• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA KAWASAN RAWAN KONFLIK PROVINSI DKI JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETA KAWASAN RAWAN KONFLIK PROVINSI DKI JAKARTA"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN

KESATUAN

BANGSA

DAN

POLITIK

PROVINSI

DKI

JAKARTA

2015

PETA KAWASAN

RAWAN KONFLIK

PROVINSI DKI JAKARTA

JAKARTA SELATAN, JAKARTA TIMUR,

JAKARTA BARAT, JAKARTA PUSAT,

JAKARTA UTARA

(2)

2 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas seizin-Nya Peta

Kawasan Rawan Konflik Provinsi DKI Jakarta 2015 telah selesai disusun.

Peta Kawasan Rawan Konflik ini adalah hasil kerjasama Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta dengan pihak Universitas

Indonesia.

Melalui Peta Kawasan Rawan Konflik diharapkan dapat sebagai bahan

referensi bagi pimpinan atau unit kerja dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta khususnya untuk membuat kebijakan atau penyusunan program

dalampenangananserta

pencegahan

timbulnya

kerawanan

konflik

berdasarkan indikator yang ada.

Penyusunan Peta Kawasan Rawan Konflik ini juga sebagai laporan

kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Poltiik Provinsi DKI Jakarta yang

terprogram dalam DPA SKPDBadan Kesatuan Bangsa dan Poltiik Provinsi

DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015.

Semoga penyusunan Peta Kawasan Rawan Konflik Provinsi DKI

Jakarta 2015 berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Februari 2016

KEPALA BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

PROVINSI DKI JAKARTA

Dr. H. Ratiyono, MMSI

NIP 195909271984031010

(3)

3 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Ringkasan

Peta Kawasan Rawan Konflik Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 adalah

program kegiatan lanjutan yang telah dilaksanakan dalam DPA SKPD Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DKI Jakarta pada Tahun, 2012, 2013

dan 2014.

Dalam penyusunan Peta Kawasan Rawan Konflik Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2015 tidak berbeda dengan Tahun 2012, 2013 dan 2014 lalu

yangmana dibuat berdasarkan 6 (enam) indikator yakni ; kemiskinan,

kepadatan penduduk, kekumuhan, tindak pidana (kriminalitas), dan tawuran.

Namun penyusunan Peta Kawasan Rawan Konflik Tahun 2015

berbeda dalam lingkup atau lokasi wilayah penelitian. Adapun lokasi wilayah

yang dilakukan penelitian guna memperoleh data dan info Penyusunan Peta

Kawasan Rawan Konflik Tahun 2015 adalah dipusatkan di 16 (enam belas)

Kelurahan yang tertinggi tingkat kerawanannya. Namun sebagai bahan

pebanding penelitian maka dilakukan pula pengumpulan data dan info di

seluruh Kelurahan yang ada di DKI Jakarta yakni sebanyak 267 Kelurahan.

Untuk membedakan tingkat konflik sesuai dengan indikator kerawanan

maka penyusunan gambar atau peta berdasarkan warna sebagaimana

terlampir dalam buku ini.

(4)

4 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Daft

ar Isi

Kata Pengantar ... 2

Ringkasan ... 3

Daftar Isi ... 4

Daftar Tabel ... Error! Bookmark not defined. Daftar Gambar ... Error! Bookmark not defined. 1. Pendahuluan ... 14 1.1. Latar Belakang ... 14 1.2. Tujuan ... 15 1.3. Ruang Lingkup ... 15 2. Konsep ... 16 2.1. Konflik ... 16 2.2. Sumber Konflik ... 16 2.3. Kerangka Konsep ... 17 3. Metodologi ... 18 3.1. Desain ... 18 3.2. Sumber Data ... 18

3.3. Penghitungan Indeks Indikator ... 18

3.4. Analisis Data ... 21

4. Hasil dan Analisis ... 22

4.1. Deskripsi Wilayah ... 22

4.2. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Selatan ... 23

4.2.1. Kecamatan Kebayoran Baru ... 23

4.2.2. Kecamatan Tebet ... 30

5.1.1. Kecamatan Mampang Prapatan ... 37

6.1.1. Kecamatan Setiabudi ... 44

6.2. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Timur ... 52

6.2.1. Kecamatan Kramat Jati ... 52

6.2.2. Kecamatan Jatinegara ... 60

6.2.3. Kecamatan Matraman ... 67

6.3. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Barat... 74

6.3.1.1. Kecamatan Grogol Petamburan ... 74

7.1.1. Kecamatan Cengkareng ... 81

7.1.2. Kecamatan Tambora ... 88

4.5. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Pusat ... 95

(5)

5 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.5.2. Kecamatan Gambir ...102

4.6. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Utara ...109

4.6.1. Kecamatan Penjaringan ...109

4.6.2. Kecamatan Pademangan ...116

4.6.3. Kecamatan Cilincing ...123

4.6.4. Kecamatan Koja ...130

5. Kesimpulan dan Saran ...137

(6)

6 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Sumber Data Indikator Yang Diamati... ……... 12 Tabel 4.1 Deskripsi Wilayah Pengamatan... 16 Tabel 4.2 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Kebayoran Baru Jakarta Selatan……… 17 Tabel 4.3 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Tebet Jakarta Selatan……….. 24

Tabel 4.4 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec. Mampang Prapatan Jakarta Selatan... 31 Tabel 4.5 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Setia Budi Jakarta Selatan... 38 Tabel 4.6 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Kramat Jati Jakarta Timur... 45 Tabel 4.7 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Jatinegara Jakarta Timur... 52 Tabel 4.8 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Matraman Jakarta Timur... 59 Tabel 4.9 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Petamburan Jakarta Barat... 66 Tabel 4.10 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Cengkareng Jakarta Barat .... ……… 73 Tabel 4.11 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Tambora Jakarta Barat... 80 Tabel 4.12 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

Johar Baru Jakarta Pusat... 87 Tabel 4.13 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec.

