• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERBASIS CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS LETKOL WISNU DENPASAR UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERBASIS CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD GUGUS LETKOL WISNU DENPASAR UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ASSURE BERBASIS

CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS V SD GUGUS LETKOL WISNU

DENPASAR UTARA

I Gusti Ayu Martha Sari

1

, Siti Zulaikha

2

, I Md. Suara

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: marthasari1993@gmail.com

1

, sitizulaikha349.yahoo.co.id

2

,

madesuara@yahoo.co.id

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran ASSURE Berbasis Concept

Mapping dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional pada siswa

kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan desain Nonequivalent Control

Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu

Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 338 siswa. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik random sampling dan yang diacak adalah kelas sehingga didapatkan dua kelas yaitu kelas V SD Negeri 1 Peguyangan berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas V SD Negeri 10 Peguyangan berjumlah 30 siswa sebagai kelompok kontrol. Data tentang hasil belajar IPS dikumpulkan melalui metode tes dengan menggunakan tes objektif bentuk pilihan ganda biasa. Selanjutnya data dianalisis dengan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar IPS siswa yang belajar melalui model pembelajaran ASSURE Berbasis Concept

Mapping lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar IPS siswa yang belajar melalui

pembelajaran konvensional (75,33 > 68,11). Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan homogenitas terhadap data yang didapat dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan uji-t dan menunjukkan thit =2,75 dan ttabel =2,000 dengan db = 58 (n1+n2-2 =30+30-2 = 58) dan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan kriteria pengujian, thit > ttabel (2,75 > 2,000), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran ASSURE Berbasis

Concept Mapping dengan siswa yang belajar secara konvensional. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ASSURE Berbasis

Concept Mapping berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD

GugusLetkol Wisnu Denpasar Utara Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci: pembelajaran ASSURE, Concept Mapping, hasil belajar.

Abstract

This study aims to determine the significant differences of students science learning outcomes who being taught by using ASSURE learning model on the basic of concept mapping between the students who being taught using conventional learning in fifth in Gugus Letkol Wisnu North Denpasar academic year 2013/2014. This study is a quasi-experimental study, with design Nonequivalent Control Group Design. The population was fifth grade elementary school students in Gugus Letkol Wisnu North Denpasar

(2)

academic year 2013/2014 as many as 338 students. Determination of the samples was done by random sampling technique, and that randomized were classes, with the result that was got two classes, the fifth grade students of SD Negeri 1 Peguyangan as the experimental group with 30 students, and the fifth grade students of SD Negeri 10 Peguyangan as the control group with 30 students. Data on science learning outcomes were collected using a regular multiple choice objective test. Furthermore, the data were analyzed by t-test.The results showed that the average science student learning outcomes that learned through ASSURE learning model on the basic of concept mapping higher than the average science student learning outcomes that learned through conventional learning (75,33 > 68,11). Based on the results of tests of normality and homogeneity of the data obtained from the experimental group and the control group were normally distributed and homogeneous. Hypothesis test is then performed with t-test and showed tarithmetic = 2,5 and ttable = 2, 000 with db = 58 (n1 + n2-2 = 30 +30-2 = 58) and a significance level is 5%. Based on testing criteria, tarithmetic > ttable (2,75>2.000), then Ha is accepted and Ho is rejected. This means that there is a significant differences of students science learning outcomes who being taught by using ASSURE learning model on the basic of concept mapping between the students who being taught using conventional learning. It can be concluded ASSURE learning model on the basic of concept mapping that the affects the results of learning science fifth grade student in Gugus Letkol Wisnu North Denpasar academic year 2013/2014.

Key words : ASSURE learning, concept mapping ,and learning result

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah satu bidang studi yang mempelajari tentang interaksi sosial manusia dalam masyarakat dapat menjadi sarana untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup bermasyarakat dengan tantangan – tantangannya. IPS merupakan mata pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari jenjang pendidikan dasar. BNSP (2006:181) mengungkapkan tujuan diselenggarakannya pembelajaran IPS adalah (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang telah dipaparkan.

