PANDUAN PENGISIAN FORMAT INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT I. Pelayanan Gawat Darurat.
1. Waktu Tanggap Pelayanan Dokter Di Gawat Darurat
Ruang lingkup Waktu Tanggap Pelayanan Dokter Di Gawat Darurat Dimensi mutu Keselamatan dan efektivitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsive dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat Definisi operasional Kecepatan pelayanan dokter di IGD adalah sejak
pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter Kriteria inklusi Pasien true emergency
Kriteria eksklusi Pasien non emergency
Numerator Jumlah pasien true emergency yang mendapat pertolongan > 5 menit
Denominator Jumlah seluruh pasien true emergency dalam bulan tersebut
Standar 1 %
Pasien True Emergency adalah pasien gawat darurat dengan ancaman kematian dan atau cacat tetap.
2. Keterlambatan Pelayanan Ambulans Di Rumah Sakit
Ruang lingkup Kecepatan Memberikan Pelayanan Ambulans Di Rumah Sakit
Dimensi mutu Kenyamanan, keselamatan
Tujuan Tergambarnya ketanggapan rumah sakit dalam menyediakan kebutuhan pasien akan ambulans
Definisi operasional Keterlambatan pelayanan ambulans adalah keterlambatan merespon permintaan ambulans lebih dari 15 menit. Keterlambatan dihitung mulai telepon permintaan ambulans diterima sampai dengan ambulans siap berangkat.
Kriteria inklusi Jumlah keterlambatan respon time ambulans dalam satu bulan
Kriteria eksklusi Jumlah permintaan penjemputan pasien dengan ambulans pada bulan tersebut
Numerator Jumlah keterlambatan pelayanan ambulans dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh permintaan ambulans dalam bulan tersebut
II. Pelayanan Rawat Jalan
1. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
Ruang lingkup Waktu Tunggu Di Rawat Jalan Dimensi mutu Efisiensi dan efektivitas
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan pada hari kerja. Definisi operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai
pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter Kriteria inklusi
-Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah pasien rawat jalan yang menunggu lebih dari 15 menit
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan dalam bulan tersebut
Standar 1 %
2. Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
Ruang lingkup Pasien Rawat Jalan Tuberkulosis Yang Ditangani Dengan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)
Dimensi mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasien tuberkulosis dengan strategi DOTS
Definisi operasional u001cPelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan tuberkulosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberkulosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberkulosis harus melalui pemeriksaan mikroskopis tuberkulosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberkulosis yang sesuai dengan standar penanggulangan tuberkulosis nasional, dan semua pasien yang tuberkulosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan tuberkulosis nasional.
Kriteria inklusi Pasien tuberculosis yang diterapi dengan strategi DOTS
Kriteria eksklusi Pasien tuberculosis yang tidak diterapi dengan strategi DOTS
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam bulan tersebut.
III. Pelayanan Rawat Inap
1. Kejadian Infeksi Pasca Operasi.
Ruang lingkup Kejadian Infeksi Pasca Operasi Dimensi mutu Keselamatan, kompetensi
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan operasi dan perawatan pasca operasi yang bersih sesuai standar
Definisi operasional Infeksi pasca operasi adalah adanya infeksi nosokomial pada semua kategori luka sayatan operasi yang dilaksanakan di rumah sakit dan ditandai oleh rasa panas (kalor), nyeri (dolor), kemerahan (color), pengerasan (tumor), gangguan fungsi (functiolaesa) dan keluarnya nanah (pus) dalam waktu lebih dari 3 X 24 jam.
Kriteria inklusi Semua infeksi yang terjadi minimal 3 X 24 jam pasca operasi sampai dengan 30 hari atau satu tahun jika dipasang implant,
Kriteria eksklusi Jejunostomy, Ileostomy, Colostomy
Numerator Jumlah pasien yang mengalami infeksi pasca operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dioperasi di Rumah Sakit dalam bulan tersebut
Standar 2 %
2. Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer (IADP)
Ruang lingkup Kejadian Infeksi Aliran Darah Perifer Dimensi mutu Keselamatan, kompetensi
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan pemasangan infus perifer yang sesuai standar
Definisi operasional Keadaan Infeksi yang terjadi disekitar tusukan atau bekas tusukan jarum infus dan timbul minimal 3 kali 24 jam setelah pemasangan.
Kriteria inklusi Pada daerah bekas tusukan jarum infus ditandai dengan rasa panas, pengerasan dan kemerahan (kalor, dolor, tumor rubor dan functiolaesa) dengan atau tanpa nanah (pus)
Kriteria eksklusi Infeksi kulit karena sebab-sebab lain
Numerator Jumlah kasus infeksi aliran darah perifer karena jarum infus per bulan
Denominator Jumlah hari pemasangan infus dalam bulan tersebut Standar 20 permil
3. Kejadian ISK
Ruang lingkup Kejadian Infeksi Saluran Kemih Dimensi mutu Keselamatan, kompetensi
Tujuan Tergambarnya pelaksanaan pemasangan kateter urin menetap yang bersih sesuai standar
Definisi operasional Keadaan infeksi yang terjadi disekitar uretra atau selang kateter dan timbul setelah 3 kali 24 jam dilakukan pemasangan kateter di rumah sakit
Kriteria inklusi Pada daerah uretra terjadi iritasi, gatal-gatal, rasa sakit atau panas, pus, dan urine berwarna merah atau keruh Kriteria eksklusi Jika keadaan tersebut timbul oleh suatu tindakan lain
atau oleh karena penyakitnya.