(7)

7 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Tabel 4.14 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec. Penjaringan Jakarta Utara……….. 101

Tabel 4.15 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec. Pademangan Jakarta Utara………. 108

Tabel 4.16 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec. Cilincing Jakarta Utara... 115

Tabel 4.17 Rekapitulasi Indkes Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentukannya di Kec. Koja Jakarta Utara... 122

(8)

8 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

DAFTAR GAMBAR DAN PETA

Gambar 1.1 Kerangka Konsep ... 11 Peta 4.1 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kecamatan Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ... 18 Peta 4.2 Indeks Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ……….…… .... 19 Peta 4.3 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kecamatan Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ... 20 Peta 4.4 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kecamatan Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ………. ... 21 Peta 4.5 Indeks Angka Tawuran di Kecamatan Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ……….…. 22 Peta 4.6 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ………. 23 Peta 4.7 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Tebet Jakarta Selatan ... 25 Peta 4.8 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Tebet Jakarta Selatan . 26 Peta 4.9 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Tebet Jakarta Selatan .... 27 Peta 4.10 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Tebet Jakarta Selatan ... 28 Peta 4.11 Indeks Angka Tawuran di Kec. Tebet Jakarta Selatan ... 29 Peta 4.12 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Kebayoran Baru

Jakarta Selatan ... 30 Peta 4.13 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Mampang Prapatan

(9)

9 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 Peta 4.14 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Mampang Prapatan

Jakarta Selatan ... 33 Peta 4.15 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Mampang Prapatan

Jakarta Selatan ... 34 Peta 4.16 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Mampang Prapatan

Jakarta Selatan ... 35 Peta 4.17 Indeks Angka Tawuran di Kecamatan Mampang Prapatan

Jakarta Selatan ... 36 Peta 4.8 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Mampang Prapatan

Jakarta Selatan ... 37 Peta 4.19 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Setiabudi Jakarta Selatan 39 Peta 4.20 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Setiabudi Jakarta Selatan 40 Peta 4.21 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Setiabudi Jakarta Selatan 41 Peta 4.22 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Setiabudi Jakarta Selatan 42 Peta 4.23 Indeks Angka Tawuran di Kec. Setiabudi Jakarta Selatan ... 43 Peta 4.24 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kecamatan Setiabudi

Jakarta Selatan ... 44 Peta 4.25 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Kramat Jati Jakarta Timur 46 Peta 4.26 Indeks Kepadatan Penduduk di Kecamatan Kramat Jati

Jakarta Timur ... 47 Peta 4.27 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kecamatan Kramat Jati

Jakarta Timur ... 48 Peta 4.28 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kecamatan Kramat Jati

(10)

10 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 Peta 4.29 Indeks Angka Tawuran di Kecamatan Kramat Jati

Jakarta Timur ... 50 Peta 4.30 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kecamatan Kramat Jati

Jakarta Timur ... 51 Peta 4.31 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Jatinegara Jakarta Timur 53 Peta 4.32 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Jatinegara Jakarta Timur 54 Peta 4.33 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Jatinegara Jakarta Timur 55 Peta 4.34 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Jatinegara Jakarta Timur 56 Peta 4.35 Indeks Angka Tawuran di Kec. Jatinegara Jakarta Timur ... 57 Peta 4.36 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kecamatan Jatinegara

Jakarta Timur ... 59 Peta 4.37 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Matraman Jakarta Timur. 60 Peta 4.38 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Matraman Jakarta Timur 61 Peta 4.39 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Matraman Jakarta Timur 62 Peta 4.40 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Matraman Jakarta Timur . 63 Peta 4.41 Indeks Angka Tawuran di Kec. Matraman Jakarta Timur ... 64 Peta 4.42 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kecamatan Matraman

Jakarta Timur ... 65 Peta 4.43 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Grogol Jakarta Barat ... 67 Peta 4.44 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Grogol Jakarta Barat ... 68 Peta 4.45 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Grogol Jakarta Barat ... 69 Peta 4.46 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Grogol Jakarta Barat ... 70 Peta 4.47 Indeks Angka Tawuran di Kec. Grogol Jakarta Barat ... 71 Peta 4.48 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Grogol Jakarta Barat 72

(11)

11 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Peta 4.49 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Cengkareng Jakarta Barat 74 Peta 4.50 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Cengkareng Jakarta Barat 75 Peta 4.51 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Cengkareng Jakarta Barat 76 Peta 4.52 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Cengkareng Jakarta Barat 77 Peta 4.53 Indeks Angka Tawuran di Kec. Cengkareng Jakarta Barat .... 78 Peta 4.54 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Cengkareng

Jakarta Barat ……….. 79 Peta 4.55 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Tambora Jakarta Barat ... 81 Peta 4.56 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Tambora Jakarta Barat 82 Peta 4.57 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Tambora Jakarta Barat .. 83 Peta 4.58 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Tambora Jakarta Barat ... 84 Peta 4.59 Indeks Angka Tawuran di Kec. Tambora Jakarta Barat ... 85 Peta 4.60 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Tambora

Jakarta Barat……….. 86 Peta 4.61 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Johar BaruJakarta Pusat 88 Peta 4.62 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Johar Baru Jakarta Pusat 89 Peta 4.63 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Johar Baru Jakarta Pusat 90 Peta 4.64 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec.Johar Baru Jakarta Pusat 91 Peta 4.65 Indeks Angka Tawuran di Kec. Johar Baru Jakarta Pusat ... 92 Peta 4.66 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Johar Baru

Jakarta Pusat ………. ... 93 Peta 4.67 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Gambir Jakarta Pusat ... 95 Peta 4.68 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Gambir Jakarta Pusat .. 96 Peta 4.69 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Gambir Jakarta Pusat .... 97

(12)

12 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Peta 4.70 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Gambir Jakarta Pusat ... 98 Peta 4.71 Indeks Angka Tawuran di Kec. Gambir Jakarta Pusat ... 99 Peta 4.72 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Gambir

Jakarta Pusat………. ... 100 Peta 4.73 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Penjaringan

Jakarta Utara….. ... ..102 Peta 4.74 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Penjaringan

Jakarta Utara………… ... .. 103 Peta 4.75 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Penjaringan Jakarta Utara 104 Peta 4.76 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Penjaringan Jakarta Utara 105 Peta 4.77 Indeks Angka Tawuran di Kec. Penjaringan Jakarta Utara .... 106 Peta 4.78 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Penjaringan

Jakarta Utara……… ... 107 Peta 4.79 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Pademangan Jakarta Utara108 Peta 4.80 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Pademangan

Jakarta Utara………… ... 109 Peta 4.81 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Pademangan

Jakarta Utara…………. ... 110 Peta 4.82 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Pademangan Jakarta Utara111 Peta 4.83 Indeks Angka Tawuran di Kec. Pademangan Jakarta Utara .. 112 Peta 4.84 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kecamatan Pademangan

Jakarta Utara ... 113 Peta 4.85 Indeks Tingkat Kemiskinan di Kec. Cilincing Jakarta Utara.... 116 Peta 4.86 Indeks Kepadatan Penduduk di Kec. Cilincing Jakarta Utara 117

(13)

13 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Peta 4.87 Indeks Tingkat Kekumuhan di Kec. Cilincing Jakarta Utara ... 118 Peta 4.88 Indeks Tingkat Kriminalitas di Kec. Cilincing Jakarta Utara.... 119 Peta 4.89 Indeks Angka Tawuran di Kec. Cilincing Jakarta Utara ... 120 Peta 4.80 Indeks Tingkat Kerawanan Konflik di Kec. Cilincing

