• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDY PELAKSANAAN PEMELIHARAAN ALAT BERAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDY PELAKSANAAN PEMELIHARAAN ALAT BERAT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STUDY PELAKSANAAN PEMELIHARAAN ALAT BERAT

ARTIKEL

DEKKY FURWANDI

NPM. 1110018312047

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

STUDY PELAKSANAAN PEMELIHARAAN ALAT BERAT

Dekky Furwandi¹, Alizar Hasan², Wardi¹

¹Program Studi Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta

²Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teiknik Universitas Andalas Email: dekkyfurwandi81@gmail.com

ABSTRAK

Semakin tingginya akan kebutuhan alat berat pada setiap pekerjaan proyek konstruksi. Dengan adanya alat berat tersebut mampu menekan efisiensi kerja, efisiensi waktu, efisiensi biaya serta menakan penggunaan tenaga kerja yang besar. Pemakaian alat berat secara terus menerus tentunya harus dibarengi dengan pelaksanaan perawatan/ pemeliharaan yang baik. Belum optimalnya pemeliharaan alat berat disebabkan kurangnya kesiapan pihak pengelola dalam mengatasi permasalahan, seperti keterbatasan sumber daya manusia, Biaya, Suku cadang Oleh sebab perlu rasanya untuk melakukan kajian lebih dalam terhadap permasalahan pelaksanaan pemeliharaaan Alat Berat metoda penelitian dengan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif, data dibersumber dari data primer yang diperoleh dari wawancara dan obeservasi dilapangan dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini dengan analisis data menggunakan teknik fish bone. Dari hasil penilitian di peroleh ada beberapa hal yang mempengaruhi pelaksanaan pemeliharaan yaitu SDM, Biaya, Peralatan, Metoda, Material

Kata Kunci : manajemen pemeliharaan, Fish Bone.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini penggunaan Alat Berat pada pekerjaan – pekerjaan bidang konstruksi sangat membantu para kontraktor dalam melaksanakan pekerjaannya, hal ini terlihat semakin tingginya akan kebutuhan alat berat pada setiap pekerjaan proyek konstruksi.

Dengan adanya alat berat tersebut mampu menekan efisiensi kerja, efisiensi waktu, efisiensi biaya serta menakan penggunaan tenaga kerja yang besar.

Minimnya ketersediaan Alat Berat di

Kabupaten Kerinci dan dalam

mendukung pelaksanaan

pembangunan infrastruktur di

Kabupaten Kerinci, pada tahun 2007

pemerintah Kabupaten Kerinci

mengalokasikan anggaran miliaran

rupiah dari APBD Kabupaten

Kerinci untuk pengadaan Alat Berat, adapun alat berat yang dibeli antara lain. AMP, Stone crusher, Finisher,

Tandem roller, aspalt Sprayer, Dump truck, Tronton, Excavator, Wheel loader (sumber: Dinas PU Tahun 2012).

Alat Berat yang dibeli tersebut merupakan aset daerah hal ini

berdasarkan oleh berdasarkan

Permendagri No. 17 Tahun 2007 Pasal 1 angka 3 yang ber bunyi

“Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau perolehan

lainnya yang sah”.

Alat Berat tersebut

penggelolaannya dilaksanakan oleh Unit pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yaitu UPTD AMP, UPTD Stone Crusher dan

UPTD Workshop, hal ini

sebagaimana tertuang dalam

(3)

Pokok, Fungsi dan Tata cara Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Dalam pemanfaatan aset daerah Kabupaten Kerinci berupa alat berat, Dinas Pekerjaan Umum selaku

Pengelola yaitu dengan cara

menyewakan kepada kontraktor

-kontraktor yang melaksanakan

pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten Kerinci, sebagai mana tertuang dalam Peraturan Daerah No. 11 Tahun 2010 dan Visi dan Misi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci yang salah satu bunyinya

adalah “Mendukung upaya

peningkatan Pendapatan Asli Daerah,

dengan cara mengoptimalkan

sumber – sumber Penerimaan PAD”

(Sumber Dinas PU Kab. Kerinci). Alat Berat yang disewakan kepada

Kontraktor – kontraktor yang

melaksanakan pekerjaan proyek konstruksi di Kab. Kerinci, terutama kontraktor yang tidak memiliki peralatan seperti alat berat, tentunya sangatlah membantu para kontraktor

– kontraktor tersebut dalam

melaksanakan pekerjaan fisik.

Pemakaian alat berat secara terus menerus tentunya harus dibarengi

dengan pelaksanaan perawatan/

pemeliharaan yang baik, dengan pemeliharaan yang baik terhadap alat berat dapat memperpanjang umur ekonomis alat, mempertahankan keandalan peralatan serta mutu hasil pekerjaan dapat dipertahankan.

