• Tidak ada hasil yang ditemukan

Al Mumtaz : Journal of Islamic Studies. Pelaksanaan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Al Mumtaz : Journal of Islamic Studies. Pelaksanaan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Nursinta 45

Pelaksanaan Program Afirmasi Pendidikan

Menengah (ADEM)

Nursinta

STAI Hubbulwathan Duri Email :sintatailor@gmail.com

Abstact

The implementation of the ADEM program at SMPN 6 Talang Muandau was going well according to the technical guidelines for the implementation year, giving a good impact on the community that the community felt that their children would later go to school outside the area at a cost the government thus motivated students to attend SMPN 6 Talang Mandau school, this is evidenced by the increasing number of students in the following years after the ADEM program was implemented. Besides supporting factors will later be given scholarships and schooled outside the area at the expense of the government, there are also supporting factors that are motivational from parents, principals, teachers, and enthusiastic students themselves, while some of the obstacles found are the lack of school facilities which supports learning and the lack of teachers, in addition there are also students who are not permitted by their parents to take part in the ADEM program because they are far away and rarely able to meet, even though the students themselves are very enthusiastic to join the ADEM program

(2)

Nursinta 46 Abstrak

Pelaksanaan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM di SMPN 6 Talang Muandau berjalan dengan baik sesuai dengan petunjuk teknis tahun terlaksananya, memberikan dampak yang baik untuk masyarakat bahwa masyarakat merasa bahwa anaknya nanti akan bersekolah di luar daerah dengan biaya pemerintah sehingga memotivasi peserta didik untuk bersekolah di SMPN 6 Talang Mandau, hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah peserta didik tahun-tahun berikutnya setelah dilaksanakan program ADEM. Faktor pendukungnya selain nantinya akan diberi beasiswa dan disekolahkan diluar daerah dengan biaya dari pemerintah, juga ada faktor pendukung yang bersifat motivasi dari orang tua, kepala sekolah, guru-guru, maupun antusias peserta didik itu sendiri, sementara beberapa kendala yang didapati adalah kurangnya fasilitas sekolah yang mendukung pembelajaran dan kurangnya jumlah guru, selain itu ada pula peserta didik yang tidak diizinkan orang tuanya untuk mengikuti program ADEM disebabkan jauh dan jarang bisabertemu, padahal peserta didiknya sendiri sangat antusias untuk mengikuti program ADEM Kata Kunci :Pelaksanaan, Program ADEM

(3)

Nursinta 47 PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pentingnya pendidikan bagi masyarakat Indonesia sudah ditekankan pada masa sebelum kemerdekaan. Pada pembukaan UUD 1945 alinea keempat, sepenggal kalimatnya menyatakan mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu bukti bahwa pemerintah mengedepankan pendidikan dalam segala aspek kehidupan. Melalui dinas pendidikan pemerintah selalu dinamis dalam pembaharuan pendidikan agar pendidikan di Indonesia semakin baik. Luasnya negara indonesia, menjadikan tidak meratanya pendidikan, pembangunan, dan perekonomian masyarakat yang menjadi penghalang bagi anak- anak bangsa yang berada di pedalaman maupun anak- anak yang kurang mampu padahal mereka memiliki prestasi untuk mengenyam pendidikan yang setara dengan anak- anak yang bisa bersekolah di sekolah yang elit dan bonafit di perkotaan.Tidak meratanya pembangunan di setiap wilayah Indonesia saat ini salah satunya dikarenakan oleh sebaran SDM berpendidikan tinggi yang belum merata. Untuk itu, mutlak diperlukan upaya khusus demi meningkatkan kualitas SDM di daerah perbatasan dan/ atau tertinggal(Seng Hansen, dkk, 2017 :58). Zaman yang semakin canggih saat ini menjadi tantangan bagi masyarakat yang berada di pedalaman seperti daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (selanjutnya dipakai 3T) yang jauh dari akses jalan raya, sumber listrik, dan jaringan, bahkan warga yang berada di daerah tersebut berasal dari keluarga yang ekonominya lemah yang tidak mampu untuk menyekolahkan putra putrinya ke kota atau ke sekolah yang elit. Daerah tertinggal adalah suatu kabupaten yang masyarakat dan wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional….” (Suprayoga Hadi, 2009 : BAB IV, hal 1). Wilayah yang relatif kurang berkembang dibanding daerah lain dalam skala nasional disebabkan beberapa faktor seperti geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia, prasarana dan sarana, daerah rawan bencana dan konflik sosial, dan kebijakan pembangunannya.Disebabkan keterbatasan daerah 3T tersebut, pemerintah mengambil kebijakan untuk mengadakan beasiswa.Banyak beasiswa yang diberikan negara Indonesia untuk pemerataan pendidikan, untuk daerah maju biasanya menggunakan kesempatan untuk mengikuti program beasiswa seperti Beasiswa miskin atau tidak mampu, adapula sekarang program baru yaitu KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk membantu mereka yang memang layak dan pantas untuk mengecap pendidikan dan diharapkan menjadi pemimpin negara di masa depan.Dan khusus untuk kabupaten Bengkalis adanya beasiswa tempatan bagi peserta didik yang lahir di Kabupaten Bengkalis, dan ada juga beasiswa untuk anak yang berpestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.Demikian pula untuk daerah 3T pemerintah telah mengambil kebijakan, yaitu adanya program beasiswa afirmasi. Program beasiswa afirmasi sudah kita ketahui dalam singkatan-singkatan seperti Afirmasi Pendidikan Perguruan Tinggi (selanjutnya dipakai ADIKTI), pada tahun 2011 presiden Republik Indonesia mengeluarkan peraturan untuk mengadakan beasiswa program Afirmasi Pendidikan Menengah (selanjutnya dipakai ADEM) yaitu

(4)

Nursinta 48 program beasiswa yang memberikan kesempatan untuk peserta didik di daerah 3T untuk mengenyam pendidikan di sekolah yang elit di perkotaan atau diluar daerahnya dengan memberikan biaya perbulan untuk biaya sehari-hari dan keperluan sekolah atau digunakan untuk les tambahan di luar jam sekolah. Pogram ini awalnya hanya Provinsi Papua saja yang mendapatkan kesempatan ini, dan baru direalisasikan pada tahun 2013.Pada tahun 2014 Mendikbud memperluas program ADEM tersebut yaitu Aceh, Nusa Tenggara Timur , Sulawesi Utara, dan Sulawesi Barat. Berbeda dengan kebijakan Provinsi Papua, empat daerah iini tidak dikirimkan keluar Provinsi melainkan diambil dari daerah terpencil dan di sekolahkan di ibukota provinsi” ( postingan Facebook Mendikbud 3 April 2014). Kemudian, di tahun 2018 program ADEM ini telah dijalankan oleh provinsi Riau seperti di Bengkalis, Meranti, Indragiri Hilir dan Dumai. SMPN 6 Talang Muandau adalah salah satu sekolah yang menerima program ADEM tersebut. SMP ini terletak di Desa Beringin Kecamatan Talang Muandau yang juga termasuk daerah 3T dengan letak sekolah yang jauh dari perkotaan. Program ADEM dilaksanakan di SMPN 6 Talang Muandau sejak tahun 2018 dan tahun 2019, untuk tahun berikutnya tergantung keputusan pemerintah kabupaten untuk memutuskan apakah SMP ini masih termasuk daerah 3T atau sudah menjadi daerah maju. Untuk petunjuk pelaksanaan (selanjutnya dipakai juklak) program ADEM di SMP tempat pelaksana telah tertulis Dalam Lampiran Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Direktorat Pendidikan Kebudayaan untuk masing-masing tahunnya. Kemudian untuk juklak progam ADEM di SMA tempat terlaksana peserta yang lolos.Program ADEM ini sangat banyak diminati oleh para peserta didik, begitu pula banyak didukung oleh berbagai pihak seperti orang tua, sekolah dan juga pendidik. Namun, adapula hal yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan program ini, sepertinilai peserta didik yang berada di bawah 8,0 dari semester I kelas VII sampai semester V kelas IX, sarana prasarana sekolah yang kurang memadai untuk terlaksananya pembelajaran yang kondusif agar peserta didik berprestasi, begitu juga adanya orang tua yang tidak ingin pisah dengan anaknya, jumlah pendidik yang juga masih kurang sehingga ada yang mengampu mata pelajaran yang bukan jurusannya, serta kurangnya persyaratan administrasi peserta didik yang menjadikan mereka gugur dalam proses seleksi program.

