• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 DAN 2008 PADA KOTA KENDARI DI KENDARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 DAN 2008 PADA KOTA KENDARI DI KENDARI"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

ATAS

BELANJA DAERAH

TAHUN ANGGARAN 2007 DAN 2008

PADA

KOTA KENDARI

DI

KENDARI

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA VI

KANTOR PERWAKILAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Nomor : 02/HP/XIX.KDR/1/2009

Tanggal : 19 Januari 2009

(2)

DAFTAR ISI

halaman

Daftar Isi... i

Resume Hasil Pemeriksaan ... 1

Bab I : Gambaran Umum ... 5

1. Dasar Hukum Pemeriksaan ... 5

2. Tujuan Pemeriksaan ... 5

3. Jenis Pemeriksaan ... 5

4. Sasaran Pemeriksaan ... 5

5. Standar Pemeriksaan ... 6

6. Metodologi Pemeriksaan... 6

7. Jangka Waktu Pemeriksaan... 7

8. Objek Pemeriksaan... 7

9. Cakupan Pemeriksaan ... 8

Bab II : Sistem Pengendalian Intern ... 10

1. Organisasi... 10 2. Kebijakan ... 11 3. Perencanaan... 11 4. Prosedur ... 12 5. Pencatatan ... 13 6. Personalia ... 13 7. Pelaporan... 14 8. Pengawasan ... 14

Bab III : Temuan Pemeriksaan ... 15

1 Pembayaran Honorarium Pada Sekretariat Daerah dan DPPKAD Kota Kendari Tidak Sesuai Ketentuan dan Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Minimal Sebesar Rp180.745.750,00 ... 15

2 Pemberian Bantuan Organisasi Kemasyarakatan/Profesi/Badan/Lembaga Dalam Tahun Anggaran 2008 (s.d. Oktober 2008) Kepada Instansi Vertikal Serta Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Tidak Sesuai Ketentuan Sehingga Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Minimal Sebesar Rp130.500.000,00... 20

3 Pembayaran Biaya Perjalanan Dinas Pada DPPKAD dan Sekretariat Kota Kendari Terjadi Kelebihan Sebesar Rp18.100.000,00 dan Biaya Perjalanan Dinas Sebesar Rp18.500.000,00 Belum Didukung Bukti-Bukti Yang Lengkap Dan Sah ... 24

(3)

4 Pembayaran Biaya Listrik, Air dan Telepon Pada Rumah Pribadi Pimpinan DPRD Kota Kendari Yang Dibebankan Pada Sekretariat DPRD Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Minimal Sebesar Rp51.924.585,00 ... 25 5 Pengadaan 9 Paket Pekerjaan Peningkatan/ Pemeliharaan Jalan Kota Kendari TA

2007 Terjadi Kemahalan Harga Sebesar Rp389.832.571,58, Kelebihan Pembayaran Sebesar Rp44.480.000,00, dan Kesalahan Perhitungan Sebesar Rp114.535.114,78 Serta Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Belum Dikenakan Sebesar Rp50.452.710,00... 27 6 Kemahalan Harga Kontrak Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari

Sebesar Rp66.309.989,63 dan Kekurangan Volume Pekerjaan Sebesar Rp24.696.051,76... 34 7 Pengadaan Bahan/Material dan Sewa Alat Untuk Pelaksanaan Kegiatan

Pemeliharaan Rutin Jalan Swakelola TA 2007 dan 2008 Melebihi Ketentuan SK Walikota Tentang Standar Harga Satuan Sebesar Rp92.977.456,00 ... 37 8 Pengadaan 7 Paket Kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) TA 2008

Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari Terjadi Indikasi Kemahalan Harga Satuan Sebesar Rp104.727.566,93... 42 9 Kontrak Pembuatan Kandang Sapi Pada Dinas Pertanian Kota Kendari Dilakukan

Pemecahan dan Bersifat Proforma Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Minimal Sebesar Rp27.869.575,72... 47 10 Pengadaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) di RSUD

Abunawas Sebesar Rp504.650.000,00 Tidak Efektif Diantaranya Sebesar Rp127.716.562,50 Berindikasi Kemahalan ... 51 11 Pengadaan Sapi Pada Dinas Pertanian Kota Kendari Dilakukan Pemecahan Kontrak

dan Prosedur Pengadaannya Dilakukan Secara Proforma Sehingga Terdapat Ketidakwajaran Harga Minimal Sebesar Rp25.850.000,00 dan Rekanan Yang Tidak Dapat Menyelesaikan Pekerjaan Sebesar Rp65.800.000,00 ... 56 12 Pengadaan Tanah Lokasi Pembangunan Pasar PKL Tobuuha Terjadi Indikasi

Kemahalan Dari Harga Taksiran Panitia Penilai Harga Tanah Sebesar Rp915.472.481,00 dan Nilai Pengadaan Sebesar Rp162.206.904,00 Tidak Didukung Sertifikat Hak Atas Tanah... 62 13 Terdapat Kelebihan Pembayaran Harga Kontrak Swakelola Yang Dilakukan

Bappeda Dengan Kendari TV dan TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara Sebesar Rp118.208.333,33 dan Indikasi Kemahalan Sebesar Rp45.837.880,61 ... 65 14 Terjadi Indikasi Kemahalan Pengadaan Server Proliant ML 110G5 dan Windows

Server 2003 Original Senilai Rp13.494.560,00 ... 74 15 Pengadaan Kendaraan Roda Dua dan Empat Di Beberapa SKPD Kota Kendari

Terjadi Indikasi Kemahalan Sebesar Rp220.835.000,00 ... 75 16 Pengadaan Pakaian Dinas Pada Dinas Pendidikan Nasional, Sekretariat DPRD dan

Kantor Pemadam Kebakaran Kota Kendari Terjadi Indikasi Kemahalan Sebesar Rp62.254.181,82 Dibandingkan Harga Pasar... 78 17 Pengadaan GPS Garmin Pada Bappeda dan Dinas Pertanian Kota Kendari Terjadi

(4)

18 Pelaksanaan Pekerjaan Pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Kendari Berindikasi Kemahalan Sebesar Rp69.792.200,00, Kekurangan Volume Sebesar Rp2.908.458,00 Serta Denda Keterlambatan Belum Dipungut Sebesar Rp23.232.000,00... 83 19 Pengadaan Sarana Pelayanan Klinik Keluarga Berencana dan SIAK Terpadu

Terlambat Penyelesaiannya dan Belum Dikenakan Denda Sebesar Rp49.252.011,00 Serta Terjadi Indikasi Kemahalan Sebesar Rp14.201.250,00... 87 20 Pekerjaan Pengadaan Sarana Penangkapan Ikan Kapal Purse Seine Terlambat

Penyelesaiannya dan Belum Dikenakan Denda Sebesar Rp29.843.000,00... 89 21 Penyelesaian 91 Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Sebesar Rp8.633.491.500,00

Dalam Tahun Anggaran 2007 Mengalami Keterlambatan Namun Rekanan Pelaksana Belum Dikenakan Denda Minimal Sebesar Rp256.065.836,00 ... 91 22 Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Kegiatan Swakelola Dana Alokasi Khusus

Bidang Pendidikan TA 2008 Tidak Mempedomani Keppres No.80 Tahun 2003 Sehingga Terdapat Penggunaan Dana Minimal Sebesar Rp4.208.540.970,91 Yang Belum Jelas Pertanggungjawabannya...93 23 Terdapat Kelebihan Pembayaran Biaya Design Gambar Sebesar Rp82.500.000,00,

Pemungutan Biaya Design dari Sekolah Penerima DAK Minimal sebesar Rp6.000.000,00 serta Honor Tidak Sesuai Perwali Nomor 1 Tahun 2008 Sebesar Rp44.250.000,00 Dalam Kegiatan Swakelola Perencanaan DAK Bidang Pendidikan TA 2008 pada Dinas Pendidikan Kota Kendari... 97 24 Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultansi Secara Swakelola Yang Dilakukan

Bappeda Kota Kendari Berindikasi Kemahalan Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil Sebesar Rp522.682.500,00... 100 25 Kemahalan Harga Pengadaan Jasa Konsultan Sebesar Rp653.590.712,92,

Pembayaran Biaya Langsung Non Personil Belum Didukung Dengan Bukti-Bukti Yang Sah Sebesar Rp432.889.866,67 Serta Penetapan Besarnya Biaya Langsung Personil Tidak Didasarkan Pada Perhitungan Yang Jelas Sebesar Rp674.822.906,25.... 116

Lampiran

Lampiran I Rekap Perjalalanan Dinas Sekretariat Daerah dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Kendari TA 2008

Lampiran II Daftar Biaya Telpon/ Air/ Listrik Pimpinan DPRD Kota Kendari Januari s.d Agustus 2008

Lampiran III Perhitungan Kemahalan Pekerjaan Pembangunan/Peningkatan/

Pemeliharaan Jalan Kota Kendari TA 2007 Berdasarkan Standar Harga Satuan Pekerjaan Surat Keputusan Walikota No. 122.1/2007 Tahun 2007 Lampiran IV Kemahalan Harga Satuan Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk

Kendari (Kendari Beach)

Lampiran V Analisa Harga Satuan Pekerjaan Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari (Kendari Beach)

Lampiran VI Uraian Analisa Alat Pekerjaan Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari (Kendari Beach)

(5)

Lampiran VII Kekurangan VolumePekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari (Kendari Beach)

Lampiran VIII Laporan Harian Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari (Kendari Beach)

Lampiran XI Perhitungan Kemahalan Pekerjaan Swakelola Pemeliharaan Jalan Kota Kendari Bulan Maret s.d. Juli TA 2007 Berdasarkan Standar Harga Satuan Pekerjaan Surat Keputusan Walikota No. 122.1/2007 Tahun 2007

Lampiran X Perhitungan Kemahalan Pekerjaan Swakelola Pemeliharaan Jalan Kota Kendari Bulan September s.d. Desember TA 2007 Berdasarkan Standar Harga Satuan Pekerjaan Surat Keputusan Walikota No. 122.1/2007 Tahun 2007

Lampiran XI Perhitungan Kemahalan Pekerjaan Swakelola Pemeliharaan Jalan Kota Kendari Bulan Februari s.d. Juli 2008 Berdasarkan Standar Harga Satuan Pekerjaan Surat Keputusan Walikota Kendari No.1624 Tahun 2007