Numerator Jumlah kasus infeksi karena pemasangan kateter per bulan
Denominator Jumlah hari pemasangan kateter dalam bulan tersebut
Standar 10 %
4. Kejadian Luka Dekubitus
Ruang lingkup Kejadian Luka Dekubitus Dimensi mutu Keselamatan dan kompetensi
Tujuan Terlaksananya perawatan tirah baring yang tidak menimbulkan dekubitus
Definisi operasional Suatu daerah yang jaringan cutaneousnya mengalami kerusakan diakibatkan oleh tekanan yang terus menerus pada pasien tirah baring yang tidak dilakukan alih posisi.
Kriteria inklusi Jumlah Luka Dekubitus per bulan
Kriteria eksklusi Luka lecet yang terjadi diluar area pada pasien tirah baring
Numerator Jumlah kasus Dekubitus perbulan
Denominator Jumlah pasien tirah baring pada bulan tersebut
5. Kejadian Penyulit Transfusi
Ruang lingkup Kejadian Penyulit Transfusi Dimensi mutu Keselamatan dan kompetensi
Tujuan Terselenggaranya transfusi darah sesuai standar prosedur, sehingga tidak menimbulkan penyulit atau infeksi.
Definisi operasional Transfusi darah yang tidak dikerjakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dapat menyebabkan terjadinya penyulit karena inkompatibilitas (golongan darah tidak cocok)
Kriteria inklusi Golongan darah pasien tidak cocok
Kriteria eksklusi Kelainan pada darah atau sepsis yang bukan disebabkan oleh transfusi darah, suntikan apapun atau infeksi karena jarum infus
Numerator Jumlah kasus penyulit karena tranfusi darah per bulan Denominator Jumlah pemasangan transfusi darah (kantong darah)
dalam bulan tersebut
Standar 0,5 %
KETERANGAN: Tidak termasuk reaksi alergi 6. Kejadian Sepsis
Ruang lingkup Kejadian Sepsis
Dimensi mutu Keselamatan dan kompetensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan keperawatan sesuai standar prosedur sehingga tidak terjadi sepsis.
Definisi operasional Sepsis yang terjadi setelah pasien dirawat di rumah sakit
Kriteria inklusi Gejala yang timbul : panas, hiperventilasi, alkalosis respiratoris, perubahan status mental, hipotensi, shock (Sepsis ditentukan oleh dokter yang merawat)
Kriteria eksklusi Pasien masuk rumah sakit dengan sepsis Numerator Jumlah pasien sepsis per bulan
Denominator Jumlah pasien masuk rumah sakit pada bulan tersebut
7. Kematian Pasien > 48 Jam
Ruang lingkup Kematian Pasien > 48 Jam Dimensi mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pelayanan pasien rawat inap di rumah sakit yang aman dan efektif
Definisi operasional Kematian > 48 jam adalah kematian yang terjadi sesudah periode 48 jam setelah pasien rawat inap masuk rumah sakit
Kriteria inklusi Kematian pasien > 48 jam di seluruh ruang rawat inap.
Kriteria eksklusi Kematian pasien < 48 jam, kematian pasien > 48 jam di Instalasi Pelayanan Intensif (IPI), Unit Stroke. Numerator Jumlah kejadian kematian pasien rawat inap > 48 jam
dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan
Standar 0,5 %
8. Kejadian Pulang Paksa
Ruang lingkup Kejadian Pulang Paksa
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan
Tujuan Tergambarnya penilaian pasien terhadap efektifitas pelayanan rumah sakit
Definisi operasional Pulang paksa adalah pulang atas permintaan pasien atau keluarga pasien sebelum diputuskan pulang oleh dokter
Kriteria inklusi Semua pasien pulang paksa Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah pasien pulang paksa dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat dalam satu bulan
9. Waktu Tunggu Operasi Elektif
Ruang lingkup Waktu Tunggu Operasi Elektif
Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan dan efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian
pelayanan bedah.
Definisi operasional Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana sampai dengan operasi mulai dilaksanakan. Kriteria inklusi Waktu tunggu operasi elektif tidak lebih dari 24 jam Kriteria eksklusi Ada hal di pihak penderita yang mengharuskannya
menunggu, atau ada penyulit secara tiba-tiba
Numerator Jumlah pasien operasi elektif dengan masa tunggu lebih dari 24 jam per bulan
Denominator Jumlah pasien operasi elektif dalam bulan tersebut
Standar 2 %
10. Angka Perawatan Ulang
Ruang lingkup Angka Perawatan Ulang Dimensi mutu Efektifitas dan kompetensi
Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan dan kompetensi pelayanan rawat inap.
