• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

11 2.1 Sistem

Menurut Angelina Permatasari dalam jurnalnya (2011:49) sistem adalah sekelompok komponen terkait, yang berkolaborasi untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan output produksi dalam transformasi proses reguler.

Menurut Hall (2013:783), “System: Group of two or more interrelated components or subsystem that serve a common purpose.” yang terjemahannya adalah sistem: kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang menyajikan sebuah tujuan yang umum.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan komponen terkait yang saling berfungsi untuk mencapai hasil dengan menerima input dan output produksi dalam transformasi proses reguler.

2.2 Informasi

Menurut Rainer, Prince, Cegielski (2015: 12), “Information refers to data that have been organized so that they have meaning and value to the recipient.” yang terjemahannya adalah Informasi mengacu pada data yang telah di susun sehingga data-data tersebut memiliki arti dan nilai bagi yang menerimanya.

Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, Speer (2012:103), “Information is derived from fact or data that are processed in a meaningful form, the form of the information must suit the objective of the information” yang terjemahannya adalah Informasi berasal dari fakta atau data yang diproses dalam bentuk yang memiliki makna, bentuk dari informasi harus sesuai dengan tujuan dari informasi tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah diproses menjadi suatu bentuk yang berguna untuk penggunanya.

2.3 Sistem Informasi

Menurut Suparto dalam jurnalnya (2013:3) sistem informasi adalah sebuah pengaturan terhadap manusia, data, proses, presentasi informasi, dan teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mendukung proses pemecahan

(2)

masalah dan juga kebutuhan pengambilan keputusan oleh manajer atau pengguna akhir.

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2012:4), “An information system is a set of interrelated computer components that collect, process, store, and provide as output the information needed to complete a business task.”, yang terjemahannya adalah sebuah sistem informasi adalah satu set dari komponen-komponen komputer yang saling berhubungan yang dikumpulkan, diproses, disimpan, dan sebagaimana juga menghasilkan informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu set komponen yang saling berhubungan yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, menganalisis, dan membagikan sebuah informasi untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas bisnis.

2.4 Internet

Menurut jurnal Bonny Pemanfaatan Augmented Reality(2010:765) secara harafiah, internetialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala internet ialah system komputer umum yang berhubung secara global dan menggunakan TCP / IP sebagai protocol pertukaran paket.

Sedangkan menurut Chaffey et al (2011: 4) internet adalah jaringan fisikal yang menghubungkan komputer ke keseluruh dunia.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan, Internet adalah bentuk jaringan secara global yang menghubungkan komputer dan pemakainya diseluruh dunia untuk kebutuhan bisnis, pendidikan, dan pemerintahan.

2.5 Kurikulum

Menurut Mohammad Imam Farisi (2013:145) kurikulum adalah merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik.

Menurut Syarwan Ahmad(2014:99) Dalam suatu sistim pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah suatu sistim pendidikan yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk

(3)

mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik dan harus selalu bisa berubah dan dikembangkan agar dapat mengikuti perkembangan zaman.

2.6 Gant Chart

Menurut Jack T. Marchewka (2013 : 195) Gantt Chart adalah representasi visual yang membandingkan sebuah proyek kegiatan yang direncanakan dengan kemajuan aktual dari waktu ke waktu.

2.7 E-Learning

Menurut Ursula Paola Torres Maldonado, Gohar Feroz Khan, Junghoon Moon, Jae Jeung Rho(2011:67), “E-learning refers to the education and training deliveredthrough ICTs (Information and Communications Technologies), specially designed tosupport individual learning or organisational performance goals. “ yang terjemahannya adalah E-learning mengacu pada pendidikan dan pelatihan disampaikanmelalui TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), dirancang khusus untukmendukung pembelajaran individu atau tujuan kinerja organisasi

Menurut William Horton ( 2012: 1) dalam bukunya yang berjudul E-learning by designlebih spesifik mengatakan , “ E-E-learning is the use of technologies to create learning experiences. “ yang terjemahannya adalah e-learning adalah penggunaan teknologi untuk menciptakan pengalaman belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah penggunaan teknologi yang dirancang khusus untuk mendukung pembelajaran individu untuk menciptakan pengalaman belajar.

