• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PENYULUHAN KADER PEMBINA OLAHRAGA MASYARAKAT DI WILAYAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS PENYULUHAN KADER PEMBINA OLAHRAGA MASYARAKAT DI WILAYAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG. Oleh:"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS

PENYULUHAN KADER PEMBINA OLAHRAGA MASYARAKAT DI WILAYAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Oleh:

JURUSAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

A. JUDUL

PENYULUHAN KADER PEMBINA OLAHRAGA MASYARAKAT DI WILAYAH MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

B. ANALISIS SITUASI

Presiden Republik Indonesia telah menyampaikan pernyataan melalui layar TVRI dan disebarluaskan melalui mas media tentang upaya peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pengabdiannya pada negara. Pernyataan tersebut ditanggapi secara serius oleh penyusun kebijakan pada berbagai Departemen, khususnya Departemen Tenaga Kerja yang dapat mengarah pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Demikian pula dalam GBHN 1993 disebutkan secara tegas bahwa pembangunan ketenaga kerjaan dalam pengembangan sumber daya manusia diarahkan pada pembentukan tenaga profesional yang mandiri dan beretos kerja tinggi dan produktif, ditujukan pada peningkatan pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien dan efektif.

Untuk menuju harapan tersebut maka pemerintah perlu berupaya secara sungguh-sungguh dan kongkrit dalam berbagai bentuk kegiatan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya. Sejalan dengan hal tersebut telah banyak disinggung oleh beberapa Menteri melalui mas media, bahwa era globalisasi sekarang ini sudah harus operasional di dalam melaksanakan GBHN ke dalam bentuk kegiatan nyata dalam menunjang pembangunan.

Salah satu sumber tenaga penggerak dalam menggali sumber pembangunan adalah terciptanya keselarasan, keserasian, dan kesinambungan

(3)

antara kesehatan jasmani dan kesehatan rohani manusia Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut pemerintah perlu langsung menangani kegiatan kemasyarakatan yang sifatnya strategis, yaitu penanganan secara serius para karyawan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan serta ditunjang oleh kebugaran tubuh yang prima, hal ini dimaksudkan agar di dalam menjalankan pengabdiannya pada pemerintah dapat selalu produktif dalam menciptakan dan menghasilkan pembangunan.

Berbagai ragam unsur kebugaran jasmani yang dibutuhkan karyawan menurut teori olahraga, antara lain : daya tahan, kekuatan otot, kecepatan, ketangkasan, kelenturan, keseimbangan, kecepatan reaksi, dan koordinasi. Bila hal ini menyatu dalam diri para karyawan maka harapan produktivitas kerja dapat mencapai hasil maksimal.

Secara formal belum ada lembaga khusus yang memikirkan bahkan membina tentang kesehatan dan kebugaran jasmani para karyawan. FPOK Universitas Pendidikan Indonesia telah memikirkan ke arah tersebut, serta telah melakukan penataran pada tahun 1993-1996-1998-2001 pada instruktur berbagai instansi pemerintah yang sifatnya strategis, dengan harapan dapat menularkan kembali pada karyawan instansi masing-masing, hanya saja pada penataran yang telah dilakukan sifatnya terbatas yakni pada instansi pemerintah di Kota Bandung.

Penataran tersebut sengaja dilakukan untuk menjawab isu-isu masyarakat yang sering muncul tentang kurangnya tingkat kebugaran jasmani para karyawan pemerintah. dari hasil penataran yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani para instruktur pada tingkat sedang. Atas dasar itu

(4)

perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih kongkrit dan sungguh-sungguh dalam meningkatkan pengetahuan olahraga dan kesehatan serta kemampuan melakukan olahraga kesehatan para karyawan pemerintah agar selalu produktif dalam kerja yang dapat menciptakan dan menghasilkan karya pembangunan.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Pembinaan kegiatan olahraga kesehatan pada berbagai instansi pemerintah perlu dilakukan secara terprogram dan terorganisir dalam memacu peningkatan kualitas fisik yang optimal menuju peningkatan produktivitas kerja. Untuk itulah menurut para ahli management olahraga yaitu Antonio Venerando (1995:212) mengemukakan bahwa organisasi yang sistematik adalah syarat mutlak bagi peningkatan olahraga, operasionalnya mencakup kegiatan; (1) persiapan, baik yang berhubungan teknis maupun non teknis, (2) pelaksanaan dan (3) tindak lanjut.

Untuk memahami manfaat secara langsung dari aktivitas olahraga Cooper (1997) menjelaskan bahwa olahraga mempunyai peranan penting, khususnya dalam meningkatkan derajat sehat. Manusia melakukan olahraga dengan berbagai tujuan agar tercapai derajat sehat dinamis. Salah satu cara ialah dengan melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terprogram, sebab hal ini akan menimbulkan pengaruh terhadap faal tubuh kebugaran jasmani saja, tetapi meliputi kebugaran moralnya, kebugaran sifat sosialnya, etikanya dan kematangan emosinya.