Definisi operasional Jumlah pasien rawat inap ulang dengan penyakit yang sama dalam kurun waktu kurang dari 7 hari setelah pasien pulang dari rumah sakit
Kriteria inklusi Semua pasien yang mengalami rawat ulang dengan masalah kesehatan yang sama
Kriteria eksklusi Pasien pulang paksa, rawat ulang yang direncanakan, kehamilan aterm, penyakit kronik Numerator Jumlah pasien rawat ulang per bulan
Denominator Jumlah pasien masuk rumah sakit dalam bulan tersebut
IV. Kamar Operasi
1. Kejadian Kematian di Kamar Operasi
Ruang lingkup Kejadian Kematian Di Kamar Operasi Dimensi mutu Keselamatan, efektifitas dan kompetensi
Tujuan Tergambarkannya efektifitas pelayanan bedah dan anestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien Definisi operasional Kematian di meja operasi adalah kematian yang
terjadi di kamar operasi pada saat operasi berlangsung, atau selama pasien di ruang sadar pulih, yang diakibatkan oleh tindakan anestesi maupun tindakan pembedahan
Kriteria inklusi Semua pasien yang mengalami rawat ulang dengan masalah kesehatan yang sama
Kriteria eksklusi Ada hal di pihak penderita yang mengharuskannya menunggu, atau ada penyulit secara tiba-tiba
Numerator Jumlah pasien yang meninggal di kamar operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan tindakan pembedahan dalam satu bulan
Standar 0,5 %
2. Keterlambatan Waktu Operasi
Ruang lingkup Keterlambatan Waktu Operasi Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarkannya efektifitas pelayanan bedah
Definisi operasional Angka Kejadian Tertundanya Operasi Lebih Dari 30 menit
Kriteria inklusi Semua pasien yang saat mulainya operasi tertunda lebih dari 30 menit yang bukan disebabkan oleh karena faktor pasien atau keluarganya
Kriteria eksklusi Semua pasien yang saat mulainya operasi tertunda lebih dari 30 menit yang disebabkan oleh faktor pasien dan atau keluarganya
Numerator Jumlah pasien yang operasinya tertunda 30 menit per bulan
Denominator Jumlah pasien operasi dalam bulan tersebut
3. Ketidaklengkapan Laporan Operasi
Ruang lingkup Ketidaklengkapan Laporan Operasi Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarkannya efektifitas pelayanan bedah
Definisi operasional Ketidaklengkapan penulisan laporan operasi setelah pasien keluar dari kamar operasi
Kriteria inklusi Semua laporan tindakan operasi Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah ketidaklengkapan laporan operasi pada bulan tersebut
Denominator Jumlah pasien operasi pada bulan tersebut
Standar 1 %
4. Ketidaklengkapan Laporan Anestesi
Ruang lingkup Ketidaklengkapan Laporan Anestesi Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarkannya efektifitas pelayanan anestesi dan kepedulian terhadap keselamatan pasien
Definisi operasional Ketidaklengkapan penulisan laporan anestesi setelah pasien keluar dari kamar operasi
Kriteria inklusi Semua laporan tindakan anestesi di kamar operasi Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah ketidaklengkapan laporan anestesi pada bulan tersebut
Denominator Jumlah pasien anestesi pada bulan tersebut
V. Persalinan dan Perinatologi
1. Kejadian Kematian Ibu Karena Eklampsia
Ruang lingkup Kejadian Kematian Ibu Karena Eklampsia Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan rumah sakit terhadap kasus eklampsia
Definisi operasional Angka yang menunjukkan banyaknya ibu yang meninggal karena eklampsia
Kriteria inklusi Suatu kelainan akut yang terjadi pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang-kejang atau komplikasi
Kriteria eksklusi Hipertensi menahun (kronik)
Numerator Jumlah ibu meninggal karena eklampsia per bulan Denominator Jumlah ibu dengan eklampsia pada bulan tersebut
Standar 0,5 %
2. Kejadian Kematian Ibu Melahirkan Karena Perdarahan
Ruang lingkup Kejadian Kematian Ibu Melahirkan Karena Perdarahan
Dimensi mutu Keselamatan dan kompetensi
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan persalinan rumah sakit Definisi operasional Angka yang menunjukkan banyaknya ibu yang
meninggal karena perdarahan yang dapat terjadi pada semua kala dalam persalinan
Kriteria inklusi Disebabkan antara lain APB, ruptur uteri, kegagalan uri (placenta) untuk keluar secara spontan (retentio placenta), tidak berkontraksinya rahim ibu (atonia uteri)
Kriteria eksklusi Perdarahan karena trauma pada perut atau karena tindakan fisik yang lain yang tidak berhubungan dengan proses persalinan
Numerator Jumlah ibu melahirkan yang meninggal karena perdarahan per bulan
Denominator Jumlah ibu melahirkan dengan perdarahan pada bulan tersebut
3. Kejadian Kematian Ibu Melahirkan Karena Sepsis
Ruang lingkup Kejadian Kematian Ibu Melahirkan Karena Sepsis Dimensi mutu Keselamatan dan kompetensi
Tujuan Mengetahui mutu pelayanan persalinan rumah sakit. Definisi operasional Angka yang menunjukkan banyaknya ibu melahirkan
aterm yang meninggal karena sepsis
Kriteria inklusi Sepsis ditentukan oleh dokter yang merawat. Gejala yang timbul : panas, hiperventilasi, alkalosis respiratoris, perubahan status mental, hipotensi, shock setelah melahirkan
Kriteria eksklusi Pasien masuk rumah sakit dengan sepsis
Numerator Jumlah Ibu melahirkan yang meninggal karena sepsis per bulan
Denominator Jumlah Ibu melahirkan dengan sepsis pada bulan tersebut.
