• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN

PEMBERDAYAAN LONGWE

Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan KBUW adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima dimensi yaitu ”kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol. Sebelum itu dilakukan analisis Harvard untuk menganalisis pembagian peran di dalam rumah tangga dan KBUW. Hal tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa pembagian peran di dalam rumah tangga akan mempengaruhi keterlibatan wanita dalam mengikuti kegiatan KBUW. Dalam menggali potensi dan permasalahan KBUW dilakukan dengan menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode PRA yang digunakan dalam kajian adalah Focus Group Discussion (FGD) yang diikuti oleh pengurus KBUW, anggota KBUW dan Perangkat Kelurahan (Kasie Ekonomi dan Pembangunan dan Kasie Pemberdayaan Kelurahan Cipageran) dan penanggung jawab program (Dinas Perekonomian dan Koperasi kota Cimahi).

Sesuai kesepakatan antara pihak Penanggung Jawab Program (Dinas Perekonomian dan Koperasi Kota Cimahi), Kelurahan Cipageran dan anggota KBUW, maka FGD dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2006. Sebelum dilaksanakan FGD terlebih dahulu diadakan diskusi dengan anggota KBUW yang dihadiri oleh ketua RW untuk membicarakan pelaksanaan FGD dan menggali informasi kembali. Proses FGD dimulai dengan memaparkan hasil temuan dalam penelitian kepada semua peserta, kemudian hasil temuan didiskusikan bersama dan dilanjutkan dengan pembuatan strategi dan perencanaan program dalam mengatasi permasalahan KBUW berdasarkan analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe.

Dalam membuat strategi dan perencanaan program perlu mengidentifikasi permasalahan dan potensi yang terdapat di dalam KBUW, dimana permasalahan dan potensi tersebut dapat dijadikan dasar untuk membuat perencanaan program yang dapat dioperasionalkan, sehingga kegiatan KBUW dapat berkelanjutan. Hal ini berarti keberadaan KBUW dapat dirasakan manfaatnya baik oleh laki-laki

(2)

KBUW tercapai.

Proses Pelaksanaan FGD

Proses pelaksaaan FGD diawali dengan penyampaian potensi lokal yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan KBUW dalam mengatasi permasalahan. Potensi yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan KBUW adalah sebagai berikut :

1. Aset/pinjaman modal usaha dari KBUW yang digulirkan kepada masyarakat dengan maksud untuk membantu masyarakat miskin dalam mengembangkan usahanya.

2. Jumlah penduduk perempuan di RW 6 dan 7, yaitu 50 persen dari jumlah penduduknya sebagian sudah menjadi pengurus dan anggota KBUW.

3. Tokoh-tokoh masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat (Ketua PKK kel. Cipageran). Tokoh-tokoh tersebut merupakan sumber informasi dari pemerintah maupun masyarakat yang dapat mendukung pelaksanaan kegiatan KBUW.

4. Kelembagaan yang ada di Kelurahan Cipageran baik kelembagaan formal maupun informal, seperti PKK, LPM, Kelompok Pengajian Al-Hidayah dan kelompok pengajian di tingkat RT dan RW.

5. Saran-saran/usulan dari anggota KBUW untuk mengubah kepengurusan KBUW maupun prosedur pemberian pinjaman modal usaha dan menghadapi permasalahan dalam kelembagaan KBUW.

6. Nilai-nilai budaya lokal yang mendukung keberadaan KBUW.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan KBUW dapat dikelompokkan kedalam dua permasalahan, yaitu : Permasalahan di dalam organisasi KBUW dan permasalahan di dalam anggota KBUW.

1. Permasalahan/kelemahan di dalam organisasi KBUW : a. Struktur Kepengurusan KBUW tidak komplit.

KBUW mempunyai struktur organisasi, yaitu ketua, sekretaris, bendahara dan badan pengawas, namun sampai saat ini badan pengawas belum

(3)

terbentuk. Saat ini sekretaris mengundurkan diri, sehingga untuk sementara diganti oleh laki-laki (suami).

b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat, artinya Pengurus KBUW belum memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedur pinjaman modal usaha .

c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas.

d. Kurangnya koordinasi maupun pembinaan antara penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus KBUW.

e. Pinjaman modal usaha terbatas karena modal yang dipinjamkan harus menunggu anggota yang membayar cicilan maupun iuran keanggotaan. 2. Permasalahan di dalam sasaran program (anggota KBUW)

a. Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota KBUW.

b. Adanya anggapan dari sebagian anggota bahwa dana tersebut merupakan dana hibah.

c. Pengambilan keputusan dalam pengggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan di tangan suami karena pada umumnya suami yang menjalankan usaha.

d. Pinjaman koperasi digunakan untuk kebutuhan konsumtif .

e. Pinjaman modal usaha terbatas sehingga usaha yang dijalankan belum menunjukkan perkembangan bagi perbaikan ekonomi keluarga.

f. Wanita kurang aktif dalam mengikuti kegiatan KBUW.

