• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 01 Surat Izin Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lampiran 01 Surat Izin Penelitian"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

Lampiran 08 Rubrik Penilaian Keterampilan Membaca

RUBRIK PENILAIAN KETERAMPILAN MEMBACA Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Singaraja

Komp. Keahlian : Usaha Perjalanan Wisata dan Perhotelan Tahun Pelajaran : 2020/2021

Jenis tes : Tes objektif (pilihan ganda, mengisi rumpang dan menjodohkan kata)

Skor akhir diperoleh dengan cara:

Siswa diminta untuk membaca teks pada tes. Soal yang diberikan berkaitan dengan teks. Masing-masing soal diberikan 1 poin untuk setiap jawaban benar siswa.

Jenis tes : Membaca nyaring dan tes lisan KRITERIA PENILAIAN

Skor Ketepatan pengucapan Jawaban atas pertanyaan lisan Kesesuaian dengan pertanyaan Tata bahasa 4 Teks dibaca dengan nada

dan pengucapan yang benar

Siswa mampu menjawab pertanyaan secara lisan sesuai isi teks yang dibaca

Siswa mampu menjawab pertanyaan secara lisan dengan tata bahasa yang benar

3 Teks dibaca dengan nada dan pengucapan yang benar dengan sedikit kesalahan

Siswa mampu menjawab pertanyaan secara lisan dengan sedikit kesalahan

Siswa mampu menjawab pertanyaan secara lisan dengan sedikit kesalahan tata bahasa

2 Teks dibaca dengan nada dan pengucapan yang kurang sesuai, dengan cukup banyak kesalahan baca

Siswa belum mampu menjawab pertanyaan secara lisan, perlu bimbingan dalam menjawab

Siswa belum mampu menjawab

pertanyaan secara lisan, perlu bimbingan dalam menjawab

1 Teks dibaca dengan nada dan pengucapan yang kurang sesuai dengan banyak kesalahan baca

Siswa belum mampu menjawab pertanyaan secara lisan, perlu bimbingan dan penjelasan lebih lanjut tentang isi teks

Siswa belum mampu menjawab

pertanyaan secara lisan, perlu bimbingan dan penjelasan lebih lanjut tentang tata bahasa

Skor akhir diperoleh dengan cara:

NO Kriteria penilaian Skor

1 Ketepatan pengucapan 1-4

2 Jawaban tes lisan terkait kesesuaian denga nisi teks 1-4

3 Tata bahasa 1-4

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

Lampiran 12 Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI KELAS X SMK NEGERI

1 SINGARAJA

Identitas

Nama guru :

Tema/Subtema/Pemb :

Kelas :

No Item/Butir Ceklist Tanggapan

Ya Tidak

1. Memberikan penghargaan berupa pujian, tepuk tangan,

dan lain-lain terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran daring berlangsung.

2. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tulis. 3. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes lisan. 4. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan penugasan. 5. Melaksanakan penilaian sikap dengan observasi.

6. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian diri. 7. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian antar

(36)

Catatan :

8. Melaksanakan penilaian sikap dengan jurnal. 9. Melaksanakan penilaian sikap dengan wawancara.

10. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian kinerja.

11. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk.

12. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan proyek.

13. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian portofolio.

14. Memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar.

15. Tugas yang diberikan mencerminkan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kehidupan seharinya.

16. Mengadakan penilaian selama dan sesudah proses Pembelajaran daring berlangsung.

(37)

Lampiran 13 Lembar Hasil Observasi

LEMBAR HASIL OBSERVASI PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI KELAS X SMK NEGERI 1 SINGARAJA

Identitas

Nama guru :

Putu Arry Krisdayanthi. S.Pd Tema/Subtema/Pemb :

Pengenalan Huruf Jepang Kelas: X B APH

(38)

No. Item/Butir Ceklist

Observasi I Tanggapan

Ya Tidak

1. Memberikan penghargaan berupa pujian, tepuk tangan, dan lain-lain terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran daring berlangsung.



2. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tulis.  

3. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes lisan.  4. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan penugasan. 

5. Melaksanakan penilaian sikap dengan observasi. 

6. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian diri. 

7. Melaksanakan penilaian peserta didik.

sikap dengan penilaian antar 

8. Melaksanakan penilaian sikap dengan jurnal. 

9. Melaksanakan penilaian sikap dengan wawancara. 

10. Melaksanakan penilaian penilaian kinerja.

keterampilan siswa dengan 

11. Melaksanakan penilaian peniaian produk.

(39)

Catatan :

1. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian diri tidak dilaksanakan?

Alasannya: karena waktu yang tersedia tidak memadai, jadi pada saat itu hanya dilakukan observasi.

2. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik tidak dilaksanakan? Alasannya: karena waktu yang tersedia tidak memadai, pada saat itu hanya dilakukan observasi.

12. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan proyek

 

13. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian portofolio.

 

14. Memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar.



15. Tugas yang diberikan mencerminkan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kehidupan seharinya.



16. Mengadakan penilaian selama dan sesudah proses pembelajaran daring berlangsung.

(40)

3. Mengapa penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk dan penilaian proyek tidak dilaksanakan?

Alasannya : Karena saat pembelajaran daring untuk memberikan tugas produk atau tugas proyek kepada siswa untuk pengerjaanya kurang efektif untuk dilaksanakan.

4. Mengapa penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio tidak dilaksanakan?

Alasannya: Karena pembelajaran dengan sistem daring, maka untuk penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio cukup susah untuk dilaksanakan. Selain itu, penilaian portofolio mencakup hal yang luas seperti rangkuman tugas siswa, prestasi peserta didik, hasil karya peserta didik dan bisa berupa laporan. Sehingga, hal tersebut cukup susah untuk dilaksanakan mengingat waktu yang terbatas dan kondisi seperti saat ini.

5. Mengapa memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar tidak dilaksanakan?

Alasannya: karena pengayaan dan remedial yang diberikan oleh guru dilakukan setelah tes tulis.

(41)

LEMBAR HASIL OBSERVASI

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI KELAS X SMK NEGERI 1 SINGARAJA

Identitas

Nama guru : Putu Arry Krisdayanthi. S.Pd Tema/Subtema/Pemb :

Jiko shoukai (perkenalan diri) Kelas: X A APH No. Item/Butir Ceklist Observasi II Tanggapa n Ya Tidak

1. Memberikan penghargaan berupa pujian, terhadap aktivitas siswa pada saat pembelajaran secara daring.



2. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tulis.   3. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes lisan. 

4. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan penugasan.  5. Melaksanakan penilaian sikap dengan observasi. 

6. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian diri. 

(42)

peserta didik.

8. Melaksanakan penilaian sikap dengan jurnal. 

9. Melaksanakan penilaian sikap dengan wawancara. 

10. Melaksanakan penilaian penilaian kinerja.

Keterampilan siswa dengan 

11. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan

dengan penilaian produk.

 

12. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan

dengan proyek.

 

13. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian portofolio.

 

14. Memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar.



15. Tugas yang diberikan mencerminkan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kehidupan seharinya.



16. Mengadakan penilaian selama dan sesudah proses pembelajaran secara daring berlangsung.

(43)

Catatan :

Berikut ini merupakan hasil observasi selanjutnya yang tidak dapat terlaksana selama pembelajaran daring sehingga ada beberapa hal dapat disampaikan sebagai berikut.

1. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian diri tidak dilaksanakan Alasannya: karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring serta waktu yang tersedia tidak memadai, jadi pada saat itu hanya dilaksanakan observasi dan mengamati melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media WA.

1 Mengapa penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik tidak dilaksanakan? Alasannya: Karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring serta waktu yang tersedia tidak memadai, pada saat itu hanya dilaksanakan observasi atau pengamatan melalui media WA.

2 Mengapa penilaian sikap dengan wawancara tidak dilaksanakan? Alasannya:Karena, proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring sehingga penilaian sikapnya dapat dilihat melalui observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran daring saja.

3 Mengapa penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk dan penilaian proyek tidak dilaksanakan? Alasannya : Karena saat pembelajaran daring untuk memberikan tugas produk atau tugas proyek kepada siswa untuk pengerjaanya kurang efektif untuk dilaksanakan.

4 Mengapa penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio tidak dilaksanakan? Alasannya: Karena pembelajaran dengan sistem daring, maka untuk penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio cukup susah untuk dilaksanakan. Selain itu, penilaian portofolio mencakup hal yang luas seperti rangkuman tugas siswa, prestasi peserta didik, hasil karya peserta didik dan

(44)

bisa berupa laporan. Sehingga, hal tersebut cukup susah untuk dilaksanakan mengingat waktu yang terbatas dan kondisi seperti saat ini. Oleh karena itu untuk penilaian portofolio saat pembelajaran daring ini belum dapat dilaksanakan.

(45)

LEMBAR HASIL OBSERVASI

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI KELAS X SMK NEGERI 1 SINGARAJA

Identitas

Nama guru : Putu Arry Krisdayanthi. S.Pd Tema/Subtema/Pemb : Ichinichi no katsudou

Kelas : X C APH

No. Item/Butir Ceklist

Observasi III

Tanggapan

Ya Tidak

1. Memberikan penghargaan berupa pujian, terhadap aktivitas siswa pada saat pembelajaran secara daring.



2. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tulis.   3. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes lisan.  4. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan penugasan. 

