• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberantasan Korupsi Untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Martabat Bangsa Indonesia"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Pemberantasan Korupsi Untuk

Meningkatkan Kesejahteraan dan

Martabat Bangsa Indonesia

Eko Soesamto Tjiptadi

Deputi Pencegahan

(2)

Daftar Isi

q

Gambaran Korupsi Di Indonesia

q

Kebijakan Anti Korupsi di Dunia Usaha

q

Strategi Pemberantasan Korupsi KPK

q

Kinerja KPK dalam Pemberantasan Korupsi

q

Tantangan Pemberantasan Korupsi

(3)

PERC– Tahun 2010 survei PERC menempatkan Indonesia di peringkat pertama sebagai negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik yang menjadi tujuan investasi.

• Skor IPK 2007 (2,3), 2008 (2,6), 2009 (2,8) dan 2010 (2,8)

• Persepsi Korupsi menurut pebisnis – gambaran pelayanan publik

• Survei Integritas Sektor Publik à Tahun 2007 (5,53) 2008 (6,84) 2009 (6,50) dan Tahun 2010 (5,42)

• Global Competitiveness Index 2006: Indonesia ranking 50; 2007 ranking 55 , 2008 ranking 55, 2009 ranking 54 dan 2010

ranking 44dari 139 negara

• Doing Business (pengukuran

kemudahan berusaha) àTahun 2010 peringkat 122 dr 183 negara

Mutu Pelayanan Publik ?

Country Risk ?

Daya saing ?

(4)

Survei Integritas Sektor Publik KPK

Pendekatan : mencari akar permasalahan korupsi dalam

layanan publik

Melakukan pengukuran ilmiah terhadap tingkat korupsi dan

faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi di lembaga publik

dengan mensurvey pengguna langsung layanan publik (dari

sudut pandang pengguna layanan, bukan pemberi layanan).

Membantu lembaga publik mempersiapkan upaya-upaya

pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah/layanan yang

rentan terjadinya korupsi

Mendorong lembaga publik untuk melakukan upaya aktif

pencegahan korupsi

Untuk meningkatkan efektifitas pengendalian terjadinya korupsi

di layanan publik, sebagai mekanisme check & balances antara

penyedia dan pengguna layanan publik (Keberpihakan kepada

Keberpihakan kepada

Masyarakat

(5)

Survei Integritas Sektor Publik

6,61 6,40 4,60 5,21 5,26 5,46 5,60 5,47 4,94 5,07 5,23 0 1 2 3 4 5 6 7 Instansi Vertikal

Instansi Pusat Pemkot

Sumber : KPK- SI 2010

(6)

Persentase dan Frekuensi Pengguna Layanan Yang

Membayar Biaya Tambahan (Gratifikasi) Secara Nasional

The image canno t be displayed. Your computer may not hav e eno ugh memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.

The image canno t be displayed. Your computer may not hav e eno ugh memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may hav e to delete the image and then insert it again.

The image canno t be displayed. Your computer may not hav e eno ugh memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart your computer, and then open the file again. If the red x still appears, you may hav e to delete the image and then insert it again.

Tidak 53% Ya 47% Sekali 78% Lebih dr 2 kali 11% 2 kali 11% Sumber : KPK- SI 2010

Apakah Anda pernah memberikan biaya tambahan di luar biaya yang telah Anda

keluarkan dalam layanan ini ?

Berapa kali Anda memberikan uang tambahan untuk satu kali mengurus

(7)

Tujuan Pengguna Layanan Memberikan

Gratifikasi

(8)

Peringkat Nasional Integritas Sektor Publik di

Indonesia Tahun 2010

(9)

Hasil Survei Persepsi Masyarakat (SPM) KPK

Tahun 2010

Poin penting dalam SPM mengukur persepsi masyarakat

mengenai kesadaran korupsi:

à98,7% responden menyatakan pernah mendengar atau

mengetahui kasus korupsi dalam 1 tahun terakhir. Hal ini

menunjukkan tingkat kesadaran yang tinggi terhadap korupsi

tetapi….

àSebagian besar responden menyatakan korupsi adalah hal yang

lazim di Indonesia (94,1%).

à Sebaliknya hasil survei yang sama di Hong Kong yang mana

memperlihatkan 71,2% responden pada 2008 menyatakan korupsi

adalah hal yang tidak biasa. Hal ini menunjukkan secara tidak

langsung keberhasilan Lembaga Anti Korupsi (ICAC) dalam

merubah persepsi kelaziman korupsi

à Menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi ‘kebiasaan’ yang lazim

(10)

l

United Nations Convention Against Corruption (UNCAC)

Article 12 : private sector.

l

G20 Anti-Corruption Action Plan antara lain : mendorong

Undang-Undang dan peraturan lain yang melawan

international bribery dan memperkuat kerjasama

internasional dan memberikan contoh upaya penyelesaian

suap dan korupsi.

l

Draft Strategi Nasional Pemberantasan Korupsi melalui

strategi pencegahan dan langkah-langkah strategis dalam

upaya penindakan.

Undang

Undang--Undang Anti Korupsi

Undang Anti Korupsi

l

l

UU No. 20 tahun 2001/Perubahan UU No. 31 tahun 1999

UU No. 20 tahun 2001/Perubahan UU No. 31 tahun 1999

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tahun 2001

tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi tahun 2001

(11)

Perumusan Strategi KPK

Solusi total, sistematis, komprehensif dan terintegrasi.

