• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA TABEL BILANGAN LONCAT PADA SISWA KELAS III SD INPRES BE LANG BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA TABEL BILANGAN LONCAT PADA SISWA KELAS III SD INPRES BE LANG BANTAENG"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

1

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA TABEL BILANGAN LONCAT PADA

SISWA KELAS III SD INPRES BE’LANG BANTAENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

LUTHFI INDRA PRATAMA NIM 10540972015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

(2)
(3)
(4)

4

PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor: Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 makassar 90221

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Luthfi Indra Pratama

Nim : 10540 9720 15

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Media Tabel Bilangan Loncat Siswa kelas III Sd Inpres Bungeng Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar

Makassar, Agustus 2019 Yang membuat pernyataan

Luthfi Indra Pratama 10540 9720 15

(5)

5

PRODI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Kantor: Jl. Sultan Alauddin Telp. (0411) 860 132 makassar 90221

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertandatangandibawahini:

Nama : Luthfi Indra Pratama

Nim : 10540 9720 15

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai dengan selesainya skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat dalam penyusunan skripsi saya).

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir (1), (2), dan (3) maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2019 Yang Membuat Perjanjian

Luthfi Indra Pratama 10540 9720 15

(6)

6

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Allah tidak membebani seseorang

melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Q.S Al-Baqarah: 286)

Waktu bagaikan pedang.

Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik (untuk memotong), maka ia akan memanfaatkanmu (dipotong). (HR. Muslim)

Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih saying dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya

sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil”. (Q.S Al-Isra’: 24)

Kupersembahkan karya ini buat: Kedua orang tuaku yang tercinta,

(7)

7 ABSTRAK

Luthfi Indra Pratama, 2019. “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA TABEL BILANGAN LONCAT PADA SISWA KELAS III SD INPRES BE’LANG”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar . Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Husniati sebagai Pembimbing I dan Andi Ardhila Wahyudi sebagai Pembimbing II.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas penelitian berbentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpalan data melalui observasi dan tes. Pengumpulan data ini menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan observasi siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, sedangkan untuk mengetahui kualitas hasil belajar siswa digunakan lembar evaluasi/tes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran media tabel bilangan loncat dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. siswa yang telah mencapai ketuntasan (nilai minimal 70) berjumlah 13 orang atau 100% dan yang belum mencapai ketuntasan (nilai kurang dari 60) berjumlah 0 orang atau 0%. Rata-rata yang diperoleh kelas yaitu 91,53. Pada siklus II ini telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Dengan demikian, terdapat peningkatan keterampilan menghitung siswa sesudah diajarkan melalui media tabel bilangan loncat .Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran matematika melalui media tabel bilangan loncat meningkat pada siswa kelas III SD inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng

(8)

8

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam atas Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam sebagai satu-satunya suri teladan dalam menjalankan aktivitas keseharian kita, juga kepada keluarga, para sahabat dan segenap umat yang tetap istiqamah di atas ajaran Islam hingga akhir zaman.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini yang berjudul” Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Media Tabel Bilangan Lonct Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabuparen Bantaeng ” tidak akan terwujud tanpa bantuan, doa dan uluran tangan dari kedua orang tuaku tercinta ayahanda Baso Muhammad Basri, ibunda Besse Tarau dan kakakku Baso Arisal serta adikku tersayang Baso Aris Munandar juga berbagai pihak yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan, petunjuk dan bimbingan kepada penulis. Beragam kendala dan hambatan yang dilalui oleh penulis, namun berkat usaha yang optimal dan dukungan berbagai pihak hingga akhirnya penulis dapat melewati rintangan tersebut.

(9)

9

Akhir kata, dengan hati yang tulus ikhlas penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada:

1. Prof. Dr. H. Rahman Rahim, SE., MM. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina perguruan tinggi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya

2. Bapak Erwin Akib,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina Fakultas ini dengan rasa tanggung jawab dan kerja keras sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

3. Bapak Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr Nursalam, M.Si sebagai Penasehat Akademik yang telah membimbing selama perkuliahan.

5. Bapak dan Ibu Dosen, tenaga pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unismuh yang telah begitu banyak memberikan limpahan ilmu kepada penulis sebagai bekal di masa yang akan datang. 6. Ibu Mardiani,S.Pd yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk

melaksanakan penelitian.

7. Ibu Sumiyati selaku Guru Kelas yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya memberikan arahan selama proses penelitian.

8. Kepada orang tua penulis Kaimuddin dan Johrah yang selalu mendoakan, memberikan motivasi dan pergobanannya baik segala moril dan materi

(10)

10

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Guru serta Staf Tata Usaha SD inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng yang dengan senang hati menerima kami selama proses penelitian.

10. Siswa - siswi kelas III SD inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng, yang dengan senang hati menerima penulis selama proses penelitian berlangsung.

11. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2015 khususnya kelas E yang selalu setia memberikan canda tawa serta memberikan motivasi buat penulis.