Permasalahan-permasalahan tersebut kemudian didiskusikan dengan peserta FGD untuk mendapat tanggapan dan upaya atau strategi pemecahan masalah dengan potensi-potensi yang ada. Permasalahan-permasalahan dan alternatif pemecahan masalah yang dibahas dalam FGD disajikan dalam Tabel. 14 .

(4)

Tabel. 14. Permasalahan/Kelemahan dan Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan Hasil FGD di Kel. Cipageran Tahun 2006

No. Aspek Permasalahan/kelemahan Faktor Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah Berdasarkan FGD

1. 2. 3. 4. 5.

1. Aspek organisasi KBUW

a. Struktur Kepengurusan KBUW tidak komplit (sekretaris mengundurkan diri dan badan pengawas belum terbentuk).

Kurangnya komunikasi antar pengurus dan pengetahuan tentang koperasi yang terbatas

a. Diadakan rapat dengan dihadiri oleh seluruh anggota untuk pembentukan kepengurusan KBUW yang baru.

b. Meminta bantuan tokoh masyarakat atau penanggung jawab program.

b. Kurangnya sosialisasi prosedur peminjaman kepada masyarakat, artinya pengurus KBUW belum memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang prosedur pinjaman modal usaha

a. Waktu yang terbatas karena KBUW harus segera terbentuk dan program harus segera berjalan.

b. Pengetahuan Pengurus

tentang prosedur

peminjaman terbatas

a. Diadakan sosialisasi berkelanjutan sehingga masyarakat mengetahui prosedur peminjaman.

b. Diadakan pelatihan bagi pengurus untuk meningkatkan pengetahuan dalam mengelola KBUW.

c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas.

Kurangnya pelatihan bagi Pengurus KBUW.

a. Diadakan pelatihan bagi pengurus mengenai prosedur peminjaman.

b. Memberikan kesempatan kepada pengurus untuk mengambil keputusan dalam mengelola KBUW

8

(5)

Lanjutan

1. 2. 3. 4. 5.

d. Kurangnya koordinasi maupun pembinaan antara penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus KBUW .

a. Kurangnya monitoring dari penanggung jawab program dan aparat kelurahan

b. Kurangnya komunikasi

a. Diadakan monitoring secara rutin untuk mengetahui perkembangan KBUW b. Diadakan pertemuan rutin antar

penanggung jawab program, pihak kelurahan dan pengurus KBUW.

e. Pinjaman modal usaha terbatas karena modal yang dipinjamkan harus menunggu anggota yang membayar cicilan maupun iuran keanggotaan

Kurangnya tanggung jawab anggota dalam membayar cicilan/iuran

a. Meningkatkan kesadaran anggota akan hak dan kewajiban sebagai anggota koperasi

b. Mengadakan jejaring dengan pihak luar untuk penambahan modal KBUW

2. Aspek sasaran program

(anggota KBUW)

a Kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota KBUW.

a. Masyarakat kurang mengetahui prosedur peminjaman, pengembalian cicilan dan iuran anggota. b. Mentalitas yang rendah

a. Memberikan sosialiasi secara berkelanjutan tentang prosedur peminjaman, pengembalian cicilan dan iuran anggota.

b. Meningkatkan pemahaman bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir

b. Adanya anggapan dari sebagian anggota bahwa dana tersebut merupakan dana hibah.

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tujuan pinjaman dari KBUW

Memberikan sosialisasi bahwa dana KBUW merupakan dana bergulir yang harus dirasakan manfaatnya bagi semua anggota masyarakat dan bukan merupakan dana hibah.

