• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reaktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Reaktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Reaktualisasi Pancasila

Reaktualisasi Pancasila

D

Dal

alam K

am Kehi

ehidu

dupan B

pan Ber

erbang

bangs

sa dan

a dan B

Ber

erneg

neger

era

a

Yth. Presiden RI, Bapak Susilo

Yth. Presiden RI, Bapak Susilo Bambang YudhoyonBambang Yudhoyonoo Yth. Presiden RI ke-5,

Yth. Presiden RI ke-5, Ibu Megawati SoekarnoputriIbu Megawati Soekarnoputri Yth. Wakil Presiden dan Para Mantan Wakil Presiden Yth. Wakil Presiden dan Para Mantan Wakil Presiden Yth. Pimpinan MPR dan Lembaga

Yth. Pimpinan MPR dan Lembaga Tinggi Negara LainnyaTinggi Negara Lainnya Bapak-bapak dan ibu-ibu para Anggota MPR yang saya

Bapak-bapak dan ibu-ibu para Anggota MPR yang saya hormatihormati Serta seluruh rakyat Indonesia yang saya

Serta seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai,cintai,

Assalamu ‘alaikum wr wb, salam sejahtera untuk kita semua. Assalamu ‘alaikum wr wb, salam sejahtera untuk kita semua.

Hari ini tanggal 1 Juni 2011, enam puluh enam tahun lalu, tepatnya 1 Juni Hari ini tanggal 1 Juni 2011, enam puluh enam tahun lalu, tepatnya 1 Juni 1945, di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan 1945, di depan sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Bung Karno menyampaikan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Bung Karno menyampaikan pandangannya tentang fondasi dasar Indonesia Merdeka yang beliau pandangannya tentang fondasi dasar Indonesia Merdeka yang beliau sebut dengan istilah Pancasila sebagai philosofische grondslag (dasar sebut dengan istilah Pancasila sebagai philosofische grondslag (dasar filosofis) atau sebagai

filosofis) atau sebagai

weltanschauung 

weltanschauung 

(pandangan hidup) bagi Indonesia(pandangan hidup) bagi Indonesia Merdeka.

Merdeka.

Selama enam puluh enam tahun perjalanan bangsa, Pancasila telah Selama enam puluh enam tahun perjalanan bangsa, Pancasila telah mengalami berbagai batu ujian dan dinamika sejarah sistem politik, sejak mengalami berbagai batu ujian dan dinamika sejarah sistem politik, sejak  jaman demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, era Orde Baru hingga  jaman demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, era Orde Baru hingga

(3)

harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya harus melewati alur dialektika peradaban yang menguji ketangguhannya sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak sebagai dasar filosofis bangsa Indonesia yang terus berkembang dan tak pernah berhenti di satu titik terminal

pernah berhenti di satu titik terminal sejarah.sejarah.

Sejak 1998, kita memasuki era reformasi. Di satu sisi, kita menyambut Sejak 1998, kita memasuki era reformasi. Di satu sisi, kita menyambut gembira munculnya fajar reformasi yang diikuti gelombang demokratisasi gembira munculnya fajar reformasi yang diikuti gelombang demokratisasi di berbagai bidang. Namun bersamaan dengan kemajuan kehidupan di berbagai bidang. Namun bersamaan dengan kemajuan kehidupan demokrasi tersebut, ada sebuah pertanyaan mendasar yang perlu kita demokrasi tersebut, ada sebuah pertanyaan mendasar yang perlu kita renungkan bersama:

renungkan bersama:

Ø

Ø

Di i manakah P

D

manakah Panca

ancas

silila ki

a kini

ni berada?

berada?

Pertanyaan ini penting dikemukakan karena sejak reformasi 1998, Pertanyaan ini penting dikemukakan karena sejak reformasi 1998, Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tak Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah masa lalu yang tak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila seolah lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila seolah hilang dari memori kolektif bangsa. Pancasila semakin jarang diucapkan, hilang dari memori kolektif bangsa. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar di kebangsaan maupun kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia sebuah lorong sunyi justru di tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin

yang semakin hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik.hiruk-pikuk dengan demokrasi dan kebebasan berpolitik. Ø

Ø

M

Men

eng

ga

apa h

pa ha

al i

l ittu t

u te

erj

rjad

adi?

i?