12. Para sahabat, keluarga dan teman-temanku yang senantiasa ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini serta sahabat saya penyemangat penulis setiap ada kesulitan selama menempuh pendidikan hingga penyelesaian skripsi ini.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat disebutkan satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

(11)

11

Makassar, 2019

Penulis

(12)

12 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 10

1. Belajar dan Hasil Belajar ... 10

2. Model Pembelajaran ... 21

(13)

13

4. Hasil Penelitian yang Relevan ... 25

B. Kerangka Pikir ... 26

C. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 29

B. Waktu, Subjek dan Lokasi Peneloitian ... 29

C. Faktor yang Di Selidiki ... 29

D. Prosedur Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

H. Indikator Keberhasilan ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Keterbatasan Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(14)

14

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Media Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang Pra Siklus ... 38 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Belajar Media

Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang ... 38 Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar Media Bilangan Loncat Siswa Kelas III

SD Inpres Be’lang Siklus I ... 41 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Belajar Media Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang ... 42 Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 43 Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Belajar Media Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang Siklus II... 46 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Belajar Media Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang... 46 Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Siklus 1 ... 48

(15)

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Media Tabel Bilangan Loncat ... 25 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir ... 27 Gambar 3.1 Siklus Tindakan Kelas ... 31

(16)

16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran B

B.1 Tes Hasil Belajar Siswa B.3 Kunci Jawaban dan Penskoran Lampiran C

C.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Lampiran D

D.1 Dokumentasi Lampiran F

(17)

17 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku manusia menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar. Kemajuan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi peningkatan kualiatas belajar, sehingga perlu adanya berfikir secara kritis, logis, terarah dan jelas. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Trianto; 2009)

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin, dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi dan komunikasi dewasa ini juga dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit (Masykur, 2005:52).

Kita semua tahu bahwa untuk melakukan penghitungan fisika dan kimia memerlukan matematika. Jika rumus sudah benar, tetapi menghitungnya salah, atau tidak tahu cara menghitung yang praktis, otomatis nilai pelajaran eksakta tidak akan pernah baik. Pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan. Masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah, siswa secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Setiap konsep atau prinsip matematika dapat dimengerti secara sempurna jika disajikan kepada siswa dalam bentuk-bentuk kongkret.

(18)

2

Matematika memiliki peran penting dalam kehidupan. maka konsep dasar matematika yang akan diajarkan pada siswa, haruslah benar dan kuat. Paling tidak, pengenalan bilangan yang merupakan dasar manusia dari semua lapisan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari mutlak harus dipelajari. Bahkan Pythagoras seorang matematikawan yang sangat tersohor dan sangat besar pengaruhnya mengatakan bahwa semua hal dalam hidup ini adalah bilangan (Mutijah, 2009:44).

Dalam mencari suatu alamat rumah kita membutuhkan bilangan, proses jual beli dengan menggunakan bilangan, mencari nomor telepon seseorang kita juga memerlukan suatu bilangan. Jadi tidak salah jika semua yang ada di sekitar kita merupakan bilangan hanya selama ini kita tidak menyadarinya.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar nasional adalah melakukan pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran, yaitu dari teacher active teaching menjadi student active learning. Maksudnya adalah perubahan orientasi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang akan memfasilitasi siswa dalam belajar, dan siswa sendirilah yang harus aktif belajar dari berbagai sumber belajar.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa transfer matematika sebagai salah satu mata pelajaran dalam kurikulum kepada siswa hendaknya

(19)

3

melalui proses belajar mengajar yang terencana dan berpola. Keberhasilan dalam proses pembelajarannya menjadi tanggung jawab bersama antara guru dan siswa Dalam merencanakan suatu proses pembelajaran faktor yang umumnya harus dipikirkan oleh guru, antara lain tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran, siswa, media pengajaran, metode pembelajaran, dan waktu belajar. Tanpa mengabaikan faktor yang lain, faktor-faktor tersebut secara bersama-sama menentukan hasil dari proses pembelajaran yang terjadi. Kualitas dan produktivitas pembelajaran ini akan tampak pada seberapa jauh siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Penyampaian pelajaran matematika tanpa menggunakan media akan membuat siswa sulit memahami konsep-konsep matematika. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa adanya praktik langsung terhadap.Siswa diibaratkan sebagai kertas kosong, dan guru yang menulis atau menggambar apapun sesuai dengan kehendaknya. Kenyataanya, setiap siswa memiliki anggapan dan wawasan yang terbentuk dari pengalamannya sendiri. Pengalamanan itulah yang akan membentuk suatu konsep pengetahuan, baik saat kecil hingga dewasa. Siswa akan lebih memahami suatu konsep apabila siswa tersebut terlibat langsung dalam suasana belajar yang menyenangkan. Kreativitas guru dalam mengajarkan matematika merupakan faktor kunci agar matematika menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa dengan melibatkan secara intensif kemampuan intelektual siswa dan menantangnya untuk berfikir.

Matematika selama ini di kenal oleh kebanyakan siswa merupakan salah satu materi pelajaran yang sulit. Apalagi jika di sajikan dalam bentuk abstrak bagi

(20)

4

siswa pemula oleh karena itu perlu pembelajaran yang memudahkan siswa belajar salah satunya lebih dengan menggunakan tabel bilangan loncat, yang merupakan pelajaran pertama bagi kelas III SD Inpres Be’lang, menjadi tantangan yang berat. Berbeda dengan orang dewasa yang bisa mengatur keadaan pikiran dan konsentrasi secara mandiri, anak-anak memerlukan rangsangan dari luar untuk membuat mereka berminat dan berkonsentrasi.

Pada pembelajaran matematika sebaiknya guru tidak hanya menekankan pada pembelajaran yang bersifat teori saja melainkan juga pada proses belajar mengajar. Dengan memperhatikan kondisi siswa secara bervariatif, guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola kelas agar kegiatan belajar mengajar berlangsung secara optimal. Sering kali saat pembelajaran berlangsung ada sebagian siswa lebih senang berbicara dengan temannya daripada memperhatikan penjelasan guru, sehingga membuat kelas menjadi terus-menerus maka akan menganggu proses belajar mengajar selanjutnya.

Para ahli pendidikan anak dalam risetnya menyatakan bahwa cara belajar anak yang paling efektif ada pada permainan anak, yaitu bermain dalam kegiatan belajar mengajarnya. Dalam bermain, siswa dapat mengembangkan otot besar dan halusnya (motorik kasar dan motorik halus), meningkatkan penalaran, memahami keberadaan di lingkungan sebaya, membentuk daya imajinasi dengan dunia sesungguhnya, dan memahami konsep-konsep sesuai permainan dirinya (Andang,2006:25).

