• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EFEKTIFITAS REAGEN FENTON UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI COD AIR LIMBAH DOMESTIK SECARA BATCH PADA METODE AOP BERBASIS H 2 O 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EFEKTIFITAS REAGEN FENTON UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI COD AIR LIMBAH DOMESTIK SECARA BATCH PADA METODE AOP BERBASIS H 2 O 2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

57 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

KAJIAN EFEKTIFITAS REAGEN FENTON UNTUK MENURUNKAN KONSENTRASI COD AIR LIMBAH DOMESTIK SECARA BATCH

PADA METODE AOP BERBASIS H2O2

Elfiana, Cut Aja Rahmahwati, Halim Zaini, Anwar Fuadi

Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumase Jl. Banda Aceh-Medan km.280, Buketrata-Lhokseumawe 24301

*

Email : elfiana_72@yahoo.com

Abstrak

Hasil pengukuran konsentrasi COD air limbah domestik kota Lhokseumawe pada saluran drainase pintu 1 inlet Waduk reservoir Gampong Pusong kota Lhokseumawe berkisar 4160 mg/L, secara visual memberikan warna air yang gelap dan berbau. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efektifitas reagen fenton dalam menurunkan konsentrasi COD air limbah domestik kota Lhokseumawe dalam skala laboratorium sistim batch. Kajian efektifitas dilakukan terhadap besarnya persentase penyisihan COD (%RCOD) yang diperoleh dan jumlah H2O2 yang dikonsumsi (%XH2O2) selama

proses. Dosis H2O2 optimum diperoleh dengan mengolah air limbah domestiknya

menggunakan variasi H2O2 5,2mM – 26mM, disebut proses peroksidasi. Hasil

penelitian menunjukkan dosis H2O2 optimum dari proses peroksidasi adalah 15,6mM

dengan %RCOD 42,3% dan %XH2O2 60,41%. Dosis optimum H2O2 15,6mM merupakan

basis perbandingan berat Fe2+:H2O2 dalam reagen fenton. Pengaruh H2O2 dalam

reagen fenton diamati dengan mereaksikan air limbah demestik dengan variasi H2O2

(5,2mM – 26mM) dan ditambahkan Fe2+ 35,36 mg/L. Hasil yang diperoleh %RCOD

meningkat dibanding %RCOD proses peroksidasi, dan optimum pada H2O2 15,6mM

dengan %RCOD= 76,92% dan %XH2O2=82,31%. Pengaruh konsentrasi Fe2+ dalam

reagen fenton diamati menggunakan variasi konsentrasi Fe2+ (11,79 mg/L – 106,08 mg/L) pada dosisi H2O2 optimum 15,6mM (530,4 mg/L). Hasil penelitian

menunjukkan Fe2+ berpengaruh terhadap jumlah konsumsi H2O2 (%XH2O2). Semakin

besar konsentrasi Fe2+ maka semakin besar %XH2O2 dan maksimum pada Fe2+ 35,36

mg/L, diperoleh formula reagen fenton dengan perbandingan berat Fe2+:H2O2=1:15(wt/wt).

Kata kunci: Air Limbah Domestik, Fe2+, H2O2, Reagen Fenton, %RCOD, %XH2O2

PENDAHULUAN

Menurut KepMenLH No. 112 Tahun 2003 defenisi air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perniagaan, perkantoran, asrama, apartemen, dan rumah sakit. Sehingga campuran rumit air limbah domestik meliputi bahan organik, anorganik, padatan tersuspensi,

koloida, padatan terlarut dan mikroorganisme.

Laju penghasil air limbah biasanya antara 30–70 m3 perorang per tahun atau 83-194 liter perorang perhari (Mara, D dan Cairncross (1994) dalam Sasongko, L.A.,2006).

Air limbah domestik dengan

konsentrasiCOD>800mg/L merupakan

tingkat pencemaran berat,

600mg/L<COD<800mg/L adalah tingkat pencemaran sedang, dan 400mg/L<COD< 600 mg/L adalah

(2)

58 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

tingkat pencemaran ringan (Rump and Krist (1992) dikutip Effendi (2003) dalam Sasongko, L.A.,2006).

