• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 2. Matriks SWOT Kearns"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

21

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. GAMBARAN OBJEK PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi kasus dari beberapa negara pengguna nuklir. Dimana negara-negara tersebut selain menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit listrik, beberapa negara juga menggunakan alternatif sumber energi lain untuk mencukupi kebutuhan pasokan listriknya.

Energi nuklir di berbagai negara pengguna ini merupakan penyumbang utama energi listrik. Hal ini dikarenakan perbandingan volume yang dihasilkan oleh energi nuklir dengan energi lain selain energi nuklir jauh lebih besar.

4.2. PEMBAHASAN HASIL ANALISIS 4.2.1. ANALISIS SWOT

Tabel 2. Matriks SWOT Kearns

Sumber : Hisyam, 1998

Dari Matriks SWOT di atas, dapat diketahui adanya kolom internal yang terdiri dari strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan). Kekuatan dan kelemahan yang dimaksud adalah kekuatan dan kelemahan yang ada dalam energi nuklir sendiri. Sedangkan untuk baris eksternal, terdiri dari oportunity (peluang) dan threath (ancaman). Peluang dan ancaman ini berasal dari luar energi nuklir. Berikut merupakan kekuatan, kelemahan, peluang (kesempatan) dan ancaman.

Keterangan:

Sel A: Comparative Advantages

Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.

EKSTERNAL

INTERNAL OPORTUNITY THREATH

STRENGTH Comparative Advantage Mobilization WEAKNESS Divestment/Investment Damage Control

(2)

22

Dalam penerapannya pada energi nuklir, pertemuan antara kekuatan energi nuklir seperti rendah emisi dan biaya listrik yang murah memberikan peluang bagi masyarakat untuk berkembang lebih cepat. Misalnya dengan biaya listrik yang murah, mendorong masyarakat untuk memanfaatkan tenaga listrik dengan lebih baik, sehingga perkembangan ekonomi dalam masyarakat semakin berkembang.

Sel B: Mobilization

Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk Comparative Advantage Divestment/Investment Damage Control Mobilization memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.

Pembuatan PLTN memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berbagai bahan dasar yang dibutuhkan dan alat pendukung yang lain memiliki nilai yang tidak sedikit. Pengembangannya juga membutuhkan dana yang besar. Dari kesemuanya tersebut dapat diminimalisirkan. Usaha yang dapat dilakukan salah satunya adalah pengembangan konsep reaktor nuklir yang disusun dengan struktur yang tepat oleh para tenaga ahli dan profesional dibidangnya. Ketepatan akan pembuatan reaktor ini akan membuat kenyamanan dari penduduk sekitar, sehingga mereka pun tidak perlu terbebani lagi dengan masalah lain yang berhubungan dengan keselamatan mereka. Hal ini tentunya akan membuat kemudahan akses bagi lingkungan sekitar terhadap dunia luar. Meski biaya pembuatan reaktor ini tidak sedikit, namun dengan bantuan dari para investor akan membantu meringankan beban keuangan. Bantuan yang diberikan oleh para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya pembuatan PLTN dan pengembangannya. Selain itu hubungan yang baik dengan negara pengguna nuklir dapat menjadi salah satu faktor penrik untuk investor masuk dalam bidang ini.

Sel C: Divestment/Investment

Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah

(3)

23

(melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).

Daur ulang limbah dengan cara yang tepat dapat dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Usaha ini dapat dilakukan untuk mencegah adanya kebocoran limbah yang dampaknya berakibat buruk bagi kesehatan. Selain itu, pembuatan pengungkungan hasil sisa produksi atau limbah akan menghilangkan kekhawatiran akan resiko limbah yang tinggi. Karena pengungkungan ini dilakukan akan limbah hanya berada pada satu kawasan dan tidak keluar kekawasan lain. Seperti sifat dari energi ini sendiri bahwa limbah yang di hasilkan dapat dikumpulkan dan diproses.