Bermain sungguh penting untuk pertumbuhan anak. Tidak seperti berbagai bentuk pengetahuan, ilmu matematika yang berkaitan dengan

(21)

5

hubungan antara berbagai benda atau hal tidak bisa dipelajari dengan mendengar percakapan orang dewasa. Penelitian eksperimental atas bermain menunjukkan sebuah hubungan yang kuat antara bermain, pertumbuhan pemahaman matematika, dan kinerja matematika yang lebih baik.

Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan di SD Inpres Be’lang, masalah utama dalam pembelajaran adalah kurangnya motivasi siswa mengikuti pembelajaran. Siswa yang duduk di depanlah yang mendengarkan guru menjelaskan sedangkan siswa yang duduk di belakang ada yang mengerjakan soal yang lain, bercerita dengan temannya, bahkan ada yang mengganggu temannya yang sedang belajar akibatnya siswa yang sebagian duduk di belakang kurang fokus dan tidak memperhatikan guru yang menjelaskan .

Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu saja siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diskusi kelompok yang dilakukanpun masih sederhana, siswa yang mau mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang pandai dan yang lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa dan buku paket.

Berdasarkan observasi yang di lakukan dan wawancara pada salah satu seorang guru pada tanggal 14 juni 2019, bahwa masih banyak siswa kelas III di SD Inpres Be’lang terutama pada mata pelajaran matematika pada bilangan loncat merupakan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada kelas III semester I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas III hasil

(22)

6

belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Siswa masih banyak yang kesulitan menghafalkan angka. Siswa yang aktif hanya siswa yang pandai saja. Selain itu nilai siswa yang mencapai KKM dari 13 siswa hanya 6 orang yang memenuhinya. KKM untuk mata pelajaran matematika di SD Inpres Be’lang adalah 70. Nilai rata-rata dalam kelas tersebut adalah 65. Dan kurangnya media yang ada di sekolah.

Salah satu alternatif rancangan pembelajaran yang harus diterapkan dalam materi bilangan loncat pada siswa kelas I sekolah dasar menurut peneliti dan guru kelas III SD Inpres Be’lang yaitu dengan menggunakan media tabel bilangan loncat. Dapat menciptakan suasana belajar matematika anak dengan menyenangkan dan anak tidak akan bosan untuk belajar berhitung matematika karena media tabel bilangan loncat ini anak tidak hanya berhitung biasa melainkan anak bisa belajar sambil bermain.

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu diadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar matematika kelas III SD Inpres Asayya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tersebut berjudul “MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN MEDIA TABEL BILANGAN LONCAT PADA SISWA KELAS III SD INPRES BE’LANG

(23)

7

B . Indentifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas dapat di identifikasi beberapa masalah:

1. Metode pembelajaran dalam pembelajaran matematika kurang menarik dan kurang melibatkan siswa.

2. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran matematika.

3. Pemahaman konsep media tabel bilngan di SD Inpres Be’lang masih rendah. C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan menggunakan media tabel bilangan loncat dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang bilangan pada siswa kelas III di SD Inpres Be’lang Tahun 2019/2020?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang di harapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan prestasi belajar matematika siswa menggunakan media tabel bilangan loncat pada kelas III SD Inpres Be’lang Kec. Bissappu Kab. Bantaeng.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika, terutama dalam hal meningkatkan prestasi belajar siswa, kemudian dapat melihat apakah menggunakan media tabel bilangan loncat dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan prestasi

(24)

8

belajar pada bilangan loncat kelas III SD Inpres Be’lang Kec.Bissappu Kab. Bantaeng

Apabila siswa tertarik untuk belajar, maka hasil belajar tentang bilangan loncat dapat meningkat sehingga dapat tercipta sumber daya manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari- hari dan dapat menyesuaikan sesuai dengan perkembangan zaman. Hasil penelitian juga dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan Sekolah dasar (SD) atau Madrasah ibtidaiyah (MI) khususnya mata pelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Manfaat bagi Siswa

1. Proses belajar mengajar Matematika di SD Inpres Be’lang Kec. Bissappu Kab. Bantaeng menjadi menarik dan menyenangkan.

2. Dapat meningkatkan prestasi belajar tentang tabel bilangan loncat. 3. Meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran.

4. Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.

(25)

9

c. Manfaat bagi sekolah

1. Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika.

2. Sekolah dapat berkembang karena memiliki guru- guru yang kreatif, inovatif dan profesional.

d. Manfaat bagi Pendidikan

1. Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya pemahaman siswa akan meningkat.

2. Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.

(26)

100 BAB II

Kajian Pustaka

A. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati. Belajar adalah perubahan kemampuan dan posisi seseorang yang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari proses pertumbuhan (Rosma Hartiny,2010: 31).

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individuitu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Syaiful Bahri Djamarah,2011: 15).

Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the proses by which beha I ior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan (Syaiful Bahri Djamarah,2011:12).

Dari beberapa pendapat di atasnya bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang

(27)

29

ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang di harapkan bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan- kesan yang baru.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individudalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik.

2. Ciri-ciri Belajar

Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalan ciri-ciri belajar menurut (Syaiful Bahri Djamarah 2011:15) ciri-ciri belajar adalah :

a. Perubahan yang terjadi secara sadar

Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam jiwa. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena indivdu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan tersebut.

b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya, misalnya, jika seorang anak belajar menulis.

(28)

29

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untun memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif. Artinya bahwa perubahn itu tidak terjadi dengan sendirinya,malainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat,keluar air mata, menangis, tidak digolongkan dalam pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.

e. Perubahan dalan belajar bertujuan atau terarah

Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang yang belajar membaca, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar membaca. Dengan demikian, perbuatan belajar dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah di tetapkannya.