5. Melaksanakan penilaian sikap dengan observasi. 

6. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian diri. 

7. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik.



(46)

9. Melaksanakan penilaian sikap dengan wawancara.  10. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan

penilaian kinerja.



11. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk.

 

12. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan proyek.

 

13. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian portofolio.

 

14. Memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar.



15. Tugas yang diberikan mencerminkan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kehidupan seharinya.



16. Mengadakan penilaian selama dan sesudah proses pembelajaran secara daring berlangsung.



Catatan :

1. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian diri tidak dilaksanakan? Alasannya: Karena pada saat proses pembelajaran dilaksanakan secara daring serta waktu yang tersedia tidak memadai, sehingga pada saat itu hanya dilaksanakan observasi dan guru mengamati melalui

(47)

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media WA.

2. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik tidak dilaksanakan?

Alasannya: Karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring serta waktu yang tersedia tidak memadai, pada saat itu hanya dilaksanakan observasi atau pengamatan melalui media WA

3. Mengapa penilaian sikap dengan wawancara tidak dilaksanakan? Alasannya:Karena, proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring sehingga penilaian sikapnya dapat dilihat melalui observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran daring saja. Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring dan menggunakan media WA.

4. Mengapa penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk dan penilaian proyek tidak dilaksanakan?

Alasannya : Karena saat pembelajaran daring untuk memberikan tugas produk atau tugas proyek kepada siswa untuk pengerjaanya kurang efektif untuk dilaksanakan.

5. Mengapa penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio tidak dilaksanakan? Alasannya: Karena pembelajaran dengan sistem daring, maka untuk penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio cukup susah untuk dilaksanakan. Selain itu, penilaian portofolio mencakup hal yang luas seperti rangkuman tugas siswa, prestasi peserta didik, hasil karya peserta didik dan bisa berupa laporan. Sehingga, hal tersebut cukup susah untuk dilaksanakan mengingat waktu yang

(48)

terbatas dan kondisi seperti saat ini. Oleh karena itu untuk penilaian portofolio saat pembelajaran daring ini belum dapat dilaksanakan.

(49)

LEMBAR HASIL OBSERVASI

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI KELAS X SMK NEGERI 1 SINGARAJA

Identitas

Nama guru : Putu Arry Krisdayanthi. S.Pd

Tema/Subtema/Pemb : JIKAN (penyebutan waktu) Kelas : X UPW A

No. Item/Butir Ceklist

Observasi IV Tanggapan

Ya Tidak

1. Memberikan penghargaan berupa pujian, terhadap aktivitas siswa pada saat pembelajaran secara daring.



2. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tulis.   3. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes lisan. 

4. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan penugasan. 

5. Melaksanakan penilaian sikap dengan observasi. 

6. Melaksanakan penilaian sikap dengan penilaian diri. 

7. Melaksanakan

peserta didik.

penilaian sikap dengan penilaian antar 

8. Melaksanakan penilaian sikap dengan jurnal. 

(50)

10. Melaksanakan penilaian kinerja.

penilaian Keterampilan siswa dengan 

11. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk.

 

12. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan proyek.

 

13. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian portofolio.

 

14. Memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar.



15. Tugas yang diberikan mencerminkan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kehidupan seharinya.



16. Mengadakan penilaian selama dan sesudah proses

pembelajaran secara daring berlangsung.



Catatan :

1. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian diri tidak dilaksanakan? Alasannya: karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media WA, serta waktu yang tersedia tidak memadai, jadi pada saat itu hanya dilaksanakan observasi dan pengamatan saja.

(51)

2. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik tidak dilaksanakan?

Alasannya: Karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media WA serta waktu yang tersedia tidak memadai, pada saat itu hanya dilaksanakan observasi atau pengamatan.

3. Mengapa penilaian sikap dengan wawancara tidak dilaksanakan? Alasannya:Karena, proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring sehingga penilaian sikapnya dapat dilihat melalui observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran daring saja.

4. Mengapa penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk dan penilaian proyek tidak dilaksanakan?

Alasannya : Karena saat pembelajaran daring untuk memberikan tugas produk atau tugas proyek kepada siswa untuk pengerjaanya kurang efektif untuk dilaksanakan.

