BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian alat dan kemudian dilakukan
analisis dari hasil pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui bagaimana alat bekerja,
dan mengetahui tingkat keberhasilan alat yang bekerja sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
4.1. Pengujian Sensor EC
Pengujian sensor EC dilakukan dengan cara membandingkan sensor EC alat
dengan alat ukur COM-100 yang ditunjukan oleh Gambar 4.1 dan 4.2.
Berikut tabel pengujian sensor EC yang dibandingkan dengan alat ukur
COM-100 dan ralat yang didapat dari pengujian tersebut.
Tabel 4.1. Pengujian sensor EC
Percobaan Com-100 (mS/cm) Sensor EC (mS/cm) Ralat (mS/cm)
1 0.45 0.41 0.04
Berikut Penjelasan pengujian sensor EC :
Sensor EC alat dibandingkan dengan alat ukur COM-100 dan didapat rata-rata ralat
Gambar 4.3. Grafik pengujian sensor EC dibandingkan dengan alat ukur COM-100
4.2. Pengujian sensor suhu larutan DS18B20
Berikut ini adalah tabel pengujian sensor suhu DS18B20 yang dibandingkan
dengan thermometer air raksa dan ralat yang didapat.
Tabel 4.2. Pengujian sensor DS18B20
Percobaan DS18B20 (ºC) Thermometer Air
Berikut Penjelasan pengujian sensor DS18B20 :
Sensor DS18B20 dibandingkan dengan thermometer air raksa. Dari hasil pengujian
sensor didapat rata-rata ralat sensor DS18B20 adalah 0.576°C atau dibulatkan menjadi 0.58°C.
Maka sensor DS18B20 dapat bekerja dengan baik dan memenuhi spesifikasi dengan ralat 1°C.
Gambar 4.4. Grafik pengujian sensor suhu DS18B20
4.3. Pengujian Sensor Suhu dan Kelembaban Lingkungan DHT22
Berikut ini adalah tabel pengujian sensor suhu DHT22 dan dibandingkan dengan
sensor HTC-2.
percobaan
Tabel 4.3. Pengujian suhu menggunakan sensor DHT22
Berikut penjelasan tentang sensor DHT22 (suhu) :
Sensor DHT22 dibandingkan dengan alat ukur kelembaban HTC-2. Dari hasil pengujian
didapat rata-rata ralat sebesar 0.28°C.
Gambar 4.5. Grafik pengujian suhu menggunakan sensor DHT22
percobaan
Berikut ini adalah tabel pengujian sensor DHT 22 yang dibandingkan dengan alat ukur
HTC-2 dan ralat yang didapat
Tabel 4.4 Tabel pengujian kelembaban menggunakan sensor DHT22
Berikut penjelasan tentang sensor DHT22(kelembaban) :
Sensor DHT22 dibandingkan dengan sensor HTC-2. Dari hasil pengujian didapat
rata-rata ralat sebesar 4.12%.
Gambar 4.6.Grafik pengujian kelembaban menggunakan sensor DHT22 Percobaan
4.4. Pengujian Sensor Ultrasonik
Berikut ini adalah pengujian sensor ultrasonik saat air kosong dan penuh yang
ditunjukan oleh Gambar 4.7, 4.8, 4.9, dan 4.10.
Gambar 4.7 Pengujian sensor saat air kosong Gambar 4.8. Tampilan E pada LCD
Gambar 4.9 Pengujian sensor saat air penuh Gambar 4.10 Tampilan F pada LCD
Berikut ini adalah tabel pengujian sensor ultrasonik yang menunjukkan percobaan,
Tabel 4.5. Pengujian Sensor ultrasonik
Percobaan Kriteria keberhasilan Hasil
Pengujian sensor saat air
kosong
Jika pada LCD keluar simbol
E di kanan bawah ketika
ketinggian air 13cm di bawah
sensor ultrasonik
Berhasil
Pengujian sensor saat air
penuh
Jika pada LCD keluar simbol
F di kanan bawah ketika
ketinggian air 3cm di bawah
sensor ultrasonik dan pompa
pengisi air mati
Berhasil
Berikut penjelasan tentang pengujian sensor ultrasonik :
Sensor ultasonik dapat bekerja saat air kosong dengan memberikan peringatan pada LCD berupa huruf “E” dan saat air penuh dapat memberikan peringatan berupa huruf “F” pada LCD dan pompa pengisian air mati.
