• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tematik Aku dan Sekolahku Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Berbantu Media Konkret

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Tematik Aku dan Sekolahku Melalui Penerapan Problem Based Learning (PBL) Berbantu Media Konkret"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Tindakan

Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil

belajar muatan Matematikasebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripisi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 2 di SDN Pati Kidul 01, diperkuat dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 2, untuk mengetahui kondisi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar kelas 2.

Penelitian ini dilakukan di SDN Pati Kidul 01 pada Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 . Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 dengan jumlah 20 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Karakteristik daya serap pembelajaran siswa kelas 2 heterogen. Daya

serap yang heterogen ini memerlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik.

(2)

pembelajaran di kelas hanya bersifat transfer ilmu pengetahuan saja dan dilakukan secara konvensional dengan menyampaikan materi pelajaran sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan kebutuhan siswa, kurangnya motivasi belajar, rendahnya rasa ingin tahu, terbatasnya ruang ekspresi yang kreatif dan rasa takut untuk menyampaikan pendapat, serta belum adanya penerapan model pembelajaran yang dapat menunjang peningkatan kompetensi hasil belajar.

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Selasa, 28

September 2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 2 di SDN Pati Kidul 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

Permasalahan yang muncul terkait dengan hasil belajar yang rendah pada muatan Matematikadipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor dari guru dan siswa itu sendiri. Daya serap siswa terhadap materi muatan Matematikadan rasa ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti setiap proses pembelajaran merupakan faktor dari siswa yang menyebabkan rendahnya perolehan hasil belajar muatan Matematika. Minat dan rasa ingin tahu siswa yang rendah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari sikap siswa yang tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Keadaan ini membuat guru mendominasi di setiap proses pembelajaran karena guru selalu memberikan instruksi yang harus dilakukan oleh siswa. Faktor penyebab lainnya dari guru yang mengakibatkan hasil belajar muatan Matematikarendah antara lain masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran kreatif yang mampu menumbuhkan rasa antusias siswa untuk belajar, guru masih menerapkan pembelajaran metode ceramah yang dianggap lebih praktis.

(3)

tersebut diketahui karena guru yang kurang memahami fungsi dari media, guru menganggap ceramah sudah merupakan cara yang paling baik untuk menyampaikan materi kepada siswa, karena guru beranggapan yang terpenting ialah materi dapat diterima oleh siswa. Padahal sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan dari guru tapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran.Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan

kegiatan pembelajaran di kelas 2SDN Pati Kidul 01, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi ajar.Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar muatan Matematikayang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75).Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan penentuan KKM dari SDN Pati Kidul 01 untuk mengukur aspek pengetahuan dari muatan Matematikasaja.

Hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data evaluasi muatan Matematikatema sebelumnya siswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 semester I tahun 2016/2017. Data hasil evaluasi muatan Matematikatema sebelumnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 13- 53 4 11%

2. 54-64 5 13 %

3. 65-75 11 30 %

4. 76-86 10 27 %

5. 87-100 7 19 %

Jumlah Siswa 37 100 %

Nilai Rata-rata 73

Nilai Tertinggi 100

(4)

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai evaluasi muatan Matematikamenunjukkan hasil belajar muatan Matematikamasih rendah. Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal MATEMATIKA (KKM ≥ 75) ada 37 siswa dan yang tuntas KKM ada 17 siswa. (Daftar nilai evaluasi muatan Matematikasemester I dapat dilihat pada lampiran nilai kondisi awal).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 75 17 46

2. Belum Tuntas < 75 20 54

(5)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasilmencapai kentutasan minimal.

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar muatan Matematikayang masih rendah, dibuktikan dengan nilai evaluasi muatan Matematikatema sebelumnya (Tema Kerukunan Dalam Bermasyarakat) siswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar muatan Matematikamelalui penelitian tindakan kelas pada tema selanjutnya (Tena Sehat Itu Penting) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.2 Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Tindakan 4.2.1 Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus I ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali

Belum Tuntas 60 %

(6)

pertemuan pembelajaran yaitu pembelajaran dua dan pembelajaran lima pada sub tema Pentingnya Kesehatan Diri dan Lingkungan.

