• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

CM-01 = Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja

Proyek/SMK3

(Project Safety and Health Management)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.56303.13.09.11.07– Judul : Sistem Manajemen

Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek/SMK3 (Project Safety and

Health Management)

PELATIHAN

AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)

(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

i

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

(3)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) ii

Jakarta, November 2007

Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE

NIP. 110 016 435

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

(4)

iii

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli/terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas: standar SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan hidro mekanik, pekerjaan sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisis jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda

Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)

merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung Bidang Cipta Karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan

Gedung (Construction Management Of Buildings) ini khusus System Manajemen Konstruksi yang ada di Proyek dan terdiri dari 3 (tiga) modul kompetensi umum 7

(tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli

Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, November 2007

(5)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) iv

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vi

SPESIFIKASI PELATIHAN ... vii

PANDUAN PEMBELAJARAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Umum ... I-1 1.2. Ringkasan Modul ... I-2 1.3. Batasan Dan Rentang Variabel ... I-5 1.4. Panduan Penilaian ... I-5 1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-5 1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-6 1.4.3. Konteks penilaian... I-7 1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-7 1.5. Sumber Daya Pembelajaran ... I-7

BAB II : PERENCANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

PROYEK (K3) ... II-1

2.1. Umum ... II-1 2.1.1. Sistim manajemen K3 ... II-3 2.1.2. Persyaratan perencanaan K3 ... II-6 2.2. Identifikasi Dan Kontribusi Dalam Pembuatan Rencana K-3 ... II-7 2.2.1. Undang-undang dan peraturan ... II-7 2.2.2. Persyaratan kontrak ... II-8 2.2.3. Kebijakan dan program keselamatan dan kesehatan

kerja ... II-8 2.2.4. Lokasi proyek ... II-10 2.2.5. Komitmen manajemen ... II-11

(6)

v

2.2.6. Analisis bahaya ... II-12 2.2.7. Seleksi sub kontraktor ... II-13 2.2.8. Insentif ... II-14 2.3. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Proyek (Safety Plan) .. II-14 2.3.1 Kewenangan ... II-15 2.3.2 Anggaran biaya ... II-16 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB III: PELAKSANAAN DAN PENGENDALIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PROYEK (K3) ... III-1

3.1. Umum ... III-1 3.2. Pelaksanaan dan Perbaikan/ Penyempurnaan K3 ... III-2 3.2.1. Rencana Keselamatan dan kesehatan proyek ... III-2 3.2.2. Persyaratan kontrak ... III-2 3.2.3. Cara dan teknik dalam pelaksanaan rencana

keselamatan dan kesehatan kerja ... III-2 3.2.4. Keluaran / out put dari pelaksanaan rencana

keselamatan dan kesehatan kerja ... III-14 RANGKUMAN

LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

BAB IV: HASIL PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA (K3) ... IV-1

4.1. Umum ... IV-1 4.1.1. Pencatatan & pelaporan K3 ... IV-2 4.1.1.1. Administrasi internal ... IV-2 4.1.1.2. Administrasi eksternal ... IV-3 4.2. Hasil Pelaksanaan dan Perbaikan/Penyempurnaan K3 ... IV-6 4.3. Pencatatan dan Pelaporan selama pelaksanaan K3 ... IV-6 4.3.1. Masukan untuk pelaporan hasil K3... IV-7 4.3.2. Cara dan teknik untuk administrasi & pelaporan K3 ... IV-7 4.3.3. Keluaran/out put dari administrasi & Pelaporan K3 ... IV-8 RANGKUMAN

(7)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) vi

KUNCI JAWABAN DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001 : 1999) ... II-4 Gambar 2.2 Bagan Elemen Komitmen & Kebijakan ... II-11 Gambar 2.3 Bagan Elemen Perencanaan ... II-15 Gambar 3.1 Bagan Elemen Penerapan Dan Operasional ... III-1 Gambar 3.2 Bagan Elemen Pemeriksaan Dan Tindakan Perbaikan ... III-8 Gambar 3.3 Bagan Daily Safety Work Cycle ... III-9 Gambar 4.1 Bagan Elemen Tinjauan Manajemen ... IV-1

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 2.1 Contoh Flow Chart Safety Plan ... II-21 Lampiran 3.1 Siklus Harian K3 (Daily Safety Work Cycle) ... III-11 Lampiran 3.2 Siklus Mingguan K3 (Weekly Safety Work Cycle) ... III-12 Lampiran 3.3 Siklus Bulanan K3 (Monthly Safety Work Cycle) ... III-12 Lampiran 4.1 Formulir Laporan Kecelakaan Tahap 1 ... IV-11

(8)

vii

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan

proyek konstruksi bangunan gedung.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Management).

2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing

Management)

4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope

Management)

5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)

6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) 7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management)

8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project

Human Resources Management)

9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)

10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement

Management)

11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) 12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim

Management)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja proyek /

SMK3 (Project Safety & Health Management mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Management)”.

(9)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) viii

Setelah mempelajari modul, peserta mampu menerapkan sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management).

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan K-3 2. Melaksanakan dan mengendalikan K-3.

3. Berperan dalam pencapaian hasil pelaksanaan K-3

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of

Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.  Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini : Nomor

Modul Kode Judul Modul

1

CMB – 01

Sistem Manajemen Keselamatan

Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project

Safety & Health Management)

2 CMB – 02 Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project

Environmental Management).

3 CMB – 03 Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project

Financing Management)

4 CMB – 04 Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project

Scope Management).

5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time

Management).

6 CMB – 06 Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost

Management).

7 CMB – 07 Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

(10)

ix

8 CMB – 08 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek

(Project HR Management)

9 CMB – 09 Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project

Communication Management)

10 CMB – 10 Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project

Procurement Management)

11 CMB – 11 Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk

Management)

12 CMB – 12 Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim

Management)

B.2 Uraian Modul

 Seri / Judul : CMB-01 / Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Management)

 Deskripsi Modul : Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of

Buildings) dengan harapan dapat : memberikan kontribusi dalam

perencanaan K-3, melaksanakan dan mengendalikan K-3, berperan dalam pencapaian hasil pelaksanaan K-3

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan/

Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan Penerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3.