Mencakup upaya

preventif

dan

represif

dengan

peran serta

masyarakat.

Dilaksanakan secara simultan dan berkesinambungan dalam

jangka pendek, menengah dan panjang.

l

Strategi jangka pendek

→ strategi yang diharapkan mampu segera

memberikan manfaat/ pengaruh dalam pemberantasan korupsi.

l

Strategi jangka menengah

-->strategi yang secara sistematis mampu

mencegah terjadinya TPK - Perbaikan sistem administrasi dan manajemen

penyelenggara negara

l

Strategi jangka panjang →

diharapkan mampu merubah budaya/ pola

pandang dan persepsi masyarakat terhadap korupsi

(12)
(13)

Strategi Pencegahan : Pemetaan dan Intervensi Menyeluruh

I

N

T

E

R

V

E

N

S

I

(14)

Penanganan Perkara TPK

(15)
(16)

Perbaikan Sistem

l Badan Pertanahan Nasional

l Ditjen Imigrasi

l Ditjen Bea dan Cukai

l Ditjen Pajak

l Ditjen Anggaran

l Ditjen Perbendaharaan

l TKI

l Kemdiknas

l Ditjen Planologi Kehutanan

l Ditjen Imigrasi

l Ditjen LAPAS

l Ditjen Bina Marga (Jalan Nasional)

l SIN/NIK Depdagri

l Hutang Luar Negeri

l Yayasan

l Rangkap Jabatan

l Ditjen PHU (Penyelenggaraan Haji

dan Umroh)

(17)
(18)

Pengaduan TPK oleh Masyarakat

PNBP per 31 Desember 2010 yg telah disetor ke Kas Negara adalah sebesar Rp.

192.430.877.162 yang berasal dari penanganan TPK sebesar Rp. 189.371.372.650,00 dan penanganan gratifikasi sebesar Rp. 3.059.504.512

JUMLAH LAPORAN PENGADUAN MASYARAKAT S.D. 31 DESEMBER 2010

(19)

#1. Perlawanan Balik

• Keppres 275/1963 yang diberi nama Operasi Budhi terkendala oleh adanya resistensi birokrasi dan pejabat negara yang dekat dengan presiden.

• Pembentukan Komite Empat pada awal 70-an akibat desakan mahasiwa tidak benar-benar dapat menjalankan tugasnya

• Tim gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) pada jaman Presiden AR Wahid, akhirnya harus dibubarkan MA. Menurut MA (melalui judicial review), keberadaan dan struktur lembaga tersebut dinilai tidak lazim

• Pengadilan umum belum memberikan dukungan yang signifikan

terhadap upaya pemberantasan korupsi. Banyak vonis berujung bebas • Rendahnya komitmen antikorupsi di kalangan DPR :

• Tahun 2007 : KPU dan Komisi II • Tahun 2011 : KPK dan Komisi III

• Banyaknya agenda legislasi yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang terangkum dalam program legislasi nasional sampai saat ini masih belum disahkan

5. Tantangan Pemberantasan Korupsi

(20)

S1. Penindakan yang Kuat dan Efektif : Meningkatkan pengembalian

hasil TPK dari eksekusi, Meningkatkan keberhasilan perkara yang

disupervisi dan meningkatkan keberhasilan penuntutan di

Pengadilan Tipikor

S2. Tercegahnya Kesempatan Korupsi : Percepatan Reformasi Sektor

Publik, Korsup Pencegahan, Kajian Sistem Administrasi di Lembaga

Negara dan Pemerintah, Meningkatkan Pelaporan LHKPN dan

Gratifikasi

S3. Terwujudnya Perilaku Anti Korupsi dan Dukungan Masyarakat :

Meningkatkan Pemahaman masyarakat terhadap Bahaya Korupsi,

Meningkatkan Partisipasi publik dalam pencegahan dan

penindakan korupsi, Meningkatkan partisipasi Mitra Kerja KPK dalam

Pencegahan dan Penindakan Korupsi

(21)

Pentingnya Reformasi Birokrasi

Strategi Implementasi Reformasi Birokrasi

NO PROSES PROGRAM DAMPAK

1 Membangun kepercayaan masyarakat Program percepatan pemberantasan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik

•Tidak ada perilaku koruptif dan

meningkatnya kualitas pelayanan publik •Hilangnya “citra negatif” birokrasi

2 Mendorong partisipasi pegawai,

dunia usaha dan masyarakat Manajemen perubahan

Perubahan sikap dan perilaku pegawai, dunia usaha dan masyarakat, sesuai peranan

masing-masing

3

• Mengubah pola pikir, budaya dan nilai-nilai kerja

• Mengentaskan kemiskinan

Penataan sistem manajemen

Perbaikan ketatalaksanaan dan peningkatan sistem pengawasan

4 Memperkuat sistem pengelolaan SDM

Pembangunan sistem manajemen SDM berbasis kinerja dan merit

SDM yang tepat kualitas dan kuantitas dengan sistem remunerasi yang layak dan adil.

(22)

Terima Kasih

Pengaduan Dugaan Tindak Pidana Korupsi: Direktorat Pengaduan Masyarakat PO BOX 575 Jakarta 10120 Telp: (021) 2557 8389 Faks: (021) 5289 2454 SMS: 08558 575 575, 0811 959 575 Email: mailto:pengaduan@kpk.go.idpengaduan@kpk.go.id

Referensi

Dokumen terkait

PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PKN MATERI KEKHASAN BANGSA INDONESIA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas III SDN Totosari No.102