2.7.1 Perkembangan E-learning

Menurut Agus Putranto (2011 : 647) Pemakaian Teknologi Informasi sudah sangat luas dalam berbagai bidang industri di Indonesia. Internet dengan keunggulannya dalam eliminasi batas ruang dan waktu membuka peluang yang sangat besar untuk perkembangan di dalam dunia pendidikan. E-learning meniadakan batasan ruang dan waktu dan memungkinkan para siswa untuk aktif mencari materi dan bahan pembelajaran secara mandiri. Dengan fasilitas e-learning, guru dan murid bisa berinteraksi tanpa harus terbatas pada waktu pertemuan kelas. Pola pembelajaran siswa yang masih berfokus pada text book dan guru sebagai sumber acuan materi mulai berubah menjadi berfokus pada siswa dengan sumber materi dan bahan pembelajaran yang terkini. Siswa tidak terpaku lagi pada text

(4)

bookdan bisa mendapat banyak sekali materi yang terbaru dan guru menjadi fasilitator pembelajaran. Hal ini tidak hanya menguntungkan para siswa, tapi juga para guru dan sekolah karena pemanfaatan sumber daya manusia akan terpacu secara maksimal.

2.7.2 Tipe-tipe E-learning

Menurut Agus Putranto (2010: 13), e-learning dibagi menjadi 2 tipe : 1. Synchronous Training

Mengacu kepada sekumpulan orang yang melakukan pembelajaran pada saat yang sama di tempat yang berbeda. Synchronous training mengharuskan guru dan murid mengakses internet secara bersamaan. Hal tersebut memungkinkan adanya interaksi langsung antara guru dan murid, baik melalui internetmaupun intranet. Jadi synchronous training sifatnya mirip pelatihan di ruang kelas. Namun kelasnya bersifat maya dan terhubung melalui internet. Oleh karena itu synchronous training sering pula dinamakan virtual classroom.

2. Asynchronous training

Asynchronous training, yang berarti tidak pada waktu yang bersamaan. Metode pembelajaran ini dilakukan pada waktu yang berbeda-beda pula. Asynchronous learning adalah metode pembelajaran berfokus pada siswa yang menggunakan sumber daya pembelajaran secara online untuk memfasilitasi pembagian informasi di luar batas waktu dan tempat pada jaringan orang-orang yang berbeda. Pelatihan ini lebih populer di duniae-learning karena memberikan keuntungan lebih bagi peserta pelatihan karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan dimanapun.

2.7.3 Keuntungan E-learning

Menurut Agus, Idris,dan Daniel ( 2011: 648) keuntungan menggunakan e-learning adalah :

1. Biaya

Kelebihan pertama adalah mengurangin beban biaya pelatihan. Dengan adanya e-learning. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengadakan pelatihan, menyewa pelatih, menyewa kelas untuk pelatihan dan transportasi untuk peserta dan pelatih.

(5)

2. Fleksibilitas waktu

E-learning membantu siswa atau pelajar untuk dapat menyesuaikan waktu mereka.

3. Fleksibilitas tempat

Dengan adanya e-learning, dapat membantu siswa untuk dapat mengakses bahan pelatihan e-learning dimana saja dan kapan saja.

4. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran

Siswa dapat mengatur sendiri kecepatan pelajaran atau pelatihan yang diikuti. Jika belum mengerti, ia dapat mempelajari modul tertentu dan mengulangnya lagi nanti.

5. Standarisasi pengajaran

Di dalam proses pengajaran seringkali terdapat perbedaan kemampuan dan metode pengajaran yang diterapkan oleh pelatih atau guru, dimana perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan kualitas antara satu pengajar dan pengajar yang lain. Dengan adanya e-learning dapat menghapuskan perbedaan tersebut. Karena pelajaran e-learning memiliki kualitas yang sama setiap kali diakses.

6. Efektivitas pengajaran

Tampilan dan fitur yang dimiliki e-learning dapat membuat siswa lebih mudah mengerti tentang isi pelajaran. Dan juga mempermudah guru untuk memperbaharui materi pembelajaran sesuai dengan perkembangan bahan mengajar yang menjadi tanggung jawab pendidik.