(14)

14 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Ancaman disintegrasi bangsa melalui konflik merupakan suatu hal yang dapat ditemui di berbagai negara, baik internal (domestic) maupun eksternal (foreign), di Negara maju maupun di Negara berkembang. Untuk negara yang memiliki tingkat pluralitas tinggi dari segi suku, agama, ras, maupun golongan, ancaman internal yang sering muncul di kawasan itu adalah gerakan separatisme, terorisme, serta pemberontakan. Kelompok teroris adalah mereka yang berusaha mendiskreditkan Negara dan Pemerintahannya, menunjukkan bahwa negara dan pemerintah tidak mampu memberikan keamanan dan stabilitas social maupun ekonomi. Kebanyakan kelompok terorisme yang ada, menjadikan agama sebagai alasan, tempat berlindung maupun justifikasi bagi aksi mereka. Dengan kata lain, mereka mengatasnamakan agama sebagai dasar tindakannya. Berbeda dari kelompok teroris yang berusaha menunjukkan ketidakmampuan negara dalam beberapa hal, kelompok separatis lebih memiliki fokus pada tujuan politik, dimana tujuan politik tersebut tidak lain adalah pemisahan diri atau kemerdekaan bagi wilayah/kawasannya. Perbedaan kelas ekonomi, kurangnya pemerataan pembangunan, kesukuan, atau identitas-identitas kebudayaan etnik serta agama, kadangkala digunakan sebagai alasan maupun pembenaran terhadap aksi yang mereka lakukan.

DKI Jakarta sebagai ibukota negara yang merupakan “barometer dan refleksi” bangsa Indonesia yang multi etnik, multi agama, multi ras, dan multi golongan dan kepentingan menjadikannya sangat rentan terhadap konflik. Beberapa kondisi objektif yang dihadapi masyarakat dan berpotensi menjadi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang dapat berujung pada konflik diantaranya adalah:

1. Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat pertarungan politik dan perebutan kekuasaan dalam pemerintahan. Keadaan ini membuat Jakarta rentan terhadap segala dampak yang timbul dari kehidupan politik di Indonesia.

2. Masyarakat Jakarta merupakan masyarakat majemuk (pluralisitic society) yang terdiri dari beraneka ragam suku bangsa, ras, agama dan golongan. Keadaan ini membuat interaksi sosial di Jakarta menjadi sangat kompleks dan dinamis.

3. Krisis multi dimensi yang berkepanjangan membuat kehidupan masyarakat menjadi sangat berat. Keadaan ini pada akhirnya nyaris menghilangkan kepercayaan (trust) masyarakat terhadap rasa pengharapan masa depan yang lebih baik.

(15)

15 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

1.2. Tujuan

Tujuan Umum

Mengidentifikasi kawasan rawan konflik di 16 kecamatan di Provinsi DKI Jakarta 2015.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dan memetakan tingkat kemiskinan penduduk di 16 kecamatan Provinsi DKI Jakarta 2015,

2. Mengidentifikasi dan memetakan kepadatan penduduk di 16 kecamatan Provinsi DKI Jakarta 2015,

3. Mengidentifikasi dan memetakan kekumuhan wilayah di 16 kecamatan Provinsi DKI Jakarta 2015,

4. Mengidentifikasi dan memetakan banyaknya tindak pidana di 16 kecamatan Provinsi DKI Jakarta 2015,

5. Mengidentifikasi dan memetakan banyaknya kejadian tawuran di 16 kecamatan Provinsi DKI Jakarta 2015,

6. Mengidentifikasi dan memetakan tingkat kerawanan konflik di 16 kecamatan Provinsi DKI Jakarta 2015.

1.3. Ruang Lingkup

Kegiatan yang dilakukan adalah penyusunan peta kerawanan konflik di Provinsi DKI Jakarta tahun 2015. Dilakukan pada bulan November 2015 di lima wilayah DKI Jakarta, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara. Penyusunan peta rawan konflik ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari BPS Pusat, BPS Provinsi DKI Jakarta serta data dari polsek.

(16)

16 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

2. Konsep

2.1. Konflik

Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang bermakna saling memukul. Sedangkan secara sosiologis konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih maupun antar kelompok dimana salah satu orang ataupun salah satu kelompok berusaha menyingkirkan ataupun menghancurkan yang lain.

Konflik juga dapat mengandung pengertian yang sangat luas, mulai dari konflik kecil antar individu, konflik antar keluarga sampai konflik antar kampong dan bahkan sampai dengan konflik antar masyarakat yang melibatkan kelompok yang lebih besar.

2.2. Sumber Konflik

Brown (1988) dalam bukunya menjelaskan tentang enam perspektif yang dapat digunakan untuk memahami konflik. Pertama, konflik akan lebih rentan terjadi pada negara baru terlebih jika negara tersebut merupakan negara bekas jajahan rezim kolonial yang kuat, karena seringkali konflik etnis yang digunakan oleh penjajah untuk melanggengkan kekuasaannya, dengan jalan “mengadu-domba” antar masyarakat jajahannya sendiri. Kedua, masalah ekonomi mampu meningkatkan dan memunculkan rasa ke-etnis-an. Hal tersebut terjadi ketika lahan suatu masyarakat digunakan oleh masyarakat lain untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat lain. Kondisi tersebut perlahan akan menumbuhkan gejolak dalam diri masyarakat pribumi selaku pemilik asli lahan tersebut. Ketiga, apabila rasa ke-etnis-an suatu komunitas masyarakat sudah terlampau tinggi, maka akan sulit bagi komunitas tersebut untuk menerima kehadiran komunitas masyarakat lain. Perspektif yang keempat terfokus pada aktifitas upaya manipulatif para elit etnis minoritas yang berusaha untuk mempromosikan kepentingannya individunya sendiri dengan cara menonjolkan sisi etnisitasnya. Perspektif yang kelima adalah bahwa gerakan separatisme muncul dalam komplikasi situasi dan kondisi tertentu, sehingga perlu dilihat lebih jauh lagi kondisi seperti apa yang secara ekslusif menyebabkan kemunculan gerakan atau kelompok separatisme. Perspektif yang terakhir adalah bahwa separatisme merupakan pemberontakan yang komunal apabila pemberontakan tersebut terjadi pada etnis minoritas. Kelima perspektif ini merupakan potensi-potensi konflik yang pada akhirnya akan bermuara pada konflik yang terjadi antar masyarakat itu sendiri maupun masyarakat dengan pemerintahnya.

(17)

17 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

2.3. Kerangka Konsep

Dalam menggambarkan tingkat kerawanan terhadap konflik di suatu wilayah, dilakukan dengan mengukur lima indikator utama, yaitu indikator kemiskinan, kepadatan penduduk, kekumuhan, banyaknya tindak pidana dan banyak kejadian tawuran.