Lampiran XII Kemahalan Harga Satuan Berdasarkan SK Walikota Pengaspalan Jalan Paket A.1, A.2, A.3 dan A.4 Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari TA 2008

Lampiran XIII Kemahalan Harga Satuan Pekerjaan Paket A.5 Rabat Beton Lokasi Lorong Bukit Indah

Lampiran XIV Kemahalan Harga Satuan Pekerjaan Pekerjaan Paket A.6 Penimbunan dan Pengerasan Lokasi Jalan Garuda

Lampiran XV Kemahalan Harga Satuan Pekerjaan Pekerjaan Paket A.7 Pembangunan Paving Blok Lokasi Kel. Sanua (SMPN 2 Kendari)

Lampiran XVI Selisih Upah Dari Rencana Anggaran Biaya dan Pembayaran Yang

Dilakukan Rekanan Pengadaan Kandang Sapi Pada Dinas Pertanian Kota Kendari

Lampiran XVII Kemahalan Harga Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Lampiran XVIII Perhitungan Kemahalan Harga Satuan Pengadaan SIM RSUD Abunawas Kota Kendari TA 2007

Lampiran XIX Daftar Paket Pengadaan Sapi Dinas Pertanian Dan Kehutanan Kota Kendari TA 2008

Lampiran XX Kemahalan Rencana Anggaran Biaya Pengadaan Bibit Ternak Sapi CV Pilar Wonua Raya dan CV Haerun Rezki

Lampiran XXI Kemahalan Rencana Anggaran Biaya Pengadaan Bibit Ternak Sapi CV Nurhujannah dan CV Mega Harapan

Lampiran XXII Selisih Harga Pembayaran Dengan Harga Taksiran Pengadaan Tanah Lokasi Pembangunan Pasar PKL Tobuuha

Lampiran XXIII Kemahalan Pengadaan Kendaraan Roda 4 (empat) dan 2 (dua) Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2008

Lampiran XXIV Kemahalan Harga Pengadaan Mesin Pengolah Sampah Pelaksana CV. Kolosua Jaya Kantor Lingkungan Hidup Kota Kendari TA 2008

(6)

Lampiran XXV Kemahalan Harga Pengadaan Mobil Operasional Lingkungan Pelaksana CV. Tunas Inti Abadi Kantor Lingkungan Hidup Kota Kendari TA 2008 Lampiran XXVI Kemahalan Harga Pengadaan SIAK Terpadu Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Kendari TA 2008

Lampiran XXVII Daftar Denda Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Dan Pengadaan Barang/Jasa Pada SKPD Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari Tahun Anggaran 2007

Lampiran XXVIII Daftar Denda Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Dan Pengadaan Barang/Jasa Pada SKPD Dinas Pendidikan Nasional Kota Kendari Tahun Anggaran 2007

Lampiran XXIX Daftar Denda Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Dan Pengadaan

Barang/Jasa Pada SKPD Sekretariat Kota Kendari Tahun Anggaran 2007 Lampiran XXX

Rekap Selisih Bahan/Material Pertanggungjawaban Kegiatan DAK

Pendidikan TA 2008

Lampiran XXXI Selisih Bahan/Material Pertanggungjawaban DAK Diknas Kota Kendari TA 2008

Lampiran XXXII Daftar Sekolah Tidak Memberikan Format Pengisian Riil

Pertanggungjawaban DAK TA 2008

Lampiran XXXIII Rekapitulasi Selisih Upah Yang Belum Dapat Dipertanggungjawabkan Kegiatan DAK Bidang Pendidikan TA 2008

Lampiran XXXIV

Kelebihan Bayar Harga Perencanaan DAK Diknas Kota Kendari TA 2008

Lampiran XXXV Rekap Kemahalan Biaya Personil Atas Kegiatan Swakelola Jasa

Konsultansi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Kendari TA 2008

Lampiran XXXVI Rekap Kemahalan Biaya Non Personil Atas Kegiatan Swakelola Jasa Konsultansi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Kendari TA 2008

Lampiran XXXVII

Rekap

Kemahalan Harga Pengadaan Jasa Konsultan, Pembayaran Biaya Langsung Non Personil Belum Didukung Dengan Bukti-Bukti Yang Sah Serta Penetapan Besarnya Biaya Langsung Personil Tidak Didasarkan Pada Perhitungan Yang Jelas

Lampiran XXXVIII

Rekap

Kemahalan Harga Pengadaan Jasa Konsultan, Pembayaran Biaya Langsung Non Personil Belum Didukung Dengan Bukti-Bukti Yang Sah Serta Penetapan Besarnya Biaya Langsung Personil Tidak Didasarkan Pada Perhitungan Yang Jelas

(7)

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Berdasarkan ketentuan pasal 23 E perubahan ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang No.15 Tahun 2006 dan Undang-undang No.15 Tahun 2004, BPK-RI telah melakukan pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas Belanja Daerah TA 2007 dan 2008 pada Pemerintah Kota Kendari.

Pemeriksaan atas Belanja Daerah TA 2007 dan 2008 pada Kota Kendari dilakukan dengan berpedoman pada Peraturan BPK RI Nomor 1 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN). Standar tersebut mengharuskan BPK-RI merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan agar diperoleh keyakinan yang memadai bahwa kesimpulan yang diambil telah didukung bukti yang relevan.

Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Belanja Daerah telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dipertanggungjawabkan secara tertib sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

Tanpa mengurangi keberhasilan yang dicapai dalam merealisasikan Anggaran Belanja Daerah, dari hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa dalam TA 2007 dan 2008 ditemukan penyimpangan terhadap azas ketertiban dan ketaatan yang dapat mengganggu kewajaran penyajian Laporan Keuangan sebesar Rp10.153.805.986,41 atau 13,21% dari Realisasi Anggaran Belanja Daerah tahun 2007 dan 2008 yang diperiksa sebesar Rp76.887.960.859,00 yaitu temuan yang berindikasi kerugian daerah sebesar Rp3.725.733.156,71; kekurangan penerimaan sebesar Rp408.845.557,00; temuan administrasi sebesar Rp5.037.954.791,70; temuan ketidakhematan sebesar Rp915.472.481,00; dan temuan ketidakefektifan sebesar Rp65.800.000,00. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain: 1. Pembayaran honorarium pada Sekretariat Daerah dan DPPKAD Kota Kendari tidak sesuai

ketentuan dan berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp180.745.750,00; 2. Pemberian Bantuan Organisasi Kemasyarakatan/Profesi/Badan/Lembaga dalam Tahun Anggaran

2008 (s.d. Oktober 2008) kepada Instansi Vertikal serta pemberian Bantuan Keuangan kepada Partai Politik tidak sesuai ketentuan sehingga berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp130.500.000,00;

3. Pembayaran biaya perjalanan dinas pada DPPKAD dan Sekretariat Kota Kendari terjadi kelebihan sebesar Rp18.100.000,00 dan biaya perjalanan dinas sebesar Rp18.500.000,00 belum didukung bukti-bukti yang lengkap dan sah;

4. Pembayaran biaya listrik, air dan telepon pada rumah pribadi Pimpinan DPRD Kota Kendari yang dibebankan pada Sekretariat DPRD berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp51.924.585,00;

(8)

5. Pengadaan 9 paket pekerjaan Peningkatan/ Pemeliharaan Jalan Kota Kendari TA 2007 terjadi kemahalan harga sebesar Rp389.832.571,58, kelebihan pembayaran sebesar Rp44.480.000,00 dan kesalahan perhitungan sebesar Rp114.535.114,78 serta denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan belum dikenakan sebesar Rp50.452.710,00;

6. Kemahalan harga kontrak Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari sebesar Rp66.309.989,63 dan kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp24.696.051,76;

7. Pengadaan bahan/material dan sewa alat untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan rutin jalan swakelola TA 2007 dan 2008 melebihi ketentuan SK Walikota tentang Standar Harga Satuan sebesar Rp92.977.456,00;

8. Pengadaan 7 paket kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) TA 2008 pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan harga satuan sebesar Rp104.727.566,93;

9. Kontrak Pembuatan Kandang Sapi pada Dinas Pertanian Kota Kendari dilakukan pemecahan dan bersifat proforma berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp27.869.575,72; 10. Pengadaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) di RSUD Abunawas sebesar

Rp504.650.000,00 tidak efektif diantaranya sebesar Rp127.716.562,50 berindikasi kemahalan; 11. Pengadaan sapi pada Dinas Pertanian Kota Kendari dilakukan pemecahan kontrak dan prosedur

pengadaannya dilakukan secara proforma sehingga terdapat ketidakwajaran harga minimal sebesar Rp25.850.000,00 dan rekanan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sebesar Rp65.800.000,00;

12. Pengadaan tanah lokasi pembangunan Pasar PKL Tobuuha terjadi indikasi kemahalan dari harga taksiran Panitia Penilai Harga Tanah sebesar Rp915.472.481,00 dan nilai pengadaan sebesar Rp162.206.904,00 tidak didukung Sertifikat Hak Atas Tanah;

13. Terdapat kelebihan pembayaran harga kontrak swakelola yang dilakukan Bappeda dengan Kendari TV dan TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebesar Rp118.208.333,33 dan indikasi kemahalan sebesar Rp45.837.880,61 ;

14. Terjadi indikasi kemahalan pengadaan Server Proliant ML 110G5 dan Windows Server 2003 Original senilai Rp13.494.560,00;

15. Pengadaan kendaraan roda dua dan empat di beberapa SKPD Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp220.835.000,00;

16. Pengadaan pakaian dinas pada Dinas Pendidikan Nasional, Sekretariat DPRD dan Kantor Pemadam Kebakaran Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp62.254.181,82 dibandingkan harga pasar;

17. Pengadaan GPS Garmin pada Bappeda dan Dinas Pertanian Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp9.812.000,00;

18. Pelaksanaan Pekerjaan pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Kendari berindikasi kemahalan sebesar Rp69.792.200,00, kekurangan volume sebesar Rp2.908.458,00 serta denda keterlambatan belum dipungut sebesar Rp23.232.000,00;

19. Pengadaan Sarana Pelayanan Klinik Keluarga Berencana dan SIAK Terpadu terlambat penyelesaiannya dan belum dikenakan denda sebesar Rp49.252.011,00 serta terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp14.201.250,00 ;

(9)
(10)

BAB I

GAMBARAN UMUM

1. Dasar Hukum Pemeriksaan

a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 E dan Pasal 23 G;

b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

d. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

e. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

2. Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Belanja Daerah telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dipertanggungjawabkan secara tertib sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

3. Jenis Pemeriksaan

Sesuai dengan tujuan pemeriksaan tersebut, maka jenis pemeriksaan yang dilaksanakan adalah pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

4. Sasaran Pemeriksaan

Pemeriksaan belanja daerah Kota Kendari diprioritaskan pada pengeluaran belanja yang dilakukan oleh SKPD sebagai berikut :

a. BPKAD meliputi : 1) Belanja Bunga 2) Belanja Subsidi 3) Belanja Hibah

4) Belanja Bantuan Sosial 5) Belanja Tidak Terduga

6) Belanja Pegawai pada Kelompok Belanja Langsung 7) Belanja Barang Jasa

8) Belanja Modal

b. Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan meliputi :

1) Belanja Pegawai pada Kelompok Belanja langsung 2) Belanja Barang Jasa

(11)

3) Belanja Modal

c.

