• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT TALLO KOTA MAKASSAR MUH. ILYAS DJARIMAKKA UNIFAR MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT TALLO KOTA MAKASSAR MUH. ILYAS DJARIMAKKA UNIFAR MAKASSAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT TALLO KOTA MAKASSAR

MUH. ILYAS DJARIMAKKA UNIFAR MAKASSAR

ABSTRAK

Pemimpin adalah orang yang paling bertanggung jawab dan berpengaruh terhadap kinerja dalam suatu organisasi. Kemampuan dan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah unsur penting suatu efektivitas kerja sekaligus pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja oraganisasi di pemerintahan merupakan tuntutan dari masyarakat yang membutuhkan pelayanan di era repormasi. Gaya kepemimpinan mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan efektif sesuai dengan perintahnya, yang paling penting bagaimana bersikap tegas, rasional, konsisten serta berlaku adil dan jujur. Cara kepemimpinan seperti ini dapat mengoptimalkan kinerja (SDM) berdasarkan kebutuhan stakeholder.

Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Efektivitas Kerja PENDAHULUAN

Pemimpin dapar mempengaruhi moral, kepuasan kerja keamanan, kualitas kehidupan kerja, dan terutama tingkat prestasi keja suatu organisasi. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah factor penting suatu efektivitas. Bila organisasi dapat mengidentifikasi kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan yang efektif oraganisasi, berbagai perilaku dan teknik tersebutakan dapat dipelajari. Suatu unit oraganisasi untuk menghasilkan suatu unit kegiatan kerja yang baik dan untuk mengelola sumber-sumber ekonomi dalam rangka menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dan juga untuk memperoleh keuntungan yang besar tentunya, maka di perlukan suatu manajemen yang baik. Apakah itu dalam suatu perusahaan swasta ataupun dalam bidang pemerintah, semuanya membutuhkan suatu manajemen yang baik dari top manajemennya hingga low manajemen. Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengerahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan adalah gaya seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya, agar mau bekerja sama dan efektif sesuai dengan perintahnya. Asas – asas kepemimpinan adalah bersikap tegas dan rasional, bertindak konsisten dan berlau adil dan jujur. Berbagai kendala yang dihadapi di dalam unit kerja dan instansi pemerintahan mengharuskan agar disetiap unit kerja dalam suatu organisasi khususnyadalam instansi pemerintahan kiranya dapat mengoptimalkan kinerja SDM mereka, yang mempunyai hubungan dengan kesesuaian gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin. Seseorang pemimpin yang baik dalam mengendalikan dan memimpin bawahannya tidak dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama, tetapi harus menyesuaikan dengan karakter-karakter bawahannya ( pekaryawan ).

(2)

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimana perbandingan gaya kepemimpinan camat terdahulu dan gaya kepemimpinan camat sekarang terhadap kinerja pegawai kantor camat tallo Kota Makassar”.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbandingan antara gaya kepemimpinan camat terdahulu dan gaya kepemimpian camat sekarang yang diterapkan terhadap kinerja pegawai kantor kecamatan Tallo Makassar.

TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Kepemimpinan

Hasibuan (2007 : 13) mengemukakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai suatu tujuan.

Kartono (2004 : 38) mengatakan bahwa pemimpin dalam arti yang luas adalah seseorang yang memimpin, dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisasikan atau mengontrol usaha (upaya) orang atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi.

Danim (2004 : 82) mengemukakan bahwa salah satu tugas utama pemimpin adalah membuat keputusan baik secara sendiri, bersama-sama atau melalui orang lain. Keputusan yang efektif akan membawa somber daya manusia organisasi itu dapat berjalan dengan baik untuk mencapai tujuan.

Fungsi kemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam intraksi antar individu dalam situasi sosial kelompok/oraganisasi. Berdasarkan pengertian tersebut, Rivai (2000 : 50-52) member dua dimensi kepemimpinan ;

1. Dimensi yang berkenam dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)

2. Dimensi yang berkenam dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dan melaksanakan tugas pokok kelompok atau organisasi.

Salusu (2002 : 194) mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat kategori gaya kepemimpinan yaitu gaya konsultatif, gaya partisipatif, dan gaya delegatif.

Karakteristik gaya kepemimpinan tersebut dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

a. Gaya kepemimpinan Direktif, pemimpin yang direktif pada umumnya membuat keputusan-keputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya. Kegiatan terpusat pada pemimpin, dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk berkreasi dan bertindak yang diizinkan , pada dasarnya gaya ini bersifat otoriter.

b. Gaya kepemimpian Konsultatif. Gaya ini dibangun diatas gaya direktif, kurang otoriter dan lebih banyak melakukan interaksi dengan para staf dan anggota oraganisasi. Fungsi

(3)

pemimpin lebih banyak berkonsultasi memberikan bimbingan, motivasi, memberikan nasehat, dalam rangka pencapaian tujuan.

c. Gaya kepemimpinan Partisipatif, gaya partisipatif ini bertolak dari gaya konsultatif yang bisa berkembang kearah saling percaya antara pemimpin dan bawahan, pemimpin cendrung memberi kepercayaan pada kemampuan staf untuk menyeleseikan pekerjaan sebagai tanggung jawab mereka. Sementara itu, kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini pemimpin lebih banyak mendengar, menerima, bekerjasama dan member dorongan dalam proses pengambilan keputusan.

d. Gaya kepemimpinan Delegatif, tipy kepemimpinan ini mendorong kemampuan staf untuk mengambil inisiatif, kurang intraksi dan control dilakukan oleh pemimpin sehingga gaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran organisasi.