 Menjelaskan pengertian Sistem Manajemen

Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3.

 Mengikuti penjelasan pengertian Sistem

Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II, Perencanaan K3

(11)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) x

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Identifikasi dan kontribusi dalam pembuatan rencana k-3  Perencanaan keselamatan

(safety plan)

Waktu : 60 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

3. Ceramah : Bab III, Pelaksanaan dan pengendalian K3

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Perbaikan penyempurnaan dan pelaksanaan K3  Pencatatan dan pelaporan

Pelaksanaan K3 Waktu : 60 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

4. Ceramah : Bab IV, Hasil pelaksanaan K3

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Kegiatan perbaikan dan penyempurnaan dan pelaksanaan K3

 Pencatatan dan pelaporan hal-hal yang ditemukan selama pelaksanaan K3

Waktu : 60 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. UMUM

Modul CMB-01: Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3

(Project Safety & Health Management) mempresentasikan salah satu unit

kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Kebutuhan informasi yang relevan diidentifikasi dan diberikan kontribusi dalam pembuatan rencana K-3 proyek, Perencanaan keselamatan (safety plan) disusun sesuai dengan tingkat kesulitan dan hasil identifikasi terhadap bahaya yang dimungkinkan pada proyek yang bersangkutan berikut segala antisipasi yang dapat dilakukan, Kegiatan perbaikan penyempurnaan dilakukan dan dilaksanakan K-3 secara terus menerus selama proyek berlangsung, Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan secara pro-aktif, untuk hal-hal yang ditemukan selama pelaksanaan K3, Kegiatan perbaikan dan penyempurnaan dan pelaksanaan K3 dilakukan secara terus menerus selama proyek berlangsung, Pencatatan dan pelaporan hal-hal yang ditemukan selama pelaksanaan K3 dilaksanakan secara pro-aktif

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam perencanaan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Management Of Buildings)

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1. INA.56303.13.09.01.07

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /SMK3 (Project Safety & Health Management)

2. INA.56303.13.09.02.07 Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project

(13)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 2 Environmental Management)

3. INA.56303.13.09.03.07

Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing

Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

4. INA.56303.13.09.04.07

Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)

5. INA.56303.13.09.05.07 Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management) 6. INA.56303.13.09.06.07 Menerapkan Sistem Manajemen Biaya

Proyek (Project Cost Management) 7. INA.56303.13.09.07.07 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Proyek (Project Quality Management)

8. INA.56303.13.09.08.07

Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project

Human Resources Management)

9. INA.56303.13.09.09.07

Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)

10. INA.56303.13.09.10.07

Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)

KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

11. INA.56303.13.09.11.07 Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) 12. INA.56303.13.09.12.07 Menerapkan Sistem Manajemen Klim

Proyek (project Claim Management)

(14)

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit

dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya

menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk

kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:

1. KODE UNIT : INA.56303.13.09.01.07

2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Management)

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu menerapkan

(15)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 4 Keahlian dalam SMK3 proyek (Project Safety & Health Management)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memberikan kontribusi dalam perencanaan K-3

1.1 Kebutuhan informasi yang relevan diidentifikasi dan diberikan kontribusi dalam pembuatan rencana K-3

1.2 Perencanaan keselamatan (safety

plan) disusun sesuai dengan tingkat

kesulitan dan hasil identifikasi terhadap bahaya yang dimungkinkan pada proyek yang bersangkutan berikut segala antisipasi yang dapat dilakukan.

2. Melaksanakan dan mengendalikan K-3

2.1 Atribut/rambu rambu, pemeriksaan pekerjaan, peralatan, dan pembinaan tenaga kerja dilakukan secara berkala.

2.2 Rapat dan patroli K3 dilaksanakan secara berkala dalam rangka penjaminan pelaksanaan K3

2.3 Kegiatan perbaikan/penyempurnaan dilakukan dan dilaksanakan secara terus menerus selama proyek berlangsung

3. Berperan dalam pencapaian hasil pelaksanaan K-3

3.1 Pencatatan dan pelaporan hal hal yang ditemukan selama pelaksanaa K3, dilakukan secara terus menerus selama proyek berlangsung

3.2 Masalah dan kejadian dalam pengelolaan K3 dilaporkan ke otoritas proyek yang lebih tinggi dan yang berkepentingan untuk kepentingan penyelesaian dan penerapan dalam proyek yang akan datang.

(16)

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3. BATASAN / RENTANG VARIABEL

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :

1. Kompetensi ini diterapkan dalam kaitannya dengan pelaksanaan konstruksi berbasis SMK3.

2. Peraturan perundang undangan terkait SMK3 tersedia secara lengkap.

3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan.

4. Dokumen tertulis tentang metode kerja pelaksanaan konstruksi tersedia secara lengkap.

1.4. PANDUAN PENILAIAN

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi)

(17)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 6

 Melaksankan penilaian dan  Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul a disyaratkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang.

 Suatu panel penilai yang didalamnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan.  Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai.

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flow chart pada proses tersebut Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi

(18)

1. Perjanjian kerja yang tertuang dalam dokumen kontrak beserta lampirannya.

2. Metode kerja pelaksanaan konstruksi. 3. Prosedur kerja penerapan SMK3.

1.4.3. Konteks Penilaian

1. Penilaian harus mencakup/melakukan peragaan/ memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya.

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

1.4.4. Aspek Penting Penilaian

1. Ketelitian dan kecermatan dalam memahami apa yang tersurat dan tersirat didalam dokumen kontrak khususnya yang menyangkut penerapan SMK3.

2. Kecermatan dan ketelitian dalam memahami metode kerja pelaksanaan konstruksi dalam penerapan SMK3.

1.5. SUMBER DAYA PEMBELAJARAN

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran. - Fasilitator.