8

(6)

Lanjutan

1. 2. 3. 4. 5.

c. Pengambilan keputusan dalam pengggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan di tangan suami karena pada umumnya suami yang menjalankan usaha.

a. Budaya patriarki yang kuat

b. Usaha yang menjalankan adalah suami

a. Perlu pemahaman bahwa dalam pengambilan keputusan merupakan keputusan bersama antara suami dan istri.

b. Perlu pemahaman meskipun yang menjalankan usaha suami tetapi istri turut serta dalam meminjam modal usaha.

d. Pinjaman koperasi digunakan untuk kebutuhan konsumtif.

a. Pemahaman yang terbatas tentang maksud pinjaman koperasi.

b. Tingkat ekonomi yang rendah

Peningkatkan sosialisasi tentang tujuan pinjaman modal usaha dari KBUW

e. Pinjaman modal usaha terbatas sehingga usaha yang dijalankan belum berkembang.

Kurangnya tanggung jawab anggota dalam membayar cicilan/iuran

Memberikan pemahaman bahwa pinjaman yang diberikan digunakan seoptimal mungkin untuk usaha dan harus dirasakan manfaatnya oleh semua anggota masyarakat

f. Wanita kurang aktif dalam kegiatan KBUW

Peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita

a. Memberikan pemahaman bahwa program tersebut merupakan program untuk pemberdayaan wanita

b. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakat/agama untuk mengajak wanita terlibat dalam kegiatan KBUW

8

(7)

Dalam proses pelaksanaan FGD, supaya peserta FGD mengerti tentang permasalahan/kelemahan kegiatan KBUW, maka penulis mengunakan alat bantu dengan menggunakan analisa pohon masalah, yang mengelompokkan permasalahan kedalam tiga bagian, yaitu masalah inti, akar masalah dan dampak dari masalah tersebut dan juga penyajian dalam bentuk tabel-tabel, yaitu tabel

Potensi dan Permasalahan/Kelemahan. Selain itu karena analisis yang digunakan

adalah Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan lima dimensi yaitu kesejahteraan, akses, kesadaran kritis, partisipasi dan kontrol, maka dalam proses pelaksanaan FGD perlu disampaikan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan di dalam KBUW, yaitu wanita hanya meminjamkan nama untuk mendapatkan pinjaman modal usaha, tidak terlibat pengambilan keputusan dalam penggunaan pinjaman modal usaha dan pembayaran cicilan/iuran keanggotaan, peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita pun mempengaruhi keterlibatan wanita dalam kegitan KBUW, sehingga wanita belum menjalankan perannya dalam kegiatan KBUW dan belum menyadari bahwa program tersebut merupakan program khusus untuk pemberdayaan dirinya sendiri. Pemaparan tersebut dimaksudkan supaya peserta FGD menyadari bahwa permasalahan yang timbul dalam KBUW tidak hanya disebabkan oleh faktor-faktor, seperti kurangnya tanggung jawab anggota dalam pengembalian pinjaman, usaha anggota belum berkembang, pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif, tidak adanya pembinaan lanjutan dan pengetahuan pengurus yang terbatas dalam mengelola KBUW. Hasil analisa pohon masalah secara lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5 .

(8)

Berdasarkan hasil FGD pada hari Sabtu tanggal 12 Agustus 2006, maka strategi pemecahan masalah berdasarkan permasalahan- permasalahan yang ada dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu :

1. Strategi Penguatan organisasi KBUW Kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu :

a. Pembentukan Pengurus baru untuk memperbaiki kepengurusan yang ada dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota KBUW.

Gambar 5 : Analisa Pohon Masalah Masalah Inti dalam mengikuti kegiatanWanita tidak berdaya

KBUW Penyebab Kurang Monitoring dan pembinaan Budaya Patriarki Dana tidak bergulir

Masyarakat lain yang membutuhkan pinjaman tertunda Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas Dampak

Usaha anggota belum berkembang Kurang sosialisasi Prosedur Peminjaman Kurangnya tangggung jawab peminjam Adanya anggapan dana merupakan dana hibah Pinjaman dikelola oleh suami Pinjaman digunakan untuk kebutuhan konsumtif Usaha belum berkembang Pengurus tidak komplit Kemiskinan tidak terentaskan

Wanita tidak terlibat dalam pengambilan keputusan Peran reproduktif yang banyak dilakukan wanita Wanita kurang memanfaatkan KBUW

(9)

b. Pelatihan koperasi bagi pengurus, artinya pelatihan bagi pengurus KBUW tentang tata cara pengelolaan koperasi mulai dari pembukuan, prosedur peminjaman, perhitungan jasa dan cicilan.

c. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha, sehingga semua anggota masyarakat dapat mengakses dan prosedur peminjaman dapat dipahami sesuai dengan kemampuan masyarakat.

d. Melaksanakan monitoring terhadap kegiatan KBUW oleh penanggung jawab program maupun aparat kelurahan.

e. Memfungsikan KBUW selain kegiatan simpan pinjam tetapi menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat.