Pengertian Program ADEM

Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak Papua dan Papua Barat terbaik serta daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) lainnya.” (diaksesdari https://www.kemdikbud.go.Id/main/blog/2017/07/program-adem-dorong-anakanak-papua-bangun-bangsa-indonesia). Menurut (Seng Hansen, dkk, 2017 :55) beasiswa afirmasi adalah program beasiswa yang ditujukan kepada

(5)

Nursinta 49 kelompok masyarakat tertentu, yang memiliki prestasi dan semangat tinggi dalam melanjutkan studi, tetapi menghadapi kesulitan dalam akses pendidikan dikarenakan kendala geografis dan ekonomi.Dalam buku Kajian Keserasian dan Keterpaduan Pengelolaan Pembangunan Daerah Tertinggal serta Uji Coba Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Tertinggal yang ditulis oleh Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal (Suprayoga Hadi, 2009 : BAB IV, hal 1) tentang Sebaran daerah tertinggal secara geografis digolongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain

a. Daerah yang terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan yang pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang relatif lebih maju.

b. Daerah yang terletak di pulau‐pulau kecil, gugusan pulau yang berpenduduk dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang lebih maju.

c. Daerah yang secara administratif sebagian atau seluruhnya terletak di perbatasan antarnegara baik batas darat maupun laut.

d. Daerah yang terletak di wilayah rawan bencana alam baik gempa, longsor, gunung api, maupun banjir.

e. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pesisir.

f. Sedangkan sebaran daerah tertinggal berdasarkan wilayah adalah sebanyak 123 kabupaten berada di Kawasan Timur Indonesia, 58 kabupaten berada di Pulau Sumatera, dan 18 kabupaten berada di Pulau Jawa dan Bali. Prosentase penyebaran daerah tertinggal.

Dalam lampiran Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selanjutnya ditulis (Permendikbud) Nomor 1659/D6.4/LL/2016 : 6 tentang juklak penyaluran bantuan program ADEM, bantuan pendidikan program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) merupakan program yang ditujukan untuk biaya melanjutkan pendidikan menengah (SMA/SMK) di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten dan Bali.Kemudian tertulis pula pada lampiran tersebut bahwa program ADEM ini melibatkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK), Dinas Pendidikan Provinsi, Sekolah Pelaksana, dan Siswa penerima bantuan.Dalam surat Pemerintah Kabupaten Bengkalis Dinas Pendidikan, Nomor. 422/Disdik-SMP/2019/15) Menindaklanjuti surat dari Dinas Pendidikan Provinsi Riau Nomor : 420/Disdik/4.0/2019/2080 tentang program ADEM Daerah 3T Tahun 2019. Program ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah) ini bertujuan memberikan akses pada lulusan SMP/Sederajat sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah bagi masyarakat yang terkendala oleh ekonomi, sosial, dan geografis.Jadi, ADEM merupakan suatu program beasiswa. Yang sering kita ketahui beasiswa adalah pemberian bantuan kepada peserta didik atau mahasiswa untuk melanjutkan sekolah ke luar daerah asalnya dikarenakan beberapa faktor diantaranya ekonomi, sosial dan geografis atau untuk daerah yang berada di kawasan 3T seperti yang telah dijelaskan di atas dengan biaya sekolah sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.

(6)

Nursinta 50 Landasan Hukum Program ADEM

Program bantuan beasiswa awalnya tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Dengan adanya keputusan Perpres dan Permendikbud tersebut maka Dinas Pendidikan Provinsipun mengambil kebijakan dalam hal ini. Seperti pada tahun 2013 Pemerintah Provinsi Papua mengawali program beasiswa yaitu program ADEM, selanjutnya tahun 2014 program ini diperluas lagi ke Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat, dan akhirnya tahun 2018 Provinsi Riau turut menjalankan program ADEM ini dengan mengeluarkan surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau nomor : 420/DPK/4.1/2018/2217 dan nomor :420/Disdik/4.0/2019/2080 untuk mengadakan seleksi program ADEM untuk 6 Kabupaten/kota yaitu:Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Pelalawan, Kota Dumai. Dari surat edaran Kepala Dinas Provinsi Riau tersebut turunlah surat keputusan dari Kabupaten Bengkalis untuk daerah 3T terkhusus pada sekolah yang akan diteliti, yaitu untuk tahun 2018 surat Pemerintah Kabupaten Bengkalis nomor : 422/ Pembinaan- SMP/2018/009, dan tahun 2019 nomor : 422/Disdik-SMP/ 2019/15.Adapun landasan hukum lainnya yaitu Undang-undang No. 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada kementerian Negara/ Lembaga.

Persyaratan Mengikuti Program ADEM

Untuk juklak program ADEM telah di atur secara umum dalam lampiran Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah oleh Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan. Untuk tahun 2018 Nomor : 0425/D6.4/LL/Februari 2018, dan untuk tahun 2019 Nomor :2772/D6.4/PD/2019.

Pada masing-masing lampiran tersebut, memiliki persyaratan dan kriteria- kriteria tertentu.Persyaratan untuk sekolah yang mengikuti program ADEM tentunya adalah daerah 3T sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya tentang kategori daerah 3T.Untuk penelitian ini terkhusus kepada persyaratan-persyaratan peserta didik untuk mengikuti pogram ADEM tersebut.Persyaratan- persyaratan yang telah diatur dalam lampiran Permendikbud secara umum tersebut, dikhususkan lagi oleh Provinsi atau Kabupaten masing- masing.Adapun persyaratan- persyaratan tersebut sebagai berikut.

1. Berdasarkan Surat Edaran Tahun 2018

Diusulkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan tidak mampu secara ekonomi dibuktikan dengan surat keterangan tidak mampu dari

(7)

Nursinta 51 Kelurahan/Kepala Desa, Berusia maksimal 21 tahun per 1 Juli 2018, Hasil Ujian (UN) untuk dapat dilengkapi apabila siswa sudah lulus dan melakukan administrasi mengikuti program ADEM, Memiliki motivasi dan daya juang belajar yang tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, Memiliki prestasi akademik yang baik sejak kelas tujuh hingga kelas Sembilan secara konsisten yang dibuktikan dengan fotocopy raport lengkap (lembar awal, identitas, daftar nilai paling rendah 8,0 semester I dan II kelas 8). Berkas legalisir oleh Kepala Sekolah asal/ Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Sehat secara jasmani dan rohani (bebas HIV, tidak sakit paru- paru atau sakit bawaan tidak bertato/tindik pada telinga dan lainnya) yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter rumah sakit Pemerintah atau Dinas Kesehatan setempat, Bebas narkoba yang dibuktikan dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Badan Narkoba setempat apabila telah lulus seleksi administrasi, Tidak dalam keadaan hamil bagi perempuan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter atau puskesmas setempat, Lulus seleksi administrasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Memiliki akte/kenal lahir/bukti kependudukan lainnya yang dikeluarkan oleh kelurahan setempat, Siswa yang lulus seleksi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan di Kab/Kota dapat diusulkan untuk seleksi TIM Dinas Pendidikan Provinsi untuk ditetapkan sebagai siswa penerima program ADEM Tahun 2018/2019 sebanyak 26 orang dan akan ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau selanjutnya akan diserahkan ke bidang PKLK Permendikbud, Calon siswa penerima program ADEM dapat mengisi formulir syarat yang terlampir. (surat edaran Pemerintah Provinsi Riau, Nomor 420/DPK/4.1/2018/2217)

2. Berdarkan Surat Edaran Tahun 2019

Surat keterangan tidak mampu, Berusia maksimal 18 tahun per 1 Juli 2019, Memiliki motivasi yang tinggi untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah, Memiliki prestasi akademik yang baik sejak kelas 7 hingga kelas 9 yang dibuktikan dengan fotocopy raport lengkap (lembar awal, identitas, daftar nilai). Berkas disahkan oleh sekolah asal, Sehat jasmani dan rohani (tidak minum minuman keras, bebas HIV, tidak sakit paru-paru atau sakit bawaan lainnya) yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter rumah sakit pemerintah, Bebas narkoba yang dibuktikan dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Badan Narkoba setempat apabila telah lulus seleksi administrasi, Tidak dalam keadaan hamil bagi perempuan yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter atau puskesmas setempat, Lulus seleksi administrasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, Memiliki akte/kenal lahir/bukti kependudukan lainnya yang dikeluarkan oleh kelurahan setempat, Memiliki BPJS. (Surat edaran Pemerintah Kabupaten Bengkalis, Nomor : 422/Disdik-SMP/2019/15), Bagi siswa yang mendapat beasiswa diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan

(8)

Nursinta 52 yang ada dengan sebaik mungkin. Isi waktu yang ada dengan belajar, belajar dan belajar untuk meraih prestasi akademik yang baik.” (J Anto, 2015:49).