Hubungan antara kepemimpinan dan Kinerja

Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam suatu oragnisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang terdapat dalam suatu oraganisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siangian 2006).

Pendapat Wahjusumidjo (2000) menyatakan bahwa kinerja pegawai sangat dipengaruhi oleh lingkungan kerja. pengertian lingkungan kerja meliputi pimpinan dan bawahan. Dijelaskan pula bahwa tidak ada pimpinan yang tebaik, yang ada hanyalah gaya kepemimpinan yang berhasil yaitu pemimpin yang mengadaptasikan gayanya sesuai dengan situasi tertentu yang dikaitkan dengan tingkat kematangan bawahan dalam melaksanakan tugas.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalah di duga bahwa ” gaya kepemimpian yang diterapkan camat Tallo terdahulu dan camat yang sekarang memberikan perbandingan yang signifikan terhadap kinerja pengawai pada kantor camat Tallo kota Makassar.

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Camat Tallo kota Makassar yang terletak di jalan Arief Rahman hakim no 54 Makassar, selama 2 bulan (September-oktober 2010).

(4)

1. Gaya kepemimipinan adalah pola berpikir dan yang bertindak yang diterapkan seorang pemimpin dalam menjelankan fungsinya sebagai seorang pemimpin, yaitu menerapkan kemampuan yang dimilikinya untuk menpengaruhi bawahannya agar dapat bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Kinerja pegawai adalah suatu hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang dilihat dari aspek kecepatan dan ketepatan dalam menyeleseikan tugas-tugasnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya untuk mewujudkan tujuan organisasi. 3. Hubungan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai ; pemimipin yang terdapat pada

organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan bawahannya, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak dan berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Didukung oleh perhatian pemimpin terhadap para pegawaiya agar mereka mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaannya.

Metode Analisis

Analisis Deskriptif kuantitatif , yaitu metode analisis tentang penggambaran secara umum yang telah dilakukan untuk menganalisa data dengan cara mengumpulkan, menentukan dan seterusnya menginterpretasikan data sehingga menghasilkan gambaran umum tentang gaya kepemimpinan yang diterapkan di lingkungan instansi terkait

Analisis Komparatif, yaitu merupakan proses analisa data yang dilakukan dengan cara membandingkan keadaan variable independent pada objek penelitian dalam waktu yang berbeda sehingga dapat ditentukan secara jelas tentang persamaan dan perbedaannya untuk bisa menetukan mana yang lebih baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prestasi kerja pegawai sering memperoleh hasil sesuai dengan harapannya, prestasi kerja pegawai sering diberi pengakuan dan pujian dari pimpinan maupun teman kerja, sehingga pegawai tersebut merasa senang dan merasa cukup puas karena telah mampu menunjukkan prestasi kerja dan kinerja yang maksimal dengan demikian dari hasil penelitian dan observasi di lokasi penelitian dapat dinyatakan bahwa pegawai cukup puas karena telah mampu menunjukkan prestasi kerja dan kinerja yang maksimal dengan demikian dari hasil penelitian dan observasi di lokasi penelitian dapat dinyatakan bahwa pegawai cukup puas dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan di kantor.

Dalam mengukur nilai rata-rata tingkat kepuasan dan kinerja pegawai dapa dihitung dengan menggunakan rumus :

Nilai Rata-rata = Nilai Interval x (100) 4

Nilai Interval = (FxS) /F

Adapun hasil penelitian tentang gaya kepemimpian supportif ,memperlihatkan bahwa pimpinan kantor camat Tallo tersebut sering digunakan dalam mengarahkan dan mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugas di kantor. Hal tersebut dapat kita lihat gaya kepemimpian direktif sering digunakan oleh Bapak camat Tallo untuk mengarahkan dan

(5)

mempegaruhi bawahannya dalam melaksanakan tugas dikantor. Sedangkan hasil penelitian tentang gaya kepemimpinan partisifatif menunjukkan hal yang sama dimana camat Tallo sering sering menggunakan gaya kepemimpian partisifatif dalam mengerahkan dan mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugas.

