Yasnanto, S.I.P., M. Pd
Disusun oleh :
Cello Gemilang Solechan (2140301160)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Tidar Magelang 14 September 2021
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Berbangsa dan Bernegara” dengan baik. Makalah ini saya susun guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila. Selain itu makalah ini tidak hanya sekedar wacana, namun dapat menjadi wahana dalam melestarikan nilai- nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit kesulitan yang saya temui. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Yasnanto, S.I.P., M.Pd. selaku dosen pembina mata kuliah ini.
Magelang, 14 September 2021
Cello Gemilang Solechan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...1
C. Tujuan Makalah...2
BAB II...3
PEMBAHASAN...3
A. Tokoh Sebelum Kemerdekaan Indonesia yang Mengusulkan Dasar Negara Indonesia Selain Pancasila...3
B. Kelompok-Kelompok yang Ingin Mengganti Dasar Negara Pancasila...6
C. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia...7
BAB III...9
PENUTUP...9
A. Kesimpulan...9
B. Saran...10
DAFTAR PUSTAKA...11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar negara disertai sanksi-sanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita yang terkandung di dalamnya untuk diwujudkan dalam hidup dan kehidupanya, sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa.
Sedangkan pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Pancasila sebagai dasar negara menjadi perjanjian luhur bangsa yang perlu dijunjung tinggi. Bangsa Indonesia bertekad untuk menjalankan dan mengatur negara berdasarkan Pancasila. Sebagai dasar negara maka Pancasila sekaligus sebagai sumber hukum, dalam arti semua hukum yang disusun harus berdasarkan Pancasila, termasuk aturan hukum penyelenggaraan negara.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ditunjukan untuk merumuskan permasalahan yang akan dibahas pada pembahasan dalam makalah. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah , sebagai berikut :
1. Tokoh sebelum Kemerdekaan Indonesia yang mengusulkan Dasar Negara Indonesia selain Pancasila
2. Kelompok-kelompok yang ingin mengganti Dasar Negara Pancasila 3. Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
C. Tujuan Makalah
Tujuan penulisan dalam makalah ditunjukan untuk mencari tujuan dari dibahasnya pembahasan atas rumusan masalah dalam makalah. Adapun tujuan penulisan makalah, sebagai berikut:
1. Menguraikan dan menelaskan tokoh sebelum Kemerdekaan Indonesia yang mengusulkan Dasar Negara Indonesia selain Pancasila
2. Menguraikan dan menjelaskan kelompok-kelompok yang ingin mengganti Dasar Negara Pancasila
3. Menguraikan dan menjelaskan kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
A. Tokoh Sebelum Kemerdekaan Indonesia yang Mengusulkan Dasar Negara Indonesia Selain Pancasila
Pada 1 Maret 1945, Pemerintah Jepang secara resmi membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI memiliki tugas untuk mempelajari dan memeriksa hal-hal penting dalam pembentukan negara Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat dan beranggotakan 67 orang, terdiri dari 60 orang yang dianggap tokoh dari Indonesia dan 7 orang anggota Jepang.
Pada tanggal 29 Mei 1945, Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chosakai, mengadakan sidang untuk pertama kalinya yang membahas tentang pengemukaan dasar negara Indonesia merdeka.
Pada tanggal 29 mei – 1 juni 1945 diadakan siding pertama BPUPKI. Dalam siding tersebut Mr. Muhamad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno secara bururutan menyampaikan gagasanya tentang dasar negara. Beikut isi dari gagasan tersebut :
1. Mr. Muhamad Yamin (29 Mei 1945) a) Peri Kebangsaan
b) Peri Kemanusiaan c) Peri Ketuhanan d) Peri Kerakyatan, dan e) Peri Kesejahteraan Rakyat 2. Prof. Dr. Soepomo (31 Mei 1945)
a) Persatuan b) Kekeluargaan
c) Keseimbangan lahir dan batin d) Musyawarah
a) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia) b) Internasionalisme (Peri Kemanusiaan) c) Mufakat (Demokrasi)
d) Kesejahteraan Sosial, dan
e) Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)
Kemudian Ir. Soekarno menyampaikan nama dasar negara tersebut adalah Pancasila (saran Mr.M. Yamin). Tidak hanya itu Soekarno juga menyampaikan bahwa poin-poin tersebut dapat diperas lagi menjadi tiga yaitu, Sosio- Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, Ketuhanan. Ketiga poin itu diberi nama Trisila.
