• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PROGRAM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

DALAM PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KEMUNING

KOTA PALEMBANG

Deby Chintia Hestiriniah

Dosen STISIPOL Candradimuka Palembang

Trecy Austin

Dosen STISIPOL Candradimuka Palembang

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis data kualitatif. Kajian ini mendeskripsikan efektivitas pelaksanaan program dilihat dari kualitas aparatur, sarana dan prasarana, dan pengawasan. Informan penelitian ini terdiri dari Camat Kemuning, Kasi. Pelayanan Umum Kecamatan Kemuning, Lurah Talang Aman Kecamatan Kemuning, Warga Kecamatan Kemuning, dan Ketua Karang Taruna Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam (indepth interview), observasi serta dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yang meliputi tiga tahapan analisis, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing/verification. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas pelaksanaan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) di Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning Kota Palembang belum efektif.

Kata kunci: Efektivitas, Pelaksanaan, Program 3R

PENDAHULUAN

Permasalahan sampah masih menjadi polemik di Kota Palembang. Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa sampah adalah barang yang tidak ada nilainya, tidak berguna dan tidak dapat dimanfaatkan kembali. Pola masyarakat dalam pengelolaan sampah masih menggunakan gaya lama dengan cara sampah dikumpulkan, diangkut dan dibuat ke tempat pembuangan sementara. Paradigma seperti ini seharusnya sudah ditinggalkan oleh masyarakat.

Sudah saatnya masyarakat merubah

pandangannya terhadap sampah sebagai barang yang memiliki nilai ekonomi, memiliki manfaat lain seperti pupuk kompos, bahan bakar minyak, barang kerajinan dan banyak lagi.

Kota Palembang merupakan ibu kota provinsi Sumatra Selatan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan1 jumlah penduduk Kota Palembang per September 2020 sebanyak 1.681.374 jiwa yang terdiri dari 18 Kecamatan dan 107 Kelurahan. Total produksi sampah yang dihasilkan di Kota Palembang hampir 1.000-1.200 ton sampah perhari.

Pemerintah Kota Palembang untuk

memberikan kepastian hukum mengenai

pengelolaan sampah secara khusus menetapkan mekanisme pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga melalui Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 03 Tahun 2015. Dalam pasal 20 huruf c dalam pengolahan sampah berwawasan lingkungan dapat dilakukan salah satunya di TPS3R. Sedikitnya tempat pembuangan sampah menjadi persoalan teknis yaitu keterbatasan lahan kosong serta tidak semua warga berkenan untuk

dibangun TPS disekitar lingkungannya

(Mulasari, 2016: 97). Salah satu kecamatan yang ada di Kota Palembang yaitu Kecamatan

Kemuning telah berupaya menyadarkan

masyarakat bahwa permasalahan sampah bukan tanggungjawab pemerintah saja tetapi menjadi tanggungjawab bersama masyarakat juga.

Kecamatan Kemuning Kota Palembang

memiliki luas lebih kurang 900ha. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Palembang,

jumlah penduduk Kecamatan Kemuning

sebanyak 19.861 jiwa yang terdiri dari 6 (enam) Kelurahan. Dalam menindaklanjuti himbauan dari Pemerintah Kota Palembang agar setiap kecamatan dapat mengelola sampah secara

(2)

2

mandiri, upaya yang dilakukan Pemerintah

Kecamatan Kemuning dalam menangani masalah sampah melalui TPS 3R yang berlokasi di Jalan Perikanan 4 dekat dengan Waduk. Dari 6 (enam) kelurahan yang ada di Kecamatan Kemuning, pada Kelurahan Talang Aman ini yang masih memiliki lahan kosong. Sistem penanganan sampah berbasis masyarakat TPS 3R di Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning dilakukan secara swakelola untuk meningkatkan peran masyarakat dalam menjaga lingkungan terutama pengelolaan sampah. Namun yang menjadi masalah sudah efektifkah pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah di Kecamatan Kemuning Kota Palembang.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Efektivitas

Menurut A.F Stoner (dalam Nawawi, 2013), efektivitas diartikan sebagai kemampuan dalam menentukan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Senada dengan itu menurut Komaruddin (dalam

Mutiarin, 2014) mengungkapkan bahwa

efektivitas adalah keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Menurut Siagian (1998), efekivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa yang

dijalankannya. Efektivitas menunjukan

keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah di tetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan pencapaian tujuan dengan

penggunaan sumber daya, sarana dan prasarana yang ada.

Menurut Campbell (dalam Mutiarin, 2014) pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling menonjol adalah: (a) Keberhasilan program, (b) Keberhasilan sasaran, c) Kepuasan terhadap program, (d) Kesesuaian input dan output, (e) Pencapaian tujuan menyeluruh. Efektif atau tidaknya suatu program yang dibuat oleh pemerintah tidak terlepas dari tujuan program itu sendiri. Jika tujuan yang telah dirumuskan efektif maka efektivitas program akan lebih mudah untuk diukur.