(5)

Edward (1995:36) mengemukakan bentuk tingkah laku dalam olahraga merupakan permainan yang bernilai, dilaksanakan dengan tekun dan menuruti peraturan. Atas dasar tersebut olahraga bercirikan tiga hal : (1) bernilai tinggi atau mempunyai fungsi/manfaat bagi kehidupan manusia sebagai individu dan berkelompok, (2) dilaksanakan dengan tekun atau memerlukan latihan yang kontinue, dan (3) dilaksanakan dengan menuruti peraturan atau ada pola dasar permainan.

Uraian teoritis tersebut mengimplikasikan pentingnya olahraga kesehatan bagi setiap karyawan dalam upaya meningkatkan kualitas kerja yang produktif dengan ditunjang kualitas fisik yang memadai, sehat jasmani dan rohani.

Di dalam GBHN 1993 dinyatakan, bahwa peningkatan kesadaran akan produktivitas, efisiensi, efektivitas serta etos kerja produktif dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, motivasi, penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas tenaga kerja. Untuk menuju harapan tersebut perlu dilakukan penanganan secara terpadu oleh pihak-pihak terkait dalam mengintegrasikan setiap kemampuan dan keterampilan yang hendak dimiliki para karyawan.

D. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

Salah satu upaya kongkrit dan sungguh-sungguh dalam menangani masyarakat yang heterogen dan sifatnya strategis perlu dengan segera dilakukan tentang pentingnya kader pembina olahraga masyarakat dalam kaitannya dengan peningkatan kesehatan masyarakat, karena semakin tinggi tingkat kebugaran

(6)

jasmani seseorang serta telah ditunjang oleh faktor-faktor lainnya yang memadai, maka tingkat gerak seseorang lebih tinggi pula, sehingga memungkinkan tinggi pula tingkat produktivitas kerja masyarakat . Untuk menuju ke arah tersebut diperlukan adanya kader pembina olahraga masyarakat yang profesional, baik pengetahuan tentang teori olahraga dan kesehatan maupun praktek olahraga kesehatan yang dapat dikembangkan kembali pada masyarakat luas di desa-desa pada hari minggu atau hari-hari libur.

Atas dasar uraian tersebut, maka usulan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diarahkan untuk menjawab ; bagaimanakah upaya peningkatan sehat dinamis masyarakat melalui pengembangan olahraga masyarakat di pelosok desa khususnya di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung. Permasalahan umum tersebut perlu dikaji lebih lanjut dalam bentuk permasalahan khusus sebagai antisipasi menjabarkan jawaban dalam bentuk persoalan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah menghasilkan kader pembina olahraga masyarakat yang profesional dalam menguasai pengetahuan olahraga dan kesehatan. Untuk mengembangkan pengetahuannya pada masyarakat di pelosok desa wilayah Majalaya Kabupaten Bandung serta kaitannya dengan peningkatan derajat sehat dinamis masyarakat..

2. Bagaimanakah melatih tenaga kader pembina olahraga masyarakat yang profesional dalam melakukan praktek olahraga kesehatan untuk mengembangkan kemampuannya dalam melatih para karyawan di setiap instansi masing-masing pada hari krida tertentu pada instansi Pemerintah/

(7)

Swasta yang mencakup Desa, Kecamatan, Pemda, dan Perusahaan swasta di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung.

E. TUJUAN KEGIATAN

Adapun tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, sebagai berikut :

1. Menghasilkan tenaga kader pembina yang profesional dalam menguasai pengetahuan olahraga masyarakat dan kesehatan sebagai bekal dalam menyampaikan kembali pengetahuan pada karyawan di setiap instansi pemerintah di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung dan kaitannya dengan produktivitas kerja.

2. Menghasilkan tenaga instruktur atau pembina profesional yang dapat melatih praktek olahraga masyarakat hingga kepelosok desa di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung.

F. MANFAAT KEGIATAN

Secara rinci manfaat hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan sebagai berikut :

a. Para kader pembina olahraga masyarakat dapat membuat program pembinaan latihan olahraga kesehatan, mulai dari persiapan, pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.

(8)

b. Olahraga akan memasyarakat dan membudaya apabila dilakukan secara rutin, sehingga kegiatan olahraga dapat dijadikan kebutuhan sehari-hari dalam mempertahankan dan menjaga derajat kebugaran jasmani.

c. Para kader pembina olahraga masyarakat bersama jajaran pimpinan Desa, Kecamatan dapat merancang atau memeta fasilitas olahraga yang dibutuhkan masyarakat.

G. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Untuk menjawab persoalan tersebut di atas maka kerangka pemecahan masalah diidentifikasikan sebagai berikut :

LINGKUP KEGIATAN TEMPAT FASILITATOR

A. Penyuluhan Teori :

• Strategi desiminasi olahraga masyarakat • Kebugaran jasmani hubungannya dengan

kesehatan dan aktivitas kerja. • Kesehatan dan gizi yang dibutuhkan

dalam upaya meningkatkan derajat kebugaran jasmani masyarakat B. Penyuluhan Praktek :

• Metodik pembelajaran olahraga masyarakat

• Demonstrasi jenis-jenis olahraga masyarakat • Simulasi Kelompok Kelas Drs. Suryatna Dra. Lilis K. Dra.Yati Ruhayati Drs. Sumardiyanto Drs. Agus Kahfi T i m. H. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ditujukan pada instansi yang strategis menangani masyarakat secara langsung, yaitu :

(9)

1. Pembina Olahraga di RT, RW, Desa, Kecamatan di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung

2. Dinas P & K Kecamatan Majalaya 3. Guru Penjas SD, SLTP, SMU 4. Guru Taman Kanak-Kanak

5. Instruktur Sanggar-sanggar senam

I. KETERKAITAN

Adapun pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini bekerja sama dengan

1. Fedarasi Olahraga Masyarakat Indonesia ( FOMI ) Jawa Barat 2. RT, RW, Desa, Kecamatan di wilayah Majalaya Kabupaten Bandung 3. Dinas P & K Kecamatan Majalaya

4. Persatuan Guru Penjas SD, SLTP, SMU 5. Guru Taman Kanak-Kanak

6. Jabar Aerobic Instructor Association 7. KONI Kabupaten Bandung

8. PERWOSI

J. METODE KEGIATAN

Untuk menjawab persoalan pengabdian kepada masyarakat ini maka metode kegiatan yang hendak digunakan adalah sebagai berikut :

(10)

No TATA CARA PELAKSANAAN ALUR KEGIATAN 1. 2. 3. 4. Penyuluhan Teori Penyuluhan Praktek

Simulasi dan diskusi

Evaluasi Praktek

• Pembahasan makalah • Tanya jawab

• Pembahasan makalah dan aplikasi

• Demonstrasi oleh penyaji dan peserta mengikutinya

• Mengkaji makalah • Diskusi kelompok

• Penampilan peserta dalam kelompok • Tes instruktur

• tes kebugaran jasmani

• Pendataan dan pembuatan laporan K. RANCANGAN EVALUASI

1. Evaluasi dilakukan setelah setiap pembahasan makalah 2. Evaluasi dilakukan setelah kegiatan praktek

3. Evaluasi dilakukan berdasarkan prosentase kehadiran dan keaktifan dalam simulasi dan diskusi atau tanya jawab

4. Kriteria Tes Teori : - Ketepatan mengisi jawaban - Ketepatan penyerahan tugas - Ketepatan penyusunan program 5. Kriteria Tes Praktek : - Kepemimpinan

(11)

L. RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN

Adapun jadwal pengabdian kepada masyarakat ini, dibuat sejak penyusunan proposal sampai pembuatan laporan dapat dilihat sebagai berikut :

No Jenis Kegiatan Bulan – Tahun 2004

Jun Jul Ags. Sep Okt Nop Des 1 Pembuatan Proposal ***

2 Tahap Persiapan Penyuluhan *** *** ***

3 Tahap Pelaksanaan : ***

4 Tahap Penyerahan Laporan *** 5 Tahap Evakuasi Kegiatan ***

6 Penulisan Draf Laporan ***

7 Penulisan Laporan Akhir ***

Referensi

Dokumen terkait

dari faktor diri sendiri ( self control), dapat dikatakan disini kontrol dari diri sendiri cukup lemah. Karena sesungguhnya sangat perlu dan penting untuk bisa

Pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran simulasi digital saat ini berupa RPP dan Silabus, bahan ajar atau media pembelajaran konvensional berupa modul dan media

Bebras adalah sebuah inisiatif internasional yang tujuannya adalah untuk mempromosikan Computational Thinking (Berpikir dengan landasan Komputasi atau Informatika),

Masalah lain yang timbul disini adalah, ketika pada tahun 1989 pemerintah Georgia, telah memutuskan untuk menetapkan bahasa Georgia menjadi bahasa resmi pemerintah

suatu unit konseptual. 13 Dimana struktur kognitif berhubungan dengan struktur ingatan yang secara tetap terbentuk dari apa yang sudah dibentuk sebelumnya.

Faktor intern terdapat dalam diri siswa itu sendiri, yaitu: kebiasaan belajar seperti kurang rajin dalam belajar, kurang rajin dalam mengikuti perkuliahan dan kurang rajin dalam

Hasil Pengukuran Kondisi Ekologi Mengacu pada prosedur penelitian, pengukuran ekologi berdasarkan analisis kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu macan

Kemampuan berpikir kritis siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kritis yang diberikan dalam bentuk Pre-test dan Post-test pada kelas