Hasil pengukuran konsentrasi COD air limbah domestik kota Lhokseumawe pada saluran drainase inlet waduk reservoir Gampong Pusong kecamatan Banda Sakti kota Lhokseumawe berkisar 4160 mg/L, menunjukkan tingkat pencemaran berat. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengolahan air limbah domestik sederhana, efektif dan realible yang menjanjikan dapat menekan tingkat pencemaran seminimim mungkin. Penelitian ini menawarkan teknologi AOP (Advanced Oxidation Processes) bebasis H2O2 seperti proses Fenton yang telah terbukti dapat menurunkan konsentrasi beberapa senyawa organik (Rodriquez, 2003).

Penambahan reagen fenton (Fe2+ dan H2O2 1:4) pada dosis 40 g/l mampu menurunkan 96% konsentrasi COD air limbah industri plasticizier selama waktu reaksi 1-24 jam (Purwanti, I.F., dan Baskoro, U., 2008). Proses Fenton dalam reaktor batch skala laboratorium

juga telah digunakan untuk

menurunkan 95,15% konsentrasi LAS 50 mg/L menjadi 2,4 mg/L pada dosis H2O2 141,168 mg/L dan Fe2+ 3,14 mg/L (Fe2+/H2O2 = 1:45(wt/wt)) selama waktu reaksi 360 menit (Elfiana, 2007). Sedangkan untuk konsentrasi COD air limbah rumah sakit hanya dapat turun 87% menggunakan reagen fenton dengan perbandingan massa Fe2+/H2O2 = 1:25(wt/wt) (Elfiana, 2010).

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektifitas reagen fenton dalam menurunkan konsentrasi COD

air limbah domestik kota

Lhokseumawe dalam suatu reaktor batch skala laboratorium. Objek penelitian ini adalah air limbah domestik pada saluran drainase 6 (enam) kelurahan di kabupaten Banda Sakti sebagai pintu I inlet waduk reservoir Pusong Lhokseumawe, meliputi kelurahan Tempok Tengoh, Kuta Blang, Uteun Bayi, Banda Masin, Mon Geudong dan Keude Aceh. Penelitian dimulai dengan karakterisasi air limbah domestiknya pada pintu I

inlet waduk Pusong tersebut

berdasarkan parameter COD,

menentukan dosis optimum H2O2 dan Fe2+ yang tepat, serta mempelajari pengaruh H2O2 dan Fe2+ dalam proses Fenton berdasarkan persentase penurunan konsentrasi COD air limbah domestiknya dan excees H2O2 yang diperoleh. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif, efektif dan effesien sebagai upaya

dalam mengembangkan proses

pengolahan air limbah domestik yang ekonomis dari segi biaya dan handal dari segi performansinya.

METODE

Karakterisasi Air Limbah Domestik

Karakterisasi sifat fisikokimia air limbah domestik disimpulkan dalam Tabel 1. Air limbah domestik yang digunakan berasal dari pintu I inlet waduk reservoir Pusong kota Lhokseumawe

Tabel 1. Karakterisasi air limbah domestik

Parameter Satuan Nilai

pH 8,67

Chemical Oxygen Demand (COD) mg/l 4160

Deterjen (MBAS) % 5,781

Turbidity NTU 31,30

(3)

59 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

Reagen

Hydrogen peroxida grade teknis (H2O2 35%; density 1,11 kg/l; BM 34 g/gmol; BE 17). Ferrous sulphate heptahydrate (FeSO4.7H2O, Merck; BM 278 g/gmol) digunakan sebagai sumber Fe2+. Pereaksi analisa COD (K2Cr2O7; HgSO4; H2SO4; Ag2SO4; FAS; indicator feroin). Pereaksi analisa kemurnian H2O2 35%teknis dan excess H2O2 (Na2S2O3.5H2O; Na2CO3; KI; HCl). Semua larutan dipersiapkan dengan menggunakan air demineral dan dipersiapkan setiap kali percobaan.

