• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol. 6 No. 2, Juni 2020 :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmiah Media Agrosains Vol. 6 No. 2, Juni 2020 :"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI PENYULUH PERTANIAN DALAM PENGEMBANGAN PERTANIAN DI KECAMATAN BUMIAYU KABUPATEN BREBES

Functions of Agricultural Extensions In Agriculture Development In Bumiayu Sub-district, Brebes District

M. Teguh Faris Zulhak 1*, Ivan Akmal Nur2, Wahyu Febriyono2

1 Program Studi Agribisnis Universitas Peradaban 2Dosen Program Studi Agribisnis Universitas Peradaban

Jalan Raya Pagojengan KM 3, Paguyangan, Brebes *Sur-el: farieshzulhak@gmail.com

ABSTRAK

Penyuluhan merupakan kegiatan yang strategis dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian yang menjadikan petani lebih produktif. Sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang memacu petani untuk menjadi lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran penyuluh pertanian dalam pengembangan pertanian di Kecamatan Bumiayu. Kendala yang dihadapi penyuluh di lapangan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Bumiayu dan respon yang diterima petani terhadap adanya penyuluhan pertanian di Kecamatan Bumiayu. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes menggunakan metode gabungan atau mix. Teknik yang digunakan adalah metode observasi langsung atau penelitian lapangan (field research). Hasil penelitian ini diketahui ada tujuh peran dalam kegiatan penyuluh Kecamatan Bumiayu yaitu peran sebagi motivator, edukator, monitoring, fasilitator, konsultan, komunikator, dan evaluator. Kendala yang dihadapi penyuluh Kecamatan Bumiayu diantaranya sumber daya manusia di Bumiayu masih rendah, terbatasnya sumber informasi untuk pertanian, petani yang masih ragu melakukan teknik adopsi dan inovasi, pemikiran petani tanpa adanya penyuluhan mereka sudah terbiasa melakukan kegiatan pertanian, dan anggaran kegiatan yang terbatas. Penyuluhan direspon dengan baik karena petani merasa terbantu dengan kehadiran penyuluh. Seperti pengadaan bantuan benih, alat mesin pertanian ataupun berkaitan dengan surat menyurat kepada dinas pemerintahan.

Kata kunci : fungsi, penyuluhan, pertanian, pengembangan

ABSTRACT

Community counseling is a strategic activity in order to increase the productivity of the agricultural development. The goal of the counseling is to increase the knowledge and skills to encourage farmers to be better. The purpose this research to know the role of agricultural counselor in agricultural development at Bumiayu district, what the counselor do in the community, the obstacle faced by the counselor in the agricultural counseling at Bumiayu sub-district, and the response from the farmer about the agricultural counseling in Bumiayu district. The method used in this research was mix method with direct observation or field research. From this research found that there are seven role of agricultural counselor. The obstacle faced by the counselor in the field are the low knowledge and skills of available human resources, limited agriculture information resources, hesitancy of the farmers to adopt new technique in agriculture, the mindset of the farmer that are get use to farming without counseling, and low budget. Meanwhile, the counseling get a good respond because the farmers feel helped by this kind activity and they can get to accessed seeds, machinery, and government administration aids.

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin pesat menjadikan sektor pertanian yang hanya berjalan di tempat, dimana keswasembadaan pangan hanya menjadi sebuah slogan. Permasalahan di sektor pertanian bisa terjadi karena beberapa faktor yang berpengaruh salah satunya adalah kurangnya edukasi. Masih ada petani yang kurang akan pendidikan pertanian dan minimnya ketrampilan serta kurangnya penerapan teknologi pertanian. Sebagian petani ada yang masih menggunakan cara dan tradisi lama dalam melakukan praktik pertanian.

Terlepas dari kepercayaan petani terhadap pertanian dan kebijakan pemerintah, ternyata dilain pihak persoalan bermunculan yang dirasakan petani seperti masalah kesulitan akses air, benih, pupuk, dan jaminan terhadap hasil panen, serta tidak bisa mengakses teknologi alat-alat pertanian modern. Sekalipun ada pengalokasianya yang masih kurang merata serta dana yang tidak murah untuk digunakan. Akhirnya meskipun kebijakan pemerintah mensejahterakan masyarakat melalui pertanian faktanya masih ada masyarakat miskin yang penghasilan pertaniannya rendah. Masalah lain kegiatan pertanian di Kecamatan Bumiayu dalam lingkungan penyuluh yaitu berdasarkan informasi saat observasi yang didapatkan peneliti di Kecamatan Bumiayu ada 15 desa yang disuluh oleh 9 penyuluh dengan masing-masing penyuluh menyuluh 2 atau 3 desa. Melihat jumlah desa dan jumlah penyuluh saja sudah terlihat timpang. Peneliti tertarik sejauh mana peran yang dilakukan penyuluh terhadap pengembangan pertanian di Kecamatan Bumiayu.

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peran penyuluh dalam pengembangan pertanian di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

2. Mengetahui kegiatan dan kendala yang dihadapi penyuluh pertanian di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

3. Mengetahui respon petani terhadap adanya penyuluhan pertanian di Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes pada bulan Juni

-Juli 2020. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode gabungan atau mix method yaitu penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara terstruktur, dokumentasi, dan mengkaji buku dan literatur. Data dianalisis dengan metode deskriptif kuantitatif. Variabel yang dinilai terbagi atas tujuh kategori yaitu edukator, komunikator, fasilitator, konsultan, motivator, monitoring, evaluator. Kriteria untuk setiap tanggapan masing-masing kategori atau pernyataan adalah 3 = sangat berperan, 2 = berperan, 1 = tidak berperan. Kemudian dari jawaban tersebut dihitung rata-rata tingkat peran penyuluh (Sugiono, 2010).