Ø

(4)

Para hadirin yang

Para hadirin yang berbahagberbahagia,ia,

Ada sejumlah penjelasan, mengapa Pancasila seolah "lenyap" dari Ada sejumlah penjelasan, mengapa Pancasila seolah "lenyap" dari kehidupan kita. Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang kehidupan kita. Pertama, situasi dan lingkungan kehidupan bangsa yang telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global. Situasi telah berubah baik di tingkat domestik, regional maupun global. Situasi dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945 -- 66 tahun yang l

dan lingkungan kehidupan bangsa pada tahun 1945 -- 66 tahun yang lalu --alu --telah mengalami perubahan yang amat nyata pada saat ini,

telah mengalami perubahan yang amat nyata pada saat ini, dan akan terusdan akan terus berubah pada masa yang akan datang. Beberapa perubahan yang kita berubah pada masa yang akan datang. Beberapa perubahan yang kita alami antara lain:

alami antara lain:

(1) terjadinya proses globalisasi dalam

(1) terjadinya proses globalisasi dalam segala aspeknyasegala aspeknya;;

(2) perkembangan gagasan hak asasi manusia (HAM) yang tidak diimbagi (2) perkembangan gagasan hak asasi manusia (HAM) yang tidak diimbagi dengan kewajiban asasi manusia (KAM);

dengan kewajiban asasi manusia (KAM);

(3) lonjakan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat, di mana (3) lonjakan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat, di mana informasi menjadi kekuatan yang amat

informasi menjadi kekuatan yang amat berpengaruh dalam berbagai aspekberpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan, tapi juga yang rentan terhadap "manipulasi" informasi dengan kehidupan, tapi juga yang rentan terhadap "manipulasi" informasi dengan segala

segala dampakndampaknya.ya.

Ketiga perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai Ketiga perubahan tersebut telah mendorong terjadinya pergeseran nilai yang dialami bangsa Indonesia, sebagaimana terlihat dalam pola hidup yang dialami bangsa Indonesia, sebagaimana terlihat dalam pola hidup masyarakat pada umumnya, termasuk dalam corak perilaku kehidupan masyarakat pada umumnya, termasuk dalam corak perilaku kehidupan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini. Dengan terjadinya perubahan politik dan ekonomi yang terjadi saat ini. Dengan terjadinya perubahan tersebut diperlukan reaktualisasi nilai-nilai pancasila agar dapat dijadikan tersebut diperlukan reaktualisasi nilai-nilai pancasila agar dapat dijadikan acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar. Kebelum-berhasilan kita melakukan reaktualisasi dalam maupun dari luar. Kebelum-berhasilan kita melakukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila tersebut menyebabkan keterasingan Pancasila dari nilai-nilai Pancasila tersebut menyebabkan keterasingan Pancasila dari kehidupan nyata bangsa

(5)

Kedua

Kedua

, terjadinya euphoria reformasi sebagai akibat dari traumatisnya, terjadinya euphoria reformasi sebagai akibat dari traumatisnya masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang masyarakat terhadap penyalahgunaan kekuasaan di masa lalu yang mengatasnamakan Pancasila. Semangat generasi reformasi untuk mengatasnamakan Pancasila. Semangat generasi reformasi untuk menanggalkan segala hal yang dipahaminya sebagai bagian dari masa lalu menanggalkan segala hal yang dipahaminya sebagai bagian dari masa lalu dan menggantinya dengan sesuatu yang baru, berimplikasi pada dan menggantinya dengan sesuatu yang baru, berimplikasi pada munculnya ‘amnesia nasional' tentang pentingnya kehadiran Pancasila munculnya ‘amnesia nasional' tentang pentingnya kehadiran Pancasila sebagai grundnorm (norma dasar) yang mampu menjadi payung sebagai grundnorm (norma dasar) yang mampu menjadi payung kebangsaan yang menaungi seluruh warga yang beragam suku bangsa, kebangsaan yang menaungi seluruh warga yang beragam suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa, agama dan afiliasi politik. Memang, secara adat istiadat, budaya, bahasa, agama dan afiliasi politik. Memang, secara formal Pancasila diakui sebagai dasar negara, tetapi tidak dijadikan pilar formal Pancasila diakui sebagai dasar negara, tetapi tidak dijadikan pilar dalam membangun bangsa yang penuh problematika saat ini.

dalam membangun bangsa yang penuh problematika saat ini.