Gambaran Umum Perbandingan Gaya Kepemimpian

Camat Aspek Camat Terdahulu Pembanding Sekarang Lebih Matang Usia Muda

Ilmu Pengetahuan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Banyak Pengalaman Minim Cukup Pengetahuan Cukup Tenang Sikap Dinamis --- Data Olahan, 2010

Dilihat dari segi kepemimpian terdahulu dibandingkan dengan yang sekarang, dapat dikondisikan secara umum bahwa pemimpin kantor camat sekarang lebih manerapkan kedisiplinan, sering melakukan pendelegasian dirinya kepada bawahannya dan hasil perbandingan tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu antara lain dari segi umur, pengalaman, pendidikan. Dan dari berbagai dimensi kepemimpian antara lain : 1. Dimensi orientasi professional 2. Dimensi motivasi 3. Dimensi pengaruh 4. Feedback dll, disebabkan oleh karena dari berbagai segi tersebut camat tallo yang sekarang jauh lebih muda dan pengalaman yang masih kurang sehungga dalam gaya kepemimpian lebih menerapkan gaya kepemimpian delegatif ketimbang camat Tallo terdahulu. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa penerapan gaya kepemimpian yang berbeda dari keduanya dapat memberikan warna tersendiri bagi pegawainya, karena diantara keduanya tidak ada yang lebih bagus atau kurang bagus namun hanya menerapkan substitusi kepemimpian yang berbeda.

KESIMPULAN

Dari hasil analisa data, dapat dikatakan bahwa dalam menjelankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin, camat Tallo menerapkan gaya kepemimpinan yang berbeda, tidak hanya satu karena hal tersebut disesuaikan dengan kondisi yang berlaku pada saat itu, namun nilai rata-rata tertinggi sebesar 93, 2 % tentang intensitas pimpinan dalam pendelegasian dirinya terhadap beberapa situasi maka dapat dikatakan bahwa camat Tallo cenderung menerapkan gaya kepemimpian Delegatif, namum melihat hasil respon terendah sebesar 62, 01 % tentang penatausahaan kepegawaian dan informasi maka dapat disimpulakan bahwa kebutuhan pegawaibelum terpenuhi secara baik dan ini juga dapat mempengaruhi kinerja pegawai setempat.

(6)

Dari hasil analisa komparatif perbandingan gaya kepemimpinan antara camat sekarang, dapat diketahui bahwa camat Tallo terdahulu lebih menerapkan gaya kepemimpinan Direktif , sedangkan camat Tallo sekarang lebih mengedepankan penerapan gaya kepemimpinan Delegatif pada bawahannya.

Daftar Pustaka

Arief, Suryanto. 2001. Administrasi Kinerja Kepegawaian , Bandung, Rosda Karya.

Asang Sulaiman. 2005. Metode Penelitian Administrasi Pembangunan . Makassar Universitas Hasanuddin.

Danim, 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, Jakarta, PT Rineke Citra Hasibuan, Melayu SP. 2007 Manajemen Somber Daya Manusia Edisi ke-10, Jakarta. PT.

Bumi Aksara.

Husain Umar. 2003, Riset SDM, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Kartono, Kartini. Dr. 2005, Pemimpin dan Kepemimpinan , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Mangkunegara, A A, dan Anwar, Prabu 2001, Manajemen Somber Daya Manusia, Bandung, Remaja Rosdakarya

Notoadmojo, S. 2003, Pengembangan Somber Daya Manusia, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Siangian, Sondang P. 2006. Manajemen Somber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara

Rivai, Veithzal, 2004. Kepemimpinan dan perilaku Organisasi, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sedarmayanti, 2002, Pengambilan Keputusan Stratejik untuk Organisasi Publik dan Organisasi Nonprofit, Jakarta, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan harga emas, inflasi, GDP, BI Rate , kurs Dollar, dan kurs Euro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi

Jika setiap anak dan keluarga memiliki karakter positif, maka akan tercipta masyarakat dengan moral yang baik, sehingga akan tercipta pula bangsa yang dapat

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semakin tinggi kecepatan aliran masuk, maka watercut pada underflow yang dihasilkan akan semakin rendah pada nilai split- ratio yang

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pada BRSUD Kab.Batang adalah faktor KI (kompensasi insentif), GK (gaya kepemimpinan) dan Isi (isi pekerjaan),

Kompone mikroskop dan fungsinya,yaitu 1.) Lensa Okuler untuk membentuk bayangan maya,tegak,diperbesar dari lensa objektif 2.) Lensa objektif untuk membentuk

Membatalkan perintah terakhir yang pernah Anda berikan. Mengulang perintah terakhir yang pernah Anda berikan. Memotong teks atau objek yang sedang terpilih. Menyalin teksatau objek

Sehingga apabila perhitungan persediaan dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantiy dibanding dengan Perhitungan persediaan yang dilakukan dengan

barang atau sumber daya alam dari HLR ataupun PKR tersebut; dan kedua, sumberdaya tersebut memiliki subtractability tinggi yang berarti mudahnya sumberdaya alam atau