2. Strategi Penguatan sasaran program (anggota KBUW) Kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu :

a Sosialisasi kepada masyarakat tentang prosedur peminjaman modal usaha, artinya masyarakat mengetahui tata cara peminjaman dan penyampaian bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir yang harus dirasakan manfaatnya oleh semua anggota masyarakat dan bukan merupakan dana hibah.

b. Memberikan pemahaman kepada anggota bahwa pengambilan keputusan dalam penggunaan modal usaha, pengembalian cicilan atau iuran tidak hanya berada di tangan suami, meskipun yang menjalankan usaha adalah suami dan kedudukan wanita dan laki-laki dalam keanggotaan KBUW adalah sama.

c. Memberikan pemahaman bahwa KBUW merupakan program pemberdayaan wanita, maka wanita diharapkan dapat memanfaatkan KBUW secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan terlibat dalam kegiatan pembangunan.

d. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun anggota KBUW.

Strategi pemecahan masalah berdasarkan Analisa Harvard dan Pemberdayaan Longwe tercantum dalam Tabel 15.

(10)

Pemberdayaan Longwe di Kel. Cipageran Tahun 2006

No. Permasalahan Strategi

1. Penguatan organisasi KBUW a. Pembentukan Pengurus KBUW yang baru.

b. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha

c. Pelatihan koperasi bagi pengurus KBUW

d. Monitoring oleh pihak kelurahan dan penanggung jawab program

e. Memfungsikan KBUW selain pada kegiatan simpan pinjam tetapi menyediakan barang kebutuhan masyarakat.

f. Melibatkan tokoh masyarakat dan organisasi informal dalam kegiatan KBUW.

2. Penguatan sasaran program (anggota KBUW)

a. Sosialisasi tentang maksud dan tujuan KBUW termasuk pinjaman modal usaha

b. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun anggota KBUW

c. Memberikan pemahaman bahwa dalam pennggunaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan melibatkan wanita. d. Memberikan pemahaman bahwa

KBUW merupakan program pemberdayaan wanita, maka wanita diharapkan dapat memanfaatkan KBUW secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan.

(11)

Program Aksi

Berdasarkan strategi yang telah disepakati maka perlu dirancang program yang konkrit dan sesuai dengan permasalahan dan kemampuan anggota KBUW berdasarkan analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe. Hasil kesepakatan peserta FGD, maka program yang akan dilaksanakan dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu :

1. Penguatan organisasi KBUW

Program-program yang akan dilakukan, antara lain :

a. Pembentukan pengurus KBUW yang baru untuk memperbaiki pengurus yang ada dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota KBUW.

b. Mengadakan pelatihan bagi pengurus KBUW, sehingga meningkatkan sikap percaya diri pengurus dan pengurus mempunyai pengetahuan tentang tata cara pengelolaan koperasi, seperti pembukuan dan perhitungan jasa/cicilan.

c. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha untuk memberikan kejelasan prosedur peminjaman dan meningkatkan tanggung jawab anggota.

d. Menguatkan modal sosial dengan melibatkan organisasi informal, seperti kelompok pengajian dan RT/RW untuk mendukung keberlanjutan kegiatan KBUW.

e. Meningkatkan fungsi KBUW tidak hanya terbatas pada kegiatan simpan pinjam, seperti pembayaran listrik yang dikoordinir oleh KBUW atau menyediakan barang/bahan keperluan masyarakat.

2. Penguatan sasaran program (anggota KBUW) Program-program yang akan dilakukan, antara lain :

a. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang KBUW dan tata cara prosedur peminjaman modal usaha dan pemahaman bahwa dana tersebut merupakan dana bergulir bukan dana hibah.

(12)

pengelolaan pinjaman modal usaha, pembayaran cicilan dan iuran keanggotaan melibatkan wanita .

c. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun sebagai anggota KBUW.

d. Memberikan pemahaman bahwa KBUW merupakan program pemberdayaan wanita, maka wanita diharapkan dapat memanfaatkan KBUW secara optimal untuk meningkatkan pengetahuan dan terlibat aktif dalam kegiatan pembangunan.

