ANALISIS KEMITRAAN PETERNAK SAPI PERAH DENGAN KUD MUSUK DI KABUPATEN BOYOLALI
Liya Oktivira, Sapja Anantanyu , Erlyna Wida Riptanti
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Jalan Ir Sutami No 36-A Kentingan, Jebres, Surakarta Telp./Fax. (0271) 637457
Email : liyaokti@gmail.com. Hp : 085642205466 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis profil usaha peternak,
menganalisis pola, dan dampak yang ditimbulkan dari adanya pola kemitraan. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di KUD Musuk yang pilih secara dengan pertimbangan yaitu KUD dengan penerimaan susu sapi dari peternak terbesar di Kabupaten Boyolali. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunderAnalisis data yang digunakan (1) Analisis Pendapatan Usahaternak Sapi perah (2) Analisis deskriptif (3) skala pengukuran skala ordinal. Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata pendapatan peternak anggota selama satu tahun adalah Rp 14.540.573. Ciri-ciri pola inti plasma dalam kemitraan antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah adalah perusahaan besar (KUD Musuk) sebagai inti membina dan mengembangkan peternak yang menjadi plasma dalam penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha, dan penerimaan hasil produksi susu; sedangkan usaha kecil (peternak sapi perah) sebagai pihak yang mendapat bantuan untuk dapat mengembangkan usahanya. Kemitraan yang terjalin antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah termasuk pola kemitraan sederhana (pemula). Dampak adanya pola kemitraan terdiri dari tiga aspek yaitu teknologi, sosial dan ekonomi. Aspek teknologi meliputi kemudahan dalam akses informasi; peningkatan pengetahuan dan ketrampilan. Aspek sosial meliputi peternak Aktif kegiatan kemasyarakatan; KUD aktif memberikan pembinaan terhadap peternak; kegiatan sosial KUD; peran KUD dalam penyedian infrastruktur dan dukungan fasilitas. Aspek ekonomi meliputi kemudahan mengakses permodalan,peningkatan pendapatan memperoleh, manajemen kegiatan usaha persusuan, kemudahan dalam pemasaran susu.
Kata kunci : Pendapatan, Pola Kemitraan, Dampak Kemitraan, KUD
Abstrak : This study aims to analyze business profile breeders, analyze patterns, and the impact of the existence of a partnership. The basic method of this research is descriptive. The study was conducted in KUD Musuk who select it with the consideration that the acceptance of cow's milk cooperatives of the largest farmers in Boyolali. The data used is primary data and secondary data. Analysis of data were used: Analysis of the data used are (1) Income Analysis farming dairy cows (2) descriptive analysis (3) scale ordinal scale measurement. Results reveal that the average income of the farmer members for one year is Rp 14.540.573. Distinctive patterns in the plasma core Musuk KUD partnership between the dairy farmers are large corporations (KUD Musuk) as the core build and develop into plasma breeders in the provision of production facilities, the provision of technical assistance in business management, and acceptance of milk production; while small businesses (dairy farmers) as the party gets help to be able to expand its business. KUD partnership that exists between Musuk with dairy farmers include simple partnership (beginner) Impact partnership pattern consists of three aspects: technological, social and economic. Aspects of the technology include ease of access to information; increased knowledge and skills. The social aspect includes breeders Active community activities; KUD actively provide guidance to farmers; KUD social activities; KUD's role in the provision of infrastructure and support facilities. Economic aspects include ease of access to capital, increase in revenue gain, dairy operations management, marketing Ease in milk.
Keywords: Income, Partnership, Impact Partnership, KUD, Dairy Farmers Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2007 For Evaluation Only.
PENDAHULUAN
Sektor pertanian dalam arti luas mencakup tentang subsektor peternakan. Subsektor peternakan tidak jauh berbeda dengan subsektor tanaman pangan dan
perkebunan dalam menyediakan
kebutuhan pangan khususnya penyediaan daging, telur dan susu bagi penduduk Indonesia. Salah satu hasil produk dari subsektor peternakan yang penting adalah susu sapi. Susu sapi merupakan bahan pangan yang cukup penting bagi pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, khususnya kebutuhan akan protein,
Berdasarkan data BPS Nasional (2012), diketahui bahwa Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang menjadi sentra peternakan sapi perah di Indonesia. Jawa tengah menempati posisi ketiga dengan jumlah ternak 106.224 ekor dan menghasilkan susu sebesar 107.982 ton/ tahun dari total seluruh produksi sebesar 981.588 ton/tahun nasional, sehingga 12% pasokan susu nasional berasal dari Jawa Tengah.
Berdasarkan data BPS Jawa
Tengah (2012), Kabupaten Boyolali merupakan sentra usahatani ternak sapi perah yang menghasilkan susu sapi segar terbesar di Jawa Tengah dengan populasi sapi perah sejumlah 87.793 ekor dan produksi susu sebanyak 46.775.509 liter.