SKPD lain yang memiliki anggaran belanja langsung di atas Rp1.000.000.000,00.

5. Standar Pemeriksaan

Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) dengan Peraturan BPK-RI Nomor 1 Tahun 2007, yakni : a. Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) Nomor 01 mengenai Standar Umum

b. Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) Nomor 06 mengenai Standar Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu

c. Pernyataan Standar Pemeriksaan (PSP) Nomor 07 mengenai Standar Pelaporan Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu

6. Metodologi Pemeriksaan

Metodologi pemeriksaan atas Belanja Daerah Kota Kendari meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu sebagai berikut :

a. Perencanaan Pemeriksaan

1) Pemahaman Entitas dan Sistem Pengendalian Intern

Pemahaman atas entitas dan sistem pengendalian intern dapat diperoleh dari laporan hasil pemeriksaan sebelumnya, catatan atas laporan keuangan yang diperiksa serta pemantauan tindak lanjut. Pemahaman atas entitas tersebut meliputi pemahaman aspek organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur, pembukuan, personalia, pelaporan dan pengawasan . Pemeriksa perlu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan signifikan atau area-area kritis yang memerlukan perhatian mendalam, sehingga membantu pemeriksa untuk (1) mengidentifikasi jenis potensi kesalahan,(2) mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji yang material, (3) mendesain pengujian sistem pengendalian intern, dan (4) mendesain prosedur pengujian substantif.

Pemeriksa harus mempertimbangkan hasil pemeriksaan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan sebelumnya. Pemeriksa harus meneliti pengaruh hasil pemeriksaan sebelumnya dan tindak lanjutnya terhadap Laporan Keuangan yang diperiksa, terutama terkait dengan kemungkinan temuan-temuan pemeriksaan yang berulang. Dokumentasi pertimbangan hasil pemeriksaan sebelumnya dan tindak lanjut sesuai dengan Panduan Manajemen Pemeriksaan Tahun 2008.

2) Penentuan Metode Uji Petik

Penentuan metode uji petik berdasarkan pertimbangan profesional pemeriksa dengan memperhatikan beberapa aspek antara lain :

a) Tingkat risiko: Jika hasil pengujian SPI disimpulkan pengendalian intern suatu akun lemah, maka sampel untuk pengujian substantif atas akun tersebut harus lebih besar. Jika akun-akun tertentu mempunyai risiko bawaan (inheren risk) yang lebih tinggi dari akun-akun lainnya, maka sampel untuk pengujian substantif untuk akun-akun tersebut harus lebih besar.

(12)

b) Jumlah sampel tidak hanya didasarkan pada nilai saldo akun, tetapi memperhatikan transaksi-transaksi yang membentuk saldo tersebut. Saldo akun yang kecil bisa dibentuk dari transaksi-transaksi positif dan negatif yang besar.

c) Cost and benefit, manfaat uji petik atas suatu transaksi atau saldo akun harus lebih besar dari biaya pengujian tersebut.

b. Pelaksanaan Pemeriksaan 1) Pengujian Analitis

Pengujian analitis dalam pelaksanaan pemeriksaan dapat dilakukan dengan (1) Analisa Data, (2) Analisa Rasio dan Tren, sesuai dengan area yang telah ditetapkan sebagai uji petik. Pengujian analitis terinci ini diharapkan dapat membantu pemeriksa untuk menemukan hubungan logis penyajian akun pada laporan keuangan menilai kecukupan pengungkapan atas setiap perubahan pada pos/akun/unsur pada laporan keuangan yang diperiksa, serta membantu menentukan area-area signifikan dalam pengujian sistem pengendalian intern dan pengujian substantif atas transaksi.

2) Pengujian Substantif

Pengujian substantif meliputi pengujian atas transaksi akun/perkiraan serta pemeriksaan fisik di lapangan terkait dengan pengeluaran belanja tersebut. Pengujian tersebut dilakukan setelah pemeriksa memperoleh Laporan Keuangan 2007 (audited) dan laporan pertanggungjawaban/ penggunaan dana dari masing-masing SKPD yang menjadi sampel pemeriksaan. Pemeriksan melakukan interviuw terbatas, verifikasi, observasi di lapangan dan melakukan konfirmasi kepada instansi lain yang relevan.

c. Pelaporan

Setelah melakukan pengujian terinci di atas, pemeriksa menyimpulkan hasil pemeriksaan dan dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan

7. Jangka Waktu Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan selama 25 hari kerja, mulai dari tanggal 14 November sampai dengan 19 Desember 2008 berdasarkan Surat Tugas BPK RI Nomor 104/ST/BPK-KDR/11/2008 tanggal 13 November 2008.

8. Obyek Pemeriksaan

a. Uraian Singkat Pemerintah Kota Kendari 1) Dasar hukum

Pemerintah Kota Kendari dibentuk berdasarkan Undang-undang nomor 6 Tahun 1995 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari.

2) Struktur Organisasi 1) Kepala Pemerintahan

o Walikota : Ir. H. Asrun, M.Eng, Sc o Wakil Walikota : Musadar Mapasomba, SP, MP

(13)

2) Pimpinan DPRD

o Ketua : Drs. Bahrun Konggoasa

o Wakil Ketua : H. Said Pidani, BBA o Wakil Ketua : Drs. Muh. Kasim 3) Informasi Keuangan

APBD TA 2007 dan realisasinya serta APBD 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tahun 2007 Tahun 2008

No Uraian

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi 1 Belanja Tidak Langsung 239.138.439.452,00 207.076.773.248,00 264.949.076.294,78 194.037.374.346,00

Belanja Pegawai 216.517.908.447,00 186.723.857.842,00 250.016.289.999,78 185.368.304.059,00

Belanja Bunga 166.855.805,00 166.855.805,00 263.716.295,00 263.716.295,00

Belanja Subsidi 1.090.000.000,00 90.000.000,00 0 0

Belanja Hibah 0 0 455.000.000,00 455.000.000,00

Belanja Bantuan Sosial 19.963.675.200,00 19.145.260.706,00 12.814.070.000,00 7,401,228,742,00

Belanja Tidak Terduga 1.400.000.000,00 950.798.895,00 1.400.000.000,00 549.125.250,00

2 Belanja Langsung 198.040.880.676,00 178.531.085.183,00 242.051.069.964,00 148.525.260.269,00 Belanja Pegawai 29.003.808.315,00 25.962.410.452,00 24.325.453.673,00 21.598.892.795,85

Belanja Barang Jasa 72.286.214.789,00 66.047.883.817,00 73.612.351.492,00 54.947.176,980,87

Belanja Modal 96.750.857.572,00 86.520.790.914,00 144.113.264.799,00 71.979.190.492,29

437.179.320.128,00 385.607.858.431,00 507.000.146.258,78 342.562.634.615,00

9. Cakupan Pemeriksaan

Cakupan pemeriksaan atas belanja daerah pada Pemerintah Kota Kendari adalah realisasi belanja Tahun Anggaran 2007 dan Tahun Anggaran 2008 sampai dengan Bulan November 2008 dengan nilai sebesar Rp76.887.960.859,00 atau 10,56% dari total sebesar Rp728.170.493.046,00 dengan rincian sebagai berikut:

2007 2008 2007 dan 2008

No Uraian

Realisasi Realisasi Total Realisasi

ACR %

1 Belanja Tidak Langsung 207.076.773.248,00 194.037.374.346,00 401.114.147.594,00 7.401.228.742,00 27,88

Belanja Pegawai 186.723.857.842,00 185.368.304.059,00 372.092.161.901,00 0,00 0,00

Belanja Bunga 166.855.805,00 263.716.295,00 430.572.100,00 0,00 0,00

Belanja Subsidi 90.000.000,00 0,00 90.000.000,00 0,00 0,00

Belanja Hibah 0,00 455.000.000,00 455.000.000,00 0,00 0,00

Belanja Bantuan Sosial 19.145.260.706,00 7.401.228.742,00 26.546.489.448,00 7.401.228.742,00 27,88

(14)

2 Belanja Langsung 178.531.085.183,00 148.525.260.269,00 327,056,345,452,00 70.028.482.117,00 21,41 Belanja Pegawai 25.962.410.452,00 21.598.892.795,85 47.561.303.247,85 439.731.000,00 0,92

Belanja Barang Jasa 66.047.883.817,00 54.947.176,980,87 120.995.060.797,87 2.033.450.000,00 1,68

Belanja Modal 86.520.790.914,00 71.979.190.492,29 158.499.981.406,29 67.013.551.117,00 42,28

Total 385.607.858.431,00 342.562.634.615,00 728.170.493.046,00 76.887.960.859,00 10,56

Dari cakupan pemeriksaan sebesar Rp76.887.960.859,00 ditemukan penyimpangan sebesar Rp10.153.805.986,41 atau 13,21% dari Realisasi Anggaran Belanja Daerah tahun 2007 dan 2008 yang diperiksa sebesar Rp76.887.960.859,00 yaitu temuan yang berindikasi kerugian daerah sebesar Rp3.725.733.156,71; kekurangan penerimaan sebesar Rp408.845.557,00; temuan administrasi sebesar Rp5.037.954.791,70; temuan ketidakhematan sebesar Rp915.472.481,00; dan temuan ketidakefektifan sebesar Rp65.800.000,00. Rekapitulasi hasil pemeriksaan atas dimuat dalam matrik pada halaman berikut, sedangkan uraian hasil pemeriksaan secara lengkap dimuat dalam Bab III Temuan Pemeriksaan.

