• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fajar Nur Indriyany

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fajar Nur Indriyany"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.2, No.3, 2013, pp. 291~303 ISSN: 2089-3884

ANALISIS STRUKTUR FRASE VERBA DALAM NOVEL

THE GREAT GATSBY KARYA F. SCOTT FITZGERALD DAN

PERGESERAN MAKNA DALAM NOVEL TERJEMAHANNYA (KAJIAN ANALOGI DAN ANOMALI)

Fajar Nur Indriyany E-mail: fajar13indri@gmail.com ABSTRACT

The phrasal verb consists of a main verb with one or more particle, usually a same syllabic verb of action or movement such as look, turn, go. The particle that followed the main verb may be an adverb, a preposition, or a word that can act as either adverb or preposition. Often the meaning of these verb phrases is idiomatic and cannot be determined by knowing the meaning of their individual parts, so it must be memorized. (Azar,1993: 13). Because of this, phrasal verbs are often difficult to master for students of English as a second language. That’s why; the writer wants to analyze the phrasal verb. In a case of translating a frase verba from English into Bahasa Indonesia, there is a shift from source language into target language. This tulisan is intended to analyze of phrasal verb from English into Bahasa Indonesia as seen in F. Scott Fitzgerald’s The Great Gatsby and its translation, correlated with analogy and anomaly study and finite and infinite form. This tulisan uses the method of transational quality because this analysis relates to two different language. The result of the study shows that the form of finite from phrasal verb makes it to be categorized as anomaly, while infinite form of phrasal verb makes it to be categorized as analogy. There is a grammatical shift from phrasal verb when it is translated from source text of English version into target text of Indonesian, for example have been turning over, the phrasal verb turning over with the finite form verb have, which is translated in Indonesian “mengubah”. There is a shift from the translation, from four word translated into one word.

ABSTRAK

Frase verba terdiri dari satu kata kerja utama dengan satu atau lebih dari satu partikel, biasanya satu kata kerja bersuku kata satu yang menunjukkan aksi atau gerakan seperti look, turn, and go. Partikel yang mengikuti kata kerja utama dapat berupa kata keterangan, kata depan, atau kata yang berfungsi dapat sebagai kata keterangan atau kata depan. Sering kali, arti dari frase kata kerja ini adalah ungkapan dan tidak dapat diartikan secara terpisah, sehingga ini harus dihafal. Oleh karena itu, frase verba sering menjadi kesulitan untuk dikuasai di mana bahasa Inggris merupakan bahasa ke dua. Dikarenakan alasan tersebut, penulis ingin menganalisis tentang frase verba. Di dalam kasus menerjemahkan frase verba, ada pergeseran makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis frase verba dari

(2)

Gatsby dan dalam novel terjemahannya. Tulisan ini menggunakan metode padan translasional karena analisis ini menggunakan bahasa yang berbeda. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa bentuk finite dari frase verba dikategorisasikan sebagai kajian analogi (bahasa itu bersifat teratur), dan sebaliknya, bentuk unfinite dari frase verba dikategorisasikan sebagai kajian anomali (bahasa itu bersifat teratur). Ada pergeseran struktur gramatikal dari frase verba ketika diterjemahkan dari sumber teks ke dalam bahasa target, bahasa Indonesia. Contohnya frase verba turning over dengan bentuk verba finite have yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “mengubah”; dari empat kata menjadi satu kata.

Kata kunci: frase verba, analogi, anomali, pergeseran

A. PENDAHULUAN

Frase verba mempunyai makna yang sulit untuk ditebak karena mempunyai arti yang berbeda ketika diartikan per kata. Frase verba merupakan kesatuan makna yang tidak dapat dipisah secara struktur gramatikal. Kadang-kadang frase verba mempunyai makna idiom. Inilah mengapa kadang-kadang makna dari frase verba sulit dimengerti. Untuk menghindari ketidakpahaman dalam berbicara atau menulis dalam bahasa Inggris, sangat penting untuk mengetahui dan memahami frase verba. Di samping itu, orang-orang tidak akan paham dalam berbicara bahasa inggris ketika mereka tidak mempunyai kosakata frase verba yang dipahami. Apalagi, sering kita temukan bahwa frase verba mempunyai makna lebih dari satu untuk beberapa konteks. Misalnya,

a. I can get over to this problem since you’re mocking me b. I can get over to your explanation

Frase verba get over pada kalimat pertama artinya mengatasi. Sedangkan, pada kalimat ke dua get over mempunyai arti memahami. Mempelajari makna frase verba dan analisis frase verba merupakan hal yang menarik dan menantang. Itulah yang menyebabkan penulis mencoba menganalisis frase verba.