Sebagaimana diungkapkan oleh

Sofjan Assuri (2008) bahwa Dalam usaha untuk dapat menggunakan terus peralatan produksi agar kontinuitas produktifitas peralatan dapat terjamin, maka dibutuhkan kegiatan – kegiatan pemeliharaan

dan perawatan yang meliputi

kegiatan pengecekan,lubrication dan

perbaikan atas kerusakan yang ada pada peralatan tersebut.

Berdasarkan hasil observasi Tahun 2013 dan keterangan dari bagian unit Pelaksana Teknis Daerah

Work Shop selaku pengelola

peralatan dilingkup Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, berbagai permasalahan yang terjadi, Seperti : pada waktu peralatan akan digunakan peralatan dalam kondisi rusak, saat peralatan melaksanakan pekerjaan sering terjadi kerusakan pada peralatan, Hal ini tentunya membuat para kontraktor harus menunggu

perbaikan terhadap peralatan

tersebut, sehingga berdampak pada

waktu pelaksanaan pekerjaan

menjadi bertambah, kualitas dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Turunnya kemampuan peralatan

pada saat bekerja, semua

permasalahan tersebut tentunya merugikan bagi pihak penyewa karena output dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule, sehingga pekerjaan proyek

yang dilaksanakan mengalami

keterlambatan. Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa belum optimalnya perawatan/ pemeliharaan terhadap peralatan yang ada.

Belum optimalnya pemeliharaan alat berat yang berada di Dinas Pekerjaan Umum hal ini disebabkan kurangnya kesiapan pihak pengelola

Alat Berat dalam mengatasi

permasalahan tersebut diatas, seperti keterbatasan sumber daya manusia dalam menangani pemeilharaan/ perbaikan alat berat pada UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci, Biaya, Suku cadang dll. Oleh sebab itu penulis merasa perlu untuk melakukan kajian lebih

dalam terhadap permasalahan

pelaksanaan pemeliharaaan Alat Berat yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci dengan

judul “Study Pemeliharaan alat Berat

Studi kasus Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Work Shop Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten

Kerinci”.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Apakah masalah – masalah yang dihadapi oleh UPTD work shop pada Dinas Pekerjaaan Umum dalam melakukan pemeliharaan alat berat saat ini ?

2. Bagaimana langkah – langkah yang sesuai dalam menangani Permasalahan pemeliharaan alat berat di UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui masalah

pemeliharaan Alat Berat yang dihadapi oleh UPTD Work Shop

Dinas Pekerjaan Umum

(4)

2. Untuk mengusul program pemeliharaan yang tepat dalam pemeliharaan alat berat pada UPTD Work shop di Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten

Kerinci.

2. TINJAUAN LITERATUR 2.1. Alat Berat

Yang dimaksud dengan Alat berat adalah peralatan sumber daya yang melipat gandakan jasa manusia untuk mencapai usahanya sekaligus menunjukkan spesifikasi jenis usaha

manusia. (Kepmen PU no.

585/KPTS/1988)

2.2. Pemeliharaan Alat Berat

Menurut Sofjan Anssauri (2008) Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga Fasilitas / peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/ penggantian yang diperlukan suatu usaha supaya terdapat keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Menurut T. Hani Handoko, (2000) sebagaimana dikutip Gina Nurulaini dalam Jurnalnya bahwa Pemeliharaan dan perbaikan adalah suatu kegiatan yang menjamin fasilitas mesin-mesin produktif akan dapat beroperasi secara efektif sehingga biaya mesin yang

tidak produktif dapat

diminimumkan.

Setiap mesin / peralatan yang digunakan dalam proses produksi akan mengalami kerusakan sejalan

dengan semakin menurunnya

kemampuan mesin dan peralatan. Menurunnya kemampuan mesin / peralatan ini disebabkan oleh (sirmas munthe, dkk. 200) :

Natural deterioration, yaitu

menurunnya kinerja mesin / peralatan secara alami akibat terjadinya keausan pada fisik mesin / peralatan selama waktu pemakaian.

Accelerated deterioration,

yaitu menurunnya kinerja mesin / peralatan akibat kesalahan manusia (human

error) sehingga dapat

mempercepat keausan mesin /

peralatan karena

mengakibatkan tindakan dan

perlakuan yang tidak

seharusnya dilakukan terhadap mesin / peralatan.

Pemeliharaan merupakan fungsi yang sangat penting terhadap mesin atau alat berat karena dengan dilakukannya pemeliharaan terhadap peralatan menjamin keandalan mesin dan kelancaran

kerja alat, dengan sistim

pemeliharaan yang baik

mengurangi tingkat kerusakan mesin saat beroparasi, maka perlu suatu sistem pemeliharaan agar dapat mecapai kenerja dan standar kualitas yang diharapkan.