Dan dapat diperas lagi menjadi hanya satu poin saja yaitu Gotong-royong, atau disebut Ekasila.
Kemudian BPUPKI membentuk panitia kecil untuk merumuskan dan menyusun UUD dengan berpedoman pada pidato Bung Karno. Panitia ini beranggotakan 9 orang, yaitu :
1) Ir. Soekarno (ketua)
2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) 3) Mr. Alexander Andries Maramis (anggota) 4) Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota) 5) Abdoel Kahar Moezakir (anggota) 6) H. Agus Salim (anggota)
7) Mr. Achmad Soebardjo (anggota)
8) Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota) 9) Mr. Mohammad Yamin (anggota)
Panitia kecil berugas menampung saran ,usul, dan konsepsi dari para anggotanya mengenai UUD.
Pada sidang kedua BPUPKI tanggal 10 Juli - 17 Juli 1945 merupakan sidang penentuan dasar negara sebagai hasil kesepakatan bersama. Anggota BPUPKI pada sidang kedua ini ditambah enam orang baru. Pada sidang kali ini BPUPKI menerima hasil dari panitia kecil atau panitia sembilan yang disebut dengan
“Piagam Jakarta”. Hasil dari Piagam Jakarta adalah rumusan dasar negara yang terdiri dari 5 isi, yaitu :
1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari’at Islam bagi pemeloek2-nja
2. Kemanoesiaan jang adil dan beradab 3. Persatoean Indonesia
4. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan dalam permoesjarawartan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.
Setelah Piagam Jakarta yang disahkan pada 22 Juni 1945, Mohammad Hatta mengungkapkan bahwa pada 17 Agustus 1945 sore hari, ia menerima kedatangan seorang opsir Angkatan Laut Jepang (Kaigun). Opsir itu, datang sebagai utusan Kaigun untuk memberitahukan sungguh, bahwa wakil-wakil Protestan dan Katolik, yang (tinggal di wilayah yang) dikuasai Kaigun, berkeberatan sangat terhadap bagian kalimat dalam pembukaan Undang-undang dasar, yang berbunyi
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya”.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” yang menjadi salah satu isi Piagam Jakarta menimbulkan perdebatan. Menurut Hatta, Indonesia sebagai negara kesatuan memiliki keragaman budaya dan agama beserta para pemeluknya. Maka itu, seluruh umat beragama di Indonesia sebaiknya merasa terwakili dalam rumusan dasar negara. Sukarno dan Hatta kemudian mengundang Kasman Singodimedjo untuk menghadiri sidang PPKI. Kasman Singodimedjo adalah tokoh Islam dari Muhammadiyah. Beliau diundang untuk membicarakan isi Piagam Jakarta bersama beberapa tokoh lain pada 18 Agustus 1945.
Perundingan pun dilakukan meskipun berlangsung agak alot. Pada akhirnya, disepakati bahwa salah satu isi Piagam Jakarta yang berbunyi "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya" diganti. Sebagai gantinya adalah "Ketuhanan yang Maha Esa" yang kemudian ditetapkan sebagai sila pertama Pancasila yang menjadi dasar negara sekaligus falsafah hidup bangsa Indonesia. Berikut isi dari Pancasila setelah adanya perubahan :
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
B. Kelompok-Kelompok yang Ingin Mengganti Dasar Negara Pancasila
Upaya penggantian ideologi Pancasila yang marak saat ini adalah tentang perubahan negara Indonesia menjadi negara khilafah dengan tujuan menerapkan pemerintahan umum bagi umat islam didunia dengan hukum-hukum islam masa kini.kini di Indonesia. Sistem ini diperdebatkan karena menentang demokrasi dan nasionalisme, mengingat Indonesia merupakan negara yang berideologi Pancasila,jelas ini menjadi keresahan baru yang timbul.
Upaya penggantian ideologi ini bertentangan dengan tujuan negara ''the good life" dari aristoteles. Apakah “the good life” dimaksudkan happiness. Elemen happiness, pertama adalah self-sufficient; kebutuhan tercukupi. Dalam arti bukanhanya kebutuhan fisik ataupun kebutuhan ekononomi yang dapat dilihat kasat mata, melainkan keamanan juga. Apakah bila Indonesia berubah menjadi negara khilfah, saudara kita yang bukan beragama islam akan mendapat keamanan?