7. Kecepatan distribusi

E-learning memungkinkan untuk mengjangkau setiap siswa dengan cepat yang berada di luar wilayah pusat. E-learning memungkinkan materi pembelajaran untuk dapat diakses dimana saja tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu selama mereka terhubung dengan internet.

8. Ketersediaan on-demand

Karena e-learning dapat diakses kapanpun dan dimanapun juga. Hal ini sangat membantu peserta pelatihan untuk mengatur jadwal pembelajarannya.

(6)

E-learning menggunakan learning management system (LMS) yang berfungsi sebagai platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi pula menyimpan data-data pelajar, pelajaran dan proses pembelajaran yang berlangsung.

2.7.4 Tiga Komponen E-learning

Menurut Timbul Pardede(2011) ada tiga komponen utama yang menyusun e-learning, yaitu :

1. Sistem dan aplikasi e-learning

E-learning membutuhkan suatu sistem perangkat lunak yang disebut learning management system(LMS). sistem ini berfungsi untuk mengatur tata pelaksanaan penyelenggaraan pembelajaran dalam model e-learning seperti manajemen kelas, pembuatan materi, forum diskusi , sistem penilaian dan lain-lain.

2. Konten e-learning

Konten dan bahan pembelajaran yang ada pada e-learning bisa berbentuk multimedia yang interaktif, konten berbentuk teks, atau kombinasi dari kedua – duanya.

3. Infrastruktur e-learning

Infrastruktur e-learning dapat berupa komputer, jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference / video conference untuk pembelajaran secara synchronous. 2.7.5 KerangkaE-learning

Menurut Timbul Pardede(2011) ada delapan dimensi e-learning untuk mengembangkan e-learning dengan masing – masing dimensi saling terkait dan saling berpengaruh sebagai suatu sistem.

1. Institusional (penyelenggara)

Adanya unsur penyelenggara yang mengelola masalah akademik, administrasi dan layanan kepada peserta didik.

2. Manajemen

Adanya unsur pengelolaan yang terkait dengan pengelolaan pembelajaran dan distribusi informasi.

(7)

3. Teknologi

Adanya infrastruktur yang mendukung sistem penyelenggaraan e-learning. hal ini meliputi perencanaan dan persiapan infrastruktur hardware dan softwareseperti internet, komputer¸server dan lain – lain. 4. Pendagogik

Adanya unsur proses belajar dan mengajar yang meliputi apa yang dipelajari, apa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, siapa yang belajar dan lain-lain.

5. Etika

Adanya etika pengadaan e-learning seperti masalah hak cipta, hak kekayaan intelektual, peraturan khusus dan lain-lain.

6. Desain tampilan

Desain tampilan yang meliputi situs, isi, navigasi, aksesbilitas dan lain-lain.

7. Sumber daya pendukung

Sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung terjadinya proses belajar dan mengajar e-learning.

8. Evaluasi

Untuk melihat keberhasilan e-learning maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran menggunakan e-learning.

2.8 Perbandingan Cara PembelajaranE-learningdan Konvensional

Menurut Khadijah Abdul Rahman, Siti Aswani Mohd Ghazali, Dr Mohd Nasir Ismail( 2010:75) ada beberapa perbandingan antara cara pembelajaran secara e-learning dengan cara pembelajaran secara konvensional yaitu :

1. Cara pembelajaran konvensional lebih menekankan pertemuan dalam ruang kelas antara guru dan siswa sedangkan e-learning berpusat kepada pembelajar atau siswa sehingga memungkin untuk belajar dimana saja dan kapan saja.

2. Cara pembelajaran konvensional lebih menekankan kepada informasi yang datang dari guru saja. Sedangkan e-learning menekankan cara pembelajaran dua arah dan bisa melibatkan sumber dari mana saja.

(8)

3. Cara pembelajaran konvensional tidak melibatkan peserta untuk saling berinteraksi sedangkan cara pembelajaran e-learning memungkinkan peserta untuk bisa saling berinteraksi.