2.2.1. Tujuan Pemeliharaan

Menurut sofyan Assauri

(2008) tunjuan utama dari

pemeliharaan antara lain:

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi 2. Menjaga kualitas pada tingkat

yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu 3. Untuk membantu mengurangi

pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang di investasikan

dalam perusahaan selama

waktu yang ditentukan sesuai

dengan kebijaksanaan

perusahaan mengenai investasi tersebut

4. Untuk mencapai tingkat biaya

pemeliharaan serendah

mungkin dengan melaksanakan

kegiatan pemeliharaan

(Maintenance) secara efektif dan efisien keseluruhannya

5. Menghindari kegiatan

maintenance yang dapat

membahayakan keselamatan

para pekerja

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi –

fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk

mencapai tujuan utama

perusahaan, yaitu tingat

keuntungan return of

investment yang sebaik

mungkin dan total biaya yang rendah.

2.3. Manajemen Pemeliharaan Alat Berat

Manajemen maintenance

adalah pendekatan formal dalam melaksanakan fungsi manajemen

pemeliharaan menyangkut

(5)

peralatan setiap saat berdasarkan karakteristik kemampuan dan kehandalan pemeliharaan. Fungsi

utama manajemen yaitu

menetapkan keputusan tentang kegiatan – kegiatan apa yang harus dilakukan dan kapan dilakukannya kegiatan tersebut, guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi dalam jangka pendak maupun jangka panjang ( Sofyan Assauri, 2008).

Menurut Alfian Hasmi (2004),

bahwa untuk mendapatkan

produktifitas Alat berat yang tinggi, maka kelansungan operasi sepanjang tahun harus tetap terjaga, maka seluruh jajaran manajemen harus meningkatkan teknik – teknik pengawasan dan

memberikan pelatihan pada

operator sehubungan dengan

teknik pemeliharaan dan operasi. Dalam kegiatan pemeliharaan yang

andal banyak faktor yang

mempengaruhinya antara lain

pengadaan, pemakaian dan

pemeliharaan fasilitas, yang

didukung oleh organisasi

pengelolaan dan mekanisme kerja pemeliharaan. Maka kegiatan pemeliharaan peralatan adalah suatu lingkaran tertutup dalam suatu siklus edaran kegiatan. Dimana satu sama lain merupakan unsur-unsur kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.

Gambar.2.2.b. Siklus edaran kegiatan Pemeliharaan

Menurut sofyan Assauri. (2008), pelaksanaan pemeliharaan suatu peralatan tergantung kebijakan dari top manajemen, tetapi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut pihak manajemen terlebih dahulu memperhatikan enam syarat agar

pelaksanaan pemeliharaan

peralatan dapat efisiean, yang antara lain:

1. Adanya data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki

2. Adanya planning dan

scheduling

3. Adanya surat perintah (work orders) tertulis dari atasan 4. Adanya persediaan peralatan/

Adanya catatan (Record) 5. Adanya laporan pengawasan

dan analisis

Laporan tentang kemajuan atau

perkembangan kondisi mesin

setelah dilakukan perbaikan dari pengawas sehingga dapat dianalisis

guna pengambilan keputusan

terhadap kegiatan pemeliharaan.

2.3.1. Organisasi Pemeliharaan

Menurut Taylor yang dikutip

suharto organisasi adalah

pengintegrasian sumber – sumber, seperti persoalan teknik, kondisi alam serta keterlibatan personal.

Untuk mendukung aktivitas

produksi agar lebih berhasil dan berdaya guna, maka keberadaan suatu organisasi perawatan cukup

dibutuhkan. (Afri Heri

Iswanto,S.Hut,M.Si (2008).

Keberadaan bagian

pemeliharan tidak terlepas dengan bagian produksi, karena kegagalan kegiatan pemeliharaan sangat mengganggu kelancaran produksi. Apabila kegiatan pemeliharaan tidak berjalan dengan baik, bila terjadi kerusakan pada mesin –

mesin dan tidak atau lambat di perbaiki akan mengakibatkan proses produksi menjadi terganggu (sofyan Assauri, 2008)

2.3.2. Struktur Organisasi

Menurut (sofyan Assauri, 2008) Besar kecil struktur bagian pemeliharaan ini tergantung pada besarnya perusahaan tersebut dan otomatis tidaknya mesin yang digunakan. Perusahaan besar mempunyai jumlah tenaga kerja yang besar di bagian pemeliharaa dan mempunyai struktur organisasi yang lebih komplek, sedangakan untuk perusahan kecil hanya mempenyai beberapa orang di bagaian pemeliharaan.

Menurut Corde 1991) yang dikutip Afri Heri Iswanto,S.Hut,M.Si

(2008) persentase karyawan

pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung pada jenis industri apakah industri padat karya atau Industri padat modal.