5. Mengapa penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio tidak dilaksanakan?

Alasannya: Karena pembelajaran dengan sistem daring, maka untuk penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio cukup susah untuk dilaksanakan. Selain itu, penilaian portofolio mencakup hal yang luas seperti rangkuman tugas siswa, prestasi peserta didik, hasil karya peserta didik dan bisa berupa laporan. Sehingga, hal tersebut cukup susah untuk dilaksanakan mengingat waktu yang terbatas dan

(52)

kondisi seperti saat ini. Oleh karena itu untuk penilaian portofolio saat pembelajaran daring ini belum dapat dilaksanakan.

(53)

LEMBAR HASIL OBSERVASI

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG DI KELAS X SMK NEGERI 1 SINGARAJA

Identitas

Nama guru : Putu Arry Krisdayanthi. S.Pd Tema/Subtema/Pemb : Kazoku

Kelas : X UPW B

No. Item/Butir Ceklist

Obser vasi V Tangg apan Ya Tidak

1. Memberikan penghargaan berupa pujian, terhadap aktivitas siswa pada saat pembelajaran secara daring.



2. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tulis.   3. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes lisan.  4. Melaksanakan penilaian pengetahuan dengan penugasan. 

5. Melaksanakan penilaian sikap dengan observasi. 

(54)

7. Melaksanakan peserta didik.

Penilaian sikap dengan penilaian antar 

8. Melaksanakan penilaian sikap dengan jurnal. 

9. Melaksanakan penilaian sikap dengan wawancara. 

10. Melaksanakan penilaian kinerja

penilaian keterampilan siswa dengan 

11. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk.

 

12. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan proyek.

 

13. Melaksanakan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian portofolio.

 

14. Memberikan tindak lanjut berupa pengayaan, remedial, atau tugas terhadap hasil belajar.



15. Tugas yang diberikan mencerminkan pengalaman atau kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam kehidupan seharinya.



16. Mengadakan penilaian selama dan sesudah proses pembelajaran secara daring berlangsung.



Catatan :

1. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian diri tidak dilaksanakan? Alasannya: karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media WA, serta waktu yang tersedia tidak

(55)

memadai, jadi pada saat itu hanya dilaksanakan observasi dan pengamatan.

2. Mengapa penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik tidak dilaksanakan?

Alasannya: Karena proses pembelajaran dilaksanakan secara daring dengan menggunakan media WA serta waktu yang tersedia tidak memadai, pada saat itu hanya dilaksanakan observasi atau pengamatan .

3. Mengapa penilaian sikap dengan wawancara tidak dilaksanakan? Alasannya:Karena, proses pembelajaran yang dilaksanakan secara daring sehingga penilaian sikapnya dapat dilihat melalui observasi atau pengamatan.

4. Mengapa penilaian keterampilan siswa dengan penilaian produk dan penilaian proyek tidak dilaksanakan?

Alasannya : Karena saat pembelajaran daring untuk memberikan tugas produk atau tugas proyek kepada siswa untuk pengerjaanya kurang efektif untuk dilaksanakan.

5. Mengapa penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio tidak dilaksanakan?

Alasannya: Karena pembelajaran dengan sistem daring, maka untuk penilaian keterampilan dengan penilaian portofolio cukup susah untuk dilaksanakan. Selain itu, penilaian portofolio mencakup hal yang luas seperti rangkuman tugas siswa, prestasi peserta didik, hasil karya peserta didik dan bisa berupa laporan.

(56)

Sehingga, hal tersebut cukup susah untuk dilaksanakan mengingat waktu yang terbatas dan kondisi seperti saat ini. Oleh karena itu untuk penilaian portofolio saat pembelajaran daring ini belum dapat dilaksanakan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa, penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Jepang yang terdiri dari 3 penilaian yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan pada masing-masing penilaian terdapat teknik penilaian. Seperti penilaian pengetahuan dengan teknik tes lisan serta penugasan. Kemudian, penilaian sikap yaitu menggunakan jurnal penilaian sikap sebagai acuan dalam menilai sikap siswa selama proses pembelajaran daring berlangsung. Serta penilaian keterampilan dengan teknik penilaian kinerja.

(57)

Lampiran 14

Hasil Wawancara

Nama guru pengajar bahasa Jepang di SMK Negeri 1 Singaraja : Putu Arry Krisdayanthi. S.Pd

Hari/tanggal : Jumat, 20 November 2020 Waktu : 08.00-09.15 Wita

No Pertanyaan Tanggapan

1. Apakah benar penilaian yang ibu terapkan di SMK Negeri singaraja yaitu penilaian autentik

khususnya dalam

pembelajaran bahasa Jepang?

Ya benar, penilaian yang saya terapkan yaitu penilaian autentik. 2. Apakah benar penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMK Negeri 1 Singaraja berbasis kurikulum 2013?

Ya benar, penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Jepang berbasis kurikulum 2013.