Menurut Tjandra, dkk (2005:7) “tujuan pembelajaran yang dirancang harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, aspek sikap dan nilai (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor)”. Siswa berperan sebagai subjek pelaksana kegiatan pembelajaran dan guru berperan sebagai fasilitator dalam merancang proses pembelajaran yang senantiasa harus memperhatikan tujuan tersebut, yang nantinya akan dituangkan sebagai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran IPS melibatkan siswa secara aktif pada kegiatan pembelajaran untuk menemukan dan menerapkan semua ide-idenya dan guru hanya memberi tangga yang membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Keterlibatan siswa secara aktif dalam aktivitas pembelajaran mencerminkan pembelajaran yang dilaksanakan berorientasi pada siswa. Salah satu teori yang menyatakan bahwa pembelajaran berorientasi pada siswa adalah teori belajar konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivistik, pembelajaran merupakan suatu kondisi dimana guru membantu siswa untuk membangun pengetahuan dengan kemampuannya sendiri melalui konsep internalisasi sehingga pengetahuan

(3)

tersebut dapat terkonstruksi kembali (Ratumanan, 2002:97).

“Interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan materi pelajaran akan memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian hasil belajar” (Pribadi, 2011:101). Untuk menciptakan suatu pembelajaran yang berorientasi pada keterlibatan dan aktivitas siswa, diperlukan kemampuan guru dalam mendesain, mengimplementasikan, dan mengevaluasi program pembelajaran yang sistematik dan menyeluruh untuk dapat mendorong siswa mengembangkan kompetensi yang dipelajari dengan kemampuannya sendiri

.

Pemanfaatan media yang tepat dan menarik dapat membantu dalam menciptakan situasi pembelajaran yang bersifat interaktif dengan melibatkan siswa didalamnya.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara khususnya pada mata pelajaran IPS ditemukan bahwa pembelajaran di kelas berlangsung dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional biasanya berpusat pada guru sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran cenderung pasif dan siswa merasa cepat bosan. Pasifnya peran siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan p e m b e la j a r a n ya n g berlangsung kurang bermakna, berimbas pada hasil belajar siswa menjadi kurang optimal. Upaya yang bisa dilakukan dengan cara menjadikan siswa aktif mencari informasi dan pengetahuan yang diperlukan sehingga siswa tidak pasif dan tidak hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Dengan kata lain, pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi pembelajaran berpusat pada siswa (Sanjaya, 2009:99). Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif serta dapat menyegarkan pembelajaran suasana pembelajaran di kelas. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran ASSURE.

Model pembelajaran ASSURE

adalah salah satu desain model pembelajaran yang merencanakan pembelajaran secara sistematis dengan

memadukan penggunaan teknologi dan media ke dalam ruang kelas. Model pembelajaran ini merupakan model yang bersifat prosedural yang dibangun untuk menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik. Dalam model pembelajaran ASSURE terdapat 6 komponen sebagai ciri khas dari model ini yaitu, analyze learner characteristics, mengidentifikasi dan menganalisis karakterisitik siswa yang disesuaikan dengan hasil-hasil belajar. State performance objectives, menetapkan dan

menyatakan standar serta tujuan yang spesifik. Select methods, media, and

material, memilih metode yang digunakan

serta memilih teknologi dan media juga materi yang cocok untuk mencapai kompetensi. Utilize materials, penggunaan teknologi, media, dan materi yang telah disiapkan agar menjadi pengalaman bagi siswa. Requires learner participation

dalam pelaksanaan pembelajaran agar efektif diharuskan partisipasi siswa, agar pengetahuan baru dimungkinkan untuk diterapkan. Evaluate and revise setelah pembelajaran dilangsungkan maka diperlukan evaluasi dari pembelajaran tersebut terhadap siswa, evaluasi tidak hanya pada tercapainya tujuan pembelajaran tetapi evaluasi menyeluruh terhadap semua proses pembelajaran

.