Tulisan ini berjudul Analisis Struktur Frase verba dalam Novel Great Gatsby dan novel terjemahannya membahas analisis tentang struktur frase verba menggunakan teori tradisional kajian analogi dan anomali dan pergeseran makna yang terjadi dalam novel terjemahannya. Penulis memilih novel ini sebagai objek

(3)

penelitian karena di dalamnya terdapat peluang dalam menganalisis frase verba.

Penulis sengaja menganalisis struktur frase verba beserta pergeseran makna dalam terjemahannya dikarenakan akhir-akhir ini, terjemahan memainkan peranan penting dalam komunikasi internasional. Terjemahan dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan antar bangsa-bangsa yang berbeda bahasa dan budayanya (Hartono, 2003:9). Bahkan tidak berlebihan apabila terjemahan dikatakan sebagai penyambung lidah antara bangsa yang satu dengan yang lain. Melalui terjemahan, bangsa yang satu dapat mempelajari dan memahami kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai oleh bangsa-bangsa lain.

B. Landasan Teori

Tulisan ini mengkaji tentang struktur sintaksis dari frase verba dalam bahasa Inggris dan pergeseran maknanya dalam penerjemahan Bahasa Indonesia. Oleh karena itu teori linguistik yang digunakan adalah teori linguistik tradisional. Teori ini menjelaskan tentang aturan dan struktur gramatik sebuah bahasa. Tata bahasa tradisional menurunkan penggolongan kata ke dalam delapan jenis kata, yaitu: noun, pronoun, verb, adjektiva, adverb, preposition, dan interjection (Alwasilah, 1993: 34). Karena tulisan ini mengkaji tentang frase verba, maka teori linguistik yang digunakan adalah tata bahasa yang berkutat pada masalah jenis kata (part of speech) (Soeparno, 2003: 46)

Teori Linguistik tradisional dibagi menjadi 2 yaitu teori linguistik di barat dan timur. Linguistik di barat mencakup 2 zaman yaitu zaman Romawi dan zaman Romawi, yang menjadi sorotan lahirnya peradaban dunia. Sedang di timur hanya difokuskan di wilayah India karena dianggap sebagai awal mula kelahiran linguistik di Timur. Lebih spesifik lagi tulisan ini menggunakan teori linguistik tradisional zaman Yunani pada kajian analogi dan anomali. Bahasa itu bersifat teratur, atau yang disebut analogi. Misalnya bentuk lampau dari verb atau kata kerja dalam bahasa Inggris yang diimbuhi dengan suffiks –ed, kata open menjadi opened. Hal itu pun masih menjadi pertentangan di kalangan filsuf Yunani (Chaer, 2003: 333). Sebagian mereka menganggap bahasa itu merupakan sesuatu yang

(4)

tidak teratur, atau yang disebut anomali. Misalnya irregular verb atau kata kerja tak beraturan dalam bahasa inggris, make menjadi made.

Tulisan ini lebih lanjut akan membahas mengenai struktur frase verba dalam bahasa Inggris dan pergeseran maknanya dalam penerjemahan Bahasa Indonesianya. Untuk itu, teori yang digunakan untuk mendukung analisnya selain teori linguistik tradisional zaman Yunani kajian analogi dan anomali adalah teori sintaksis dan teori penerjemahan. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan gramatikal antarkata di dalam kalimat (Verhaar, 2010:161). Teori sintaksis dibuat untuk membedakan level analisis pada kalimat, klausa, dan frasa. Teori sintaksis yang dipakai dalam tulisan ini adalah teori tentang Frase verba dari Marjolijn Vespoor dan Kim Sauter dalam bukunya English Sentence Analysis. Untuk penerjemahan, tulisan ini menggunakan teori shift ,yaitu teori untuk mengetahui pergeseran makna yang terjadi dalam penerjemahan. Teori penerjemahan yang digunakan adalah teori Basil Hatim dan Jeremy Munday dalam bukunya Translation: An Advanced Resource Book dan teori Catford dalam bukunya A Linguistic Theory.