Rencana program yang disepakati bersama dengan perserta FGD disajikan dalam Tabel 16 .

(13)

Tabel 16. Rencana Program dalam Mengatasi Permasalahan KBUW Berdasarkan Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe di Kel. Cipageran Tahun 2006

No Program Kegiatan Tujuan Indikator Sasaran Pelaksana Waktu Rencana

Biaya 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 1. Pembentukan Pengurus KBUW yang baru Mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota KBUW untuk pembentukan pengurus KBUW yang baru Terbentuknya struktur kepengurusan KBUW yang benar 1. Terbentuknya pengurus KBUW yang baru. 2. KBUW dapat berjalan optimal Pengurus dan Anggota KBUW Pengurus dan Anggota KBUW Nopember 2006 Dana KBUW 2. Mengadakan pelatihan koperasi bagi pengurus KBUW 1. Pelatihan prosedur peminjaman. 2. Pelatihan Tata cara Pembukuan, perhitungan cicilan dan jasa 1. Meningkatkan pengetahuan pengurus tentang prosedur peminjaman. 2. Meningkatkan pengetahuan pengurus dalam pembukuan, perhitungan cicilan dan jasa 1. Meningkatnya pengetahuan pengurus tentang koperasi. 2. Meningkatnya percaya diri pengurus dalam mengelola KBUW Pengurus KBUW Dinas Perekonomian dan Koperasi dan Dekopinda Kota Cimahi 12 Hari Pemkot Cimahi 8 9

(14)

Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 3. Memperbaiki prosedur peminjaman modal usaha Mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota KBUW untuk memperbaiki prosedur peminjaman Tersusunnya prosedur peminjaman yang disepakati dan dipahami oleh seluruh anggota Anggota memahami prosedur peminjaman -.Anggota - Pengurus - Anggota 6 Hari Dana KBUW 4. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang KBUW dan tata cara prosedur peminjaman modal usaha Penyuluhan untuk menjadi anggota KBUW dan prosedur peminjaman koperasi 1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang KBUW dan tata cara prosedur peminjaman 2. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa dana KBUW merupakan dana bergulir bukan hibah 1. Masyarakat mengerti tentang prosedur peminjaman. 2. Masyarakat

sadar akan hak dan kewajibannya sebagai anggota KBUW. 3. Tumbuhnya rasa memiliki akan keberadaan KBUW Masyarakat - Dinas Perekonomia n dan Koperasi Kota Cimahi - Aparat Kelurahan - Pengurus KBUW Menyesuaikan dengan jadwal pembinaan wilayah yang dilakukan oleh aparat kel.Cipageran Dana Pembinaan Kel. Cipageran 9 0

(15)

Lanjutan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 5. Peningkatan pemahaman bahwa pengambilan keputusan dalam penggunaan modal usaha, pengembalian cicilan/iuran melibatkan wanita. 1. Melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan 2. Mengajak wanita bertanggung jawab dalam kegiatan KBUW 1 Melibatkan wanita dalam pengambilan keputusan penggunaan pinjaman, pembayaran cicilan/iuran keanggotaan 2. Memberi kesempatan kepadawanita bertanggung jawab dalam kegiatan KBUW 1. Wanita terlibat dalam pengambilan keputusan penggunaan pinjaman, pembayaran cicilan/iuran keanggotaan 2. Wanita bertanggung jawab dalam kegiatan KBUW tidak hanya dalam kehadiran tetapi terlibat menyampaika n usul/saran tentang KBUW Anggota Pengurus KBUW Berkelanjutan Dana KBUW 6. Memberikan pemahaman bahwa KBUW merupakan program pemberdayaan wanita 1. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakat/ agama untuk mengajak wanita Pemberdayaan wanita tercapai dalam mengikuti kegiatan KBUW 1. Wanita yang menjadi anggota KBUW bertambah. Masyarakat - Dinas Perekonomi an dan Koperasi Kota Cimahi Menyesuaikan dengan jadwal pembinaan wilayah yang dilakukan oleh aparat kel.Cipageran Dana Pembinaan Kel. Cipageran 9 1

(16)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. terlibat dalam kegiatan KBUW 2. Meningkatkan tanggung jawab wanita baik sebagai pengurus maupun anggota 2. Wanita merasa percaya diri dalam mengikuti kegiatan KBUW dan merasakan manfaat KBUW - Aparat Kelurahan - Pengurus KBUW 9 2

(17)

Rencana program yang telah disepakati bersama agar sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat maka diuji kelayakannya berdasarkan analisa SWOT, sebagaimana tercantum dalam Tabel 17 .