Dalam buku yang berjudul Kisah dan Kiat Para Penerima Beasiswa LPDP Awardee Stories mengenai Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dan beasiswa perguruan tinggi menuliskan: BPI afirmasi untuk daerah perbatasan dan/atau daerah tertinggal, antara lain; (a) menamatkan pendidikan dasar dan menengah di daerah perbatasan dan/ atau tertinggal (dibuktikan dengan ijazah dan Kartu Tanda Penduduk). (b) bersedia kembali ke tempat asal/ pengabdian di daerah perbatasan dan/ atau tertinggal. (c) batasan usia lebih tinggi dan batasan IPK di bawah program BPI reguler untuk memberikan kesempatan lebih kepada masyarakat dari daerah perbatasan dan/ atau daerah tertinggal.” (Seng Hansen, dkk, 2017: 57). Dengan demikian, setiap program beasiswa afirmasi mengharapkan agar pesertanya menjadi insan bermutu nantinya ketika ia kembali ke daerah asalnya, dengan tidak menyombongkan diri dan bersedia membangun daerahnya.

Tujuan Program ADEM (Afirmasi Pendidikan Menengah)

Adanya program ADEM diharapakan akan menghasilkan dampak yang positif, diantaranya dengan pendidikan yang telah mereka tempuh, mereka dapat menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), memiliki wawasan yang luas, metode pembelajaran relatif memiliki standar baik dan juga akan mencetak lulusan yang kompeten dikarenakan kualitas pendidikan yang dipilihkan program ADEM adalah sekolah yang bagus,dengan tenaga pengajar yang berkompeten pula.Keselarasan menggambarkan bahwa program pendidikan yang sudah terkait dengan berbagai kepentingan tersebut diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dari konstitensi pendidikan.Pendidikan yang sudah sepadan dengan kebutuhan lapangan kerja- sebagai salah satu bentuk konstitensi pendidikan- akan terlihat dari kemampuannya untuk menghasilkan tenaga terdidik yang sesuai dengan kebutuhan, baik menurut jumlah, mutu, maupun sebarannya.” (Zaini Tamrin AR, dkk, 2018 : 2). Dalam buku yang berjudul Strategi Sukses Membangun Daerah menuliskan tentang kebijakan beasiswa yaitu:Program kedua adalah dengan mengatasi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin, tanpa dihiraukan apakah mereka tinggal di daerah terpencil maupun di daerah padat penduduk. Kebijakan proteksi demikian diarahkan melalui pemberian beasiswa. Kelihatannya pemberian beasiswa ini cukup meringankan beban rumah tangga terhadap persoalan yang dihadapi anak-anak dalam rumah tangga ketika beban sekolah dirasa berat ditanggung oleh rumah tangga.” (Elfindri, dkk,2008 : 207). Beasiswa yang diberikan program ADEM ini diharapkan mampu meringankan beban orang tua selain mereka juga dapat sekolah di sekolah yang mereka impikan tanpa dipungut biaya. Sebenarnya setiap beasiswa itu sama yakni penerimaan bantuan untuk melanjutkan sekolah. Uniknya, kalau beasiswa afirmasi ini terbatas dengan beberapa golongan seperti telah dijelaskan pada

(9)

Nursinta 53 peraturan permendikbud diatas. Kategori pertama adalah penerima dari daerah 3T dan kategori kedua yaitu berasal dari kelompok masyaraat berprestasi namun miskin secara ekonomi dan kategori ketiga adalah orang-orang yang memiliki prestasi baik nasional maupun internasional. Selain itu, cara pendaftaran beasiswa afirmasi ini lebih rumit.Tujuan pelaksanaan program ADEM tertuang pula Dalam lampiran Permendikbud tentang Juklak penyaluran bantuan program ADEM yang isinya adalah tujuan program ADEM :

1) Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian memperoleh layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat usia sekolah menengah yang terkendala oleh hambatan geografis dan ekonomi

2) Meningkatkan minat dan motivasi anak sekolah menengah yang terkendala oleh hambatan geografis dan ekonomi

3) Mendukung percepatan pembangunan sumber daya manusia di provinsi yang memiliki kendala hambatan geografis dan ekonomi dalam hal mengakses pendidikan. (Lampiran Permendikbud, Nomor :2772/D6.4/PD/2019).

Dari tujuan yang tertera pada Permendikbud di atas, disebutkan bahwa program ADEM juga bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang terkendala oleh hambatan ekonomi. Pendidikan diharapkan dapat memutus mata rantai kemiskinan karena peserta didik akan mengenyam pedidikan di luar daerahnya atau sekolah yang bagus dengan fasilitas dan telah dibiayai oleh beasiswa ADEM tersebut. Jelas sekali program beasiswa ini akan meringankan beban keluarga. Kaitannya adalah, akan berdampak ketika peserta didik kembali ke daerah asalnya setelah menimba ilmu di dunia pendidikannya. Setidaknya Ia akan membawa perubahan ditempat Ia berada, dengan berbagai ilmu yang dimilikinya Ia akan berbagi dan mengajak masyarakat untuk bergerak dan keluar dari kemiskinan dengan menciptakan lapangan usaha , dan bergerak demi kemajuan daerahnya. Atau ia akan menjadi pemimpin di tempat Ia berada dan sudah tentu Ia akan membuat model kepemimpinan atas dasar pendidikan, sehingga daerah tersebut benar-benar akan mengalami perubahan. Atau sekurang-kurangnya jika Ia tidak mampu mengimplementasikannya di masyarakat, Ia akan merealisasikannya dalam keluarganya sendiri, seperti Ia akan diterima bekerja ditempat yang bagus atau Ia yang membuat lapangan pekerjaan untuk memutuskan mata rantai kemiskinan di keluarganya.Memang pendidikan merupakan pemotong mata rantai kemiskinan yang terbaik sekaligus meningkatkan kehormatan dan kemartabatan.Dengan pendidikan yang semakin ramah secara sosial, semakin terbuka bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin untuk mendapatkan layanan pendidikan terbaik. Melalui pendidikan mereka akan semakin percaya diri dan optimis dalam mewujudkan harapan dan cita- cita. Tidakkah Allah akan mengangkat beberapa derajat orang beriman dan orng berilmu (QS. 58: 11). Kita ingin menjadi bagian dari penyebab Allah mengangkat derajat mereka.Siapa tahu akhirnya Allah menakdirkan mereka

(10)