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan computer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi bangunan gedung.

c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan pada Panduan Pembelajaran halaman viii.

(19)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB I

Pendahuluan

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) I - 8

- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.

(20)

BAB II

PERENCANAAN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA

PROYEK (K3)

2.1. UMUM

Dalam pelaksanaan proses pekerjaan konstruksi dituntut penggunaan tenaga kerja yang sangat dominan. Pada kenyataannya, tingkat pendidikan pekerja dalam sektor konstruksi relatif rendah bila dibandingkan sektor lain, misalnya sektor manufaktur. Keadaan ini terjadi di Indonesia pada khususnya, maupun di negara-negara lain pada umumnya. Tenaga kerja ini perlu untuk dilindungi, bukan hanya karena peraturan yang mengharuskan, akan tetapi karena tenaga kerja adalah modal usaha yang perlu dijaga dan dibina agar dapat memberi manfaat dan keuntungan perusahaan.

Setiap pelaksanaan tugas yang menuntut hasilnya (produknya) sesuai standar kinerja tentunya memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM yang berkualitas dan dinamis. Karena SDM adalah salah satu unsur sumber daya mempunyai arti tersendiri, yaitu SDM itu hidup ada akal pikiran dan kemauan.

Sedangkan sumber daya lainnya uang, material, peralatan/mesin adalah barang mati dan akan ada artinya serta berfungsi sebagaimana mestinya apabila ada campur tangan manusia.

Penggunaan tenaga kerja dalam jumlah besar dengan tingkat pendidikan relatif rendah telah membuktikan.bahwa sektor ini mempunyai andil yang cukup dominan dalam hal timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan dan penyakit akibat tersebut pada umumnya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya tingkat pehgetahuan pekerja yang kurang, kebiasaan buruk yang melekat pada diri pekerja, kurang disiplin, kondisi tempat kerja yang kurang terawat dengan baik. Hal ini bisa dicegah, dikendalikan, diminimalisir dan ditindaklanjuti dengan baik bila perusahaan menggunakan suatu sistim tertentu, berupa sistim manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek konstruksi dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian

(21)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 2

agar supaya terhindar dari kecelakaan yang akan mengakibatkan orang cidera atau meninggal dunia. Hal ini akan berdampak pada kehilangan sumberdaya dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi biaya industri.

Pada dasarnya Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai bagian dari Manajemen Risiko, akan tetapi dilihat dari fungsinya yang khusus (traditionally

unique) menjadi penting untuk setiap proyek konstruksi.

Melaksanakan keselamatan kerja dengan baik pada proyek konstruksi bisa mengurangi atau menghindari kecelakaan dan cidera pada personel, meningkatkan kinerja secara efektif dan mengurangi total biaya proyek.

Ada dua aspek penting yang perlu dicapai dalam program K3, yaitu aspek kemanusiaan dan aspek ekonomi, kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan saling terkait.

Di Indonesia aspek ini masih terpisah tergantung pada sudut pandang masing-masing pihak; Depnaker dan Organisasi pekerja hanya memperhatikan aspek kemanusiaan saja, sedangkan pengusaha hanya memperhatikan faktor ekonomi semata.

Kedua-duanya dapat dicegah dengan satu tindakan yaitu Program Rekayasa Keselamatan & Kesehatan Kerja.

Aspek kemanusiaan

• Tidak ada satu pihakpun yang terlibat dalam proyek konstruksi menginginkan atau melihat pekerjanya celaka (meninggal atau terluka)

• Pertanyaannya apakah keinginan untuk tidak terjadinya kecelakaan kerja telah dijamin oleh suatu sistim keamanan yang baik?

• Faktor ini sangat ditonjolkan oleh pemerintah dan organisasi pekerja, sehingga kriteria accident adalah bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya manusia atau cacat permanen

• Penghargaan Zero Accident banyak diartikan tidak ada korban manusia

• Faktor ini memang penting karena jiwa manusia tidak dapat dhitung secara ekonomi, tetapi dengan menonjolkan faktor ini dan mengabaikan faktor ekonomi adalah kurang bijaksana.

(22)

Aspek ekonomi

 Biaya kecelakaan konstruksi (construction accident cost) telah dihitung dengan bermacam-macam cara. Pada tahun 1980 telah dicatat dari berbagai sumber kecelakaan dalam industri konstruksi mencapai 6,5% dari nilai kontrak atau  US$ 50 M per tahun, Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap dolar yang digunakan untuk maksud program keselamatan kerja akan menghasilkan penurunan kerugian hingga 4 – 8 US$ akibat kecelakaan kerja.

 Dalam dekade sekarang tidak terlihat penurunan yang berarti, di Indonesia dan beberapa negara berkembang angka-angka ini tidak dapat secara pasti, sehingga kurang mendorong dibudayakannya Rekayasa K3, hal ini disebabkan: – Tidak teraturnya pencatatan terjadinya suatu kecelakaan/accident

– Terlalu tingginya angka keamanan yang digunakan sehingga tidak effisien.  Dari faktor ekonomi memaksa owner maupun kontraktor untuk melakukan

pendekatan yang pragmatis terhadap keamanan konstruksi

 Keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh biasanya akan membuat lebih mudah untuk menawarkan program rekayasa keselamatan & kesehatan kerja /safety & health engineering kepada pengusaha

 Kalau seseorang mempertimbangkan biaya kecelakaan/accident baik yang langsung maupun tidak langsung maka program K-3 yang effektif akan mudah dilaksanakan di pabrik maupun di industri konstruksi.

2.1.1 Sistim manajemen K3

1) Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Permenaker No. 5/1996 adalah sistim manajemen K3 yang dirumuskan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, yang merupakan penjabaran dari UU No.: 1 tahun 1970 dan dituangkan kedalam suatu Peraturan Menteri. Sistim ini terdiri dari 12 elemen yang terurai kedalam 166 kriteria.

2). Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja versi OHSAS

18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series 18001:1999)

Berikut Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:1999 (OHSAS 18002:2000) adalah sistim manajemen K3 yang dirumuskan oleh 13 organisasi internasional dengan menggunakan 10 standar K3 di

(23)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 4

beberapa negara. Sistim ini terdiri dari 4 klausul besar yang terurai kedalam 9 sub klausul.

3). Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja versi COHSMS

(Construction Industry Occupational Health and Safety Management Systems) adalah sistim manajemen K3 yang dirumuskan oleh “Japan Construction Safety and Health Association" (JCSHA),

4). Pada dasarnya secara umum ketiga sistim dari SMK3 yang dimaksud diatas mengandung 5 prinsip dasar (elemen utama) yang dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut :

a. Kebijakan K3 (Safety and health policy) b. Perencanaan (Planning)

c. Penerapan dan operasional (Implementation and operation)

d. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective

action)

e. Tinjauan Manjemen (Management review)

f. Perubahan perbaikan Berkelanjutan (Continual improvement)

Gambar 2.1: Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999)

Untuk memudahkan dan menyamakan pengertian, secara umum sebagaimana diamanatkan Undang - undang No.: 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 87 ayat 2 yang menyebutkan setiap

Pemeriksaandaan Tindakan( Checking and

Corrective action) Kebijakan (Policy) Perencanaan ( Planninga) Penerapandan Operasional (Implementation and Operation) TinjauanManajemen (Management Review) Perbaikanberkelanjutan (Continual improvement) Pemeriksaan dan Tindakan( Checking and

Corrective action) Kebijakan (Policy) Perencanaan ( Planninga) Penerapan dan Operasional (Implementation and Operation) Tinjauan Manajemen (Management Review) Perbaikanberkelanjutan (Continual improvement)

(24)

perusahaan wajib menjalankan SMK3. yang dimaksudkan disini tentunya adalah SMK3 sesuai dengan Permennaker No.: 5/MEN/1996 tentang Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. (SMK3). Berkaitan dengan yang tersebut terakhir ini maka penjelasan detail kesetiap elemen SMK3 berikut ini, diberikan dengan tetap mengacu pada SMK3 yang dimaksudkan oleh Undang -undang.

Lima (5) Prinsip dasar pelaksanaan SMK3 sesuai Permennaker No.:5/MEN/1996 tentang pedoman penerapan Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Terdiri dari :

a. Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3

b. Perencanaan (Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3) c. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dengan Mengembangkan

Kemampuan dan Mekanisme Pendukung yang Diperlukan untuk Mencapai Kebijakan, Tujuan dan Sasaran K3

d. Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3

e. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara berkesinambungan

Sedangkan Pedoman Teknis Pelaksanaan Audit Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, diberikan dalam 12 elemen audit yang sebagai berikut:

a. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen b. Pendokumentasian Strategi

c. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak d. Pengendalian Dokumen

e. Pembelian

f. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3 g. Standar Pemantauan.

h. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan i. Pengelolaan Material dan Perpindahannya j. Pengumpulan dan Penggunaan Data k. Audit internal SMK3

(25)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 6

2.1.2. Persyaratan perencanaan K3

Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi terhadap Kebijakan yang ditetapkan, yang memuat Tujuan, Sasaran dan Indikator kinerja, Penerapan K3 dengan mempertimbangkan penelaahan awal sebagai bagian dalam meng-identifikasi potensi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko atas permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan atau di proyek atau tempat kegiatan Kerja konstruksi berlangsung.

Dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang ada serta tantangan yang dihadapi akan sangat mempengaruhi dalam menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan/proyek.

Untuk hal tersebut haruslah ditentukan oleh Isu Pokok dalam Perusahaan/proyek dalam identifikasi bahaya :

- Frekewensi dan tingkat keparahan Kecelakaan Kerja - Kecelakaan Lalu Lintas

- Kebakaran dan Peledakan

- Keselamatan Produk (Product Safety) - Keselamatan Kontraktor

- Emisi dan Pencemaran Udara - Limbah Industri

1). Tujuan dan Sasaran

Ditetapkan target atau tujuan serta sasaran yang akan dicapai dalam SMK3.

Disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan tingkat risiko yang ada.

2). Sasaran Penerapan SMK3, meliputi :  Sumber Daya Manusia.

 Sistim dan Prosedur.  Sarana dan Fasilitas.

 Pencapaian prespektif di Lingkungan internal dan ektenal.  Pemberdayaan, pertumbuhan dalam penerapan K3. 3). Indikator Kinerja

Dalam menetapkan tujuan dan sasaran kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan harus menggunakan indikator kinerja yang dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang sekaligus merupakan informasi mengenai

(26)

keberhasilan pencapaian Sistim Manejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

2.2. INDENTIFIKASI DAN KONTRIBUSI DALAM PEMBUATAN RENCANA K3 2.2.1. Undang - undang dan peraturan.

Banyak Instansi Pemerintahan baik pusat maupun daerah memiliki undang undang dan peraturan yang terkait dengan persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) selama pelaksanaan konstruksi, disini diperlukan persyaratan yang harus dipatuhi dan dipilih yang sesuai dengan jenis/karakteristik proyek itu sendiri sebagai masukan didalam perencanaan K3, diantaranya :

1) Undang-Undang No.: 1 thn 1970 tentang Keselamatan Kerja 2) Undang-Undang No.: 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3) PERMENAKER No.: Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan

4) PERMENAKER No.: Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut

5) Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.: Kep.174/MEN/1986, No.: 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan Kerja Pada Tempat Kegiatan Konstruksi

6) PERMENAKER No.: Per.05/MEN/1996 tentang Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

7) OHSAS 18001:1999, Occupational Health And Safety Assessment

Series

8) OHSAS 18002:2000, Guideline for the implementation of OHSAS 18001:1999

9) COHSMS, Construction Industry Occupational Health and Safety

Management Systems

10) ILO, Guideline on Occupational Safety and Health Management Sistim, 2001

11) Guidelines for the Development and Application of Health, Safety and

(27)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 8 Peraturan dan perundang-undangan dan persyaratan lainnya.