Memadukan model pembelajaran

ASSURE dengan concept mapping dapat

melatih siswa untuk menggali pengetahuannya dengan memanfaatkan peta konsep agar lebih mudah memahami materi. Pembelajaran menggunakan

concept mapping membantu siswa dapat

meningkatkan ingatan melalui suatu konsep pembelajaran (Trianto, 2009: 159).

Concept Mapping adalah ilustrasi grafis

konkret yang menunjukkan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama, (Martin dalam Trianto, 2010:157.

Concept mapping menyediakan bantuan

visual konkret untuk membantu mengorganisasikan materi sebelum materi tersebut dipelajari, dengan cara pemetaan konsep-konsep dalam materi yang akan dibelajarkan oleh guru kepada siswa di kelas. Model pembelajaran ASSURE berbasis concept mapping menekankan

(4)

kepada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan dibantu dengan pemanfaatan peta konsep dalam proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pembelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi juga berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pembelajaran tersebut serta pemanfaatan peta konsep yang disajikan oleh guru sebagai sumber belajar menjadi salah satu upaya sehingga pembelajaran menjadi bermakna, efektif, menarik, dan menyenangkan.

Dengan digunakannya model pembelajaran ASSURRE berbasis

concept mapping diharapkan dapat

mempengaruhi hasil belajar IPS siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) di Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013 / 2014.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran ASSURE berbasis concept mapping terhadap hasil belajar IPS siswa, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping dan

variabel terikat yaitu hasil belajar IPS siswa yang tidak dapat dikontrol secara ketat sehingga jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (Quasy Eksperiment).

Dengan desain penelitian yang digunakan pada penelitian eksperimen ini adalah ”Nonequivalent Control Group

Design”. Pemilihan desain ini karena

menggunakan kelas-kelas yang sudah ada sebagai kelompoknya tanpa adanya campur tangan peneliti (Darmadi, 2011: 202). Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor post test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre test. Dalam penelitian ini skor

pre-test digunakan untuk menguji

keseteraan sampel yakni antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol. Hal tersebut didukung oleh pendapat Dantes (2012: 97) yang menyatakan bahwa pemberian pre-test biasanya untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok. Dalam menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak (random sampling)

.

Dalam suatu penelitian tidak lepas dari objek yang akan diteliti, subjek yang akan diteliti diistilahkan sebagai populasi dan sampel. Dalam suatu penelitian populasi dan sampel memiliki hubungan saling keterkaitan. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011: 117). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun pelajaran 2013/2014 yang jumlahnya 338 siswa yang terdiri dari 9 kelas dan 7 sekolah diantaranya Kelas V SD Negeri 1 Peguyangan, Kelas V SD Negeri 3 Peguyangan, Kelas V SD Negeri 5 Peguyangan, Kelas V SD Negeri 6 Peguyangan, Kelas V SD Negeri 10 Peguyangan, Kelas V SD Negeri 11 Peguyangan, dan Kelas V SD Negeri 12 Peguyangan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012:81). Sedangkan Arikunto (2010:92) menyebutkan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dapat mewakili karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Cara acak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara undian yang dilakukan dengan memberi nomor urut pada setiap sekolah yang ada di Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara kemudian dilakukan randomisasi

sebanyak dua kali. Berdasarkan hasil

random pertama, didapatkan dua sekolah

(5)

Dari hasil random didapatkan dua kelas sebagai sampel penelitian, yaitu kelas V SD Negeri 1 Peguyangan dan kelas V SD Negeri 10 Peguyangan. Sampel yang didapat kemudian diuji kesetaraannya menggunakan teknik pemetaan (matching). Sehingga, diperoleh sebanyak 60 siswa yang memilki kemampuan setara, yaitu 30 siswa kelas V SD Negeri 1 Peguyangan sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswa kelas V SD Negeri 10 Peguyangan sebagai kelompok kontrol. Penentuan kelas yang digunakan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan cara mengundi, setelah kedua kelas dinyatakan setara. Sebelum dilakukan uji kesetaraan menggunakan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji kesetaraan sampel digunakan uji-t dengan rumus

polled varians.