(6)

Industri padat Karya jumlah staf bagian pemeliharaan 2% dari jumlah keseluruhan karyawan Sedangkan Industri padat modal jumlah staf bagian pemeliharaan

mencapai 50% dari jumlah

keseluruhan karyawan

2.3.3. Tenaga Mekanik

Berdasarkan keputusan Dirjen ILMEA Nomor. O4 /SK

/DJ-ILMEA/V/ 2000, klasifikasi

mekanik terbagi atas:

2.3.4. Tugas Bagian Pemeliharaan

Adapun kegiatan Bagian

Pemeliharaan antara lain

(Sumber:Sofyan Assauri. 2008):

1. Inspeksi (Inspection)

2. Kegiatan Teknik (engineering) 3. Kegiatan Produksi

4. Pekerjaan Administrasi (clerical Work)

5. Pemeliharaan Bangunan (House Keeping)

2.4. Strategi Pemilharaan

Strategi pemeliharaan akan

mempengaruhi kelangsungan

produktivitas produksi. Karena itu perlu dipertimbangkan secara

cermat mengenai bentuk

pemeliharaan yang akan digunakan

terutama berkaitan dengan

kebutuhan produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga pemeliharaan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategimaintenance:

• Umur peralatan/mesin

produksi

• Tingkat kapasitas pemakaian mesin

• Kesiapan suku cadang

• Kemampuan bagian

pemeliharaan untuk bekerja cepat

• Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.

Menurut Muhammad Zaky Zaim Muhtadi (2009), bahwa

Supaya optimal kerja

mesin/peralatan dapat tercapai melalui sistem pemeliharaan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain strategi pemeliharaan tersebut, antara lain:

a. Ruang lingkup pekerjaan.

b. Lokasi pekerjaan. c. Prioritas pekerjaan. d. Metode yang digunakan. e. Kebutuhan material. f. Kebutuhan keahlian. g. Kebutuhan tenaga kerja.

2.5. Jenis– Jenis pemeliharaan

Berdasarkan Kegiatan, pemeliharaan dua, yaitu (Muhammad Zaky Zaim Muhtadi, 2009).:

1. Pemeliharaan terprogram

Pemeliharaan Teadalah Suatu kegiatan pemeliharaan

yang diprogramkan dan

merupakan salah satu kegiatan institusi/ perusahaan yang dilakukan dengan pemikiran berorientasi kemasa depan, pengendalian dan pendataan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut corder (1992) sebagaimana dikutip oleh Apri Heri Iswanto, pemeliharaan terprogram terdiri dari Preventive

Maintenance dan Corective

maintenance.

2. Pemeliharaan tak terprogram

Pemeliharan tak

terprogram adalah Suatu kegiatan pemeliharaan akibat terjadinya kerusakan diluar perencanaan atau di luar dugaan, dan tidak termasuk dalam anggaran biaya.

Yang termasuk dalam

pemeliharaan tak terprogram umumnya adalah pemeliharaan darurat, seperti kerusakan mesin yang tiba-tiba pada saat kegiatan produksi berlangsung, maka mesin yang rusak tersebut harus

segera diperbaiki untuk

menghindari kerugiaan yang

lebih besar karena berhentinya produksi.

2.6. Pembiayaan pemeliharaan

Menurut Zaki Baridwan (2001) biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aset agar berada dalam kondisi operasio yang baik. Menurut

sofjan Assurri (2008) untuk

mendapatkan efisiensi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yaitu dengan memperhatikan besarnya biaya yang terjadi dan tentunya alternative tindakan yang dipilih untuk

dilaksanakan sehingga dapat

(7)

biaya-biaya pengecekan, biaya penyetelan, biaya service, biaya penyesuaian, dan biaya perbaikan atau resparasi. Perbandingan biaya yang perlu dilakukan antara lain untuk menentukan:

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan

Suatu penelitian ilmiah yang diperoleh harus mengikuti proses tertentu supaya hasil penelitian yang diperoleh memenuhi kaidah-kaidah ilmiah. Penelitian dapat direncanakan untuk menguji suatu hipotesa. Disini

penelitian akan mulai dengan

menentukan hipotesa tentang apa yang diharapkan, untuk itu harus dibuat

rencana penelitian untuk

mengidentifikasi permasalahan

pelaksanaan pemeliharaan Alat Berat dan menentukan strategi pemeliharaan. akhirnya memperoleh kesimpulan.

3.2 Metode Penelitian

Berdasarkan latar belakang

permasalahan, rumusan masalah,

maksud tujuan yang akan dicapai, untuk itu dalam penelitian ini penulis menggunakan Pendekatan Kualitatif.

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini harapan penulis dapat

memperoleh gambaran yang jelas

bagaimana pelaksanaan pemeliharaan alat berat yang terdapat di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci, serta mencoba mencari metoda yang tepat dalam pelaksanaan pemeliharaan Alat berat yang dikelola oleh UPTD pada Instansi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci. Penelitian dengan menggunakan pendekatan Kualitatif karena Penulis ingin mengekspor fenomena – fenomena yang tidak dapat

dikuantifikasikan yang bersifat

deskriptif.

Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer maupun data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data

lansung dan segera diperoleh dari sumber data oleh peneliti untuk tujuan penelitian secara khusus (Sanafiah Faisal, Penelitian kualitatif : dasar-dasar dan aplikasi Malang.YA3) . Data yang

dimaksud berupa informasi yang

diperoleh melalui obsevasi langsung kelapangan dan wawancara lansung kepada orang – orang yang terkait pada pelasanaan pemeliharaan Alat berat Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci , serta mengambil Dokumentasi terhadap objek yang diteliti.

Responden adalah Orang yang dapat memberikan informasi tentang yang diteliti sehingga menjadi data penelitian.

Yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah orang yang terlibat

lansung dalam pelaksanaan

pemeliharaan Alat Berat pada UPTD

worshop Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Kerinci, penulis dari seluruh karyawan lingkup UPTD work shop penulis mengambil 5 orang yang

Adapun Kriteria orang yang menjadi responden antara lain:

1. Terlibat lansung dalam Kegiatan pemeliharaan

2. Terlibat lansung dalam

pengadministrasian dan

pendistribusian Barang

3. Memiliki pengalaman minimal 3 Tahun dibidangnya

4. Kepala UPTD/ setingkat Kepala seksi

5. Untuk level pengawas Keatas, pendidikan Terakhir S1

6. Untuk Tenaga Ahli mempunyai Pengalaman di bidang Pemeliharaan alat berat sekurang – kurangnya 20 Tahun

Sedangkan data sekunder

merupakan data yang bersumber dari

Dokumen yang berhubungan

pemeliharaan oleh instansi terkait, serta Bahan Pustaka.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menyelesaikan penelitian ini sehingga memperoleh data yang lebih akurat dan akuntabel. Sehubungan penelitian ini menggunakan metoda deskriptif, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini antara lain:

(8)

Teknik pengumpulan data dengan observasi ini mengamati lansung berkenaan dengan proses kerja pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan, dalam obeservasi ini penulis melaksanakan dari awal sampai selesai tahapan penelitian ini Menurut Sutrisno Hadi (1986), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dengan berbagai proses biologis dan psikologis.

b. Wawancara

Pada penelitian ini penulis

menggunakan wawancara terstrukur

dimana penulis memfokuskan

pertanyaan yang berhubungan

dengan pelaksanaan pemeliharaan alat berat pada UPTD Work Shop, adapun bentuk pertanyaan yang akan penulis tanyakan kepada responden menyangkut persoalan teknik dan persoalan ekonomis. Menurut Sofjan Assauri (2008) Permasalahan teknis dan persoalan ekonomis

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data

pendukung diperoleh dari dokumen

– dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan pemeliharaan Alat Berat pada Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci, Studi pustaka, Jurnal.

3.5. Metode Analisis data

Untuk melakukan Analisis data diawali dengan menyusun data yang telah terkumpul dari hasil studi literatur, observasi, maupun wawancara, sehingga

memudahkan penulis dalam

menganalisis data untuk mencapai tujuan dari penelitian ini.

adapun metoda yang digunakan dalam menganalisis data terhadap tujuan dari penilitian ini adalah:

3.5.1. Untuk mengetahui masalah pelaksanaan pemeliharaan alat berat yang dihadapi oleh UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci Dalam mencapai tujuan 1 pada penelitian ini, data yang telah terkumpul akan diolah dan pengolahan data dilakukan dengan reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan.

1. Penyajian Data

Penyajian data dikaukan untuk

memudahkan untuk menarik

kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Setelah data direduksi,

langkah selanjutnya adalah

menyajikan data. Data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif dan data disajikan dengan

mengelompokkan sesuai dengan

kategori masing– masing. 2. Penarikan Kesimpulan

Setelah data di sajikan, langkah selanjutnya memferivikasi ulang terhadap data yang telah melalui proses reduksi dan penyajian data

yaitu dengan membandingakan

dengan teori yang sudah ada maupun pengalaman (expert).

3. Fishbone

Untuk mengetahui penyebab

permasalahan dalam Pelaksanaan pemeliharaan alat Berat, Penulis menggunakan analisis Fish Bon / sebab – akibat. Diagram Fish Bon

merupakan suatu diagram yang

menunjukkan hubungan antara sebab akibat atau disebut juga diagram tulang ikan. Sehubungan dengan pelaksanaan pemeliharaan, dengan diagram fish bone sehingga dapat mempermudah menentukan

faktof-faktor penyebab efektifitas

pelaksanaan pemeliharaan. Dari teori

– teori yang telah dibahas

sebelumnya, penulis menyimpulkan

ada beberapa variabel yang

mempengaruhi pelaksanaan

pemeliharaan alat berat yang meliputi Sumber Daya Manusia, Peralatan, Material, Metoda, Lingkungan. Bila digambarkan dengan diagram fish Bon seperti gambar dibawah ini.

Sumber: Dyah Ika Rinawati, dkk, 2014.