Organisasi harus menyusun dan memelihara prosedur tentang identifikasi peraturan perundangan dan persyaratan-persyaratan lainnya yang diperlukan dalam kegiatan organisasi.

Organisasi tersebut harus memelihara ketersediaan dokumen-dokumen ini, mensosialisasikan kepada karyawan maupun kepada pihak luar terkait. Organisasi harus memastikan dapat mengendalikan tinjauan peraturan dan perundang-undangan standar/acuan terkini sebagai akibat perubahan kebijakan pemerlntah, perubahan keadaan/peralatan/teknologi yang terjadi diluar organisasi

2.2.2. Persyaratan kontrak

Pemilik proyek/owner mungkin juga secara khusus mensyaratkan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai cakupan dari proyek konstruksi.

2.2.3. Kebijakan & program Keselamatan & Kesehatan Kerja

Dasar Pelaksanaan K3 adalah komitmen yang merupakan janji pimpinan puncak suatu organisasi (perusahaan), hal ini dapat diketahui lebih jelas dalam pedoman penerapan sistim Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan PERMENAKER No.: Per.05/MEN/1996, dimana pengurus organisasi harus menunjukkan komitmennya terhadap penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dengan dasar komitmen inilah kebijakan dapat ditetapkan sebagai berikut:

1) Komitmen yang dijabarkan dalam bentuk kebijakan tertulis (Safety Policy) yang memuat sikap, komitmen dan dukungan serta arah kebijakan penerapan K3 dalam perusahaan

2) Kebijakan ini memuat seluruh arahan dari target visi, misi, dan tujuan organisasi dalam penerapan sistim manjemen K3

3) Kebijakan dijabarkan pada tingkat pelaksana dalam bentuk peran aktif dan implementasi program K3 dalam perusahaan

4) Kebijakan ini dibuat dalam suatu proses yang melibatkan seluruh unsur/ komponen yang ada dalam suatu organisasi,

(28)

Pembuatan program K3

Program yang dimaksudkan disini adalah, program umum didalamnya memuat strategi pencapaian penerapan SMK3, secara detail program dapat di aplikasikan dalam bentuk prosedur dan petunjuk kerja, semua ini ditujukan untuk memudahkan dalam menerapkan dan mengembangkan sistim dan prosedur K3 untuk setiap kegiatan operasi sebagai pedoman keselamatan kerja, bekerja secara aman dan yang akan berpengaruh meningkatnya produktifitas kerja, penyusunan elemen K3 disesuaikan dengan kebutuhan masing - masing perusahaan berdasarkan hasil telaah awal dan penetapan tujuan dan objektif yang ingin dicapai.

Penyusunan elemen - elemen K3 dalam program disesuaikan dengan sistim SMK3 yang hendak dijalankan, dapat menggunakan atau memilih acuan atau undang-undang/peraturan/standar yang telah dijelaskan diatas sebagai referensi. Maka sistim yang dijalankan harus memenuhi 5 prinsip elemen Dasar SMK3 dan 12 elemen K3 Operasional, diantaranya adalah :

1). Prinsip Dasar SMK3

1. Penetapan Kebijakan dan Penjaminan Komitmen K3

2. Perencanaan Pemenuhan Kebijakan, Tujuan dan Sasaran Penerapan K3

3. Penerapan Rencana K3 secara Efektif dengan Mengembangkan Kemampuan dan Mekanisme Pendukung yang Diperlukan untuk Mencapai Kebijakan, Tujuan dan Sasaran K3

4. Pengukuran, Pemantauan, dan Pengevaluasian Kinerja K3

5. Peninjauan Secara Teratur dan Peningkatan Penerapan SMK3 secara berkesinambungan

2). Elemen SMK3

1. Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen 2. Pendokumentasian Strategi

3. Peninjauan Ulang Perancangan (Desain) dan Kontrak 4. Pengendalian Dokumen dan Data K3

5. Pembelian

6. Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3

(29)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 10

8. Komunikasi dan Pelaporan 9. Pengelolaan Material 10. Standar Pemantauan 11. Audit internal SMK3 12. Tinjauan Manajemen

Dari ke 12 elemen K3 operasionil itulah dasar penyusunan program pelaksanaan yang dimulai dari perencanaan penerapan K3 melalui identifikasi bahaya sampai dengan penerapan dan pengendalian operasi yang harus dijalankan.

3). Prosedur & Petunjuk yang harus disiapkan.

Sistim dan prosedur termasuk petunjuk kerja meliputi seluruh aspek kegiatan sesuai dengan tingkatan kegiatan yang ada dilapangan, antara lain :

- Prosedur Kerja Aman (Safe Working Practices). - Prosedur kebersihan dan penyelamatan Lingkungan. - Prosedur penyelamatan keadaan darurat.

- Prosedur Kesehatan Kerja.

- Prosedur penanggulangan Kebakaran. - Prosedur pemenuhan Sarana dan Fasifitas.

- Petunjuk kerja ijin kerja ruang terbatas dan tertutup. - Prosedur Identifikasi Bahaya (Hazards identification).

- Prosedur Pembinaan dan Pelatihan (Safety Training & Education). - Petunjuk Kerja Evaluasi Keselamatan Proyek (Project Safety Review). - Petujuk penggunaan Alat Keselamatan (Safety Equipment).

- Prosedur pengelolaan Keselamatan Lalu Lintas Jalan (Traffic Safety). - Petunjuk Kerja Inspeksi K3 (Safety inspection).

- Prosedur Penyelidikan Kecelakaan (Incident Investigation). - Prosedur Pengelolaan Limbah (Waste Management).

- Petunjuk Kerja Sistim Pelaporan K3 (Safety Reporting Systems). - Prosedur Audit K3 (Safety Audit).