Dengan demikian akan didapatkan sebuah hasil yang dapat ditarik sebuah kesimpulan masing-masing variabel berapa persentase perannya terhadap sebuah pengembangan pertanian di Kecamatan Bumiayu. Peneliti menggunakan metode triangulasi sumber untuk pemeriksaan dan keabsahan data. Triangulasi Sumber membandingkan kembali tingkat kesahihan data dan informasi yang diambil dari berbagai sumber berbeda, seperti membandingkan antara hasil wawancara dengan observasi atau hasil wawancara dengan dokumen (Firdaus dan Fakhry, 2018).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Penyuluh dan Penilaian Petani

Penyuluhan adalah sebuah komunikasi dua arah antara penyuluh dengan petani. Penyuluhan merupakan sarana kebijakan yang digunakan pemerintah untuk meningkatkan pertanian nasional. Faisal (2017), menyatakan bahwa penyuluh pertanian pada saat ini menjadi ujung tombak pembangunan, khususnya pembangunan pertanian. Fungsi penyuluhan dalam pengembangan pertanian di Kecamatan Bumiayu yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Fungsi Edukator

Fungsi penyuluh sebagai edukator bertindak meningkatkan keterampilan petani terhadap ide baru. Peran penyuluh dalam kegiatan ini harus mampu mengedukasi petani, bertugas mendidik, dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi petani. Sebagai edukator harus berperan aktif karena di lapangan yang bisa dilihat yaitu masyarakat sebagian besar berprofesi sebagai petani. Selaras dengan pendapat Rejeki (2015), yang menyatakan mata pencaharian masyarakat Indonesia paling

(3)

dominan pada sektor pertanian terutama budidaya padi, tidak hanya penting bagi ekonomi melainkan berkaitan dengan kebudayaan dimana menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat indonesia adalah bercocok tanam atau hidup berdampingan dengan alam.

‘‘Dalam setiap kegiatan penyuluhan,

kami mencoba untuk memberikan keleluasan dan kesempatan bagi petani agar aktif dan berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan, karena dilapangan sendiri petani yang lebih tahu apa permasalahan yang dihadapi petani. Jadi tidak semuanya dari penyuluh. Terkadang petani juga memberikan ide-ide masukan yang nantinya dapat kita lakukan bersama dengan teman-teman penyuluh lain’’ (wawancara

dengan penyuluh).

Petani menyatakan penyuluh sangat berperan alasannya karena merasakan sendiri hasil yang didapatkan. Petani menjadi lebih paham karena dalam sekolah lapang dipraktikkan secara langsung pengendalian hama penyakit, pelatihan panen yang ideal dan adopsi teknologi yang petani masih awam. Sedangkan yang menyatakan berperan saja alasannya adalah penyuluh memang sudah mampu menyampaikan pengetahuannya tentang pertanian tetapi belum cukup sehingga perlu adanya pembenahan dan peningkatan dalam pengetahuan pertanian (Tabel 1).

Tabel 1. Nilai fungsi edukator

Fungsi sebagai pendidik dalam prosesnya penyuluh tidak boleh menggurui apalagi memaksakan atau mengharuskan petani mengikuti pendapat penyuluh. Sumardjo (2010), menyatakan bahwa penyuluhan adalah kegiatan profesional pelayanan jasa pendidikan pembangunan yang bermartabat. Penyuluhan menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan yang mandiri dan berdaya dalam beradaptasi secara adil dan beradab terhadap perubahan lingkungannya. Penyuluhan merupakan proses pemberdayaan untuk mengembangkan manusia dan sosial dalam mewujudkan kehidupan manusia yang mandiri, dan sejahtera.

2. Fungsi Fasilitator

Fungsi fasilitator adalah membantu sekelompok orang untuk memahami, menyampaikan dan menghubungkan sebuah informasi. Kegiatan penyuluhan sangat berkaitan dengan kegiatan fasilitasi, terutama dalam memfasilitasi petani terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pertanian. Berdasarkan hasil wawancara penyuluh telah terbiasa memfasilitasi petani terutama dalam pengelolaan kelompok dan perencanaan. Sehingga peran fasilitasi berjalan dengan baik.

‘‘Peran penyuluh bisa dikatakan sebagai

fasilitator. Karena kita disini berusaha menghubungkan antara petani dengan pemerintah atau sebaliknya, mulai dari bantuan, adopsi dan inovasi teknologi, banyak juga petani yang minta bantuan ke kita untuk pengajuan apa yang berhubungan dengan usahataninya, selagi kita disini bisa bantu ya kita bantu’’ (wawancara dengan penyuluh).

Dalam penelitian ini petani yang menyatakan penyuluh sangat berperan atau memberikan nilai 3 dalam peran fasilitator alasannya penyuluh pertanian mampu membantu dalam menghubungkan atau memfasilitasi antara petani dengan pemerintah, mampu membantu dalam hal pengadopsian dan inovasi teknologi maupun sarana produksi pertanian yang tidak bisa dilakukan langsung oleh petani (Tabel 2). Petani juga menyatakan bahwa penyuluh membantu petani dalam hal pengembangan kelompok tani. Untuk alasan petani memberikan penyuluh nilai berperan atau nilai 2 adalah karena petani merasa belum sampai pada titik kepuasan yang maksimal, akan tetapi petani tidak memungkiri bahwa adanya penyuluhan petani merasa terbantu untuk hal fasilitasi. Tabel 2. Nilai Fungsi Fasilitator

Alasan lain yang diberikan petani adalah tidak berperannya penyuluh dalam fasilitasi karena penyuluhan dirasa belum merata dalam memfasilitasi teknologi pertanian. Mereka berpendapat masih ada sebagian petani yang mengatakan belum meratanya pemanfaatan

Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Edukator 3 2 1 84 51 0 252 102 0 71,19 28,81 0 Jumlah 135 354 100% Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Fasilitator 3 2 1 78 55 2 234 110 2 67,63 31,79 0,58 Jumlah 135 346 100%

(4)

teknologi dan informasi dari pemerintah, seperti pembagian bantuan benih ataupun peminjaman traktor. Mereka menjelaskan susahnya petani dalam mengatasi kekeringan. Petani meminta untuk diberikan bantuan peminjaman pompa air tetapi terkadang masih telalu lama untuk diatasi terealisasinya atau masih kurang cepat menghubungkan informasi yang disampaikan serta sarana dan prasarana yang dimiliki penyuluh pertanian masih kurang mendukung untuk mengatasi pertanian di Kecamatan Bumiayu.

3. Fungsi Konsultan

Fungsi sebagai konsultan, hampir sama dengan fungsi sebagai fasilitator. Penyuluh menjadi tempat konsultasi petani. Biasanya penyuluh melakukan peran sebagai konsultan dengan pendekatan sosial secara pribadi ataupun kelompok. Mardikanto (2009) menjelaskan jika konsultasi tidak jauh berbeda dengan fasilitasi yaitu membantu memecahkan masalah. Dalam melaksanakan konsultasi penyuluh diharuskan menggunakan cara-cara yang tepat sasaran agar mampu menanganinya. Cara-cara tersebut diantaranya berkompeten, penyuluh diharuskan aktif tidak boleh hanya menunggu tetapi harus aktif kepada petani, dan mencoba dekat dengan petani agar mudah dalam memecahkan permasalahan yang terjadi serta mampu memberikan solusi terbaik. Selaras juga dengan jawaban penyuluh saat dilakukan wawancara.

‘‘Yang sering terjadi sih ya petani mau

ngobrol kalo memang sudah merasa dekat, ini dulu yang menjadi PR kita, bagaimana kita bisa diterima dulu di lingkungannya, yang pasti dengan petani kita anggap keluarga, tak jarang juga mereka kadang cerita masalah pribadi, tidak harus selalu masalah pertaniannya saja, kita kasih pendekatan kasih jawaban semampunya, kalo memang bisa bantu ya di bantu. kita menjadi tempat untuk petani berkonsultasi. Karena kalo sudah dekat ya nanti kita bisa lebih mudah dalam menjalankan tugas di lapangan. (wawancara dengan penyuluh)

Sebagian besar petani menyatakan penyuluh sangat berperan sebagai konsultan karena petani merasa terbantu dengan adanya penyuluhan pertanian (Tabel 4). Petani yang memberikan nilai berperan atau nilai 2 dalam penelitian ini menjelaskan penyuluh yang ada di Kecamatan Bumiayu hanya ada satu penyuluh dalam satu desa. Sehingga waktu yang diperoleh petani untuk berkomunikasi masih terlalu sedikit

karena keterbatasan waktu dan tempat. Diharapkan kedepannya pembinaan yang sudah rutin dapat lebih menumbuhkembangkan petani bersama anggota yang lain dan terciptanya pendekatan sosial yang lebih baik antara petani dengan penyuluh.

Tabel 3. Nilai peran konsultan

4. Fungsi Motivator

Penyuluh pertanian adalah orang yang bertugas dalam memberikan dorongan kepada petani agar memiliki cara berpikir maju dalam pertanian, cara kerja, dan cara hidup yang lebih baik. Sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani paham akan kemampuan yang dimiliki petani, dan penyuluh harus mampu mempengaruhi sasarannya. Sehingga hubungan yang baik antara penyuluh pertanian dengan anggota dapat terjalin dalam upaya peningkatan kemampuan anggota dalam pengembangan pertanian (Saputri et al, 2016). Dikutip dari wawancara penelitian penyuluh menyatakan pada peran motivasi sebagai berikut.

‘‘Penyuluh selalu memberikan motivasi pada saat pertemuan berlangsung, walaupun penyuluh masih mengalami kesulitan dalam menumbuhkembangkan kedisiplinan dan motivasi anggota kelompok tani, karena penyebabnya kesadaran dari petani masih kurang. Tapi kami yakin kedepan kami mampu mengatasi permasalahan tersebut dengan cara menggambarkan dan membandingkan pada kelompok tani atau petani yang sudah berhasil, pokoknya kami buat bagaimana petani mampu termotivasi agar rasa semangat petani tumbuh’’

(wawancara dengan penyuluh).

Petani menyatakan penyuluh sangat berperan dalam medorong minat dan kemamuan petani untuk terus memajukan pertaniannya (Tabel 3). Penyuluh berperan dalam cara berpikir petani untuk terus berinovasi dan dalam peran ini penyuluh mampu menyampaikan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan hasil produktifitasnya. Dalam hal ini penyuluh selalu mendukung kegiatan-kegiatan yang

Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Konsultan 3 2 1 70 65 0 210 130 0 61,76 38,24 0 Jumlah 135 340 100%

(5)

dilakukan petani selama kegiatan itu bermanfaat dan baik untuk pertaniannya.

Tabel 4. Nilai Fungsi Motivator

5. Fungsi Evaluator

Penyuluh adalah sebagai penyebar informasi, dalam penyebaran informasi tidak semua selalu sesuai dengan harapan. Fungsi evaluator disini adalah umumnya sebagai manajemen untuk memperbaiki kegiatan yang sudah terlaksana. Evaluasi tidak harus selalu di akhir, karena evaluasi juga dapat digunakan sebagai proses penentuan keputusan diawal. Hal ini selaras dengan yang dikatakan penyuluh pada saat dilakukan wawancara.