Apakah mereka dapat memenuhi self-sufficient? Jawabannya tidak, mengingat bagaimana peristiwa terorisme yang mengatasnamakan islam, mengatasnamakan jihad. Tentu saja hal itu tidak membuat nyaman warga Indonesia yang merupakan negara yang terdiri dari beberapa agama. Kedua, keadilan.Adil disini dimaksudkan sesuai porsi nya masing masing.
Dalam bernegara, setiap warga negara berhak mendapatkan keadilan. Apabila Indonesia menjadi negara khilafah apakah warganya yang nonmuslim bisa mendapatkan keadilan yang sesuai porsinya? jangankan warga nonmuslim, warga yang muslim saja di masa sekarang ini bisa saja tidak mendapatkan keadilan.
Mengapa demikian? Karena banyak oknum oknum yang tidak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan Islam didalam perjuangannya. Seperti kasus dalam pilpres tahun 2019, setelah Presiden Jokowi dinyatakan kembali menang dalam
pilpres 2019, ada saja oknum yang mengatasnamakan umat muslim dalam perbuatannya. Mereka mengatakan
bahwa mereka mewakili umat Islam dalam gerakan demonstrasinya yang anarkis berikut adalah kelompok-kelompok yang memiliki aliran radikalisme,antara lain:
Kelompok pertama, yakni kelompok yang ingin mengganti Indonesia atau negara Pancasila menjadi negara yang bukan Pancasila. Kelompok ini adalah Hizbut Tahrir Indonesia yang dibubarkan pemerintah pada 19 Juli 2017. Kedua adalah Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Kelompok ini disebut tidak ingin mengganti negara Pancasila. Akan tetapi, mereka menghendaki semua hukum yang berlaku harus hukum Islam. Pada 2017, Pemerintah AS menyatakan kelompok bentukan Abu Bakar Ba`asyir ini dimasukan ke dalam daftar kelompok teroris global. Namun sejumlah kalangan mempertanyakan kriteria yang digunakan AS pada penetapan tersebut
ketiga adalah Komite Persiapan Penegakan Syariat Islam (KPPSI) di Sulawesi Selatan. Kelompok ini dinyalir ingin menegakkan syariat Islam di berbagai daerah.
Apakah dengan tindakan seperti itu bisa dikatakan warga Indonesia dapat memperoleh keadilan dengan porsi yang sesuai? tentu saja tidak. Ketiga, kebahagiaan juga menunjuk pada aktivitas yang menghasilkan apa-apa yang mengatasi sekadar pemenuhan kebutuhan material. Bisa disebut leisure time (waktu luang). Apabila ideologi pancasila ini diganti dengan negara khilafah,apakah masyarakat Indonesia ini akan mendapatkan waktu luang untuk sekadar memenuhi kebutuhannya. Apabila negara ini menjadi negara khilafah, para warga Indonesia akan sibuk dengan bagaimana cara mereka mendapat keadilan. Tentu saja waktu mereka akan habis untuk hal itu, padahal keadilan merupakan hak asasi setiap manusia
C. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara Indonesia
Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan pedoman bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung tinggi oleh setiap warga negara Indonesia. Nama Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang berarti prinsip
Dalam Pancasila, ada lima sila atau pedoman yang perlu diketahui. Kelima prinsip yang ada dalam Pancasila tersebut pertama kali dicetuskan oleh Presiden pertama RI, Soekarno, pada 1 Juni 1945. Nilai-nilai di dalam Pancasila merupakan pedoman normatif yang digunakan pada setiap kegiatan penyelenggaraan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mempunyai arti bahwa segala peraturan negara harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
Pancasila dijadikan sebagai norma dasar negara yang fundamental. Hal tersebut tercantum dalam alinea keempat UUD RI tahun 1945. Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa Pancasila menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala norma-norma hukum dan negara.
Dasar Negara merupakan alas atau fundamental yang menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara Indonesia di bangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu Pancasila.
Pancasila dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur- unsur yakni pemerintah, wilayah dan rakyat Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan penyelenggaraan Negara dan seluruh Kehidupan Negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti menjadikan pancasila sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan pemerintahan.Konsekuensinya adalah pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum.Hal ini menempatkan pancasila sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai pancasila dalam semua peraturan-peraturan yang berlaku.Oleh karena itu sudah seharusnya semua peraturan perundang undangan di Negara Republik Indonesia bersumber pada Pancasila.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan lima nilai dasar negara yang disusun oleh para pendiri bangsa Indonesia melalui perjuangan yang cukup panjang. Peristiwa-peristiwa di masa lalu yang berhubungan dengan Pancasila membuat kita sadar betapa sulitnya perjuangan untuk merumuskan Pancasila. Sejarah bangsa Indonesia berlalu dengan melewati proses yang sangat panjang. Dalam proses yang panjang tersebut dapat dicatat kejadian-kejadian penting yang merupakan tonggak sejarah perjuangan.