Sehingga efektifitas program dapat dijalankan berdasarkan dengan kemampuan operasionalnya

dalam melaksanakan program yang sesuai dengan tujuan yang telah tetapkan sebelumnya, secara komprehensif, efektifitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga untuk mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukam sebelumnya (Campbell, 1989:47).

Menurut Dicson dan Wetherbe (dalam Samsudin, 2014), dalam mengukur efektivitas suatu program terdapat 2 (dua) unsur penting yaitu berasal dari pihak intern pembuat program seperti pelaksanana program dan sasaran program. Seperti kualitas aparatur, kompetensi administrator, disiplin, sarana dan prasarana, dan pengawasan. Pertama, kualitas aparatur; kualitas dalam arti luas berarti suatu yang dapat disempurnakan. Dalam arti sempit, arti kualitas

sumber daya manusia adalah tingkat

“Pengetahuan”, “Kemampuan”, dan “Kemauan” yang dapat diberikan oleh SDM. Kedua, kompetensi administrator; kompetensi ialah suatu tugas yang memadai, atau memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Kemampuan disini merupakan dorongan yang dimiliki individu untuk

menyelesaikan kewajiban dan tanggung

jawabnya. Ketiga, disiplin; adalah ketepatan aparatur dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan organisasi yang bersangkutan. Keempat, sarana dan prasarana; Menurut Kaho (2002) faktor sarana dan prasarana yang diartikan sebagai peralatan adalah penting dalam penyelenggaraan aktivitas pemerintah. Tersedianya sarana dan prasarana

akan memudahkan pemerintah dalam

melaksanakan suatu program. Kelima,

pengawasan; Manulang (2001) menyatakan bahwa pengawasan adalah proses untuk

menetapkan pekerjaan apa yang sudah

dilaksanakan, menilainya, dan perlu

mengkoreksinya dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula. Program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah perlu mendapatkan pengawasan yang berkelanjutan untuk melihat apakah tujuan dari program tersebut telah tercapai atau belum.

2. Program 3R (reduce, reuse, recycle) dalam pengolahan sampah

Program merupakan bagian dari suatu perencanaan. Menurut Pariata Westra dkk (dalam mutiarin, 2014) mengemukakan bahwa program

ialah rumusan yang membuat gambaran

pekerjaan yang akan dilaksanakan beserta petunjuk cara-cara pelaksanaannya.

(3)

3 Pengelolaan sampah dalam Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.

Pengelolaan sampah bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah yang bernilai ekonomis. Pengurangan sampah dapat dilakukan melalui pembatasan timbulan sampah (reduce), pemanfaatan kembali sampah (reuse) dan pendaur ulang sampah (recycle).

Sudrajat (2006:56) menyatakan bahwa, keberhasilan pengelolaan sampah, bukan hanya tergantung aspek teknis semata, tetapi mencakup juga aspek non teknis, seperti bagaimana mengatur sistem agar dapat berfungsi, bagaimana lembaga atau organisasi yang sebaiknya mengelola, bagaimana membiayai sistem tersebut dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana melibatkan masyarakat penghasil sampah dalam aktivitas penanganan sampah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe penelitian ini menurut Bugdon dan Taylor dalam Moleong (2013:4), berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan, dimana data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Berdasarkan jenis data dan analisisnya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah yang mengadopsi teori dari Campbell JP (dalam Mutiarin, 2014). Penulis dalam mengukur efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah di Kecamatan Kemuning Kota Palembang hanya fokus pada tingkat keberhasilan program.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada tiga yaitu dengan melakukan Observasi, Wawancara Mendalam dan Dokumentasi. Dalam penelitian ini, proses observasi dilakukan sebanyak dua (2) kali yakni observasi sebelum dan pada saat penelitian dilakukan. Observasi pra-penelitian dilakukan dengan tujuan mengamati situasi sejauh mana keefektifan pelaksanaan kebijakan pemerintah terkait Program 3R dalam pengolahan sampah sebelum peneliti melakukan peneletian guna mendapatkan beberapa informasi untuk menentukan variabel