Sedangkan sisa biaya dari pengurangan biaya listrik dapat dialihkan untuk hal lain. Listrik yang murah dapat membantu masyarakat secara ekonomi. Selain itu, energi ini juga rendah emisi. Hal ini juga sudah melalui pengujian oleh beberapa ahli. Pengujian rendah emisi ini terbukti sebagai energi yang efektif. Selain dapat mengurangi biaya listrik, kesehatan kita juga terbantu dengan rendahnya emisi dari energi ini. Skala dalam jumlah besar akan terus diproduksi dengan pengolahan yang modern. Tentunya dengan pengolahan limbah yang modern pula. Dengan memperhatikan pencegahan pencemaran yang dihasilkan oleh limbah tersebut, industri akan mengalami perkembangan.

Sel D: Damage Control

Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

Biaya yang mahal tentunya menjadi kelemahan terhadap pembuatan energi ini. Namun, hal tersebut hanya berlaku untuk proses pembuatan. Sedangkan untuk setelahnya, energi ini akan menghasilkan banyak keuntungan bagi suatu negara, dilihat dari berbagai perkembangan tekhnologi yang nantinya muncul akan membuat industri semakin berkembang. Dilihat dari keuntungan yang lain, para industriawan pun tidak akan mengalami keluhan terhadap biaya listrik, karena listrik yang mereka pakai biayanya jauh lebih murah dengan daya pemakaian yang sama besarnya. Dari sisi masyaarakat menengah ke bawah, akan bisa merasakan adanya listrik yang murah yang awalnya belum bisa mereka konsumsi, akan semakin mudah diperoleh, sehingga

(4)

24

kesenjangan akan listrikpun tidak akan terlalu mengalami lonjakan yang drastis. Biaya yang diperoleh dari para investor dapat digunakan untuk meminimalisir biaya pembuatan dan pengembangan PLTN, selain itu dapat digunakan untuk membuat alat pengolahan limbah yang aman, sehingga diharapkan dengan adanya pembuatan PLTN ini tidak merugikan banyak pihak dan pencemaran yang dihasilkan dari limbah dapat diminimalisir.

Di bawah ini merupakan berbagai hal rinci yang memuat tentang kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman yang berasal dari energi nuklir.

Tabel 3

Kriteria SWOT Berdasarkan Sumber Data

Kekuatan

 Biaya bahan bakar rendah

 Rendah emisi

 Tidak mencemari udara

 Tidak menghasilkan gas-gas berbahaya

 Volume limbah kecil

 Biaya listrik murah

 Supply energi memungkinkan untuk beban pemakaian menengah hingga puncak

 Keselamatan penggunaan energi sudah ditanggung oleh Dewan Energi Atom

 Keamanan perubahan iklim

Kelemahan

 Biaya pembuatan yang mahal

 Resiko limbah yang tinggi

 Limbah radioaktif yang dihasilkan dapat bertahan ribuan tahun

(5)

25 Sumber: diolah oleh penulis

Tabel di atas mengindikasikan berbagai hal yang dialami oleh 17 negara pengguna energi nuklir. Kenyataan-kenyataan tersebut dialami oleh ke-17 negara ini ketika mereka sudah menggunakan energi nuklir dan menerapkannya baik sebagai energi utama maupun energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Sebagian besar dari negara-negara ini mendapatkan keuntungan lebih setelah menerapkan energi nuklir. Kekuatan dan kesempatan yang didapat oleh sebagian besar negara membuat mereka tidak beralih pada energi lain baik sebagai energi utama maupun energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Kekuatan diatas juga dimiliki oleh Indonesia. Karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ke -17 negara pengguna energi nuklir ini ada yang masih berupa negara berkembang, Indonesia juga memiliki kekuatan yang mendorong adanya penggunaan energi ini menjadi energi alternatif pembangkit listrik. Tenaga profesional yang dimiliki oleh Indonesia untuk pengadaan energi ini juga tidak perlu diragukan meski jumlahnya jika dibandingkan dengan negara maju tidak begitu banyak. Namun, hal ini sudah dibuktikan dengan adanya 3 reaktor nuklir yang sudah ada di negara Indonesia yaitu di Bandung (Jawa Barat), Serpong (Banten) dan Batan (Yogyakarta). Kesempatan yang ada dalam tabel juga sudah dialami oleh negara Indonesia. Seperti penggunaan dalam ilmu kedokteran. Meski masih dalam skala yang kecil, namun kesempatan yang diperoleh dengan Kesempatan