Tulisan ini mengkaji tentang analisis struktur frase verba yang dikaitkan dengan kajian analogi dan anomali dari teori tradisional yang menjadi pertentangan bagi filsuf di Yuanani, yang selanjutnya akan dikaji juga tentang pergeseran makna secara gramatikal dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.

1. Definisi Frase verba:

Menurut Azar (1993: 85) frase verba adalah kata kerja terdiri dari satu kata kerja utama dengan satu atau lebih dari satu partikel, biasanya satu kata kerja bersuku kata satu yang menunjukkan aksi atau gerakan seperti look, turn, and go. Partikel yang mengikuti kata kerja utama dapat berupa kata keterangan, kata depan, atau kata yang berfungsi dapat sebagai kata keterangan atau kata depan.

2. Bentuk Frase Verba:

Dalam bukunya English Sentence Analysis, Marjolijn dan Kim menjelaskan bahwa frase Verba berdasarkan bentuknya ada 2 macam:

(5)

1. Finite: jika subjek dan penanda waktu atau tenses diubah, kata kerja menyesuaikannya( otomatis berubah). Kata kerja finite ada 2: present finite dan past finite 2. Non finite: kata kerja yang mengikuti finite verb. Tidak

ada faktor yang dapat mengubahnya, karena bersifat tetap. Tidak bergantung pada subjek dan penanda waktu. Kata kerja non finite ada 2: infinitive, dan participle.

Frase Verba berdasarkan artinya ada 2 macam:

1. Lexical verb: kata kerja asli. Lexical verb ada 3, intransitive, copula, dan intransitive

2. Auxiliary verb: kata kerja bantu. Auxiliari verb ada 5: moods, perfect aspek, progresive aspek, passive voice, dan QuNegEmp (Question, Negation, Emphasize) 3. Makna Penerjemahan

Menurut Catrdford, terjemahan adalah penggantian materi tekstual dalam bahasa yang satu (bahasa sumber) dengan materi tekstual yang ekuivalen dalam bahasa yang lain (bahasa sasaran).

4. Jenis-jenis Pergeseran

Hatim dan Munday (2004:26) menjelaskan bahwa perubahan linguistik yang terjadi antara teks sumber dan teks target disebut shift.

Catford (1978:73) mengelompokkan pergeseran ini menjadi dua kelompok, yaitu

a. Pergeseran Tingkatan (Level Shift)

yaitu pergeseran dari satu tataran linguistik ke tataran lainnya.

Misalnya: He is my mother’s friend. Dia (laki-laki) teman ibu saya.

Dalam contoh ini terjadi pergeseran tingkatan yaitu dia (laki-laki).

b. Pergeseran Kategori (Category Shift)

Pergeseran Kategori (CS) yang dapat dibedakan menjadi :

(6)

1. Pergeseran unit (Unit Shift)

Pergeseran Unit (US) yaitu pergeseran yang terjadi apabila unsur bahasa sumber pada suatu unit linguistiknya memiliki padanan yang berbeda unitnya pada bahasa sasaran

Misalnya : attractive place, diterjemahkan menjadi ”tempat yang menarik”. Dalam hal ini terjadi pergeseran dari unit kata menjadi unit klausa.

2. Pergeseran Struktur (Structure-Shift)

Pergeseran Struktur (SS) yaitu bila terjadi perubahan yang diakibatkan oleh sistem struktur bahasa sumber tidak sama dengan sistem struktur bahasa target.

rumah antik diterjemahkan menjadi antique house. Dalam bahasa Inggris penanda (modifier) posisi kata antique berada sebelum inti (head), sehingga dapat

diistilahkan sebagai penanda awal (premodifier).

Sebaliknya dalam bahasa Indonesia dimana penanda berada setelah inti yang disebut pasca inti (post modifier).

3. Pergeseran Kelas (Class Shift)

Pergeseran Kelas (CS) yaitu pergeseran yang terjadi misalnya dari kelas kata tertentu dalam BSu menjadi kelas kata yang lain dalam BSa.