apa yang menarik untuk diteliti, sehingga peneliti memiliki gambaran dan kedalaman informasi mengenai obyek dan subyek penelitian seperti mengidentifikasi informan yang mengetahui tentang informasi yang dibutuhkan serta mempelajari situasi dan kondisi obyek penelitian, sedangkan observasi pada saat penelitian dilakukan dengan metode observasi non-partisipan, yaitu jenis observasi dimana peneliti tidak terlibat secara langsung dalam setiap aktivitas subyek penelitian. Adapun hal-hal yang akan diamati antara lain terkait dengan Efektivitas Pelaksanaan Program 3R Dalam Pengolahan Sampah di Kecamatan Kemuning Kota Palembang. Metode wawancara mendalam (indepth interview) ini digunakan untuk mewawancarai Camat Kemuning, Lurah Talang Aman, Pengurus Karang Taruna Kelurahan Talang Aman serta beberapa masyarakat Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning. Metode ini digunakan untuk menggali data tentang perencanaan dan pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah. Dokumentas yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa arsip-arsip yang dimiliki oleh Kecamatan Kemuning dan Kelurahan Talang Aman, serta buku-buku maupun literatur yang sesuai dengan bahasan yang dilakukan oleh peneliti.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik deskriptif yang meliputi tiga tahapan analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini akan menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan yaitu efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah yang dilihat dari tingkat keberhasilan program, seperti kualitas aparatur pelaksana program, kompetensi administrator, disiplin, sarana dan prasarana yang tersedia, dan pengawasan, yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Hasil penelitian tentang efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah yang dilihat dari tingkat keberhasilan program pada Kecamatan Kemuning belum berhasil dan belum efektif. Data yang didapat dari hasil wawancara dengan Kepala Seksi

Pelayanan Umum Kecamatan Kemuning

mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan program 3R di Kecamatan Kemuning belum efektif. Untuk diketahui

(4)

4

lokasi TPS 3R didekat STIS kebetulan yang

dekat dengan Kantor Lurah Talang Aman. Jadi, dia ada pos itu untuk pengamanan dan penertiban sampah bae. Jadi fungsi pos itu menampung sampah yang diserahkan oleh warga, kebetulan ada biaya nya, guna nya untuk reduce sampah-sampah yang dihasilkan oleh masyarakat tadi agar tidak menumpuk." (Hasil wawancara, 24 Agustus 2020).

Dari hasil observasi pada Kecamatan Kemuning, benar bahwa sudah ada 1 posko Karang Taruna di Kelurahan Talang Aman yang dijadikan sebagai tempat pengawas terhadap tempat pembuangan sampah sementara disekitar Waduk II Jalan Perikanan 4 dimana lokasi tidak jauh dari kantor Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning.

Gambar 1: Posko Karang Taruna Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning

Sumber : Dokumentasi peneliti

Sejalan dengan hal tersebut Ketua Pengurus

Karang Taruna Kelurahan Talang Aman

Kecamatan Kemuning Kota Palembang sebagai informan 7, yang mengatakan bahwa:

“3R belum berjalan (Pelaksanaan Program), masalahnya belum ada pabriknya, kalau disini kita cuma menampung sampah saja agar sampah tidak berserakan disekitar waduk” (Hasil wawancara, 26 Agustus 2020)

Gambar 2: Tempat Penampungan Sampah di Posko Karang Taruna Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning

Sumbe r: Dokumentasi Peneliti

Pernyataan dari pengurus Karang Taruna Tersebut diperkuat dari pernyataan Lurah Talang Aman Kecamatan Kemuning Kota Palembang, sebagai informan 3 yang mengatakan bahwa:

“TPS 3R ini masih dalam proses

pembangunan, sehingga nanti baru bisa berjalan” (Hasil wawancara, 28 Agustus 2020)

Pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah di Kecamatan Kemuning dari hasil wawancara dengan Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Kemuning mengatakan bahwa:

“Pelaksanaan program 3R di Kecamatan Kemuning belum bisa terlaksana dikarenakan kurangnya lahan untuk lokasi 3R itu sendiri dan anggarannya yang terbatas”. (Hasil wawancara, 24 Agustus 2020)

Dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa penyebab belum terlaksananya program 3R dalam pengolahan sampah di Kecamatan Kemuning karena kurangnya lahan untuk dijadikan lokasi 3R dan anggaran yang belum dialokasikan secara khusus untuk kegiatan program 3R. Sebagiamana dari hasil pengamatan peneliti memang benar bahwa di beberapa lokasi kelurahan yang ada di Kecamatan Kemuning telah dipadati rumah penduduk tidak ada lahan kosong sehingga keterbatasan lahan untuk dijadikan lokasi TPS 3R. Saat ini lokasi Kantor Camat menyewa ruko di jalan pipa reja karena lahan kantor camat yang lama telah dibongkar untuk pembebasan lahan pembangunan flyover.

Hasil penelitian menunjukkan pada

(5)

5 yang dibuang sembarangan padahal tersedia

Tempat Pembuangan Sampah Sementara, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini, dimana lokasi di depan Kantor Lurah Pahlawan Kecamatan Kemuning, tepatnya sekitar DAM atau bendungan.