4.2.1.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan

terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada pembelajaran dua dan pertemuan kedua). Tindakan pada tiap pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada minggu pertama bulan November. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik menggunakan model problem basd learning dengan Kompetensi Dasar 3.4 Mengenal nilai tukar anat pecahan uang dan Kompetensi Dasar 4.4 Membedakan berbagai jenis mata uang berdasarkan nilai satuan pecahan uanga. Indikator pada pertemuan pertama antara lain 3.4.1 Menyebutkan nilai mata uang, 4.4.1 Menunjukkan nilai pecahan uang . Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model problem Based Learning ialah: (1) dengan mengamati berbagai pecahan mata

(7)

pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media berbagai nilai mata uang yang terdapat di kelas .Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, soal dan jawaban mengenai pecahan mata uang. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 2 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran)

(2) Pertemuan kedua

Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan

pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) saintifik menggunakan model problem basd learning dengan Kompetensi Dasar 3.4 Mengenal nilai tukar anat pecahan uang dan Kompetensi Dasar 4.4 Membedakan berbagai jenis mata uang berdasarkan nilai satuan pecahan uanga. Indikator pada pertemuan pertama antara lain 3.4.1 Menyebutkan nilai mata uang, 4.4.1 Menunjukkan nilai pecahan uang Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan model problem based learning ialah: (1) dengan mengamati berbagai pecahan mata uang dan menyebutkan nilai pecahan mata uang, (2) siswa mengamati berbagai pecahan mata uang dan membedakan nilai ratusan dan ribuan.Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media yang digunakan berbagai nilai mata uang dan latihan pengenalan pecahan mata uang (berjumlah masing-masing sepuluh)Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 2agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

4.2.1.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(8)

(1). Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan.pada hari Selasa tanggal 4 November 2016 mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Sunarni, S.Pd.SD selaku guru kelas 2SDN Pati Kidul 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa,

dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan media rangka manusia dari ruang laboratorium Matematika. Kemudian guru memberikan pertanyaan “apa yang kalian pikirkan tentang media pecahan mata uang?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya nilai ratusan dan ribuan . Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi nilai pecahan mata uang .

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan (buku siswa) tentang materi rangka manusia. Guru meminta siswa untuk mengamtai pecahan mata uang. Siswa mencatat hasil identifikasi mereka pada buku catatan. Guru menggali pengetahuan siswa tentang pecahan mata uang . Guru memberikan pertanyaan “Apakah kalian memiliki uang?” (guru menunjuk pada media uang )..Siswa diminta menyebutkan uang yang mereka ketahui dengan media pecahan mata uang. Setiap siswa memilik jawaban yang beragam. Dengan media mengamati pecahan mata uang, siswa menyebutkan nilai mata uang.

(9)

Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang niali mata uang. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(2). Pertemuan kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari Kamis tanggal 6 November 2016 mulai pukul 07.00 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Sunarni, S.Pd.SD selaku guru kelas 2 SDN Pati Kidul 01. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan

pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menunjukkan media rangka manusia dari ruang laboratorium Matematika. Kemudian guru memberikan pertanyaan “apa yang kalian pikirkan tentang media pecahan mata uang?”. Dari berbagai jawaban siswa misalnya nilai ratusan dan ribuan . Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu siswa dapat mengidentifikasi nilai pecahan mata uang .