Standar 0,2 %
4. Kemampuan Menangani BBLR 1500 – 2500 Gr
Ruang lingkup Kemampuan Menangani BBLR 1500 – 2500 Gr Dimensi mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan rumah sakit dalam menangani BBLR
Definisi operasional BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan 1500 – 2500 gr
Kriteria inklusi Berat badan bayi ≤ 2000 gram dengan usia kehamilan ≥ 32 Minggu
Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah BBLR 1500 – 2500 gr yang berhasil ditangani Denominator Jumlah seluruh BBLR 1500 – 2500 gr yang ditangani
Standar 100 %
Ruang lingkup Pertolongan Persalinan Melalui Sectio Caesaria Dimensi mutu Efektifitas, keselamatan dan efisiensi
Tujuan Tergambarnya pertolongan persalinan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisiensi
Definisi operasional Sectio caesaria adalah tindakan persalinan melalui pembedahan abdominal baik elektif maupun emergensi
Kriteria inklusi Sectio caesaria yang dilakukan dengan indikasi maupun atas permintaan pasien sendiri
Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah persalinan dengan sectio caesaria dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh persalinan dalam satu bulan
Standar 15 %
6. Perpanjangan Masa Rawat Inap Ibu Melahirkan
Ruang lingkup Perpanjangan Masa Rawat Inap Ibu Melahirkan Dimensi mutu Kompetensi
Tujuan Tergambarnya mutu pertolongan persalinan di rumah sakit yang sesuai dengan indikasi dan efisiensi
Definisi operasional Angka yang menunjukkan bertambahnya hari rawat ibu sehat (tanpa penyakit lain yang menyertai) yang melahirkan baik secara normal maupun dengan penyulit (Forceps, Decapitasi, Induksi, Sectio Caesaria)
Kriteria inklusi Untuk partus normal : tidak lebih dari 2 hari
Kriteria eksklusi Untuk partus dengan penyulit : tidak lebih dari 5 hari Numerator Jumlah ibu sehat yang melahirkan dengan LOS >
standar perbulan
Denominator Jumlah ibu yang melahirkan dalam bulan tersebut
Standar 2 %
1. Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
Ruang lingkup Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam
Dimensi mutu Efektifitas
Tujuan Tergambarnya keberhasilan perawatan intensif
Definisi operasional Pasien kembali ke perawatan intensif dari ruang rawat inap dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi - Pasien kembali ke Instalasi Pelayanan Intensif atas permintaan sendiri.
- Pasien keluar dari Instalasi Pelayanan Intensif atas permintaan sendiri
Numerator Jumlah pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama dalam waktu < 72 jam Denominator Jumlah seluruh pasien yang dirawat di ruang intensif
dalam 1 bulan
Standar 2 %
2. Kejadian Pneumonia Akibat Pemakaian Ventilator (VAP)
Ruang lingkup Kejadian Pneumonia Akibat Pemakaian Ventilator Dimensi mutu Keselamatan, kompetensi
Tujuan Tergambarnya pemakaian ventilator sesuai standar prosedur sehingga mampu mengurangi risiko pneumonia.
Definisi operasional Ventilator Associated Pneumonia adalah pneumonia yang terjadi akibat pemasangan ventilator mekanik di rumah sakit.
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi Pasien yang telah terpasang Endo Trakeal Tube sebelum pasien masuk rumah sakit
Numerator Jumlah nosokomial pneumonia per bulan
Denominator Jumlah pasien yang menggunakan ventilator dalam bulan tersebut
Standar 5 %
1. Angka Keterlambatan Penerimaan Hasil Foto Pasien Rawat Jalan Lebih Dari 3 Jam
Ruang lingkup Keterlambatan Penerimaan Hasil Foto Pasien Rawat Jalan Lebih Dari 3 Jam
Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya mutu pelayanan radiologi untuk pasien rawat jalan.
Definisi operasional Angka yang menunjukkan keterlambatan penerimaan hasil foto oleh pasien rawat jalan lebih dari tiga jam.
Kriteria inklusi Hasil foto diterima 3 jam setelah dilakukan tindakan Radiografi
Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah pasien rawat jalan yang menerima hasil foto lebih dari 3 jam per bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang dilakukan tindakan foto rontgen pada bulan tersebut
Standar 3 %
Keterangan: Tidak termasuk foto USG 2. Penolakan Expertise
Ruang lingkup Penolakan Expertise Dimensi mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tergambarnya kompetensi ahli radiologi di RSU Sari Mutiara Medan
Definisi operasional Angka yang menunjukkan banyaknya penolakan expertise oleh dokter pengirim
Kriteria inklusi Semua perbedaan pandangan baik verbal maupun tertulis mengenai hasil radiologi antara Dokter Pengirim dengan Radiolog
Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah penolakan expertise per bulan
Denominator Jumlah seluruh pelayanan di radiologi pada bulan tersebut
3. Angka Pemeriksaan Ulang Radiologi
Ruang lingkup Pemeriksaan Ulang Radiologi Dimensi mutu Kompetensi, efektivitas
Tujuan Tergambarnya kompetensi petugas dan efektivitas pelayanan radiologi
Definisi operasional Terjadinya kesalahan pelaksanaan pemeriksaan radiologi
Kriteria inklusi Pemeriksaan radiologi di ulang karena salah posisi, kesalahan teknik fotografi, kesalahan teknik pencucian film, tidak sesuai dengan permintaan Kriteria eksklusi Pemeriksaan Ulang karena faktor pasien Numerator Jumlah pemeriksaan ulang radiologi per bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan pemeriksaan radiologi pada bulan tersebut
Standar 3 %
4. Angka Kesalahan Penyerahan Hasil Radiologi
Ruang lingkup Kesalahan Penyerahan Hasil Radiologi Dimensi mutu Efektivitas dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya kompetensi petugas dan efektivitas pelayanan radiologi
Definisi operasional Kesalahan penyerahan hasil radiologi
Kriteria inklusi Meliputi kesalahan memasukkan hasil pemeriksaan radiologi ke dalam sampul, kesalahan memberikan hasil kepada orang lain, kesalahan memberikan hasil ke unit lain
Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah kesalahan penyerahan hasil radiologi per bulan
Denominator Jumlah pemeriksaan radiologi pada bulan tersebut
VIII. Laboratorium Patologi Klinik
1. Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Ruang lingkup Tidak Adanya Kesalahan Penyerahan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium Definisi operasional Kesalahan penyerahan hasil laboratorium adalah
kesalahan penyerahan hasil laboratorium pada orang lain.