Sugiyono (2012:38) menyatakan variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (Independent Variabel) dan variabel terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas (Independent Variabel) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012: 39). “Variabel adalah “objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Arikunto, 2010:161). Selain itu variabel penelitian juga mempunyai pengertian “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran ASSURE berbasis concept

mapping yang dikenakan pada kelompok

eksperimen dan pembelajaran konvensional yang dikenakan pada kelompok kontrol. Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil

yang terjadi akibat pengaruh variabel bebas, dalam hal ini variabel terikatnya adalah hasil belajar IPS siswa kelas V.

Data hasil belajar IPS yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar pada ranah kognitif. Untuk mengumpulkan data pada ranah kognitif diperlukan tes untuk mengukur hasil belajar IPS. Menurut Arikunto (2012:45) “tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes yang diberikan berupa tes objektif dengan tipe pilihan ganda biasa. Tes terdiri dari 50 butir soal, tes ini mengungkapkan tentang penguasaan siswa terhadap pelajaran IPS yang diperoleh siswa dalam treatment (perlakuan). Setiap soal disertai empat alternatif jawaban yang dipilih siswa (alternatif a, b, c, dan d). Setiap item diberikan skor 1 bila siswa menjawab dengan benar (jawaban disesuaikan dengan kunci jawaban) serta skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. Skor setiap jawaban kemudian dijumlahkan dan jumlah tersebut merupakan skor variabel hasil belajar siswa. Hasil validitas diberikan kepada siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui kemampuan hasil belajar IPS.

Sebelum digunakan, tes tersebut terlebih dahulu divalidasi secara teoritis dengan menyusun kisi-kisi soal dan dikonsultasikan dengan ahli, selanjutnya dilakukan validasi secara empirik dengan jumlah responden sebanyak 71 orang. Dari hasil uji instrumen yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan indeks kesukaran diperoleh 31 butir tes yang dinyatakan layak digunakan dalam penelitian dari total 50 butir tes yang diujicobakan.

Analisis data dilakukan setelah semua data dikumpulkan. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar IPS dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil belajar IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE berbasis concept

(6)

mapping dan data hasil belajar IPS siswa

yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional. Statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian dengan menggunakan rumus Uji-t. Analisis Uji-t tersebut dapat dilakukan apabila data sudah memenuhi prasyarat data, yaitu sebaran data telah berdistribusi normal dan homogen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siswa kelas VB SD Negeri 5 Peguyangan merupakan kelas yang ditetapkan sebagai kelompok eksperimen. Siswa kelas VB di kelompok eksperimen ini terdiri dari 43 siswa. Sedangkan, siswa kelas V SD Negeri 10 Peguyangan merupakan kelas yang ditetapkan sebagai kelompok kontrol. Siswa kelas V di kelompok kontrol ini terdiri dari 40 siswa. Namun, berdasarkan hasil uji kesetaraan menggunakan teknik matching, ditetapkan bahwa hanya 60 siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu 30 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswa sebagai kelompok kontrol. Siswa pada kelompok eksperimen diberikan

treatment berupa penerapan model

pembelajaran ASSURE berbasis concept

mapping. Sedangkan siswa pada

kelompok kontrol diberikan treatment berupa penerapan pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 5 Peguyangan dan SD Negeri 10 Peguyangan, dilakukan 6 kali pemberian treatment pada masing-masing kelompok. Pada akhir penelitian dilakukan post-test untuk memperoleh data hasil belajar IPS siswa. Data hasil belajar tersebut adalah data hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran ASSURE berbasis concept mapping dan data hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui penerapan pembelajaran konvensional.