(15)

Jml Jml Nilai % Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai

1 3 5 7 8 9=8:5 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

I

1 Pembayaran honorarium pada Sekretariat Daerah dan DPPKAD Kota Kendari tidak sesuai ketentuan dan berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp180.745.750,00

1 439.731.000,00 1 180.745.750,00 41,10% 1 180.745.750,00

2 Pemberian Bantuan Organisasi Kemasyarakatan/ Profesi/Badan/Lembaga dalam Tahun Anggaran 2008 (s.d. Oktober 2008) kepada Instansi Vertikal serta pemberian Bantuan Keuangan kepada Partai Politik tidak sesuai ketentuan sehingga berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp130.500.000,00

1 7.401.228.742,00 1 130.500.000,00 1,76% 1 130.500.000,00

3 Pembayaran Biaya Perjalanan Dinas pada DPPKAD dan Sekretariat Kota Kendari terjadi kelebihan sebesar Rp18.100.000,00 dan biaya perjalanan dinas sebesar Rp18.500.000,00 Belum Didukung Bukti-Bukti Yang Lengkap Dan Sah

2 750.000.000,00 2 36.600.000,00 4,88% 1 18.100.000,00 1 18.500.000,00

4 Pembayaran Biaya Listrik, Air dan Telepon pada rumah pribadi Pimpinan DPRD Kota Kendari yang dibebankan pada Sekretariat DPRD berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp51.924.585,00

1 277.000.000,00 1 51.924.585,00 18,75% 1 51.924.585,00

5 Pengadaan 9 paket pekerjaan Peningkatan/ Pemeliharaan Jalan Kota Kendari TA 2007 terjadi kemahalan harga sebesar Rp389.832.571,58, kelebihan pembayaran sebesar Rp44.480.000,00 dan kesalahan perhitungan sebesar Rp114.535.114,78 serta denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan belum dikenakan sebesar Rp50.452.710,00

3 12.047.889.000,00 3 599.300.396,36 4,97% 1 434.312.571,58 1 50.452.710,00 1 114.535.114,78

6 Kemahalan harga kontrak Pekerjaan Perkuatan Tebing Pantai Teluk Kendari sebesar Rp66.309.989,63 dan kekurangan volume pekerjaan sebesar Rp24.696.051,76

1 798.500.000,00 1 91.006.041,39 11,40% 1 91.006.041,39

7 Pengadaan bahan/material dan sewa alat untuk pelaksanaan kegiatan pemeliharaan rutin jalan swakelola TA 2007 dan 2008 melebihi ketentuan SK Walikota tentang Standar Harga Satuan sebesar Rp92.977.456,00

1 1.200.000.000,00 1 92.977.456,00 7,75% 1 92.977.456,00

8 Pengadaan 7 paket kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) TA 2008 pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan harga satuan sebesar Rp104.727.566,93

1 1.359.449.000,00 1 104.727.566,93 7,70% 1 104.727.566,93

DAFTAR REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN TANGGUNG JAWAB KEUANGAN NEGARA DALAM SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2008

No. Nama/Obrik/Sasaran

Total Nilai Temuan Yang Ditemukan Pada Saat

Pemeriksaan

Ketertiban dan Ketaatan (2K)

Rincian Temuan

Administrasi Kehematan dan Efisiensi

Efektivitas Indikasi Kerugian Kekurangan

Pemeriksaan Belanja Kota Kendari TA 2007 & 2008 Jenis Entitas

2

Nilai Yang Diperiksa

(16)

Jml Jml Nilai % Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai

1 3 5 7 8 9=8:5 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

No. Nama/Obrik/Sasaran

Total Nilai Temuan Yang Ditemukan Pada Saat

Pemeriksaan

Ketertiban dan Ketaatan (2K)

Rincian Temuan

Administrasi Kehematan dan Efisiensi

Efektivitas Indikasi Kerugian Kekurangan

Jenis Entitas 2

Nilai Yang Diperiksa

9 Kontrak Pembuatan Kandang Sapi pada Dinas Pertanian Kota Kendari dilakukan pemecahan dan bersifat proforma berindikasi merugikan keuangan daerah minimal sebesar Rp27.869.575,72

1 120.000.000,00 1 27.869.575,72 23,22% 1 27.869.575,72

10 Pengadaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM-RS) di RSUD Abunawas sebesar Rp504.650.000,00 tidak efektif diantaranya sebesar Rp127.716.562,50 berindikasi kemahalan

1 504.650.000,00 1 127.716.562,50 25,31% 1 127.716.562,50

11 Pengadaan sapi pada Dinas Pertanian Kota Kendari dilakukan pemecahan kontrak dan prosedur pengadaannya dilakukan secara proforma sehingga terdapat ketidakwajaran harga minimal sebesar Rp25.850.000,00 dan rekanan yang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sebesar Rp65.800.000,00

2 330.000.000,00 2 91.650.000,00 27,77% 1 25.850.000,00 1 65.800.000,00

12 Pengadaan tanah lokasi pembangunan Pasar PKL Tobuuha terjadi indikasi kemahalan dari harga taksiran Panitia Penilai Harga Tanah sebesar Rp915.472.481,00 dan nilai pengadaan sebesar Rp162.206.904,00 tidak didukung Sertifikat Hak Atas Tanah

2 15.434.478.617,00 2 1.077.679.385,00 6,98% 1 162.206.904,00 1 915.472.481,00

13 Terdapat kelebihan pembayaran harga kontrak swakelola yang dilakukan Bappeda dengan Kendari TV dan TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara sebesar Rp118.208.333,33 dan indikasi kemahalan sebesar Rp45.837.880,61

1 599.750.000,00 1 164.046.213,94 27,35% 1 164.046.213,94

14 Terjadi indikasi kemahalan pengadaan Server Proliant ML 110G5 dan Windows Server 2003 Original senilai Rp13.494.560,00

1 34.200.000,00 1 13.494.560,00 39,46% 1 13.494.560,00

15 Pengadaan kendaraan roda dua dan empat di beberapa SKPD Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp220.835.000,00

1 2.152.885.000,00 1 220.835.000,00 10,26% 1 220.835.000,00

16 Pengadaan pakaian dinas pada Dinas Pendidikan Nasional, Sekretariat DPRD dan Kantor Pemadam Kebakaran Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp62.254.181,82 dibandingkan harga pasar

1 186.700.000,00 1 62.254.181,82 33,34% 1 62.254.181,82

17 Pengadaan GPS Garmin pada Bappeda dan Dinas Pertanian Kota Kendari terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp9.812.000,00

1 39.650.000,00 1 9.812.000,00 24,75% 1 9.812.000,00

18 Pelaksanaan Pekerjaan pada Kantor Lingkungan Hidup Kota Kendari berindikasi kemahalan sebesar Rp69.792.200,00, kekurangan volume sebesar Rp2.908.458,00 serta denda keterlambatan belum dipungut sebesar Rp23.232.000,00

(17)

Jml Jml Nilai % Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai Jml Nilai

1 3 5 7 8 9=8:5 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

No. Nama/Obrik/Sasaran

Total Nilai Temuan Yang Ditemukan Pada Saat

Pemeriksaan

Ketertiban dan Ketaatan (2K)

Rincian Temuan

Administrasi Kehematan dan Efisiensi

Efektivitas Indikasi Kerugian Kekurangan

Jenis Entitas 2

Nilai Yang Diperiksa

19 Pengadaan Sarana Pelayanan Klinik Keluarga Berencana dan SIAK Terpadu terlambat penyelesaiannya dan belum dikenakan denda sebesar Rp49.252.011,00 serta terjadi indikasi kemahalan sebesar Rp14.201.250,00

2

755.709.000,00 2 63.453.261,00 8,40% 1 14.201.250,00 1 49.252.011,00

20 Pekerjaan pengadaan Sarana Penangkapan Ikan Kapal Purse Seine terlambat penyelesaiannya dan belum dikenakan denda sebesar Rp29.843.000,00

1 596.860.000,00 1 29.843.000,00 5,00% 1 29.843.000,00

21 Penyelesaian 91 pekerjaan pengadaan barang/jasa sebesar Rp8.633.491.500,00 dalam Tahun Anggaran 2007 mengalami keterlambatan namun rekanan pelaksana belum dikenakan denda minimal sebesar Rp256.065.836,00

1 9.453.291.500,00 1 256.065.836,00 2,71% 1 256.065.836,00

22 Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Kegiatan Swakelola Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan TA 2008 Tidak Mempedomani Keppres No.80 Tahun 2003 Sehingga Terdapat Penggunaan Dana Minimal Sebesar Rp4.208.540.970,91 Yang Belum Jelas Pertanggungjawabannya

2 17.000.000.000,00 2 4.208.540.970,91 24,76% 1 573.540.970,91 1 3.635.000.000,00

23 Terdapat kelebihan pembayaran Biaya Design Gambar sebesar Rp82.500.000,00, pemungutan Biaya Design dari Sekolah Penerima DAK minimal sebesar Rp6.000.000,00 serta honor tidak sesuai Perwali Nomor 1 Tahun 2008 sebesar Rp44.250.000,00 dalam kegiatan swakelola Perencanaan DAK Bidang Pendidikan TA 2008 pada Dinas Pendidikan Kota Kendari

1 220.000.000,00 1 132.750.000,00 60,34% 1 132.750.000,00

24 Pelaksanaan pengadaan Jasa Konsultansi secara swakelola yang dilakukan Bappeda Kota Kendari berindikasi kemahalan Biaya Langsung Personil dan Biaya Langsung Non Personil sebesar Rp522.682.500,00

1 2.156.000.000,00 1 522.682.500,00 24,24% 1 522.682.500,00

25 Kemahalan harga pengadaan jasa konsultan sebesar Rp653.590.712,92, pembayaran Biaya Langsung Non Personil belum didukung dengan bukti-bukti yang sah sebesar Rp432.889.866,67 serta penetapan besarnya Biaya Langsung Personil tidak didasarkan pada perhitungan yang jelas sebesar Rp674.822.906,25