Kriteria inklusi Meliputi kesalahan memasukkan hasil pemeriksaan laboratorium ke dalam sampul, kesalahan memberikan hasil kepada orang lain, kesalahan memberikan hasil ke unit lain
Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah pasien yang menerima hasil yang salah
Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
Standar 0 %
2. Angka Ketidaktepatan Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Ruang lingkup Ketidaktepatan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Dimensi mutu Keselamatan dan efektivitas
Tujuan Tergambarnya ketelitian pelayanan laboratorium Definisi operasional Angka yang menunjukkan ketidaktepatan hasil
laboratorium berdasarkan jenis pemeriksaan
Kriteria inklusi Hasil laboratorium tidak sesuai dengan klinis dan setelah konfirmasi ulang di laboratorium yang sama didapatkan perbedaan hasil yang bermakna
Kriteria eksklusi Hasil pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan pada hari yang sama
Numerator Jumlah ketidaktepatan hasil laboratorium berdasarkan jenis pemeriksaan per bulan
Denominator Jumlah jenis pemeriksaan laboratorium dalam bulan tersebut
3. Kerusakan Sample Darah
Ruang lingkup Kerusakan Sample Darah Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya efektivitas pelayanan laboratorium Definisi operasional Terjadinya lisis atau pembekuan darah yang tidak
sesuai dengan syarat sample darah yang baik Kriteria inklusi Semua darah yang lisis atau beku
Kriteria eksklusi Sample pasien dengan kelainan darah yang menyebabkan lisinya eritrosit, contoh : AIHA (Auto Imune Hemolitic Anemia ), PMN (Paroximal Nocturnal Hematuria), DIC, (Disseminated Intravascular Coagulation), perdarahan dengan obat anti koagulan, misalnya heparin post dialisa
Numerator Jumlah kerusakan sample darah pada bulan tersebut Denominator Jumlah sample darah pada bulan tersebut
Standar 3 %
IX. Rehabilitasi Medis
1. Keterlambatan Jawaban Konsul Rehabilitasi Medis Pada Pasien Rawat Inap Ruang lingkup Keterlambatan Jawaban Konsul Rehabilitasi Medis
Pada Pasien Rawat Inap Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya efektivitas pelayanan rehabilitasi medis pada pasien rawat inap.
Definisi operasional Angka yang menunjukkan keterlambatan jawaban konsul Rehabilitasi Medis pada pasien rawat inap ≥ 12 jam
Kriteria inklusi Keterlambatan jawaban konsul oleh Dokter Spesialis Rehabiliasi Medis
Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah keterlambatan jawaban konsul oleh rehabilitasi medis pada pasien rawat inap per bulan ≥ 12 jam
Denominator Jumlah pasien yang dikonsulkan ke rehabilitasi medis pada bulan tersebut
2. Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan Rehabilitasi Yang Direncanakan Ruang lingkup Kejadian Drop Out Pasien Terhadap Pelayanan
Rehabilitasi Yang Direncanakan
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya kesinambungan pelayanan rehabilitasi sesuai yang direncanakan.
Definisi operasional Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan adalah pasien tidak bersedia meneruskan program rehabilitasi yang direncanakan Kriteria inklusi Keterlambatan jawaban konsul oleh Dokter
Spesialis Rehabiliasi Medis Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah seluruh pasien yang drop out dalam 1 bulan Denominator Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi
medis dalam bulan tersebut
Standar 3 %
3. Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medis
Ruang lingkup Tidak Adanya Kejadian Kesalahan Tindakan Rehabilitasi Medis
Dimensi mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan klinis dalam rehabilitasi medis
Definisi operasional Kesalahan tindakan rehabilitasi medis adalah memberikan atau tidak memberikan tindakan rehabilitasi medis yang diperlukan yang tidak sesuai dengan rencana asuhan dan/atau tidak sesuai dengan pedoman standar pelayanan rehabilitasi medis
Kriteria inklusi Kesalahan tindakan oleh dokter spesialis rehabilitasi medis dan petugas rehabilitasi medis
Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah pasien yang mengalami kesalahan tindakan rehabilitasi medis dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh pasien yang diprogram rehabilitasi medis dalam bulan tersebut
X. Farmasi
1. Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Non Racikan
Ruang lingkup Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Non Racikan Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi operasional Angka Keterlambatan Waktu penerimaan obat non racikan pada pasien rawat jalan ≥ 20 menit setelah diterimanya resep oleh petugas Instalasi Farmasi Kriteria inklusi Semua pasien rawat jalan yang menyerahkan resep
obat non racikan kepada petugas Farmasi Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah pasien rawat jalan yang menerima obat non racikan ≥ 20 menit per bulan
Denominator Jumlah pasien rawat jalan yang menerima obat non racikan dalam bulan tersebut
Standar 3 %
2. Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Racikan
Ruang lingkup Keterlambatan Waktu Penerimaan Obat Racikan Dimensi mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan farmasi
Definisi operasional Angka Keterlambatan Waktu penerimaan obat non racikan pada pasien rawat jalan ≥ 60 menit setelah diterimanya resep oleh petugas Instalasi Farmasi Kriteria inklusi Semua pasien rawat jalan yang menyerahkan resep
obat racikan kepada petugas Farmasi Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah pasien rawat jalan yang menerima obat racikan ≥ 60 menit per bulan
Denominator Jumlah pasien rawat jalan yang menerima obat racikan dalam bulan tersebut
Standar 3 %
Ruang lingkup Angka Kesalahan / Pemberian Perbekalan Farmasi Dimensi mutu Keselamatan dan kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kejadian kesalahan dalam pemberian obat
Definisi operasional Kesalahan penyerahan perbekalan farmasi (obat, alat kesehatan, dsb.)