Hasil analisis data menunjukkan rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE berbasis

concept mapping adalah 75,11 dengan

nilai maksimal sebzesar 100 dan nilai minimal 60. Standar deviasi kelompok eksperimen adalah s = 10,81 dan varians

(s2) = 116,93. Dari perhitungan tingkat hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 5 Peguyangan yang dibelajarkan melalui penerapan model pembelajaran ASSURE berbasis concept mapping didapatkan klasifikasi tingkat kategori nilai hasil belajar IPS siswa, yaitu 56,67% dengan kategori sangat baik dan 43,33% dengan kategori baik. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas kontrol yang dibelajarkan melalui penerapan pembelajaran konvensional adalah 68,11 dengan nilai maksimal sebesar 93,33 dan nilai minimal 50. Standar deviasi kelompok kontrol adalah s = 9,50 dan varians (s2) = 90,18. Dari perhitungan tingkat hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 10 Peguyangan yang dibelajarkan melalui penerapan pembelajaran konvensional didapatkan klasifikasi tingkat kategori nilai hasil belajar IPS siswa, yaitu 23,33% dengan kategori sangat baik, 63,33% dengan kategori baik, dan 13,33% dengan kategori cukup.

Sebelum dilakukan analisis data dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi uji normalitas sebaran data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk mengetahui sebaran data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis

Chi-Square.

Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan

frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar

IPS siswa pada kelompok eksperimen diperoleh X2hit = = 7,17 dan

pada taraf signifikan 5% (α= 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel

= 2(α=0,05,5) = 11,07. Karena 2hit = 7,17 < 2

tabel (α=0,05,5) = 11,07 maka H0 diterima. Ini

berarti sebaran data hasil belajar IPS pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan untuk hasil belajar IPS pada kelompok kontrol diperoleh X2hit =

= 2,13. Nilai 2tabel pada taraf

signifikan 5% (α= 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh 2tabel =

2

(α=0,05,5) = 11,07. Karena 2hit = 2,13 < 2

tabel (α=0,05,5) = 11,07 maka H0 diterima. Ini

(7)

kelompok kontrol berdistribusi normal. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian dilakukan setelah uji normalitas data. Uji homogenitas dilakukan dengan uji F dari Havley. Kriteria pengujian homogenitas varians adalah jika Fhit <

Ftabel, maka data homogen. Pengujian

dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1-1

dan derajat kebebasan untuk penyebut n2

-1.

Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 1,29 sedangkan Ftabel pada taraf

signifikansi 5% dengan db pembilang = 29 dan db penyebut = 29 adalah 1,85. Ini berarti Fhitung = 1,29 < Ftabel (40,41) = 1,85

maka Ho diterima sehingga data hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen dan kontrol memiliki varians yang homogen. Setelah data berdistribusi normal dan varians dinyatakan homogen, maka analisis data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis.

Data post-test atau hasil belajar IPS siswa yang dikumpulkan diuji hipotesisnya menggunakan analisis uji-t dengan rumus

polled varians. Uji signifikansinya adalah

jika thitung < ttabel, maka Ho diterima (gagal

ditolak) dan Ha ditolak. Sebaliknya jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) atau taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan (dk) = n1+ n2-2.

Ha (hipotesis alternatif) menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping

dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di Sekolah Dasar Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Sedangkan Ho menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping

dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional di Sekolah Dasar Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Adapun rekapitulasi hasil analisis data penghitungan uji hipotesis data dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Uji-t

Kelompok

s

2

n

thitung

ttabel

Kesimpulan

Eksperimen 75,33 116,93

30

2,75

2,000

t

hitung

> t

tabel

(H

0

ditolak, H

a

diterima)

Kontrol

68,11

90,18

30

Dari perhitungan uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled

varians diperoleh thitung = 2,75 dengan

menggunakan taraf signifikansi 5% dan dk = 58 diperoleh batas penolakan hipotesis nol sebesar 1,671. Berarti thitung

> ttabel maka hipotesis nol yang diajukan

ditolak dan menerima hipotesis alternatif. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE berbasis

concept mapping dengan kelompok siswa

yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran ASSURE berbasis

concept mapping hasil belajarnya lebih

baik daripada siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada materi masa persiapan kemerdekaan Indonesia dan peristiwa proklamasi kemerdekaan.