2 1.962.570.000,00 2 1.761.303.485,84 89,74% 1 653.590.712,92 1 1.107.712.772,92

34 76.887.960.859,00 34 10.153.805.986,41 13,21% 22 3.725.733.156,71 5 408.845.557,00 5 5.037.954.791,70 1 915.472.481,00 1 65.800.000,00 TOTAL

(18)

BAB II

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Hasil review sistem atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dan atas kegiatan penggunaan belanja daerah Kota Kendari TA 2007 dan 2008 dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Organisasi

a. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD)

Fungsi SKPKD dilaksanakan oleh BPKAD. BPKAD mempunyai tugas utama melaksanakan dan mengkoordinasikan penyusunan program, perubahan dan perhitungan APBD serta membina Administrasi Keuangan. Adapun struktur organisasi BPKAD khususnya yang berkaitan dengan sistem pengelolaan keuangan daerah, terdiri dari : 1) Bidang Perbendaharaan

2) Bidang Anggaran 3) Bidang Aset 4) Bidang Pembukuan

5) Bendahara Umum Daerah (BUD)

Hasil Pengujian SPI sesuai LHP BPK RI atas LKPD Kota Kendari TA 2007 menunjukkan bahwa Pengelolaan SP2D masih lemah. Hal ini dapat disimpulkan dengan adanya Nomor SP2D ganda. Pengujian juga menunjukkan bahwa pada tahun 2007 tidak pernah dilakukan rekonsiliasi pengeluaran SP2D antar bidang pada BPKAD dhi. antara Bidang Perbendaharaan, Bidang Anggaran dan BUD. Selain itu pengujian juga menemukan bahwa pengeluaran kas pada rekening Kas Daerah tanpa SP2D yang dipakai sebagai uang muka kerja (UMK), antara lain untuk belanja bantuan. Kelemahan lain juga ditemukan bahwa BUD tidak pernah melakukan rekonsiliasi Bank meskipun tidak pernah sama saat penutupan buku saldo antara BIX dengan Bank.

b. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Pada tahun anggaran 2007 dan 2008 Pemerintah Kota Kendari memiliki SKPD sebagai entitas akuntansi sebanyak 151 SKPD terdiri dari Dinas/ Badan/ Kantor, Sekolah, Puskesmas, Kecamatan dan Kelurahan. Seluruh SKPD merupakan entitas akuntansi yang berkewajiban menyusun laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban pengunaan anggaran yang dilakukan oleh setiap SKPD. Kondisi yang ada pada seluruh SKPD sesuai Hasil Pemeriksaan LKPD 2007 dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pertanggungjawaban belum tertib dilaksanakan hal ini ditunjukkan dengan adanya keterlambatan pertanggungjawaban dan penutupan buku kas.

2) Pejabat Penatausahaan Keuangan yang seharusnya menjalankan fungsi verifikasi pada masing-masing SKPD belum sepenuhnya melakukan verifikasi yang dapat disimpulkan dari banyaknya laporan pertanggungjawaban tidak dilengkapi dokumen pendukung.

3) SKPD pada TA 2007 belum menyusun laporan keuangan sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan untuk tahun 2008 SKPD belum menyusun laporan semester I TA 2008.

(19)

Dalam pelaksanaan pengeluaran/ belanja daerah pada setiap SKPD terdapat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan program dan kegiatan sesuai tupoksinya. Selain itu dibentuk juga Panitia Pengadaan, Panitia Pemeriksa Barang.

2. Kebijakan

Pemerintah Kota Kendari telah menerbitkan poduk hukum daerah terkait pengelolaan keuangan daerah baik itu berupa Peraturan Daerah ataupun Peraturan Walikota Kendari. Produk hukum daerah tersebut diantaranya :

1) Perda Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

2) Perda Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Kendari;

3) Peraturan Walikota Nomor 1639 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan APBD Kota Kendari TA 2008.

4) Keputusan Walikota No. 122.1/2007 Tahun 2007 tentang Standarisasi Barang dan Harga Kebutuhan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2007

5) Keputusan Walikota Kendari No.1624 Tahun 2007 tentang Standarisasi Barang dan Harga Kebutuhan Pemerintah Kota Kendari Tahun Anggaran 2008

6) Peraturan Walikota Nomor 1 Tahun 2008 tentang Tunjangan Kinerja Daerah Kota Kendari

Produk hukum daerah tersebut menjadi landasan dalam pelaksanaan APBD 2007 dan 2008. Namun masih terdapat juga produk hukum daerah yang tidak sejalan dengan peraturan ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi yaitu :

a. Keputusan Walikota Kendari Nomor 927 Tahun 2005 tanggal 25 Oktober 2005 tentang penunjukan rumah jabatan pimpinan DPRD Kota Kendari tidak sejalan deng Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2004 sebagaimana diubah terakhir dengan PP Nomor 21 Tahun 2007.

b. Keputusan Walikota Kendari nomor 1591 tahun 2008 tertanggal 9 Desember 2008 tentang Pengangkatan Pembina dan Wakil Pembina tidak sejalan dengan PP Nomor 109 tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah.

3. Perencanaan

Perencanaan program Pemerintah Kota Kendari setiap tahunnya telah dituangkan dalam APBD dan Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD. Hasil pengujian perencanaan pada pemeriksaan LKPD TA 2007 menunjukkan bahwa beberapa realisasi anggaran DPA SKPD terdapat melebihi anggarannya. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan yang dibuat tidak mengakomodasi kepentingan yang ada sehingga terdapat pengeluaran yang melebihi anggaran. Perencanaan anggaran SKPD yang telah ditetapkan dalam DPA seharusnya menjadi alat pengendali atau kontrol batas tertinggi pengeluaran/ realisasi anggaran. Perencanaan anggaran yang dilakukan oleh SKPD menjadi kurang andal sebagai alat pengendali atau kontrol pengeluaran SKPD.

Dalam perencanaan anggaran diketahui juga masih terdapat pengeluaran yang seharusnya tidak diperkenankan namun tetap dianggarkan dalam DPA-SKPD, antara lain penganggaran honor pembina dan wakil pembina untuk Kepala Daerah, honor pengguna anggaran pada Sekretariat Daerah yang tidak mempunyai dasar penganggaran dan bertentangan dengan

(20)

Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2000 dan Peraturan Walikota Nomor 1639 Tahun 2007.

Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa beberapa penganggaran belanja tidak tepat penempatannya antara lain penganggaran belanja modal untuk pengadaan kapal purseine, katinting, sapi dan kandang yang diperuntukkan untuk masyarakat tidak tepat dianggarkan pada belanja modal karena tidak dapat dikapitalisasi menjadi aset Pemerintah Daerah. Belanja tersebut lebih tepat dianggarkan pada pos Belanja Bantuan atau Belanja Barang dan Jasa. 4. Prosedur

Hasil pengujian prosedur terkait belanja daerah dapat diuraikan sebagai berikut : a. Prosedur pengeluaran rutin

Prosedur pengeluaran rutin dikelola dengan mekanisme uang persediaan (UP/GU/TU). Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pengelolaan dengan mekanisme UP/GU/TU masih terdapat kelemahan dimana Bendahara Pengeluaran tidak dapat secara tepat waktu mempertanggungjawabkan penggunaan dana secara lengkap. Demikian juga masih terdapat pengeluaran tanpa SP2D/panjar dari BUD kepada Bendahara Pengeluaran SKPD.

b. Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

Prosedur pelaksanaan pengadaan barang dan jasa lingkup Pemerintah Kota Kendari dilakukan baik dengan menggunakan penyedia barang dan jasa maupun dengan cara swakelola sebagaimana diatur dalam Keppres Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2007.

Hasil pengujian prosedur pelaksanaan barang dan jasa dengan menggunakan penyedia barang dan jasa menunjukkan masih adanya pengadaan barang dan jasa yang tidak mengacu pada Keppres nomor 80 tahun 2003 sebagaimana diubah dengan Perpres Nomor 95 Tahun 2007. Hal ini dapat diketahui dari hal-hal sebagai berikut :

1) Adanya indikasi pemecahan paket pekerjaan untuk menghindari pelelangan;

2) Panitia Pengadaan dalam menyusun HPS tidak dilakukan secara cermat, diantaranya masih dijumpai adanya HPS yang mencantumkan PPh yang semestinya tidak boleh dibebankan. Demikian juga panitia kurang mempertimbangkan harga pasar yang berlaku untuk instansi pemerintah untuk pengadaan kendaraan bermotor dan harga pasar yang berlaku umum serta harga satuan tertinggi sesuai dengan standar satuan harga yang disusun Pemerintah Kota Kendari.

3) Adanya indikasi pengadaan secara proforma dengan menggugurkan perusahaan secara administrasi dalam suatu paket tertentu sementara dalam paket lainnya yang sejenis perusahaan tersebut lulus secara administrasi sehingga proses pengadaan terkesan dibagi-bagi kepada semua perusahaan yang terlibat. Hal ini berakibat ketidakwajaran harga dalam RAB pada masing-masing pekerjaan.

4) Kemudahan Pengguna Barang/ Jasa melakukan addendum perpanjangan waktu sementara alasan dilakukannya addendum tidak memenuhi ketentuan force majeur sebagaimana diatur dalam kontrak ataupun sesuai Keppres nomor 80 Tahun 2003. Hasil pengujian pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan cara swakelola menunjukkan bahwa pengadaan secara swakelola tidak mempedomani Keppres Nomor 80 Tahun 2003. Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

(21)

1) Pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kendari dengan cara swakelola beberapa diantaranya tidak sesuai dilakukan dengan cara swakelola diantaranya pengadaan sistem informasi manajemen RSUD Abunawas yang semestinya dilakukan dengan menggunakan penyedia barang dan jasa. Demikian juga beberapa pengadaan jasa konsultasi pada Bappeda beberapa diantaranya semestinya dapat dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa konsultasi. Hal ini berakibat harga pengadaan kurang bersaing dan tidak sesuai dengan harga pasar.