Kriteria inklusi Kesalahan penyerahan - Jenis obat,
- Dosis
- Tujuan/tempat - Jumlah
Kriteria eksklusi
Numerator Jumlah kesalahan penyerahan perbekalan per bulan Denominator Jumlah permintaan perbekalan dalam bentuk resep
dan formulir permintaan pada bulan tersebut
Standar 0 %
XI. Gizi
1. Konsumsi Makan Siang Pasien Non Diit
Ruang lingkup Konsumsi Makan Siang Pasien Non Diit Dimensi mutu Efektivitas
Tujuan Tergambarnya mutu dan efektivitas pelayanan gizi Definisi operasional Jumlah pasien non diit yang menyisakan makan
siangnya ≥ setengah porsi
Kriteria inklusi Pasien menolak makan siang karena tidak menyukai makanannya, makan tidak habis apapun alasannya
Kriteria eksklusi Pasien tidak makan siang karena indikasi medis Numerator Jumlah pasien non diit yang menyisakan makan
siangnya ≥ setengah porsi
Denominator Jumlah pasien non diit rawat inap yang bisa makan siang dalam bulan tersebut
Standar 3 %
Ruang lingkup Ketidaksesuaian Makan Siang Pasien Diit Dimensi mutu
Tujuan Tergambarnya mutu dan efektivitas pelayanan gizi Definisi operasional Kesesuaian jenis diit antara yang diminta oleh dokter
dengan yang disajikan pada saat makan siang
Kriteria inklusi Petugas diit menyajikan makanan yang tidak sesuai dengan jenis diet yang diminta pada saat makan siang Kriteria eksklusi Diet bebas
Numerator Jumlah kejadian ketidaksesuaian jenis diit pada saat makan siang per bulan
Denominator Jumlah pasien diit pada saat makan siang dalam bulan tersebut
Standar 0 %
Keterangan: Kesesuaian diit meliputi:Jumlah kalori, Jenis makanan, Volume diit cair
XII. Rekam Medis
1. Penyerahan Berkas Rekam Medis Yang Lengkap < 24 Jam
Ruang lingkup Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 24 Jam Setelah Selesai Pelayanan
Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter dalam kelengkapan informasi rekam medis
Definisi operasional Rekam medis yang lengkap adalah, rekam medis yang telah diisi lengkap dalam waktu ≤ 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan atau setelah pasien rawat inap diputuskan untuk pulang, yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan, pelaksanaan asuhan, tindak lanjut, dan resume.
Kriteria inklusi -Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah rekam medis yang tidak lengkap dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh rekam medis dalam satu bulan
Standar 0 %
Ruang lingkup Kelengkapan Informed Concent Setelah Mendapatkan Informasi Yang Jelas
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab dokter untuk memberikan informasi kepada pasien/ keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
Definisi operasional Informed Concent adalah persetujuan yang diberikan pasien atau keluarga pasien atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut
Kriteria inklusi -Kriteria eksklusi
-Numerator Informed consent yang tidak lengkap dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang mendapat tindakan medis dalam bulan tersebut
Standar 0 %
3. Angka Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis
Ruang lingkup Angka Ketidaklengkapan Pengisian Catatan Medis Dimensi mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya mutu administrasi dokter dan perawat yang merawat pasien pada periode tertentu dalam mengisi catatan medis
Definisi operasional Ketidaklengkapan pengisian catatan medis yang berisi seluruh informasi tentang pasien sesuai dengan formulir yang disediakan, khususnya resume medis dan resume keperawatan termasuk seluruh hasil pemeriksaan penunjang dalam waktu 14 hari setelah pasien keluar dari RS
Kriteria inklusi Identitas pasien, data perjalanan penyakit (anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, terapi, tindakan yang dilengkapi dengan informed consent, laporan), tanda tangan dokter atau perawat, nama dokter atau perawat, resume medis dan keperawatan
Kriteria eksklusi Kelengkapan adminstrasi dan keuangan, informed consent terhadap tindakan operasi dan anaesthesi Numerator Jumlah catatan rekam medis yang belum lengkap
dan benar dalam 14 hari per bulan
Denominator Jumlah catatan rekam medis pada bulan tersebut
XIII. Pengolahan limbah
1. Keberhasilan Pengolahan Limbah Cair
Ruang lingkup Baku Mutu Limbah Cair Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap keamanan limbah cair rumah sakit
Definisi operasional Baku mutu adalah standar minimal pada limbah cair yang dianggap aman bagi keselamatan, yang merupakan ambang batas yang ditolerir dan diukur dengan indikator :
- BOD (Biological Oxygen Demand) : 30 mg/liter - COD (Chemical Oxygen Demand) : 80 mg/liter - TSS (Total Suspend Solid) 30 mg/liter
- PH : 6 - 9 Kriteria inklusi
-Kriteria eksklusi
-Numerator Hasil laboratorium pemeriksaan limbah cair rumah sakit yang sesuai dengan baku mutu
Denominator Jumlah seluruh pemeriksaan limbah cair
Standar 100 %
2. Keberhasilan Pengolahan Limbah Padat Berbahaya
Ruang lingkup Pengolahan Limbah Padat Berbahaya Sesuai Dengan Aturan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya mutu penanganan limbah padat infeksius di rumah sakit
Definisi operasional Limbah padat berbahaya adalah sampah padat akibat proses pelayanan yang mengandung bahan-bahan yang tercemar jasad renik yang dapat menularkan penyakit
Kriteria inklusi -Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah limbah padat yang dikelola sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
Denominator Jumlah total proses pengolahan limbah padat dalam bulan tersebut.
Standar 100 %
1. Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam Pertahun
Ruang lingkup Karyawan Yang Mendapat Pelatihan Minimal 20 Jam Pertahun
Dimensi mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kualitas sumber daya manusia
Definisi operasional Pelatihan adalah semua kegiatan peningkatan kompetensi karyawan yang dilakukan baik di rumah sakit ataupun di luar rumah sakit yang bukan merupakan pendidikan formal. Minimal per karyawan 20 jam per tahun
Kriteria inklusi -Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam per tahun
Denominator Jumlah seluruh karyawan rumah sakit
Standar 90 %
2. Keterlambatan Pelayanan Administrasi Keuangan
Ruang lingkup Kecepatan Pelayanan Administrasi Keuangan Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan
Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan administrasi keuangan pasien rawat inap
Definisi operasional Informasi tagihan pasien rawat inap meliputi semua tagihan pelayanan yang telah diberikan.
Kecepatan pelayanan administrasi keuangan adalah waktu mulai pasien menyerahkan kitir tagihan administrasi keuangan sampai dengan mendapatkan bon pembayaran ke kasir.
Kriteria inklusi -Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah Keterlambatan pelayanan administrasi keuangan Rumah Sakit lebih dari 20 menit per bulan Denominator Jumlah pelayanan administrasi keuangan Rumah
Sakit dalam bulan tersebut
Standar 3 %
Ruang lingkup Kecepatan Waktu Menanggapi Kerusakan Alat Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan Tujuan Tergambarnya ketepatan pelayanan administrasi
keuangan pasien rawat inap
Definisi operasional Angka yang menunjukkan ketidaktepatan pelayanan Administrasi Keuangan rumah sakit
Kriteria inklusi Semua laporan dari unit yang terkait dengan pasien rawat inap sudah dilaporkan
Kriteria eksklusi Laporan dari unit terkait belum lengkap; pasien tanggungan
Numerator Jumlah ketidaktepatan pelayanan administrasi keuangan Rumah Sakit per bulan
Denominator Jumlah pelayanan administrasi keuangan rs pada bulan tersebut
Standar 0 %
XV. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 1. Keterlambatan Waktu Menangani Kerusakan Alat
Ruang lingkup Kecepatan Waktu Menanggapi Kerusakan Alat Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi, kesinambungan pelayanan Tujuan Tergambarnya kecepatan dan ketanggapan dalam
menangani kerusakan alat.
Definisi operasional Keterlambatan waktu menangani kerusakan alat adalah waktu yang dibutuhkan mulai laporan alat rusak diterima (lisan maupun tertulis) sampai dengan petugas melakukan pemeriksaan terhadap alat yang rusak untuk tindak lanjut perbaikan lebih dari 15 menit.
Kriteria inklusi Semua laporan dari unit yang terkait dengan pasien rawat inap sudah dilaporkan
Kriteria eksklusi Laporan dari unit terkait belum lengkap; pasien tanggungan
Numerator Jumlah keterlambatan waktu menangani kerusakan alat dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh laporan kerusakan alat dalam bulan tersebut
Standar 5 %
1. Kejadian Linen Yang Hilang
Ruang lingkup Kejadian Linen Yang Hilang Dimensi mutu Efisiensi dan efektifitas
Tujuan Tergambarnya pengendalian dan mutu pelayanan laundry
Definisi operasional Kejadian linen yang hilang di masing-masing unit Kriteria inklusi
-Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah linen yang hilang dalam satu bulan Denominator Jumlah seluruh linen dalam bulan tersebut
Standar 0 %
2. Ketersediaan APD
Ruang lingkup Tersedianya APD ( Alat Pelindung Diri )
Dimensi mutu Mutu pelayanan, keamanan pasien, petugas dan pengunjung
Tujuan Tersedianya APD di setiap instalasi Rumah Sakit Definisi operasional Alat terstandar yang berguna untuk melindungi tubuh,
tenaga kesehatan, pasien atau pengunjung dari penularan penyakit di Rumah Sakit seperti masker, sarung tangan karet, penutup kepala, sepatu boots dan gaun
Kriteria inklusi -Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah APD di masing-masing unit Denominator Jumlah APD di seluruh Rumah Sakit
Standar 100 %
1. Sasaran I: Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Inap
Ruang lingkup Ketidaktepatan identifikasi pasien yang dirawat RS Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya Keselamatan Pasien rawat inap
Definisi operasional Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah kesalahan penentuan identitas pasien sejak awal pasien masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
Kriteria inklusi - Ketidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir, alamat, nomor RM).