Nursinta 54 kelak menjadi pemimpin dan penggerak kemajuan bangsa dan menjadi kreator peradaban kita.(Muhammad Nuh, 2014 : 38)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dalam bentuk deskriptifdengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu:penelitian yang berlandaskan pada falsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperiman) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snawball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.” (Sugiyono, 2018: 15).Penelitian ini peneliti lakukan langsung masuk ke lapangan melakukan penjelajahan ke objek yang diteliti, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu objek tertentu.(Amri Darwis, 2014 : 5). Peneliti akan menceritakan atau mendeskripsikan peristiwa-peristiwa atau fakta yang ada yang masih terjadi sampai saat sekarang atau waktu yang lalu dengan apa adanya dengan tujuan untuk membuat deskripsi secara sistmatis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu.Dalam penelitian ini, peneliti akan mengungkap proses pelaksanaan program ADEM di SMPN 6 Talang Muandau, mulai dari persyaratan, kriteria, pendaftaran, diadakannya tes, kemudian trening, dan siapa yang lolos dalam program ini. Penelitian ini diteliti secara ilmiah dan faktual berdasarkan fakta yang. Kemudian mendapatkan informasi dari informan yang terlibat dalam program ADEM sebagai subjek yang nyata dengan teknik trianggulasi (gabungan).Dalam penelitian ini, penulis mengambil lokasi di SMPN 6 Talang Muandau yang terletak di Desa Beringin Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis. Pemilihan lokasi ini disebabkan SMPN 6 Talang Muandau adalah satu-satunya sekolah yang mengikuti program ADEM dari tiga sekolah yang ada di Talang Muandau yang termasuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal).Untuk waktu penelitian peneliti meneliti pada Bulan Maret sampai Mei tahun 2020.Informan pada penelitian ini yang peneliti anggap dapat memberikan informasi tentang pelaksanaan program ADEMdi SMPN 6 Talang Muandau. Karena penelitian ini berbentuk deskriptif, maka peneliti menggunakan teknik snowball sampling, yaitu dari satu informan yang dianggap benar-benar mengetahui program ini yang nantinya akan menyebar ke informan- informan lain untuk mengumpulkan data-data yang valid. Dalam hal ini informannya adalah kepala sekolah SMPN 6 Talang Muandau Ibu Nelvi Arlinda, S.Pd. kemungkinan dari beliau nanti akan ada informan-informan lain yang bersangkutan dengan program ADEM ini, seperti guru pembimbing dan peserta yang lolos program ADEM tahun 2018 dan 2019.Teknik Pengumpulan Data pada penelitian ini adalah sesuai dengan gambar berikut melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.

(11)

Nursinta 55 HASIL DAN PEMBAHASAN

Program ADEM ini dilaksanakan sejak tahun 2018 di SMPN 6 Talang Muandau seperti yang dituturkan oleh salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut.Alhamdulillah, sejak pertama kali diberlakukan program ADEM ini

ditahun 2018, sekolah kami turut serta dan terpilih menjadi salah satu daerah 3T. Saya melihat kegigihan kepala sekolah dalam mengikuti program tersebut sehingga Alhamdulillah ada satu peserta didik kami yang lolos di tahun 2018 tersebut, dan tahun 2019 masih sama yaitu satu peserta didik yang lolos” (H, wawancara : 13Februari 2020).Dari hasil wawancara awal tersebut, tentunya

menimbulkan pertanyaan besar untuk menggali informasi tentang proses pelaksanaan program tersebut. Program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah tersebut pasti memiliki juklak pelaksanaannya.Maka selanjutnya peneliti mulai melakukan penelitian ke lapangan untuk memastikan apakah program ini benar-benar ada dan dilaksanakan di SMPN 6 Talang Muandau.Melalui whatsapp, peneliti menanyakan langsung kepada kepala sekolah yang bertanggung jawab dan turun tangan langsung dalam pelaksanaan program ini.Ya… pelaksanaan

program ADEM memang ada di SMPN 6 Talang Muandau sejak tahun 2018 dan akan tetap dilaksanakan jika pemerintah masih menetapkan bahwa sekolah ini termasuk daerah 3T.”(NA, Wawancara :14 Februari 2020).

Selanjutnya untuk menemukan dan mengumpulkan data-data awal, pada tanggal 17 Februari 2020, peneliti melakukan observasi ke SMPN 6 Talang Muandau dan bertemu langsung dengan Kepala Sekolah setelah membuat janji pertemuan begitu juga peneliti bertemu dengan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tersebut. Melihat letak geografis sekolah tersebut, peneliti telah benar-benar yakin bahwa sekolah tersebut termasuk daerah 3T melihat kondisi jalan yang dilalui begitu jauh, berlubang, dan tanah liat yang apabila hujan akan becek dan banjir, dan apabila kemarau akan berdebu. Selain itu letak sekolah juga yang berada diperbukitan menyebabkan tanah yang ditempati tidak rata dan rawan longsor, hal ini tentu saja menjadikan tiga gedung kelas dikosongkan dan pemerintah memberi tiga bangunan baru di tanah yang terlihat datar dan aman.Seperti yang dituturkan oleh para pendidik, gedung tersebut dijadikan Mushalla, ruang olahraga, dan gudang.Dari observasi awal tersebut, maka dapat diketahui bahwa program ADEM dilaksanakan sejak tahun 2018 dan berlanjut tahun 2019, kemudian SMAN 06 Talang Muandau layak mengikuti program ADEM sesuai dengan kategori daerah 3T.Setelah observasi dan wawancara awal peneliti lakukan, peneliti juga mengumpulkan dokumentasi tentang pelaksanaan program ADEM ini. Pada tanggal 09 Maret 2020 peneliti melakukan pertemuan dengan kepala sekolah dan beliau memberi saya dokumentasi tentang program ADEM tahun 2019, di sana lengkap juklak nya, syarat-syarat, surat seleksi dan karantina, kemudian nama-nama peserta didik yang lolos program tersebut. Beliau juga mengatakan, karena sudah terlalu lama, dokumentasi tahun 2018 beliau lupa meletakkannya dimana, dan beliau akan memberikan secepatnya apabila telah menemukannya. Kemudian tanggal 23 Maret 2020 barulah beliau memberikan dokumentasi program ADEM Tahun 2018 seadanya, berhubung

(12)

Nursinta 56 karena sudah lama dan perdana dilakukan di Bengkalis menyebabkan dokumentasinya sedikit dibanding tahun 2019.Selain dokumentasi berbentuk berkas, peneliti juga mengambil dokumentasi berbentuk foto, seperti foto ruang kelas, foto sekolah, dan lain sebagainya.Setelah melakukan observasi dan wawancara, peneliti semakin yakin akan meneruskan penelitian ini, melihat dan mendengar hasil observasi awal yang mendukung sekali dengan proses pelaksanaan program ADEM di SMPN 6 Talang Muandau.

Program ADEM adalah program beasiswa yang diberikan untuk putra putri asal daerah 3T jenjang SMP untuk melanjutkan studi ke jenjang SMA/ SMK yang berada di luar daerahnya. Beasiswa ini diberikan karena peserta didik terkendala oleh dua faktor penting yaitu faktor ekonomi dan faktor geografis dan faktor lainnya adalah mereka yang berprestasi.Program ADEM merupakan program pemerintah, Seperti yang dikemukakan oleh guru pembimbing berikut :“Ya,

program ADEM dilaksanakan sejak tahun 2018 berlanjut ke tahun 2019, dan ada surat edarannya, yang jelas surat edaran tersebut dari pemerintah Kabupaten Bengkalis, dan surat itu ada ditangan kepala sekolah” (RF, wawancara : 17 Februari 2020”Kemudian diperjelas lagi lengkap dengan dasar

hukumnya oleh kepala sekolah.“ Program ADEM dilaksanakan sesuai dengan

Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Kemudian surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau nomor : 420/DPK/4.1/2018/2217 dan nomor :420/Disdik/4.0/2019/2080, dan dikhususkan lagi dengan surat Pemerintah Kabupaten Bengkalis nomor : 422/ Pembinaan- SMP/2018/009, dan tahun 2019 nomor : 422/Disdik-SMP/ 2019/15.” (NA, wawancara : 17 Februari 2020)Dengan demikian dapatlah diketahui bahwa dasar hukum program ADEM

adalah Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Kemudian surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau nomor : 420/DPK/4.1/2018/2217 dan nomor :420/Disdik/4.0/2019/2080, dan dikhususkan lagi dengan surat Pemerintah Kabupaten Bengkalis nomor : 422/ Pembinaan- SMP/2018/009, dan tahun 2019 nomor : 422/Disdik-SMP/ 2019/15.SMPN 6 Talang Muandau merupakan daerah 3T, seperti yang telah disebutkan sebelumnya tentang syarat-syarat daerah 3T yaitu daerahnya terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan yang pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang relatif lebih maju. Dengan adanya program ADEM, sekolah yang berada di daerah 3T memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan di perkotaan, seperti yang dituturkan oleh salah satu pendidik berikut :“Setahu kami program

ini memang dikhususkan untuk peserta didik SMP daerah 3T yang memberikan kesempatan mereka untuk melanjutkan studi ke SMA/SMK di Pekanbaru” (M, wawancara: 17 Februari 2020). Hal ini juga diperkuat dengan wawancara

(13)

Nursinta 57 dengan salah satu pendidik berikut “Program ADEM telah dilaksanakan di sini,

karena sekolah kami masuk kedalam kategori 3T. program ini juga membuktikan kalau sekolah kita yang jauh dipelosok ini dapat bersaing dengan sekolah-sekolah di luar sana, dibuktikan dengan lolosnya satu peserta di tahun 2018 dan satu peserta pula di tahun 2019” (E, wawancara :17 Februari 2020).