 Peningkatan GDP

 Hubungan kerjasama dengan negara pengguna nuklir

 Adanya kemudahan akses

 Berkurangnya hutang pemerintah

 Menjadi prospek yang menarik ketika harga minyak dan gas mengalami ketidakpastian

 Terjadinya perdagangan energi karena permintaan investasi yang tinggi

 Penelitian di bidang pendidikan semakin maju, terutama pada pertanian dan kedokteran

 Pengembangan teknologi

Ancaman

 Belum ada solusi untuk limbah

 Kebijakan yang dibuat belum bisa menjaga keselamatan publik

 Terjadinya korupsi dalam pengadaan proyek PLTN

 Biaya listrik menjadi mahal ketika pembiayaan berasal dari pemerintah dan tidak ada bantuan investor

(6)

26

adanya penggunaan energi nuklir dalam ilmu kedokteran dalam skala kecil ini sudah bisa dirasakan secara langsung. Untuk ancaman dan kelemahan dengan adanya penggunaan energi ini belum terlalu dirasakan oleh Indonesia, karena penggunaannya masih dalam skala yang kecil.

Gambar 1

Diagram Analisis SWOT

Sumber : Freddy Rangkuti, 2005

KUADRAN I

Kuadran ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Energi nuklir memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan maksimal. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang agresif. Dengan adanya energi nuklir, kekuatan-kekuatan seperti rendahnya emisi, biaya listrik yang murah, keamanan perubahan iklim, dan rendahnya biaya bahan bakar membuat peluang seperti peningkatan GDP, berkurangnya hutang pemerintah, kemudahan akses dan semakin majunya teknologi semakin cepat dirasakan. Hal ini dikarenakan semakin cepatnya atau semakin cepat strategi agresif ini diterapkan akan membuat peluang yang ada semakin cepat diperoleh

Berbagai Peluang Kelemahan Internal Kekuatan Internal Berbagai Ancaman

I. Mendukung Strategi Agresif

II. Mendukung Strategi Diversifikasi III. Mendukung Strategi Turnaround

(7)

27 KUADRAN II

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, energi nuklir ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Di dalam kuadran ini, ketika dapat memanfaatkan kekuatan dengan baik, ancaman yang terjadi dapat ditanggulangi. Dalam energi nuklir, ancaman yang diperoleh seperti terorisme, belum ada solusi untuk limbah dan biaya listrik yang mahal karena pendanaan ditanggung oleh pemerintah dapat dimininalisir dengan kekuatan semakin majunya teknologi, semakin didapat solusi untuk limbah. Seperti dibangunnya dinding permanen, hingga pengolahan limbah kembali, sehingga biaya listrik yang mahal juga mampu dikendalikan dengan proses daur ulang limbah energi nuklir ini.

KUADARAN III

Energi nuklir menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus dalam proyek energi nuklir ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Teknologi yang semakin modern, hubungan yang baik dengan negara pengguna nuklir dapat meminimalkan resiko limbah yang tinggi dan biaya proyek PLTN yang mahal. Hal ini dikarenakan hubungan yang baik akan membuat kemudahan berbagai akses, sehingga dapat menarik investor masuk dalam bidang ini. Masuknya investor dapat menyumbang berbagai teknologi pula untuk meminimalkan resiko limbah. Merupakan peluang yang bagus ketika strategi turnaround ini digunakan.