- Ketidaktepatan pemilihan gelang identitas.
- Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien (antara lain konfirmasi dengan pertanyaan terbuka)
Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien
Denominator Jumlah pasien yang menggunakan gelang identitas
Standar 0 %
2. Sasaran II: Ketidaktepatan Identifikasi Pasien Rawat Jalan
Ruang lingkup Ketidaktepatan identifikasi pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya Keselamatan Pasien Rawat Jalan
Definisi operasional Ketidaktepatan identifikasi pasien adalah penentuan identitas pasien rawat jalan dengan tepat sejak awal pasien datang sampai dengan pasien pulang terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
Kriteria inklusi - Ketidaktepatan penulisan identitas (nama, tanggal lahir, alamat, nomor RM) pada berkas Rekam Medis.
- Ketidaktepatan prosedur pemanggilan pasien (pemanggilan dengan dua nama).
- Ketidaktepatan prosedur konfirmasi identitas pasien (konfirmasi dengan pertanyaan terbuka) Kriteria eksklusi
-Numerator Jumlah ketidaktepatan identifikasi pasien Denominator Jumlah pasien rawat jalan pada bulan tersebut
3. Sasaran III: Komunikasi Yang Kurang Efektif
Ruang lingkup Komunikasi lisan /melalui telepon yang kurang efektif antar pemberi pelayanan tentang pelaporan kembali hasil pemeriksaan dan kondisi pasien.
Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya Keselamatan Pasien melalui komunikasi lisan yang efektif
Definisi operasional Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan yang tidak menggunakan prosedur: Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm)
Kriteria inklusi - Kesalahan Prosedur komunikasi lisan/via telepon: Write back, Read back dan Repeat Back (reconfirm)
- Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan prosedur SBAR
- Prosedur spelling /ejaan tidak digunakan untuk obat yang bersifat LASA/NORUM
Kriteria eksklusi Komunikasi non lisan / tertulis
Numerator Jumlah ketidaktepatan komunikasi lisan / via telepon Denominator
-Standar 0 %
4. Sasaran IV: Keamanan Obat Yang Kurang Diwaspadai
Ruang lingkup Kurangnya keamanan pengelolaan obat-obatan yang bersifat NORUM/LASA dan elektrolit konsentrat Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya keselamatan pasien melalui peningkatan keamanan obat
Definisi operasional Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan KTD atau kejadian sentinel
Kriteria inklusi - Penyimpanan obat NORUM/LASA dan elektrolit konsentrat tidak sesuai prosedur (penyimpanan terpisah, elektrolit konsentrat diberi stiker orange, obat NORUM/LASA diberi stiker hijau)
- Pemberian obat NORUM/LASA dan elektrolit konsentrat tidak menggunakan prosedur 6 B - Tidak ada daftar obat NORUM/LASA dan
elektrolit konsentrat di masing-masing unit. - Prosedur ejaan tidak digunakan untuk obat yang
bersifat LASA / NORUM
Kriteria eksklusi Obat-obatan yang tidak tergolong elektrolit konsentrat dan NORUM/LASA
Numerator Angka kejadian kesalahan yang terkait dengan obat yang perlu diwaspadai (high alert medications)
Denominator
5. Sasaran V: Kejadian Tidak Tepat Lokasi, Prosedur dan Pasien Operasi
Ruang lingkup Kejadian tidak tepat lokasi, tidak tepat prosedur operasi dan tidak tepat pasien pada tindakan operasi Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya keselamatan pasien melalui prosedur tepat lokasi, prosedur dan pasien operasi.
Definisi operasional Kesalahan lokasi, kesalahan prosedur operasi dan kesalahan pasien pada tindakan operasi.
Kriteria inklusi - Tidak dilakukan penandaan lokasi operasi atau kesalahan penandaan lokasi operasi
- Tidak dilakukannya checklist keselamatan bedah pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi - Tidak dilakukan TIME OUT pada pasien operasi
sebelum dilakukan incisi
- Kesalahan pasien pada tindakan operasi Kriteria eksklusi Pasien yang tidak dilakukan tindakan operasi
Numerator Angka kejadian kesalahan yang terkait dengan lokasi, prosedur dan pasien operasi pada bulan tersebut. Denominator Jumlah pasien operasi pada bulan tersebut.
Standar 0 %
6. Ketidakpatuhan cuci tangan.
Ruang lingkup Ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan. Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya Keselamatan Pasien melalui kegiatan mencucitangan.
Definisi operasional Ketidakpatuhan mencuci tangan meliputi ketidakpatuhan waktu atau 5 moment cuci tangan dan ketidakpatuhan 6 langkah cuci tangan
Kriteria inklusi - Tidak melakukan cuci tangan pada 5 moment cuci tangan
- Tidak melakukan cuci tangan sesuai 6 langkah cuci tangan
Kriteria eksklusi
-Numerator Angka kejadian ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan
Denominator
7. Sasaran VII: Angka Kejadian Pasien Jatuh
Ruang lingkup Terjadinya pasien jatuh di lingkungan rumah sakit Dimensi mutu Keselamatan pasien
Tujuan Tercapainya keselamatan pasien melalui pengurangan risiko jatuh.
Definisi operasional Pasien jatuh di lingkungan rumah sakit oleh sebab apa pun.
Kriteria inklusi Tidak melakukan pengkajian Skala Morse Fall Risk pada pasien Rawat Inap
Kriteria eksklusi
-Numerator Angka kejadian pasien jatuh Denominator