Gambar3.6.1 Diagram Fish Bon Faktor– faktor yang mempengaruhi pemeliharaan alat berat

(9)

Didalam menyelesaikan tujuan kedua ini, dari hasil yang diperoleh dari tujuan pertama yaitu mencari penyebab

belum efektifnya pelasanaan

pemeliharaan alat berat kemudian penulis melakukan analisis untuk menentukan strategi pemeliharaan alat berat pada UPTD Work Shop yang tepat dengan memperhatikan faktor internal dan faktor external. Faktor internal merupakan fakor yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan pemeliharaan yang berada dalam lingkup organisasi seperti sumber daya manansia, metoda yang digunakan, pengadminstrasian dan peralatan, material.

Sedangkan faktor eksternal

merupakan faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan pemeliharaan yang berada diluar lingkup organisasi seperti, kebijakan pemerintah dalam penetapan anggaran pemeliharaan, ketersediaan barang dipasaran, situasi harga pasar dan kesiapan tenaga mekanik dari luar.

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Peneltian

Dalam pengumpulan data pada penelitian ini salah satunya dengan cara

wawancara. Wawancara merupakan

metoda yang tepat supaya dapat bertatap muka langsung dengan pihak UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum Kab.

Kerinci. Untuk mendapatkan semua

percakapan, penulis merekam dengan

menggunakan recorder untuk

mendapatkan semua hasil percakapan agar tidak ada yang terlewatkan atau terlupakan, pertanyaan yang penulis ajukan kepada responden seputar pemasalahan yang penulis teliti dan telah disiapkan terlebih dahulu.

4.1.1. Alat Berat

a. Kondisi Alat Berat Pada UPTD Work Shop

Berdasarkan data hasil penelitian bahwa kondisi Alat Berat UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci 64% mengalami kerukasan baik rusak berat, maupun rusak Ringan dan 36% Alat dalam kondisi Baik

b. Kondisi Alat Berdasarkan Umur Alat

Berdasarkan data hasil penelitian

bahwa kondisi Alat Berat UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci bahwa umur alat

5-10 Tahun 72% mengalami

kerusakan, umur alat 0-5 Tahun

18,2% dalam kondisi rusak

sedangkan unuk Alat yang umurnya

lebuh dari 10 Tahun 66,7%

mengalami kerusakan.

4.1.2. Pegawai/Karyawan

a. Keadaan Pegawai menurut Strukutur Organisasi

Bila dilihat dari tingkat pendidikan formal pegawai pada UPTD Work Shop bahwa terdaspat kekosongan

pada bagian mekanik baik

koordiantornya maupun mekanik

dan pembantu mekaniknya,

sementara untuk bagian opersional koordinatornya 2,9%, Pengawas 2,9%, Operator 50 %, pembantu operator 32%, koordianator Logistik 2,9%, staf logistik 2,9% Orang, staf administrasi 2,9%

4.2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2.1. Analisis Permasalahan Pemeliharaan Alat Berat yang Diahadapi Oleh UPTD Work shop Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kerinci

Berdasarkan tujuan pertama pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui Permasalahan pemeliharaan yang dihadapi oleh UPTD Work shop Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci penulis menganalisis faktor Manusia,

Peralatan, Metoda Material,

Lingkungan yang mempengaruhi

pelaksanaan pemeliharaan dari

pemgumpulan data yang telah penulis laksanakan.

Dari pembahasan terhadap faktor

– faktor yang mempengruhi

pelaksanaan pemeliharaan, maka permasalahan pemeliharaan yang dihadapi oleh UPTD Work Shop dianataranya:

a. Kurangnya tenaga pengawas

menyulit kan penawasan kerja alat dilapangan selain itu juga belum ada tenaga mekanik pada UPTD Work Shop sehingga perawatan alat hanya dilakukan

oleh operator sementara

perbaikan alat dengan

mendatangkan mekanik dari luar.

b. Dalam penanganan kerusakan

alat dilaksanakan setelah

komponen – kompenen setelah

alat ngalami kerusakan

(breakdown)

(10)

yang tersedia dan tidak memungkinkan untuk melakukan pecadangan spare part

4.2.1. Strategi Pemeliharaan Alat Berat Pada UPTD Work Shop Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kerinci

Dari hasil identifikasi

permasalahan terkait dengan

efektifitas Pemeliksanaan

pemeliharaan alat berat terhadap faktror Manusia, peralatan, Matoda, Material, dan lingkungan, kemudian dilakukan analisis terhadap faktor internal dan faktor ekternal untuk

menentukan Langkah - langkah

Pemeliharaan Alat Berat yang Efektif, adalah sebagai berikut:

Pimpinan mempunyai peranan

yang sangat penting dalam

efektivitas pelaksanaan pemeliharan/ perbaikan dalam suatu organisasi karena pimpinan merupakan orang yang memutuskan tentang kegiatan pemeliharaan /perbaikan terhadap alat.