KUADRAN IV

Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, energi nuklir tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Pada kuadran ini, energi nuklir menjadi energi yang riskan untuk digunakan sebagai pembangkit listrik. Karena kelemahan-kelemahan dari energi ini seperti resiko limbah, bahayanya radiasi energi nuklir dan mahalnya proyek PLTN membuat ancaman terorisme dan tindakan korupsi akan semakin terasa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari studi literatur, energi nuklir berpeluang masuk dalam kuadran pertama. Artinya energi nuklir ini memiliki prospek yang bagus karena

(8)

28

pada kondisi yang menguntungkan. Kebijakan yang cocok dipakai untuk penggunaan energi ini adalah kebijakan yang agresif. Semakin cepat kebijakan ini diterapkan semakin cepat pula masyarakat merasakan keuntungan dari energi ini. Negara para pengguna energi nuklir ini menggunakan berbagai kondisi dan situasi untuk membuat energi nuklir menjadi lebih berarti dalam penggunaannya sebagai pembangkit tenaga listrik.

4.3. ANALISIS MANFAAT BIAYA

Tabel. 4

Manfaat biaya dengan nuklir

Peneliti Biaya Yang Dikeluarkan Manfaat Yang Diperoleh Bruce Doern, 2009 Andrew C Dr. S. K. Jain, 2007 Wettmann, 2011 Leonid Andreev, 2011 WEC, 2007 Tomas Kaberger, 2007 Rolf Ribi, 2009 Daniel Flemes, 2006 EIA, 2012 Sudarno, 2009 1. Pendanaan yang mahal *** 2. Pembuatan kebijakan ** 3. Biaya pembuatan daur ulang limbah nuklir *

4. Resiko kesehatan bila terjadi kebocoran *** 5. Biaya listrik mahal

*

6. Ketergantungan pada pajak * 7. Internasional

Embargo **

1. Biaya listrik yang murah *** 2. Energi yang dihasilkan

memungkinkan beban

pemakaian listrik dari skala pemakaian menengah hingga pemakaian puncak energi listrik. *

3. Utang pemerintah berkurang * 4. Rendah emisi **

5. Prospek yang menguntungkan dari segi permintaan investasi yang tinggi **

6. Terjalinnya hubungan yang baik antar negara pengguna energi nuklir. *

7. Pengembangan teknologi ** 8. Menyediakan keberlanjutan

listrik *

9. Menghemat biaya bahan bakar * Keterangan : *satu negara, ** 2-5 negara, *** ≥6 negara dari 17 negara pengguna nuklir

(9)

29

Berdasar pada tabel diatas, hampir semua dari 17 negara pengguna energi nuklir menerima manfaat yang positif dengan penggunaan energi nuklir ini sebagai energi alternatif. Negara-negara yang memperoleh manfaat ini melihat nuklir sebagai energi yang positif. Positif disini diartikan dengan rendahnya emisi yang dihasilkann dan yang secara langsung dapat dirasakan oleh konsumen energi nuklir adalah murahnya harga penggunaan energi ini. Sehingga jumlah manfaat yang dapat dirasakan oleh para pengguna energi nuklir semakin bertambah dengan tetapnya jumlah biaya yang harus dikeluarkan.

Tabel. 5

Manfaat biaya tanpa energi nuklir

Pengarang Resiko Yang Diambil Manfaat Yang Diperoleh Bruce Doern, 2009 Andrew C Dr. S. K. Jain, 2007 Wettmann, 2011 Leonid Andreev, 2011 WEC, 2007 Tomas Kaberger, 2007 Rolf Ribi, 2009 Daniel Flemes, 2006 EIA, 2012 Sudarno, 2009