(18)

18 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

3. Metodologi

3.1. Desain

Desain kegiatan penyusunan peta rawan konflik ini adalah pengamatan terhadap semua indikator yang diamati pada tahun 2015.

3.2. Sumber Data

Ada lima indikator yang diamati dalam kegiatan ini, yaitu kemiskinan, kepadatan penduduk, kekumuhan, tindak pidana dan tawuran. Kelima indikator tersebut diperoleh dari sumber data yang berbeda.

Tabel 3.1. Sumber Data Indikator yang Diamati

No Indikator Sumber Data

1 Kemiskinan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011 (BPS DKI Jakarta)

2 Kepadatan Penduduk Kecamatan Dalam Angka 2015 (BPS DKI Jakarta)

3 Kekumuhan Evaluasi RW Kumuh Prov. DKI Jakarta 2013 (BPS DKI Jakarta)

4 Tindak Pidana Data Kepolisian Sektor (Polsek)

5 Tawuran Data Kepolisian Sektor (Polsek)

3.3. Penghitungan Indeks Indikator

Data kelima indikator yang diamati berupa data numerik yang masih berupa angka kasar dengan satuan yang berbeda. Sehingga data setiap indikator perlu ditransformasi ke dalam bentuk indeks yang memiliki skala dari 0-100. Hal ini dilakukan agar data di setiap wilayah dapat diperbandingkan. Semakin tinggi suatu indeks makasemakin tinggi permasalahan di wilayah tersebut.

a. Indikator kemiskinan

Rumah tangga dikategorikan sebagai rumah tangga miskin bila tingkat kesejahteraannya berada pada desil 1-4. Selanjutnya data tersebut dihitung proporsinya berdasarkan jumlah penduduk, dengan perhitungan sebagai berikut:

(19)

19 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

Kemudian dilakukan transformasi menjadi indeks dengan perhitungan sebagai berikut:

x(i)=nilai indikator rumah tangga miskin di kelurahan (i)

x(i)min=nilai minimum indikator rumah tangga miskin di suatu kota x(i)max=nilai maksimum indikator rumah tangga miskin di suatu kota

b. Indikator kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk dapat diperoleh dengan menghitung jumlah penduduk di setiap km persegi kelurahan yang ditempati.

(i)=kelurahan

Kemudian dilakukan transformasi menjadi indeks dengan perhitungan sebagai berikut:

x(i)=nilai indikator kepadatan penduduk di kelurahan (i)

x(i)min=nilai minimum indikator kepadatan penduduk di suatu kota x(i)max=nilai maksimum indikator kepadatan penduduk di suatu kota

c. Indikator kekumuhan

Besarnya permasalah kekumuhan di suatu wilayah dapat diketahui dengan menghitung proporsi RW kumuh di suatu wilayah.

(i)=kelurahan

Kemudian dilakukan transformasi menjadi indeks dengan perhitungan sebagai berikut:

x(i)=nilai indikator tingkat kekumuhan di kelurahan (i)

(20)

20 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 x(i)max=nilai maksimum indikator tingkat kekumuhan di suatu kota

d. Indikator tindak pidana

Banyaknya kriminalitas yang terjadi di suatu wilayah merupakan indikator tindak pidana, dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

(i)=kelurahan

Kemudian dilakukan transformasi menjadi indeks dengan perhitungan sebagai berikut:

x(i)=nilai indikator tindak pidana di kelurahan (i)

x(i)min=nilai minimum indikator tindak pidana di suatu kota x(i)max=nilai maksimum indikator tindak pidana di suatu kota

e. Indikator tawuran

Banyaknya kejadian tawuran dan perkelahian di suatu wilayah dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

(i)=kelurahan

Kemudian dilakukan transformasi menjadi indeks dengan perhitungan sebagai berikut:

x(i)=nilai indikator tawuran di kelurahan (i)

x(i)min=nilai minimum indikator tawuran di suatu kota x(i)max=nilai maksimum indikator tawuran di suatu kota

f. Tingkat kerawanan konflik

Data kelima indikator yang diperoleh selanjutnya dibuat ke dalam bentuk komposit untuk menghasilkan tingkat kerawanan konflik. Adapun perhitungan kerawanan konflik adalah sebagai berikut:

(21)

21 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 (i)=kelurahan

3.4. Analisis Data

Pemetaan wilayah berdasarkan kelima indikator di atas dan kerawanan konflik dilakukan dengan memasukkan data setiap indikator yang diperoleh ke dalam peta tematik suatu kecamatan dengan menggunakan perangkat lunak Arcview 3.3 GIS. Pada setiap peta akan dilengkapi dengan legenda sesuai dengan tingkat kerawanan.

(22)

22 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4. Hasil dan Analisis

4.1. Deskripsi Wilayah

Kegiatan ini dilakukan di lima wilayah kota Prov. DKI Jakarta. Namun pemetaan kerawanan hanya akan dilakukan di 16 kecamatan saja. Merujuk pada hasil pemetaan kerawanan tahun 2014 yang menyebutkan bahwa ke-16 kecamatan ini merupakan wilayah yang paling rawan. Adapun kecamatan yang diamati adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Deskripsi Wilayah Pengamatan

No Wilayah Kecamatan terpilih Jumlah RW Jumlah penduduk (jiwa)

1 Jakarta Selatan Kec. Kebayoran Baru Kec. Tebet

Kec. Mampang Prapatan Kec. Setia Budi

73 79 38 50 148.527 229.824 147.694 111.506 2 Jakarta Timur Kec. Kramat Jati

Kec. Jatinegara Kec. Matraman 65 90 62 282.347 307.548 181.368 3 Jakarta Barat Kec. Grogol Petamburan

Kec. Cengkareng Kec. Tambora 73 84 96 226.275 495.850 267.523 4 Jakarta Pusat Kec. Johar Baru

Kec. Gambir

40 45

131.896 99.329 5 Jakarta Utara Kec. Penjaringan

Kec. Pademangan Kec. Koja Kec. Cilincing 70 34 82 87 296.062 159.984 310.105 382.265 Jumlah 16 kecamatan

Tabel di atas menunjukkan bahwa pengamatan paling banyak dilakukan di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Utara, dimana masing-masing wilayah diamati empat kecamatan. Dari ke-16 kecamatan tersebut diketahui bahwa Kec. Cengkareng, Jakarta Barat merupakan kecamatan terbesar yang dilihat dari jumlah penduduk yang paling besar yaitu sekitar setengah juta jiwa. Sementara itu kecamatan yang paling sedikit penduduknya adalah Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.