Kondisi Topografi di Kabupaten
Boyolali yang dekat di daerah
pegunungan, menyebabkan iklim sejuk
sehingga memungkinkan untuk
pemeliharaan sapi perah. Populasi sapi perah yang besar didukung kondisi alam yang sesuai membuat produksi susu di Boyolali paling besar daripada lima daerah lain di Jawa Tengah.
Peternak yang mempunyai ternak sapi perah mereka dapat memasarkan susu sapi melalui koperasi. Koperasi Susu mempunyai peranan penting untuk menopang perkembangan persusuan.
Koperasi-koperasi susu di
kabupaten Boyolali terdiri dari KUD Cepogo, KUD Musuk, KUD Boyolali
dan KUD Mojosongo. Berdasarkan
Ananlisis Data Sekunder, diketahui
bahwa KUD Musuk merupakan
penerimaan susu terbesar di Kabupaten Boyolali dengan 6.483.480 liter. Penerimaan susu di KUD Musuk dari peternak tergolong besar karena selain daerah mendukung untuk produksi sapi perah juga adanya kemitraan intensif yang terjalin dengan peternak di sekitar Musuk.
Hubungan kemitraan ini sangat dibutuhkan oleh peternak sapi karena dapat lebih mudah dalam memasarkan
susu juga dapat memberikan
pengetahuan dan informasi tentang usahaternak. Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk juga sangat memerlukan kerjasama dengan peternak karena setiap harinya koperasi membutuhkan suplai susu segar dari peternak.
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis profil usaha peternak yang mengikuti kemitraan
dengan KUD Musuk, Untuk
menganalisis pola kemitraan yang terjalin antara peternak sapi perah Koperasi Unit Desa (KUD) Musuk di
kabupaten Boyolali, dan Untuk
menganalisis dampak yang timbulkan
adanya pola kemitraan terhadap
peternak sapi perah yang mengikuti kemitraan.
METODE PENELITIAN
Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, sedangkan teknik
pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik survey. Penelitian dilakukan di KUD Musuk dengan pertimbangan KUD Musuk terletak di kecamatan Musuk yang merupakan daerah penerimaan susu sapi dari peternak terbesar di Kabupaten Boyolali. Selanjutnya dipilih 3 Desa
sebagai Desa sampel dengan cara
purposive, yaitu Desa Lanjaran, Desa karangkendal, dan Desa Keposong.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling dan diambil sampel sebanyak 30 peternak sapi perah, yaitu 12 sampel dari Desa
Lanjaran, 10 sampel dari Desa
Karangkendal, dan 8 sampel dari Desa
Keposong. Penentuan informan
dilakukan dengan cara sengaja
(purposive). Informan terdiri dari Satu Pengurus bidang persusuan dan Satu pengurus bidang simpan pinjam KUD Musuk. Peternak susu perah yang mengikuti kemitraan dengan KUD Musuk. Informan peternak yaitu tiga peternak dari tiga pos penampungan
Menganalisis profil peternak dengan cara deskriptif dan untuk mengetahui pendapatan dengan cara: Pd= TR-TC……….(1)
Keterangan: Pd adalah Pendapatan
usahatani ternak sapi
perah(Rp/UT/Tahun) TR adalah
Penerimaan (Rp/UT/Tahun) T adalah
Total biaya (Rp/UT/Tahun).
Menganalisis pola kemitraan antara peternak sapi perah dengan KUD Musuk dianalisis dengan cara deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menganalisis dampak kemitraan terhadap peternak KUD dianalisis dengan cara deskriptif dan dengan cara skala pengukuran. Analisis dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dibagi menjadi 3 yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hal pertama dilakukan yaitu menentukan skor ideal. Skor ideal merupakan skor Untuk menghitung jumlah skor ideal (kriteria) dari seluruh item, digunakan rumus :
Skor Kriteria = Nilai Skala x Jumlah responden...(2) Hal kedua yaitu menentukan rentang skala. Secara matematis, perhitungan rentang skala menggunakan rumus:
Rentang Skala=………...(3) Rentang tertinggi-Rentang Terendah
M
Dimana: RS adalah Rentang skala; Rt adalah Rentang tertinggi; Rr adalah Rentang terendah; M adalah Jumlah alternatif jawaban. Hal ketiga yaitu menentukan persentase persetujuan, untuk mengetahui jumlah jawaban dari para responden melalui persentase digunakan rumus sebagai berikut:
p= 100% n
f
...(4) dimana: p adalah Prosentase; f adalah Frekuensi dari setiap jawaban angket; n adalah Jumlah skor ideal; 100 adalah Bilangan tetap
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil KUD Musuk
KUD Musuk awal berdiri pada tahun 1973 berdasarkan Inpres No: 4 Tahun 1973, tentang BUUD/KUD di Desa Kembangsari Musuk oleh para peternak sapi potong yang berjumlah 30 orang. Sebagai modal awal sebesar Rp. 88.500,- terdiri dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. Usaha yang dilakukan adalah pelayanan saprodi untuk tanaman jagung. Adanya proyek Banpres ternak sapi potong,