(10)

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 5 kelompok yang tiap kelompok terdiri dari lima siswa. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang penyakit rangka manusia yang lain yang belum dijelaskan oleh guru. Guru memberikan waktu 10 menit untuk diskusi. Untuk mempermudah dalam presentasi materi pecahan mata uang, siswa mengamati gambar yang ada dibuku .Media hasil karya siswa kemudian digunakan untuk sarana pendukung dalam presentasi di muka kelas. Perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan menggunakan

media kreatif rangka manusia dari kardus bekas. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang penyakit pada rangka manusia dan faktor penyebabnya dengan bertanya jawab bersama siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dMatematikahami oleh siswa. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.2.1.3Pelaksanaan Observasi siklus I

Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model problem based learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

(11)

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

A. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa

3. Memancing peserta didik untuk bertanya

D. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 1. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

(12)

E. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 1. Menunjukkan ketrampilan

dalam menggunakan sumber belajar mengajar

2. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

2. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan

Berdasarkan catatan dari observer bahwa masih ada siswa yang bermain dan menggangu teman nya sehingga kurang memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Guru masih canggung dalam memberikan pertanyaan pada siswa.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

A. Apresiasi dan Motivasi

(13)

3. Mengajukan pertanyaan pada

6. Memancing peserta didik untuk bertanya

D. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 3. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

4. Melibatkan peserta didik dalam pemnfaatan sumber belajar.

(14)

proses pemecahan 3. Guru membantu siswa

mengkaji ulang hasil

pemecahan masalah mengenai pecahan uang

4. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan

Berdasarkan catatan dari observer bahwa masih ada siswa yang bermain dan menggangu temannya sehingga kurang memperhatikan guru pada saat pembelajaran berlangsung. Guru cukup menguasai materi pembelajaran dan dapat menguasai anak dikelas.

4.1.2.3Pelaksanaan Observasi Siklus II

Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model problem basd learning yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

(15)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

A. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan

9. Memancing peserta didik untuk bertanya

D. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 5. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

(16)

E. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 7. Menunjukkan ketrampilan

dalam menggunakan sumber belajar mengajar

8. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media

6. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan siswa yang bermain dan menggangu temannya sehingga kurang memperhatikan

guru pada saat pembelajaran berlangsung. Guru cukup menguasai materi pembelajaran dan dapat menguasai anak dikelas.

2) Pertemuan Kedua

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II

No Kegiatan Perihal Guru Ya Tidak

1 PENDAHULUAN

G. Apresiasi dan Motivasi

1. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dengan menyapa dan memberi salam.

2. Mengatkitkan materi

(17)

pembelajaran sekarang dengan

12.Memancing peserta didik untuk bertanya

8. Membimbing menyelidiki individual maupun kelompok 7. Memfasilitasi peserta didik

untuk menganalisis

8. Melibatkan peserta didik dalam pemnfaatan sumber belajar.

(18)

didik

8. Guru memotovasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan

Hasil observasi aktivitas guru terdapat lima aspek yang diamati diperoleh penilaian pada spek apersepsi dan motivasi mendapatkan skor 2, pada aspek

mengorientasikan peserta didik mendapat skor 2, pada aspek mengorganisasikan peserta didik untuk belajar mendap skor 21, pada aspek membimbing mendapat

skor 2, pada aspek mengembangklan dan menyajikan hasil karya mendapat skor 4, pada aspek menganalisis dan mengvaluasi mendapat skor 2, dan pada penutup mendapat skor 2. Jadi toral keseluruhan skor 16.

4.2 Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai muatan Matematikasiklus II sebagai berikut:

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 48–58 3 8 %

2. 59–69 1 3 %

3. 70–80 5 13 %

4. 81–91 13 35 %

(19)

Jumlah Siswa 37 100 %

Nilai Rata-rata 87

Nilai Tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.13 distribusi frekuensi nilai muatan Matematika, dapat dikatakan bahwa hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya

perolehan nilai rata-rata siswa dari 87 pada siklus I menjadi 85,00 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan dalam diagram 4.15 yaitu sebagai

berikut:

Diagram 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas < 75 4 11 %

2. Belum Tuntas ≥ 75 33 89 %

Jumlah 37 100

(20)

Diagram 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Siklus I

Dari hasil siklus I penelitian diharapkan memperbaiki kekurangan siswa dalam pembelajaran anatara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang masih kurang. Sedangkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan pendekatan saintifik pada sebagian siswa telah dapat meyimpulkan materi yang sudah dipelajari. Pada siklus II dilakukan perbaikan adar dalam pelaksanaan pembelajaran berikutnya menjadi lebih baik. 4.2.1 Refleksi Siklus I