Misalnya : pesta tahun diterjemahkan menjadi annual party.

Kata tahun adalah nomina, kata annual mempunyai kelas kata adjektiva.

4. Pergeseran Antar- Sistem (Intra-System Shift)

Pergeseran antar-sistem yaitu pergeseran yang terjadi pada kategori jenis kata yang sama dengan susunan gramatika yang berbeda.

Misalnya :

(7)

Kata have been looking at, yang berjumlah empat kata, diterjemahkan menjadi satu kata. Hal itu menunjukkan bahwa ada pergeseran susunan gramatika, namun tetap pada satu tingkatan kata kerja.

b. Raja kawin dengan Shinta The king married Shinta.

Kata kawin dalam bahasa Indonesia adalah verba intransitif, sedangkan kata married dalam bahasa Inggris adalah verba transitif.

C. PEMBAHASAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tulisan ini akan membahas tentang analisis frase verba dengan menggunakan teori linguistik tradisional kajian analogi dan anomali yang akan dikaitkan dengan pergeseran makna yang terjadi pada novel Great Gatsby dan novel terjemahannya. Analisis akan dimulai dengan menguraikan kata kerja yang ada dalam suatu kalimat dan kemudian dianalisis dengan teori syntax tradisional dari Marjilijn dan Kim Sauter. Dan, selanjutnya akan dibahas tentang pergeseran makna dari novel yang bahasa sumbernya dari bahasa Inggris berdasarkan teori terjemahan Catford dalam bukunya A Linguistic Theory Translation.

Contoh Analisis Data 1

ST: I have been turning over in my mind ever since. TL: Aku mengubah pandanganku

Frase verba : have been turning over , yang mengandung frase verba turning over, terdiri dari tiga komponen verb, masing-masing verb dapat diurai sebagai berikut.

No Verb Form Meaning

1 Have Present finite Auxiliary of perfect

aspect

2 Been Non finite: past participle Auxiliary of passive voice 3 Turning

over

Non finite : present participle

Lexical of intransitive verb

(8)

Kata kerja have termasuk bahasa yang bersifat tidak teratur ( anomali) karena bergantung pada subjek. Untuk kalimat di atas subjeknya I, jadi kata kerjanya have. Kalau diganti dengan she/he maka verbnya berganti has. Jadi subjek merupakan penentu dalam menentukan verb.

Kata kerja been dan turning over dalam kalimat di atas termasuk termasuk bahasa yang bersifat teratur. Karena tidak terpengaruh dan tidak bergantung oleh penentu yang lain.

Untuk menentukan Frase verba dari kalimat di atas tergolong anomali dan analogi, kita tinggal melihat di tabel apakah kata kerja tersebut finite atau non finite. Kalau verb tersebut finite maka verb tersebut tergolong bahasa anomali, dan sebaliknya. Kalau verb tersebut termasuk unfinite, maka tergolong bahasa analogi.

Dari segi penerjemahan, tampak jelas sekali terjadi pergesaran makna (shift) dari 3 verb diterjemahkan menjadi satu kata kerja, dari have been turning over menjadi mengubah. Berdasarkan teori yang diusung Catrdford, pergeseran seperti ini disebut intra system-shift .

Data 2

ST: A habit that has opened up many curious natures to me and made me the victim.

TT: sebuah kebiasaan yang membukakan berbagai sifat mencurigakan di mataku sekaligus menjadikanku sebagai korban.

Kata kerja has dan made, dengan frase verba opened up, terdiri dari 3 komponen kata kerja yang dapat diuraikan sebagai berikut:

No Verb Form Meaning

1 Has Present finite Auxiliary of perfect aspect

2 Opened up Non finite: past participle

Auxiliary of monotransitive verb 3 Made past finite : present

participle

Lexical of copula verb

(9)

Dalam kalimat ini, terjadi ketidaksejajaran gramatikal dalam kata kerja. Verb “made” seharusnya makes karena di awal verb adalah has opened up dan dihubungkan coordinate conjuntion and, maka seharusnya terjadi kesejajaran dalam satu kalimat.