Fungsi pengawasan dalam

operasi alat untuk membantu

pimpinan dalam dalam

mengkoordinir kerja dari operator dalam pengoperasian alat dapat berjalan sebagai mana mestinya, selain itu membuat catatan tentang kondisi alat selama operasi, pencatatan jam operasi alat.

Operator merupakan orang yang mengopesikan dan mengendalikan

kerja, operator alat yang

berpengalaman mengatahui setiap permasalahan yang terjadi pada alat, jadi operator sangat berperan penting dalam hal melakukan

pemeliharaan alat. Untuk

kelancaran pelaksanaan

pemeliharaan alat tentunya

dibutuhkan kerja sama tim, kerja

sama dalam bentuk berbagi

informasi di setiap bagian .

Untuk efektifitas pelaksanaan pemeliharaan alat berat dan penekanan biaya pemeliharaan alat berat perlu adanya tenaga mekanik

mampu melakukan diagnosa

kerusakan, perbaikan maupun kerusakan alat berat.

Biaya merupakan salah satu faktor penting dalam efektifitas pelaksanaan pemeliharaan alat pada UPTD Work Shop tanpa dukungan biaya yang kuat terhadap keputusan yang diambil oleh pimpinan dalam pelaksanaan pemeliharaan alat berat yang ada UPTD Work Shop, bisa

menyebabkan kegiatan

pemeliharaan/ perbaikan alat dapat terhenti.

Tidak teratur dalam pelaksanaan perawatan alat membuat alat menjadi cepat mengalami kerusakan maupun keusan pada komponen alat, selain itu mengikibatkan alat /mesin akan mengalami kerasakan

pada saat operasi sehingga

pengaturan biaya yang di butuhkan tidak dapat pemwliharaan alat. Dalam pelaksanaan pemeliharaan maupun perbaikan Oleh UPTD Work shop bila terjadi kerusakan ataupun waktunya untuk dilakukan pemeliharaan alat maka saat itu juga spare partnya di lakukan pembelian.

Pada UPTD WorkShop tidak

tersedianya fasilitas

pendukung/peralatan kerja dalam melaksanakan perbaikan alat dan sebagian peralatan mengalami kerusakan. Dari gambaran diatas bahwa kurangnya baik penata usahaan terhadap peralatan yang merupakan bagian dari infentaris dari UPTD Work Shop.

Untuk Penentuan pendanaan bagi penanganan Pemeliharaan aset akan dikelola SKPD, setelah usulan/ perencanaan yang telah dibuat oleh

SKPD selaku pengelola aset

kemudian dilakukan pembasan oleh Tim Anggaran dan Pemerintah Dareah (TAPD) kabupaten /kota yang bertanggung jawab pada Bupati/Walikota selaku Kepala Pemerintahan daerah. TAPD Ini dibentuk berdasarkan SK Kepala

Daerah Kabupaten/Kota yang

selanjutnya bekerjasama dengan DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) dalam penentuan program dan besaran pendanaan untuk pemeliharaan aset daerah.

Dalam pelaksanaan perbaikan alat berat tidak semuanya dapat dilakukan oleh bagian mekanik yang ada dalam organisasi, hal ini disebabkan ada bagian – bagian tertentu pada alat berat yang

membutuhkan keahlian kusus,

teknologi khusus yang diperlukan sehingga alat dapat berfungsi lagi,

oleh sebab itu membutuhkan

mekanik dari luar seperti mekanik Dari ATPM alat berat itu berasal, Belum sempatnya mekanik luar seperti mekanik dari ATPM yang

akan memperbaiki alat, ini

(11)

pelaksanaan perbaikan alat. Untuk

melaksanakan perbaikan alat

terlebih dahulu dirancanakan dari awal dan menginformsikan kepada mekanik tersebut rencana perbaikan tersebut baik itu waktu, dan tempat

pelaksanaan perbaikan serta

menyiapkan segala sesuatu

kebutuhan yang diperlukan untuk pelaksanaan perbaikan.

a. Ketersediaan dan Harga Spare Part dipasaran

Sulitnya mendapat suku cadang yang dibutuhkan dipasaran merupakan suatu hambatan dalam melakukan tindakan perbaikan secara sepat karena harus menunggu suku cadang

pemesanan yang memakan

waktu yang cukup lama. Harga suku cadang di pasaran yang fluktuatif menyulitkan dalam merencanakan kebutuhan biaya

yang diperlukan untuk

mengadakan spart yang

dibutuhkan tersebut.

Dengan mempertimbangkan faktor internal dan faktor externeal serta analisis yang dilakukan terhadap permasalahan efektifitas pemeliharaan alat,maka strategi pemeliharaan alat berat pada UPTD Work Shop adalah sebagai berikut. - Memfungsikan kembali struktur

organisasi yang ada sebelumnya, sehingga pengadministrasian dapat dilakukan dengan baik. - Meningkatkan fungsi pengawas

dalam mengambil keputusan

dilapangan terhadap perawatan

maupun perbaikan alat

dilapangan.