KUD dapat memperbesar jumlah
anggota sampai Desa Musuk,
Sukorame, Ringinlarik, Sruni. Tahun
1980, KUD Musuk mendapatkan
bantuan dari pemerintah yaitu berupa kredit sapi potong dan sapi perah. Unit usaha yang dikembangkan seiring
dengan berjalannya waktu mulai
bertambah yaitu pengembangan Kredit Candak Kulak (KCK). Tahun 1985, KUD mulai membudidayakan sapi perah dan dari hasil budidaya tersebut memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan KUD. Tahun 1990, KUD
Musuk mampu menampung susu dari peternak mencapai 33-34 ton per hari, sehingga menjadikan KUD susu terbesar di Jawa Tengah. Kegiatan
koperasi ada 6 bidang usaha untuk memenuhi kebutuhan anggota pada
khusunya dan penduduk pada
umumnya, terdiri dari unit persusuan, unit ternak, unit pelayanan rekening listrik, unit simpan pinjam, unit saprodi, dan unit jasa angkutan
Karakteristik Peternak Sampel
Karakteristik peternak sampel merupakan gambaran umum terkait latar belakang dan keadaan peternak berkaitan dengan kegiatan usaha ternak sapi perah. Karakteristik peternak sampel yang diuji meliputi umur peternak, pengalaman bermitra dengan KUD Musuk, jumlah kepemilikan ternak dan pekerjaan lain. Karakteristik peternak sampel dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pendidikan formal yang pernah ditempuh responden terbanyak hanya tamat SMP. Hal ini menunjukkan bahwa
peternak pada umumnya masih
membutuhkan penyuluhan akan
pentingnya pendidikan,hal ini sesuai pendapat Lestariningsih dan Basuki (2006) yang menyatakan bahwa, tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap
kemampuan peternak dalam penerapan teknologi, disamping itu tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai tolak ukur terhadap kemapuan berfikir seorang.
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa rata-rata umur peternak sampel adalah 47 tahun. Umur peternak bekisar
Sumber: Analisis Data Sekunder, 2014
antara 15-64 tahun merupakan umur yang tergolong ke dalam kategori umur produktif. Golongan usia produktif pada umumnya lebih terbuka akan kemajuan serta memiliki semangat yang lebih tinggi sehingga memungkinkan dapat
meningkatkan pendapatan melalui
usaha sapi perah.
Kepemilikan sapi laktasi dan sapi pedhet, dara oleh peternak paling banyak berkisar 1-4 ekor. Menurut Swastika et al (2005), usaha ternak sapi perah di Indonesia tergolong skala kecil dengan kepemilikan ternak kurang dari empat ekor, skala menengah dengan kepemilikan ternak empat sampai tujuh
ekor, dan skala besar dengan
kepemilikan ternak lebih dari tujuh ekor. Hal itu menunjukkan bahwa skala usaha peternak besar dengan jumlah kepemilikan sapi laktasi dan sapi pedet sebanyak 8 ekor.
Tingkat lama menjalin kemitraan
dengan KUD berkaitan dengan
penyerapan informasi dan manfaat yang diperoleh peternak. Lama peternak
menjalin kemitraan merupakan
pengalaman yang dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat membantu
peternak dalam usahanya.Lama
peternak menjalin kemitraan dengan KUD yang rata-rata sudah lama yaitu selama 15 tahun. Hal itu menunjukkan
bahwa peternak telah memiliki
pengetahuan dan informasi tentang usahaternak sapi perah.
No Uraian Keterengan 1 2 3 4 5
Rata-rata Umur (Tahun) Rata-rata Tingkat Pendidikan Rata-rata Kepemilikan Sapi Perah (ekor)
a. Sapi Laktasi b. Sapi Dara c. Sapi Pedet d. Sapi Kering Rata-rata lama Bermitra (tahun) 47 SMP 4 1 4 0 15
Kondisi Usaha Peternak
Sumber: Analisis Data Sekunder, 2014 Penggunaan pakan ternak sapi perah anggota KUD Musuk sebanyak 35.272 Kg yang terdiri dari konsentrat, ampas tahu, mineral, garam, singkong, sehingga besar biaya yang dikeluarkan Rp. 42.724.927 banyak sedikitnya pakan yang diberikan kepada sapi berpengaruh terhadap produksi susu yang dihasilkan dari segi kualitas maupun kuantitas.
Penggunan jenis pakan terbanyak adalah ampas tahu sebesar 23.412 Kg dari jumlah keseluruhan pakan yang digunakan yaitu 35.272 Kg. Ampas tahu merupakan pakan utama sapi perah
yang bertujuan meningkatkan
produktifitas susu sapi perah karena kandungan yang terdapat pada ampas tahu memiliki nilai gizi yang tinggi seperti Energi, Protein, Lemak, Karbohidat, Mineral, Kalsium, Fosfor, Zat besi, dan Vitamin B. Prosedur pemberian ampas tahu pada sapi perah diberikan dua kali sehari sebelum dilakukan pemerahan susu dan setelah
dilakukan diberi pakan jerami atau rumput.