1. Terjadinya GRK (Gas Rumah Kaca)*

2. Biaya listrik relatif mahal * 3. Supply energi tidak

memungkinkan untuk beban pemakaian menengah hingga puncak **

4. Dihasilkannya gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan *** 5. Energi terbarukan sudah tidak

relevan lagi *

6. Adanya eksploitasi sumber daya *

1. Bahan baku tidak perlu impor *** 2. Pendanaan tidak terlalu besar * 3. Tidak adanya internasional embargo *

Keterangan : *satu negara, ** 2 negara, *** negara dari 17 negara pengguna nuklir

Untuk tabel kedua, manfaat dan biaya tanpa menggunakan energi nuklir tidak sedikit negara dari 17 negara pengguna energi nuklir ketika mereka tidak menerapkan energi ini sebagai energi alternatif maupun energi utama membuat biaya yang dikeluarkan semakin besar. Jadi, biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian energi lain selain energi nuklir sebagai energi alternatif dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang bisa diperoleh. Karena dampak yang terjadi secara langsung dirasakan oleh konsumen dan lingkungan. Seperti harga listrik yang mahal dan adanya eksploitasi sumber daya alam.

(10)

30 4.3. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Uranium merupakan barang bagus untuk digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir karena uranium selain di Indonesia memiliki tambang bahan baku ini, nuklir juga bisa menyediakan pasokan listrik yang cukup mumpuni dan murah untuk bisa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia (tabel kebutuhan listrik di Indonesia). Berikut merupakan grafik kebutuhan masyarakat Indonesia akan konsumsi listrik dengan memanfaatkan berbagai sumber daya alam energi yang ada.

Gambar 1 Gambar Grafik Proyeksi Primer Penggunaan Energi (Sumber : Handbook EE 2006)

Dengan berdasar pada grafik di atas, Indonesia memiliki berbagai sumber daya alam yang melimpah untuk digunakan sebagai sumber energi. Namun, berdasarkan survei yang ada, lebih dari 50% konsumsi energi diduduki oleh batubara dan gas alam. Sisanya dipasok dari energi minyak sebesar 13 persen dan energi terbarukan 15 persen (Himpunan Mahasiswa Universitas Serambi Mekah, 2009). Energi nuklir berpotensi menekan pemakaian listrik hingga 18 persen dan bahan bakar sampai 8 persen. Selain itu, ketergantungan terhadap bahan bakar fosil memberikan dampak pada polusi gas rumah kaca (terutama CO2) akibat pembakaran bahan bakar fosil. Pemakaian energi nuklir sebagai sumber bahan bakar juga mampu mengurangi polutan CO2 sampai 8 persen yang berarti PLTN dipersepsi sebagai sumber energi yang ramah lingkungan

0 100 200 300 400 500 600 700 1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 Minyak Bumi Batubara Gas CBM Tenaga Air PanasBumi Nuklir EBT Lainnya Biofuel BBBC

(11)

31

Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah dan disandingkan dengan hasil analasis di atas. Energi nuklir masih merupakan energi yang ramah lingkungan dibandingkan dengan energi lain. Dan hanya energi nuklir yang tidak menghasilkan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan.

Sementara itu, tentunya penggunaan energi ini diperlukan regulasi yang mengatur tentang keamanan dan keselamatan pengguna energi nuklir. Tanpa adanya regulasi yang mendukung tentang kebijakan penggunaan energi nuklir, energi ini akan sulit untuk diterapkan pada suatu negara.

4.3.1. Internasional

Beberapa negara seperti Slovenia, Afrika Selatan, Amerika Serikat dan Pakistan menggunakan beberapa regulasi yang dibuat oleh pemerintah untuk mendukung terselenggaranya penggunaan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik di negara mereka. Regulasi yang dibuat oleh dewan atom dan energi di negara mereka masing-masing. Selain itu, regulasi yang dibuat digunakan untuk mendukung kesejahteraan dan keselamatan pengguna energi nuklir dengan tujuan untuk keselamatan dan keberlanjutan lingkungan. Regulasi yang dibuat bersifat peluang. Sehingga, berbagai pihak yang terkait dengan energi ini seperti pengguna dan pelaksana proyek pembangunan PLTN akan merasa terjaga keselamatannya.