2.9 Prinsip – prinsip Media Elemen

Menurut Richard E. Mayer(2011: 300) ada beberapa prinsip yang harus digunakan untuk mengimplementasikan e-learning :

Prinsip multimedia - menggunakan teks yang didukung dengan gambar atau animasi lebih membantu peserta untuk lebih cepat mengerti daripada hanya menggunakan kata-kata saja.

Prinsip contiguinity – menempatkan teks dan grafik di layar yang berdekatan satu dengan yang lainnya.

Prinsip modality –menggunakan audio untuk hasil yang lebih maksimal dibandingkan hanya menggunakan kata-kata.

Prinsip redudancy – menggunakan audio dan animasi atau grafik akan lebih maksimal hasilnya dibandingkan menggunakan audio, animasi dan teks secara bersamaan.

Prinsip coherency – menambahkan atau mengurangi bahan – bahan yang tidak diperlukan.

Prinsip personalization – penggunaan style conversation dan pelatihan virtual.

2.10 Learning Management System

Menurut Agus, Idris, dan Daniel (2010:609) LMS adalah sistem yang membantu administrasi dan berfungsi sebagai platform pelajaran – pelajaran e-learning. LMS berfungsi pula menyimpan data – data pelajar, pelajaran, dan proses pembelajaran yang berlangsung. Pelatih atau guru yang memiliki akses ke LMS dapat setiap saat mencetak sendiri laporan secara otomatis untuk memonitor kemajuan belajar siswanya tanpa harus menunggu admin.

Sedangkan menurut Natalia dan Freddy (2014, 205) LMS adalah teknologi berbasis web yang membantu dalam perencanaan, distribusi, dan evaluasi sebuah proses pembelajaran. LMS menyediakan wadah yang terintegrasi dengan

(9)

untuk materi, penyampaian, dan manajemen pembelajaran yang dapat diakses oleh peserta didik, pembuat materi, dan administrator.

Berdasarkan pengertian diatas LMS adalah teknologi berbasis web yang membantu dalam perencanaan, distribusi, dan evaluasi sebuah proses pembelajaran. Dan juga berfungsi pula menyimpan data – data pelajar , pelajaran , dan proses pembelajaran yang berlangsung.

2.10.1 Fitur Learning Management System

Agus, Idris, dan Daniel (2010:610) dalam jurnalnya mengatakan ada Beberapa fungsi dasar dari LMS, berikut adalah fiturnya :

1. Katalog

Learning management system yang baik harus menunjukkan materi pelatihan yang dimiliki. Katalog yang baik harus memiliki informasi yang lengkap mengenai suatu pelajaran, meliputi judul, tujuan cakupan atau outline, durasi, target pelajar, tanggal tersedia dan materi.

2. Registrasi dan persetujuan

Fungsi ini memungkinkan seseorang calon peserta pelatihan mendaftarkan dirinya secara online. Learning management system yang baik dapat pula menyimpan data pendaftaran dan persetujuan untuk membantu departemen pelatihan dalam memonitor kegiatan e-learning. 3. Menjalankan dan memonitor e-learning

Learning management system harus dapat menjalankan materi e-learning dengan baik dan learning management system harus mempunyai kemampuan untuk merekam kegiatan agar dapat membuat laporannya. 4. Evaluasi

Learning management system yang baik pun harus dapat melakukan bermacam evaluasi yang dapat mengukur keahlian peserta pelatihan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan.

5. Komunikasi

Learning management system berguna pula sebagai sarana komunikasi bagi departemen pelatihan dan anggota organisasi. pengajar dapat pula memasukkan atau mengupload sebuah artikel yang ditujukan pada beberapa pelajar tertentu dan learning management system dapat menginformasikannya kepada mereka untuk dapat mengakses dan mendownload artikel tersebut melalui learning management system.

(10)

6. Laporan

Melalui learning management system para admnistrator pelatihan dapat memperoleh laporan berisi data pelatihan. Atasan dan manajemen harus dapat mengakses sistem dan mencetak laporan secara langsung.

7. Rencana pelatihan

Seorang guru dapat membuat rencana siswa mengenai analisa kebutuhan training.