Biaya obat-obatan terdiri dari suntik kesehatan jika sapi menderita sakit, penyakit yang sering menyerang sapi adalah puting bengkak sehingga susah mengeluarkan susu, selain itu kaki pincang dan tidak nafsu makan Penanganan tersebut dengan memanggil mantri sapi dengan biaya rata-rata Rp35.000-Rp50.000 dan penyakit yang diderita. Biaya IB dikeluarkan karena untuk mengawinkan ternaknya.
Guna menghasilkan keturunan yang baik, peternak menggunakan
sistem perkawinan buatan atau
inseminasi buatan. Perkawinan dengan IB ini peternak dapat memilih semen yang digunakan. Rata-rata peternak memilih bibit pedet metal dengan harga tiap IB sebesar Rp 40.000 -Rp 50.000.
Biaya yang dikeluarkan oleh peternak dari simpan pinjam yaitu bunga sebesar 2,5% hingga peminjaman lunas atau jangka waktu 100 hari. KUD
Uraian Per tahun
Harga/Kg Kg Rp
1. Penggunaan Sarana Produksi A. Pakan 1. Konsentrat 3000 3630 10.890.000 2. Bekatul 2500 3192 7.980.000 3. Ampas Tahu 625 23.412 14.632.500 4. Mineral 1000 74,16 74.160 5. Garam 1000 123,6 123.600 6. Singkong 1300 4840 6.058.000 B. Obat-Obatan 1. Suntik Kesehatan 35.000 5 175.000 2. Inseminasi Buatan 40.000 4 160.000
C. Bunga Modal dari KUD 1. Simpan pinjam 2. Kredit sapi
2.599.500 65.000
Jumlah Semua Biaya 42.724.927
2. Penerimaan
A. Susu sapi 3.700 13.788 51.015.600
B. Kotoran sapi 35 7140 249.900
C. Kotoran sapi 1.500.000 4 6.000.000
Jumlah semua Penerimaan - 57.265.650
3. Pendapatan
(Penerimaan-Biaya) 14.540.573
Tabel 2. Penggunaan Sarana Produksi, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha Sapi Perah Peternak yang bermitra dengan KUD Musuk
memotong pembayaran susu oleh peternak tiap 10 hari untuk cicilan peminjaman simpan pinjam. Sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh peternak jika mengambil kredit sapi yaitu bunga sebesar 5% selama jangka waktu 4 tahun. Rata-rata peternak mengambil harga sapi sebesar Rp 13.000.000 sehingga bunga yang harus dibayar peternak sebesar 650.000 atau 5%
selama kurun waktu 4 tahun.
Pembayaran angsuran kredit sapi dilakukan satu bulan sekali.
Penerimaan usahatani ternak sapi perah peternak anggota dari penjualan susu dan penjualan kotoran sapi yang diperoleh selama satu tahun. Penerimaan penjualan susu selama setahun sebesar Rp. 51.015.600, sehingga pendapatan kotor dari penjualan susu tiap bulan Rp 4.772.215.
Pendapatan peternak sapi perah merupakan selisih antara penerimaan yang diterima dengan biaya-biaya yang benar-benar dikeluarkan selama satu tahun. Rata-rata pendapatan usaha sapi perah peternak anggota KUD Musuk dapat dilihat pada tabel berikut.
Rata Rata-rata pendapatan
peternak anggota selama satu tahun adalah Rp 14.540.573, berarti tiap bulan peternak memperoleh pendapatan Rp 1.211.714. Usaha peternak sapi perah merupakan sebagai usaha sampingan, sehingga setiap bulan peternak menerima
pendapatan Rp 1.211.714 dapat
membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga.
Pola Kemitraan Peternak Sapi perah dengan KUD Musuk
Komitmen merupakan kunci
utama dalam kemitraan antara peternak sapi dengan KUD Musuk. Sanksi bagi peternak yang melanggar hak dan kewajiban adalah diberi teguran terlebih dahulu, jika teguran tidak diindahkan maka status menjadi anggota KUD dapat dicabut. Begitupun dengan KUD, jika tujuan dari koperasi tidak berjalan
secara semestinya maka akan mendapat teguran dari pengawas koperasi, dan jika tidak ada penyelesaian maka akan mendapat teguran dari Dinas Koperasi setempat.