(29)

29

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika sesorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyaluruh dalam sikap kebiasaan,keterampilan, pengetahuan.

g. Prinsip-prinsip belajar

Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt (Syaiful Bahri Djamarah, 2011:20-22) adalah sebagai berikut:

1. Belajar berdasarkan keseluruhan

Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.

2. Belajar adalah suatu proses perkembangan

Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang. Kesediannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak karena lingkungan dan pengalaman.

3. Anak didik sebagai organisme keseluruhan

Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pembelajaran selain mengajar guru juga memdidik untuk membentuk pribadi anak didik.

4. Terjadi transfer

Belajar pada pokoknya yang terpenting penyesuaian pertama, yaitu memperoleh tanggapan yang tepat. Mudah atau sukarnya masalah itu

(30)

29

terutama adalah masalah pengamatan. Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul, maka dapat dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lain.

5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman

Pengalaman adalah hadir dari suatu antara anak didik dengan lingkungannya.

6. Balajar harus dengan insight

Suatu saat dalam proses belajar dimana sesorang melihat pengertian tentang sangkut paut dengan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung problem.

7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan.

Hal ini terjadi bila banyak hubungan dengan apa yang diperlukan anak didik dalam kehidupan sehari-hari.

8. Belajar berlangsung terus menerus

Dalam rangka untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya, anak didik harus terus belajar. Tidak hanya disekolah, tetapi diluar sekolah, lingkungan, dan masyarakat anak didik harus belajar.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008:19-28) faktor-faktor yang mempengeruhi proses belajar adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal 1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

(31)

29 2) Keadaan tonus jasmani

Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. sebaiknya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

3) Keadaan fungsi jasmani

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktifitas belajar yang baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga dapat mengenal dunia luar.

4) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologi adalah keadaan psikologi sesorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah:

a) Kecerdasan/inteligensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengang cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siawa. Semakin tinggi tingkat intelegensi

(32)

29

seorang individu, semakin besar peluang individutersebut meraih sukses dalam belajar.

b) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar

c) Minat

Minat berarti kecederungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar,ia tidak akan semangat atau bahkan tidak mau belajar.

d) Sikap

Sikap adlah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya. Baik secara positif maupun negative. Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya kemungkinan besar berhasil.

(33)

29 b. Faktor Eksternal

1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi moti I asi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau admintrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memepengaruhi belajar sisiwa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

c) Lingkungan sosial keluarga. lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas dengan baik.

(34)

29 2) Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:

a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaiknya, bila kondisi alam tidak mendukung proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama. Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi,dan lain sebagainya,

c) Faktor materi pembelajaran (yang diajarkan kepada siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru,disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pembelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa. 2. Pengertian Media Pembelajaran

(35)

29

Kata “media” berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Arsyad (2004:4) menyimpulkan bahwa “media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.” Media merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui media guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa akan lebih terbantu dalam belajar. Daryanto (2010) mengutif dari criticos bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu benda atau komponen yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Adanya media dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pelajar dan guru sebagai fasilitator.

Dalam pembelajaran diperlukan komunikasi yang baik antara pengajar dan pelajar, maka diperlukan media pembelajaran, media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga terciptanya lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.” Heinich yang dikutip oleh Azhar mengemukakan pula bahwa, media pembelajaran adalah

(36)

29

perantara yang membawa pesan atau informasi bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran antara sumber dan penerima.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sarana penyampaian pesan pembelajaran yang terkait dengan model pembelajaran langsung yaitu dengan cara guru berperan sebagai penyampai informasi. Sehingga dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

a. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran ada berbagai jenis. Mulai dari media yang sederhana hingga media yang kompleks, rumit dan mahal. Yudi Munadi mengklasifikasikan menjadi 4, yaitu:

1) Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasikan kemampuan suara semata.jenis media ini diantaranya ada radio, alat-alat perekam, audio tape dan compast disk. 2) Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Jenis

media ini memuat seperti gambar, grafik, diagram, peta, media I isual tiga dimensi, dll.

3) Media audio visual adalah media yang melibat dua indera pada manusia, yakni indera penglihatan dan pendengaran yang keduanya terlibat sekaligus dalam satu proses. Jenis media ini seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain.

4) Multimedia adalah media yang melibatkan semua indera dalam sebuah proses pembelajaran, yang termasuk dalam media ini segala sesuatu yang

(37)

29

dapat memberikan pengalaman langsung bisa melalui komputer, internet dan pengalaman.”

Berdasarkan jenis media pembelajaran yang dikemukakan Yudi Munadi, untuk pembelajaran tabel bilangan loncat ini digunakan jenis media visual dengan menggunakan gambar berupa foto sebagai media pembelajarannya. Dengan tujuan setelah siswa melakukan pengamatan terhadap media gambar dapat muncul ide/gagasan/kreatifitasnya dapat dituangkan dalam bentuk puisi.

B. Model Pembelajaran

1. Hakikat model pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Strategi pembelajaran adalah metode penyampaian pembelajran yang di maksudkan membantu peserta didik untuk mencapai tujuan belajar.

2. Unsur-unsur Model Pembelajaran

a. Sintaks, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran.

b. System sosial, yaitu suasana normal yang berlaku dalam pembelajaran.

c. Prinsip-prinsip reaksi, yaitu menggambarkan bagaimana seharusnya pendidik memandang, memperlakukan, dan merespon peserta didik,

d. Sisitem pendukung, yaitu segala sarana,bahan,alat,atau lingkungan belajar yang memdukung pembelajaran.