2) Pelaksanaan swakelola tidak mengacu pada ketentuan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 diantaranya Pelaksana Swakelola dalam pengadaan barang, jasa lainnya dan tenaga ahli tidak menggunakan metode pengadaan sebagaimana dalam Keppres nomor 80 tahun 2003, Pembayaran upah harian tidak berdasarkan daftar hadir pekerja atau upah secara borong belum dilengkapi perjanjian pemborongan. Penggunaan tenaga dan pembelian bahan tidak dicatat secara riil sesuai kondisi di lapangan namun disesuaikan dengan RAB sehingga tidak dapat dinilai berapa riil pertanggungjawaban secara keuangan.

c. Prosedur pembayaran pengadaan barang dan jasa

Prosedur pembayaran pengadaan barang dan jasa baik dengan menggunakan penyedia barang dan jasa maupun dengan cara swakelola dilakukan dengan mekanisme pertanggungjawaban LS, di mana kontrak pelaksanaan pengadaan dianggap sebagai pertanggungjawaban tanpa membedakan pengadaan barang yang masih membutuhkan pertanggungjawaban lebih lanjut. Hal ini dapat dilihat misalnya pada swakelola dan jasa konsultasi untuk biaya langsung non personil di mana masih diperlukan bukti pendukung pertanggungjawaban namun biaya tersebut telah dibayarkan kepada pihak ketiga.

Pembayaran pengadaan barang dan jasa juga kurang memperhatikan kelengkapan item-item pekerjaan, namun hanya didasarkan pada berita acara kemajuan pekerjaan atau BAST tanpa disertai dokumentasi. Hasil pemeriksaan menunjukkan beberapa item pekerjaan kurang dilakukan oleh pihak rekanan namun biaya tetap dibayarkan kepada rekanan.

5. Pencatatan/Pembukuan

Pembukuan yang dilakukan oleh seluruh SKPD Pemerintah Kota Kendari berupa pencatatan dalam buku kas umum dan rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran berdasarkan program kegiatan yang telah dituangkan dalam DPA SKPD. Pengujian pada pemeriksaan LKPD TA 2007 menunjukkan bahwa SKPD tidak membuat buku besar atas penerimaan dan pengeluaran sehingga salah satu siklus penyusunan laporan keuangan tidak dilaksanakan. Karena siklus penyusunan laporan keuangan tidak dilaksanakan menyebabkan kesulitan SKPD menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengunaan anggaran.

Hasil pengujian pembukuan untuk pengadaan barang dan jasa belum dikelola secara tertib. Pengadaan barang dan jasa tidak semuanya tercatat dalam buku inventaris/ aset pemerintah daerah. Demikian juga untuk barang yang bersifat persediaan belum dilengkapi dengan buku persediaan dan mutasi persediaan, khususnya yang berbentuk ATK.

6. Personalia

Pegawai atau sumber daya manusia yang ada di Pemerintah Kota Kendari terutama yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi keuangan masih kurang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Bagian Keuangan pada masing-masing SKPD khususnya sub bagian akuntansi dan verifikasi belum memahami tugas pokok dan fungsi. Banyaknya

(22)

pertanggungjawaban yang tidak dilengkapi dokumen pendukung menyebabkan terlambatnya penyampaian pertanggungjawaban bendahara SKPD kepada SKPKD sebagai koordinator pelaporan pertanggungjawaban.

Pegawai/ SDM yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa masih belum memahami mekanisme pengadaan barang/ jasa sesuai Keppres nomor 80 tahun 2003. Hal ini dapat dilihat dari panitia pengadaan yang belum memiliki sertifikasi keahlian pengadaan barang dan jasa serta proses pengadaan barang dan jasa yang menyimpang dari ketentuan Keppres nomor 80 tahun 2003.

7. Pelaporan

Hasil pengujian sistem pelaporan pada pemeriksaan LKPD TA 2007 menunjukkan bahwa pertanggungjawaban keuangan daerah berupa laporan keuangan belum dibuat oleh bagian keuangan pada masing-masing SKPD. Pertanggungjawaban bendahara SKPD hanya berupa laporan penggunaan anggaran setiap bulannya, sehingga BPKAD sebagai SKPKD menyusun laporan keuangan daerah Pemerintah Kota Kendari bukan berdasarkan gabungan (konsolidasian) laporan keuangan SKPD.

Pelaporan atas hasil pengadaan barang dan jasa juga tidak sepenuhnya efektif. Permintaan tim Pemeriksa atas hasil pengadaan barang dan jasa pada SKPD tidak dapat dipenuhi oleh Dinas. Hal ini berindikasi bahwa pengadaan barang dan jasa tidak termonitor progress dan capaian hasilnya.

8. Pengawasan

Pengawasan Intern di Lingkungan Pemerintah Kota Kendari dilakukan oleh Pejabat Penatausahan Keuangan (PPK) pada masing-masing SKPD, Atasan langsung, Inspektorat Kota Kendari dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari dengan penjelasan sebagai berikut:

1) PPK pada masing-masing SKPD belum optimal dalam melakukan tugas verifikasi pertanggungjawaban. Hal ini dapat dilihat dari bukti-bukti pendukung pertanggungjawaban yang kurang/ tidak lengkap namun biaya tetap dibayarkan.

2) Atasan langsung/ Pengguna Anggaran kurang optimal dalam melakukan fungsi pengendalian atas pengelolaan keuangan dan pengadaan barang dan jasa.

3) Aparat pengawasan Intern Pemerintah Daerah dhi. Inspektorat Kota Kendari dalam TA 2007 telah melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan APBD serta melakukan reviu atas laporan keuangan yang ada dan pada TA 2008 telah melakukan pengawasan rutin atas pelaksanaan APBD 2008.

4) Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD sesuai dengan kebijakan, program dan kegiatan DPRD antara lain pengawasan dan pelaksanaan Perundang-undangan, peraturan daerah, Keputusan Walikota, Kebijakan Pemerintah Daerah lainnnya dan melakukan peninjauan dan kunjungan kerja komisi pada Dinas/ Kantor dan Badan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

(23)

BAB III

TEMUAN PEMERIKSAAN

1. Pembayaran Honorarium Pada Sekretariat Daerah dan DPPKAD Kota Kendari Tidak Sesuai Ketentuan dan Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Minimal Sebesar Rp180.745.750,00

Hasil pemeriksaan terhadap Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan bukti pertanggungjawaban (SPJ) atas belanja honorarium pada Sekretariat Daerah dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Kendari Tahun Anggaran (TA) 2008 diketahui sebagai berikut:

a. Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah menganggarkan Honorarium Pengelola Administrasi Keuangan kode rekening 1.20.03.01.07.5.2.1.01.03 sebesar Rp109.200.000,00 dan Belanja Lembur PNS kode rekening 1.20.03.01.07.5.2.1.03.01 sebesar Rp167.951.000,00. Pemeriksaan SPJ diketahui terdapat pembayaran honorarium antara lain:

1) Honor Pembina dan Wakil Pembina

Pembayaran honorarium Pembina dan Wakil Pembina setiap bulan sebesar Rp6.250.000,00 termasuk PPh (15%) kepada Walikota dan Wakil Walikota dengan perincian sebagai berikut:

No Uraian Pembayaran Pot. PPh Jumlah Diterima

1 Walikota Rp3.750.000,00 Rp562.500,00 Rp3.187.500,00

2 Wakil Walikota Rp2.500.000,00 Rp375.000,00 Rp2.125.000,00

Total Rp6.250.000,00 Rp937.500,00 Rp5.312.500,00

Pembayaran honorarium tersebut dibebankan pada mata anggaran Honorarium Pengelola Administrasi Keuangan. Sampai dengan bulan November 2008 telah direalisasikan sebesar Rp68.750.000,00 (Rp6.250.000,00 x 11 bulan) atau sebesar Rp58.437.500,00 (setelah dikurangi PPh 21 sebesar Rp10.312.500,00). Pemberian honorarium tersebut tidak tepat karena tidak terkait dengan pencapaian prestasi kerja dalam kegiatan pengelola administrasi keuangan. Kedudukan sebagai Pembina melekat pada Kepala Daerah yang karena jabatannya mempunyai kewenangan sebagai Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah yang karenanya tidak perlu diberikan honorarium terpisah melainkan telah melekat pada gaji dan tunjangan yang diterimanya setiap bulan. Hasil konfirmasi lisan dengan Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Kendari diketahui bahwa Keputusan pengangkatan pembina dan wakil pembina tersebut didasarkan pada Keputusan Walikota Kendari No.1591 tahun 2008 tertanggal 9 Desember 2008, sehingga Surat Keputusan tersebut baru dibuat untuk memenuhi permintaan pada waktu pemeriksaan.

2) Honor kepada Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran

Pemeriksaan SPJ juga mengetahui adanya pembayaran kepada Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran setiap bulan sebesar Rp400.000,00 termasuk PPh (15%) yang dibebankan pada mata anggaran Honorarium Pengelola Administrasi Keuangan. Pemberian honorarium tersebut tidak tepat karena sudah termasuk dalam tupoksi yang

(24)

bersangkutan selaku pengguna anggaran. Sampai dengan November 2008 honorarium kepada Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran telah direalisasikan sebesar Rp4.400.000,00 (Rp400.000,00 x 11 bulan) atau sebesar Rp3.740.000,00 (setelah dikurangi PPh 21 sebesar Rp660.000,00).