Pola kemitraan yang terjalin antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah merupakan inti plasma, walaupun kemitraan yang terjalin terdapat perbedaan antara lain peternak memperoleh SHU, membayar simpanan wajib dan simpanan pokok, namun pada dasarnya dari pihak KUD memberikan pembinaan, bimbingan teknis, penerima hasil susu dan pihak peternak sebagai penerima bimbingan serta penyetor susu. Ciri-ciri pola inti plasma dalam kemitraan antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah adalah perusahaan besar (KUD Musuk) sebagai inti membina dan mengembangkan peternak yang menjadi plasma dalam penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan
teknis manajemen usaha, dan
penerimaan hasil produksi susu; sedangkan usaha kecil (peternak sapi perah) sebagai pihak yang mendapat bantuan untuk dapat mengembangkan usahanya. Kemitraan usaha pola inti plasma perlu memperhatikan dengan cermat hubungan kelembagaan antara pelaku kemitraan karena antara KUD dengan peternak plasma mempunya
ikarakter yang berbeda. Dengan
memadukan karakter yang berbeda diharapkan dapat menutupi kekurangan dapat memanfaatkan peluang yang ada.
Menurut Hafsah (2003), terdapat tiga kemitraan terdiri dari pola kemitraan sederhana (pemula), pola kemitraan tahap madya, pola kemitraan tahap utama. Kemitraan yang terjalin antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah termasuk pola kemitraan sederhana (pemula). Pada kemitraan
sederhana, perusahaan (KUD)
mempunyai tanggung jawab terhadap pengusaha kecil (peternak) dalam memberikan bantuan atau kemudahan
mengembangkan usaha, penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan, serta bantuan teknologi.
Dampak Pola Kemitraan antara KUD Musuk dengan Peternak Sapi perah
Aspek teknologi merupakan salah satu dampak kemitraan terhadap peternak. Berikut ini Tabel dampak kemitraan terhadap peternak ditinjau dari aspek teknologi.
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar
peternak memperoleh kemudahan
informasi dari KUD dengan persentase 67%. Akses informasi dari KUD kepada peternak melalui jaringan seluler dan komunikasi langsung
kepada peternak. Kemudahan
mengakses informasi merupakan
kemampuan peternak memperoleh
informasi dari KUD dengan cepat dan terjangkau.
Informasi terdiri dari pembinaan ,kesehatan gratis dan bantuan-bantuan terhadap peternak. Informasi yang diperoleh peternak terdiri dari RAT
(Rapat Anggota Tahunan) yang
diadakan setahun sekali, juru bayar tiap pos penampungan yang dikumpulkan
KUD kemudian informasi
disebarluaskan ke anggota, pembinaan ke tiap desa bekerjasama dengan pabrik susu, dan melalui petugas pengambil susu tiap hari.
Sumber: Analisis Data Sekunder, 2014
Berdasarkan Tabel 3 sebagian
besar peternak memperoleh
pengetahuan dan ketrampilan setelah adanya pembinaan tentang usaha sapi perah. Pengetahuan dan ketrampilan
yang diperoleh dapat membantu
pemahaman peternak terkait kegiatan usaha sapi perah. Peternak cenderung hanya mengetahui pengetahuan dasar tentang ternak sapi perah, sehingga untuk untuk meningkatkan pengetahuan maupun pemahaman lebih banyak peternak dapat memperoleh pelajaran
dan informasi dengan kegiatan
pembinaan. Pembinaan berisi mengenai
berbagai informasi diantaranya
kesehatan ternak, kualitas susu, cara pemerahan, pakan ternak yang baik sehingga dengan adanya informasi
tersebut peternak kedepannya
menerapkan ke ternak sapi.
Peternak sapi perah di daerah pedesaan masih bersifat tradisional dalam pemerahan susu. Alat-alat yang digunakan dalam membantu kegiatan usaha persusuan masih bersifat umum yaitu milk can, sabit, karpet sapi, tempat makan ternak. Sebagian besar peternak tidak mempunyai teknologi pengukur kualitas susu (bedeng) karena dengan alasan KUD sudah menyediakan saat penyetoran susu. Kualitas susu yang bagus adalah kental, berwarna putih kekuningan, berbau khas sapi, rasa gurih dan berat jenis diukur dengan alat (bedeng) <24%.
No Uraian Skor Jumlah
(orang)
Persentase (%) 1 Kemudahan dalam akses
informasi melalui KUD
Rendah Sedang Tinggi 0 10 20 0 33 67 2 Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan Tidak membantu Kadang-kadang membantu Membantu 0 11 19 0 37 63 Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Dampak Aspek Teknologi
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Aspek Sosial Dampak Kemitraan antara KUD Musuk dengan Peternak
Sumber: Analisis Sekunder, 2014
Aspek sosial merupakan peran KUD dalam kegiatan sosial terhadap peternak anggota. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa peternak aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Daerah pedesaan merupakan kental dengan kondisi sosial dan budaya yang syarat dengan turun temurun.
Peternak maupun masyarakat
menganggap bahwa gotong royong
merupakan kegiatan paling
diutamakan dalam kegiatan
masyarakat, sehingga hubungan baik tercipta antar peternak satu sama lain. Hubungan antar peternak dapat meningkatkan pengetahuan satu sama lain karena aktif bertukar pikiran tentang kegiatan sapi perah. Semua
peternak yang aktif kegiatan
kemasyarakatan di pedesan
memberikan keuntungan bagi KUD
yaitu menyangkut penyebaran
informasi diterima dan tersebar oleh
peternak anggota KUD tentang
progam maupun kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan sosial KUD
Musuk terhadap peternak tergolong tinggi, sehingga membantu peternak dalam kegiatan usaha persusuan. KUD memperhatikan kesejahteraan anggota maupun kesehatan peternak. Program KUD bagi peternak adalah setiap tahun sekali sebelum hari raya idul fitri memberikan sembako berupa 1 kg gula, teh dan beras. Kegiatan tersebut merupakan tindakan peduli KUD bagi peternak yang merayakan hari besar. Program sosial KUD bagi ternak sapi perah milik anggota adalah program suntik masal sapi perah setap 2-3 kali dalam setahun. Kegiatan tersebut dapat membantu peternak mengurangi biaya yang dikeluarkan, sehingga peternak dapat menghemat pengeluaran untuk obat-obatan.
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa peran KUD dapat membantu peternak dalam penyediaan sarana infrastruktur dan dukungan fasilitas. Infrastruktur memiliki peran yang
cukup penting dalam kegiatan
pengiriman susu. Infrastuktur dalam hal
No Uraian Skor Jumlah
(orang) Persentase (%) 1 Peternak Aktif kegiatan kemasyarakatan Tidak Aktif Kadang-Kadang Aktif Aktif 0 0 30 0 0 100 2 KUD aktif memberikan pembinaan terhadap peternak Tidak Aktif Kadang-Kadang Akif Aktif 11 19 0 37 0
3 Peran KUD dalam membantu masalah peternak Kurang Membantu Kadamg-kadang Membantu Membantu 0 0 30 0 0 100 4 Kegiatan sosial KUD Kurang Membantu Kadang-kadang membantu Membantu 0 14 16 0 47 53 5 Peran KUD dalam
penyedian infrastruktur dan dukungan fasilitas Kurang membantu Kadang-kadang membantu membantu 0 0 30 0 0 100 63 0 Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2007 For Evaluation Only.
ini meliputi akses transportasi dan jalan. Sarana transportasi lancar dan dapat diakses melalui jalan-jalan beraspal meski dalam kondisi yang kurang baik. Terdapat sarana transporatsi berupa mobil pick up untuk mengambil susu di (Tempat Penampungan Susu). Kondisi TPS meskipun kurang baik dari segi
kebersihan namun masih dapat
mendukung kegiatan penyetoran susu setiap hari. KUD membantu dalam sarana dan prasarana untuk kelancaran kegiatan ternak sapi perah terhadap peternak. KUD memberikan bantuan berupa milk can dan karpet sapi untuk tiap peternak, Tandon air digunakan untuk tiap kelompok peternak.
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa peran KUD dapat membantu permasalahan peternak. Harga yang rendah dan kegiatan usaha ternak sapi perah merupakan masalah yang sering terjadi di sekitar peternak. KUD biasanya menampung dahulu aspirasi maupun masalah peternak, kemudian melakukan perundingan antar pengurus untuk mencari solusi. Kenaikan harga susu setiap tahun pasti terjadi, disesuaikan dengan harga pakan ternak maupun biaya yang lainnya. Terkait masalah sapi perah, kebanyakan berhubungan dengan kesehatan dan kualitas susu yang rendah. KUD memberikan solusi dengan cek kesehatan ternak dan IB gratis mulai tahun 2014 agar kesehatan ternak tetap terjaga.
Berdasarkan Tabel 4 diketahui
bahwa kegiatan pembinaan KUD
terhadap peternak kadang-kadang aktif
sebesar 63%. Pembinaan yang
seharusnya dapat membantu
pemahaman peternak, selama setengah tahun terakhir kurang begitu aktif. Hal tersebut dikarenakan dari pihak Industri Pengolahan Susu (IPS) yang menjadi mitra KUD belum mempunyai program pembinaan intensif terhadap peternak anggota. Pembinaan dilakukan hanya satu tahun sekali digabungan dengan kegiatan tutup buku (RAT) di KUD
sehingga pembinaan dari KUD kurang membantu karena tidak ada kontinyu tiap tiga bulan sekali seperti tahun-tahun yang lalu. Menurut KUD bidang persusuan, kurang aktifnya pembinaan di tiap desa dikarenakan tidak ada
materi yang disampaikan secara
penting. Permasalahan yang dialami peternak dapat langsung disampaikan ke KUD melalui juru bayar di tiap desa pos penampungan dan penaker susu yang setiap hari mengambil susu di peternak.
Sebesar 37% pembinaan
terhadap peternak dari KUD kurang aktif, karena di desa penelitian yaitu desa keposong, desa karangkendal dan lanjaran sebagian peternak menyatakan minimal satu kali dalam setahun dilakukan pembinaan dari pihak KUD maupun IPS selama satu tahun terakhir. Pembinaan dilakukan hanya satu tahun sekali digabungan dengan kegiatan tutup buku (RAT) di KUD sehingga pembinaan dari KUD kurang membantu karena tidak ada kontinyu tiap tiga bulan sekali seperti tahun-tahun yang lalu. Menurut KUD bidang persusuan, kurang aktifnya pembinaan di tiap desa dikarenakan tidak ada materi yang
disampaikan secara penting.
Permasalahan yang dialami peternak dapat langsung disampaikan ke KUD melalui juru bayar di tiap desa pos penampungan dan penaker susu yang setiap hari mengambil susu di peternak. Biasanya KUD dengan pabrik susu
bekerjasama melakukan pembinaan
terhadap peternak secara kontinyu setiap tiga bulan sekali, namun selama satu tahun terakhir hanya melakukan pembinaan minimal satu tahun dalam setahun.
Aspek Ekonomi meliputi
kegiatan yang mendukung
perekonomian peternak terdiri dari kemudahan permodalan, peningkatan pendapatan, manajemen kegiatan dan kemudahan pemasaran. Berikut ini Tabel dampak kemitraan terhadap peternak ditinjau dari aspek ekonomi.
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Aspek Ekonomi Dampak Kemitraan antara KUD Musuk dengan Peternak
Sumber: Analisis Data Sekunder, 2014 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa KUD menyediakan sarana permodalan untuk meningkatkan skala usaha peternak. KUD memberikan kemudahan dalam akses permodalan kepada peternak sebesar 67% ke anggota. Kemudahan dalam mengakses permodalan artinya peternak dalam
memperoleh peminjaman maupun
pengembalian modal dengan mudah menggunakan, tanpa adanya syarat yang memberatkan peternak.
Jenis permodalan terdiri dari kredit simpan pinjam dan kredit sapi. Syarat peminjaman simpan pinjam sapi dan kredit sapi mudah yaitu merupakan anggota dan penyetor aktif ke KUD. Pengembalian modal simpan pinjam dan kredit sapi juga sudah diatur oleh bidang masing-masing, jika simpan pinjam dipotong tiap 10 hari setiap pembayaran susu sampai lunas hingga jangka waktu 3 bulan 10 hari. Kredit sapi pengembalian mudah yaitu setiap bulan membayar angsuran Rp 250.000-300.000 sampai lunas hingga jangka waktu 4-5 tahun atau tergantung harga
sapi. Tujuan KUD yaitu ingin
menyejahterakan anggotanya, sehingga
dalam urusan permodalan KUD
berusaha membuat mudah para
peternak untuk meningkatkan skala usaha agar tidak mengalami kerugian.
Jenis bantuan KUD seperti pengobatan gratis membuat peternak menghemat sedikit dalam pengeluaran biaya. Rata-rata peternak anggota KUD Musuk memperoleh pendapatan diatas Rp 1.211.714 tiap bulan. Hal ini termasuk tambahan pendapatan bagi pekerjaan sampingan sebagai ternak sapi perah.
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa kemudahan diperoleh oleh peternak anggota dalam pemasaran lewat KUD. KUD Musuk memberikan kepastian pemasaran susu segar bagi anggota peternak selama mutu sesuai dengan standart yang ditetapkan. Kesanggupan KUD Musuk untuk menyerap susu pada saat jumlah
produksi rendah maupun tinggi
menjadikan peternak nyaman bermitra. KUD merupakan perantara pemasaran susu dari peternak dan IPS (Industri
Pengolahan Susu). Susu yang
dihasilkan dari peternak langsung disetor ke TPS (Tempat Pengolahan Susu), kemudian ditampung di KUD dahulu sebelum disetor ke IPS.
Manajemen merupakan faktor yang penting dalam kegiatan usaha. Ilmu manajemen juga dibutuhkan oleh
peternak maupun petani dalam
mengelola usahanya. Berdasarkan Tabel peternak kurang melakukan manajemen usaha. Manajemen usaha
No Uraian Skor Jumlah
(orang) Persentase (%) 1 Kemudahan mengakses permodalan Sulit Sedang Mudah 0 10 20 0 33 67 2 Peningkatan pendapatan Kurang embantu Kadang-kadang membantu Membantu 0 0 30 0 0 100 3 Manajemen kegiatan usaha persusuan Kurang membantu Kadang-kdang Membantu 11 19 0 37 63 0 4 Kemudahan dalam pemasaran susu Sulit Sedang mudah 0 0 30 0 0 100
peternak meliputi kegiatan
perencanaan dan pembuatan
pembukuan. Sebesar 60% peran KUD dalam kegiatan manajemen kurang membantu. Hal ini dikarenakan KUD hanya membantu dalam pencatatan hasil setoran susu tiap 10 hari, tanpa adanya pembinaan khusus tentang perencanaan usaha atau pembuatan pembukuan setiap hari.
Rata-rata peternak responden tidak melakukan perencanaan usaha
sapi perah. Peternak hanyak
mengandalkan ingatan serta kebiasaan setiap hari dalam pengeluaran bahan
baku berupa pakan. Pembuatan
pembukuan pemasukan pengeluaran setiap hari, hanya terdapat 3 peternak yang inisiatif sendiri membuat. Alasan peternak tidak membuat perencanaan maupun pembukuan karena tidah ingin ribet dalam mengatur uang. KUD membantu peternak dalam pembukuan yaitu dengan memberi kartu setoran susu tiap 10 hari saat pembayaran susu. Kartu setoran berisi penjualan susu ke
KUD setiap hari dan rekapan
pendapatan selama 10 hari.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, Usaha sapi perah di Kecamatan Musuk masih bersifat tradisional dan masih
berorientasi pendapatan untuk
mencukupi kebutuhan keluarga. Rata-rata pendapatan peternak anggota selama satu tahun adalah Rp14.417.723 berarti tiap bulan peternak memperoleh pendapatan Rp 1.211.714.
Komitmen merupakan kunci utama dalam kemitraan antara peternak sapi dengan KUD Musuk. Ciri-ciri pola inti plasma dalam kemitraan antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah adalah perusahaan besar (KUD Musuk) sebagai inti membina dan
mengembangkan peternak yang
menjadi plasma dalam penyediaan sarana produksi, pemberian bimbingan
teknis manajemen usaha, dan
penerimaan hasil produksi susu; sedangkan usaha kecil (peternak sapi perah) sebagai pihak yang mendapat bantuan untuk dapat mengembangkan usahanya. Kemitraan yang terjalin antara KUD Musuk dengan peternak sapi perah termasuk pola kemitraan sederhana (pemula). Pada kemitraan
sederhana, perusahaan (KUD)
mempunyai tanggung jawab terhadap pengusaha kecil (peternak) dalam memberikan bantuan atau kemudahan
memperoleh permodalan untuk
mengembangkan usaha, penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan, serta bantuan teknologi.
Dampak pola kemitraan antara peternak sapi perah dengan KUD Musuk terdiri dari tiga aspek yaitu teknologi, sosial dan ekonomi. Aspek teknologi meliputi Kemudahan dalam
akses informasi melalui KUD
memperoleh 67% dan Peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan
memperoleh 67%. Aspek sosial
meliputi Peternak Aktif kegiatan
kemasyarakatan memperoleh 100%;
KUD aktif memberikan pembinaan terhadap peternak memperoleh 63%; Kegiatan sosial KUD memperoleh 100%. Peran KUD dalam penyedian infrastruktur dan dukungan fasilitas memperoleh 100%. Aspek ekonomi
meliputi Kemudahan mengakses
permodalan memperoleh 67%.
Peningkatan pendapatan memperoleh 100%. Manajemen kegiatan usaha
persusuan memperoleh 63%;
Kemudahan dalam pemasaran susu memperoleh 100%.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Kemitraan Peternak Sapi Perah dengan KUD Musuk, maka saran yang dapat diberikan antara lain, Bagi
peternak untuk memperoleh
pendapatan yang lebih tinggi dari usahaternak sapi perah dapat memilih saluran pemasaran melalui KUD. Hal ini dikarenakan selain dari segi
ekonomi masih bisa bersaing dengan pesaing, KUD mempunyai keunggulan yaitu menyediakan fasilitas berupa SHU, subsidi pakan yaitu per kg/Rp 50, Inseminasi Buatan gratis suntik masal kesehatan ternak, simpan pinjam, dan kredit sapi.
Sebaiknya ada perjanjian tertulis atau kontrak kemitraan yang terjalin antara KUD Musuk dengan peternak, agar kedepannya dapat berjalan lancar dan terdapat komitmen anatara kedua belah pihak.
Komunikasi yang efektif dan keterbukaan sangat diperlukan agar kemitaan antara KUD dan peternak dalam berjalan sesuai yang diharapkan
dan berkelanjutan. Penyampian
informasi maupun komunikasi dari
KUD ke peternak dapat secara
langsung dari petugas tiap desa pos penampungan maupun kegiatan RAT setahun sekali, dan pada saat pembinaan usahaternak sapi perah.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Jawa Tengah. 2012. Populasi Sapi Perah Dan Produksi Susu
Menurut Kabupaten.
http:/jateng.bps.go.id/. Diakses tanggal 4 Januari 2014.
BPS Nasional. 2012. Populasi Ternak Sapi Perah Menurut Provinsi. http:/bps.go.id/. Diakses Tanggal 10 Januari 2014
Hafsah, J. 2003. Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Lestariningsih,M dan Basuki.2008.
Peran Serta Wanita Peternak
Sapi Perah Dalam
Meningkatkan Taraf Hidup
Keluarga. Jurnal Ekuitas
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia,Surabaya 12(1)
Swastika, D. K. S, et al. 2005. Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Prospek Pengembangan Peternakan Sapi Perah. Laporan Hasil Penelitian.
Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian Badan
Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian Departemen
Pertanian. Bogor
Edited by Foxit Reader
Copyright(C) by Foxit Software Company,2005-2007 For Evaluation Only.