(38)

29

e. Efek pembelajaran dan efek ikutan, yaitu hasil belajar yang di peroleh langsung berdasarkan tujuan yang disasar dan hasil belajar diluar yang disasar.

3. Sintaks Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Tabel Bilangan Loncat

Langkah – Langkah Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Media Tabel Bilangan Loncat

Tahap Guru Siswa

Tahap I ( Kegiatan Awal )  Memotivasi siswa tentang pentingnya belajar penjumlahan dan pengurangan bagi kehidupan  Menghubungkan materi penjumlahan dan pengurangan tabel bilangan loncat dalam kehidupan sehari - hari Salam  Berdoa  Absensi

(39)

29 Tahap II ( Kegiatan Inti )  Membagi siswa ke dalam dua kelompok besar atau kelompok kecil  Guru

mempersiapkan gambar – gambar yang sesuai materi mempersiapkan alur pembelajaran dan adakan alat tambahan yang terkait pembelajaran  Guru memyampaikan materi sebagai pembukaan pemahaman siswa  Sambil mendengarkan penjabaran dari siswa, guru memberikan arahan dan kesimpulan dari siswa  Guru membenarkan atau mencocokan jawaban di atas  Siswa mendengarkan materi di sampaikan  Siswa mengamati gambar yang di siapkan  Siswa diberi kesempatan untuk menyusun gambar-gambar tersebut berdasarkan dari yang paling sedikit ke yang banyak sehingga membentuk baris bilangan

 Siswa dibimbing oleh guru menemukan beda antara bilangan pertama dan kedua, bilangan kedua dan ketiga, dan

seterusnya. Sehingga siswa memahami bahwa pada baris tersebut terdapat sebuah pola, dimana beda antara bilangan yang satu ke bilangan setelahnya adalah sama.  Siswa lain di persilahkan memberi tanggapan kecocokan terhadapat jawaban temannta yang maju ke atas

(40)

29 Tahap III ( Kegiatan Penutup )  Membuat kesimpulan  Siswa menyampaika pengalaman belajar materi bilangan loncat

C. Media Tabel Bilangan Loncat

Pengertian Tabel, Fungsi Tabel, Jenis Tabel Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Sebagai Berikut :

1. Tabel

Tabel adalah daftar yang di berikan ikhtisar dari sejumlah data informasi yang umumnya berupa bilangan atau kata-kata yang secara bersistem tersusun, urut ke arah bawah dalam deret dan lajur tertentu dan terdapat garis pembatas sehingga bisa disimak dengan lebih mudah.

Untuk memahami isi tabel sendiri bisa dilakukan lewat pemahaman pada fakta yang ada di dalam tabel. Tabel ini terdiri dari kolom yang memanjang ke arah kanan dan juga baris yang memanjang ke arah bawah. Kolom dan juga baris ini kemudian dihubungkan dengan isi tabel yang berupa data.

2. Fungsi Tabel

Dalam Pengertian tabel, dijelaskan bahwa tabel merupakan daftar yang berisikan sejumlah data informasi. Untuk itu, dalam penggunaannya, tabel ini memiliki beberapa fungsi yang diantaranya adalah memberikan kemudahan dalam membaca data karena tersusun dengan sistematis sehingga memahaminya juga akan lebih mudah.

(41)

29

Kemudian tabel juga memiliki fungsi untuk mempermudah dalam mengetahui perubahan yang terjadi pada suatu hal baik menaik ataupun menurun. Selain itu, tabel juga berfungsi untuk memberikan rangkuman berupa angka secara tersusun.

3. Jenis-Jenis Tabel

Tabel sangat sering digunakan dalam penyajian data dan umumnya ada beberapa jenis yang biasa digunakan. Dan berdasarkan jumlah karakteristik dalam tabel, tabel dibedakan atas tabel satu arah, tabel dua arah dan tabel tiga arah. Pengertian tabel satu arah adalah tabel berisi keterangan tentang satu karakteristik saja.Karakteristik ini bisa berupa frekuensi, jumlah, kadar, ukuran lain.

Kemudian pengertian tabel dua arah sendiri adalah tabel yang berisi tentang hubungan antara dua karakteristik. Contohnya seperti tabel berisi data mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan umur, agama dan asal daerah, atau jumlah mahasiswa berdasarkan jenis kelamin dan jurusan dan lain sebagainya.

Tabel Bilangan Loncat 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tabel Bilangan Loncat 6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Gambar 2.1 Media Tabel Bilangan Loncat

(42)

29

Terdapat beberapa hasil penelitian yang relevan dan berkaitan dengan meningkatkan hasil prestasi belajar matematika siswa menggunakan media tabel bilangan loncat diantaranya adalah :

Pertama adalah penelitian yang di lakukan Ristawati tahun 2002 dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran Matematika Menggunakan Bilangan Lompat Kodok Pada Siswa Kelas 1 Mi Ma’arif yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian yang diperoleh Ristawati adalah menggunakan Bilangan Lompat Kodok dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar pada bilangan loncat.

Kedua adalah penelitian yang di lakukan Sitti Halimah tahun 2015 dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Tentang Garis Bilangan Melalui Permainan Loncat Garis dan Metode Tugas Pada Siswa Kelas 2 SDN 5 JEPON Kecamatan Jepon ”. Hasil penelitian yang diperoleh Sitti Halimah adalah dengan menggunakan Garis Bilangan Melalui Permainan Loncat Garis dan Metode Tugas Pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar pada Pembelajaran Matematika.

Ketiga adalah penelitian yang di lakukan Ovi Prasetiyo Wibowo tahun 2009 dengan judul “Penerapan Media Pembelajaran Tabel Bilangan Loncat Untuk Meningkatkan Konsentrasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas 1 di SD N 3 Kejobong”. Hasil penelitian yang diperoleh Ovi Prasetiyo Wibowo adalah dengan menggunakan media tabel bilangan loncat dalam pembelajaran matematika berpengaruh meningkatkan konsentrasi dan prestasi belajar siswa.