3) Honorarium Pengguna Anggaran, Kepala Bagian, Bendahara Pengeluaran, PPK, Pembantu Bendahara, Staf Pembukuan dan Staf Pelaporan

Pemberian honorarium tersebut dibebankan pada mata anggaran Belanja Lembur PNS dan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja. Berdasarkan SPJ pembayaran honorarium kepada PNS selaku Pengguna Anggaran, Kepala Bagian, Bendahara Pengeluaran, PPK, Pembantu Bendahara, Staf Pembukuan dan Staf Pelaporan dalam kegiatan penyusunan laporan bulanan, setiap bulannya sebesar Rp2.500.000,00 termasuk PPh (15%). Pembayaran honor tersebut tidak tepat karena tugas penyusunan laporan sudah termasuk dalam tupoksi masing-masing. Sampai dengan bulan Desember 2008 pemberian honorarium telah direalisasikan sebesar Rp27.500.000,00 (Rp2.500.000,00 x 12 bulan).

b. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD)

Pada DPPKAD Kota Kendari diketahui pembayaran honorarium yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp102.985.750,00, yaitu:

1) Honorarium Intensifikasi PPh Pasal 21

Honorarium intensifikasi PBB, BPHTB dan PPh Pasal 21 kode rekening 1.20.05.01.5.2.1.01.01 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp62.580.000,00. Pemberian

honorarium tersebut berdasarkan Keputusan Walikota No.342 Tahun 2008 tanggal 16 April 2008 tentang pembentukan Tim Intensifikasi Pemungutan Pajak Penghasilan

Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 yang mempunyai tugas yaitu:

a) Melaksanakan kegiatan pengumpulan data yang berkaitan dengan intensifikasi pemungutan PPh orang Pribadi dan PPh Pasal 21;

b) Melaksanakan penyuluhan, pemantauan, analisis terhadap pemungutan PPh orang Pribadi dan PPh Pasal 21;

c) Menelaah dan memecahkan berbagai kendala dan masalah-masalah yang dihadapi dalam proses pemungutan PPh orang pribadi dan PPh Pasal 21.

Berdasarkan SPJ diketahui pembayaran honorarium dari bulan Januari sampai dengan Agustus 2008 total pembayaran sebesar Rp15.320.000,00 termasuk pajak (15%) atau sebesar Rp13.067.000,00 (setelah dikurangi PPh 21 sebesar Rp2.253.000,00). Namun hasil kegiatan dari tim tersebut tidak didapatkan laporan pelaksanaan kegiatan seperti yang ditugaskan dalam Keputusan Walikota tersebut. Selain itu kewenangan untuk intensifikasi PPh bukanlah merupakan kewenangan daerah dikarenakan Pajak Penghasilan merupakan Pajak Pemerintah Pusat sehingga tidak tepat dibentuk tim intensifikasi.

2) Honorarium panitia pelaksana kegiatan penyusunan DPA-SKPD dan DPPA SKPD Tahun Anggaran 2008

Honorarium panitia pelaksana kegiatan penyusunan DPA-SKPD dan DPPA SKPD Tahun Anggaran 2008 kode rekening 1.20.05.17.24.5.2.1.01.01 dengan Pagu Anggaran sebesar Rp100.000.000,00. Pemberian honorarium tersebut didasarkan Keputusan Kepala BPKAD Nomor 059 Tahun 2008 tanggal 8 Januari 2008 tentang Tim Kerja Penyusunan

(25)

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja (DPA-SKPD) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) TA 2008.

Berdasarkan SPJ diketahui pembayaran telah dilakukan sebanyak dua kali yaitu tahap I untuk kegiatan penyusunan DPA-SKPD tanggal 28 Januari 2008 sebesar Rp50.000.000,00 termasuk PPh (15 %) atau sebesar Rp45.166.250,00 (setelah dikurangi PPh 21 sebesar Rp4.833.750,00) dan tahap II untuk kegiatan penyusunan DPPA-SKPD tanpa tanggal sebesar Rp49.867.500,00 termasuk PPh 21 (15%) atau sebesar Rp44.752.500,00 (setelah dikurangi PPh 21 sebesar Rp5.115.000,00).

Namun hasil kerja tim tersebut tidak didapatkan laporan pelaksanaan kegiatan, meskipun DPA-SKPD TA 2008 dan DPPA-SKPD TA 2008 telah disusun. Disamping itu tugas tim tersebut tumpang tindih dengan tugas pokok dan fungsi Seksi Anggaran DPPKAD, dan konfirmasi lisan dengan Seksi Anggaran diperoleh informasi bahwa proses penyusunan DPA-SKPD dan DPPA-SKPD dilakukan oleh Seksi Anggaran dengan sistem komputerisasi (SIMDA) yang sudah ada sehingga menghasilkan dokumen DPA-SKPD dan DPPA-DPA-SKPD secara otomatis. Tugas terkait dengan penyusunan DPA yang dapat dibebankan sesuai SK tersebut hanya operator komputer yang dibayarkan sebesar Rp11.917.500,00, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa penyusunan DPA-SKPD TA 2008 dan DPPA-SKPD TA 2008 dilakukan oleh Seksi Anggaran DPPKAD sesuai tupoksinya.

Hal ini tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah antara lain :

1) Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diberikan gaji, yang terdiri dari gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya. Ayat (2) menyatakan bahwa Besarnya gaji pokok Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Ayat (3) Tunjangan jabatan dan tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pejabat Negara, kecuali ditentukan lain dengan peraturan perundang-undangan.

2) Pasal 5 yang menyatakan bahwa Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak dibenarkan menerima penghasilan dan atau fasilitas rangkap dari Negara.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu Pasal 62 ayat (2) yang menyatakan bahwa Pemerintah daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai negeri sipil daerah berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penjelasan Pasal 62 ayat (2) menyatakan bahwa tambahan penghasilan diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan pegawai berdasarkan prestasi kerja, tempat bertugas, kondisi kerja dan kelangkaan profesi. c. Peraturan Walikota Nomor 1639 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan APBD Kota

Kendari TA 2008 antara lain :

1) Pasal 32 ayat (1) yang menyatakan bahwa Pemberian honorarium hanya dapat diberikan dalam suatu tim dan kepanitian yang bersifat lintas sektoral berdasarkan beban kerja dan di luar tupoksi masing-masing pejabat dan/ atau PNS. Ayat (2) huruf k yang menyatakan bahwa Pejabat eselon II, III dan IV selaku Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Pengelola Keuangan (PPK) dan Pejabat Pelaksana Teknis Keuangan (PPTK) tidak dapat menerima

(26)

honorarium. Ayat (2) huruf m menyatakan bahwa Penerimaan honor pejabat tersebut dibayarkan melalui tunjangan kinerja berdasarkan beban kerja, tanggung jawab dan anggaran yang tersedia. Ayat (2) huruf o menyatakan bahwa honorarium Staf Administrasi Non PNS dapat diberikan sesuai besaran kegiatan sedangkan Staf Administrasi PNS tidak dapat menerima honorarium.

2) Pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa Pejabat dan/ atau PNS dapat diberikan tunjangan operasional peningkatan kinerja sesuai beban kerja dan prestasi kerja.

d. Peraturan Walikota Nomor 1 Tahun 2008 tentang Tunjangan Kinerja Daerah Kota Kendari yaitu Pasal 11 yang menyatakan bahwa dengan berlakunya peraturan ini (tunjangan kinerja), segala macam bentuk honorarium di lingkungan Pemerintah Kota Kendari untuk Pejabat Negara dan PNS ditiadakan kecuali ditentukan khusus oleh kebijakan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau oleh suatu keputusan dari walikota.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Kelebihan pembayaran honorarium pada Sekretariat Daerah sebesar Rp89.677.500,00 (Rp58.437.500,00 + Rp3.740.000,00 + Rp27.500.000,00) berindikasi merugikan keuangan daerah.

b. Indikasi kerugian keuangan daerah pada DPPKAD sebesar Rp91.068.250,00 (Rp13.067.000,00 + Rp45.166.250,00 + Rp44.752.500,00 – Rp11.917.500,00) atas pengeluaran pembayaran honorarium yang tidak sesuai ketentuan.

Hal ini disebabkan oleh:

a. Bendahara Pengeluaran Sekretariat Daerah dan DPPKAD Kota Kendari membayarkan honorarium yang tidak sesuai ketentuan.

b. Kepala DPPKAD selaku Pengguna Anggaran DPPKAD mengeluarkan Surat Keputusan tentang pemberian honorarium yang tidak sesuai ketentuan.

c. Sekretaris Daerah selaku Pengguna Anggaran Sekretariat Daerah mengeluarkan honorarium yang tidak mempedomani ketentuan.

d. Walikota Kendari mengeluarkan Surat Keputusan tentang pemberian honorarium yang tidak sesuai ketentuan.

Atas permasalahan tersebut, Kepala DPPKAD dan Sekretaris Daerah Kota Kendari menjelaskan antara lain:

a. Sekretaris Daerah

Terkait atas pembayaran honor kepada Walikota dan Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah dilakukan dalam kedudukannya sebagai pembina dan wakil pembina serta pengguna anggaran yang bertanggungjawab atas pelaksanaan semua kegiatan lingkup pemerintah kota kendari pada TA berjalan. Terkait dengan gaji dan tunjangan yang diterima hal tersebut merupakan gaji pokok sebagai pegawai negeri dan tunjangan Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah bukan dalam kedudukannya sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah.

b. Kepala DPPKAD

1) Pemberian honorarium intensifikasi PPh pasal 21 diberikan berdasarkan tugas yaitu melaksanakan pengumpulan data, melaksanakan penyuluhan, pemantauan, analisis, menelaah dan memecahkan berbagai kendala dan masalah yang dihadapi dalam proses

(27)

pemungutan PPh orang pribadi dan PPh Pasal 21 telah dilaksanakan kantor DPPKAD bekerjasama Kantor Pajak dengan menghadirkan Bendahara Pengeluaran pada setiap SKPD se-kota Kendari pada hari Jumat tanggal 5 Desember 2008 bertempat di Aula Bertaqwa.

2) Honorarium Panitia Pelaksana Penyusunan DPA SKPD dan DPPA SKPD dibayarkan karena merupakan suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Tim Lintas Sektoral yang mana sebelum disahkan DPA dan DPPA dianalisis dahulu, diverifikasi oleh Tim Ahli yaitu Sekda, Bappeda dan Bagian Program serta DPPKAD yang mana jumlah yang diverifikasi sebanyak 103 SKPD. Pemerintah Kota Kendari mencairkan anggaran untuk pembayaran Honor tim Penyusunan DPA-SKPD dan DPPA-SKPD yang telah dialokasikan anggarannya yang telah di sepakati oleh Tim Anggaran Legislatif (DPRD) Kota Kendari melalui rapat-rapat pembahasan Penyusunan dan Perubahan APBD Tahun berkenaan. Apabila dikaitkan dengan masalah tugas pokok dan fungsi Seksi Anggaran maka dipastikan bahwa semua kegiatan yang dilakukan oleh Seksi Anggaran adalah berdasarkan tipoksi sehingga beban kerja dan volume kerja berada diluar ambang batas kemampuan SDM yang dimiliki untuk menyelesaikannya dalam batas normal jam dinas sehingga membutuhkan waktu tambahan kerja diluar jam dinas dan jam lembur.