2.2.4. Lokasi proyek

Lokasi proyek bisa memiliki suatu hubungan penting terhadap keselamatan & kesehatan kerja. Contohnya: pekerjaan didalam atau diatas air sering

(30)

berdampak pada bertambahnya persyaratan keselamatan, yang tidak dipersyaratkan pada pekerjaan yang ada didaratan.

2.2.5. Komitmen manajemen

Komitmen merupakan landasan utama konsep penerapan sistim Manajemen K3. Komitmen yang berupa kebijakan dan arahan dalam penerapan K3 di Perusahaan, Komitmen pimpinan tentunya termasuk kesediaannya menyiapkan organisasi K3, SDM K3 dan anggaran K3 yang dituangkan dalam bentuk kebijakan K3 (Safety Policy), secara umum isi dari komitmen tersebut adalah :

- Landasan keberhasilan program K3 merupakan pernyataan sikap dan dukungan manajemen terhadap program K3 dalam perusahaannya. - Mengikat semua pihak terkait (stakeholder), meliputi manajemen,

karyawan, pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas.

Dalam suatu organisasi harus dibuat Penetapan Komitmen dan Kebijakan K3, atau secara umum dikenal juga dengan istilah "OH&S Policy" oleh top management, secara jelas menyatakan tujuan Komitmen dan Kebijakan K3, serta adanya komitmen terhadap perbaikan (perubahan) berkelanjutan (perbaikan berkelanjutan) dalam kinerja K3.

Tinjauan Manajemen (Management Review)

Gambar 2,2: Bagan Elemen Komitmen dan kebijakan

Sebagai masukan pada pembuatan Komitmen dan kebijakan adalah Umpan balik, Audit dan Tinjauan Manajemen sebagai siklus dari proses kesuksesan K3 yang akan menghasilkan keluaran untuk Perencanaan seperti gambar 2.2. Beberapa hal harus diperhatikan berkaitan dengan kebijakan (policy)

organisasi:

Komitmen dan

Kebijakan Umpan Balik (Feedback from Audit)

Perencanaan (Planning) Audit (Pengukuran kinerja/

(31)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 12

a. Sesuai dengan iklim organisasi dan tingkat risiko K3 yang dihadapi organisasi,

b. Mengandung komitmen dalam hal perbaikan berkelanjutan,

c. Mengandung komitmen dalam hal pemenuhan terhadap peraturan perundangan K3 yang berlaku maupun persyaratan-persyaratan lainnya,

d. Didokumentasikan, diterapkan dalam aktifitas organisasi dan dipelihara,

e. Dikomunikasikan kepada seluruh karyawan secara intensif sehingga seluruh karyawan peduli terhadap kewajiban-kewajibannya dalam hal K3,

f. Mudah dijangkau oleh pihak-pihak lain (pihak luar organisasi),

g. Dievaluasi secara berkala untuk menjamin bahwa, kebijakan organisasi ini masih relevan dan sesuai dengan aktifitas organisasi.

2.2.6. Analisis bahaya

Peninjauan yang sistimatik terhadap proses proyek konstruksi untuk tujuan identifikasi semua bahaya terhadap personel yang terlibat didalam pelaksanaan konstruksi termasuk masyarakat atau pemasok barang yang keberadaanya sebentar di lapangan. Biasanya dilaksanakan oleh tenaga ahli dibidang K3 (safety engineer) kontraktor dengan bantuan struktur uraian pekerjaan (Work Breakdown Structure) dan pengawasan pelaksanaan konstruksi, dimana hal ini bagian dari Identifikasi Risiko.

Organisasi bertanggung jawab menyusun dan memelihara prosedur tentang perencanaan identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, dan dokumentasi, dalam memenuhi kebijakan K3 yang ditetapkan.

1). Identifikasi potensi sumber Bahaya dilakukan dengan mempertimbang-kan:

a. Kondisi atau kejadian yang dapat menimbulkan bahaya.

b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.

2). Penilaian risiko dilakukan setelah identifikasi potensi sumber bahaya diketahui dan Penilaiannya didasarkan pada :

(32)

a. Tingkat kekerapan (frekuensi) terjadinya insiden/kejadian kecelakaan kerja.

b. Tingkat keparahan (konsekuensi) yang terjadi akibat insiden/ kejadian kecelakaan kerja.

Penilaian risiko ini untuk memastikan dan menentukan adanya prioritas pengendalian risiko insiden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

3). Tindakan Pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui metode :

 Pendidikan, pelatihan,

 Pembangunan kesadaran dan motivasi dengan pemberian penghargaan dapat berupa insentif / bonus, surat penghargaan dllnya,

 Evaluasi terhadap hasil inspeksi, audit, analisa insiden dan kecelakaan,

 Penegakkan hukum dan peraturan - peraturan K3,

 Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi: eliminasi, subtitusi bahaya, isolasi, ventilasi, higene dan sanitasi.

Organisasi harus mengontrol seluruh aktifitas/kegiatan terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan identifikasi risiko yang telah disusun. Hal ini bisa ditempuh dengan:

a. Penerapan dan pemeliharaan prosedur yang terkait dengan kinerja, sehingga bisa melihat adanya deviasi terhadap policy dan tujuan dan sasaran K3,

b. Menyusun kriteria operasi dalam prosedur,

c. Penerapan dan pemeliharaan prosedur yang terkait dengan risiko material, peralatan kerja dan tenaga, kerja dan mengkomunikasikan prosedur-prosedur tersebut kepada pihak terkait lainnya,

d. Penerapan dan pemeliharaan prosedur dalam perencanaan areal kerja, proses, instaliasi lainnya.

2.2.7. Seleksi sub kontraktor

Ketersediaan salah satu alat dalam memilih kontraktor penting agar supaya meningkatkan peluang didalam keselamatan proyek yaitu dengan cara

(33)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 14

menyaring sub kontraktor dari program keselamatan & kesehatan kerja dan memilihnya yang memiliki catatan kinerja keselamatan yang baik.