Prosedur Percobaan

Rangkaian reaktor Fenton sistim batch dalam skala laboratorium ditunjukkan pada Gambar 1. Reaktor terbuat dari beaker glass pyrex kapasitans +2L,

volume air limbah 1,4 liter. Pengadukan menggunakan magnetic stirrer merk IKA C-MAQ HS 10 dengan kecepatan konstan pada skala 2. Dinding reaktor dilapisi aluminum foil untuk mencegah kontaminasi dengan lingkungan luar.

Ke dalam reaktor dimasukkan sample air limbah domestik 1,4 liter dengan konsentrasi COD 4160 mg/L, ukur pH, temperatur, dan turbidity. Reaktor ditutup dan dikondisikan agar isi reaktor benar-benar tidak dipengaruhi oleh sistim luar. Kedalam reaktor tambahkan H2O2 secara perlahan untuk reaksi peroksidasi menentukan dosis H2O2 optimum

Gambar 1. Rangkaian peralatan reaktor Fenton

Untuk proses Fenton, ke dalam reaktor berisi air limbah 1,4 liter tambahkan garam besi Fe2+ secara perlahan dan stirrer dihidupkan, pastikan larutan homogen. Dalam

waktu yang singkat setelah

penambahan garam besi, tambahkan H2O2 secara perlahan dan pastikan larutan homogen dan reaksi tetap

terjadi pada setiap titik. Pengukuran pH, temperatur, COD dan excess H2O2 dilakukan setiap waktu 60 menit sampai 240 menit.

Analisa

Pengukuran pH dan temperatur air limbah menggunakan alat pH meter merk HANA HI 8424. Analisa COD H2O2 FeSO4.7H2O pH meter Termometer Aliran Air pendingin Water bath Batang

(4)

60 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

diukur menggunakan metode Closed Reflux Titrimetric. Sedangkan analisa excess H2O2 diukur secara Iodometri. Pada selang waktu tertentu (60, 120, 180 dan 240 menit) sample sebanyak 5 ml diambil dari reaktor dan diukur COD dan excess H2O2. pH dan temperature diukur langsung di dalam reaktor

HASIL DAN PEMBAHASAN

Air limbah domestik yang

digunakan dalam penelitian ini berasal dari saluran drainase pintu I inlet waduk reservoir Gampong Pusong kota Lhokseumawe. Komposisi air limbahnya sudah disajikan dalam Tabel 1. Dari hasil karakteristik, air limbah domestik kota Lhokseumawe tersebut mengandung konsentrasi COD

4160 mg/L. Merujuk kepada

KepMenLH No.112 tahun 2003, maka air limbah domestik tersebut berkatagori tercemar berat karena COD>800 mg/L. Oleh karenanya sangat berbahaya terhadap lingkungan khususnya waduk reservoir tersebut jika tidak disertai dengan pengolahan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, pemanfaatan Reagen Fenton sebagai sumber radikal hidroksil (HO●) dapat

dibuktikan dapat mengatasi

permasalahan air limbah tersebut. Radikal hidroksil terbentuk selama mekanisme raksi Fenton berlangsung, oleh sebab itu penggunaan reagen fenton sebaiknya pada dosis yang tepat. Untuk itu perlu diketahui jumlah kebutuhan H2O2 optimum yang sesuai sebagai oksidator untuk jenis air limbah domestik yang digunakan. Jumlah dosis H2O2 optimum yang dibutuhkan untuk mampu menurunkan konsentrasi COD air limbah domestik

secara oksidasi kimia biasa (proses Peroksidasi) ditunjukkan dalam Gambar 1 dan Gambar 2.

Dari Gambar 1 dan Gambar 2 dapat terlihat bahwa konsentrasi H2O2

15,6 mM mampu menurunkan

konsentrasi COD paling optimum yaitu 42,3% dengan juumlah konsumsi H2O2 optimum 60,41%. Konsentrasi H2O2 lebih besar dari 15,6mM tidak signifikan memberikan persentase penurunan COD (%RCOD) yang baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa oksidasi secara kimia biasa tidak tergantung pada konsentrasi H2O2 yang besar, tetapi sesuai kebutuhan reaksinya.