Hal ini disebabkan karena siswa kelompok eksperimen yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping yang

dilakukan secara berkelompok dimana terjadi interaksi anatara masing-masing anggota kelompok. Kegiatan pembelajaran dengan model

(8)

pembelajaran ASSURE menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena dipadukan dengan concept mapping. Dengan concept mapping siswa menjadi lebih fokus terhadap materi yang diberikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal yang pada akhirnya berpengaruh pada nilai siswa. Hal ini sejalan dengan, Pribadi (2011:155) yang menyatakan. “Model pembelajaran

ASSURE memberikan kontribusi positif

untuk digunakan dalam aktivitas pembelajaran berskala mikro dan program pelatihan berskala pendek atau sedang. Selain sifatnya yang sederhana, model pembelajaran ASSURE memasukkan unsur kombinasi metode, media, dan strategi pembelajaran yang sangat diperlukan untuk memfasilitasi proses belajar siswa agar dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran ASSURE menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena dipadukan dengan concept mapping. Dengan concept mapping siswa menjadi lebih fokus terhadap materi yang diberikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal yang pada akhirnya berpengaruh pada hasil belajar siswa. Concept mapping juga memberikan dampak positif yaitu membantu siswa menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Melalui concept mapping dapat memberikan manfaat bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas, pembelajaran lebih menarik, dan mengurangi hafalan (Martin dalam Trianto, 2010:157

).

Berbeda dengan pembelajaran IPS yang menggunakan pembelajaran konvensional, selama proses pembelajaran siswa terlihat kurang aktif. Pembelajaran konvensional dimulai dengan menyampaikan pokok bahasan atau materi, kemudian siswa hanya mendengarkan penjelasan guru yang membuat siswa cenderung pasif dalam mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya dan kurang adanya interaksi dalam kelompok pada saat proses pembelajaran. Pembelajaran ini belum

sepenuhnya optimal membawa siswa dalam kegiatan pembelajaran yang efektif. Siswa hanya terpusat pada guru yang lebih banyak memberikan ceramah daripada kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran konvensional mengakibatkan siswa sangat bergantung pada guru. Hal ini dapat mengakibatkan aktivitas siswa kurang optimal sehingga siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru dan proses pembelajaran cenderung membosankan. Temuan tersebut diperkuat oleh pendapat yang disampaikan oleh Trianto (2010:5) yang menyatakan bahwa “secara empiris, berdasarkan hasil analisis penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan oleh dominannya proses pembelajaran konvensional.” Pembelajaran seperti ini, membuat siswa merasa bosan dan jenuh sehingga sulit untuk memahami materi pelajaran. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang optimal

.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran ASSURE berbasis concept

mapping, dengan siswa yang dibelajarkan

dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

PENUTUP

Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh, bahwa pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping

memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen = 75,33 lebih besar daripada rata-rata hasil belajar siswa kelompok kontrol = 68,11 dan berdasarkan kriteria pengujian taraf signifikansi 5% diperoleh thitung = 2,75 >

ttabel = 1,671 sehingga H0 ditolak dan Ha

(9)

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE berbasis

concept mapping dan yang dibelajarkan

dengan pembelajaran konvensional pada kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Utara tahun pelajaran 2013/2014.

Maka dapat disimpulkan bahwa (1) berdasarkan hasil analisis data nilai

post-test hasil belajar IPS pada kelompok

eksperimen, dapat diketahui bahwa 17 siswa atau 56,67% siswa [ memperoleh hasil belajar dalam kategori sangat baik, dan 13 siswa atau 43,33%. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran ASSURE berbasis concept

mapping memperoleh nilai hasil belajar

IPS dengan kategori sangat baik; (2) berdasarkan hasil analisis data nilai

post-test hasil belajar IPS pada kelompok

kontrol, dapat diketahui bahwa 7 siswa atau 23,33% siswa memperoleh hasil belajar dalam kategori sangat baik, 19 siswa atau 63,33% siswa memperoleh hasil belajar dalam kategori baik, dan 4 siswa atau 13,33%dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kecenderungan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional memperoleh nilai hasil belajar IPS dengan kategori baik, sangat baik dan cukup; (3) berdasarkan hasil analisis data nilai

