Buman Pintu Batu pada masa periode 2015-2020. Adapun motto dari desa ini yaitu “ Masyarakat Adil Sejahterah”. Jumlah penduduk ada sebanyak 1151 jiwa yang terdiri dari 276 kepala keluarga dan tersebar didalam 5 dusun. Desa Silalahi II terdiri dari 5 dusun diantaranya, Dusun Pariwisata, Dusun Silassang, Dusun Tanah Lapang, Dusun Huta Baru dan Dusun Sitio-tio.

Adapun batas-batas wilayah Desa Silalahi II adalah sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Silalahi I.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sumbul. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan hutan.

4.2 Deskripsi Demografi Desa Silalahi II.

4.2.1 Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun.

(8)

Tabel 4.1Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun

No Dusun Frekuensi Persentase (%)

1 Pariwisata 59 21,37

2 Silassang 58 21,01

3 Tanah Lapang 64 23,18

4 Huta baru 59 21,37

5 Sitio-tio 36 13,04

Total 276 100

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

Jumlah penduduk paling banyak ada di dusun Tanah Lapang yaitu 64 kepala keluarga. Dusun Tanah Lapang secara letak geografis lebih dekat dengan pasar tradisional yang berada di desa Silalahi I, sehingga pemukiman penduduk lebih padat pada dusun tersebut.Pada dusun Pariwisata, persebaran penduduk berdasarkan jumlah kepala keluarga ada sebanyak 59 kepala keluarga. Di dusun Pariwisata ini penduduk cenderung yang bermata pencaharian di sektor pariwisata, ada sebagai pedagang dan pengusaha penginapan. Pada dusun Sitio-tio hanya terdapat 36 kepala keluarga, hal ini disebabkan lokasi dusun tersebut jauh dari pusat pasar dan akses jalan menuju dusun tersebut belum diaspal sehingga susah dilalui kendraan roda empat.

4.2.2 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

(9)

Tabel 4.2Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 540 46,67

2 Perempuan 611 53,33

Total 1151 100

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

Tabel 4.2, menunjukkan jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan di Desa Silalahi II paling banyak ada sebanyak 611 orang dan penduduk dengan jenis kelamin laki-laki ada sebanyak 540 orang.

4.2.3 Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dengan kategori 1 tahun hingga 59 tahun keatas, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.3Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

No Umur Frekuensi Persentase (%)

(10)

4.2.4 Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis

Jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan suku/etnis, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis

No Suku/Etnis Frekuensi Persentase (%)

1 Batak Toba 1074 93,31

2 Karo 25 2,17

3 Simalungun 20 1,73

4 Pak-pak 1 0,08

5 6

Nias Jawa

15 16

1,30 1,39

Total 276 100

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

(11)

4.2.5 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Gambaran jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan mata pencaharian, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.5Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Petani 362 50,48

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

(12)

4.2.6 Penduduk Berdasarkan Agama

Jumlah penduduk Desa Silalahi II berdasarkan agama, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase (%)

1 Katolik 786 68,28

2 3

Kristen Islam

315 50

27,36 4,34

Total 1151 100

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

(13)

4.3 Sarana/Fasilitas Desa Silalahi II 4.3.1 Sarana Pendidikan

Di Desa Silalahi II untuk sarana pendidikan hanya terdapat satu sekolah dasar, untuk penduduk yang hendak melanjutkan pendidikan tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas akan bersekolah pada sarana pendidikan di luar desa dan ada juga di luar kecamatan Silahisabungan. (Sumber : Kepala Desa Silalahi II, 2017)

4.3.2 Sarana Transportasi

Pada sarana transportasi di Desa Silalahi II terdapat dua yaitu transportasi darat dan transportasi air. Sarana transportasi darat dapat dijangkau dengan kenderaaan umum dan sepeda motor, di desa ini terdapat 21 buah kendaraan roda empat dan sebanyak 125 buah kendaraan roda dua, sedangkan untuk sarana transportasi air tersedia satu buah kapal dan ada 20 motor air. (Sumber : Kepala Desa Silalahi II, 2017)

4.3.3 Sarana Ibadah

(14)

4.3.4 Sarana Pariwisata

Pada sarana pariwisata Desa Silalahi II ada beberapa diantaranya sebagai berikut : Pantai, Air Terjun, Pegunungan, Hutan Lindung, dan Wisata Budaya. Sarana pariwisata di desa ini ada berjumlah sebanyak 12 sarana wisata, untuk lebih terperinci akan digambarkan pada berikut ini :

Tabel 4.7Sarana Pariwisata Desa Silalahi II

No Jenis Kelamin Jumlah

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

(15)

Danau Toba dan program tersebut telah mendapat respon dari masyarakat Desa Silalahi II.

4.4 Struktur Pemerintahan Desa Silalahi II

Sumber : Profil Desa Silalahi, 2017

(16)

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini penulis akan menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada masyarakat Desa Silalahi II yang telah ditetapkan sebagai responden sebanyak 73 responden, ditambah hasil wawancara dengan beberapa responden dan hasil observasi dilapangan.

Analisa data dilakukan melalui penyajian data hasil pengumpulan kuesioner tersebut dalam bentuk tabel tunggal kemudian digabung dengan data hasil wawancara dan hasil observasi di lapangan. Analisa data ini adalahmenyangkut respon masyarakat terhadap program pembangunan kawasan strategis pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.

(17)

5.1 Karakteristik Identitas Responden

5.1.1 Kompisisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.1Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 39 53,42

2 Perempuan 34 46,58

Total 73 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Responden laki-laki ada sebanyak 39 orang dengan persentase sebesar dan responden perempuan ada sebanyak 34 orang. Pada penelitian ini responden terbanyak adalah laki-laki, hal ini disebabkan reponden laki-laki lebih bersedia dan mengetahui mengenai informasi pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Pada penelitian ini sampel yang menjadi responden tidak memiliki kriteria tertentu, baik laki-laki dan perempuan dapat menjadi responden.

5.1.2 KomposisiResponden Berdasarkan Usia Tabel 5.2Komposisi Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Persentase (%)

(18)

Dapat dilihat variasi usia responden dari usia paling muda 20 tahun hingga usia paling tua 63 tahun. Persentase yang ada menunjukkan bahwa responden mayoritas pada usia produktif dan responden paling banyak adalah pada rentang usia 30 tahun hingga 39 tahun yaitu ada sebanyak 28 orang, diikuti oleh responden dengan rentang usia 40 hingga 49 tahun sebanyak 17 orang. Responden dengan rentang usia 50 hingga 59 tahun ada sebanyak 15 orang dan responden dengan rentang usia 20 hingga 29 tahun ada sebanyak 9 orang dan responden paling sedikit adalah responden dengan rentang usia 60 hingga 69 tahun ada sebanyak 4 orang.

5.1.3 KomposisiResponden Berdasarkan Agama Tabel 5.3Komposisi Responden Berdasarkan Agama

No Agama Frekuensi Persentase (%)

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(19)

5.1.4 KomposisiResponden Berdasarkan Suku Tabel 5.4Komposisi Responden Berdasarkan Suku

No Suku Frekuensi Persentase (%)

1 Batak Toba 71 97,26

2 3

Batak Karo Nias

1 1

1,36 1,36

Total 73 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(20)

5.1.5 KomposisiResponden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.5Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 8 10,95

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia dan hal yang mendasar untuk mendapatkan pengetahuan dan memperoleh informasi dari lingkungan sekitarnya. Pendidikan juga berpengaruh dalam mengubah perilaku seseorang dalam usaha meningkatkan kehidupan sosial ekonominya. Semakin baik pendidikan yang diperoleh masyarakat akan mempengaruhi cara berpikir dan pola hidup masyarakat termasuk dalam hal merespon suatu pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah.

(21)

5.1.6 KomposisiResponden Berdasarkan Status Perkawinan Tabel 5.6Komposisi Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Status Perkawinan Frekuensi Persentase (%)

1 Menikah 58 79,45

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(22)

5.1.7 KomposisiResponden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.7Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Petani 34 46,57

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(23)

5.2 Respon Masyarakat Terhadap Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

5.2.1 Persepsi

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya, melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Sehinga terbentuk tanggapan yang terjadi pada diri individu dan sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yangdimilikinya.

Maka persepsi masyarakat dapat diukur melalui penglihatan danpendengaran, atensi dan pengetahuan. Hasil penelitian dari persepsi responden terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dapat diuraikan sebagai berikut :

Pengetahuan Responden Tentang Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

(24)

Tabel 5.8Sumber Informasi Responden Tentang Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba.

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Lembaga Pemerintah 16 21,91

2 Tetangga/Teman 57 78,08

Total 73 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Sejak ditetapkannya Danau Toba sebagai Kawasan Strategis pariwisata Nasional melalui Perpres Nomor 3 Tahun 2016 dan Perpres Nomor 49 Tahun 2016 oleh Presiden Joko Widodo, menunjukkan bahwa pemerintah sedang serius dalam melakukan pembangunan untuk peningkatan dan pertumbuhan ekonomi setiap daerah terlebih lagi pembangunan sektor parawisata. Hal ini sudah seharusnya disosialisasikan langsung kepada setiap masyarakat khususnya daerah yang berpotensi wisata agar mendapatkan respon yang positif dan seluruh masyarakat dapat mengetahui serta paham akan setiap program pembangunan yang dilakukan pemerintah., akan tetapi pada kenyataaannya pemerintah kurang memperhatikan hal tersebut.

(25)

Berdasarkan hasil wawancara, responden sebagian besar belum memperoleh undangan sosialisasi yang resmi dari pihak pemerintahan desa maupun dari pemerintahan kabupaten mengenai pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II.

Tabel 5.9Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Dari Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 60 82,19

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(26)

Tabel 5.10Pengetahuan Responden Mengenai Adanya Badan Otorita Danau Toba (BODT)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 59 80,82

2 Tidak Tahu 14 19,17

Total 73 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah untuk dikembangkan. Dalam rangka pengembangan, optimalisasi pengelolaan dan pembangunan Danau Toba sebagai salah satu kawasan strategis pariwisata nasional dan untuk mempercepat pengembangan dan pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba. Dalam hal tersebut Pemerintah telah membentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.

(27)

Tabel 5.11Pengetahuan Responden Mengenai Tujuan Dari Badan Otorita Danau Toba (BODT)

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 17 23,28

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(28)

Tabel 5.12 Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembangunan Pariwisata yang Telah Dilaksanakan Pemerintah

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(29)

Tabel 5.13Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembangunan Pariwisata yang Sedang Dilaksanakan Pemerintah

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(30)

Tabel 5.14Pengetahuan Responden Mengenai Program Pembersihan Keramba Jaring Apung Merupakan Salah Satu Upaya Peningkatan Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Tahu 67 91,78

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Pembersihan Keramba Jaring Apung di Kawasan Danau Toba merupakan salah satu program dari Badan Otorita Danau Toba. Hal ini dilaksanakan dengan tujuan pengompimalisasian kualitas air di Danau Toba. Pembersihan KJA ini juga diharapkan nantinya dapat meningkatkan kualitas pariwisata pada Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Berdasarkan tabel 5.14, dapat diketahui bahwa responden yang menjawab tahu adanya program pembersihan Keramba Jaring Apung yang merupakan salah satu upaya peningkatan pariwisata Danau Toba berjumlah 67 responden dan responden yang kurang tahu ada berjumlah 2 responden dan yang tidak tahu ada sebanyak 4 responden.

(31)

5.2.2 Sikap

Pengukuran yang berikutnya yang berkenaan dengan respon masyarakatterhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba yaitu melalui sikap. Sikap dapat bersikap positif dannegatif, sikap negatif menimbulkan kecenderungan untuk menjauhi, membenci,menghindari atau tidak mengetahui keberadaan suatu objek. Sedangkan sikap positifmemunculkan kecenderungan menyenangi, mendekati, menerima keberadaan objek.Pengukuran suatu sikap terhadap program tersebut melalui beberapa bagian, sepertiyang diuraikan sebagai berikut :

Penilaian Responden Terhadap Penetapan Danau Toba Menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

Danau Toba telah ditetapkan menjadi salah satu dari sepuluh Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang diprioritaskan pemerintah untuk dikembangkan.Pemerintah juga telah membentukBadan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI Nomor 49 Tahun 2016. Tentu hal ini mendapat penilaian dari masyarakat sebagai salah satu sasaran pembangunan tersebut.

(32)

Tanggapan Responden Terhadap Informasi Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner, responden secara keseluruhan ada sebanyak 73 orang (100 persen) memberi tanggapan baik terhadap adanya informasi program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Responden memberi tanggapan baik karena responden pada umumnya telah mendapat informasi dari media eletronik mengenai tujuan dari program tersebut dan responden beranggapan ini akan memberi dampak positif bagi pariwisata Danau Toba terkhusus di Desa Silalahi II.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu responden yaitu Ibu Roma Sidebang (34 tahun) mengatakan, “Saya telah mendengar informasi mengenai program pembangunan ini dari televisi dan saya rasa ini baik untuk

membangun Danau Toba ini, tentunya juga ini akan berdampak baik bagi

(33)

Tabel 5.15Persetujuan/Penerimaan Responden Mengenai Penetapan Danau Toba Sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Setuju 57 78,08

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Penetapan Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, tentu akan mendapat respon dari masyarakat. Sehubungan dengan adanya penetapan tersebut masyarakat tentu memiliki tanggapan yang berbeda-beda dan sebagian masyarakat tentu setuju akan penetapan tersebut namun ada juga masyarakat tidak setuju dengan penetapan Danau Toba menjada daerah otorita kemudian ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

(34)

Responden yang menyatakan tidak setuju ada 7 responden diantaranya, 5 orang bekerja sebagai petani dan 2 orang sebagai pegawai swasta. Responden memberikan alasan tidak setuju karena pembangunan ini hanya menguntungkan pemiliki modal dan pengusaha hotel maupun penginapan.

Tabel 5.16Penilaian Responden Terhadap Pelaksanaan Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%) 1

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Penilaian responden dalam hal ini merupakan pengetahuan atau informasi yang dimiliki masyarakat terhadappelaksanaan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Dari pengetahuan tersebut kemudian akan terbentuk suatu keyakinantentang bagaimana menilai program tersebut. Pada tabel 5.16, responden yang memberi penilaian baik terhadap pelaksanaan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba ada sebanyak 59 responden.Responden memberikan alasan karena mereka beranggapan dengan adanya pembangunan tersebut akan memberi dampak baik bagi masyarakat dan pariwisata Danau Toba itu sendiri. Sesuai hasil wawancara peneliti dengan Destri Silalahi (24 tahun), dia mengatakan, “sejauh ini penilaian saya akan pelaksanaan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba baik, karena ini

nantinnya akan meningkatkan perekonomian masyarakat desa ini lewat

(35)

Tabel 5.17Penilaian Responden Terhadap Kesesuaian Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dengan Harapan Masyarakat

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Sesuai 51 69,86

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Penilaian responden dalam hal ini yang dimaksud yaitu penilaian terhadap kesesuaian antara program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dengan harapan masyarakat. Dimana masyarakat sebagai sasaran dari pembangunan tersebut memiliki harapan akan dampak dari pembangunan tersebut. Berdasarkan tabel 5.17, dapat diketahui responden yang memberi penilaian sesuai antara program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba dengan harapan masyarakat ada sebanyak 51 responden.

(36)

Tabel 5.18Tanggapan Responden Mengenai Kelanjutan Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 59 80,82

2 3

Kurang Baik Tidak Baik

9 5

12,32 6,84

Total 73 100

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 5.18, menunjukkan tanggapan responden mengenai kelanjutan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Responden yang memberi jawaban baik akan kelanjutan program pembangunan tersebut ada sebanyak 59 orang.Hal ini menunjukkan masyarakat pada umumnya mendukung keberlanjutan program pembangunan ini dan tidak menolak adanya pembangunan pariwisata di Kawasan Danau Toba.

Dari hasil wawancara dengan salah seorang responden yaitu Bapak Rustam Pintubatu (38 tahun), beliau mengatakan, “saya tidak menolak adanya program pembangunan pariwisata ini karena ini tentunya akan mendatang

wisatawan lebih banyak ke daerah kita dan untuk keberlanjutannya saya

mendukung dan berharap ini nantinya tidak menguntung pihak investor saja

(37)

5.2.3 Partisipasi

(38)

Tabel 5.19Keikutsertaan Masyarakat Dalam Mengikuti Sosialisasi Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Pernah 8 10,95

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Keikutsertaan responden dalam mengikuti sosialisasi program, menjadi salah satu indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat dalam melaksanakan program pembangunan, mulai dari perencanaan maupun persiapan, terkhusus dalam sosialisasi program tersebut. Pada tabel 5.19, menunjukkan keikutsertaan masyarakat dalam mengikuti sosialisasi program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Responden yang menjawab pernah mengikuti sosialisasi hanya 8 orang dan responden yang tidak pernah mengikuti sosialisasi sebanyak 36 orang.

(39)

Tabel 5.20Keikutsertaan Masyarakat Dalam Musyawarah Mengenai Pembangunan Pariwisata yang Telah Dilaksanakan

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Pernah 19 26,02

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Berdasarkan tabel 5.20, dapat diketahui keikutsertaan responden dalam musyawarah mengenai pembangunan pariwisata yang telah dilaksanakan. Responden yang menjawab pernah ikut dalam musyawarah tersebut ada berjumlah 19 responden, dan responden yang menjawab tidak pernah ikutserta ada sebanyak 36 responden.

(40)

Tabel 5.21Keterlibatan Responden Dalam Perencanaan Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(41)

Keterlibatan Responden Dalam Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari kuesioner, responden secara keseluruhan ada sebanyak 73 orang (100 persen) menjawab tidak pernah dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba. Secara umum, responden memberi alasan karena sampai memang sejauh ini belum pernah dilibatkan partisipasi masyarakat setempat dalam pelaksanaan pembangunan tersebut.Dari hasil wawancara dengan Bapak Wilmar Silalahi (37 tahun), mengatakan “saya belum pernah mendapat undangan untuk musyawarah desa mengenai program tersebut dan saya tidak pernah ikut dalam

melaksanakannya sampai sejauh ini, untuk kedepannya saya belum tahu dalam

pelaksanaannya masyarakat akan dilibatkan atau tidak”.

(42)

Tabel 5.22Tanggapan Responden Mengenai Manfaat Dari Pelaksanaan Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Menikmati 10 13,69

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau toba, diharapkan memberi manfaat kepada masyarakat dari sektor pariwisata. Responden pada hal ini memberi tanggapan atas manfaat yang dirasakan dan manfaat yang dinikmati masyarakat. Menikmati yang dimaksud yaitu masyarakat berperan serta dalam menikmati hasil dari pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

(43)

Tabel 5.23Tanggapan Responden Mengenai Keseluruhan Pelaksanaan Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba Desa Silalahi II

No Jawaban Responden Frekuensi Persentase (%)

1 Baik 27 36,98

Sumber : Kuesioner Penelitian, 2017

(44)

5.3 Analisis Data Kuantitatif Responden Terhadap Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

Setelah dianalisis dari hasil respon masyarakat terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba, yang diperoleh dari kuesioner yang telah dijawab oleh responden. Maka pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala likert. Pemberian skor data dilakukan mulai dari respon negatif menuju respon positif, yakni :

1. Skor tidak setuju (negatif) adalah -1 2. Skor kurang setuju (netral) adalah 0 3. Skor setuju (positif) adalah 1

Untuk mendapatkan hasil respon masyarakat terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba Di Desa Silalahi II Kecamatan Silahi Sabungan Kabupaten Dairi, dilakukan pemberian skor berdasarkan tiga variabel, yaitu : persepsi, sikap dan partisipasi. Dari jawaban responden yang telah dianalisis, kemudian dapat diklarifikasi apakah persepsi, sikap dan partisipasinya positif atau negatif, dengan menentukan interval kelas seperti yang terlihat pada uraian dibawah ini :

I = H-L I = Interval kelas L = Nilai terendah K H = Nilai tertinggi K = Jumlah kelas I = 1-(-1)

3

(45)

-1 -0,66 -0,33 0 0,33 0.66 1

Maka untuk menentukan kategori respon positif atau negatif dengan adanya nilaibatasan sebagai berikut :

(46)

5.3.1 Persepsi Responden Terhadap Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

Pemberian skor variabel persepsi terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba, ini merupakan variabel awal dalam mengukur respon. Hasil skor variabel (V1) merupakan hasil rata-rata ∑ skor variabel persepsi dibagi jumlah sub variabel persepsi dikali jumlah responden. Jumlah sub variabel persepsi ada 8 sub variabel (lihat lampiran).Sehingga untuk memperoleh hasil skor variebel (V1), maka dilakukan perhitungan nilai persepsi yaitu sebagai berikut :

= 213 : (8x73) = 213 : 584 = 0,36

( Persepsi positif karena berada di antara 0,33 sampai 1) Keterangan :

∑ skor variabel persepsi = 213

Jumlah sub variabel = 8

Jumlah responden = 73

Hasil skor Variabel Persepsi (V1) = 0,36

(47)

Strategis Pariwisata Nasional, responden juga telah mengetahui mengenai tujuan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba, responden juga telah memiliki pengetahuan tentang adanya Badan Otorita Danau Toba (BODT) sebagai pihak yang berwenang dalam pelaksanaan program tersebut dan responden juga telah mengetahui program pembersihan Keramba Jaring Apung merupakan salah upaya peningkatan pariwisata Danau Toba. Hal ini menunjukkan bahwa responden secara umum telah memiliki pemahaman serta mengerti arti, tujuan dan manfaat dari program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba tersebut.

5.3.2 Sikap Responden Terhadap Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

Pemberian skor variabel sikap terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba, ini merupakan variabel kedua dalam mengukur respon. Hasil skor variabel (V2) merupakan hasil rata-rata ∑ skor variabel sikap dibagi jumlah sub variabel sikap dikali jumlah responden. Jumlah sub variabel sikap ada 6 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga untuk memperoleh hasil skor variebel (V1), maka dilakukan perhitungan nilai sikap yaitu sebagai berikut :

= 354 : (6 x 73) = 354 : 438 = 0,80

(Sikap positif karena berada diantara 0,33 sampai 1) Keterangan :

∑ skor variabel sikap = 354

(48)

Jumlah responden = 73 Hasil skor Variabel Sikap (V2) = 0,80

(49)

5.3.3 Partisipasi Responden Terhadap Program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba

Pemberian skor variabel partisipasi terhadap program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba, ini merupakan variabel ketigaa dalam mengukur respon. Hasil skor variabel (V3) merupakan hasil rata-rata ∑ skor variabel partisipasi dibagi jumlah sub variabel partisipasi dikali jumlah responden. Jumlah sub variabel partisipasi ada 6 sub variabel (lihat lampiran). Sehingga untuk memperoleh hasil skor variebel (V3), maka dilakukan perhitungan nilai partisipasi yaitu sebagai berikut :

= -202 : (6 x 73) = -202 : 438 = -0,46

(Partisipasi negatif karena berada di antara -1 sampai -0,33) Keterangan :

∑ skor variabel partisipsi = -202

Jumlah sub variabel = 6

Jumlah responden = 37

Hasil skor Variabel Partisipasi (V3) = -0,46

(50)
(51)

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data, dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi

Berdasarkan analisa data yang diperoleh, dapat disimpulakan bahwa persepsi masyarakat terhadap program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi adalah positif dengan nilai 0,36.

2. Sikap

Berdasarkan analisa data yang diperoleh, dapat disimpulakan bahwa sikap masyarakat terhadap program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi adalah positif dengan nilai 0,80.

3. Partisipasi

(52)

Jika dilakukan kuantifikasi data secara menyeluruh dengan menggunakan skala likert, maka dapat dilihat secara rata-rata respon masyarakat terhadap program Pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi adalah netral

=Hasil persepsi (V1) + Hasil sikap (V2) + Hasil Partisipasi (V3) dengan nilai :

3 = 0,36 + 0,80 + (-0,46)

3

= 0,23 (Berada diantara 0 sampai dengan 0,33)

(53)

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka dapat dirangkum beberapa saran sebagai berikut :

1. Disarankan kepada pemerintah agar melaksanakan sosialisasi program secara resmi disetiap daerah-daerah yang menjadi sasaran program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba, sehingga masyarakat di Kawasan Danau Toba lebih paham mengenai pengertian dan tujuan dari program tersebut.

2. Disarankan kepada pemerintah dan pihak pelaksana program yaitu Badan Otorita Danau Toba (BODT), agar melibatkan peran masyarakat dalam perencanaan program pembangunan dan mengikutsertakan masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba terkhusus di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan. 3. Kepada masyarakat di Desa Silalahi II, agar masyarakat tetap mendukung

Gambar

Tabel 4.1Penduduk Berdasarkan Jumlah Kepala Keluarga Tiap Dusun
Tabel 4.3Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 4.4Penduduk Berdasarkan Suku/Etnis
Tabel 4.5Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sensor ultasonik dapat bekerja saat air kosong dengan memberikan peringatan pada LCD berupa huruf “E” dan saat air penuh dapat memberikan peringatan berupa huruf “F” pada LCD

8 Ini berarti bahwa segala sesuatu yang akan diterima manusia di akhirat nanti merupakan ganjaran dari perbuatan manusia selama di dunia, apabila selama di dunia

keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya dilihat dari aktivitas dan kinerja guru, salah satu komponen penting dalam pembelajaran yaitu adanya evalausi hasil

Mandibular vertical asymmetry in adult orthodontic patients with different vertical growth patterns: A cone beam computed tomography study.. Anison JJ, Rajasekar L,

Solitaire model II aturan permainannya sama dengan solitaire model I, perbedaannya terletak pada jumlah lubang dan jumlah kelereng yang digunakan.. Pada solitaire model II ini

HUBUNGAN ANTARA SIMETRISITAS KONDILUS DAN POLA PERTUMBUHAN VERTIKAL WAJAH PADA PASIEN ORTODONSIA DI. RSGMP

Berdasarkan analisa tersebut, tema sharing economy paling banyak dipilih sebagai subjek kajian di di benua Eropah iaitu sebanyak 34.5% (69 artikel), tempat kedua di negara

Pemberian Nannochloropsis sp memberikan pertambahan populasi Brachionus plicatilis tertinggi dengan jumlah 159,8 ind/ml dibandingkan dengan kedua pakan perlakuan seperti