Kata kerja has dan made termasuk bahasa yang tidak teratur (anomali) karena bergantung pada subjek. Untuk kalimat di atas subjeknya adalah A habit/ it, jadi verbnya has dan makes. Namun dalam verb made terjadi kesalahan gramatikal. Kalau subjek tersebut diganti verbnya dengan I/ you/ we/ they maka verbnya berganti have dan make. Jadi subjek merupakan penentu dalam menentukan verb.

Frase verba opened up dalam kalimat di atas termasuk bahasa yang bersifat teratur (analogi). Hal itu dikarenakan oleh frase verba yang tidak terpengaruh dan tidak bergantung oleh penentu yang lain.

Untuk menentukan frase verba dari kalimat di atas apakah termasuk analogi dan anomali, maka kita tinggal melihat di tabel apakah kata kerja tersebut finite atau non finite. Kalau verb tersebut finite, maka verb tersebut tergolong bahasa anomali, sedang yang non finite termasuk analogi.

Dari segi penerjemahan, tampak jelas sekali terjadi pergeseran makna (shift) dari 2 kata kerja diterjemahkan menjadi satu kata kerja; dari has opened up menjadi membukakan. Berdasarkan teori yang diusung Catford, pergeseran seperti ini disebut intra system-shift. Untuk kata kerja mencurigakan dalam target text/ teks sasarran mengalami pergeseran makna (meaning-shift) dari source text/ bahasa sumber yang tidak ada asal verb yang diterjemahkan.

Data 3

ST: No-Gatsby turned out all right at the end, it was preyed on Gatsby, what foul dust floated in the wake of his dream that temporarily closed out my interest.

TT: Tidak ada Gatsby yang menghasilkan baik pada bagian akhir, yang dirampasi Gatsby, betapa mengotorinya debu yang mengapung membuatnya bangun dari impiannya yang secara sementara menutup daya tarikku.

(10)

No Verb Form Meaning

1 Turned out Past finite Lexical of intransitive verb 2 Closed up Pas finite Lexical of monotransitive verb

Ke dua frase verba turned out dan close up dalam kalimat di atas termasuk bahasa yang bersifat tidak teratur (anomali) karena bergantung dan terpengaruh oleh keterangan waktu. Untuk kalimat di atas, penanda waktunya adalah lampau/ past tense. Jika penanda waktunya diganti dengan present tense/ waktu sekarang, maka verbnya akan berubah menjadi turns out dan closes up. Jadi, penanda waktu merupakan penentu dalam menentukan frase verba untuk dikategorisasikan menjadi bahasa yang bersifat teratur atau tidak teratur.

Untuk menentukan apakah frase verba dari kalimat di atas tergolong analogi atau anomali, kita tinggal melihat di tabel apakah kata kerja tersebut finite atau nonfinite. Ke dua frase verba di atas tergolong bahasa anomali, bahasa yang tidak teratur.

Dari segi penerjemahan, tampak jelas sekali terjadi pergeseran makna (shift) dari 2 kata, turned out dan closed up menjadi satu kata, menghasilkan dan menutup. Berdasarkan teori yang diusung Catford, dalam bukunya A Linguistic Theory, pergeseran ini disebut intra system-shift.

Data 4

ST: life is much more successfully looked at from a single window, after all.

TL: hidup memang tampak lebih berhasil jika hanya dilihat dari satu sisi jendela saja, pada akhirnya.

Frase verba looked at, terdiri dari 2 komponen kata yang dapat diuraikan sebagai berikut.

No Verb Form Meaning

1 Looked at Non finite: past participle

Lexical of intransitive verb Frase verba looked at termasuk bahasa yang bersifat teratur/ analogi karena tidak terpengaruh oleh penentu lain. Untuk menentukan apakah frase verba tersebut termasuk analogi atau anomali, kita tinggal melihat di tabel apakah kata tersebut finite atau

(11)

non finite. Frase verba di atas termasuk dalam kata kerja yang finite, jadi termasuk bahasa yang bersifat anomali.

Dari segi penerjemahan, tampak jelas sekali terjadi pergeseran makna dari dua kata looked at menjadi satu kata dilihat. Berdasarkan teori yang diusung Catrford, pergeseran tersebut termasuk pergeseran intra sytem shift.

Data 5

ST: He turned me around again, politely and abruptly.