Kecamatan yang dipetakan dalam kegiatan ini memiliki rata-rata jumlah RW sebanyak xx RW. Kecamatan dengan RW terbanyak berada di Tambora, Jakarta Barat. Secara umum, rata-rata jumlah RW di Jakarta Barat paling banyak diantara rata-rata jumlah RW di wilayah DKI Jakarta lainnya. Sementara itu Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara memiliki jumlah RW pling sedikit diantara semua kecamatan yang diamati.

(23)

23 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.2. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Selatan

4.2.1. Kecamatan Kebayoran Baru

Di Kecamatan Kebayoran Baru, seperti yang terlihat pada tabel 4.2, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Kramat Pela menempati urutan tertinggi dengan indeks 67.06, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Senayan dengan indeks 0.00, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Gandaria Utara menempati posisi tertinggi dengan indeks 55.89, kelurahan Melawai yang paling rendah dengan indeks 3.23, kemungkinan penyebabnya adalah sebagian besar merupakan wilayah perniagaan. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kramat Pela dengan indeks 52.67 dan yang paling rendah ada di kelurahan Pulo dengan indeks 6.33. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Melawai dengan indeks 92.10, yang paling rendah berada di kelurahan Gandaria Utara. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Selong dengan indeks 98.83, paling rendah berada di kelurahan Gunung dengan indeks 0.03. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Kebayoran Baru, kelurahan Kramat Pela menempati posisi tertinggi dengan indeks 42.65 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Senayan dengan 10.81, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan Senayan.

Peta 4.2. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

Kec. Kebayoran Baru Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Gandaria Utara 30.49 55.89 17.67 26.70 0.73 26.30 Cipete Utara 43.67 38.49 8.33 82.88 1.03 34.88 Pulo 7.27 8.96 6.33 60.44 1.32 16.86 Petogogan 34.37 29.12 38.00 55.33 5.13 32.39

Melawai Data tidak

tersedia 3.23 8.33 92.10 0.05 25.93 Kramat Pela 67.06 23.51 52.67 43.63 26.36 42.65 Gunung 33.95 13.90 8.33 52.44 0.03 21.73 Selong 6.57 3.84 6.67 49.10 98.83 33.00 Rawa Barat 12.61 16.75 8.57 42.44 2.33 16.54 Senayan 0.00 3.64 6.57 43.70 0.13 10.81

(24)

24 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indikator Kemiskinan

Peta 4. 3

(25)

25 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4. 4.

(26)

26 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4. 5

(27)

27 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4. 6.

(28)

28 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4. 7.

(29)

29 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4. 8.

(30)

30 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.2.2. Kecamatan Tebet

Di Kecamatan Tebet , seperti yang terlihat pada tabel 4.2, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Manggarai menempati urutan tertinggi dengan indeks 100.00, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Tebet Timur dengan indeks 8.41, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Manggarai Selatan menempati posisi tertinggi dengan indeks 100.00, kelurahan Tebet Barat yang paling rendah dengan indeks 25.47, kelurahan Manggarai memang tercatat sebagai kawasan kumuh dan miskin di DKI Jakarta. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Bukit Duri dengan indeks 60.51 dan yang paling rendah ada di kelurahan Manggarai selatan dengan indeks 6.28. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Menteng Dalam dengan indeks 56.40, yang paling sering terjadi adalah pencurian, yang paling rendah berada di kelurahan Manggarai dengan indeks 9.33. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Manggarai Selatan dengan indeks 9.13, paling rendah berada di kelurahan Tebet Barat dengan indeks 0.03. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Tebet, kelurahan Manggarai dan Bukit Duri menempati posisi tertinggi dengan indeks 48.08 dan 48.67 ini bisa dilihat dari sering terjadinya tawuran pemuda antar kelompok di wilayah ini dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Tebet Barat dengan indeks 18.06, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan tebet.

Tabel 4.2. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Tebet, Jakarta Selatan

Kec. Tebet Indeks Ruta

Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Menteng Dalam 41.31 29.71 27.33 56.40 5.64 32.08 Tebet Barat 11.66 25.47 7.78 45.38 0.03 18.06 Tebet Timur 8.41 26.70 8.33 55.94 0.06 19.89 Kebon Baru 30.66 59.30 7.34 47.64 3.17 29.62 Bukit Duri 50.55 73.43 60.51 49.93 8.93 48.67 Manggarai Selatan 29.59 100.00 6.28 33.40 9.13 35.68 Manggarai 100.00 67.57 57.27 9.33 6.24 48.08

(31)

31 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4. 9

(32)

32 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b.

b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.8.

(33)

33 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.9.

(34)

34 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.10.

(35)

35 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.11.

(36)

36 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

(37)

37 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.2.3. Kecamatan Mampang Prapatan

Di Kecamatan Mampang Prapatan, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Kuninngan Barat menempati urutan tertinggi dengan indeks 70.02, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Tegal Parang dengan indeks 24.43, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, Kelurahan Tegal Parang menempati posisi tertinggi dengan indeks 65.14, kelurahan Bangka yang paling rendah dengan indeks 12.57, kemungkinan penyebabnya adalah sebagian besar merupakan wilayah pemukiman elit kelas atas. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Tegal Parang dengan indeks 80.33 dan yang paling rendah ada di kelurahan Bangka dengan indeks 6.32. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Tegal Parang dengan indeks 60.12, yang didominasi pencurian dan perampasan yang paling rendah berada di kelurahan Kuningan Barat dengan indeks 18.33. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Pela Mampang dengan indeks 9.01, paling rendah berada di kelurahan Bangka dengan indeks 0.01. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Mampang Prapatan, kelurahan Kuningan Barat menempati posisi tertinggi dengan indeks 43.15 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Bangka dengan 26.42, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan Bangka.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Kec. Mampang Prapatan Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Bangka 32.12 12.57 6.32 21.17 0.01 26.42 Pela Mampang 40.62 59.00 56.57 26.81 9.01 42.62 Tegal Parang 24.43 65.14 80.33 60.12 4.13 35.46 Mampang Prapatan 34.81 51.39 7.16 23.83 3.23 33.62 Kuningan Barat 70.02 27.37 100 18.33 0.02 43.15

(38)

38 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.13.

(39)

39 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.14.

(40)

40 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

.Peta 4.15.

(41)

41 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

. Peta 4.16.

(42)

42 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran.

Peta 4.17.