post-test menunjukkan bahwa rata-rata nilai

hasil belajar IPS siswa kelompok eskperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelompok kontrol (75,33 > 68,11). Berdasarkan hasil analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 2,75

dan ttabel dengan dk= 30 + 30 – 2 = 58

pada taraf signifikansi 5% adalah 2,000. Karena thitung>ttabel (2,75>2,000), maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Hal ini

membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui model pembelajaran ASSURE berbasis concept

mapping dengan siswa yang dibelajarkan

melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping

berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Gugus Letkol Wisnu Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan simpulan tersebut adapun saran yang disampaikan yaitu bagi siswa diharapkan lebih aktif selama pembelajaran dan tidak takut atau malu dalam mengeluarkan gagasan mapun pendapat dan mencari solusi sendiri terhadap materi yang sedang dipelajarinya.

Bagi guru sekolah dasar melihat pengaruh positif pada pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran

ASSURE berbasis concept mapping,

hendaknya guru dapat menerapakan dan mengembangkan model pembelajaran

ASSURE dalam pembelajaran IPS di SD

sebagai salah satu alternatif pilihan dalam meningkatkan kompetensi dan untuk menciptakan pembelajaran IPS yang aktif, partisipatif, dan relevan dengan kebutuhan siswa.

Bagi sekolah diharapkan

berusaha

menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa sehingga kualitas proses dan hasil belajar sekolah menjadi semakin optimal.

Bagi peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian sejenis lebih lanjut guna mengembangkan ilmu pendidikan khususnya model pembelajaran ASSURE berbasis concept mapping dalam pembelajaran IPS dan lebih kreatif, inovatif, dan bervariasi dalam menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran sehingga mampu memberikan pengaruh yang positif di bidang pendidikan dan tentunya dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(10)

Dantes, I Nyoman. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.Yogyakarta:

Andi Offset.

Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Pribadi, B.A. 2011. Model ASSURE untuk

Mendesain Pembelajaran Sukses.

Jakarta: Dian Rakyat.

Pusat Kurikulum. 2007. Naskah Akademik

Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum 2007.

Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan

Pembelajaran. Surabaya: Unesa

University Press.

Sanjaya, A. 2009. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group..

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Bandung: CV. Alfabeta.

Tjandra, Made, dkk. 2005. Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. Singaraja. STKIP Singaraja.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Trianto, 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Dan Profesi Pendidikan Dan Tenaga Kependidikan. Jakarta : Prenada

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun delima memiliki aktivitas mukolitik pada konsentrasi 2% yang setara dengan ambroxol 1%.. Kata kunci : Perasan delima

Jadi program adalah perwujudan atau implementasi teknis algoritma yang ditulis dalam bahasa pemrograman tertentu sehingga dapat dilaksanakan oleh komputer.. Kata “algoritma”

ada lima puluh ruangan, sepuluh ruangan dalam kondisi baik. dan empat puluh ruangan lain dalam

Instrumensoal penguasaan konsep yang telah di- judgement oleh dosen ahli kemudian direvisi dan dilakukan uji coba pada kelas lain yang bukan kelas penelitian,

Perkembangan komputer yang pesat belakangan ini, hampir mencakup segala bidang, salah satunya adalah penggunaan komputer pada sistim pengolahan upah buruh. Penggunaan komputer

Workshop optimalisasi peran dan fungsi Kepala Desa di Kab.Pelalawan dan Kab. Meranti dan Kab.. Bengkalis dan Kab. LAFIZ, SH, MSi Pekanbaru, 17 April

N Kompetensi Dasar Alok Januari Februari Maret April Mei juni.. Mengetahui Guru Mata Pelajaran

Adapun faktor yang menyebabkan hal tersebut, yaitu : (1) kurang kesinergian dan peran aktif semua guru di lingkungan sekolah untuk peduli dalam membentuk karakter peserta didik;