Dalam teknologi AOP

(Advanced Oxidation Processes), H2O2 yang digunakan tidak bertindak sebagai oksidator akan tetapi

merupakan reagen yang dapat

dikonversi menjadi radikal hidroksil (HO●) yang kekuatan potensial oksidasinya lebih besar dari H2O2 itu seendiri. Penggunaan H2O2 disertai dengan garam besi (Fe2+) disebut proses Fenton, dapat menjadi sumber radikal hidroksil yang baik untuk digunakan dalam pengolahan air tercemar kontaminan organik.

Konsentrasi H2O2 dan Fe2+ dalam reagen fenton biasanya menggunakan perbandingan berat Fe2+:H2O2(wt/wt)= 1:1-10 (Torrades et al., 2003 dalam Dincer, 2008) ataupun Fe2+:H2O2(wt/wt)= 1:5-25 (Watts, 1998). Akan tetapi untuk melihat seberapa besar pengaruh H2O2 terhadap proses Fenton dalam menurunkan konsentrasi COD nya, maka perlu dilakukan penambahan garam besi pada beberapa konsentrasi H2O2.

(5)

61 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

Gambar 1. Penentuan dosis H2O2 optimum berdasarkan %RCOD dari beberapa variasi konsentrasi H2O2

Gambar 2. Penentuan Dosis H2O2 optimum berdasarkan Jumlah konsumsi H2O2 (%XH2O2) dari beberapa variasi konsentrasi H2O2

Pada Gambar 3 dapat diketahui bahwa reaksi H2O2 dengan adanya Fe2+ signifikan memberi perubahan nilai persentase penurunan COD (%RCOD) menjadi lebih tinggi dibanding dengan reaksi H2O2 saja tanpa Fe2+. Persentase penurunan COD tertinggi 82,31% diperoleh pada konsentrasi H2O2 15,6mM. Semakin besar konsentrasi H2O2 yang digunakan pada konsentrasi Fe2+ tetap, tidak signifikan mengakibatkan %RCOD tinggi. Hal ini disebabkan kemungkinan terjadinya autodekomposisi, dimana radikal hidroksil terbentuk akan mengoksidasi H2O2 menjadi oksigen dan air (Dincer,

et.al, 2008). Hal ini mengurangi efektifitas reagen fenton dalam

mengoksidasi senyawa organik

sehingga %RCOD kecil. 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 45,0 0 60 120 180 240 300 360 % R C O D Waktu, menit

H2O2 = 5,2 mM H2O2 = 10,4 mM H2O2 = 15,6 mM

H2O2 = 20,8 mM H2O2 = 26 mM 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 0 60 120 180 240 300 360 % XH 2 O 2 Waktu, menit H2O2 = 5,2 mM (1,8 ml) H2O2 = 10,4 mM (3,6 ml) H2O2 = 15,6 mM (5,4 ml) H2O2 = 20,8 mM (7,2 ml) H2O2 = 26 mM (9 ml)

(6)

62 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

Grafik 3. Pengaruh konsentrasi H2O2 terhadap proses Fenton pada konsentrasi Fe2+ tetap 35,36 mg/L

Efektifitas reagen fenton tidak hanya dilihat pada kemampuan konsentrasi H2O2 saja, akan tetapi juga perlu diamati terhadap konsentrasi Fe2+. Hal ini disebabkan konsentrasi Fe2+ yang digunakan dalam reagen fenton mengikuti perbandingan berat

antara Fe2+ dengan H2O2. Garam besi seperti Fe2+ dalam proses Fenton bertindak sebagai katalis untuk mengkonversi H2O2 menjadi radikal hidroksil yang reaktif. Hal ini dapat dilihat pada Grafik 4.