8. Integrasi

Dalam suatu organisasi, ada beberapa sistem komputer. Misalnya, bagian SDM memiliki sistem personalia dan bagian keuangan memiliki sistem akuntansi. Learning management system yang baik dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan sistem yang ada.

2.11 System Development Life Cycle

Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2012:6), “The system development life cycle identifies all the activities that are part of system analysis , system design, programming, testing, and maintaning system as well as other project management processes that required to successfully launch and deploy the new information system. “ yang terjemahannya adalah Siklus hidup pengembangan sistem yang mengidentifikasi semua kegiatan yang merupakan bagian dari analisis sistem, desain sistem, pemrograman, pengujian, dan sistem maintaning serta proses manajemen proyek lainnya yang diperlukan untuk berhasil memulai dan menyebarkan sistem informasi baru.

Gambar 2.1Waterfall model of the SDLC

(11)

Changing World, Sixth Edition

2.12 Teori Perancangan 2.12.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:57), Activity Diagram yang menggambarkan beberapa aktivitas pengguna atau sistem, orang yang melakukan setiap aktivitas, dan arus yang berurutan dari aktivitas.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Activity Diagrammerupakan sebuah diagram yang menggambarkan setiap aktivitas yang terjadi yang dilakukan pengguna atau sistem secara berurutan.

Gambar 2.2Activity Diagram Symbol

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:58) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth

(12)

Gambar 2.3Simple Activity Diagram Showing Concurrent Paths Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:59)System Analysis And Design In A

Changing World, Sixth Edition

2.12.2 Domain Class Diagram

2.12.2.1 Pengertian UML Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:101) UML class diagram digunakan untuk menunjukan kelas-kelas dari objek untuk sebuah sistem.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Class Diagram adalah sebuah diagram yang menunjukan hubungan setiap kelas dalam sistem.

Gambar 2.4The UML domain class symbol with name and attributes Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:101) System Analysis And Design In A

Changing World, Sixth Edition

Gambar 2.5Notation Domain Class

(13)

Changing World, Sixth Edition 2.12.2.2 Pengertian Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:101) salah satu tipe dari UML class diagram yang menunjukan hal-hal yang menjadi permasalahan pengguna yang disebut Domain model class diagram.

Jadi dapat disimpulkan bahwa domain model class diagram adalah salah satu dari jenis UML Class Diagram yang menunjukan setiap permasalahan pengguna.

Gambar 2.6A simple domain model class diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 102) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.12.2.3 Pengertian Firts Cut Design Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009: 413)First-Cut design class diagram adalah dikembangkan dengan memperluas domain model class diagram.

(14)

Gambar 2.7Create First Cut Design Class Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:314) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa first-cut design class diagram adalah diagram pengembangan dari domainclass diagram yang dimana dalam setiap atribut diberikan tipe untuk menjadi pembeda.

2.12.2.4 Updated Design Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2009:457)Updated design class diagram dikembangkan dari first-cut class diagram untuk lapisan domain berdasarkan use case.

(15)

Gambar 2. 8Updated class diagram

Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd. (2011:352)System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.12.3 Pengertian Use Case

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:69), “A use case is an activity the system performs, usually in response to a request by a user.”, yang terjemahannya adalah Use Case adalah aktivitas dari kinerja sistem, biasanya merespon untuk permintaan dari user.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Use Case adalah aktifitas yang menunjukan proses bisnis untuk merespon permintaan user.

(16)

2.12.3.1 Pengertian Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:78), Use case diagram adalah model UML yang digunakan untuk menunjukan use case secara grafik dan hubungannya dengan para pengguna.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Use Case Diagramadalah Diagram yang menggambarkan hubungan antara setiap use case dan aktor.

Gambar 2.9A simple use case with an actor

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:81) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.12.4 System Sequence Diagram

2.12.4.1 Pengertian System Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:126)system sequence diagram (SSD) adalah diagram yang menunjukan urutan pesan antara aktor eksternal dan sistem dalam use case atau skenario.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa System Sequence Diagram adalah diagram yang menjelaskan urutan pesan antara aktor eksternal dan internal.