Tabel. 17. Rencana Program dalam Kelembagaaan KBUW Berdasarkan Analisa SWOT di Kel Cipageran Tahun 2006

Internal

Eksternal

KEKUATAN (S)

a. Aset/bantuan modal dari KBUW yang digulirkan kepada masyarakat

b. Pengurus dan anggota KBUW

c. Iuran keanggotaan

d. Saran-saran/usulan dari anggota KBUW

e. Nilai-nilai budaya lokal yang mendukung keberadaan KBUW (tolong menolong).

KELEMAHAN (W)

a. Struktur Kepengurusan KBUW tidak komplit b. Kurangnya sosialisasi

prosedur peminjaman kepada masyarakat

c. Pengetahuan Pengurus tentang koperasi terbatas d. Kurangnya tanggung jawab

anggota dalam pengembalian cicilan dan iuran anggota KBUW.

KESEMPATAN (O)

a. Terbentuknya pengurus baru

b. Pelatihan koperasi bagi pengurus

c. Tersusunnya prosedur peminjaman yang baru d. Tokoh

masyarakat/kelembagaan formal/informal yang ada terlibat dalam kegiatan KBUW

STRATEGI SO

a. Melibatkan tokoh masyarakat/kelembagaan informal yang ada.

b. Meningkatkan komunikasi antar pengurus maupun dengan anggota

STRATEGI WO

a. Pembentukan Pengurus baru b. Pelatihan untuk Pengurus c. Sosialisasi prosedur

peminjaman kepada masyarakat

ANCAMAN (T)

a. Dana tidak bergulir

b. Wanita tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penggunaan pinjaman dan pengelolaan KBUW c. Pinjaman digunakan untuk

kebutuhan konsumtif d. Adanya anggapan dana

hibah

e. Budaya Patriarki

STRATEGI ST a. Meningkatkan tanggung

jawab wanita baik pengurus maupun anggota

b. Memberikan pemahaman bahwa pengambilan keputusan pengelolaan pinjaman dan pembayaran cicilan/iuran melibatkan wanita.

STRATEGI WT

a. Sosialisasi tujuan pinjaman dan pemahaman bahwa pinjaman merupakan dana bergulir.

b. Meningkatkan tanggung jawab anggota dalam pengembalian pinjaman

(18)

yang akan dilaksanakan antara kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman di dalam kelembagaan KBUW sesuai dengan rencana program yang telah disepakati dalam FGD. Dengan demikian rencana program layak untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan KBUW sesuai dengan kemampuan dan potensi masyarakat RW 06 dan 07 Kelurahan Cipageran.

Gambar

Gambar 5 : Analisa Pohon MasalahMasalah IntiWanita tidak berdaya
Tabel 16. Rencana Program dalam Mengatasi Permasalahan KBUW Berdasarkan Analisis Harvard dan Pemberdayaan Longwe di Kel

Referensi

Dokumen terkait

Gaya kepemimpinan dapat memengaruhi oranglain melalui keadaan sekitar, sesuai dengan pendapat Thoha: 2002 gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

Penduduk yang bekerja di Objek Wisata Pantai Dewi Mandapa berjumlah 40 orang tetapi dari jumlah 40 orang tersebut hanya 34 orang yang telah berumah tangga

Diperoleh informasi jika sebagian besar mahasiswa (75%) sering sekali menggunakan internet untuk alasan murah dan praktis; sebagian besar mahasiswa (71.88%) sering

Perencanaan yang dibuat yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaan, informasi yang diberikan merupahkan hak ibu yaitu hak ibu untuk mendapatkan penjelasan oleh tenaga

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan objek penelitian adalah tiga sumber mata air di Desa Wonoharjo yang terdapat di Dusun I (Sriwidodo), Dusun II (Sridadi),

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan ungsi

Hal ini berarti nilai terbesar p dan q adalah 3, sehingga untuk setiap model pendekatan masing-masing terdapat 15 (lima belas) sub model yang mungkin dan akan dipilih satu