‘‘Kenapa berperan sebagai evaluator,

karena sering kita dapati petani-petani yang aktif atau yang kita sebut petani swasembada, yaitu petani yang sudah mampu menerapkan adopsi dan inovasi sendiri, mampu melakukannya sendiri dan mampu membantu petani yang lain. Terkadang sering memberikan usulan-usulan atau ide gagasan baru yang terkadang kita sendiri sebagai penyuluh masih belum tahu. Dan yang kita lakukan ya..! merumuskan dengan teman-teman penyuluh lain untuk membahas bagaimana ide yang yang petani usulkan tersebut apa bagus untuk diterapkan manfaat dan hasilnya seperti apa. jadi di evaluasi terlebih dahulu untuk kemudian dapat dilaksanakan atau tidaknya’’ (wawancara

dengan penyuluh).

Dalam penelitian ini 73,35% jawaban responden menilai berperan. Hal ini dikarenakan pada kenyataan dilapangan petani merasa masih belum sepenuhnya peran evaluator berjalan seperti apa yang diharapkan. Tapi memang sudah dilakukan dan hasilnya baik untuk sebuah kegiatan bersama antara petani dengan penyuluh. Petani mengharapkan peran evaluator tidak dihilangkan karena dengan adanya evaluasi bersama, penyuluh akan mengetahui kendala yang dirasakan petani. Diharapkan penyuluh mampu menyediakan penyelesaian kendala yang ada.

Tabel 5. Nilai peran evaluator

6. Fungsi Komunikator

Komunikator yang dimaksud disini adalah sebagai pengirim pesan. Penyuluh dikatakan berperan sebagai komunikator karena penyuluh menyebarkan informasi kepada petani. Banyak sekali informasi yang menjadikan penyuluh dapat menjadi peran sebagai komunikator, diantaranya adalah informasi tentang adopsi teknologi pertanian yang baru dan informasi-informasi penanganan hama penyakit. Didukung dengan adanya jawaban penyuluh saat dilakukan wawancara.

‘‘Hakikatnya komunikasi ya ada pertukaran informasi, walaupun ya terkadang petani lebih sering menunggu informasi tersebut. Dalam memberikan informasi sudah merupakan hal yang biasa bagi kami sebagai penyuluh dan memang sebuah keharusan karena memang tugas kita menyebarkan informasi terutama dalam hal informasi yang berkaitan dengan masalah pertanian’’ (wawancara dengan

penyuluh).

Tabel 6. Nilai Peran komunikator

Penyuluh harus mampu berkomunikasi dengan baik agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan tepat. Kartasapoetra (1994), berpendapat bahwa penyuluh sebagai penasehat, yang melayani, memberikan petunjuk-petunjuk dan membantu para petani baik dalam bentuk peragaan atau contoh kerja. Responden yang menyatakan penyuluh sangat berperan sebagai komunikator dengan alasan penyuluh mampu menyampaikan komunikasinya dengan baik. Mampu melakukan pendekatan sosial yang dirasa positif untuk petani. Penyuluh

Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Motivator 3 2 1 96 38 1 288 76 1 78,91 20,82 0,27 Jumlah 135 365 100% Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Komunikator 3 2 1 48 85 2 144 170 2 45,57 53,80 0,63 Jumlah 135 316 100% Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Evaluator 3 2 1 26 109 0 78 218 0 26,35 73,65 0 Jumlah 135 296 100%

(6)

mampu menggunakan bahasa yang mudah dipahami petani dan mampu berdiskusi dengan kelompok tani. Petani merasakan sendiri terbantu pada saat menyampaikan permasalahan kepada penyuluh, hal ini menjadi penilaian yang positif bagi penyuluh. Pendekatan sosial sangat berpengaruh untuk petani dengan adanya pendekatan yang baik petani menjadi merasa dekat dengan penyuluh.

Alasan petani menilai penyuluh berperan adalah petani masih merasa cukup untuk penyuluhan yang ada di Kecamatan Bumiayu, karena petani disisi lain juga merasa terbantu dengan adanya penyuluhan walaupun masih belum sepenuhnya (Tabel 2). Petani menjawab penyuluh tidak berperan dalam komunikasi dikarenakan penyuluh masih pasif dalam penyampaian informasi, dan waktu yang terlalu sedikit dalam penyuluhan.

Dalam memberikan penyuluhan dan mewujudkan pembangunan pembangunan pertanian, peranan agen penyuluhan adalah membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan informasi yang sesuai kebutuhan petani. Peranan utama penyuluh lebih dipandang sebagai proses membantu petani mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, atau menyampaikan informasi dan komunikasi yang baik (Revikasari, 2010).

7. Fungsi Monitoring

Monitoring bertujuan memantau petani sampai sejauh mana memahami informasi yang diberikan penyuluh. Kegiatan monitoring dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Monitoring langsung dilakukan ketika penyuluh turun langsung dilokasi kegiatan. Monitoring tidak langsung digunakan ketika penyuluh tidak melakukan kegiatan di lokasi.

‘‘Monitoring semacam pengawasan dilapangan, melihat dan menemani petani secara langsung di lapangan, sekaligus melakukan pengecekan atau pengontrolan petani dalam kegiatan taninya tapi akhir-akhir ini sementara ya kita hanya melakukan monitoring dengan cara tidak langsung. Monitoring dari pusat juga dilakukan daring. Tapi kita sebagai penyuluh punya tanggung jawab dan tetap berusaha informasi harus sampai ke petani’’ (wawancara

dengan penyuluh).