(43)

43 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

(44)

44 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.2.4. Kecamatan Setiabudi

Di Kecamatan Setia Budi, seperti yang terlihat pada tabel 4.4 berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Kuningan Timur menempati urutan tertinggi dengan indeks 70.32, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Setia Budi dengan indeks 9.43, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Pasar Manggis menempati posisi tertinggi dengan indeks 75.89, kelurahan Karet Semanggi yang paling rendah dengan indeks 4.40, kemungkinan penyebabnya adalah sebagian besar merupakan wilayah perkantoran dan perniagaan. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kelurahan Pasar Manggis dengan indeks 44.67 dan yang paling rendah ada di kelurahan Kuningan Timur dengan indeks 5.62. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Karet Semanggi dengan indeks 100.00, yang paling rendah berada di kelurahan Kuningan Timur dengan indeks 46.64. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Guntur dengan indeks 10.88, paling rendah berada di kelurahan Karet Kuningan dengan indeks 0.03. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Setia Budi, kelurahan Pasar Manggis menempati posisi tertinggi dengan indeks 45.10, dilihat dari tingginya angka kemiskinan, kepadatan penduduk, kekumuhan, dan tingkat kriminalitas yang tinggi dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Setia Budi dengan 22.82, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan Setia Budi.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Setia Budi, Jakarta Selatan

Kec. Setiabudi Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Karet Semanggi 59.30 4.40 6.57 100 0.03 34.06 Kuningan timur 70.32 4.56 5.62 46.64 0.03 25.43 Karet Kuningan 37.49 17.70 8.24 82.36 0.01 29.16 Karet 15.07 23.14 7.58 82.06 7.13 27.00 Menteng atas 11.97 67.52 7.02 58.64 2.36 29.50 Pasar Manggis 43.56 75.89 44.67 53.09 8.31 45.10 Guntur 38.97 12.25 8.32 50.23 10.88 24.13 Setiabudi 9.43 7.85 7.57 82.06 7.17 22.82

(45)
(46)

46 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.19.

(47)

47 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.20.

(48)

48 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.21.

(49)

49 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.22.

(50)

50 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.23.

(51)

51 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.24.

(52)

52 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.3.

Pemetaan Kerawanan di Jakarta Timur

4.3.1. Kecamatan Kramat Jati

Di Kecamatan Kramat Jati, seperti yang terlihat pada tabel 4.6, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Kramat Jati menempati urutan tertinggi dengan indeks 36.85, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Batu Ampar dengan indeks 10.09, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Cililitan menempati posisi tertinggi dengan indeks 40.87, kelurahan Dukuh yang paling rendah dengan indeks 18.30. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Cawang dengan indeks 8.33 dan yang paling rendah ada di kelurahan Dukuh dengan indeks 1.18. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Bale Kembang dengan indeks 98.74, yang paling rendah berada di kelurahan Kampung Tengah dengan indeks 31.44. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Dukuh dengan indeks 12.86, paling rendah berada di kelurahan Bale Kembang dengan indeks 0.02. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Kramat Jati, kelurahan Cawang menempati posisi tertinggi dengan indeks 31.47 mengingat seringnya terjadi tawuran dan tindak kriminalitas di wilayah tersebut dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Batu Ampar dengan 15.81, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk dan kekumuhan yang rendah di wilayah Batu Ampar.

Tabel 4.6. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Kramat Jati, Jakarta Timur

Kec. Kramat Jati Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Bale Kambang 13.56 26.07 2.33 98.74 0.02 28.14 Batu Ampar 10.09 29.90 1.67 36.25 1.15 15.81 Kampung Tengah 27.08 36.19 7.56 31.44 4.01 21.26 Dukuh 23.94 18.30 1.18 78.03 12.56 26.80 Kramat Jati 36.85 38.93 1.59 53.25 5.33 27.19 Cililitan 25.31 40.87 2.67 41.92 2.03 22.56 Cawang 30.81 32.67 8.33 73.10 12.43 31.47

(53)
(54)

54 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indikator Kemiskinan

Peta 4.25.

(55)

55 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.11.

(56)

56 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.27.

(57)

57 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.12.

(58)

58 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.13.

(59)

59 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.14.

(60)

60 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.3.2. Kecamatan Jatinegara

Di Kecamatan Jatinegara, seperti yang terlihat pada tabel 4.3.5, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Cipinang Besar Selatan menempati urutan tertinggi dengan indeks 99.92, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Cipinang Muara dengan indeks 27.03, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Kampung Melayu menempati posisi tertinggi dengan indeks 100.00, kelurahan Bali Mester yang paling rendah dengan indeks 23.40, Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kampung Melayu dengan indeks 100.00, wilayah ini sekarang menjadi focus penataan wilayah oleh Pemda DKI dan yang paling rendah ada di kelurahan Bidara Cina dengan indeks 2.67. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Cipinang Besar Selatan dengan indeks 78.32, yang paling rendah berada di kelurahan Kampung Melayu dengan indeks 11.92. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan Jatinegara ini berada di keluarahan Bali Mester dengan indeks 100.00, wilayah ini merupakan wilayah yang paling sering terjadi tawuran, paling rendah berada di kelurahan Cipinang Muara dengan indeks 1.03. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Jatinegara, kelurahan Kampung menempati posisi tertinggi dengan indeks 59.26 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Cipinang Muara dengan indeks 17.42, hal ini disebabkan tingginya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan kampong Melayu.

Tabel 4.7. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Jatinegara, Jakarta Timur

Kec. Jatinegara Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Bidara Cina 53.92 53.11 2.67 60.33 7.95 35.60 Cipinang Cempedak 35.82 44.74 5.23 68.56 6.24 32.12 Cipinang Besar Selatan 99.92 35.51 32.67 78.32 6.23 50.53 Cipinang Muara 27.03 32.00 3.14 23.92 1.03 17.42 Cipinang Besar Utara 70.05 76.15 18.24 33.59 52.93 50.19 Rawa Bunga 80.43 41.24 8.37 56.04 3.62 37.94 Balimester 70.73 23.40 3.57 38.59 100 47.26 Kampung Melayu 81.21 100.00 100 11.92 3.17 59.26

(61)

61 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.3115.

(62)

62 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.32.

(63)

63 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.33.

(64)

64 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.34.

(65)

65 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.35.

(66)

66 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.36.

(67)

67 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.3.3. Kecamatan Matraman

Di Kecamatan Matraman, seperti yang terlihat pada tabel 4.42, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Pisangan Baru menempati urutan tertinggi dengan indeks 53.36, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Utan Kayu Utara dengan indeks 21.37, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Pisangan Baru menempati posisi tertinggi dengan indeks 85.47, kelurahan Kebon Manggis yang paling rendah dengan indeks 37.19, Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kelurahan Pal Meriem dengan indeks 7.53 dan yang paling rendah ada di kelurahan Kayu Manis dengan indeks1.56. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Utan Kayu Utara dengan indeks 62.41 dengan didominasi tindak criminal pencurian, yang paling rendah berada di kelurahan Utan Kayu Selatan dengan indeks 11.82. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Kebon Manggis, pernah terjadi beberapa kali tawuran walalupun intensitasnya tidak tinggi dengan indeks 4.32, paling rendah berada di kelurahan Kayu Manis dengan indeks 0.01. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Matraman, kelurahan Pisangan Baru menempati posisi tertinggi dengan indeks 39.11 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Utan Kayu Selatan dengan 18.52.