(17)

Gambar 2.10Sample System Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:127) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.12.4.2 Pengertian Domain Layer

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:170)Domain Layer adalah bagian dari arsitektur three-layer yang berisi program yang mengimplementasikan aturan bisnis dan proses.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Domain Layer adalah diagram bagian dari System Sequence Diagram yang pelaksanaannya untuk menerapkan aturan bisnis dan proses.

2.12.4.3 Pengertian View Layer

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:169)View Layer adalah bagian dari arsitektur three-layer yang berisi user interface, yang menerima input dan format pengguna dan menampilkan hasil dari tampilan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa View Layer adalah diagram bagian dari System Sequence Diagram yang berfungsi sebagai penerima input pengguna dan menampilkan hasil yang diinginkan.

2.12.4.4 Pengertian Data Layer

(18)

bagian dari arsitektur three-layer yang berinteraksi dengan data, yang mengelola data yang tersimpan, biasanya dalam satu atau lebih database.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa View Layer adalah diagram bagian dari System Sequence Diagram yang berhubungan, mengelola, dan menyimpan data dalam satu database atau lebih.

Gambar 2.11Sample System Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012: 127) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.12.5 Pengertian Activity Diagram for Use Case

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012:126) Activity diagram merupakan sebuah diagram UML yang standar, dan juga merupakan teknik untuk mendokumen arus aktivitas untuk setiap Use Case.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Activity diagram merupakan sebuah diagram UML yang standar, dan juga merupakan teknik untuk mendokumen arus aktivitas untuk setiap Use Case.

(19)

Gambar 2.12Activity Diagram for Use Case: Fill Shoping Cart

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:126)System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.13 Pengertian Database

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 373)Database(DB) adalah koleksi terpadu dari data yang tersimpan yang dikelola secara terpusat dan dikendalikan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Database adalah sekumpulan data yang disimpan secara teratur didalam sebuah server dan dapat diolah dengan menggunakan software untuk menghasilkan informasi.

(20)

Gambar 2.13DB and DBMS Components and Their Interaction with Aplication Programs, users, and Database Administrators

Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:374) System Analysis And Design In A Changing World, Sixth Edition

2.14 User Interface

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012: 189), “Use Interface are inputs and outputs that more directly involve a system user.”, yang terjemahannya adalah User Interface adalah input dan output yang lebih langsung melibatkan pengguna sistem.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa User Interface adalah tampilan yang dipakai pengguna untuk meng-input dan mendapatkanoutput.

2.15 Statistik

Menurut Darius Singpurwalla (2013: 8), “statistic is the science of data. it involves collecting, classifying, summarizing, organizing, analyzing, and interpreting numerical information. statistic is used in several disciplines ( both scientific and non-scientific to make decision and draw conclusion based on data.” yang terjemahannya adalah statistik adalah ilmu data. melibatkan mengumpulkan, mengklasifikasi, meringkas, mengorganisir, menganalisis, dan menafsirkan informasi

(21)

numerik. statistik digunakan dalam beberapa disiplin ilmu (baik ilmiah dan non-ilmiah untuk membuat keputusan dan menarik kesimpulan berdasarkan data.

Sedangkan menurut Mohammed A. Syahib (2013: 10) statistik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan :

1. Pengumpulan data

2. Mengorganisir dan merangkum data 3. Menganalisa data dan

4. Membuat kesimpulan, atau keputusan dan prediksi

Jadi dapat disimpulkan bahwa statistik adalah suatu metode yang melibatkan pengumpulan data, mengorganisir, menganalisa dan merangkum data dari suatu informasi numerik untuk menghasilkan suatu keputusan atau prediksi dan menarik kesimpulan berdasarkan data.

2.16 Variabel

Menurut Darius Singpurwalla (2013:11) variabel adalah karakteristik atau properti dari unit eksperimental individu.

Sedangkan menurut Mohammed A. Syahib ( 2013:12) variabel adalah ciri khas dari individu dalam populasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa variable adalah suatu karakteristik individu dari suatu populasi.

2.17 Validitas

Menurut Ata Nayla Amalia dan Ani Widayati (2012:5) Validitas mencerminkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen tes berfungsi sebagai alat ukur hasil belajar. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas apabila tes tersebut dapat mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu.