Sebagai ilustrasi misalnya, penolakan terhadap segala hal yang Sebagai ilustrasi misalnya, penolakan terhadap segala hal yang berhubungan dengan Orde Baru, menjadi penyebab mengapa Pancasila berhubungan dengan Orde Baru, menjadi penyebab mengapa Pancasila kini absen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Harus diakui, di kini absen dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Harus diakui, di masa lalu memang terjadi mistifikasi dan ideologisasi Pancasila secara masa lalu memang terjadi mistifikasi dan ideologisasi Pancasila secara sistematis, terstruktur dan massif yang tidak jarang kemudian menjadi sistematis, terstruktur dan massif yang tidak jarang kemudian menjadi senjata ideologis untuk mengelompokkan mereka yang tak sepaham senjata ideologis untuk mengelompokkan mereka yang tak sepaham dengan pemerintah sebagai "tidak Pancasilais" atau "anti Pancasila" dengan pemerintah sebagai "tidak Pancasilais" atau "anti Pancasila"11 .. Pancasila diposisikan sebagai alat penguasa melalui monopoli pemaknaan Pancasila diposisikan sebagai alat penguasa melalui monopoli pemaknaan dan penafsiran Pancasila yang digunakan untuk kepentingan dan penafsiran Pancasila yang digunakan untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan. Akibatnya, ketika terjadi pergantian rezim di melanggengkan kekuasaan. Akibatnya, ketika terjadi pergantian rezim di era reformasi, muncullah demistifikasi dan dekonstruksi Pancasila yang era reformasi, muncullah demistifikasi dan dekonstruksi Pancasila yang dianggapnya sebagai simbol, sebagai ikon dan instrumen politik rezim dianggapnya sebagai simbol, sebagai ikon dan instrumen politik rezim sebelumnya. Pancasila ikut dipersalahkan karena dianggap menjadi sebelumnya. Pancasila ikut dipersalahkan karena dianggap menjadi

1 1

Sebagaimana disinyalir oleh Gumilar R Somantri dalam

Sebagaimana disinyalir oleh Gumilar R Somantri dalam ““PPancancasasiilla dalam a dalam  P

Perubahan Serubahan Sososialial-P-Poliolittiik Indonesk Indonesiia Ma Modeoderrn”n”,, Simposium Peringatan Hari LahirSimposium Peringatan Hari Lahir Pancasila, Universitas Indonesia, Jakarta 31 Mei 2006

(6)

ornamen sistem politik yang represif dan bersifat monolitik sehingga ornamen sistem politik yang represif dan bersifat monolitik sehingga membekas sebagai trauma sejarah yang

membekas sebagai trauma sejarah yang harus dilupakharus dilupakan.an.

Pengaitan Pancasila dengan sebuah rezim pemerintahan tententu, Pengaitan Pancasila dengan sebuah rezim pemerintahan tententu, menurut saya, merupakan kesalahan mendasar. Pancasila bukan milik menurut saya, merupakan kesalahan mendasar. Pancasila bukan milik sebuah era atau ornamen kekuasaan pemerintahan pada masa tertentu. sebuah era atau ornamen kekuasaan pemerintahan pada masa tertentu. Pancasila juga bukan representasi sekelompok orang, golongan atau orde Pancasila juga bukan representasi sekelompok orang, golongan atau orde tertentu. Pancasila adalah dasar negara yang akan menjadi pilar tertentu. Pancasila adalah dasar negara yang akan menjadi pilar penyangga bangunan arsitektural yang bernama Indonesia. Sepanjang penyangga bangunan arsitektural yang bernama Indonesia. Sepanjang Indonesia masih ada, Pancasila akan menyertai perjalanannya. Rezim Indonesia masih ada, Pancasila akan menyertai perjalanannya. Rezim pemerintahan akan berganti setiap waktu dan akan pergi menjadi masa pemerintahan akan berganti setiap waktu dan akan pergi menjadi masa lalu, akan tetapi dasar negara akan tetap ada dan tak akan menyertai lalu, akan tetapi dasar negara akan tetap ada dan tak akan menyertai kepergian sebuah era

kepergian sebuah era pemerintahpemerintahan!an!