Tabel 4.8. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Matraman, Jakarta Timur

Kec. Matraman Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Kebon Manggis 39.41 37.19 3.23 26.91 4.32 22.21 Pal Meriem 41.03 55.77 7.53 46.56 0.13 30.20 Pisangan Baru 53.36 85.67 2.56 52.81 1.15 39.11 Kayu Manis 41.59 80.59 1.56 18.58 0.01 28.47 Utan Kayu Selatan 26.49 52.06 2.21 11.82 0.02 18.52 Utan Kayu Utara 21.37 45.90 2.67 62.41 0.02 26.47

(68)

68 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.37.

(69)

69 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.38.

(70)

70 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.39

(71)

71 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.40.

(72)

72 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.41.

(73)

73 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.42.

(74)

74 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.4. Pemetaan Kerawanan di Jakarta Barat

4.4.1. Kecamatan Grogol Petamburan

Di Kecamatan Grogol Petamburan, seperti yang terlihat pada tabel 4.9, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Jelambar menempati urutan tertinggi dengan indeks 8.40, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Tanjung Duren Utara dengan indeks 0.30, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Jelambar Baru menempati posisi tertinggi dengan indeks 100.00, kelurahan Tanjung Duren Utara yang paling rendah dengan indeks 2.37, kemungkinan penyebabnya adalah sebagian besar merupakan wilayah perniagaan dan daerah perumahan menengah ke atas. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Tomang dengan indeks 33.43 dan yang paling rendah ada di kelurahan Tanjung Duren Utara dengan indeks 5.86. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Jelambar dengan indeks 56.33, yang paling rendah berada di kelurahan Tomang dengan indeks 20.19. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Jelambar dengan indeks 14.21, paling rendah berada di kelurahan Tanjung Duren Utara dan Tanjung Duren Selatan dengan indeks 0.02. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Grogol Petamburan, kelurahan Jelambar Baru menempati posisi tertinggi dengan indeks 27.02 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Tanjung Duren Selatan dengan 6.69, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan tersebut.

Tabel 4.9. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Grogol Petamburan, Jakarta Barat

Kec. Grogol Petamburan Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Tanjung Duren Utara 0.30 2.37 5.86 46.19 0.02 10.95 Tanjung Duren Selatan 0.34 2.67 8.17 22.23 0.02 6.69 Tomang 3.08 3.43 33.43 20.19 0.53 12.13 Grogol 0.73 3.01 6.71 52.91 7.31 14.13 Jelambar 8.40 5.46 6.13 56.33 14.21 18.11 Wijaya Kusuma 3.27 4.18 18.16 49.83 1.02 15.29 Jelambar Baru 2.18 100.00 7.03 24.89 1.02 27.02

(75)

75 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indikator Kemiskinan

Peta 4.43.

(76)

76 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.164.

(77)

77 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.17.

(78)

78 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.46.

(79)

79 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.47.

(80)

80 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.48.

(81)

81 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.4.2. Kecamatan Cengkareng

Di Kecamatan Cengkareng, seperti yang terlihat pada tabel 4.10, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Kapuk menempati urutan tertinggi dengan indeks 100.00, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Kedaung Kali Angke dengan indeks 3.56, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Kapuk menempati posisi tertinggi dengan indeks 6.23, kelurahan Kedaung Kali Angke yang paling rendah dengan indeks 1.72, kemungkinan penyebabnya adalah sebagian besar merupakan wilayah perniagaan. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kali Angke dengan indeks 86.01 dan yang paling rendah ada di kelurahan Cengkareng Timur dengan indeks 20.12. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Kedaung Kali Angke dengan indeks 60.23, yang didominasi oleh pencurian, perampasan dan pembunuhan yang paling rendah berada di kelurahan Cengkareng Barat dengan indeks 22.18. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini wilayah Cengkareng Barat dengan indeks 52.09, paling rendah berada di kelurahan Rawa Buaya dengan indeks 0.82. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Cengkareng, kelurahan Kapuk menempati posisi tertinggi dengan indeks 44.68 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Cengkareng Timur dengan 10.81, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan Cengkareng Timur.

Tabel 4.10. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Cengkareng, Jakarta Barat

Kec. Cengkareng Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Duri Kosambi 15.29 2.02 42.18 24.74 33.19 23.48 Rawa Buaya 10.96 3.13 21.13 30.19 0.82 13.25 Kedaung Kali Angke 3.56 1.72 86.01 60.23 9.61 32.23 Kapuk 100.00 6.23 73.22 32.08 11.87 44.68 Cengkareng Timur 13.18 3.85 10.16 26.90 3.02 11.42 Cengkareng Barat 5.47 3.96 20.12 22.18 52.09 20.76

(82)

82 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.49.

(83)

83 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.18.

(84)

84 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.51.

(85)

85 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.19.

(86)

86 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.53.

(87)

87 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.54.

(88)

88 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.4.3. Kecamatan Tambora

Di Kecamatan Tambora, seperti yang terlihat pada tabel 4.11, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Angke menempati urutan tertinggi dengan indeks 2.86, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Roa Malaka dengan indeks 0.00, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Kali Anyar menempati posisi tertinggi dengan indeks 27.90, kelurahan Roa Malaka yang paling rendah dengan indeks 0.22. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kelurahan Jembatan Besi dengan indeks 92.37 dan yang paling rendah ada di kelurahan Duri Utara dengan indeks 5.73. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Roa Malaka dengan indeks 84.19 didominasi oleh tindak pencurian dan penganiayaan, yang paling rendah berada di kelurahan Kali Anyar dengan indeks 2.98. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di kelurahan Duri Utara dengan indeks 100.00, paling rendah berada di kelurahan Tambora dengan indeks 0.18. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Tambora, kelurahan Jembatan Besi menempati posisi tertinggi dengan indeks 31.74 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Tambora dengan 5.39.

Tabel 4.11. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Tambora, Jakarta Barat

Kec. Tambora Indeks Ruta

Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Kali Anyar 1.20 27.90 20.38 2.98 16.23 13.74 Duri Selatan 0.72 13.95 33.14 15.81 5.01 13.73 Tanah Sereal 1.58 13.90 6.56 15.85 6.33 8.84 Duri Utara 1.42 16.67 5.73 28.93 100 30.55 Krendang 1.49 22.31 6.82 17.01 95.16 28.56 Jembatan Besi 1.57 18.21 92.37 24.36 22.17 31.74 Angke 2.86 12.12 17.01 20.13 42.18 18.86 Jembatan Lima 1.12 15.48 6.18 16.13 11.18 10.02 Tambora 0.27 12.35 7.85 6.32 0.18 5.39 Roa Malaka 0.00 0.22 8.13 84.19 5.28 19.56 Pekojan 1.91 9.04 13.87 12.16 40.17 15.43

(89)

89 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.20.