2.2.8. Insentif

Cara yang terbaru dan efektif dalam memberikan semangat kepada sejumlah tenaga kerja untuk mengamati praktek pekerjaan yang aman yaitu dengan menawarkan insentif untuk pekerjaan yang aman.

Banyak kontraktor memperlihatkan kinerja keselamatan pada papan besar/billboard pada pintu masuk proyek ”sehingga banyak waktu kerja

tanpa kehilangan kesempatan” dan secara berkala menawarkan insentif

seperti baju jaket, perjamuan informal dan bahkan menguangkan untuk mempromosikan kesadaran akan keselamatan.

2.3. PERENCANAAN KESELAMATAN & KESEHATAN PROYEK (SAFETY PLAN)

Pada setiap proyek selalu ditandai dengan keterlibatan sumber daya, seperti bermacam-macam material, peralatan, serta tenaga kerja yang skill maupun non skill. Sehingga sangatlah mungkin kalau terjadi kesalahan-kesalahan yang mengakibatkan gangguan keselamatan dan kesehatan kerja. Maka pada program pelaksanaan proyek yang ditangani telah diperhitungkan dan dilaksanakan tindakan kehati-hatian yaitu tindakan keselamatan dan kesehatan kerja.

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah dokumen kunci sebagai acuan kinerja keamanan pekerjaan pada proyek yang ingin melindungi pekerjanya, personel yang ada dilapangan, seperti peraturan umum yang memberikan petunjuk bagaimana mengurangi kecelakaan dan memberikan perlindungan terhadap aset/properti.

Perencanaan K3 meliputi :

a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk

assessment and risk control) yang dapat diukur,

b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya, c. Penentuan tujuan dan sasaran,

d. Program kerja secara umum dan program kerja secara khusus. e. Indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja K3.

(34)

Perencanaan (Planning)

Umpan balik& pengukuran kinerja (feedback from

measuring performance)

Kebijakan (Policy)

Audit

Penerapan dan operasionil (Implementation and operation)

Gambar 2.3: Bagan Elemen Perencanaan

Sebagai masukan dari Perencanaan adalah Kebijakan K3 kemudian Umpan balik & Pengukuran Kinerja dan Audit sebagai siklus proses kesuksesan K3 yang akan menghasilkan keluaran untuk Penerapan dan Operasional dari K3 seperti digambarkan pada gambar 2.3.

2.3.1. Kewenangan

1). organisasi

Organisasi harus menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas personil-personil yang mengatur, menjalankan dan memantau aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan risiko K3 dalam kaitan dengan aktifitas-aktifitas, fasilitas dan proses dalam organisasi secara keseluruhan. Dokumen-dokumen tersebut harus ditetapkan, didokumentasikan dan dikomunikasikan.

Penanggung jawab tertinggi dalam K3 adalah top management. Bila organisasi berupa perusahaan berskala besar, mempunyai anak-anak perusahaan maka yang dimaksud top management harus didefinisikan dengan jelas.

Manajemen organisasi harus menyediakan sumber daya utama, termasuk didalamnya sumber daya manusia, spesialis-spesialis, teknologi maupun keuangan dalam rangka pelaksanaan, kontrol dan perbaikan manajemen K3.

(35)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 16

Organisasi mampu mengembangkan Organisasi K3 yang handal dan berkualitas dalam hal Implementasi:

 Pengembangan Job Description K3.  Penerapan Job Safety Analysis.

2). Peran tenaga ahli

Untuk mengembangkan, menerapkan dan memelihara cara kerja, prosedur, sistim, pengamanan dan standar dalam menghilangkan, mengendalikan dan mengurangi bahaya kecelakaan kerja terhadap manusia, prasarana, lingkungan, dan SDM K3. Maka penanggung jawab K3 dalam manajemen organisasi harus mempunyai aturan main, tanggung jawab dan wewenang dalam rangka :

a. Menjamin bahwa persyaratan-persyaratan dalam system manajemen K3 dibangun, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi dalam OHSAS

b. Menjamin bahwa laporan performance sistim manajemen K3 disampaikan kepada top management dalam rangka evaluasi dan sebagai dasar perbaikan sistim manajemen K3.

Pada dasarnya Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah tanggung jawab setiap pekerja yang ada dilapangan proyek konstruksi, namun secara matrik kewenangan harus diberikan kepada seseorang yang memiliki pengalaman dan bisa bertindak sebagai Project Safety Officer. Kewenangan yang diberikan secara perseorangan contohnya Dia dapat memberhentikan pekerjaan jika menurutnya pekerjaan tersebut dilaksanakan tidak aman dan tidak memenuhi Safety & Health Plan (Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja).

2.3.2. Anggaran biaya

Perkiraan biaya yang ada pada rencana keselamatan dan kesehatan kerja harus sudah masuk kedalam formasi anggaran proyek yang terdiri dari :

a. Biaya persiapan dan opersional pelaksanaan K3  Biaya Pendaftaran dan administrasi

 Depnaker  Pemda

(36)

 Peralatan tertentu (ke Depnaker)

 Jalan dan jembatan tertentu (ke Dep PU)  Biaya pelatihan  Biaya Promosi  Bendera  Spanduk  Billboard  Poster  Biaya operasional K3

 Gaji personil tertentu (Safety Construction Engineer dan lain-lain)  Sarana Bantu K3 (APD/Alat Pelindung Diri)

 Biaya pengobatan dan kompensasi yang dicadangkan untuk keperluan tak terduga

(37)

MODUL CMB-01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health

Management)

BAB II

Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Proyek (K3)

Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) II - 18

RANGKUMAN

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek konstruksi dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian agar supaya terhindar dari kecelakaan yang akan mengakibatkan orang cidera atau meninggal dunia yang akan berdampak pada kehilangan sumberdaya dan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi biaya industri.