Menurut Suhar Janti (2014:155) Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur.

Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang mencerminkan sejauh mana tingkat keandalan dan ketepatan suatu instrumen tes jika tes tersebut dapat mengukur objek yang diukur sesuai dengan kriteria tertentu.

(22)

2.18 Reabilitas

Menurut Suhar Janti (2014:156) reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur tidak berubah.

Menurut Ata Nayla Amalia dan Ani Widayati (2012:6)Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang sama kepada kelompok yang sama pada waktu yang berbeda.

Menurut Sekaran dam Bougie (2010 : 161) ,” Basis for a decision on the realiability test are if Cronbach’s Alpha 0,6 then the items or statements are reliable, if Conbach’s Alpha 0,6 then the items or statements are not reliable.”

2.19 Statistik Deskriptif

Menurut Darius Singpurwalla (2013: 9). “descriptive statistic utilize numerical and graphical methods to look for pattern in data set, to summarize the information revealed in data set, and to present the information in a convenient form that individuals can use to make decisions. the main goal of descriptive statistic is to describe a data set. thus, the class of descriptive statistic include both numerical measure ( e.g the mean or the median ) and graphical display data ( e.g pie charts or bar graphs ). “ yang terjemahannya adalah statistik deskriptif menggunakan metode numerik dan grafis untuk mencari pola dalam data set, untuk merangkum informasi terungkap dalam kumpulan data, dan menyajikan informasi dalam bentuk yang nyaman bahwa individu dapat digunakan untuk membuat keputusan. tujuan utama dari statistik deskriptif adalah untuk menggambarkan satu set data. dengan demikian, kelas statistik deskriptif mencakup ukuran numerik (misalnya mean atau median) dan data tampilan grafis (misalnya pie chart atau grafik batang)

(23)

Sedangkan menurut Mohammed A. Syahib ( 2013: 13), “descriptive statistic is to describe the characteristic of the sample in an accurate and unambiguous fashion in such a way that the information will be easily communicated to the others. “ yang terjemahannya adalah statistik deskriptif adalah untuk menggambarkan karakteristik sampel dengan cara yang tepat dan tidak ambigu sedemikian rupa bahwa informasi tersebut akan mudah dikomunikasikan kepada orang lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa statistik deskriptif adalah suatu metode numerik dan grafis untuk mencari karakteristik sampel dengan cara yang tepat dengan tujuan untuk mencari pola , merangkum , dan menyajikan informasi untuk membuat keputusan.

Menurut Jeffry dan Joyce (2012:129 ) salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sample adalah dengan menggunakan rumus slovin.

n = jumlah sampel N = Jumlah Populasi

(24)

2.20 Kerangka Berpikir

Gambar

Gambar 2.1Waterfall model of the SDLC
Gambar 2.2Activity Diagram Symbol
Gambar 2.4The UML domain class symbol with name and attributes  Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2012:101) System Analysis And Design In A
Gambar 2.6A simple domain model class diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan sensor serat optik sebagai alat ukur massa akibat pergeseran obyek dalam skala mikrometer merupakan salah satu desain sensor serat optik yang berbasis pada

Sequence Diagram Mengelola Data Produk Sequence diagram mengelola data user menjelaskan bagaimana cara admin mengelola data user yang telah registrasi ke dalam

Pengaruh Pengetahuan Tentang Perbankan Syariah Terhadap Minat Memilih Produk Tabungan BSI Sumenep dari hasil perhitungan secara persial atau Uji t test adalah variabel X

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa untuk mencapai Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang mapan dan berdaya saing dibutuhkan strategi prioritas pada penguatan sistem

Pengamatan diIakukan dengan mengamati kandungan unsur daD kadarnya di dalam air perendam bahan bakar bekas tersebut dengan metode APN (Analisis Pengaktifanan Netron)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Elok Nur Hamdana, et al (2021) mengatakan bahwa dalam penelitian berjudul Pengembangan Sistem Analisis Sentimen Berbasis

dapat disimpulkan bahwa sequence diagram adalah interaksi diagram yang masih berhubungan dengan use case diagram yang mana menggambarkan bagaimana interaksi pesan