TT: Ia membalikkan badanku lagi, dengan sopan dan mendadak

Frase verba turned around terdiri dari 2 komponen kata yang dapat diuraikan sebagai berikut:

No Verb Form Meaning

1 Turned around Past finite Lexical of monotransitive verb Frase verba looked at termasuk bahasa yang bersifat tidak teratur/ anomali karena bergantung pada objek. Untuk menentukan apakah frase verba tersebut termasuk analogi atau anomali, kita tinggal melihat di tabel apakah kata tersebut finite atau non finite. Frase verba di atas termasuk dalam kata kerja yang finite, jadi termasuk bahasa yang bersifat anomali.

Dari segi penerjemahan, tampak jelas sekali terjadi pergeseran makna dari dua kata turned around menjadi satu kata membalikkan. Berdasarkan teori yang diusung Catrford, pergeseran tersebut termasuk pergeseran intra sytem shift.

D. KESIMPULAN

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa frase verba dapat termasuk dan tergolong menjadi bahasa yang bersifat tidak teratur (anomali) jika ia merupakan kata kerja yang finite. Begitu pula sebaliknya, apabila frase verba di atas bukan merupakan kata kerja yang non finite dapat dipastikan bahwa frase verba tersebut termasuk bahasa yang bersifat teratur (analogi).

Faktor yang mempengaruhi kata kerja yang tergolong finite atau non finite adalah subjek dan penanda waktu/tenses. Jika subjek dan penanda waktu dirubah, maka kata kerja akan menjadi berubah

(12)

juga. Hal itu dikarenakan karena kata kerja bergantung pada tenses dan subjek.

Dalam proses penerjemahan dari bahasa sumber/source text (ST) ke dalam bahasa target atau target text ( TT), frase verba mengalami pergeseran makna. Menurut teori Catrford dalam bukunya, A Linguistic Theory Translation, pergeseran yang dialami oleh frase verba adalah intra system-shift atau pergeseran antar sistem. Particle yang mengikuti main verb pada frase verba tidak ikut diterjemahkan, karena merupakan satu kesatuan makna yang tidak dapat diterjemahkan satu per satu.

E. DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madzab Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Penerbit Angkasa

Azar, Betty.Schramper.1993: Understanding and Using English Grammar. Jakarta.Binarupa Aksara.

Amin, Fahman. 2012. Kata-kata Tak Beraturan Bahasa Inggris pada Siswa-siswa” Rumah Belajar Pintar”. Yogyakarta: Linguistik Akademia

Catford,1978. A Linguistic Theory of Translation. New York: Oxford University Press

Chaer, Abdul.2003. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rieneka Cipta Fitzegerald,F.Scott. 1995 . The Great Gatsby. America:Scribener Hartono. 2003. Belajar Menerjemahkan, Teori dan Praktek. Malang:

UMM Press

Hatim, Basil dan Jeremy Munday. Translation An Advanced Resource Book. Amerika: Ronal Center

Nataresmi, Ulya. 2010. The Great Gatsby (Penerjemahan). Surabaya: Selasar Publising

Soeparno. 2003. Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya

(13)

Verhaar. 2010. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Vespoor, Marjolijin and Kim. 2000. English Sentence Analysis. America: John Benjamins North America

Wulandari, Winda R. 2012. “Analisis Struktur Frasa Nomina dalam Novel Laskar Pelangi dan Penerjemahan Bahasa Inggrisnya The Rainbow.” Dalam Jurnal Linguistik Akademia.

Referensi

Dokumen terkait

Gelombang air laut dirasa mampu menjadi salah satu solusi terbaik dalam membangkitkan listrik karena desain dan proses konversi listrik yang sederhana namun tetap mampu

Faktor teknis adalah segala persyaratan yang harus dipenuhi dalam kegiatan pembenihan ikan kerapu macan yang berhubungan langsung dengan aspek teknis dalam

Sedangkan upaya sekolah yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan tidak terprogram (kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan) yaitu; (a)

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

sumber data adalah perannya dalam pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan sastra Jawa modern. Adapun alasan pemilihan cerkak DPBLL sebagai objek penelitian adalah

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

peran Humas dilihat dari perencanaan Program, Perencanaan Strategi, Aplikasi Strategi, dan Evaluasi dan kontrol, jika semua itu diprioritaskan untuk