(43)

29

Berdasarkan hasil belajar tersebut maka dapat di simpulkan bahwa media bilangan loncat berpengaruh atau meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Pada kesempatan ini, peneliti akan melakukan penelitian kembali tentang meningkatkan hasil belajar matematika siswa menggunakan media pembelajaran tabel bilangan loncat pada siswa kelas III SD Inpres Be’lang.

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori di ketahui bahwa proses pembelajaran matematika di SD Inpres Be’lang dapat di katakan masih bersifat konvensional. Hasil observasi menunjukkan, metode ceramah dalam pembelajaran matemtika. Sedangkan siswa cenderung pasif, hanya berlatih soal – soal, sehingga hasil belajar siswa khususnya pada materi bilangan juga belum maksimal. Untuk mengajarkan matematika pada sekolah dasar yang memiliki naluri bermain daripada belajar diperlukan metode yang membangun siswa aktif, mandiri serta dapat berinteraksi dengan teman sebaya guna membangun pengatahuannya sendiri.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat dituangkan dalam bagan sebagai berikut :

Tindakan

Menggunakan media pembelajaran tabel bilangan loncat

Kondisi

awal

Guru : Belum menggunakan tabel bilangan loncat Siswa : Aktivitas belajar dan prestasi belajar rendah

(44)

29

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan dari kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat peningkatan prestasi siswa dengan menggunakan tabel bilangan loncat pada pembelajaran matematika kelas III di SD Inpres Be’lang

Kondisi

Akhir

Prestasi belajar matematika akan meningkat Siklus 1

penggunaan media pembelajaran tabel bilangan loncat secara kelompok besar

Siklus II

Penggunaan media pembelajaran tabel bilangan loncat secara kelompok kecil

(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dikembangkan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar matematika melalui Pembelajaran Media Tabel Bilangan Loncat. dengan tahapan-tahapan pelaksanaan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,dan refleksi secara bersiklus.

(46)

29

Penelitian ini direncanakan pada semester ganjil pada tahun ajaran 2019/ 2020 pada semester ganjil dengan subjek penelitian adalah murid kelas III SD Inpres Be’lang dengan jumlah murid sebanyak 13 orang, dimana murid laki-laki sebanyak 5 orang dan murid perempuan sebanyak 8 orang.

C. Faktor Yang Diselidiki

Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah :

a. Faktor input, yaitu melihat kehadiran, keaktifan murid serta kemampuan murid dalam menyelesaikan masalah/soal Matematika dalam pembelajaran dengan media tabel bilangan loncat.

(47)

37

b. Faktor preses, yaitu melihat interaksi guru dengan murid maupun murid dengan murid yang lainnya saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menerapkan media tabel bilangan loncat. c. Faktor output, yaitu dengan melihat apakah hasil belajar

Matematikamuris meningkat setelah diberikan tindakan yaitu pengajaran dan pembelajaran media tabel bilangan loncat.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan siklus yang ingin dicapai. Kedua siklus merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, pelaksanaan setiap siklus berlangsung selama tiga kali pertemuan dimana dua kali penyajian materi dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir. Kedua siklus merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan, artinya pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I.

Pada siklus I dan siklus II observasi yang dilakukan relatif sama namun sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas, pada siklus II dilakukan perbaikan berdasarkan hasil refleksi yang diperoleh dari silkus I.

Selanjutnya secara terperinci penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut :

(48)

37

Gambar 3.1 Siklus Tindakan Kelas (Sanjaya,Wina. 2009) Adapun pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Keadaan Awal

Pada tahap awal ini yang harus dilaksanakan adalah :

a. Melaksanakan konsultasi dengan pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah dalam hal penelitian.

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Hasil Belajar Murid Meningkat

(49)

37

b. Melaksanakan diskusi dengan guru kelas III untuk mendapatkan gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Matematika di kelas tersebut.

c. Mengadakan observasi awal terhadap proses pembelajaran, sekaligus mengetahui karakteristik murid dan pembelajaran matematika. Tujuannya untuk mengetahui gambaran pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Matematika di kelas III .

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Mengkaji kurikulum kelas III semester genap mata pelajaran Matematika

2) Menyusun rancangan pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan dengan media tabel bilangan loncat

3) Menyusun rancangan tindakan penelitian berupa tes untuk melaksanakan evaluasi disetiap akhir siklus

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Guru mengelompokkan murid secara heterogen

2) Guru memberi motivasi kepada murid, menyampaikan indikator, dan membahas secara singkat materi pelajaran 3) Guru memperkenalkan dan menjelaskan langkah-langkah

model pembelajaran yang digunakan.

4) Dua murid yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka

(50)

37

5) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain

6) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka

7) Guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk di komunikasikan atau di diskusikan dengan kelompok lainnya

8) Murid diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan, yang dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi

9) Murid menyimpulkan tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan arahan guru.

c. Tahap Observasi

Mengamati tiap kegiatan murid melalui lembaran observasi yang telah disiapkan.

d. Tahap Refleksi

Data yang diperoleh pada tahap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya.

(51)

37

Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II pada dasarnya adalah pengulangan tahap-tahap pada siklus I, tetapi dilakukan pula sejumlah rencana baru untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I. Dari hasil yang ada pada observasi dan evaluasi, peneliti melakukan refleksi diri dengan melihat data observasi dan hasil tes akhir, apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar murid dan merefleksikan murid apakah proses pembelajaran yang telah dilalui telah sasuai untuk diterapkan. E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mengumpukan data yang digunakan untuk mengetahui hasil proses pembelajaran. Dalam penelitian ini terdapat dua macam instrument yaitu instrument tes dan non tes.