Grafik 4. Pengaruh konsentrasi Fe2+ terhadap jumlah konsumsi H2O2 (%XH2O2) pada konsentrasi H2O2 mula-mula 15,6 mM

Dari Gambar 4 dapat dilihat bahwa konsentrasi Fe2+ 35,36 mg/L

memberi persentase penurunan

konsentrasi COD (%RCOD) paling tinggi 76,92% dan %XH2O2 = 82,31%. Hal ini menunjukkan bahwa pada Fe2+

lebih besar dari 35,36 mg/L terjadi reaksi regenerasi Fe3+ karena Fe2+ yang ditambahkan berlebih (Legrini et. Al, 1993 dalam Dincer et.al, 2008). Dapat disimpulkan bahwa reagen fenton efektif digunakan pada air limbah 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 0 5,2 10,4 15,6 20,8 26 % R C O D Konsentrasi H2O2 mM tanpa Fe Dengan Fe 35,36 mg/L 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 0 5,2 10,4 15,6 20,8 26 % R C O D Konsentrasi H2O2 mM tanpa Fe Dengan Fe 35,36 mg/L 0,0 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0 90,0 0 60 120 180 240 300 % R C O D Waktu, menit [Fe2+] = 0 mg/L [Fe2+] = 11,79 mg/L [Fe2+] = 35,36 mg/L [Fe2+] = 106,08 mg/L 40,00 45,00 50,00 55,00 60,00 65,00 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 95,00 100,00 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 % X H2 O 2 Konsentrasi FeSO4

(7)

58 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

domestik pada konsentrasi H2O2 optimum 15,6 mM dan konsentrasi Fe2+ 35,36 mg/L, dengan perbandingan massa yang diperoleh Fe2+ : H2O2 =1 :15(wt/wt).

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dosis. H2O2 optimum 15,6 mM dengan %RCOD 42,3% dan %XH2O2 60,41%. Dosis optimum H2O2 15,6 mM, merupakan basis perbandingan berat Fe2+ : H2O2 dalam reagen fnton. Pengaruh H2O2 dalam reagen fenton diamati dengan mereaksikan air limbah domestik dengan variasi H2O2 (5,2mM-26mM) dan ditambahkan Fe2+ 35,36 mg/L.

Hasil yang diperoleh %RCOD

meningkat dibanding %RCOD proses peroksidasi, dan optimum pada H2O2 15,6mM dengan %RCOD = 76,92% dan %XH2O2 82,31%. Pengaruh kosentrasi Fe2+ dalam reagen fenton diamati menggunakan variasi kosentrasi Fe2+ (11,79mg/L-106,08 mg/L) pada dosis H2O2 optimum 15,6mM (530,4 mg/L). Hasil penelitian menunjukkan Fe2+ berpengaruh terhadap jumlah konsumsi H2O2 (%XH2O2). Semakin besar kosentrasi Fe2+ maka semakin besar %XH2O2 dan maksimum pada Fe2+ 35,36 mg/L, diperoleh formula reagen

fenton dengan perbandingan

Fe2+:H2O2 = 1 :15(wt/wt).

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Herlambang, dan N.I. Said, Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Sederhana untuk Masyarakat Pedesaan, 2005, JAI Vol 1, No.2, 2005

[2] A.R. Dincer, N. Karakaya, E. Gunes, dan Y. Gunes, 2008, Removal Of COD From Oil Recovery Industry Wastewater by

The Advanced Oxidation

Processes (AOP) Based on H2O2,

Global NEST Journal, Vol 10, No 1, 31-38

[3] C.W. Jones, Aplication of

Hydrogen Peroxide and

Derivatives, Published by The Royal Society of Chemistry, Thomas Graham House, Science Park, Milton Road Combridge CB4 0WF, UK, 1999, 207-216 [4] D. Fitria, S. Notodarmojo,

Penurunan Warna dan Kandungan Zat Organik Air Gambut dengan Cara Two Stage Coagulation, Jurnal Teknik Lingkungan, Vo.13 No.1, April 2007

[5] Elfiana, 2007, Studi Degradasi

Surfaktan Menggunakan

Fotofenton, Thesis Magister, Institut Teknjologi Bandung, 2007

[6] Elfiana, 2009, Kinetika

Minimalisasi Kandungan Besi dalam Air secara Oksidasi Kimia (Aerasi, Fotokimia Sinar UV, dan