4.3.2. Nasional

Di Indonesia sendiri, beberapa regulasi juga dibuat untuk mendukung terselenggaranya energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik. Regulasi ini mengatur tentang ketenaganukliran, ketentuan tentang instalasi nuklir dan keselamatan pengangkutan zat radioaktif. Selain itu, Pengelolaan Limbah Radioaktif, Keselamatan Radiasi dan Baku Tingkat Radioaktivitas di Lingkungan juga menjadi beberapa regulasi yang dibuat. Kebijakan ini sudah mencakup sebagian besar elemen yang terdapat dalam penggunaan energi nuklir. Seperti keselamatan pengguna energi nuklir, tenaga kerja pembangun proyek energi nuklir, hingga keselamatan terhadap lingkungan menjadi bahan pertimbangan pembuatan regulasi ini. Indonesia, setelah memiliki beberapa regulasi ini, harusnya mampu untuk menerapkan energi ini sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik, karena regulasi yang dibuat bersifat sebagai peluang yang bila secara cepat diterapkan akan semakin cepat manfaat dan keuntungan yang dapat dirasakan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,

(12)

32

karakter dari 17 negara pengguna energi nuklir tidak hanya berasal dari negara maju tetapi juga negara berkembang, membuat Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan negara lain untuk bisa menggunakan energi nuklir sebagai energi alternatif pembangkit tenaga listrik. Teknologi yang digunakan oleh negara berkembang yang termasuk dalam 17 negara pengguna energi nuklir memang belum bisa dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh negara maju. Namun, negara berkembang ini memiliki perkembangan teknologi tersendiri dengan belajar dari negara maju, sehingga alat-alat teknologi yang digunakan meski berada pada kualitas kedua tapi teknologi yang digunakan tidak kalah bagus dengan teknologi negara maju. Hubungan yang terbentuk karena adanya proses adopsi teknologi memiliki keuntungan tersendiri dalam proses pengembangan energi nuklir. Dengan adanya hal tersebut, tentunya Indonesia juga mampu untuk dapat meraih kesempatan ini dengan memilih energi nuklir menjadi energi alternatif pembangkit tenaga listrik.

Gambar

Tabel  di  atas  mengindikasikan  berbagai  hal  yang  dialami  oleh  17  negara  pengguna  energi  nuklir
Gambar 1  Gambar Grafik Proyeksi Primer Penggunaan Energi   (Sumber : Handbook EE 2006)

Referensi

Dokumen terkait

Studi yang lebih lokal dengan memanfaatkan gempa volcanotectonic (VT) menunjukkan bahwa gempa-gempa tersebut terjadi di kedalaman maksimal 5 km di bawah

Berbagai bencana alam yang kerap terjadi di Jawa Tengah tidak menjadikan sektor ini pertumbuhannya negatif, tapi sebaliknya menjadi sektor yang dapat tumbuh lebih cepat

Matriks SWOT dapat menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi pengembangan usaha agribisnis pembibitan kakao sambung pucuk di Kecamatan Marioriwawo

14 | Conference on Economic and Business Innovation Setelah dilakukan perhitungan dan analisis pada rasio solvabilitas, diperoleh hasil bahwa pada debt equity ratio dan debt ratio

Berdasarkan data di atas, pertambahan penduduk Kota Yogyakarta yang disebabkan oleh mobilitas permanen relatif sedikit (+1.947 jiwa), sehingga dapat dipastikan bahwa

Begitu juga dengan Tindakan Komunikatif yang terjadi pada saat pernikahan Adat Batak Toba, Dalam setiap tindakan yang dilakukan dalam Upacara Pernikahan Adata

Adapun judul dari skripsi ini adalah : Penggunaan Gambar Meme Terhadap Kepuasan Khalayak di Kalangan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (Studi Korelasional Penggunaan

diberikan. 2) Akomodasi : Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan