• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

22

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2013 selama 2 bulan.Penelitian ini di lakukan di SD Negeri Banyubiru 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Kelas 5 semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan lingkungan sekolah yang strategis dan siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 tepat bila dijadikan subjek penelitian dan peneliti memiliki beberapa relasi yang ada di SD Negeri Banyubiru 01 sehingga lebih memudahkan peneliti dalam mencari data dan melakukan penelitian.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun pelajaran 2012/2013. Jumlah siswa di kelas tersebut sebanyak 36 siswa terdiri dari 19 laki- laki dan 17 perempuan. SD Negeri Banyubiru 01 ini menginginkan agar guru dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dan ingin mengetahui tentang model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization.

3.2 Jenis dan Design Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian Tindakan Kelas

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, kata tindakan kelas yang kemudian membentuk istilah Penelitian Tindakan Kelas memang berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research ( CAR). Konsep penelitian tindakan bermula dari pandangan seorang ahli psikologi sosial yang bermana Kurt Lewin (Arikunto, 2007). Lewin menggunakan pendekatan penelitian tindakan setelah usainya perang dunia ke dua dalam usaha menyelesaikan berbagai masalah sosial. Lewin pada saat itu mengemukakan dua ide pokok penelitian tindakan yaitu; (1) keputusan bersama, dan (2) komitmen untuk meningkatkan dan memperbaiki prestasi kerja. Kedua ide pokok tersebut

(2)

sekarang menjadi karakteristik dasar penelitian tindakan yang menegaskan perlunya usaha kolaboratif atau usaha secara bersama-sama dalam meningkat mutu prestasi kerja.

Oja dan Smulyan, seperti dikutip oleh Sukardi (2008: 17), menyebutkan empat bentuk PTK, yaitu guru sebagai peneliti; penelitian tindakan kolaboratif; simultan- terintegrasi; dan administrasi sosial ekperimental. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kolaboratif. Dalam penelitian tindakan kelas kolaboratif, penelitian melibatkan beberapa pihak, baik guru, kepala sekolah maupun dosen secara serentak, dengan tujuan meningkatkan praktik pembelajaran,menyumbang perkembangan teori, dan peningkatan karier guru. Model penelitian tindakan seperti ini dirancang dan dilaksanakan oleh tim yang terdiri atas guru, dosen, dan kepala sekolah.

Dalam penelitian tindakan kelas kolaboratif, hubungan guru sebagai peneliti dengan dosen bersifat kemitraan sehingga mereka dapat duduk bersama untuk memikirkan persoalan- persoalan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas. Dalam proses penelitian tindakan kelas kolaboratif, bukan hanya pihak luar yang bertindak sebagai inovator. Guru juga dapat melakukannya melalui kerja sama dengan dosen perguruan tinggi. Dengan suasana belajar seperti itu, guru dan dosen PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) umpamanya, dapat saling belajar dan saling mengisi terhadap proses peningkatan profesionalisme masing- masing.

3.2.2 Design penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengambil desain yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.Kemmis dan Mc Taggart menyatukan komponen tindakan dan pengamatan sebagai satu kesatuan. Hasil dari pengamatan ini dijadikan dasar langkah berikutnya yaitu refleksi. Dari refleksi disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi, begitu seterusnya. Berikut gambar desain Penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart

(3)

Gambar 3.1 Design PTK

3.3 Variabel yang akan Diteliti

Setiap penelitian harus memahami variabel yang mungkin diungkap. Variabel penelitian tindakan kelas ini di kelas V SD Negeri Banyubiru 01 terdapatdua variabel yaitu :

1. Variabel X adalah variabel bebas yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. 2. Variabel Y adalah variabel terikat yang dipengaruhi. Penelitian tindakan kelas

ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar dan motivasi belajar. 3.4 Rencana Tindakan

Tahapan- tahapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.4.1 Perencanaan

a. Permintaan izin

Permintaan izin di SD Negeri Banyubiru 01 kepada Kepala Sekolah. Pelaksanaan Perencanaan Pengamatan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Siklus II Perencanaan

(4)

b. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang keadaan proses belajar mengajar mata pelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01.

c. Identifikasi Masalah

Pelaksanaan pembelajaran IPA di SD Negeri Banyubiru 01, masih bersifat konvensional, yaitu guru mengajar dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa merasa jenuh dan bosan mengikuti proses belajar mengajar. d. Menyusun rencana penelitian

Tahap ini menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas.

e. Menyusun lembar observasi untuk setiap tahapan penelitian. 3.4.2 Siklus Tindakan