Gambar 3: Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara di Kelurahan Pahlawan Kecamatan Kemuning

Sumber: Dokumentasi Peneliti

Pada gambar diatas jelas terlihat bahwa kurangnya pengawasan dari pemerintah dalam hal ini pihak Kelurahan dan Kecamatan Kemuning terkait kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk mengelola sampah. Menurut Dicson dan Wetherbe (dalam Muhammad Samsudin, 2014) menyatakan bahwa pengawasan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan pelaksanaan program. Sehingga daerah ini sering terjadi banjir ketika hujan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan maka peneliti memperoleh

kesimpulan bahwa:

1. Efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah di Kecamatan Kemuning Kota Palembang berdsarkan indicator yang dikemukakan oleh Campbell terbukti belum efektif.

2. Efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah berdasarkan tingkat keberhasilan program yang meliputi kualitas aparatur, kompetensi administrator, disiplin, sarana dan prasarana dan pengawasan dapat dikatakan belum efektif.

Adapun saran yang dapat peneliti berikan dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

efektivitas pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah adalah:

1. Kepada Kepala Seksi pemerintah Kecamatan Kemuning Kota Palembang sebagiknya lebih mengoptimalkan lagi pada pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah, sehingga lingkungan bisa lebih bersih dan sehat.

2. Pemerintah Kecamatan Kemuning Kota Palembang harus meningkatkan pengawasan yang lebih terorganisir, sehingga kualitas aparatur dan kompetensi pegawai kelurahan dan kecamatan Kemuning Kota Palembang dapat meningkat terhadap pelaksanaan program 3R dalam pengolahan sampah. 3. Perlunya penambahan sarana dan prasarana

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program tersebut.

Daftar Pustaka

Campbell. 1989. Riset Dalam Efektivitas Organisasi. Diterjemahkan Sahat Simamora. Jakarta: Erlangga.

Kaho, Josef Riwu. (2002). Prospek Otonomi di Negara Republik Indonesia. Edisi I, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Manulang, M. 2001. Dasar- Dasar Manajemen. Medan: Sinar Harapan.

Moeleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mutiarin, D. (2014). Manajemen Birokrasi dan Kebijakan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nawawi, Z. (2013). Manajemen Pemerintahan.

Jakarta: Rajawali Press.

Siagian, Sondang P. 1998. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara Sudrajat. 2006. Mengelola Sampah Kota. Jakarta:

Penabar Suwadaya.

Westra, Pariata dkk. 2001. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta: Gunung Agung.

Perundangan dan peraturan:

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,

Peraturan Daerah Kota Palembang Nomor 03 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

(6)

6

Jurnal

Mulasari, Astuti, Husodo, A.H., Muhadjir, N., 2016, Analisis Situasi Permasalahan Sampah

Kota Yogyakarta dan Kebijakan

Penanggulangannya, UNNES, Jurnal

Kesehatan Masyarakat 11 (2): 96-106.

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kema s/article/view/3989/4765

Samsudin, Muhamad, Aji Ratna Kusuma, & Suarta Djaya. (2014). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas penyaluran bantuan sosial di Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur. eJournal Administrative Reform. Vol. 1 No. 2 Tahun 2014. http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/ JAR/article/view/501/454.

Gambar

Gambar  2:  Tempat  Penampungan  Sampah  di  Posko  Karang  Taruna  Kelurahan  Talang  Aman  Kecamatan  Kemuning
Gambar  3:  Lokasi  Tempat  Pembuangan  Sampah  Sementara  di  Kelurahan  Pahlawan  Kecamatan  Kemuning

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul : Manajemen Sampah Dalam Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse and Recycle) di Kabupaten Klaten ini adalah karya saya sendiri dan bebas dari

Gambar diatas merupakan fasilitas aplikasi 3R yang menerangkan laporan dalam bentuk grafik data tempat pembuangan sementara (TPS) 3R per wilayah

Peranserta masyarakat yang diharapkan dalam kegiatan pengelolaan sampah 3R setelah pendampingan adalah perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah yaitu

Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sampah 3R ( reduce, reuse, recycle ) pada pembelajaran IPS untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan dapat dilakukan,

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh pengetahuan lingkungan hidup peserta didik, sikap peserta didik dalam pengelolaan sampah metode 3R (Reduce,

Data timbulan, komposisi, dan karakteristik fisika sampah rumah tangga diperoleh dari penelitian yang dilakukan Ria Annisa Dalimunthe (2018) tentang Studi Karakteristik Sampah

Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan sampah 3R ( reduce, reuse, recycle ) pada pembelajaran IPS untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan dapat dilakukan,

Sedangkan sampah kering hasil pemilahan yang akan diangkut ke gudang penyimpanan untuk sementara waktu untuk kemudian dibawa ke pengepul.. Sampah kering yang dibawa berupa