(90)

90 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.21.

(91)

91 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.22.

(92)

92 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.238.

(93)

93 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.24.

(94)

94 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. IndeksTingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.60.

(95)

95 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.5.

Pemetaan Kerawanan di Jakarta Pusat

4.5.1. Kecamatan Johar Baru

Di Kecamatan Johar Baru, seperti yang terlihat pada tabel 4.12, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Galur menempati urutan tertinggi dengan indeks 32.29, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Johar Baru dengan indeks 15.01, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Kampung Baru menempati posisi tertinggi dengan indeks 100.00, kelurahan Johar Baru yang paling rendah dengan indeks 40.66. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Tanah Tinggi dengan indeks 83.33 dan yang paling rendah ada di kelurahan Johar Baru dengan indeks 43.37. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Galur dengan indeks 38.13, yang paling rendah berada di kelurahan Tanah Tinggi dengan indeks 18.73.. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di keluarahan Kampung Rawa dengan indeks 100.00, paling rendah berada di kelurahan Tanah Tinggi dengan indeks 10.87. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Johar Baru, kelurahan Kampung Rawa menempati posisi tertinggi dengan indeks 64.38 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Johar Baru dengan indeks 29.15, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan ini.

Tabel 4.12. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Johar Baru, Jakarta Pusat

Kec. Johar Baru Indeks Ruta Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Johar Baru 15.01 40.66 43.37 24.02 22.69 29.15 Kampung Rawa 18.88 100.00 70.67 32.33 100.0 64.38 Tanah Tinggi 21.31 79.81 83.33 18.73 10.87 42.81 Galur 32.29 77.21 63.57 38.13 16.02 45.44

(96)

96 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indikator Kemiskinan

Peta 4.25.

(97)

97 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.26.

(98)

98 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.27.

(99)

99 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.28.

(100)

100 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.29.

(101)

101 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.30.

(102)

102 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015

4.5.2. Kecamatan Gambir

Di Kecamatan Gambir, seperti yang terlihat pada tabel 4.13, berdasarkan hasil indeks perhitungan rumah tangga miskin, kelurahan Duri Pulo menempati urutan tertinggi dengan indeks 67.47, untuk urutan yang paling rendah ada di kelurahan Gambir dengan indeks 7.27, sedangkan untuk tingkat kepadatan penduduk, kelurahan Petojo Utara menempati posisi tertinggi dengan indeks 15.54, kelurahan Gambir yang paling rendah dengan indeks 6.54, kemungkinan penyebabnya adalah sebagian besar merupakan wilayah perniagaan dan perkantoran. Untuk wilayah dengan tingkat kekumuhan tertinggi berada di wilayah Kelurahan Duri Pulo dengan indeks 17.37 dan yang paling rendah ada di kelurahan Gambir dengan indeks 3.67. Indeks tindak pidana yang paling tinggi berada di kelurahan Kebon Kelapa dengan indeks 51.56, yang paling rendah berada di kelurahan Cideng dengan indeks 19.92. Indeks tawuran yang paling tinggi untuk wilayah kecamatan ini berada di kelurahan Petojo Utara dengan indeks 24.13, paling rendah berada di kelurahan Cideng dengan indeks 4.33. Berdasarkan perhitungan secara total untuk indeks kerawanan konflik di Kecamatan Gambir, kelurahan Duri Pulo menempati posisi tertinggi dengan indeks 30.19 dan yang paling rendah indeks kerawanan konfliknya adalah kelurahan Gambir dengan 10.00, hal ini disebabkan rendahnya rumah tangga miskin dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah di wilayah kelurahan tersebut dan sebagian wilayahnya merupakan wilayah perkantoran dan perniagaan.

Tabel 4.13. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Gambir, Jakarta Pusat

Kec. Gambir Indeks Ruta

Miskin Indeks Kepadatan Penduduk Indeks RW Kumuh Indeks Tindak Pidana Indeks Tawuran Indeks Rawan Konflik Cideng 30.49 6.74 6.33 19.92 4.33 13.56 Petojo Selatan 43.67 10.96 5.33 50.54 4.82 23.06 Gambir 7.27 6.54 3.67 26.52 6.02 10.00 Kebon Kelapa 34.37 10.07 4.33 51.56 1.87 20.44

Petojo Utara Data tidak

tersedia 15.54 6.18 33.02 24.13 19.72

(103)

103 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 a. Indeks Kemiskinan

Peta 4.31.

(104)

104 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 b. Indeks Kepadatan Penduduk

Peta 4.328.

(105)

105 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 c. Indeks Kekumuhan

Peta 4.69.

(106)

106 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 d. Indeks Tindak Pidana

Peta 4.70.

(107)

107 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 e. Indeks Tawuran

Peta 4.33.

(108)

108 Peta Kawasan Rawan Konflik di Provinsi DKI Jakarta 2015 f. Tingkat Kerawanan Konflik

Peta 4.72.

Gambar

Gambar 1.1. Kerangka Konsep
Tabel 3.1. Sumber Data Indikator yang Diamati
Tabel di atas menunjukkan bahwa pengamatan paling banyak dilakukan di wilayah Jakarta  Selatan dan Jakarta Utara, dimana masing-masing wilayah diamati empat kecamatan
Tabel 4.2. Rekapitulasi Indeks Kerawanan Konflik dan Indeks Pembentuknya di Kec. Tebet,  Jakarta Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Apakah ekstrak etanol rimpang kunyit (Curcuma domestica L) memiliki aktivitas antihiperpigmentasi secara in vivo pada kulit marmut Belanda (Cavia Porcellus) yang dipapar

Pengetahuan guru-guru ini didapati berada pada tahap tinggi kerana mereka menyedari akan kepentingan mempunyai informasi yang baik dan terkini kerana di dalam sukatan Biologi

  Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi struktur teks

adalah Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan lima dimensi yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol, maka dalam proses pelaksanaan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Kesehatan Tahun 2020 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Dinas Kesehatan yang memuat

Pengadilan Negeri Mandailing Natal tanggal 1 8 Agustus 2011 Nomor : 175/Pid.B/2011/PN-Mdl, maka Pengadilan Tinggi me nilai pertimbangan- pertimbangan hukum dari Hakim

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kejadian brucellosis pada ternak sapi perah di Kota Batu berdasarkan uji serologis (seroprevalensi) serta

Kajian tersebut membahas tentang nilai-nilai Islam, pergeseran, matra,eksistensi dalam dabus, sedangkan peneliti ini lebih memfokuskan bagaimana pelaksanaan