1. Tes

Instrument tes digunakan dalam penitian ini adalah tes tertulis, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi matematika

2. Non Tes

Instrument non tes digunakan untuk mengevaluasi sikap dan perilaku murid dalam mengikuti pembelajaran. Adapun instrument non tes dalam penelitian ini meliputi: observasi atau pemantauan oleh teman sejawat, wawancara dan dokumen foto.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

(52)

37 1. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif deskriftif berupa skor hasil belajar murid dan data kualitatif berupa sikap, minat, dan motivasi belajar murid. Data mengenai peningkatan penguasaan materi diambil dari tes siklus I dan II, kemudian dibandingkan.

2. Cara Pengumpulan Data

a. Data mengenai hasil belajar murid dikumpulkan dengan menggunakan tes pada setiap akhir siklus.

b. Data mengenai proses belajar mengajar dan perubahan sikap murid dan guru dikumpulkan melalui pengamatan dengan menggunakan lembar observasi pada saat kegiatan pembelajaran.

G. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriftif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan keaktifan belajar siswa yang diketahui dari hasil pengamatan aktifitas siswa di kelas. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar pendidikan Matematika siswa yang diketahui dari hasil penilaian setiap siklus.

Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kategori tingkat penguasaan siswa. Analisis kuantitatif penyajian datanya dilakukan dalam bentuk table distribusi frekuansi yang dapat dikelompokkan ke dalam beberpa kelompok.

(53)

37

Analisis kuantitatif dapat digunakan teknik kategorisasi dengan berpedoman pada skala 0-100 sesuai dengan table di bawah ini

Tabel Kategori Standar Hasil Belajar Siswa

Skor Kategori Hasil Belajar

0 ≤ x <59 60 ≤ x < 69 70 ≤ x < 79 80 ≤ x < 89 90 ≤ x ≤100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Sumber: SD Inpres Be’lang

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan pada matapelajaran matematika di SD Inpres Be’lang sebagai berikut:

Tabel Kategori Standar

Skor Kategori

0 < x ≤ 69 70 < x ≤ 100

Tidak Tuntas Tuntas

Sumber: SD Inpres Be’lang

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah hasil belajar matematika yang meningkat dari siklus I ke siklus II setelah diterapkan di media tabel bilangan loncat dalam pembelajaran pada murid kelas III SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

(54)

37 BAB IV

(55)

37 A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas III pada mata pelajaran matematika, dalam penggunaan media tabel bilangan menekankan pada pengembangan hasil belajar serta strategi pembelajaran yang lebih tepat pada mata pelajaran matematika,. Dengan media tersebut mampu berpartisipasi aktif dalam aktivitas matematisasi dengan memanfaatkan kemampuan matematika informal ke arah pemahaman matematika formal. Dengan demikian diharapkan akan tercipta kondisi belajar yang bermakna (meaningfull learning) dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika serta tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum matematika.

1. Deskriptif Hasil Belajar a. Analisis Pra Siklus

Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas III SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng sebelum menggunakan media tabel bilangan loncat sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil pra siklus yang diberikan sebelumnya. Berikut data yang diperoleh.

(56)

53

Tabel 4.1 Statistik Skor Nilai Hasil Belajar Media Tabel Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng Pra Siklus

Statistik Nilai Statistik

Jumlah siswa 13 Skor ideal 100 Nilai Maksimal 80 Nilai Minimum 40 Skor rata-rata 58 Standar Deviasi 15.92

Berdasarkan tabel di atas skor yang di peroleh siswa adalah 58. dengan skor maksimal 80 dan minimum 40 dengan standar deviasi 15.92. Apabila skor rata – rata tersebut di konversi skala lain di peroleh kategori rendah.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Nilai Hasil Belajar Matematika Penggunaan Media Tabel Bilangan Loncat di SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

Skor Jumlah Siswa

Presentase(%)

Kategori Hasil Belajar

0 ≤ x <59 60 ≤ x < 69 70 ≤ x < 79 80 ≤ x < 89 90 ≤ x ≤100 6 2 4 1 0 46 15 31 8 0 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah 13 100

(57)

53

Sumber: SD Inpres Be’lang

Berdasarkan tabel di atas skor yang di peroleh siswa adalah 58. Setelah di lampirkan frekuensinya berada pada kategori sangat rendah.

b. Analisis Siklus I a) Perancanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi permintaan ijin kepada kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian di SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Permintaan ijin dilakukan oleh peneliti pada bulan Juni 2019. Setelah kepala sekolah member ijin untuk melakukan penelitian, kemudian peneliti menemui guru kelas III untuk berdiskusi menentukan waktu untuk pengumpulan data awal dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi data nilai.

Berdasarkan pengumpulan melalui wawancara dengan guru kelas III bahwa peneliti menemukan masalah yang perlu diatasi dalam kegiatan PBM mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dan metode pembelajaran yang digunakan, selama ini guru hanya menggunakan media tabel bilangan loncat. Setelah berdiskusi dengan guru, peneliti memutuskan pada siklus I masih menggunakan metode ceramah.

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas III mengenai materi pembelajaran yang diajarkan yaitu pada Tema 1 (pertumbuhan dan

(58)

53

perkembangan makhluk hidup), Subtema 1 (ciri –ciri makhluk hidup), Pembelajaran ke 1 yaitu meliputi pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika. Setelah memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Soal Evaluasi, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah antaralain buku tema.