Monitoring penyuluhan yaitu proses pendampingan yang dilakukan penyuluh kepada petani dalam hal pertanian. Pendapat petani menyatakan sangat berperan dikarenakan petani merasa sangat terbantu dengan adanya monitoring kegiatan. Monitoring biasanya dilakukan dengan cara penyuluh melakukan peninjauan langsung dilapangan menjadikan petani mampu bertanya langsung permasalahan apa yang terjadi dilapangan. Alasan lain adalah yang dirasakan petani yaitu penyuluh mampu memberikan arahan yang jelas dalam kegiatan monitoring. Alasan petani menjawab berperan saja atau memberikan nilai 2 karena peran penyuluh dalam monitoring sudah dirasa cukup. Untuk alasan kurang berperan petani menyatakan karena merasa penyuluhan belum merata dalam melakukan kegiatan monitoring serta minimnya waktu dan kegiatan yang dilakukan penyuluh. Tabel 7. Nilai peran monitoring

Selanjutnya hasil yang sudah diklasifikasikan pada Tabel 1. sampai Tabel 7. skornya dijumlahkan, sehingga diperoleh 2.370. Selanjutnya adalah mencari persentase hasil dari masing masing peran. Dengan hasil dan rumus menghitung persentase sebagai berikut:

Dari hasil persentase diatas yang didapat dari rumus penilaian sederhana, nilai peran dapat diurutkan dari hasil yang paling tinggi sampai terendah, hasil persentasenya adalah sebagai berikut:

a.

𝑋𝑋𝑋𝑇𝐸 = 354 2.370 X 100 % = 14,95 %

b.

𝑇𝐾 𝑋𝑋𝑋= 316 2.370 X 100 % = 13,33 %

c.

𝑇𝐹 𝑋𝑋𝑋= 346 2.370 X 100 % = 14,60 %

d.

𝑇𝐸𝑣 𝑋𝑋𝑋= 296 2.370X 100% = 12,48 %

e.

𝑋𝑋𝑋𝑇𝐾 = 340 2.370X 100% = 14,34 %

f.

𝑇𝑀 𝑋𝑋𝑋 = 365 2.370 X 100% = 15,40 %

g.

𝑇𝑀𝑜𝑛𝑋𝑋𝑋 = 353 2.370 X 100% = 14,90 % Peran Nilai Pernyataan Jawaban Responden Tabel Nilai Bobot Nilai (%) Monitoring 3 2 1 84 50 1 252 100 1 71,39 28,33 0,28 Jumlah 135 353 100%

(7)

a. Peran motivator dengan hasil 15,40%. b. Peran edukator dengan hasil 14,95% c. Peran monitoring dengan hasil 14,90%. d. Peran fasilitator dengan hasil 14,60%. e. Peran konsultan dengan hasil 14,34%. f. Peran komunikator dengan hasil 13,33%. g. Peran evaluator dengan hasil 12,48%.

Hasil persentase diatas menjawab peran mana yang paling tinggi nilainya dan yang sudah berperan dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Bumiayu. Pada hasil penelitian ini pernyataan petani hampir semuanya sama dikarenakan penyuluh dalam memberikan penyuluhan tidak membeda-bedakan petani. Adopsi teknologi, pemberian materi, penyaluran bantuan dan kebijakan pertanian yang sama rata untuk semua petani. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih baik dan untuk tujuan yang sama yaitu pertanian yang maju di Kecamatan Bumiayu.

Hasil penelitian dengan membahas peran penyuluhan ini dikuatkan dengan adanya pendapat dari Suhardiyono (1992), yang menerangkan fungsi penyuluh antara lain sebagai pembimbing petani atau pendidik (edukator), organisator dan dinamisator, pelatih, tekhnisi dan jembatan penghubung antara petani dengan instansi pertanian (fasilitator). Penyuluh juga sebagai agen pembaharuan (evaluator) yang membantu petani mengenal masalah yang mereka hadapi dan mencari jalan keluar yang diperlukan.

Mardikanto (2009), menjelaskan dengan jawaban yang hampir sama yaitu peran penyuluhan meliputi sebagai motivator, edukator, organisator, komunikator, dan konsultan. Sebagai pendukung kegiatan pertanian dalam kegiatan agropolitan atau pengembangan pertanian sehingga peran-peran ini sangat penting untuk mendorong pembangunan pertanian untuk menuju pertanian yang dicita-citakan oleh petani dan penyuluh pertanian, yaitu pertanian yang mampu menjadi harapan penghidupan masyarakat untuk lebih baik lagi (Soetomo, 2004).

Partisipasi petani merupakan sasaran utama yang ingin dicapai agar dapat memberikan dukungan untuk meningkatkan produksi pertanian. Penilaian ini merupakan salah satu indikator peran penyuluhan dalam mengembangkan pertanian. Adanya kegiatan penyuluhan diharapkan menjadi salah satu

bentuk pembinaan untuk memotivasi petani agar lebih berminat dan mau memperbarui kegiatan pertaniannya ke arah modern. Dalam pelaksanaan penyuluhan memerlukan suatu media yang sesuai agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik, diantaranya melalui kelompok tani. Terjadinya hubungan yang harmonis antara PPL dengan petani dapat mempengaruhi keberhasilan suatu penyuluhan (Faisal, 2017).

Revikasari (2010), memaparkan di dalam proses sebuah pembangunan pertanian atau perbaikan sebuah kualitas hidup yang dicita-citakan harus diupayakan langsung melalui kegiatan peningkatan produktivitas pertanian, yakni semakin besarnya turut campur tangan manusia (petani) selama proses produksi yang berlangsung dan keikutsertaan petani dalam kegiatan pertanian. Pembangunan pertanian menuntut adanya perubahan perilaku dari petani yang mutlak diperlukan dalam upaya meningkatkan pendapatan dan hasil produksi demi perbaikan kualitas hidupnya petani dan keluarganya. Selain itu dengan penilaian ini akan diketahui kelemahan atau kekurangan dalam proses penyuluhan dan kegiatan pertanian untuk memudahkan melakukan pembinaan.

Kegiatan dan Kendala Penyuluhan

Melalui kegiatan penyuluhan pertanian, masyarakat dibekali dengan ilmu pengetahuan, keterampilan, adopsi dan inovasi teknologi pertanian. Kegiatan penyuluhan di Kecamatan Bumiayu meliputi penyusunan rencana jadwal kerja, administrasi, pengawasan dilapangan. Dilain pihak petani mempunyai kebebasan menerima atau menolak saran yang diberikan penyuluh, jika yang diberikan penyuluh pertanian tidak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh petani. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada petani agar mau mengubah sudut pandang, cara kerja dan cara hidup yang lebih sesuai dengan perkembangan jaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebih maju (Koampa et al, 2015). Tetapi petani tersebut yang menentukan pilihannya.

Keberhasilan penyuluh melaksanakan tugasnya dapat ditentukan oleh respon keaktifan dan keikutsertaan petani dalam pengembangan pertanian. Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan penyuluh harus mampu melakukan pendekatan sosial. Kegiatan yang dibawa

(8)

penyuluh harus sesuai dengan keadaan dan kebutuhan desa. Tidak semua desa mampu melaksanakan program yang sama. Sehingga penyuluh harus mampu menganalisa program yang dapat dilaksanakan di desa binaannya. Pendekatan selama bekerja sama dengan kelompok masyarakat merupakan hal penting yang harus dijalankan (Sukino, 2013).

Di bawah ini adalah program-program kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh Kecamatan Bumiayu:

1. Pengadaan Sekolah Lapang

Kegiatan ini adalah pendidikan nonformal yang dilakukan oleh penyuluh pertanian. Tujuannya menyampaikan informasi, pengenalan adopsi melalui proses belajar bersama. Penyuluh dengan petani tidak bersifat guru dan murid. Pelaksanaannya sesuai dengan kesepakatan penyuluh dan petani.

Permasalahan pada kegiatan sekolah lapang adalah susahnya menentukan jadwal. Sekolah lapang sasarannya adalah petani atau orang banyak yang pastinya sudah memiliki kesibukan dan kegiatan yang berbeda-beda. Kemauan petani menghadiri sekolah lapang masih rendah. Adanya pemikiran bahwa petani sudah terbiasa dengan kegiatan pertanian tanpa adanya penyuluh. Penyuluh diharuskan berperan dalam mengubah pandangan petani yang mempunyai pemikiran seperti ini. Permasalahannya bukanlah hal mudah, dan membutuhkan proses yang panjang untuk mengatasinya.

2. Pembuatan Demplot (Demonstration Plot) Demplot adalah tempat dimana petani mampu belajar secara langsung, dapat dikatakan demplot sebagai sarana atau laboratorium petani. Program ini dilaksanakan oleh penyuluh bersama dengan petani binaannya. Demplot dapat berupa bangunan atau tanah lapang tergantung kebutuhan dan program yang dijalankan. Biasaanya demplot terbagi menjadi dua tempat, yang pertama adalah sebagai kebun bibit atau tempat pembibitan dan yang kedua adalah tempat pembudidayaan sampai diperoleh hasil yang di harapkan atau panen.

Pelaksaan demplot diharapkan menjadi motivasi sendiri bagi petani dan menarik petani untuk mencoba adopsi teknologi yang sudah dicontohkan. Permasalahan yang dihadapi penyuluh pada program ini adalah masalah anggaran. Pada dasarnya pembuatan demplot

sudah diatur langsung oleh dinas pertanian dalam AD/ART, maka sarana dan prasarana yang didapat sesuai yang diberikan oleh dinas pertanian, ketidaktauan petani menjadikan petani berpikir masalah ini karena penyuluh yang tidak mampu memenuhi keinginan petani. Masalah lain adalah keseriusan petani dalam menjalankan demplot. Dikarenakan demplot adalah milik bersama terkadang masih bermasalah dalam manajement kelompok. Masih banyak yang hanya mengandalkan kerja individual tidak dilakukan secara merata oleh petani.

3. Spesifikasi Lokasi

Program yang dijalankan penyuluh pertanian bumiayu adalah program yang mengatur dan memilih tempat tanam atau penentuan lokasi tanam (spesific location). Program yang dijalankan penyuluh pertanian Kecamatan Bumiayu ini merupakan program yang dikembangkan dalam memajukan pertanian. Diharapkan dengan ini petani tidak salah dalam menentukan masa tanam, yang menjadikan panen raya terjadi pelonjakan berlebihan pada hasil panen yang dapat merugikan petani. Spesifikasi lokasi mengatasi permasalahan petani yang biasanya terjadi seperti menentukan siapa yang harus menanam terlebih dahulu dan yang mendapat pasokan air, dengan ini pembagian menjadi lebih merata.

Kendalanya adalah petani lebih memilih menerapkan metode tanam sendiri. Menurut petani hal ini adalah sebuah kerugian, karena jika tidak cepat dilakukan penanaman nantinya penjualan hasil panen akan menjadi murah. Padahal permasalahannya adalah karena terlalu banyak petani yang panen maka keswasembadaan hasil panen meningkat drastis menjadikan orang tidak perlu lagi membeli beras. Hal ini menjadikan harga beras cenderung turun karena pasokan beras meningkat, atau biasa dikenal dengan ilmu ekonomi yaitu hukum permintaan dan penawaran.

Permasalahan lain adalah sistem pengairan atau irigasi yang ada di Kecamatan Bumiayu. Pada saat bendungan rusak yang petani keluhkan adalah penyuluh tidak mampu menangani masalah tersebut. Padahal untuk menangani kasus ini bukan tanggung jawab sepenuhnya penyuluh pertanian. Sistem irigasi pengairan ditangani langsung oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Penyuluh hanya

(9)

sebagai fasilitator untuk laporan dan pengawasan lapang.

4. Penyaluran Bantuan

Sesuai dengan peran penyuluh sebagai fasilitator atau sebagai jembatan penghubung antara pemerintah dengan petani untuk kegiatan-kegiatan yang diberikan Dinas Pertanian. Kegiatan ini seperti penyaluran bantuan pertanian yang berupa bantuan benih, pupuk, kartu tani, alsintan (alat mesin pertanian), tak jarang juga bantuan berupa nominal uang untuk per-kelompok tani. Bantuan-bantuan ini tergantung program yang dilaksanakan pemerintah. Bantuan dari pemerintah akan diberikan langsung penyuluh kepada kelompok tani yang sudah terdaftar.

Kendala yang dihadapi penyuluh dalam menjalankan tugas ini adalah penyuluh sering dianggap kurang bijak. Menurut petani bantuan yang dialokasikan tidak merata. Padahal penyuluh hanya sebagai fasilitator atau jembatan penghubung antara pemerintah dengan petani. Kendala lain adalah jika ada petani yang membutuhkan bantuan alat atau benih dari pemerintah biasanya penyuluh yang harus membuatkan proposal dan mengajukannya. Dengan kata lain tugas penyuluh menjadi pelayan semua kebutuhan petani.

5. Pembinaan Peningkatan Ekonomi Pertanian Pembinaan ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang ada dimasyarakat khususnya lingkup pertanian Kecamatan Bumiayu. Dalam hal ini penyuluh dengan petani selain adanya kelompok tani mereka juga menciptakan semacam kemitraan atau koperasi pertanian. Diharapkan dengan adanya program pemberdayaan ini petani mampu meningkatkan pertanian dalam kelembagaannya sendiri dan keluarganya, mampu menjadi mitra penyedia lembaga keuangannya dalam akses permodalan di desanya untuk dapat menjalankan kegiatan pertaniaannya.

Kendala yang dihadapi dalam program ini penyuluh dituntut lebih keras. Karena pada praktiknya dilapangan sasaran yang dihadapi bukan hanya petani, kelembagaan ini menjadi fasilitas bagi sumber daya manusia. Selain itu peran pemerintah desa masih kurang aktif yaitu masih kurang dalam ikut serta membantu menangani permasalahan pertanian yang ada di desanya, dan masyarakat sendiri masih terlalu

awam dengan adanya mitra tani jadi sering kali hal ini dilakukan sepenuhnya oleh penyuluh. 6. Pengenalan Adopsi Dan Inovasi Teknologi

Adopsi dan inovasi pertanian sangat diperlukan untuk mengikuti perkembangan zaman. Petani dituntut lebih berpikir maju dan melek teknologi supaya tidak tertinggal dengan daerah lain terutama negara lain. Adopsi teknologi yang dilakukan penyuluh pertanian Bumiayu yang dapat dilihat adalah seperti pembuatan Rubuha (rumah burung hantu).

Rubuha sendiri adalah salah satu cara

mengatasi permasalahan petani dengan hama tikus dan hewan pengerat lainnya.

Adopsi lain seperti pelatihan pembuatan pupuk organik, penerapan pola tanam padi

jajar legowo, dan cara penanganan hama

penyakit dengan membuat feromon. Pengendalian hama teknik feromon adalah teknik perangkap serangga dewasa dengan ekstrak tumbuhan aromatik. Pengendalian ini ampuh mengurangi penggunaan zat kimia untuk mengatasi hama.

Kendala pada adopsi dan inovasi teknologi adalah masih minimnya sumber informasi untuk pertanian. Selain itu petani yang masih ragu melakukan teknik-teknik yang di adopsi. Mereka berpikiran jika apa yang sudah mereka lakukan selama ini dalam kegiatan pertaniannya sudah maksimal tanpa harus repot-repot menggunakan cara yang belum mereka gunakan. Maka dari itu penyuluh diharuskan mempunyai bahan sebagai bukti keberhasilan untuk bisa di sampaikan kepada petani, karena petani cenderung mau mengikuti apa yang disarankan penyuluh jika sudah melihat hasil nyata dari apa yang dilakukan. Selanjutnya yaitu mahalnya biaya yang harus dikeluarkan menjadikan petani berpikir dua kali untuk mengerjakannya atau mengadopsi teknologi tersebut.

Respon Petani

Penyuluhan dilakukan agar membantu petani dalam bekerja serta mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dan kebutuhan akan informasi sangat diperlukan oleh petani lewat penyuluhan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Sehingga petani menjadi lebih produktif dan mandiri. Proses ini tidak dapat dicapai dengan cara instan, sebab petani cenderung akan menilai terlebih dahulu. Mereka

(10)

tidak akan memanfaatkan suatu inovasi yang sifatnya dirasa masih baru sebelum mereka melihat sendiri, berhasil dengan baik seperti yang dicontohkan penyuluh. Ada dua metode yaitu metode pendekatan kelompok dan metode pendekatan perorangan. Kedua metode ini sama baiknya jika digunakan pada keadaan yang tepat. Didukung dengan penjelasan dari Kartasapoetra (1994) yang menyatakan untuk memilih metode yang efektif kegiatan penyuluh pertanian dapat dilakukan metode pendekatan kelompok dan metode pendekatan perorangan.

1. Metode pendekatan kelompok

Metode ini digunakan penyuluh pertanian yang sasarannya adalah sebuah kelompok atau orang banyak. Metode pendekatan kelompok dilaksanakan melalui kursus pertanian atau sekolah lapang, pertemuan rutin kelompok, penyaluran bantuan, monitoring di lapangan. Respon petani dalam menyikapi penyuluhan yaitu menerima dengan baik penyuluhan hal ini dapat dilihat dari kemauan dan semangat yang ditunjukan petani pada setiap pertemuan kelompok dimana petani dapat belajar bersama-sama dengan petani lain dan penyuluh pertanian serta bertukar pikiran atau pendapat dalam suatu pertemuan sekolah lapang atau saat sedang melaksanakan Monitoring di lapangan dan penyaluran bantuan.

2. Metode pendekatan perorangan

Metode ini digunakan dalam penyuluhan pertanian yang sasarannya adalah petani tanpa melibatkan orang banyak. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menarik minat petani secara personal. Metode pendekatan perorangan memang cukup baik sebab petani mampu berkomunikasi secara langsung dengan penyuluh yang tidak bisa dilakukan pada saat kegiatan dengan kelompok. Permasalahannya adalah waktu yang dimiliki penyuluh terbatas menyebabkan penyuluh tidak dapat memberikan pendekatan perorangan kepada semua petani wilayah binaannya.

KESIMPULAN

1. Fungsi Penyuluh pertanian di Kecamatan Bumiayu yang tertinggi nilainya adalah fungsi motivator, dilanjutkan fungsi edukator, Monitoring, fasilitator, konsultan, komunikator, dan evaluator.

2. Kendala yang dihadapi penyuluh Kecamatan Bumiayu diantaranya Sumber Daya Manusia

yang ada di Bumiayu masih rendah, minimnya sumber informasi untuk pertanian, petani masih ragu melakukan teknik adopsi dan inovasi, kehadiran petani dalam kegiatan pertemuan dengan penyuluh. Kegiatan yang dilakukan penyuluh antara lain sekolah lapang, pembuatan demplot, spesifikasi lokasi, penyaluran bantuan, peningkatan ekonomi pertanian, pengenalan adopsi dan inovasi teknologi.

3. Petani merespon penyuluhan dengan baik, karena petani merasa terbantu dengan kehadiran penyuluh, seperti pengadaan bantuan benih, alat mesin pertanian dan berkaitan dengan surat menyurat kepada dinas pemerintahan.

DAFTAR PUSTAKA

Faisal, H.N. 2017. Respon Petani terhadap

Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Di

Kecamatan Ngunut Kabupaten

Tulunganggung. Universitas Pertanian Tulungagung. Tulungagung.

Firdaus, Fakhry. 2018. Aplikasi Metodologi

Penelitian. Deepublish.Yogyakarta.

Kartasapoetra. 1994. Teknologi Penyuluhan

Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Koampa, M.V., Benu, O.L.S., Sendow, M.M., Moniaga, V.R.B. 2015. Partisipasi kelompok tani dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Desa Kanonang Lima, Kecamatan Kawangkoan Barat. Jurnal

Ilmiah Agri-Sosioekonomi. 11 (3A) : 19 –

32.

Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan

Pertanian. Universitas Sebelas Maret.

Surakarta. 467 hlm.

Rejeki, S. 2015. Etnik Jawa (Studi Sejarah Sosial Di Kota Raya Kabupaten Parigi Moutong). Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo.

Revikasari. 2010. Peranan Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi.

Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 130 hlm.

Saputri, R.D., Sapja, A., Arip, W. 2016. Peran penyuluh pertanian lapangan dengan tingkat perkembangan kelompok tani di Kabupaten Sukoharjo. Agrista. 4 (3) : 341 – 352.

(11)

Soetomo, S. 2004. Pembangunan Perkotaan

Sebagai Pembangunan Daerah Di Pusat Jawa Tengah. Carp Congres. Semarang.

Sugiono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suhardiyono. 1992. Peran Penyuluh Pertanian

Indonesia. Bumi Aksara. Medan.

Sukino. 2013. Membangun Pertanian dengan Pemberdayaan Masyarakat Tani. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.

Sumardjo. 2010. Model Pemberdayaan Masayarakat Dan Pengelolaan Konflik Sosial Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Propinsi Riau. Riau. 283 hlm.

Gambar

Tabel 1. Nilai fungsi edukator
Tabel 3. Nilai peran konsultan
Tabel 4. Nilai Fungsi Motivator

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan penggunaan lahan kolaboratif melibatkan kerja sama dengan semua pemangku kepentingan – pemerintah, masyarakat lokal, sektor swasta dan individu lain yang relevan –

Hasil analisis kesesuaian wisata pantai untuk kategori rekreasi di wilayah pesisir Pantai Panjang Kota Bengkulu dengan mempertimbangkan semua parameter yang

Kenakalan anak setiap tahun meningkat, dapat dilihat pada data terhadap anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) dari Direktorat Putusan Pengadilan Negeri

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah logika fuzzy model Tahani dapat diterapkan untuk evalusi kinerja karyawan dengan menggunakan nilai kriteria

Pada pertambahan bobot badan sapi sebagai pemberian Lam Blok dan Sam blok, terlihat juga bahwa perlakuan yang diberikan pada sapi yakni rumput ad lib dan Lamb

Berdasarkan hasil pengujian parsial pengaruh perputaran modal kerja terhadap return on equity diperoleh nilai signifikan 0,000<0,05 maka H0 ditolak yang artinya

nyata, manfaat yang tidak nyata dan kepuasan pihak pengurusan dengan penggunaan teknologi maklumat dalam syarikatnya.. Hanya syarikat perkilangan

Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat adalah untuk memberikan percontohan dan pelatihan kepada masyarakat berupa pembuatan kerajinan yang memanfaatkan limbah pertanian