Ada dua aspek penting yang perlu dicapai dalam program K3, yaitu aspek kemanusiaan dan aspek ekonomi, kedua aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dan merupakan saling terkait.

SMK3 mengandung 5 prinsip dasar (elemen utama) yaitu : 1. Kebijakan K3 (Safety and health policy)

2. Perencanaan (Planning)

3. Penerapan dan operasional (Implementation and operation)

4. Pemeriksaan dan tindakan perbaikan (Checking and corrective action) 5. Tinjauan Manjemen (Management review)

6. Perubahan perbaikan Berkelanjutan (Continual improvement)

Beberapa hal harus diperhatikan berkaitan dengan kebijakan (policy) organisasi: 1. Sesuai dengan iklim organisasi dan tingkat risiko K3 yang dihadapi organisasi, 2. Mengandung komitmen dalam hal perbaikan berkelanjutan,

3. Mengandung komitmen dalam hal pemenuhan terhadap peraturan perundangan K3 yang berlaku maupun persyaratan-persyaratan lainnya,

4. Didokumentasikan, diterapkan dalam aktifitas organisasi dan dipelihara,

5. Dikomunikasikan kepada seluruh karyawan secara intensif sehingga seluruh karyawan peduli terhadap kewajiban-kewajibannya dalam hal K3,

6. Mudah dijangkau oleh pihak-pihak lain (pihak luar organisasi),

7. Dievaluasi secara berkala untuk menjamin bahwa, kebijakan organisasi ini masih relevan dan sesuai dengan aktifitas organisasi.

Kemudian dilakukan Identifikasi bahaya dengan bantuan WBS (Work Breakdown Structure) dengan mempertimbangkan :

1. Identifikasi potensi sumber Bahaya dilakukan dengan mempertimbang-kan: a. Kondisi atau kejadian yang dapat menimbulkan bahaya

b. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi

2. Penilaian risiko dilakukan setelah identifikasi potensi sumber bahaya diketahui dan Penilaiannya didasarkan pada :

(38)

a. Tingkat kekerapan (frekuensi) terjadinya insiden/kejadian kecelakaan kerja.

b. Tingkat keparahan (konsekuensi) yang terjadi akibat insiden/ kejadian kecelakaan kerja.

Penilaian risiko ini untuk memastikan dan menentukan adanya prioritas pengendalian risiko insiden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Menetapkan kewenangan organisasi antara lain :

a. Organisasi harus menentukan aturan main, kewenangan dan otoritas personil-personil yang mengelola

b. Manajemen organisasi harus menyediakan sumber daya utama, termasuk didalamnya sumber daya manusia, spesialis-spesialis, teknologi maupun keuangan.

c. Organisasi mampu mengembangkan Organisasi K3

Menetapkan Peran Tenaga Ahli seperti :

a. Menjamin bahwa persyaratan-persyaratan dalam system manajemen K3 dibangun, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan spesifikasi dalam OHSAS

b. Menjamin bahwa laporan performance sistim manajemen K3 disampaikan kepada top management dalam rangka evaluasi dan sebagai dasar perbaikan sistim manajemen K3.

c. Pada dasarnya Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) adalah tanggung jawab setiap pekerja yang ada dilapangan proyek konstruksi, namun secara matrik kewenangan harus diberikan kepada seseorang yang memiliki pengalaman dan bisa bertindak sebagai Project Safety Officer.

Menetapkan Anggaran Biaya :

Formasi anggaran proyek yang terdiri dari :

a. Biaya persiapan dan opersional pelaksanaan K3

b. Biaya pengobatan dan kompensasi yang dicadangkan untuk keperluan tak terduga c. Biaya asuransi jamsostek/astek

Rencana Keselamatan & Kesehatan Kerja adalah dokumen kunci sebagai acuan kinerja keamanan pekerjaan pada proyek yang meliputi :

a. Identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian dan pengendalian risiko (risk

assessment and risk control) yang dapat diukur,

b. Pemenuhan terhadap peraturan perundangan dan persyaratan lainnya, c. Penentuan tujuan dan sasaran,

Gambar

Gambar 2.1: Bagan Elemen Kesuksesan K3 (OHSAS 18001:1999)
Gambar 3.1: Bagan Elemen Penerapan dan operasional
Gambar 3.2: Bagan Elemen Pemeriksaan dan tindakan perbaikan
Gambar 3.3: Bagan daily safety work cycle
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kadar gula total marmalade menunjukkan bahwa purata tertinggi diperoleh pada kombinasi perlakuan rasio buah 4:1 dan penambahan gula 73% yaitu sebesar 78,30%.. Untuk kadar

Variabel pengembangan karir secara individual memiliki 4 indikator, yaitu prestasi kerja, exposure, kesetiaan pada organisasi, kesempatan untuk berkembang.. Dari data

Al-Qur’an di MTs merupakan mata pelajaran yang terintegrasi sendiri, tidak terikat oleh pelajaran lainnya, yang mana setiap minggunya dipelajari selama 2 jam pelajaran

Kalusul arbitrase ini dapat dimuat dalam perjanjian pokok ataupun dapat dibuat dalam perjanjian tersendiri. Landasan pembentukan perjanjian ini dapat dibuat

Proses pencarian diagnosa yang tepat membutuhkan waktu yang cukup lama karena gejala-gejala yang dialami pada kedua subjek menyerupai penyakit lain sehingga perlu dilakukan

Kegiatan gunungapi Kawio Barat dicirikan oleh anomali transmisi cahaya akibat adanya influk fluida (plume) pada airlaut dan tingginya kandungan gas metan dalam airlaut yang

Neutron diffraction technique on the structural identification of ZrNbMoGe alloy, Proceedings of The International Conference on Materials Science and Technology.. Effects

a. Program Peningkatan Kualitas Layanan Perpustakaan, dilakukan melalui kegiatan: 1) Pengembangan koleksi Perpustakaan UBT. 2) Pengelolaan sumber dan media perpustakaan. 3)