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa SMPN 6 Talang Muandau telah melaksanakan dua kali program ADEM yaitu diawali pada tahun 2018 kemudian tahun 2019, seperti penuturan dari kepala sekolah berikut:“Kira-kira

bulan Februari 2018 masuklah wa bidang yang menjelaskan tentang adanya program ADEM, dikirimlah juklak dan penjelasan tentang program tersebut. Setelah saya baca ternyata program ADEM ini merupakan program beasiswa untuk peserta didik daerah 3T agar bisa melanjutkan studi ke sekolah di luar kota, dan khususnya Kabupaten Bengkalis memberikan kesempatan untuk sekolah di SMA/SMK di Pekanbaru. Yang mana pembiayaan sekolah di tanggung sepenuhnya oleh pemerintah. Alhamdulillah SMPN 6 Talang Muandau termasuk dari tiga sekolah di Kecamatan Talang Muandau yang ditunjuk mengikuti program ini, termasuk diantaranya SMP yang ada di Melibur dan Penaso. Program yang menggiurkan ini tentunya tidak akan saya sia-siakan, saya langsung mengambil tindakan untuk mengikuti langkah-langkah dan syarat-syarat program tersebut.(NA, kepala sekolah, Wawancara: 17 Februari 2020)Hal ini diperjelas lagi olehbapak pembimbing

program ADEM sebagai berikut:“SMPN 6 Talang Muandau ini telah

melaksanakan program ADEM sebanyak dua kali yaitu tahun 2018 dan 2019, jelas sekali kami sangat mengharapkan program ini akan terus terlaksana disini mengingat banyaknya peserta didik baru yang termotivasi untuk sekolah disini sebab orang tua beranggapan bahwa SMP ini akan mengantarkan anak mereka untuk bisa bersekolah di Pekanbaru” (RF, wawancara : 17 Februari 2020)Dalam pelaksanaannya, setiap tahun pasti memiliki sedikit atau banyaknya

perbedaan. Program ADEM sendiri telah memiliki juklak dalam menjalankannya. Suatu program akan berjalan dengan baik apabila sesuai dengan juklak yang ada, hal ini akan terkupas dalam penjelasan-penjelasan berikutnya.Seperti yang peneliti dapatkan dari informan, perbedaan yang jelas adalah pada tahun 2018 tidak ada seleksi ke Bengkalis dan hanya mengumpulkan nilai raport, sementara pada tahun 2019 ada seleksi dan treningnya.“Tahun 2018

seleksi dipermudah dengan melihat angka di raport peserta didik kelas IX tidak ada di bawah 8,0 dari semester I sampai V. Sayapun menyeleksi sendiri dengan mengumpulkan raport kelas IX. Setelah saya menemukan ada beberapa peserta didik yang angkanya tidak ada di bawah 8,0, mereka saya panggil dan saya jelaskan tentang program ini, bersediakah mereka dan orang tuanya, kemudian mengumpulkan syarat-syarat lain seperti fotocopy KK, KTP orang tua, Surat izin dari orang tua, kartu BPJS. Setelah melihat kelengkapan syarat tersebut ternyata banyak yang gugur sebab banyak peserta didik yang tidak punya kartu BPJS dan ada pula yang tidak diberi izin orang tua, hingga akhirnya untuk tahun 2018 ada dua peserta didik yang berkas-berkasnya saya

(14)

Nursinta 58

bawa ke Bengkalis, setelah menunggu beberapa bulan dan hasil keputusannya hanya satu yang lolos dan langsung masuk ke sekolah pilihannya yaitu di SMKN 01 Pekanbaru atas nama Annisyah. (NA, wawancara : 06 April 2020).

Hal yang serupa yang ungkapkan oleh pesertanya pada tahun 2018 sebagai berikut:“ Pada saat itu, tidak ada pelaksanaan tesnya, saya diminta oleh kepala

sekolah untuk melengkapi data-data yang diminta, seperti fotocopy nilai raport, KK, KTP orang tua, surat keterangan sehat dan pernyataan tidak hamil, kartu BPJS, surat izin dari orang tua bahwasanya orang tua membolehkan saya dan memotivasi saya dalam program inikemudian mengisi formulir yang sudah ada. Kemudian ada pula persyaratan lainnya seperti punya semangat yang tinggi untuk melanjutkan sekolah, dan surat-surat dari kepala sekolah sebagai rekomendasi.Setelah semua berkas dilengkapi selanjunya ditangani oleh kepala sekolah, dan saya hanya menunggu hasil beberapa bulan kemudian.Dan dengan kuasa Allah SWt. saya dinyatakan lolos.”(AP,wawancara : 28 Februari 2020). Begitu juga yang disampaikan oleh

salah satu pendidik sebagai berikut:“Setahu saya memang tidak ada tes seperti

tahun 2019, jadi kelihatannya sih lebih gampang dan gak rumit, karena proses dalam pelaksanaan tes itu membutuhkan waktu, tenaga dan biaya.”(H, wawancara : 01 Maret 2020)Kemudian, pada tahun 2019 dijelaskan lagi oleh

kepala sekolah sebagai berikut :“Pada tahun 2019 agak berbeda dan sedikit

lebih rumit, selain melengkapi syarat-syarat tersebut, peserta yang lulus administrasi di seleksi di Bengkalis dalam bentuk ujian selama satu sampai dua hari dan untuk menemani mereka di sana saya percayakan Bapak Ruddi Frawito, S. Kom sebagai pembimbing. Setelah di seleksi barulah ditentukan yang lolos, setelah ditentukan yang lolos, dilanjutkan dengan proses karantina selama beberapa hari untuk melihat bakat dan minatnya kemana, apakah ke SMA/ SMK atau yang lain. Dan Alhamdulillah yang lolos masih satu orang dan ditempatkan di SMAN 08 Pekanbaru atas nama Siti Nurul Hasanah.” (NA, kepala sekolah, Wawancara: 17 Februari 2020)Seperti halnya yang

diungkapkan oleh peserta yang lolos pada tahun 2019 sebagai berikut :“Agak

berbeda dari tahun sebelumnya, pada tahun 2019 kami mengikuti tes dan trening. Ketika tahap tes, kami ada berdua yang ikut dan ditemani oleh guru pembimbing dan saya sangat percaya diri karena orang tua kami juga ikut menemani pergi ke Bengkalis. Dan setelah tes di Bengkalis, ternyata hanya nama saya yang ada, setelah itu saya mengikuti trening di Pekanbaru untuk mengetahui dimana nanti saya di masukkan apakah di SMP atau SMA.” (SNH, wawancara :01 April 2020”. Kemudian peneliti juga melakukan wawancara

dengan pembimbing.“Ya, saya ditugaskan oleh kepala sekolah untuk

membimbing anak-anak yang akan seleksi ujian di Bengkalis, dan mereka itupun adalah peserta didik yang sudah lulus seleksi administrasi. Ujian seleksi dilakukan selama satu hari, mereka ujian dalam ruanagan yang merupakan gabungan dari daerah 3T di seluruh Kabupaten Bengkalis, kalau tidak salah ada dua ruangan. Sebelum menghadapi ujian saya melihat peserta didik sangat antusias dan terlihat sekali mereka sangat menginginkan lolos seleksi

(15)

Nursinta 59

ujian ini agar dapat mengenyam pendidikan di kota, mereka giat belajar dan saling menguatkan dan memiliki motivasi yang tinggi, tidak lupa saya selalu mengingatkan mereka untuk berdoa sebelum melakukan apapun itu terutama ketika akan ujian. Ujian berbentuk objektif yang merupakan pertanyaan gabungan dari mata pelajaran pokok, seperti Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris, terutama ilmu agama dan kewarganegaraannya juga dan ilmu umum lainnya.” (Wawancara RF, 17 Februari2020). Setiap megikuti program, perlomban dan lain sebagainya, tentu

harus memiliki semangat yang tinggi, hal ini terjawab oleh kepala sekolah sebagai berikut :“Saya saja sebagai kepala sekolah memiliki semangat yang

berapi-api, apalagi mereka yang akan mengikuti perlombaan, lagipula sebelum mengumpulkan data-data persyaratan, mereka saya tanyai dulu, apakah bersedia, apakah mau berjuang dan apakah mereka punya semangat yang tinggi untuk melanjutkan sekolah. Meskipun ada beberapa yang memang tidak memiliki niat dan semangat tetapi banyak pula yang berantusias. Tapi semua itu memang tergantung niat, bagi siapa yang bersungguh-sungguh dan memiliki semangat yang tinggi terbukti dialah yang lolos.”(NA, wawancara : 10 April 2020). Antusias kepala sekolah ini diakui oleh para pendidiknya, seperti

yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah dan guru pebimbing berikut :“Kepala sekolah kami sangat antusias dalam menjalankan proses program

ADEM.” (E, wawancara: 17 April 2020). “Saya turut apresiasi dengan kepala sekolah kami, beliau sudah cukup tua, namun semangatnya masih muda, turun dan terjun langsung dalam pelaksanaan program ADEM ke sana kemari mengantar berkas tanpa biaya dari manapun, melainkan darinya dan semangatnya sendiri. Karena beliau sangat menginginkan sekolah ini menjadi maju dan tidak tertinggal meski letaknya masih di daerah 3T.” (RF, wawancara :17 Februari 2020). Bukan hanya kepala sekolah, terlihat sekali

bahwa warga sekolah juga mendukung program tersebut, baik dari kepala sekolah, pendidik maupun peserta didiknya. Seperti yang dikemukakan oleh wakil kepala sekolah dan salah satu peserta yang lolos berikut :“Yang saya tahu

dan saya rasakan sendiri seluruh elemen warga sekolah mulai dari peserta didiknya, pendidik, pembimbing, kepala sekolah, sangat antusias dan semangat serta turut berpartisipasi dalam menjalankan program ADEM ini.” (E, wawancara : 17 April 2020)“Saya sendiri tentu sangat berambisi untuk lolos dalam program ini, namun saya juga selalu memberikan semangat kepada teman- teman yang sedang mengikuti tes dan mengucapkan selamat kepada teman yang berhasil.” (AP, wawancara : 28 April 2020). Selanjutnya,

peneliti kembali masih memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada kepala sekolah tanggal 06 April 2020 sekaligus memberi surat izin penelitian. Saat itu terjadinya wabah pandemi corona menyebabkan kami bertemu di kantorKorwilcam Pinggir, kebetulan beliau sudah selesai rapat.“Sejauh ini saya

merasakan program ini merupakan program yang sangat mendukung untuk pendidikan putra putri terkhusus daerah 3T.Saya pribadi meskipun tidak diberi anggaran untuk mengurus segala administrasi tentang program ini merasa

(16)

Nursinta 60

harus terus antusias. Seperti contoh, sebenarnya ada tiga sekolah yang terpilih untuk mengikuti program ADEM, tetapi saya bingung kenapa hanya sekolah saya saja yang mngirim utusannya. Dari situ saya berpikir, mungkin kepala sekolahnya kurang aktif dan berhubung program ini kepala sekolahnya sebagai pelaksana dan penananggung jawab, mengantar berkas ke Pekanbaru, mengutus pembimbing ke Bengkalis bersama pembimbing, dan itu semua saya pribadi memberikan biaya finansial, tanpa ada dari sekolah maupun pemerintah sebagai pelaksana program.” (NA, wawancara : 06 April 2020) .

Ternyata ada tiga sekolah yang dipilih dari Desa Beringin untuk mengikuti program ADEM, tetapi mungkin dengan alasan-alasan tersendiri bagi kepala sekolah disana, sehingga hanya SMPN 6 Talang Muandau yang mengikuti program tersebut. Terbukti sekali bahwa semangat, ambisi, antusias dari semua kalangan sangat membantu proses pelaksanaan program ADEM.Layaknya suatu program memiliki pembimbing dan melakukan bimbingan.Namun dalam program ADEM tidak seperti yang ada dalam bayangan peneliti, bahwa dengan adanya pembimbing akanada pula bimbingan khusus untuk peserta didik yang akan mengikuti program ADEM. Seperti yang dijelaskan oleh wakil kepala sekolah berikut :“Tidak ada bimbingan khusus untuk program ini. Seperti yang

kita ketahui program ini berbentuk beasiswa untuk melanjutkan sekolah ke SMA/SMK dan dilaksanakan setahun sekali, jadi inisiatif kami sebagai pendidik selalu mengingatkan, memotivasi pesera didik sejak kelas VII untuk giat lagi dalam belajar, sebab nilai yang tinggilah yang bisa mengikuti program-program, atau perlombaan-perlombaan.”(E, Wawancara : 17 April 2020). Peneliti juga bertanya apakah ada buku-buku khusus atau fasilitas sekolah

untuk program ADEM, kembali dijelaskan oleh salah satu pendidik berikut :“Tidak ada pula buku-buku khususnya, melainkan semua pelajaranlah yang

harus dikuasai, selain itu masalah fasilitas, meskipun masih sangat minim, sekolah terus berusaha untuk menambah dan melengkapi, agar tersedianya media untuk menunjang proses pembelajaran” (M, wawancara : 17 Februari 2020). Dengan demikian, program ADEM secara tidak langsung memotivasi

peserta didik unuk terus belajar dari kelas berapapun, karena program ini tidak memiliki waktu bimbingan, tempat, buku- buku, sarana dan prasarana.Dengan adanya dua orang siswa yang lolos program ADEM, tentulah meninggalkan kebaikan di SMPN 6 Talang Muandau, selain mengharumkan nama baik sekolah, ternyata angka pendaftaran peserta didik baru meningkat setelah program tersebut, seperti dijelaskan sebagai berikut :

“Program ini sangatlah berdampak baik untuk sekolah, sebab pada tahun ajaran baru 2019/2020 tahun ini jumlah peserta didik yang mendaftar melonjak naik dari biasanya, ketika saya Tanya kepada salah satu wali murid, mereka mengatakan bahwa sebab utamanya adalah SMPN 6 Talang Muandau memiliki program ADEM, selain mereka berharap nantinya anak-anak mereka bisa lolos, bagi mereka sekolah kami sudah harus namanya dan bisa bersaing dengan sekolah elit di luar kota.”(NA, wawancara 17 Februari 2020).Begitu

(17)

Nursinta 61 :“Dampaknya sangat besar, terutama bagi peserta yang lolos, memberikan

wawasan dan pengalaman hidup mandiri. Sedangkan bagi sekolah dapat memberikan citra positif di masyarakat.”(AP, wawancara: 05 Mei 2020).Dengan adanya dampak yang baik dari program ADEM ini, SMPN 6

Talang Maundau mengharapkan agar program ini rutin dilaksanakan di sana. Besarnya harapan tentu tidak luput dari besarnya usaha. Adapun indak lanjut dari sekolah tersebut dapat dilihat sebagai berikut :“Menurut saya.untuk

kedepannya berusaha bagisiswa untuk lebih meningkatkan kualitas belajarnya supaya tahun depan akan menambah kuota untuk program tersebut.” (H, wawancara : 01 Maret 2020)“Tindak lanjut sekolah sudah pasti mempersiapkan adik-adik kelas untuk lolos program ADEM berikutnya.” (SNH, wawancara : 02 Mei 2020). Dari hasil wawancara informan tersebut diatas,

maka dapat diketahui bahwa Program ADEM benar telah dilaksanakan di SMPN 6 Talang Muandau, program ADEM sudah dilaksanakan dari tahun 2018 kemudian tahun 2019, Surat pemerintah mengenai juklak program ADEM ada di tangan kepala sekolah, dan diketahhui oleh seluruh pendidik yaitu Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus. Kemudian surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau nomor : 420/DPK/4.1/2018/2217 dan nomor :420/Disdik/4.0/2019/2080, dan dikhususkan lagi dengan surat Pemerintah Kabupaten Bengkalis nomor : 422/ Pembinaan- SMP/2018/009, dan tahun 2019 nomor : 422/Disdik-SMP/ 2019/15.Program ADEM dilaksanakan berdasarkan juklak dari pemerintah, seperti jadwal pelaksanaan, pengawasannya, jumlah pesertanya, dan seleksinya, untuk persyaratan juga telah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh juklak, seperi fotocopy raport, KK, KTP orang tua, surat kesehatan dan lain sebagainya, adanya sedikit perbedaan dengan program ADEM tahun 2018 yaitu ditahun 2019 diadakannya tes dan trening, kepala sekolah dan pendidik selalu memberi dorongan dan semangat kepada peserta didik, dan peserta didiknya juga memiliki semangat yang tinggi untuk melanjukan sekolah, program ADEM telah memberi dampak positif terhadap SMPN 6 Talang Muandau seperti mengharumkan nama sekolah dan meningkatnya angka peserta didik yang mendaftar di SMPN 6 Talang Muandau. Terutama bagi peserta yang lulus sudah pasti mereka mendapat pelayanan yang baik dan pengalaman yang berharaga, terakhir bahwa SMPN 6 Talang Muandau berharap agar program ini terus berjalan setiap tahunnya, mereka selalu berupaya untuk meningkakan prestasi dan mutu sekolah.

Faktor Pendukung pelaksanaan ADEM

Seperti yang terdapat pada hasil wawancara ditemukan begitu besarnya dorongan dan semangat dari kepala sekolah, pendidik, peserta didik, dan orang tua sebagai berikut : “Saya merasa bertanggung jawab penuh dalam hal ini,

saya sebagai penanggung jawab, sebagai Pembina, dan turun langsung menyeleksi nilai siswa, langsung pergi sendiri ke kantor dinas mengantar

(18)

Nursinta 62

berkas anak-anak meskipun dengan biaya sendiri, menunggu di sana, dan tetap mengawasi jalannya program, bahkan setelah peserta lolos, saya masih merasa bertanggung jawab atas mereka dengan tetap berkomunikasi dan memberi arahan-arahan.”(NA, wawancara : 06 April 2020). Begitu juga yang

disampaikan oleh guru pembimbing tentang pertanggung jawaban kepala sekolah terhadap pelaksanaan program ADEM.“Saya turut apresiasi dengan

kepala sekolah kami, beliau sudah cukup tua, namun semangatnya masih muda, turun dan terjun langsung dalam pelaksanaan program ADEM ke sana kemari mengantar berkas tanpa biaya dari manapun, melainkan darinya dan semangatnya sendiri. Karena beliau sangat menginginkan sekolah ini menjadi maju dan tidak tertinggal meski letaknya masih di daerah 3T.”(RF, wawancara: 17 Februari 2020). Begitu juga dukungan dari orang tua yang

membuat peserta didik begitu percaya diri untuk mengikuti program tersebut.“Wali murid terlihat sangat termotivasi dan mendukung.” (H, wawancara: 20 Maret 2020). “Kalau dari wali murid juga mendukung sebagian

dengan program ADEM tersebut, bahkan megusahakan untuk ikuti menemani anak-anaknya tes seleksi Program ADEM.”(E, wawancara: 02 April 2020).

Hal senada juga dituturkan oleh pembimbing sebagai berikut:“ Saya sebagai

pembimbing saat itu, melihat motivasi dan keinginan peserta didik yang kuat merasa begitu bangga dengan mereka, belajar dengan giat, berdoa, berusaha dan tawakkal. Mereka mengikuti prosedur pelaksanaan dengan baik, mulai dari pengumpulan raport, mengumpulkan fotocopy KK, KTP orang tua, surat kesehatan, surat izin orang tua. Dan berbicara tentang izin orang tua, ada pula orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti program ini, dengan alasan tidak bisa pisah dari anaknya, kasihan di sana tanpa orang tua, takut pergaulannya bebas sebab jauh dari orang tua, padahal prestasi anaknya termasuk kategori program ADEM ini, Adapula yang tidak memiliki kartu BPJS. (RF, wawancara : 20 April 2020. Dengan demikian jelas sekali bahwa

kepala sekolah, pendidik, peserta didik dan orang tua sangat mendukung program ADEM meskipun ada sebagian kecil orang tua yang tidak memberi izin anaknya untuk program ADEM karena tidak bisa berpisah namun banyak orang tua yang mendukung,bukti orang tua yang sangat mendukung ialah mereka melengkapi data-data anaknya dan berusaha untuk ikut mengantar sampai kepada tahap tes seleksi.Selanjutnya, hal yang sangat mendukung adalah reward atau beasiswa yang nyata diberikan ketika sudah lolos, seperti dijelaskan oleh informan (peserta yang lolos) berikut:“Untuk pembiayaan, kami diberikan uang

sejumlah dua juta rupiah kak, diluar dari biaya sekolah yang memang sudah difasilitasi. Uang itu seperti untuk menambah buku tunjangan, biaya print dan fotocopy tugas, uang kost dan jajan. Untuk kost sekaligus makan itu sudah difaktorkan dan sudah dibayarkan langsung kak, jadi kami menerima untuk uang jajan dan uang tugas atau ada juga yang nambah jadwal les komputer, les bahasa atau yang lain, jadi biaya nya gak melulu untuk uang jajan tapi untuk bayar les.”(SNH, wawancara : 27 April 2020).Biaya sekolah ditanggung

(19)

Nursinta 63 peserta ADEM menerima uang untuk jajan, biaya tugas dan tambahan les belajarnya.“Alhamdulillah kami di sini juga mendapatkan prestasi lima atau

sepuluh besar kak, hal yang menjadi motivasi kami adalah terutama menggenggam amanah dari pemerintah dan kepala sekolah yang telah mempercayakan kami lolos program ADEM. Bisa masuk di sekolah favorit dan bonafit di sini adalah hal yang sangat kami syukuri, membuka cakrawala berpikir dan wawasan pengetahuan kami, bahwa dunia ini luas. Selain itu wajah orang tua kami juga menjadi motivasi kami, bahwa kami harus pulang dengan sejuta wujud yang diharapkan mereka, berpish dari mereka adalah hal yang sulit, selalu rindu dan terkadang ingin memeluk dan rebah dipangkuan mereka disaat ada masalah kak, tetapi inilah yang menjadi tantangan kami, kami harus bisa…” (AP, wawancara : 27 April 2020). Selain biaya dan fasilitas

yang ditanggung jawabi oleh pemerintah, mereka juga diawasi dan dibimbing disana.“ Khusus anak ADEM sebenarnya memiliki asrama khusus kak, tapi

karena banyak yang meminta untuk pindah asrama jadi mereka pindah. Tapi Nisya merasa nyaman dengan asrama lama, jadi gak ikutan pindah, memang sih tempatnya gak jauh kok kak.Intinya untuk tempat tinggal tidak terlalu diwajibkan ditempat yang disediakan, tetapi di mana kita nyaman aja kak.Terus untuk di asrama ada pembimbingnya kak, untuk mengawasi anak-anak ADEM dan memberikan bimbingan juga.” (AP, wawancara : 27 April 2020). Artinya peserta ADEM diperbolehkan tinggal ditempat yang mereka

anggap nyaman, seperti yang dikatakan kepala sekolah sebelumnya juga, mereka boleh tinggal di tempat saudara atau tempat yang dipercaya dan amanah. Namun disinilah kekurangannya, kalau mereka yang tinggal di asrama memiliki kegiatan rutinitas dengan pembimbing dan mendapatkan pengawasan yang lebih, kalau mereka yang tinggal di tempat lain harus menambah pengetahuan secara mandiri.Peserta yang lolos ADEM sendiri, motivasi mereka adalah menjaga amanah pemerintah dan kepala sekolah, dan ingin memberi yang terbaik untuk orang tua mereka. Dan kendala yang mereka rasakan adalah rasa sedih tidak tinggal bersama orang tuanya, mengemban amanah dan kepercayaan orang tua dan menjaga diri mereka di sana.Dari hasil wawancara-wawancara di atas, dapat diketahui faktor pendukung program ADEM adalah adanya dukungan dan motivasi dari Kepala sekolah, pendidik dan wali murid, semangat yang tinggi dari diri peserta didik itu sendiri. reward atau beasiswa yang nyata diberikan ketika sudah lolos, bimbingan dan pengawasan serta fasilitas yang nyaman diberikan pemerintah ketika sudah lolos.

Faktor penghambat

Hal yang terasa bagi kepala sekolah dalam pelaksanaan program ini adalah tidak adanya biaya khusus untuk pelaksanan program, seperti biaya pengantaran berkas, biaya untuk anak yang tes dan lainnya.“Seharusnya pemerintah juga

harus lebih bersinergi dalam melaksanakan program ini, bekerja sama dan terus memantau agar sekolah-sekolah daerah 3T mengikuti program ini, terutama perihal biaya selama proses seleksi, karena tanpa dipungkiri berjalannya suatu program dengan baik terutama adalah biayanya, kemudian

(20)

Nursinta 64

kerjasama, dan mengawasi.Awalnya ada tiga sekolah di Kecamatan Talang Muadau yang mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program ADEM yaitu SMP N 04 yang terletak di Penaso, SMP N 03 di Desa Melibur, dan SMPN 6 di Desa Beringin. Namun, setelah surat edaran untuk pelaksanaan program ADEM ini di sebarkan ke wa bidang untuk kepala sekolah, hanya SMPN 6 Talang Muandau yang merespon dan langsung turun tangan untuk melaksanakan program tersebut, hal ini bukan tidak mungkin karena minimnya biaya atau kurangnya pengawasan dari pemerintah.” (NA, wawancara : 06 April 2020). Biaya disini tentunya menghambat berjalannya

suatu program, terbukti juga dari wawancara sebelumnya bahwa sebenarnya ada tiga sekolah yang masuk kategori program ADEM tapi hanya SMPN 6 Talang Muandau yang mengikuti, besar kemungkinan hal ini dikarenakan minimnya biaya yang diberikan untuk proses program ADEM.

Selanjutnya kurangnya pendidik dan pendidik yang sesuai jurusannya menjadikan penghambat, meskipun tidak langsung dirasakan dalam program ADEM, tapi secara tidak langsung dengan kurangnya pendidik dan pendidik yang sesuai jurusannya maka kurang maksimal pula pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mendapatkan nilai yang memadai.“…namun dari sisi baiknya ini

terdapat kelemahan yaitu minimnya pendidik di SMPN 6 Talang Muandau ini, sehingga saya harus memanfaatkan pendidik yang ada meskipun tidak sesuai jurusan pendidikannya namun fasih dalam bidang studi yang saya berikan, begitu pula masih ada pendidik yang mendidik sambil kuliah.”(NA, wawancara : 06 April2020).Sama halnya dengan kurangnya pendidik, fasilitas di SMPN 6

Talang Muandau juga terlihat masih minim, sebenarnya hal ini sangat wajar karena SMPN 6 Talang Muandau merupakan sekolah daerah 3T.“…Saya sebagai

kepala skolah juga selalu memberi motivasi baik kepada pendidik dan peserta didik saya untuk terus berprestasi, dan juga berusaha untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah denan bantuan dari pemerintah pula.”(NA, S.Pd, wawancara : 06 April2020). Selain masalah biaya, pendidik, dan fasilitas

sekolah, ada juga masalah akses jalan ketika tes seleksi.“Kedepannya, saya

berharap program ini tetap berjalan semestinya, satu yang paling saya harapkan agar tes seleksinya jangan jauh-jauh, sebab fasilitas jalan dari sekolah menuju tempat tes sangatlah beresiko, jika hujan becek dan banjir, jika kemarau debu sangat tebal. Harapan saya juga agar sekolaah kami lengkap sarana dan prasarananya serta menambah pendidik yang profesional.”(RF, wawancara: 17 Februari 2020).

(21)

Nursinta 65 SIMPULAN

Program ADEM diadakan sejak tahun 2018 dan berlanjut tahun 2019 di SMPN 6 Talang Muandau dan dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Selanjutnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan. Layanan Khusus. Kemudian surat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau nomor : 420/DPK/4.1/2018/2217 dan nomor :420/Disdik/4.0/2019/2080, dan dikhususkan lagi dengan surat Pemerintah Kabupaten Bengkalis nomor : 422/ Pembinaan- SMP/2018/009, dan tahun 2019 nomor : 422/Disdik-SMP/ 2019/15.Ditemukan adanya faktor pendukung yaitu dukungan dan motivasi dari Kepala sekolah, pendidik dan wali murid , semangat yang tinggi dari diri peserta didik itu sendiri, reward atau beasiswa yang nyata diberikan ketika sudah lolos, bimbingan dan pengawasan serta fasilitas yang nyaman diberikan pemerintah ketika sudah lolos. Dan faktor penghambatnya adalah biaya dan pengawasan yang minim dari pemerintah untuk pelaksanaan program ADEM di SMPN 6 Talang Muandau, minimnya pendidik dan pendidik yang sesuai jurusan, fasilitas yang kurang memadai dan akses jalan yang sulit dijangkau

(22)

Nursinta 66 DAFTAR PUSTAKA

Anto J, 2015, Membangun Negeri dari Daerah Tertinggal, Pakpak Barat, Bagian Pembangunan Seketariat Daerah Pakpak Barat

Darwis Amri, 2014, Metode Penelitian Pendidikan Islam, Jakarta, cet.1, PT.Raja Grafindo Persada

Diakses dari https://eprints.uny.ac.id/7720/5/lampiran%20-%20%2007110241010.

Diakses dari https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/07/program-adem-dorong-anakanak-papua-bangun-bangsa-indonesia

Hadi Suprayoga, 2009, Kajian Keserasian dan Keterpaduan Pengelolaan Pembangunan Daerah Tertinggal serta Uji Coba Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Tertinggal, Jakarta

Kambuaya Carlos, 2015, Pengaruh Motivasi, Minat , Kedisiplinan dan Adaptasi

diri terhadap Prestasi Belajar Siswa Peserta Program Afirmasi Pendidikan Menengah Asal Papua dan Papua Barat di Kota Bandung,

sial work jurnal, 106 – 208

Khatarina Riris, 2019, Otonomi Khusus Papua, Ed.1, Cet.1, Jakarta, Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Lisa Nyimas Agustrian, Rikan, M. Izzudin, 2018, Manajemen Program Life Skill di Rumah Singgah Al- Hafidz Kota Bengkulu, Journal of Community development, 7 – 12.

Lampiran Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah oleh Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1659/D6.4/LL/2016

Lampiran Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah oleh Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 0425/D6.4/LL/Februari 2018,

Lampiran Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah oleh Kementerin Pendidikan dan Kebudayaan Nomor :2772/D6.4/PD/2019.

Mudasir, 2011, Manajemen Kelas, Pekanbaru, Nusa Media Yogyakarta

Nuh Muhammad, 2014, Menyemai Kreator Peradaban, cet. 1, Jakarta, Zaman Putri Widya Nugrahani, M. Shaleh Soedy, Heru Ribawanto, 2013, Implementasi

Program Rehabilitas Sosial Daerah Kumuh Kota Surabaya, Malang, 144

- 149

Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, cet. 27, Alfabeta. CV Peraturan Presiden Nomor 65 tahun 2011 tentang Percepatan Pembangunan

Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus.

Referensi

Dokumen terkait

Epistemologi atau teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban

Tidak diperkenankan untuk keluar dari laboratorium anatomi selama jam praktikum , kecuali untuk kepentingan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dengan

Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme, belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan ditanggung oleh pemerintah

Dari fenomena yang muncul berdasarkan simulasi software elemen hingga, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang tegangan yang bekerja pada kait

Setelah melakukan semua pengujian terhadap alat pengambilan wudhu otomatis berbasis arduino, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Perakitan alat wudhu

sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 18 Tahun 1951 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 Republik Indonesia untuk Penggabungan Daerah

Pencegahan adalah tindakan/cara/ proses yang dilakukan agar seseorang atau sekelompok orang tidak melakukan tindak kekerasan di lingkungan satuan pendidikan. Upaya Pencegahan

Data yang diperoleh pada indikator kesepuluh, yakni: perkuliahan daring melalui aplikasi zoom lebih memberi kemudahan dalam berinteraksi antara dosen dengan