(58)

3. Semenjak kapan penilaian autentik dalam pembelajaran

bahasa Jepang

dilaksanakan?

Kalau di SMK Negeri 1 Singaraja, itu dulu pernah ada pelajaran bahasa Jepang,sebelum kurikulum 2013. Kemudian sempat hilang selama tiga tahunan. Lalu pada tahun 2017 mulai lagi ada pelajaran bahasa Jepang dan menggunakan penilaian autentik sesuai dengan kurikulum 2013.

4. Teknik penilaian autentik apa saja yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran bahasa Jepang?

Kalau penilaian pengetahuannya yaitu tes pemahaman. Biasanya tugas dan penilaian harian. Misalnya penilaian tugas serta penilaian harian. Kalau untuk penilaian sikapnya teknik yang digunakan itu adalah observasi atau pengamatan. Kemudian kalau untuk penilaian keterampilan terdiri dari penilaian kinerja.

5. Bagaimana cara ibu membuat instrumen dalam penilaian autentik?

Ya harus disesuaikan. Misalkan mengajarkan tentang kaiwa. Percakapan antara dua orang. Jadi cara membuat instrumennya itu harus disesuaikan dan untuk

(59)

instrumen penilaian autentik itu tentu ada. Seperti dalam hal ini kan menggunakan rubrik penilaian. Misalnya, apakah ungkapannya sudah benar atau hatsuonnya sudah benar. Kemudian Kosakatanya juga diperhatikan, apakah sudah benar atau belum. Selain itu, kalimatnya juga apakah sudah benar atau belum. Kemudian bagaimana interaksi mereka berdua, apakah bagus atau tidak. Jadi itu pengajaran mengenai kaiwa. Sesuai dengan rubrik penilaiannya. Berbeda juga dengan sakubun. Kalau sakubun yang dinilai itu adalah ketepatan kalimatnya. Kosa katanya benar atau tidak. Kemudian pola kalimatnya juga dinilai benar atau tidak. Dan cara happyounya atau cara menyampaikan isi dari sakubun seperti apa itu juga dinilai.

6. Instrumen apa saja yang ibu gunakan

Instrumen penilaiannya yaitu ada rubrik penilaian dan catatan anekdot.

(60)

dalam penilaian autentik? 7. Bagaimana penguasaan ibu mengenai kurikulum 2013, terutama mengenai sistem penilaiannya?

Kalau kurikulum 2013 itu memang kelihatannya ribet ya, karena banyak intrumen penilaiannya. Tetapi, dijaman sekarang kurikulum 2013 itu sudah bagus. Cara penilaiannya ya memang harus seperti itu. Jadi siswa itu memang harus bisa praktik juga, tidak hanya mengerti teori saja tapi praktik juga harus bisa. Sehingga kedua itu harus seimbang. Karena saya di SMK Negeri 1 Singaraja mengajar perhotelan pariwisata, jadi anak itu dituntut harus bisa ngomong atau bicara bahasa Jepang. Jadi, siswa dituntut untuk lebih aktif juga. Sehingga kebanyakan penilaiannya itu adalah diketerampilan. Keterampilannya itu seperti kaiwa dan membuat sakubun tentang idola misalnya. Kemudian perkacapan di lobby

(61)

hotel, itu juga dinilai bagaimana

percakapannya sudah baik atau belum.

8. Terkait dengan

penilaian autentik di

SMK Negeri 1

Singaraja ada berapa jumlah kompetensi keahlian di kelas X?

Di kelas X terdapat dua kompetensi keahlian, seperti kompetensi keahlian UPW (Usaha Perjalanan Wisata) dan APH (Akomodasi Perhotelan) yang dimasing-masing kompetensi keahlian tersebut dibagi lagi kelasnya. Kalau dikompetensi keahlian UPW dibagi menjadi dua kelas, sedangkan kompetensi keahlian APH dibagi menjadi tiga kelas. Selain itu kosa kata juga diperhatikan. Misalnya saja kompetensi keahlian UPW kosa kata yang digunakan itu ya sesuai ketika siswa berada di tempat wisata tersebut. Kemudian kalau kompetensi keahlian APH kosa katanya juga tidak jauh- jauh dari perhotelan.

(62)

9. Bagaimana cara ibu melaksanakan

penilaian autentik pada pembelajaran bahasa Jepang?

Dengan cara observasi dan menggunakan rubrik penilaian. Masing-masing penilaian seperti penilaian pengetahuan, sikap dan penilaian keterampilan sudah ada rubrik penilaiannya.

10 Dalam penerapannya apakah ada hal khusus yang ibu lakukan seperti memberi penghargaan atau apresiasi?

Tentu saja ada. Apresiasi dan penghargaan diberikan dalam bentuk verbal, berupa pujian terhadap respon siswa, serta tambahan poin nilai bila diperlukan.