UV-Peroksidasi), Laporan

Penelitian, Politeknik Negeri Lhokseumawe

[7] Elfiana, 2011, Pemanfaatan Reagen Fenton dan Sinar UV untuk Menurunkan Konsentrasi COD Limbah Cair Rumah Sakit, Laporan Penelitian, Politeknik Negeri Lhokseumawe

[8] E. Hendriarianti, dan T. Lidiawati, Penurunan Konsentrasi COD dan Fenol Air Lumpur Lapindo dengan Metode Oksidasi Fenton dan UV, Jurnal Purifikasi, Vol.8, No.1, 2007, 73-78

[9] Ismiyati, Pengolahan Air Gambut Secara Koagulasi Menggunakan Koagulan Kerang, Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2011

[10] J.R. Watts, J.R., Hazardous Waste: Sources, Pathways, Recycles, John Willey & Sons Inc,

(8)

59 Kajian Efektifitas Reagen Fenton untuk Menurunkan Kosentrasi COD Air Limbah Domestik (Elfiana, dkk)

New York, 352-362, 568-570, (1998)615-620

[11] M. Rodriquez, , Fenton and UV-vis Based Advanced Oxidation

Processes in Wastewater

Treatment: Degradation,

Mineralization, and

Biodegradability Enhancement,

Thesis Program Magister,

Universitas Bercelona,

Departemen Teknik Kimia dan Metalurgi, Bercelona, 2003, 22-91 [12] N.I. Said dan W. Widayat,

Teknologi Pengolahan Air Gambut Sederhana, 2010

[13] Rohmatun , Dewina Roosmini, Suprihanto Notodarmojo. Studi

Penurunan Kandungan Besi

Organik H2O2-UV, 2007.

[14] T. Hudaya, M. Steanus, and M. Agustina, H2O2/UV Photo-oxidation of Non-biodegradable DYA Textile, Dye Wastewater in a

Multi Lamp Bubble Column

Photoreactor, Prosiding Seminar

Nasional Teknik Kimia

„Kejuangan“, Yogyakara, 22 Februari 2012

Gambar

Gambar 1.  Rangkaian peralatan reaktor Fenton
Gambar 1.  Penentuan dosis H 2 O 2  optimum berdasarkan %R COD  dari  beberapa variasi konsentrasi H 2 O 2
Grafik 3.  Pengaruh konsentrasi H 2 O 2  terhadap proses Fenton pada konsentrasi Fe 2+

Referensi

Dokumen terkait

X Pidi Memiliki judul penelitian yang sama Tempat penelitian yang berbeda Tidak dipaparkan dengan jelas, namun penelitian sebelumnya menunjukan pengaruh yang

Meskipun dapat dibuktikan bahwa semua grup bagian dari grup siklik merupakan grup siklik dan semua grup bagian dari grup abelian merupakan grup abelian, tetapi masih

Posttest diberikan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa kelas X.10 (control group) di SMAN 1 Sukawati dalam bidang menulis karangan narasi. Tes dilakukan dalam bentuk

 Guru lalu bertanya pendapat siswa, apakah kalimat minta tolong dan terima kasih yang sesuai dengan gambar atau teks bacaan.  Guru lalu minta siswa tersebut mengamati kegiatan

Segala Hormat, puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih serta kekuatan yang diberikan-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan dan penelitian

Dari hasil penelitian dari 12 responden Sebelum diberi Pendidikan Kesehatan dengan metode Ceramah pada keluarga pasien TB paru didapatkan sebagian besar 6

Dalam hal permohonan pindah diajukan untuk tempat kedudukan di kabupaten atau kota yang tidak tersedia formasi, permohonan tidak dapat diterima dan pemohon dapat mengambil

Beberapa dosis yang digunakan untuk mengetahui tanggapan terbaik dalam pertumbuhan dan produksi benih padi yaitu dosis pupuk yang digunakan petani (dosis pupuk