Penjelasan yang disampaikan Sekretaris Daerah dan Kepala DPPKAD Kota Kendari tidak tepat dikarenakan sesuai dengan kondisi yang diungkapkan pembayaran honorarium kepada Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah tidak mempunyai dasar pembayaran. Demikian juga penjelasan yang disampaikan Kepala DPPKAD atas pemberian honorarium Tim intensifikasi PPh Pasal 21 sesuai kondisi yang diungkap bahwa Pajak Penghasilan merupakan obyek pajak Pemerintah Pusat yang tidak terkait dengan kewenangan pemerintah daerah dalam mengintensifkan pemungutan pajak. Demikian juga honorarium untuk kegiatan penyusunan DPA dan DPPA SKPD merupakan kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi seksi anggaran sehingga tidak dapat diberikan honorarium sesuai ketentuan Perwali Nomor 1639 Tahun 2007 dan Perwali Nomor 1 tahun 2008. Sedangkan tim lintas sektoral terkait dengan pembahasan anggaran telah diberikan honorarium tersendiri yaitu honorarium TAPD sebesar Rp150.000.000,00 dan honorarium PPAS sebesar Rp100.000.000,00.

BPK RI merekomendasikan kepada Walikota Kendari agar

a. Memberikan sanksi sesuai ketentuan kepada Kepala DPPKAD dan Sekretaris Daerah selaku pengguna anggaran, Bendahara Pengeluaran DPPKAD dan Sekretariat Daerah yang membayarkan honorarium tidak memperhatikan ketentuan.

b. Memerintahkan kepada Kepala DPPKAD untuk mencabut Keputusan Kepala BPKAD No.059 Tahun 2008 tanggal 8 Januari 2008 tentang Tim Kerja Penyusunan DPA-SKPD dan DPPA-SKPD TA 2008 dan menarik kembali pembayaran honorarium yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp91.068.250,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah.

c. Memerintahkan kepada Sekretaris Daerah untuk menarik kembali pembayaran honorarium yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp89.677.500,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah.

d. Mencabut Keputusan Walikota Kendari No. 1591 tahun 2008 tanggal 9 Desember 2008 tentang Honor Pembina dan Wakil Pembina dan Keputusan Walikota Nomor 342 Tahun 2008 tanggal 16 April 2008 tentang pembentukan Tim Intensifikasi Pemungutan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21 yang tidak sesuai dengan ketentuan.

(28)

2. Pemberian Bantuan Organisasi Kemasyarakatan/Profesi/Badan/Lembaga Dalam Tahun Anggaran 2008 (s.d. Oktober 2008) Kepada Instansi Vertikal Serta Pemberian Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Tidak Sesuai Ketentuan Sehingga Berindikasi Merugikan Keuangan Daerah Minimal Sebesar Rp130.500.000,00

Berdasarkan bukti pertanggungjawaban yang dibuat oleh Bendahara Bantuan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Kendari, diketahui bahwa realisasi belanja bantuan organisasi Kemasyarakatan/Profesi/ Sosial/Badan/Lembaga, hibah proyek, penyertaan modal dan belanja tidak tersangka dalam Tahun Anggaran 2008 sampai dengan 31 Oktober 2008 adalah sebesar Rp7.401.228.742,00.

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara sampling atas 23 SP2D LS senilai Rp130.500.00,00 beserta bukti-bukti pendukung yang telah dikeluarkan untuk membiayai belanja bantuan kepada organisasi Kemasyarakatan/Profesi/Sosial/Badan/ Lembaga, diketahui hal sebagai berikut:

a. Bantuan Kepada Instansi Vertikal

Bantuan keuangan yang di bebankan pada Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan (Umum) di berikan kepada instansi vertikal sebesar Rp118.000.000,00. Hasil penelitian atas bukti pengeluaran belanja bantuan tersebut diketahui bahwa dalam disposisi Walikota Kendari disebutkan bahwa bantuan tersebut diberikan kepada Badan Pertanahan Kota Kendari, Kepala Kejaksaan Negeri Kota Kendari, Kasdim 1417 Kendari, Komandan Batalyon 725 Woroagi, Pengadilan Negeri Kendari, Kapolsek Mandonga, Kapolresta Kendari. Bantuan Keuangan kepada instansi vertikal tidak ada hubungannya dengan kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Kendari dan sebagian besar untuk melaksanakan tugas, pokok dan fungsi instansi terkait atau digunakan untuk kepentingan pribadi, sehingga tidak sepatutnya diberikan karena instansi-instansi vertikal tersebut secara operasional telah dibiayai melalui mekanisme APBN.

No Tanggal No.

SP2D Uraian Jumlah (Rp) Penerima

1 17-Apr-08 1548 Bantuan Kepada BPN 25.000.000,00 Pahari.L 2 20-Ags-08 5342 Bantuan Kepada BPN 25.000.000,00 Pahari.L 3 14-Feb-08 195 Bantuan dalam rangka pisah sambut

Kajari Sultra

5.000.000,00 Baharuddin M.SH

4 21-Feb-08 267 Bantuan dalam rangka pisah sambut Kajari

5.000.000,00 Suyadi,SH

5 13-Feb-08 192 Bantuan kepada Kasdim 1417 Kendari 2.000.000 Mayor Inf. Ririawan,S 6 19-Feb-08 224 Bantuan biaya penyelesaian

pembangunan aula detasemen sent bangunan 5/VII Kendari

2.500.000 Darmadi

7 04-Mar-08 415 Bantuan serah terima jabatan Komandan Batalyon 725 Woroagi an. Kopda Aminuddin

1.000.000 Kopda Aminuddin

(29)

9 16-May-08 2321 Bantuan untuk HUT Yonif 725/Woroagi yang ke- 44 tanggal 19 Mei 2008

2.000.000 Emir Zulkarnain.M

10 09-Jun-08 3135 Bantuan untuk HUT Kodam VII/WRB ke -50

2.000.000 Muhidi

11 03-Nov-08 8037 Bantuan Peringatan HUT TNI ke-63 Th 2008

3.000.000 La Sefeati

12 03-Apr-08 997 Bantuan biaya dalam rangka menunaikan ibadah umroh a.n. Agustinus,S.IP (Kodim 1417 Ho)

15.000.000 Nasrun Halili

13 09-Apr-08 1084 Bantuan pisah sambut Ketua PN Kendari 5.000.000 Hj.Elsye.M.S.H M.Si

14 19-Jun-08 3378 Bantuan untuk Pengadilan Tinggi Tata Usaha

1.500.000 Apdin Taruna Munir,SH 15 31-Mar-08 824 Bantuan biaya pisah sambut Kapolresta

Kendari

5.000.000 Mahyuddin.Sik

16 31-Mar-08 830 Bantuan Kapolsekta Mandonga biaya pembelian satu set mesin potong rumput

3.500.000 Wijayanti,SH

17 08-Apr-08 1069 Bantuan pembelian komputer Kapolsek Mandonga

7.000.000 Ma’mur

18 03-Nov-08 8063 Bantuan untuk tokoh Masyarakat DanWaragi & Kapolsek Mandonga dalam rangka kegiatan kemasyarakatan

3.500.000 Wijayanti

19 16-May-08 2326 Bantuan perjalanan Lanud Wolter Monginsidi

2.500.000,00 Helmy.E. Manusiwa

20 29-May-08 2719 Bantuan dana DanLanal (dukungan akomodasi)

2.000.000,00 La Anja

Jumlah 118.000.000 Permasalahan yang sama telah diungkapkan BPK-RI dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan Kepatuhan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari untuk Tahun Anggaran 2006 No.07/LHP/XIV-KDI/05/2007 tanggal 10 Mei 2007 dan Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Kendari untuk Tahun Anggaran 2007 No. 62/HP/XIX.KDR/06/2008 tanggal 24 Juni 2008 dengan memberikan rekomendasi kepada Walikota Kendari agar menghentikan penyaluran pos belanja bantuan keuangan dan biaya peningkatan kinerja yang bersifat rutin kepada instansi vertikal dan memerintahkan secara tertulis kepada Kepala Dispenda (sekarang Kepala DPPKAD) kota Kendari agar menghentikan penyaluran biaya peningkatan kinerja kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan, dan lebih selektif dalam penentuan penyaluran biaya peningkatan kinerja. Namun rekomendasi yang disampaikan oleh BPK RI tidak dilaksanakan oleh Walikota Kendari sehingga masih terdapat pengeluaran dana bantuan untuk instansi vertikal. b. Bantuan Kepada Partai Politik

Bantuan keuangan yang di bebankan pada Belanja Bantuan Sosial Organisasi Kemasyarakatan (Umum) di berikan kepada Partai Politik sebesar Rp12.500.000,00. Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbandingan bentuk pola asuh orang tua siswa berprestasi dengan siswa yang tidak berprestasi di SMA Negeri 2 Gowa; 2)

(Grönroos 2015, 133 – 134.) Tulkkauspalveluntarjoaja voisi esimerkiksi pyrkiä pettymyksen eh- käisemiseksi selkeyttämään, millaisessa roolissa tulkki toimii, jotta asiakas ei

Para anggota masyarakat yang mengemis di Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto sebagian bukan penduduk asli, mereka pendatang dari luar Kota untuk mengemis di tempat ini

Berisikan tentang, Tindakan-tindakan yang perlu dilakukan Pemerintah maupun pihak Konsumen dalam memberikan perlindungan hukum dalam Aktifitas e-commerce, efektifitas Bw sebagai

Panca Sumber Disel dari tahun 2005 - 2009 peneliti menggunakan Rumus Current Ratio, karena merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau

Pada kasus desain Apartemen dengan pusat perbelanjaan ini, konsep desain perancangan yang hendak diimplementasikan pada properti yaitu bangunan hunian apartemen yang

bimbingan perkawinan sehingga dapat membantu pasangan suami istri dalam mencari solusi dalam setiap permasalahan. Penelitian ini dapat dijadikan masukan sebagai

1) Minat dan antusiasme peserta selama kegiatan pelatihan yang luar biasa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket yang menyatakan 100% peserta merasa perlu untuk mengikuti