11. Kemudian selain memberikan

apresisasi, bagaimana ibu menilai aspek pengetahuan dengan tes tulis dan lisan?

Pada tes tulis dan lisan tentu saja ada rubrik peniliaian pemgetahuan juga.

12. Mengapa penilaian pengetahuan dengan tes lisan perlu dilaksanakan?

Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan. Serta mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapi atau belum.

(63)

13. Selanjutnya apakah ibu memberikan tugas sebagai tambahan penilaian?

Iya, jika waktunya memungkinkan.

Pemberian tugas diberikan dengan sistem daring juga. Untuk tugas bisa dikirimkan melalui media

WatshApp.

14. Kemudian bagaimana cara

melakukan penilaian sikap?

Dengan melakukan observasi serta membuat catatan kecil tentang sikap siswa selama pembelajaran.

15. Apakah penilaian sikap dengan penilaian diri terhadap siswa perlu dilaksanakan?

Sebenarnya perlu untuk dilaksanakan.karena kedua hal tersebut sangat penting, maka dari itu diperlukanlah penilaian sikap serta penilaian diri terhadap siswa. Namun mengingat waktu yang kurang memadai seperti

saat ini proses

pembelajaran dengan sistem daring sehingga penilaian sikap dengan penilaian diri terhadap

(64)

siswa belum dapat dilaksanakan.

16. Apakah perlu

dilaksanakan

penilaian sikap dengan penilaian antar peserta didik?

Sebenarnya perlu, namun melihat kondisi seperti saat ini yang kurang memungkinkan untuk melakukan penilaian tersebut.

17. Apakah penilaian

sikap juga

dilaksanakan dengan wawancara?

Ya jika diperlukan, serta melihat kondisi seperti saat ini dan waktu pembelajaran dilakukan dengan sistem daring juga terbatas, maka cukup susah untuk melaksanakan penilaian sikap dengan wawancara. 18. Kemudian bagaimana cara melakukan penilaian keterampilan siswa dengan penilaian kinerja?

Untuk penilaian kinerja atau tugas sudah ada rubrik penilaiannya. Sehingga pada saat memeriksa tugas, langsung sesuaikan dengan rubrik penilaiannya.

19. Kemudian apakah memberikan tindak

lanjut berupa

pengayaan, remedial, atau tugas terhadap

Ya, perlu dilaksanakan. Jika siswa belum mencapai nilai diatas KKM maka siswa tersebut diberikan remedial. Serta jika sudah memenuhi nilai diatas KKM maka akan dilaksanakan pengayaan.

(65)

hasil belajar perlu dilaksanakan?

20. Mengapa perlu

dilaksanakan

penilaian selama dan

sesudah proses

pembelajaran berlangsung?

Sebagai bahan refleksi, untuk memperbaiki proses belajar mengajar selanjutnya.

21. Apakah ada kendala yang dialami dalam melaksanakan

penilaian autentik pada pembelajaran bahasa Jepang?

Tentu, sebenarnya ada kendala yang dialami. Misalkan, karena bahasa Jepang ini adalah bahasa yang baru bagi mereka. Jadi, kendala yang paling utama itu adalah hatsuonnya. Siswa masih susah untuk menyebutkan hatsuon dari bahasa Jepang yang baik dan benar. Yang mana huruf vokal panjang, yang mana vokal pendek itu mereka agak susah. Misalnya saja, membaca tulisan gakko tapi siswa membaca gakkou. Kemudian yang lainnya seperti membaca benkyoshimasu namun siswa membacanya dengan vokal panjang

(66)

yaitu benkyoushimasu. Kemudian, kalau penugasan dimanapun siswa itu pasti saja ada yang kurang rajin, ada yang hanya tinggal mencontek dan lain sebagainya. Karena bahasa Jepang ini adalah bahasa yang baru jadi agak susah bagi mereka untuk mempelajarinya. Selain itu, di sekolah tidak ada buku terkait bahasa Jepang. Jadi, sensei di sekolah harus lebih banyak memberikan materi secara lisan dan menjelaskan dengan baik kepada siswa.

22. Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala yang dialami dalam melaksanakan penilaian autentik pada pembelajaran bahasa Jepang ?

Caranya dengan sering-sering melatih hatsuon mereka atau siswa. Misalnya saja, di power point itu ada gambar meja. Kemudian senseinya terlebih dahulu yang menyebutkan dalam bahasa Jepang

“tsukue” setelah itu siswa

mengikuti apa yang diucapkan senseinya. Kemudian siswa yang

(67)

membaca sendiri, begitu seterusnya. Jadi harus sering-sering melatih hatsuon mereka dengan latihan

kaiwa atau percakapan. Sehingga

saya sering bilang kepada siswa, setiap bertemu dengan sensei minimal mengucapkan salam dalam bahasa Jepang seperti “ohayou

gozaimasu” dan salam lainnya.