Para hadirin yang

Para hadirin yang berbahagberbahagia,ia,

Pada refleksi Pancasila 1 Juni 2011 saat ini, saya ingin menggarisbawahi Pada refleksi Pancasila 1 Juni 2011 saat ini, saya ingin menggarisbawahi apa yang sudah dikemukakan banyak kalangan yakni perlunya kita apa yang sudah dikemukakan banyak kalangan yakni perlunya kita melakukan reaktualisasi, restorasi atau revitalisasi nilai-nilai Pancasila melakukan reaktualisasi, restorasi atau revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam rangka menghadapi berbagai permasalahan bangsa masa kini dan masa datang. menghadapi berbagai permasalahan bangsa masa kini dan masa datang. Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks, baik dalam Problema kebangsaan yang kita hadapi semakin kompleks, baik dalam skala nasional, regional maupun global, memerlukan solusi yang tepat, skala nasional, regional maupun global, memerlukan solusi yang tepat, terencana dan terarah dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai terencana dan terarah dengan menjadikan nilai-nilai Pancasila sebagai pemandu arah menuju hari esok Indonesia yang

(7)

Oleh karena Pancasila tak terkait dengan sebuah era pemerintahan, Oleh karena Pancasila tak terkait dengan sebuah era pemerintahan, termasuk Orde Lama, Orde Baru dan orde manapun, maka Pancasila termasuk Orde Lama, Orde Baru dan orde manapun, maka Pancasila seharusnya terus menerus diaktualisasikan dan menjadi jati diri bangsa seharusnya terus menerus diaktualisasikan dan menjadi jati diri bangsa yang akan mengilhami setiap perilaku kebangsaan dan kenegaraan, dari yang akan mengilhami setiap perilaku kebangsaan dan kenegaraan, dari waktu ke waktu. Tanpa aktualisasi nilai-nilai dasar negara, kita akan waktu ke waktu. Tanpa aktualisasi nilai-nilai dasar negara, kita akan kehilangan arah perjalanan bangsa dalam memasuki era globalisasi di kehilangan arah perjalanan bangsa dalam memasuki era globalisasi di berbagai bidang yang kian kompleks dan rumit.

berbagai bidang yang kian kompleks dan rumit.

Reformasi dan demokratisasi di

Reformasi dan demokratisasi di segala bidang akan menemukan arah yangsegala bidang akan menemukan arah yang tepat manakala kita menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam tepat manakala kita menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam praksis kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh toleransi di praksis kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh toleransi di tengah keberagaman bangsa yang majemuk ini. Reaktualisasi Pancasila tengah keberagaman bangsa yang majemuk ini. Reaktualisasi Pancasila semakin menemukan relevansinya di tengah menguatnya paham semakin menemukan relevansinya di tengah menguatnya paham radikalisme, fanatisme kelompok dan kekerasan yang mengatasnamakan radikalisme, fanatisme kelompok dan kekerasan yang mengatasnamakan agama yang kembali

agama yang kembali marak beberapa waktu terakhir ini. Saat infrastrukturmarak beberapa waktu terakhir ini. Saat infrastruktur demokrasi terus dikonsolidasikan, sikap intoleransi dan kecenderungan demokrasi terus dikonsolidasikan, sikap intoleransi dan kecenderungan mempergunakan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan, apalagi mempergunakan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan, apalagi mengatasnamakan agama, menjadi kontraproduktif bagi perjalanan mengatasnamakan agama, menjadi kontraproduktif bagi perjalanan bangsa yang multikultural ini. Fenomena fanatisme kelompok, penolakan bangsa yang multikultural ini. Fenomena fanatisme kelompok, penolakan terhadap kemajemukan dan tindakan teror kekerasan tersebut terhadap kemajemukan dan tindakan teror kekerasan tersebut menunjukkan bahwa obsesi membangun budaya demokrasi yang beradab, menunjukkan bahwa obsesi membangun budaya demokrasi yang beradab, etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai etis dan eksotis serta menjunjung tinggi keberagaman dan menghargai perbedaan masih jauh dari kenyataan.

perbedaan masih jauh dari kenyataan.