(21)

dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan pembelajaran dengan model problem based learning melalui pendekatan saintifik,siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kegiatan problem based learning menjadikan materi pelajaran dapat

dMatematikahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara kreatif dan berbeda melalui media kreatif yang dibuat oleh siswa sendiri.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama diketahui indikator yang memperoleh skor 3 yaitu sebanyak 8 item, dan skor 4 sebanyak 12 item. Pada siklus I pertemuan kedua indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 6 item dan skor 4 sebanyak 14 item. Dari hasil observasi pelaksanaan tindakan siklus I, aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek membimbing siswa tentang langkah-langkah problem based learning. Dengan pembelajaran model problem basd learning melalui pendekatan saintifik, siswa secara kreatif mampu mengidentifikasi materi dengan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran.

4.2.2 Siklus II

Pada sub unit siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi satu kali pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.

4.2.2.1 Refleksi Siklus II

(22)

pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru teman sejawat, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 2A. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru teman sejawat telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru teman sejawat yaitu guru kelas 2 sudah dapat menerapkan model problem based learning dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi siswa, penerapan model problem based learning

menjadikan siswa menguasai keterampilan saintifik dan memecahkan masalah secara kreatif dan menyenangkan.

4.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi nilai muatan Matematikasiklus II sebagai berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 0 3 8 %

2. 100 34 92 %

Jumlah Siswa 37 100 %

Nilai Rata-rata 92

Nilai Tertinggi 100

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi nilai muatan Matematika,

(23)

Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar MATEMATIKA Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas < 75 3 8 %

2. Belum Tuntas ≥ 75 34 92 %

Jumlah 37 100

(24)

4.4 Refleksi

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari

pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru teman sejawat, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 2A. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru teman sejawat telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru teman sejawat yaitu guru kelas 2sudah dapat menerapkan model problem basd learning dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi siswa, penerapan model problem basd learning menjadikan siswa menguasai keterampilan saintifik dan memecahkan masalah secara kreatif dan menyenangkan.

(25)

98%.Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 4%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut:

Diagram 4.6 Peningkatan Persentase Observasi Guru Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

(26)

Diagram 4.7 Peningkatan Persentase Observasi Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), maka pada siklus II semua siswa tuntas.Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 100%.Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana

perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I, yang dapat diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru.

2) Siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik, terlihat dari respon positif siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa mulai berani menyampaikan pendapat dan menanggapi jawaban.

(27)

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik yang direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:

1) Peneliti dan guru kolaborator telah melakukan diskusi bersama untuk membahas mengenai langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learningsehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih sistematis dan sesuai dengan apa yang telah

direncanakan.

2) Guru sudah mempersiapkan dan memperlajari materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga penyampaian materi sudah terstruktur dengan baik, guru juga dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari oleh siswa dengan realitas kehidupan yang dialami oleh siswa.

3) Guru selalu memberikan penguatan positif pada siswa, melatih siswa agar berani dan tidak malu atau takut berpendapat di depan kelas melalui pemberian penghargaan sebagai motivasi bagi siswa.

4.5 Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan

Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2 SDN Pati Kidul 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar muatan Matematikayang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.15 berikut:

Tabel 4.11

Perbandingan Ketuntasan Belajar muatan MATEMATIKA Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi awal Siklus I Siklus II Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tuntas ≥ 75 17 46 33 89 34 92

2. Belum Tuntas < 75 20 54 4 11 3 8

Jumlah 37 100 37 100 20 100

(28)

Berdasarkan tabel 4.15 tentang perbandingan ketuntasan belajar muatan Matematika, diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah tercapai namun ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan

belajar muatan Matematikasiswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 100% atau keseluruhan siswa mencapai ketuntasan. Perbandingan ketuntasan belajar kondisi awal, siklus I, dan siklus IIdapat dilihat pada diagram 4.18 berikut:

Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar muatan Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

(29)

Diagram 4.9 Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar Matematika Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 2SDN Pati Kidul 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah, guru menilai pembelajaran menggunakan metode ceramah lebih praktis darMatematikada menggunakan model pembelajaran inovatif yang memerlukan banyak persiapan lebih di dalam pelaksanaannya. Pemanfaatan media dalam

pembelajaran juga masih jarang dilakukan oleh guru, guru merasa kurang terampil dalam menggunakan media pembelajaran sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru mengesampingkan pemanfaatan sebuah media, padahal sebuah media pembelajaran dapat menambah ketertarikan siswa dan membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 2di SDN Pati Kidul 01 tersebut menyebabkan siswa kelas 2 pasif di dalam proses pembelajaran, tidak ada aktivitas belajar yang bermakna bagi siswa untuk membangun sebuah konsep materi, kegiatan dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam

(30)

pelaksanaan pembelajaran terkesan monoton dan tidak menyenangkan. Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01.Berdasarkan kondisi yang demikian maka perlu adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar muatan Matematikasiswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model Problem Based Learningmelalui pendekatan saintifik.

Berikut ini tabel 4.16 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru

dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II:

Tabel 4.12

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan

Siklus I Pertemuan I

Siklus I

Pertemuan II Siklus II

Perolehan Skor Perolehan Skor Perolehan Skor

Aktivitas Guru 82 91 100

Aktivitas Siswa 77 89 100

Berdasarkan tabel 4.16 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa diketahui terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model problem basd learning

(31)

Diagram 4.10 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

(32)

Tabel 4.13

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Muatan Matematika Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar muatan

MATEMATIKA 87 92

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 87 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 73 dengan pencapaian ketuntasan belajar muatan Matematika. siswa mencapai 89%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat

dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar muatan Matematika., tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih belum maksimal, maka dari itu masih diperlukan perbaikan pada siklus II.

(33)

Diagram 4.11 Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses pembelajaran saintifik maupun hasil tindakan pembelajaran saintifik semakin baik dan mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan modelProblem Based Learningmelalui pendekatan saintifik pembelajaran yang

berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan model problem based learning melalui pendekatan saintifik memberikan banyak halpositif bagi siswa, dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika.

(34)

mampu memecahkanpermasalahan yang ada dalam pembelajaran muatan Matematika. Bahkan siswa dengan kreatif mampu membuat media pembelajaran sebagai bentuk antusias siswa terhadap materi yang disampaikan guru.dengan media yang siswa buat sendiri, memudahkan siswa memahami materi secara kreatif. Dapat dikatakan bahwa model Problem Based Learningdapat meningkatkan aktivitas belajar secara kognitif, peningkatan aktifitas belajar secara kognitif tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar muatan Matematika. siswa kelas 2SDN Pati Kidul 01 setelah dilaksanakannya tindakan

penelitian menggunakan model problem basd learning melalui pendekatan saintifik.

Berdasarkan uraian penelitian, maka penerapan model problem based learning pendekatan saintifik dalam pembelajaran tema Sehat itu Penting pada

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Muatan Matematika
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II
+7

Referensi

Dokumen terkait

penjualan pada saat cadangan kerugian piutang tersebut ditetapkan, atau.. didasarkan pada presentase tertentu dari taksiran jumlah penjualan

Harga tetapan kalorimeter diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperatur .Dengan demikiantetapan kalorimeter(kapasitas panas

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah timbulnya efek atau dampak dari pencemaran oleh gas metana, salah satunya yang dapat dengan mudah

Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Kantor Wilayah DJKN Jawa Timur ”.

Diterimanya Islam oleh orang-orang Mindanao, Sulu, Manilad dan sepanjang pesisir pantai kepulauan Filipina tidak terlepas dari ajaran Islam yang dibawa oleh para

[r]

[r]