Pancasila adalah dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Muhamad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Dasar negara juga tertuang dalam Piagam Jakarta hasil dari rumusan panitia Sembilan yang diketuai oleh Ir. Soekarno.
Namun dasar negara yang terdapat di dalam Piagam Jakarta itu mendapat tentangan dari beberapa pihak sehingga perlu diadakan revisi yang pada akhirnya sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha Esa”.
Melihat banyaknya pihak-pihak yang ingin mengubah bentuk negara Indonesia menjadi khilafah dengan tujuan menerapkan pemerintahan umum bagi umat islam didunia dengan hukum-hukum islam masa kini di Indonesia. Tentu hal tersebut bertentangan dengan sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sila pertama itu berarti bahwa warga negara Indonesia harus berketuhanan yang maha esa, tak masalah apakah itu Hindu, Budha, Islam, Kristen, Katolik, Konghucu ataupun agama lain. Kita masih ingat bahwa sila pertama yang ada pada pembukaan UUD 1945 saat ini merupakan hasil kesepakatan dari seluruh rakyat Indonesia di masa lalu. Jika bentuk negara Indonesia diubah menjadi khilafah maka ini akan berdampak pada terpecah belahnya bangsa Indonesia yang majemuk ini.
Pancasila yang merupakan dasar negara seharusnya dijadikan sebagai pandangan hidup bagi seluruh rakyat Indonesia. Kita harus menerima kemajemukan yang ada di negara Indonesia ini. Didalam sila-sila yang ada pada Pancasila
tersebut karena didalam Pancasila tersebut tertuang cita-cita bangsa dan negara Indonesia.
B. Saran
Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita menjaga dan mengamalkan sila-sila dalam Pancasila. Kita harus menerima kemajemukan yang ada, karena kemajemukan itulah yang membuat bangsa Indonesia menjadi kuat. Pancasila hendaknya kita jadikan alat untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia, bukan malah dijadikan alat untuk mewujudkan cita-cita kelompok atau perorangan saja.
Indonesia ini milik seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya kaum mayoritas saja.
Jadi marilah kita merangkul kaum minoritas, jadikan Indonesia ini tempat yang nyaman bagi seluruh rakyat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Devanka Verella. 2021. Tokoh Yang Mengusulkan Dasar Negara: Moh Yamin,
Soepomo, Soekarno
https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/14/113331679/tokoh-yang-
mengusulkan-dasar-negara-moh-yamin-soepomo-soekarno?page=all diakses tanggal 14 September 2021
Aditya Rifan. 2020. Sejarah Pembentukan BPUPKI.
https://www.suara.com/news/2020/12/09/130226/sejarah-pembentukan-bpupki?
page=all diakses tanggal 15 September 2021
Mudassie Rayful. 2020. Mahfud MD: Ada 3 Kelompok Radikal Coba Ganti
Ideologi Negara.
https://kabar24.bisnis.com/read/20201004/15/1300356/mahfud-md-ada-3- kelompok-radikal-coba-ganti-ideologi-negara diakses tanggal 15 September 2021
Khadafi Ahmad. 2017. Sejarah Kemunculan HTI Hingga Akhirnya Dibubarkan.
https://tirto.id/sejarah-kemunculan-hti-hingga-akhirnya-dibubarkan-coiC diakses tanggal 15 September 2021
Rusian Heri. 2013. Organisasinya Dituduh Teroris, Aziz: Jangan Fitnah KPPSI https://www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/13/02/10/mi058e-
organisasinya-dituduh-teroris-aziz-jangan-fitnah-kppsi diakses tanggal 13 September 2021
Sadewo Joko. 2014. Majelis Mujahidin Tegaskan ISIS Sesat dan Menyesatkan https://www.republika.co.id/berita/naa9gv/majelis-mujahidin-tegaskan-isis- sesat-dan-menyesatkan Diakses tanggal 15 September 2021
Yasmin Puti. 2020. Pancasila Sebagai Dasar Negara, Ketahui Kedudukan, Makna, dan Fungsinya. https://news.detik.com/berita/d-5304134/pancasila- sebagai-dasar-negara-ketahui-kedudukan-makna-dan-fungsinya diakses tanggal 15 September 2021