Krisis ini

Krisis ini terjadi karena luruhnya kesadaran akan keragterjadi karena luruhnya kesadaran akan keragaman dan hilangnyaaman dan hilangnya ruang publik sebagai ajang negosiasi dan ruang pertukaran komunikasi ruang publik sebagai ajang negosiasi dan ruang pertukaran komunikasi bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasi kemudian hanya bersama atas dasar solidaritas warganegara. Demokrasi kemudian hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan

(8)

partisipasi politik atas nama pengedepanan politik komunal dan partisipasi politik atas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara serta

pengabaian terhadap hak-hak sipil warganegara serta pelecehan terhadappelecehan terhadap supremasi hukum.

supremasi hukum.

Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk Dalam perspektif itulah, reaktualisasi Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan kita yang majemuk dan memberikan memperkuat paham kebangsaan kita yang majemuk dan memberikan  jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradaban  jawaban atas sebuah pertanyaan akan dibawa ke mana biduk peradaban bangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan bangsa ini berlayar di tengah lautan zaman yang penuh tantangan dan ketidakpastian? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu menyegarkan ketidakpastian? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu menyegarkan kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktu yang kembali pemahaman kita terhadap Pancasila dan dalam waktu yang bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bersamaan, kita melepaskan Pancasila dari stigma lama yang penuh mistis bahwa Pancasila itu sakti, keramat dan sakral, yang justru membuatnya bahwa Pancasila itu sakti, keramat dan sakral, yang justru membuatnya teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsa dan bernegara. teraleinasi dari keseharian hidup warga dalam berbangsa dan bernegara. Sebagai sebuah tata nilai luhur

Sebagai sebuah tata nilai luhur

(noble values)

(noble values)

, Pancasila perlu, Pancasila perlu diaktualisasikan dalam tataran praksis yang lebih ‘membumi' sehingga diaktualisasikan dalam tataran praksis yang lebih ‘membumi' sehingga mudah diimplementasikan dalam

mudah diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan.berbagai bidang kehidupan.

Para hadirin yang

Para hadirin yang berbahagberbahagia,ia,

Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan Sebagai ilustrasi misalnya, kalau sila kelima Pancasila mengamanatkan terpenuhinya "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", bagaimana terpenuhinya "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", bagaimana implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah menggobal implementasinya pada kehidupan ekonomi yang sudah menggobal sekarang ini?

sekarang ini?

Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk, Kita tahu bahwa fenomena globalisasi mempunyai berbagai bentuk,

(9)

fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidang fenomena tersebut. Salah satu manifestasi globalisasi dalam bidang ekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan alam suatu Negara ke ekonomi, misalnya, adalah pengalihan kekayaan alam suatu Negara ke Negara lain, yang setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, Negara lain, yang setelah diolah dengan nilai tambah yang tinggi, kemudian menjual produk-produk ke Negara asal, sedemikian rupa kemudian menjual produk-produk ke Negara asal, sedemikian rupa sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah sehingga rakyat harus "membeli jam kerja" bangsa lain. Ini adalah penjajahan dalam bentuk baru,

penjajahan dalam bentuk baru,

neo-colonialism 

neo-colonialism 

, atau dalam pengertian, atau dalam pengertian sejarah kita, suatu "VOC (

sejarah kita, suatu "VOC (

Verenigte Oostindische Companie 

Verenigte Oostindische Companie 

) dengan baju) dengan baju baru".

baru".

Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna Implementasi sila ke-5 untuk menghadapi globalisasi dalam makna neo-colnialism atau "VOC-baju baru" itu adalah bagaimana kita colnialism atau "VOC-baju baru" itu adalah bagaimana kita memperhatikan dan memperjuangkan "jam kerja" bagi rakyat Indonesia memperhatikan dan memperjuangkan "jam kerja" bagi rakyat Indonesia sendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai sendiri, dengan cara meningkatkan kesempatan kerja melalui berbagai kebijakan dan strategi yang berorientasi pada kepentingan dan kebijakan dan strategi yang berorientasi pada kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan "Neraca Jam kesejahteraan rakyat. Sejalan dengan usaha meningkatkan "Neraca Jam Kerja" tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan "nilai tambah" Kerja" tersebut, kita juga harus mampu meningkatkan "nilai tambah" berbagai produk kita agar menjadi lebih tinggi dari "biaya tambah"; berbagai produk kita agar menjadi lebih tinggi dari "biaya tambah"; dengan ungkapan lain, "

dengan ungkapan lain, "

value added 

value added 

" harus lebih besar dari "" harus lebih besar dari "

added cost 

added cost 

".". Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas dan kualitas Hal itu dapat dicapai dengan peningkatan produktivitas dan kualitas sumberdaya manusia dengan mengembangkan, menerapan ilmu sumberdaya manusia dengan mengembangkan, menerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

pengetahuan dan teknologi.

Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan Dalam forum yang terhormat ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya para tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus masyarakat, khususnya para tokoh dan cendekiawan di kampus-kampus serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskan serta di lembaga-lembaga kajian lain untuk secara serius merumuskan implementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya implementasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima silanya dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan dalam berbagai aspek kehidupan bangsa dalam konteks masa kini dan masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran para masa depan. Yang juga tidak kalah penting adalah peran para

(10)

penyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan penyelenggara Negara dan pemerintahan untuk secara cerdas dan konsekuen serta konsisten menjabarkan implementasi nilai-nilai Pancasila konsekuen serta konsisten menjabarkan implementasi nilai-nilai Pancasila tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yang tersebut dalam berbagai kebijakan yang dirumuskan dan program yang dilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dilaksanakan. Hanya dengan cara demikian sajalah, Pancasila sebagai dasar Negara dan sebagai pandangan hidup akan dapat ‘diaktualisasikan' dasar Negara dan sebagai pandangan hidup akan dapat ‘diaktualisasikan' lagi dalam kehidupan kita.

lagi dalam kehidupan kita.

Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari Memang, reaktualisasi Pancasila juga mencakup upaya yang serius dari seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Pancasila sebagai

seluruh komponen bangsa untuk menjadikan Pancasila sebagai sebuah visisebuah visi yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehingga memposisikan yang menuntun perjalanan bangsa di masa datang sehingga memposisikan Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui Pancasila menjadi solusi atas berbagai macam persoalan bangsa. Melalui reaktualisasi Pancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam reaktualisasi Pancasila, dasar negara itu akan ditempatkan dalam kesadaran baru, semangat baru dan paradigma baru dalam dinamika kesadaran baru, semangat baru dan paradigma baru dalam dinamika perubahan sosial politik

perubahan sosial politik masyarakat Indonesiamasyarakat Indonesia..

Para hadirin yang saya hormati, Para hadirin yang saya hormati,

Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Oleh karena itu saya menyambut gembira upaya Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhir ini gencar Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akhir-akhir ini gencar menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: menyosialisasikan kembali empat pilar kebangsaan yang fundamental: Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Keempat pilar itu sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumi pertiwi oleh para sebenarnya telah lama dipancangkan ke dalam bumi pertiwi oleh para founding fathers kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus founding fathers kita di masa lalu. Akan tetapi, karena jaman terus berubah yang kadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori berubah yang kadang berdampak pada terjadinya diskotinuitas memori sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilar tersebut, sangat relevan sejarah, maka menyegarkan kembali empat pilar tersebut, sangat relevan dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya dengan problematika bangsa saat ini. Sejalan dengan itu, upaya

(11)

mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam keempat mengaktualisasikan kembali nilai-nilai yang terkandung dalam keempat pilar

pilar kebangsaan tersebutkebangsaan tersebut..

Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar Marilah kita jadikan momentum untuk memperkuat empat pilar kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai kebangsaan itu melalui aktualisasi nilai-nilai Pancasila sebagai weltanschauung, yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung weltanschauung, yang dapat menjadi fondasi, perekat sekaligus payung kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan membumikan nilai-nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilai ketuhanan, nilai Pancasila dalam keseharian kita, seperti nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, kemanusiaan, nilai persatuan, nilai permusyawaratan dan keadilan sosial, saya yakin bangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. saya yakin bangsa ini akan dapat meraih kejayaan di masa depan. Nilai-nilai i

nilai itu harus diinternalisasikan dalam sanubari bangsa sehingga Pancasilatu harus diinternalisasikan dalam sanubari bangsa sehingga Pancasila hidup dan berkembang di

hidup dan berkembang di seluruh pelosok nusantara.seluruh pelosok nusantara.

Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang Aktualisasi nilai-nilai Pancasila harus menjadi gerakan nasional yang terencana dengan baik sehingga tidak menjadi slogan politik yang tidak terencana dengan baik sehingga tidak menjadi slogan politik yang tidak ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama, ada implementasinya. Saya yakin, meskipun kita berbeda suku, agama, adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan adat istiadat dan afiliasi politik, kalau kita mau bekerja keras kita akan menjadi bangsa besar yang kuat dan maju di masa yang akan datang.

menjadi bangsa besar yang kuat dan maju di masa yang akan datang.

Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja

Melalui gerakan nasional reaktualisasi nilai-nilai Pancasila, bukan saja akanakan menghidupkan kembali memori publik tentang dasar negaranya tetapi menghidupkan kembali memori publik tentang dasar negaranya tetapi   juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negara di tingkat   juga akan menjadi inspirasi bagi para penyelenggara negara di tingkat pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah pusat sampai di daerah dalam menjalankan roda pemerintahan yang telah diamanahkan rakyat melalui proses pemilihan langsung yang demokratis. diamanahkan rakyat melalui proses pemilihan langsung yang demokratis. Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedang bergulir dan proses Saya percaya, demokratisasi yang saat ini sedang bergulir dan proses reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah reformasi di berbagai bidang yang sedang berlangsung akan lebih terarah

(12)

manakala nilai-nilai Pancasila

manakala nilai-nilai Pancasila diaktualisadiaktualisasikan dalam sikan dalam kehidupan berbangskehidupan berbangsaa dan bernegara.

dan bernegara.

Demikian yang

Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.bisa saya sampaikan. Terimakasih atas perhatiannya.

Was

Wass

salamu ‘

alamu ‘alaikum w

alaikum wr w

r wb.

b.

Jakarta 1 Juni 2011 Jakarta 1 Juni 2011

B

Referensi

Dokumen terkait

Pengalaman budidaya lidah buaya di kawasan gambut di Kalimantan Barat memberikan hasil yang baik, sehingga program Kajian Ekowisata terintegrasi menyediakan 200 bibit

bahwa untuk mewujudkan perizinan senjata api standar militer dan amunisinya sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 07 Tahun 2010 tentang

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat disimpulkan hubungan gambaran sosial masyarakat yang terdapat dalam novel Rindu karya Tere Liye yang mengusung latar

Dyah Ngesti Utami mahasiswi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, 2003. Penelitian ini mencoba memberikan gambaran tentang wacana pers yang dispesifikan pada

1/39-MM tentang Safeguarding The Rights of Muslim Communities and Minorities in Non OIC Member State sebagai berikut menyerukan kepada negara-negara anggota untuk

Pada karya ini masih dengan modul repetitif dan penggunaan pola spiral terdiri dari tiga bagian yaitu base berbentuk lingkaran dengan diameter 2,4 meter berwarna putih doff,

Dampak positif media Kartu gambar angka terhadap peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan, karena media kartu ini dapat merangsang anak lebih cepat mengenal

Dari data yang dihasilkan dalam penelitian ini, Self regulated learning siswa pada awalnya rerata antara kelas eksperimen dan kontrol terdapat perbedaan. Kondisi ini