Peneliti membuat RPP sesuai dengan format yang digunakan oleh SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng. Sebelum membuat Instrumen pembelajaran RPP peneliti menyusuaikan terlebih dahulu yang cocok untuk pembelajaran pada Tema 1 (pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup ), Subtema 1 (ciri –ciri makhluk hidup ), Pembelajaran ke . Selanjutnya peneliti membuat RPP sesuai dengan materi dan metode yang akan digunakan untuk penelitian.

b) Tindakan

Pada tahap pelaksanaan siklus I peneliti melakukan pada hari kamis tanggal 14 juni 2019 dan dilaksanakan selama 3 x 35 menit . Pelaksanaan kegiatan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan pokok bahasan Tema 1 (pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup), Subtema 1 (ciri –ciri makhluk hidup), Pembelajaran ke 1 yaitu meliputi pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika”. Setelah membuka pembelajaran dilanjutkan dengan doa, apersepsi tentang penjumlahan dan Pengurangan. dan memotivasi siswa dengan menunjukkan berbagai alat permainan, kemudian siswa diberi soal untuk mengetahui kemampuan awalnya.

(59)

53

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini peneliti menggunakan pendekatan permainan yaitu media tabel bilangan. Setelah mendengarkan penjelasan guru tentang prosedur kerja kelompok, siswa secara kelompok melakukan permainan media tabel bilangan. Hasil pengamatan yang dilakukan siswa dimasukkan ke dalam LKS dan selanjutnya dilaporkan dalam diskusi kelas. Selanjutnya siswa mengerjakan secara individu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar setelah pelaksanaan tindakan.

Soal Evaluasi dan segala sesuatu yang diperlukan untuk pembelajaran dengan Media Bilangan Loncat dan nilai di peroleh sebagai berikut .

Tabel 4.3 Statistik Skor Nilai Hasil Belajar Media Bilangan Loncat Siswa Kelas III SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng Pada Siklus 1

Statistik Nilai Statistik

Jumlah siswa 13 Skor ideal 100 Nilai Maksimum 80 Nilai Minimum 60 Skor rata-rata 67 Standar Deviasi 7.29

Berdasarkan tabel diatas skor yang di peroleh siswa adalah 67. dengan skor maksimal 80 dan minimum 60 dengan standar deviasi 7.29. Apabila skor rata – rata tersebut di konversi skala lain di peroleh kategori rendah .

(60)

53

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Nilai Hasil Belajar Matematika Penggunaan Media Tabel Bilangan Loncat di SD Inpres Be’lang Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng.

Skor Jumlah Siswa

Presentase(%)

Kategori Hasil Belajar

0 ≤ x <59 60 ≤ x < 69 70 ≤ x < 79 80 ≤ x < 89 90 ≤ x ≤100 0 6 5 2 0 0 46 39 15 0 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Jumlah 13 100

Sumber: SD Inpres Be’lang Berdasarkan tabel di atas skor yang di peroleh siswa adalah 67. Setelah di lampirkan frekuensinya berada pada kategori rendah.

c) Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi selama kegiatan PBM berlangsung. Pada pertemuan siklus pertama siswa belajar Tema 1 (pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup ), Subtema 1 (ciri –ciri makhluk hidup ), Pembelajaran ke 1 yaitu meliputi pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan SBDP,Pembelajaran pada siklus 1 menggunakan metode ceramah. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan indikator Menyebutkan ciri - ciri makhluk dan membuat kesimpulan tentang ciri-ciri makhluk hidup , maka pembelajaran Matematika dengan indikator bilangan loncat dan SBDP dengam indikator meragakan pola indah

(61)

53

Data aktivitas siswa pada siklus I diperoleh melalui hasil pengamatan aktifitas siswa pada saat proses pembelajaran. Adapun deskripsi aktifitas siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati Banyak Siswa Persentase

1 Siswa yang memperhatikan

penjelasan guru

10 77%

2 Siswa yang meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang

1 8%

3 Siswa yang mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah

3 23%

4 Siswa yang menjawab pertanyaan sehubung dengan pertanyaan yang diajukan guru

2 15%

5 Siswa yang merumuskan kesimpulan terhadap permasalahan yang dihadapi

4 30%

Rata-rata 30,6 %

Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebanyak 13 orang (67), siswa yang mencapai ketuntasan (nilai di atas KKM 70 ) sebanyak 7 orang atau 53% sedangakan yang belum tuntas (nilai dibawah KKM 70) sebanyak 3 orang atau 23%

Gambar

Tabel  4.1  Statistik  Skor  Hasil  Belajar  Media  Bilangan    Loncat  Siswa    Kelas  III  SD Inpres Be’lang Pra Siklus  ........................................................
Gambar 2.1 Media Tabel Bilangan Loncat .....................................................
Tabel adalah daftar yang di berikan ikhtisar dari sejumlah data informasi  yang umumnya berupa bilangan atau kata-kata yang secara bersistem tersusun,  urut ke arah bawah dalam deret dan lajur tertentu dan terdapat garis pembatas  sehingga bisa disimak den
Tabel  sangat  sering  digunakan  dalam  penyajian  data  dan  umumnya  ada  beberapa jenis yang biasa digunakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR

Peneliti hanya membatasi masalah yang menurut peneliti cukup menarik untuk diteliti yaitu masalah kualitas pelayanan dalam hubungan dengan kepuasan pelanggan dalam

Pengendalian mutu distribusi konsentrat merupakan upaya untuk melakukan pencegahan terhadap kerusakan selama proses distribusi dapatdilakukan dengan mengusahakan

Proses belajar seorang individu sejak lahir hingga dew asa dalam pergaulan sosial budayaunt uk mendapat kan nilai, norma, dan peran sosial sehingga menjadi orang

Hasil analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa, pertama: akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja anggaran, kedua:

Rancangan katalog ini dibuat dalam bentuk buku, agar pemustaka tidak kesulitan dalam menemukan informasi yang berkaitan dengan Tugas Akhir Program D3 Ilmu Perpustakaan