Penelitian tindakan terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Strategi belajar- mengajar yang diterapkan dan direncanakan sebagai upaya pemecahan masalah meliputi sejumlah rencana tindakan, yang direncanakan sebanyak II siklus yaitu sebagai berikut:

a. Rancangan Siklus 1 1) Tahap perencanaan

a) Identifikasi Masalah dan klarifikasi perencanaan kelompok belajar oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar- mengajar.

b) Menyusun RPP, materi, alat peraga dan bahan percobaan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team AssistedIndividualization. c) Menyediakan lembar observasi untuk siswa dan guru.

d) Menyusun lembar evaluasi (lembar kerja siswa, soal pre test, soal post test dan soal test formatif).

2) Tahap tindakan

Dalam tahap ini peneliti menyusun rencana penelitian yang berupa prosedur penelitian yang dilaksankan di dalam kelas. Pelaksanaan pada siklus satu sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu :

(5)

a) Guru melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan kegiatan awal menyiapkan media pembelajaran, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Siswa diberikan soal pre test di awal pembelajaran untuk dikerjakan secara individu bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. c) Siswa dibentuk kelompok heterogen, setiap kelompok terdapat 4-5 siswa.

Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dengan menggunakan alat peraga, kemudian dilanjutkan dengan memberi tugas kelompok yang berbeda tentang sifat- sifat cahaya kepada setiap kelompok dan membagikan lembar kerja siswa, alat atau bahan untuk tugas kelompok. Salah satu anggota kelompok menjadi ketua.

d) Siswa mengerjakan soal diskusi dalam lembar kerja siswa secara individu terlebih dahulu, setelah itu mereka mendiskusikan hasil kesimpulan bersama anggota kelompok.

e) Memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran seperti mengungkapkan pendapat, berdiskusi, dan mengajukan pertanyaan.

f) Jika semua kelompok sudah selesai mengerjakan lembar kerja siswa, ketua kelompok maju kedepan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusi, siswa mengerjakan soal post test yang dibagikan oleh guru secara individu. g) Pada akhir pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 siswa mengerjakan soal

tes formatif yang dibagikan oleh guru secara individu. guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini dan menutup kegiatan pembelajaran.

3) Tahap Pengamatan

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data aktifitas pembelajaran, baik data pembelajaran guru maupun data pembelajaran siswa. Mengamati kegiatan pembelajaran pada siklus 1, baik peran guru maupun aktifitas siswa dan mengevaluasi kegiatan pada siklus 1.

(6)

4) Tahap Refleksi

Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru kemudian direfleksikan.

a) Apapah terjadi peningkatan kualitas belajar setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ?

b) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization berjalan efektif ?

c) Berapa jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar ? dan sudahkah mencapai target yang diharapkan oleh guru.

d) Sudahkah guru mengadakan pendekatan siswa dengan baik dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization ?

e) Adakah hambatan, kekurangan dan kelemahan yang dijumpai pada siklus 1?

b. Rencana Siklus II 1) Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan perencanaan ulang pada siklus II yang meliputi :

a) Identifikasi Masalah

Masalah siklus I yang belum berhasil pada mata pelajaran IPA diverifikasi kemudian dianalisis dan melanjutkan pembelajaran selanjutnya masih dengan materi yang sama.

b) Rancana Tindakan

Menyusun strategi belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan penekanan yang lebih baik dan lebih membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran c) Menyusun RPP, materi, dan alat peraga.

(7)

e) Menyusun lembar evaluasi akhir siklus untuk mengetahui keberhasilan hasil belajar(soal kelompok, soal tes formatif 1 dan formatif 2, soal tes unit).

2) Tindakan

Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu :

a) Melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran IPA, dengan kegiatan awal menyiapkan media pembelajaran, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Siswa berkelompok dengan kelompok hetetogen seperti pada pertemuan siklus 1 berjumlah 4-5 siswa.

c) Dalam kegiatan inti guru menjelaskan materi pelajaran secara singkat dengan menggunakan alat peraga , kemudian dilanjutkan dengan memberi tugas yang berbeda tentang model sederhana yang memanfaatkan sifat cahaya kepada setiap kelompok dan membagikan lembar kerja siswa, alat atau bahan untuk tugas kelompok.Ketua kelompok digantikan oleh anggota lainnya dalam satu kelompok.

d) Mengontrol siswa yang tidak aktif dengan pendekatan dan perhatian serta bimbingan khusus.

e) Siswa mengerjakan soal diskusi dalam lembar kerja siswa secara individu terlebih dahulu, setelah itu mereka mendiskusikan hasil kesimpulan bersama anggota kelompok

f) Memberikan kesempatan siswa untuk berperan aktif selama proses pembelajaran seperti mengungkapkan pendapat, berdiskusi, dan mengajukan Jika semua kelompok sudah selesao mengerjakan lembar kerja siswa, ketua kelompok maju kedepan kelas untuk menyampaikan hasil diskusi.

g) Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil diskusi, siswa mengerjakan soal post test yang dibagikan oleh guru secara individu.. h) Pada akhir pembelajaran siklus 1 pertemuan 2 siswa mengerjakan soal

(8)

i) guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini dan menutup kegiatan pembelajaran.

3) Pengamatan

Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus I, setelah melihat hasilnya. 4) Refleksi

Peneliti menganalisis tindakan pada siklus I dan II, kemudian melakukan refleksi terhadap strategi yang dilakukan didalam kelas dan diharapkan siswa mengalami peningkatan prestasi belajar.

3.5 Data dan Cara Pengumpulannya 3.5.1 Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1.1 Tes

Tes yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes uraian.Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk penguraian, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberi alasan dengan menggunakan bahasa dan kata- kata sendiri.

Dalam menggunakan tes sebagai pengumpul data, peneliti menggunakan intrumen berupa tes atau soal- soal tes. Soal tes terdiri atas banyak butir tes (item) yang masing- masing mengukur satu jenis variabel (Suharmini Arikunto, 1998: 140). Kisi- kisi instrumen soal dapat dilihat dalam tabel 3.1.

(9)

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Soal No . Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item 1. Menerapkan sifat- sifat cahaya melalui kegiatan membentuk suatu karya atau model

Mendeskripsikan sifat- sifat

cahaya

Mendemontrasikan sifat- sifat cahaya

1, 2, 3, 4, 5, 6,

Siklus I Pertemuan I Menunjukkan contoh peristiwa Pembiasan cahaya

dalam kehidupan sehari- hari melalui

percobaan 8, 9, 10 Memberikan contoh peristiwa dispersi cahaya 7

Siklus I Pertemuan II Mendeskripsikan sifat- sifat cahaya yang mengenai cermin datar, cekung dan cembung 1, 3, 7 Menyebutkan alat- alat optik yang lain

2, 4, 5, 6, 8, 9, 10 Siklus II Pertemuan 1 Menentukan model

yang dibuat dengan menerapkan sifat- sifat cahaya (periskop, lup) 2, 3, 5, 7, 9 Memilih berbagai bahan dan alat untuk membuat model sederhana

1, 4, 6, 8

Menguji cara kerja yang dibuat

10

3.5.1.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru

Observasi ialah teknik pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena- fenomena yang diselidiki. Dalam obsevasi penelitian ini digunakan

(10)

untuk mengamati aktivitas dan keterampilan guru selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Kisi- kisi lembar observasi aktifitas guru dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Guru

Aspek Indikator No item

Pra Pembelajaran - Memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran

1, 2

Membuka Pelajaran

- Menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran

3, 4 Kegiatan Inti

Pembelajaran

- Penguasaan materi pelajaran 5, 6, 7, 8 - Pendekatan/ strategi

pembelajaran

9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 - Pemanfaatan media

pembelajaran/ sumber belajar

16, 17, 18, 19 - Pembelajaran yang menantang

dan memacu keterlibatan siswa

20, 21, 22, 23, 24, 25

- Penilaian proses dan hasil belajar 26, 27

- Penggunaan bahan 28, 29, 30

Penutup - Melakukan refleksi dan tindak lanjut

31, 32, 33

3.5.1.3 Angket motivasi

Angket merupakan salah satu alat pengumpul data.Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Kisi- kisi angket motivasi belajar dapat dilihat dalam tabel 3.3.

(11)

Tebel 3.3. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar

Aspek Indikator No item

Perasaan senang - Senang Terhadap Pelajaran IPA 6, 23 - Senang terhadap guru IPA dan

memperhatikan saat guru menerangkan

3, 20, 21, 25

Kemauan - Kemauan mengerjakan soal- soal IPA baik secara individu maupun berkelompok

2, 10, 12, 15, 24

- Kemauansiswa memperoleh nilai baik

5, 8 Kesadaran - Kesadaran siswa untuk belajar

IPA

13, 14 - Kesadaran untuk mendalami

bahan

12, 16, 11 Kemandirian - Kemandirian untuk mengerjakan

tugas dengan sendiri

4, 7, 9, 18 Ekstrinsik

Dorongan

- Dorongan untuk berprestasi 16, 22

Motivasi Belajar - Motivasi siswa mengikuti pelajaran IPA 1, 17 Perhatian dalam belajar. - Memperhatikan proses pembelajaran 2 Sugiyono (2009:58) Skor maksimal : 4 x 25 = 100 Skor minimal : 1 x 25 = 25

Kriteria penilaian angket motivasi belajar : Sangat Rendah ( 0-25 ) Rendah ( 25-50 ) Sedang ( 50-75) Tinggi ( 75-100 )

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

3.5.2.1 Non Tes

(12)

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa, kegiatan yang dilakukannya, tingkat pertisipasi dalam suatu kegiatan, proses kegiatan yang dilakukan, kemampuan, bahkan hasil yang diperoleh dari kegiatannya.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen adalah catatan tertulis yang isinya merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian atau peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti, informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan, dan membuka kesempatan lebih untuk memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki (Sedarmayanti, 2002: 86).

c. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Sebagian besar penelitian sosial, termasuk pendidikan menggunakan angket sebagai teknik yang dipilih untuk mengumpulkan data.

3.5.2.2 Tes

Tes adalah alat penilaian yang berupa pertanyaan- pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk tertulis.Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

a. Tes objektif

Soal- soal bentuk tes objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan, jenis soal objektif yang peneliti gunakan adalah pilihan ganda.

(13)

3.6 Indikator Kinerja Hasil Belajar

Untuk mengukur keberhasilan tiap- tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah sistem belajar tuntas yaitu nilai pencapaian KKM 70. Keberhasilan belajar diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai 70 maka dikatakan berhasil tuntas dan secara klasikal apabila sebanyak 100% telah mencapai nilai 70 maka dikatakan tuntas secara klasikal.

Motivasi Belajar

Untuk mengukur motivasi belajar tiap- tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolak ukurnya adalah motivasi belajar dengan kriteria minimal tinggi yaitu dengan jumlah total skor antara 75-100.

3.7 Uji Validitas Instrumen Soalada

Sebelum dibagikan pada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur, Gay (1983). Validitas suatu instrumen pendidikan, tidak lain adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Sukardi, 2003: 122).

Validitas suatu tes yang perlu diperhatikan para peneliti adalah bahwa soal tes hanya valid untuk tujuan tertentu saja. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).

3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan teknik statistik sederhana yakni teknik diskriptif komparatif yang merupakan teknik statistik dengan membandingkan hasil penelitian antar siklus yaitu mean, skor minimal, skor maksimal, dan persentase ketuntasan.

(14)

3.9 Indikator Keberhasilan

Metode pembelajaran IPA dengan menggunakan metode kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada siswa kelas V SD Negeri Banyubiru 01 dapat meningkat dengan indikator sebagai berikut :

1. Siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 mengalami ketuntasan belajar 100% secara individual dengan KKM 70 dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization.

2. Siswa kelas 5 SD Negeri Banyubiru 01 mengalami peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan kriteria minimal tinggi.

Gambar

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Instrumen Soal  No .  Standart  Kompetensi  Kompetensi Dasar  Indikator  Item                                  1
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Guru

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tabel program acara dan deskripsi acara di atas dapat dilihat bahwa dari keseluruhan jadwal acara selama seminggu di Radio Elisa Fm terdapat format siaran yang mayoritas adalah

Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik

Metode deskriptif jelas berhubungan dengan kondisi saat penelitian terjadi dan terlepas dari segala macam perlakuan khusus yang mungkin diterapkan pada populasi atau

Menurut Sumaatmadja (1988: 112) menyatakan populasi adalah keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang akan kita teliti, yang ada di daerah penelitian menjadi

Dalam penelitian ini, sampel wilayahnya adalah Desa Sukamulya dan Desa Garawangi yang memiliki industri bawang merah goreng... dan juga wilayah

Dengan meningkatnya pH plasma sitrat terjadi perubahan faktor V dan VII karena kedua faktor ini mempunyai sifat yang sangat labil, sehingga dapat menghambat aktivitas faktor

Agar penelitian fokus dalam pembahasannya maka ditentuntukan pembatasan masalah pada variabel, objek dan waktu penelitian. a) Variabel penelitian ini dibatasi pada

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya proses klientisasi, yaitu: (a) Faktor ekonomi; petani mempunyai modal yang terbatas sehingga mereka sering melakukan pinjaman ke