Dengan begitu maka diharapkan siswa untuk bisa berbicara bahasa Jepang. Kebetulan juga cara saya untuk menumbuhkan minat mereka itu ada salah satu caranya yaitu di sekolah SMK Negeri 1 singaraja ini ada program NP (Nihongo Partner). Jadi ada orang jepang yang membantu belajar di sekolah ini. Namun tidak selalu ada pada saat proses penilaian dan hanya membantu serta menemani siswa belajar saja. Sehingga dengan adanya program NP tersebut bisa menumbuhkan motivasi siswa

(68)

untuk belajar bahasa Jepang. Jadi, motivasi untuk belajar siswa itu ada.

23. Selama Ini apakah ada

acuan untuk

melakukan peniliaian autentik?

Ya ada.

24. Jika ada apa itu? Jika tidak ada apa yang ibu gunakan selama ini?

Panduan penilaian SMK, panduan penilaian yang terdapat di buku ajar.

25. Melihat kondisi seperti sekarang ini yaitu adanya pandemi C0VID-19, apakah sekolah menerapkan sistem pembelajaran secara daring?

Iya, sekolah menerapkan sistem pembelajaran secara daring.

26. Terkait dengan pembelajaran secara

daring yang

diterapkan oleh pihak sekolah SMK Negeri 1 Singaraja, media

Dalam pembelajaran daring seperti saat ini media pembelajaran yang

digunakan yaitu media WA

(Watshapp), lalu untuk absen dan membuat soal latihan maupun ulangan saya menggunakan Google form.

(69)

pembelajaran jenis apa saja yang ibu

gunakan dalam

mengajar bahasa Jepang secara daring?

27. Kenapa memilih

media WA

(Watshapp) untuk mengajar secara daring?

Alasan memilih media WA untuk mengajar yaitu: pertama, karena sudah kesepakatan bersama yang disepakati oleh pihak sekolah mengenai media daring yang digunakan dalam pembelajaran. Alasan yang kedua, menggunakan media WA lebih mudah dipahami maupun diakses oleh para siswa. Sehingga dalam proses belajar mengajar mereka lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Ketiga, jika menggunakan media WA, lebih menghemat pengeluaran biaya kuota, mengingat ekonomi setiap orang tua

siswa berbeda-beda. Karena

menggunakan media apapun untuk belajar itu tidak masalah yang terepenting siswa juga mau belajar dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

(70)

28. Dengan menggunakan

media WA

(Watshapp) untuk mengajar, bagaimana cara ibu untuk mengontrol kelas ketika melaksanakan pembelajaran

secaradaring?

Cara mengontrol kelas ketika melaksanakan pembelajaran secara daring dengan menggunakan media WA yaitu, yang pertama sebelum memulai pembelajaran diawal saya memberikan absen kepada siswa. Kemudian melihat berapa siswa yang merespon. Jadi disini respon siswa juga sangat penting ya. Absen yang digunakan yaitu Google form.

Pemberian absen dilakukan sampai akhir jam pembelajaran. Jika sampai akhir pembelajaran siswa tidak ada kabar, misalnya saja dari salah satu siswa yang tidak hadir dan tidak memberikan keterangan apapun maka keterangannya menjadi alpa(tanpa keterangan). Kedua, melihat siapa saja yang ikut dalam berpartisipasi pada saat pembelajaran berlangsung. Ketiga, bagi siswa yang jarang berpartisipasi saya tunjuk untuk menjawab pertanyaan yang saya ajukan. Keempat, saya melihat dari tugas.

(71)

Bagaimana siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu dan siswa mengerjakan tugas yang diberikan.

29 Bagaimana cara mengevaluasi kompetensi siswa ketika melaksanakan pembelajaran dengan media WA (Watshapp)?

Cara menilai kompetensi siswa dengan media WA. Pertama, dengan melihat cara menjawab pertanyaan siswa. Kedua, ketika saya memberikan pertanyaan kepada siswa, apakah pertanyaan dengan jawaban yang mereka jawab nyambung atau tidak.

30. Kemudian terkait dengan penilaian sikap, bagaimana cara menilai sikap siswa ketika melaksanakan pembelajaran dengan media

WA(Watshapp)?