4.5. Pengujian Motor DC dan Pompa air gallon
Berikut ini adalah pengujian motor DC saat nutrisi kurang dan pengujian pompa
air gallon ketika nutrisi kelebihan yang ditampilkan pada Gambar 4.11, 4.12, 4.13, 4.14.
Gambar 4.12. Motor DC A dan B menyala ketika EC kurang dari nilai referensi
Gambar 4.14 Pompa air gallon menyala ketika nilai EC sudah melebihi batas referensi
Berikut ini adalah tabel pengujan motor DC A dan B, pengujian pompa air gallon dengan
criteria keberhasilan dan hasilnya.
Tabel 4.6. Pengujian motor DC dan pompa air gallon
Percobaan Kriteria keberhasilan Hasil
Pengujian motor DC A
dan B
Mampu menyala ketika pupuk
di bawah EC minimal jenis
tanaman yang dipilih
Berhasil
Pengujian pompa Air
gallon
Mampu menyala ketika EC
lebih dari maksimal jenis
tanaman yang dipilih
Berhasil
Motor dc A dan B dapat bekerja ketika pupuk dibawah EC minimal jenis tanaman tang
dipilih, dan pompa air gallon dapat bekerja ketika EC lebih dari maksimal jenis tanaman yang
dipilih
Tabel 4.7. Pengujian kinerja pencampuran pupuk A dan B
Percobaan Range EC (mS/cm) Waktu yang ditempuh (s)
1 1-2 60
2 2-3 67
3 3-4 75
4 4-5 90
Berikut penjelasan tentang pengujian kinerja pencampuran pupuk A dan B :
Pompa A dan pompa B dapat menambah nutrisi dengan range EC 1-2mS/cm dengan
waktu tempuh 60 detik, 2-3mS/cm 67 detik, 3-4mS/cm 75 detik, dan 4-5mS/cm 90 detik.
Tabel 4.8 Pengujian kinerja pencampuran Air
Percobaan Range EC (mS/cm) Waktu yang ditempuh (s)
1 2-1 40
2 3-2 53
3 4-3 62
4 5-4 75
Berikut penjelasan tentang pengujian kinerja pencampuran Air :
Pompa Air dapat mengurangi nutrisi dari range EC 2-1mS/cm dengan waktu tempuh 4o
4.6. Pengujian Sistem Peringatan
Berikut ini adalah tabel pengujian sistem peringatan pada sensor DS18B20 dan
DHT22
Tabel 4.9. Pengujian sistem peringatan pada sensor DS18B20 dan DHT22
Percobaan Kriteria keberhasilan Hasil
Pengujian sensor suhu
larutan DS18B20 saat
melebihi 27ºC
Buzzer mampu menyala ketika
suhu larutan sudah melebihi
27ºC
Berhasil
Pengujian tampilan
warning pada LCD saat
sensor DHT22 melebihi
suhu tanaman yang dipilih
Mampu memberikan peringatan
too hot pada LCDsaat suhu
sudah melebihi suhu tanaman
yang dipilih
Berhasil
Berikut penjelasan tentang pengujian sistem peringatan pada sensor DS18B20 dan
DHT22 :
Pengujian Sensor DS18B20 adalah saat buzzer mampu menyala ketika suhu larutan
sudah meleibihi 27ºC, dan untuk sensor DHT22 saat suhu sensor DHT22 melebihi suhu tanaman