- Meningkatkan peran operator dalam pelaksanaan pemeliharaan alat berat

- Mengusulkan pada instansi

terkait untuk pemabahan staf serta membuat usualan kepada instansi terkait terhadap pelatihan

perbaikan/perawatan pada

karyawan yang memiliki bakat pada bagian perbengkelan.

5. PENUTUP

Dari pembahasan yang dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut

1. Dalam pelaksanaan pemeliharaan alat berat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya

- Memperhatikan kebutuhan

Anggaran Biaya pemeliharaan Alat Berat yang diperlukan

- Perlu di lakukan Stock suku cadang maupun Pelumas

- harus tersedianya perelatan kerja yang dipelukan dalam pelaksanaan pemeliharaan.

2. Untuk kelangsungan produktivitas

kerja alat yang baik dan

terlaksananya kontinuitas

pelaksanaan pemeliharaan, maka diperlukan suatu Strategi – strategi yang tepat sehingga diperoleh pelaksanaan pemeliharaan yang optimal yang meliputi perencanaan kebutuhan sumber daya manusia, perencanaan anggaran pemeliharaan dengan mempertimbangkan inflasi, menggunakan metoda pemeliharaan preventive sehingga dapat menekan penggunaan biaya yang besar,

6. REFERENSI

1. Alfian Hasmi, 2004, Manajemen Pemeliharaan, e-USU Repository ©2004 Universitas Sumatera Utara. 2. Afri Heri iswanto, S,Hut, M.Si,

2008, Karya Tulis Manajemen

Pemeliharaan Mesin – Mesin

Produksi, Depertemen Kehutanan, Fakultas Peranian, Universitas Sumatra Utara. USU e – Repository © 2008

3. Dendi Priantara, 2007, Umur

Ekonomis Alat, journal Manajemen Industri, Bina Widia Vol 18 No. 2, Fakultas Teknik UPN Jakarta, Juni

2007 (hhtp://www.

Univpancasila.ac.id)

4. Dr. Basrowi, M.Pd. & Dr. Suwandi, M.Si., 2008, Memahami Penelitian KualitatifRineka Cipta, Jakarta 5. Dra. Neti Budiwati, MSi. 2004,

Modul 16 Kewirausaan SMK, Cara

Mengelola Alat Dan Bahan,

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional

Bekerjasama dengan Lembaga

Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia

6. Ir. Handoyo, 2010 Analisis

Produktivitas Dengan Pendekatan Metode Apc(American Productivity

Center) Di Pt. Panca Wana

(12)

Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur

7. Imam Sodikin, 2008, Penentuan Interval Perawatan Preventif Komponen Elektrik Dan Komponen Mekanik Yang Optimal Pada Mesin Excavator Seri Pc 200-6 Dengan Pendekatan Model Jardine, Jurnal Teknologi, Volume. 1 Nomor 2 , Desember 2008

8. Jai Haizer & Barry Rander, 2001, Operation Management Buku 2 Edisi 7 salemba Empat Jakarta. 9. Keputusan Dirjen Industri Logam

Mesin Electronika dan Aneka No. 04/SK/DJ-ILMEA/V/2000 tentang

Persyaratan dan Penilaian

Klasifikasi Bengkel Umum

Kenderaan Bermotor

10. Muhammad Zaky Zaim Muhtadi, 2009, dalam Jurnal Pendidikan Akutansi indonesia Vol. VIII No. 1 tentang Manajemen Pemeliharaan Untuk optimalisasi Laba Perusahaan 11. Prof. Dr. Sofjan Assauri (Edisi

Revisi2008). Manajemen Produksi dan Operasi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. 12. Prof. Dr, Djam’an Satori, M.A, Dan

Dr. Aan komariah, M.P.d. 2009, Metoda Penelitian Kualitatif, Alfabeta Bandung.

13. PP No. 27 tahun 2014, tentang

Pengelaan Barang Milik

Negara/Daerah

14. Permendagri No 17 Tahun 2007

Pedoman Teknis Pengelolaan

Barang Milik Daerah

15. Perda Kabupaten Kinci No. 11 Tahun 2010 Tentang Retribusi Jasa Usaha

16. Peraturan Bupati Kerinci No. 14 Tahu 2010 Tentang uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata cara Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten

Kerinci.

17. Sugiono. 2011, Metoda Penelitian Kuantitatif Kualitatif & R and D, Alfabeta Bandung.

18. Sirmas Monthe, Denny W. Utama,

Idayani, 2008, Implementasi

Manajemen dan Teknik

Pemeliharaan Pada PT. Garuda Mas Perkasa, Journal Teknik Industri, Magister Teknik USU Medan, Semai Teknologi, Volume 3, Nomor 1, juni 2008

Referensi

Dokumen terkait