Cara menilai sikap ketika

melaksanakan pembelajaran daring dengan media WA. Pertama, cara menilai sikap siswa dari cara siswa menjawab. Apakah siswa menjawab dengan bahasa yang sopan atau tidak. Walau belajar melalui daring, namun penilaian sikap tetap dinilai. Kedua, kehadiran siswa dalam pembelajaran juga dinilai. Ketiga, pada saat mengukuti pembelajaran siswa tertib atauntidak dalam belajar. Keempat, apakah siswa mengumpulkan tugas

(72)

dengan tepat waktu, ini juga dinilai untuk penilaian sikap.

31. Menurut ibu, apakah pembelajaran secara daring efektif untuk dilaksanakan?

Menurut saya, pembelajaran secara daring ini cukup efektif mengingat pembelajaran tatap muka tidak bisa dilakukan, selain itu pembelajaran daring yang dilaksanakan di tengah pandemi COVID-19 ini, kegiatan pendidikan bisa dilaksanakan kapanpun dan dimanapun. Selain itu,bisa juga saling menjaga kesehatan bersama serta pembelajaran daring juga menyadarkan kita akan potensi internet yang luar biasa bermanfaat bagi bidang pendidikan.

32. Apakah ada kendala yang ibu rasakan ketika pelaksanaan pembelajaran daring berlangsung?

Ya , tentu ada

33. Jika ada, apa saja kendalanya?

Krena ini merupakan pembelajaran daring, ada juga kendala seperti sebagian besar siswa masalah dengan kuota, ada beberapa siswa yang tidak

(73)

memiliki hp, beberapa siswa mengeluhkan sinyal yang kurang baik, siswa yang tidak memiliki laptop untuk pembelajaran myob dan lain-lain. Selain itu, pada saat mengajar daring, respon siswa ketika menjawab pertanyaan ada yang cepat dan ada juga yang lambat. Karena pada saat guru sudah menjelaskan bagian materi selanjutnya baru ada yang merespon seperti itu.

(74)

Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian

Observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran daring atau online melalui media WhatsApp. Observasi dilakukan pada hari dan waktu yang berbeda. Observasi melalui media WhatsApp mulai dilakukan pada bulan oktober tahun 2020.

(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

RIWAYAT HIDUP

Kadek Ayu Dina Apriliani lahir di Singaraja pada tanggal 20 April 1998. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak Ketut Meres dan Ibu Gusti Ayu Suryati Ariani. Penulis berkebangsaan Indonesia dan beragama Hindu. Kini penulis beralamat di Dusun Munduk, Desa Anturan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Anturan dan lulus pada tahun 2010. Kemudian penulis melanjutkan di SMP Lab Undiksha Singaraja dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2016 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Singaraja jurusan Ilmu Bahasa dan Budaya, kemudian melanjutkan ke S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Ganesha. Pada semester akhir tahun 2021 penulis telah menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam

Pembelajaran Bahasa Jepang Di Kelas X SMK Negeri 1 Singaraja Berbasis Kurikulum 2013”. Selanjutnya, mulai tahun 2021 sampai dengan penulisan

skripsi ini, penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Ganesha.

(81)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Pelaksanaan Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang Di

Kelas X SMK Negeri 1 Singaraja Berbasis Kurikulum 2013” beserta seluruh

isisnya adalah benar-benar karya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Singaraja, 21 Januari 2021 Yang membuat pernyataan

Kadek Ayu Dina Apriliani NIM. 1612061013

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan metode KLT-densitometri yang valid untuk penetapan kadar kolkisin dalam infus daun Gloriosa superba Linn.. berdasarkan

Saya Mahasiswa jurusan Akuntansi Undiksha yang sedang mengadakan penelitian mengenai bagaimana sistem sangkepan di Dadia Sri Karang Buncing Banjar Penataran, Desa Pakraman

guru dalam mengajar belum mampu membuat suasana kondusif dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dari aspek penilaian, guru sudah melaksanakan baik secara daring

Membuat kesimpulan isi ungkapan simpati, kepedulian, empati atau perasaan pribadi dalam bentuk cerita inspiratif yang dibaca dan didengar.. Menelaah struktur,

4.2.11 BANYAKNYA PENYUMBANG DARAH MENURUT BULAN DAN JENIS DONOR DARAH DI KOTA BANDUNG PADA TAHUN 2005 NUMBER OF BLOOD DONATION BY MONTH AND BLOOD DONOR TYPE IN BANDUNG CITY

PADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN BENDUNG GERAK TULIS BANJARNEGARA - JAWA TENGAH..

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Dani Gustaman menunjukkan bahwa pemakaian nanopartikel pada air dengan konsentrasi 1% nanopartikel ZrO2 disimpulkan bahwa

Dislokasi sendi perlu dilakukan reposisi segera karena akibat dari penundaan akan dapat menimbulkan keadaan avaskuler nekrosis dari bonggol tulang yang